Anda di halaman 1dari 3

KONEKSI ANTAR MATERI

TOPIK 2 FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Pada fase ini Anda diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi dari Pembelajaran 1 hingga
Pembelajaran 6 dan membuat sebuah koneksi pemikiran dengan Mata Kuliah Perspektif Sosio
Kultural dalam Pendidikan Indonesia dan membuat sebuah koneksi antar materi yang sudah
Anda pelajari.
Instruksi tugas:

1. Tinjau kembali tugas individu dan kelompok yang telah dikembangkan pada fase Mulai
Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual serta
pahami materi kunci Mata Kuliah Perspektif Sosio Kultural dalam Pendidikan
Indonesia.
2. Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hadjar
Dewantara yang Anda pelajari dalam modul ini.
3. Buatlah sebuah refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh
dalam modul ini dan perubahan diri yang yang Andal alami dan akan Anda praktekan di
sekolah dan kelas Anda.
4. Ceritakan (konstruksikan kembali) proses pembelajaran dan suasana kelas yang
mencerminkan pemikiran KH Dewantara secara konkret sesuai dengan konteks lokal
sosial budaya di kelas dan sekolah Anda.
5. Kesimpulan dan refleksi disajikan dalam bentuk media informasi. Format media dapat
disesuaikan dengan minat dan kreativitas Anda. Contoh media yang dapat dibuat: artikel,
ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, presentasi infografis, artikel dalam blog, dan
lainnya.
6. Unggah hasil kerja Anda sesuai petunjuk pengiriman di bawah.

Pertanyaan pemantik dalam membuat kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran- pemikiran
Ki Hadjar Dewantara:

1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum
Anda mempelajari topik ini?
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini?
3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran
KHD?

Kesimpulan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara


1. Dasar Pendidikan yang Menuntun
Berdasarkan penjelasan Ki Hadjar Dewantara pendidikan bertujuan menuntun segala hal
yang ada pada peserta didik agar mereka dapat mencapai tujuan, kebahagiaan, serta cita-
cita dalam kehidupan baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh
karena itu, sebagai seorang pendidik, pendidik dapat menuntun peserta didik agar dapat
memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya anak-anak.
Menuntun bermakna pendidik memberikan arah atau mengarahkan kepada peserta didik
agar berperilaku sesuai dengan kodratnya agar peserta didik tidak salah arah dalam
membentuk dan mengembangkan karakter yang semestinya. Peserta didik dalam hal ini
tetap memiliki kemerdekaan dalam belajar, tetapi merdeka yang dimaksud bukan bebas
atau merdeka secara mutlak melainkan peserta didik masih membutuhkan tuntunan dari
seorang pendidik dalam pemenuhan hak merdeka peserta didik sesuai yang dimaksud dari
merdeka belajar itu sendiri.
2. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
Menurut penjelasan Ki Hadjar Dewantara pendidikan anak sangat berhubungan dengan
kodrat alam dan kodrat zaman. Dalam hal ini, kodrat alam berkaitan dengan “sifat dan
bentuk lingkungan dimana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi”
dan “irama”. Pendidikan sangat bergantung dengan kedua hal ini dikarenakan dalam
mendidik pendidik perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman, karena kodrat
alam tergantung pada keadaan lingkungan sekitar dimana peserta didik itu berada dan
kodrat zaman adalah pendidikan harus mengikuti perkembangan zaman. Disetiap zaman
akan selalu memiliki perkembangan dan hal ini membuat pendidikan harus mampu
menyesuaikan dengan kemajuan tekhnologi.
3. Budi Pekerti
Menurut Ki Hadjar Dewantara, budi pekerti pada kegiatan pembelajaran memiliki arti
menuntun peserta didik agar mampu mengambil karakter positif. Sebagai seorang pendidik
bisa mengajarkan mengenai nilai-nilai sosial yang dapat diambil, yaitu nilai kebersamaan,
kekeluargaan, rasa syukur, saling memberi, dan nilai positif lain yang bisa diajarkan.
4. Sistem Among
Pada system among ini mengatur mengenai kemerdekaan peserta didik dalam belajar.
Pendidikan memerdekakan peserta didik memiliki arti bahwa peserta didik memiliki
kemerdekaan sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Disinilah peran pendidik diperlukan
dalam mengarahkan maksud dan arti dari kemerdekaan tersebut. Pendidik menuntun
peserta didik ke hal-hal yang bersifat positif sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai
pendidik, kita tidak berhak merampas kebebasan hak dari peserta didik tetapi hanya sebagai
penuntun dalam kemerdekaan tersebut.

Refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang anda peroleh dalam modul ini dan perubahan
diri yang anda alami dan akan anda praktekkan disekolah dan kelas anda.
Berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengajarkan mengenai merdeka belajar dengan
menuntun peserta didik sesuai dengan kodrat seharusnya. Peserta didik diberikan kebebasan
memilih pembelajaran yang diinginkan dan bebas memberikan aspirasinya. Selain itu
pembbelajaran juga harus menyenangkan dan menarik karena peserta didik berhak untuk bahagia.
Pembelajaran yang menyenangkan dan menarik dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Memahami sifat dan karakter peserta didik
Setiap peserta didik memiliki sifat dan karakter serta keunikan yang berbeda-beda.
Pendidik yang mampu memahami sifat,karakter dan keunikan setiap peserta didik, maka
dapat dikatakan telah menjalankan satu factor yang menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam pembelajaran. Contoh kecilnya, dalam suatu kelas ada peserta didik
yang memiliki sifat pemberani, pemalu, dan bahkan pemalas(cepat bosan, maka seorang
pendidik harus mampu memahami perbedaan dari sifat-sifat tersebut, dan dalam
mengatasinya pun pendidik juga harus menggunakan cara atau strategi yang berbeda-beda.
2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis,kreatif dan kemampuan memecahkan masalah
Selama ini proses pembelajaran pada tiap tingkat pendidikan hanya terbatas pada
peningkatan kemampuan kognitif saja. Harapan terbesar dunia pendidikan adalah
menjadikan peserta didik sebagai pemikir dan pemecah masalah yang baik. Untuk itu perlu
peningkatan kemampuan berfikir. Berfikir kritis adalah proses berfikir untuk Menyusun,
mengorganisasikan, mengingatkan dan mengalisis argument.
3) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar
Ruang kelas yang menarik adalah hal yang sangat disarankan dalam lingkungan sekolah
agar pembelajaran bisa menyenangkan. Dalam mengembangkan ruang kelas untuk
menciptakan suasana yang menyenangkan bisa dilakukan dengan cara memajang hasil
pekerjaan atau kreativitas peserta didik. Selain itu hasil pekerjaan yang sudah dipajang
dapat memotivasi siswa agar memotivasi siwa lebih baik.
4) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Pada saat siswa sudah mampu melaksanakan tugas gerak dan memiliki pemahaman tentang
apa yang sudah dilakukannya, maka pada saat itu guru tidak harus memberikan tantanga
sebab siswa telah belajar sesuatu yang sesuai dengan tujuan dan harapan pendidik.

Pada saat proses pembelajaran sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu menuntun.
Menuntun memiliki makna memberi arah dalam mengembangkan potensi peserta diidk dengan
lingkungan oeserta didik, misalnya dengan belajar melalui lingkungan sekitar yang terdapat nilai-
nilai luhur budaya.
Dalam hal ini saya ingin segera menerapkan pengajaran yang bersifat menuntun peserta didik
dalam segala sesuatu kegiatan yang dilakukan disekolah. Didaerah saya didaerah sasak ada budaya
masyarakat pada saat begawe, yaitu “Betulungan”. Betulungan disini adalah saling membantu satu
sama lain tanpa mengharapkan imbalan. Hal ini ingin saya terapkan dilingkungan sekolah
khususnya didalam kelas agar peserta didik memiliki sifat saling membantu dan tolong menolong
satu sama lainnya.

Anda mungkin juga menyukai