Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA ( BINEKA

TUNGGAL IKA) PADA MATERI FARDHU KIFAYAH


PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 KARANG BARU

A. SITUASI

Kurikulum merdeka merupakan program pendidikan yang didasarkan pada


pengembangan profil peserta didik agar memiliki jiwa dan nilai-nilai yang terkandung dalam sila
pancasila pada kehidupannya (Safitri dkk., 2022). Kurikulum Merdeka dalam karateristiknya
memberikan harapan terhadap pemulihan pembelajaran siswa dengan mempertimbangkan
kebermaknaan dalam pembelajaran dan keunikan setiap siswa. Kurikulum merdeka lebih
mengedepankan proses pembelajaran dengan basis projek yang mendorong siswa untuk dapat
berkolaborasi bersama dengan teman sejawat sehingga mendorong tingkat berpikir kritis (Jojor
& Sihotang, 2022). Selain itu, pada kurikulum ini juga menekankan pengembangan profil pelajar
pancasila.
Profil pelajar pancasila pada kurikulum merdeka diimplementasikan melalui projek
penguatan profil pelajar pancasila. Projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) dapat
ditetapkan di seluruh muatan pelajaran untuk mengobservasi dan mengatasi isu di lingkungan
sekitar peserta didik. Projek penguatan profil pelajar pancasila dilaksanakan dengan pendekatan
pembelajaran berbasis projek, sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk lebih aktif,
interaktif, kontekstual dan memiliki pengalaman lingkungan langsung yang dapat memperkuat
nilai-nilai karakter profil pelajar pancasla. Melalui penerapan projek penguatan profil pelajar
pancasila diharapkan mampu menciptakan siswa yang aktif, interaktif, kontekstual, dan mampu
memecahkan masalah dengan mengedepankan 6 kompetensi yang dimiliki profil pelajar
pancasila.
Projek penguatan profil pelajar pancasila hadir memberikan kesempatan peserta didik
untuk belajar dalam situasi yang menyenangkan, interaktif dan terlibat langsung dengan
lingkungan sekitar sehingga relevan dengan kehidupan peserta didik (Mery et al., 2022). Sejalan
dengan (Kemendikbudristek, 2022) projek penguatan profil pelajar pancasila, sebagai salah satu
sarana pencapaian profil pelajar pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
“mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk
belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan projek profil ini, peserta didik akan memiliki
kesempatan untuk mempelajari berbagai tema-tema atau isu penting seperti bhineka tunggal ika,
budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik dapat
melakukan kegiatan aksi nyata dan menerapkannya dalam kehidupan sosial atau dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan sosialnya.
Salah satu kegiatan projek di SMP Negeri 1 Karang Baru yang merupakan sekolah
unggulan PAI adalah melaksanakan fardhu kifayah. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan
selama ini bahwa siswa hanya dapat mengetahui bagaimana cara mengurusi mayat berdasarkan
teori, hal ini disebabkan karena memang dalam materi tersebut dibutuhkan praktik secara khusus,
sehingga dapat menyentuh langsung kepada pemahaman dan pelaksanaan materinya. Metode
yang selama ini digunakan dalam proses pembelajaran untuk materi ini hanya dalam bentuk
pemberian teori, hal ini disebabkan karena belum sepenuhnya sarana atau media yang dapat
mendukung untuk melakukan praktik secara langsung.
Kegiatan projek penguatan profil pelajar pancasila ( Bineka Tunggal Ika) memberikan
kebebasan kepada seorang pendidik untuk melakukan hal yang memang dianggap penting
dengan situasi yang ada pada peserta didik. Dari hal tersebut saya tertarik untuk menerapkan P5
dengan materi fardhu kifayah, karena saat sekarang ini kegiatan fardhu kifayah hanya dilakukan
di masyarakat umum dan pada orang dewasa saja. Oleh sebab itu saya ingin mengajarkan kepada
peserta didik SMP Negeri 1 Karang Baru yang mereka masih remaja dan mereka akan menjadi
orang dewasa untuk masa yang akan datang.

B. TANTANGAN
Fardhu kifayah merupakan suatu kewajiban yang harus ditunaikan oleh seorang muslim
dalam kehidupan bermasyarakat (Rizal, 2017). Dengan dilaksanakannya Fardhu kifayah maka
gugurlah kewajiban masyarakat yang lainnya. Begitu pentingnya fardhu kifayah kaitannya
dengan merawat jenazah, maka perlu ditanamkan ilmu terkait perawatan sejak usia anak-anak,
karena pada dasarnya anak-anak adalah generasi pelanjut dalam kehidupan dunia (Luthfiyyah,
Noor, & Kosim, 2022). ketidaksesuaian antara metode dengan materi yang akan diajarkan (Haq,
2022). Karena itulah penting bagi seorang guru untuk memilih metode yang tepat untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik.
Dengan adanya kegiatan melalui P5 ini, guru diharapkan dapat mengatasi segala
permasalahan tentang pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan
fardhu kifayah dalam kehidupan sehari-hari. Namun tantangan terbesar seorang guru dalam
mengajarkan fardhu kifayah adalah pemahaman peserta didik terhadap materi fardhu kifayah
seperti memandikan, menkafankan, dan mensholatkan jenazah. Hal ini dapat tercermin dari nilai
yang diperoleh peserta didik dalam ujian atau evaluasi yang menunjukkan tingkat pemahaman
yang rendah. Beberapa peserta didik menghadapi tantangan praktis dalam melaksanakan
kewajiban-kewajiban fardhu kifayah, seperti keterbatasan waktu atau kesempatan untuk terlibat
dalam aktivitas-aktivitas tersebut di luar lingkungan sekolah. Tantangan lainnya yang dihadapi
peserta didik adalah kurangnya kepercayaan masyarakat untuk melibatkan anak-anak tingkat
SMP untuk ikut dalam pelaksanaan fardhu kifayah khususnya dalam pengurusan jenazah.
Sehingga membuat minat peserta didik semakin berkurang bahkan kehilangan minat. Padahal
jika peserta didik tersebut sering dilibatkan masyarakat, pasti mereka akan semakin memiliki
minat atau ketertarikan untuk belajar terkait materi fardhu kifayah dalam pengurusan jenazah.

C. AKSI

Peran seorang guru agama sangat penting dalam melaksankan kegiatan belajar tentang
fardhu kifayah, karena untuk memahami bidang tersebut bukan tidak menutup kemungkinan
bagi guru mapel lainnya untuk membimbing dan mengarahkan, meskipun guru agama yang
lebih menguasainya. Selain itu harus ada dukungan dari para wali murid untuk dapat
terlaksananya kegiatan fardu kifayah ini.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka saya akan melaksanakan hal-hal tersebut melalui
kurikulum merdeka dengan program p5 yang membuat saya termotivasi untuk melaksanakan
farhu kifayah kepada siswa-siswi di sekolah. Melaksanakan pembelajaran dengan langkah-
langkah sebagai berikut

Langkah pertama yang saya lakukan untuk menambah pengetahuan siswa tentang fardhu
kifayah adalah sebagai berikut.

1. Tata cara memandikan jenazah sebagai berikut


 meletakkan mayat di tempat yang tinggi supaya memudahkan mengalirnya air yang telah
disiramkan ke dalam tubuh mayat.
 melepaskan pakaian mayat lalu ditutup dengan kain agar auratnya tidak terlihat.
 rang memandikan hendaknya memakai sarung tangan terutama ketika mengosok aurat si
mayat.
 mengurut perutsi mayat dengan pelan untuk mengeluarkan kotoran yang ada dalam
perutnya kecuali perempuan yang hamil.
 memulai membasuh anggota badan si mayat sebelahkan dan anggota tempat wudhu’.
 membasuh seluruh tubuh si ayat dengan rata dengan 3 kali, 5 kali, tujuh kai atau lebih
dengan bilangan ganjil, di antarany air yang di campur dengan daun bidara atau air sabun
yang dapat menghilangkan kotoran – kotoran di badan mayat.
 menyiram maya berulang- ulang hingga rata dan bersih dengan jumlah ganjil.
 sewaktu menyiram tutuplah lubang-lubang agar tidak masuk air.
 jangan lupa membersihkan rongga mulut mayat, lubang hidung, lubang telinga, kuku, dan
sebagainya.
 siramlah dengan larutan kapur barus, atau cendana.
 setelah dimandikan lalu keringkan badan mayat dengan handuk.

2. Tata cara Mengkafankan Jenazah sebagai berikut

3. Tata cara menshalatkan Jenazah sebagai berikut

D. REFLEKSI
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbudristek. (2022b). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. In


Kemendikbud.Go.Id.

Luthfiyyah, N. A., Noor, T., & Kosim, A. (2022). Urgensi Guru Fiqh dalam Proses Pembelajaran pada
Materi Perawatan Jenazah. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2), 9550–9556.
https://doi.org/https://doi.org/10.31004/jptam.v6i2.3931

Mery, M., Martono, M., Halidjah, S., & Hartoyo, A. (2022). Sinergi Peserta Didik dalam Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jurnal Basicedu, 6(5), 7840–7849.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i5.3617

Rizal, A. S. (2017). Pendidikan Islam sebagai Alat Rekayasa Sosial Membina Ummatan Shalihah. Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 15(1), 81–90.

Safitri dkk. (2022). Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Sebuah Orientasi Baru
Pendidikan dalam Meningkatkan Karakter Siswa Indonesia. Jurnal Basicedu: Journal of
Elementary Education,.

Anda mungkin juga menyukai