1. Bagaimana kita dapat menilai keberhasilan implementasi model
blended learning dan hybrid learning dalam meningkatkan prestasi akademik siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional? 2. Apa saja hambatan utama yang mungkin dihadapi oleh institusi pendidikan atau pelaku pembelajaran dalam mengadopsi dan mengimplementasikan pendekatan blended learning dan hybrid learning? 3. Bagaimana peran pengajar berubah dalam konteks blended learning dan hybrid learning, dan bagaimana mereka dapat memfasilitasi interaksi yang bermakna di antara siswa dalam lingkungan pembelajaran yang tergabung? 4. Dalam konteks hybrid learning, bagaimana kita dapat menyeimbangkan antara kebutuhan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring agar menciptakan pengalaman pembelajaran yang seimbang dan efektif? 5. Bagaimana pengintegrasian pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan secara efektif dalam konteks blended learning atau hybrid learning untuk mempromosikan pemahaman konsep yang mendalam?
Jawaban :
NAMA : ERLIANA SARI
NIM : A1I123006 KELAS : C JURUSAN : PENDIDIKAN MATEMATIKA
1. Evaluasi Keberhasilan Implementasi Model Blended Learning dan
Hybrid Learning. Penilaian keberhasilan bisa dilakukan dengan membandingkan hasil akademik siswa sebelum dan setelah penerapan model tersebut. Metrik-metrik seperti tingkat keterlibatan siswa, peningkatan skor tes, atau pemahaman konsep dapat menjadi tolok ukur. Survei siswa, orang tua, dan guru juga bisa memberikan wawasan yang berharga. 2. Hambatan Utama dalam Mengadopsi Blended Learning dan Hybrid Learning. Keterbatasan akses teknologi, kurangnya pelatihan bagi guru, resistensi terhadap perubahan, dan kesulitan dalam menyusun kurikulum yang sesuai bisa menjadi hambatan utama. Juga, perlu perhatian pada ketidaksetaraan akses teknologi di antara siswa. 3. Peran Pengajar dalam Blended Learning dan Hybrid Learning. Peran guru berubah menjadi lebih sebagai fasilitator pembelajaran. Mereka perlu merancang konten online yang menarik, memberikan bimbingan personal, dan menciptakan lingkungan pembelajaran kolaboratif melalui forum online, diskusi, atau proyek kelompok. 4. Menyeimbangkan Pembelajaran Tatap Muka dan Daring dalam Hybrid Learning. Penyelarasan kurikulum yang menyelaraskan pengalaman pembelajaran secara tatap muka dan daring adalah kunci. Melalui penggunaan teknologi, seperti platform pembelajaran daring dan keterlibatan dalam aktivitas tatap muka, pembelajaran bisa diintegrasikan dengan baik. 5. Integrasi Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Blended Learning dan Hybrid Learning. Pembelajaran berbasis proyek sangat cocok dengan model blended atau hybrid learning. Guru dapat memberikan proyek yang memerlukan kolaborasi daring, penyelidikan, dan presentasi daring serta tatap muka. Ini mendorong pemahaman mendalam dan penerapan praktis.