Anda di halaman 1dari 4

TOPIK 2

RUANG KOLABORASI – NILAI LUHUR SOSIAL BUDAYA SEBAGAI


TUNTUNAN

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Anggota Kelompok :

Abdul Karim (E4E12310121)

Anisa Afwani (E4E12310123)

Eka novi aryana (E4E12310134)

Erlin aprianti (E4E12310136)

Kurratul Aini Putri (E4E12310148)

1. Apa kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di daerah Anda yang
sejalan dengan pemikiran KHD?
Bima (Mbojo) memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam. Beberapa nilai-nilai
luhur budaya Bima yang sejalan dengan pemikiran KHD antara lain:
❖ Kebersamaan dan kekeluargaan.
❖ Kesederhanaan.
❖ Kearifan lokal.
Berikut adalah beberapa contoh konkret dari nilai-nilai luhur budaya Mbojo yang
sejalan dengan pemikiran KHD:
❖ Rimpu
Rimpu merupakan tradisi berbusana untuk kaum perempuan suku Bima
dengan menggunakan sarung tenun khas Bima yaitu “Tembe Nggoli”. Cara
pemakaiannya membutuhkan dua lembar kain, yaitu satu lembar kain
pertama yang dililitkan ke kepala dan menyisakan bagian terbuka untuk
wajah, lalu sisa kain dijulurkan hingga ke perut menutupi lengan dan telapak
tangan. Kemudian untuk kain kedua dikenakan dengan cara melipatkan kain
di pinggang hingga ke bawah seperti penggunaan kain sarung pada
umumnya.

Konon, tradisi berbusana ini sudah ada sejak jaman Kesultanan Bima.
Meskipun tradisi berbusana rimpu ini sudah mulai jarang digunakan oleh
generasi muda suku Bima sekarang, namun kini mulai sering diperkenalkan
kembali pada acara-acara kebudayaan yang diadakan oleh dinas kebudayaan
setempat.

❖ Kesenian Tradisional
Tari Lenggo

Tari Lenggo adalah tarian tradisional yang berasal dari suku Bima.
Tarian ini menggambarkan keindahan dan keanggunan gerakan tari yang
diiringi oleh musik tradisional, seperti gong, kendang, dan suling.
Tari Lenggo biasanya dipentaskan dalam berbagai acara adat, upacara
pernikahan, atau festival budaya sebagai bentuk penghormatan terhadap
leluhur dan sebagai wujud ekspresi seni yang memesona.

❖ Budaya gotong royong.


Masyarakat Bima memiliki budaya gotong royong yang tinggi. Mereka
selalu saling membantu dan menolong dalam berbagai hal. Budaya gotong
royong ini sejalan dengan pemikiran KHD tentang pentingnya kerja sama
dan gotong royong dalam membangun masyarakat. Nilai-nilai luhur budaya
Bima yang sejalan dengan pemikiran KHD ini perlu dilestarikan dan
dikembangkan agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur


kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta didik
sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial
budaya di daerah Anda?

Pendidikan di Bima dapat berfokus pada pengembangan karakter peserta didik yang
berlandaskan nilai-nilai luhur budaya Mbojo, seperti kebersamaan dan kekeluargaan,
kesederhanaan, dan kearifan lokal. Pendidikan karakter dapat dilakukan melalui
berbagai kegiatan, seperti pembelajaran berbasis proyek, kegiatan ekstrakurikuler, dan
kegiatan kemasyarakatan. Contoh :

❖ Kesenian Tari, melalui tarian tradisional Bima atau Mbojo yang terapkan di
sekolah, peserta didik dapat memupuk rasa cinta kepada kesenian Mbojo itu
sendiri. Hal tersebut secara tidak langsung mengembangkan karakter
peserta didik di Sekolah terlebih kepada kearifan lokal yang ada disekitar
sekolah tempat mereka tinggal. Misalnya saja untuk daerah Bima yaitu
dengan mengajarkan mereka Tari Lenggo yang sangat erat kaitannya dengan
Kebudayaan Bima.
❖ Pada mengembangkan tari lenggo sebagai media pendidikan karakter. Tari
lenggo dapat digunakan sebagai media pendidikan karakter untuk
menanamkan nilai-nilai luhur, seperti kearifan lokal, kesederhanaan, dan
keindahan (misalnya, peserta didik dapat belajar tentang nilai-nilai luhur
tarian melalui praktek tari).
❖ Mengembangkan tari sebagai daya tarik wisata. Tari lenggo dapat
digunakan sebagai daya tarik wisata untuk meningkatkan kunjungan
wisatawan ke Bima. Misalnya, pemerintah daerah bima dapat
mengembangkan objek wisata yang menampilkan tarian lenggo.
❖ Pemerintah daerah Bima dapat mengembangkan program-program yang
mendukung penerapan pemikiran KHD, seperti program pendidikan
karakter, program pemberdayaan masyarakat, dan program pelestarian
kearifan lokal. Program-program ini dapat membantu masyarakat Bima
untuk menerapkan pemikiran KHD dalam kehidupan sehari-hari.
3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku peserta didik di kelas
atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat
diterapkan?
Pertama yang harus diingat bahwa pendidikan itu hanya suatu 'tuntunan’ di
dalam hidup tumbuhnya anak-anak kita. Artinya, bahwa hidup tumbuh nya anak anak
itu terletak di luar kecakapan aras kehendak kita kaum pendidik. Anak anak itu sebagai
manusia hidupsehingga mereka hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Seperti
penjelasan sebelumnya, bahwa ‘kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu’tiada lain
ialah segala kekuatan yang ada dalam hidup batin dan hidup lahir dari anakanakitu
karena kekuasaan kodrat. Kita kaum pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau
hidupnya kekuatan-keuatan itu agar dapat memperbaiki lakunya(bukan dasarnya),
Kekuatan pemikiran KHD yang dapat kelompok satu diskusikan yaitu :
❖ Nilai moral
❖ Nilai estetika
❖ Nikai Budaya
❖ Nilai Pendidikan
❖ Nilai kebhinekaan

Anda mungkin juga menyukai