Anda di halaman 1dari 33

Modul Praktikum Kimia Organik II

AMINA

I. Tujuan Percobaan :
a. Mempelajari sifat fisika dan kimia dan beberapa anggota
amina
b. Mengetahui cara yang digunakan untuk membuat amina

II. Alat –alat


- 1 rak tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Beaker glass 250 mL
- Bunsen
- Kaki tiga + kassa asbes
- Pipet tetes

III. Bahan

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 1


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

- HCl
- Na-nitrit
- Na-nitroprusida
- Aseton
- NaOH
- Alkohol
- Kloroform
- Anilin
- β -naftol
- Metilamin
- Dimetilamin

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 2


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

IV. Teori Dasar


Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom
hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu
amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap
air.
Seperti alkohol, amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan
tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol.
Alkohol diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang terikat pada
kaebon yang mengandung hidroksil., namun amina diklasifikasikan dengan
jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen (Stoker,
1991)
Sifat fisika Amina :
1. Suku-suku rendah berbentuk gas.
2. Tak berwarna, berbau amoniak, berbau ikan.
3. Mudah larut dalam air.
4. Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat.
5. Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya BM.

V. Cara Kerja
1. Reaksi dengan Asam Nitrit
Sediakan 2 tabung reaksi, di dalam tabung reaksi I larutkan 1 ml senyawa
amina primer dalam 5 mL HCl 2 N dalam air es, tambahkan 2 mL NaNO 2
10%. Didalam tabung II amina primer diganti dengan amina sekunder.
Panaskan kedua tabung dengan hati-hati di dalam penangas air, maka terjadi
pembebasan nitrogen pada amina primer.

2. Reaksi dengan Na-nitroprusida


Sediakan 2 tabung reaksi. Kedalam tabung reaksi I masukkan 3 tetes amina
primer, Kedalam tabung reaksi II masukkan 3 tetes amina sekunder kedalam
masing-masing tabung tambahkan 1 mL Aseton dan 3 tetes larutan Na-
nitroprusida 1%, dalam 1 menit akan terjadi warna merah violet pada amina
primer dan warna biru kemudian berubah kehijau-hijauan sampai kuning
pada amina sekunder.
3. Tes Karbilamin
Kedalam tabung reaksi I masukkan 1 mL NaOH 0,5 N dan 1 mL alkohol,
tambahkan 1 ml amina primer dan 5 tetes kloroform, Akan terbentuk

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 3


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

karbilamin yang berbau busuk, lakukan cara yang sama dimana amina
primer diganti dengan amina sekunder
4. Pembentukan Garam Diazonium
Larutkan 1 gr aniline dalam 3 mL HCl pekat dan 3 mL air dalam beaker
glass 100 mL lalu larutan didinginkan, ke dalam tabung reaksi lain larutkan
1 gr NaNO2 dalam 5 mL air. Campurkan kedua larutan itu secara perlahan
dan hati-hati, sambil terus diaduk selama 15 menit. Bagi 2 larutan yang
dihasilkan. Kepada larutan I tambahkan 5 mL larutan β-naftol
Dalam NaOH 5%, akan terbentuk warna orange, Larutan II dipanaskan akan
membebaskan nitrogen menghasilkan fenol.

VI. Data Pengamatan


No Reaksi Prosedur Kerja Hasil
1. Reaksi dengan asam
nitrit

2. Reaksi dengan
Nitroprusida

3. Tes Karbilamin

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 4


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. 1994, Kimia Organik, Jakarta: Erlangga

Hart, H., 1983, Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Hart, Harrold. 1990. Kimia Organik, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Hendra., Rahman dan Nurhaeni., 2013. Sintesis Biosurfaktan Palmitin Etanol

Amida Menggunakan Biokatalis Lipase Imobii Getah Pepaya. Online

Jurnal of Natural Science.

Kaban, J. 2005. Sintesis Amida dari Asam Organik Alami dengan Amina Alami.

Jurnal Sains Kimia.

Oxtoby, D.W. 2001. Kimia Modern. Erlangga. Jakarta.

Ramadhan. L. O. A. N., C. L. Radiman dan D. Wahyuningrum., 2010. Deasetilasi

Kitin Secara Bertahap dan Pengaruhnya terhadap Derajat Deasetilasi Serta

Massa Molekul Kitosan. Jurnal Kimia Indonesia.

Riawan, Drs. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Binarupa Aksara.

Saidi, N., 2010, Cinnamide and Benzamide From Species of Cryptocarya

Crassivervia, Jurnal Natural,

Vogel. 1985, Analisis Anorganik Kualitatif Kalman, Jakarta: Media Pustaka.

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 5


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

LIPID
I. Tujuan Percobaan :
a. Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu
b. Mempelajari terjadinya reaksi hidrolisis pada minyak oleh basa

II. Teori Dasar


Lemak adalah ester yang terbentuk dari gliserol dengan asam lemak,
dimana ketiga gugus hidroksilnya dieterkan. Lemak dapat didefinisikan sebagai
senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik non polar (Fessenden dan Fessenden, 1986). Lemak dan
minyak adalah senyawa lipida yang paling banyak di alam. Perbedaan antara
keduanya adalah perbedaan konsistensi/sifat fisik pada suhu kamar, yaitu lemak
berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair. Perbedaan titik cair dari
lemak disebabkan karena perbedaan jumlah ikatan rangkap, panjang rantai
karbon, bentuk cis dan trans yang terkandung di dalam asam lemak tidak jenuh
(Sartika, 2008).
Menurut Mantogomery (1993), lemak merupakan senyawa organik
yang sukar larut dalam pelarut organik seperti eter, benzena, dan kloroform.
Lemak yang merupakan kelompok ikatan organik ini terdiri atas unsur-unsur
Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O) yang mempunyai sifat dapat larut
dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak). Dalam tubuh manusia, lemak
berfungsi sebagai komponen struktural membran sel, sebagai bentuk
penyimpanan energi, sebagai bahan bakar metabolik, dan sebagai agen
pengemulsi.
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat
penting untuk kehidupan. Selain memiliki sisi positif, lemak juga mempunyai
sisi negatif terhadap kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai
sumber energi, bagian dari membran sel, menjaga keseimbangan suhu tubuh,
pelindung organ-organ tubuh serta pelarut vitamin A, D, E, dan K (Sartika,
2008).
Menurut Sudarmadji (1989), lemak dan minyak merupakan senyawa
organik yang sangat penting terdapat dalam makanan, karena dapat langsung
dicerna dalam tubuh manusia menjadi sumber energi. Lemak dan minyak tidak
hanya dikenal sebagai sumber makanan manusia, tapi merupakan bahan baku
lilin, margarin, detergen, kosmetik, obat-obatan, dan bahan pelumas, yang
diolah dengan proses yang berbeda.

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 6


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

Sifat-sifat lemak menurut Almatsier (2002), adalah berat jenis lemak


lebih rendah daripada air, oleh karena itu air dan lemak tidak dapat bercampur
sehingga lemak akan berada di atas dan air berada dibawah. Semakin banyak
mengandung asam lemak rantai pendek dan ikatan tidak jenuh, maka
konsistensi lemak akan semakin cair. Sebaliknya semakin banyak mengandung
asam lemak jenuh dan rantai panjang maka konsistensi lemak akan semakin
padat. Sifat fisika lemak dan minyak adalah tidak larut dalam air, hal ini
disebabkan oleh adanya asam lemak berantai karbon panjang dan tidak adanya
gugus polar. Viskositas lemak dan minyak akan bertambah dengan
bertambahnya panjang rantai karbon (Deman, 1997).
Lemak tersusun dari asam-asam lemak dan suatu polihidroksi
(gliserol). Asam lemak adalah asam karboksilat rantai panjang yang dapat
mengandung ikatan rangkap (tidak jenuh) dan jenuh. Lemak yang mengandung
ikatan rangkap dinamakan minyak. Lemak dan minyak berfungsi sebagai
cadangan energi metabolit. Konsumsi lemak tak jenuh, seperti minya kelapa
sawit dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh. Lemak dan minyak dapat
dihidrolisis dengan suatu basa alkali membentuk sabun (Suhardjo dan
Kusharto, 1992).
Menurut Lehninger (1998), asam lemak adalah asam organik berantai
panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak
mempunyai gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar yang
panjang yang menyebabkan kebanyakan lipid bersifat tidak larut di dalam air
dan tampak berminyak atau belemak. Asam lemak tidak terdapat secara bebas
atau berbentuk tunggal di dalam sel atau jaringan, tetapi terdapat dalam bentuk
yang terikat secara kovalen pada berbagai kelas lipida yang berbeda, asam
lemak dapat dibebaskan dari ikatan ini oleh hidrolisis kimia atau enzimatik.
Asam lemak tidak jenuh yaitu asam lemak yang mempunyai ikatan tidak jenuh
(rangkap) baik tunggal maupun ganda. Asam lemak tidak jenuh bersifat mudah
rusak apabila terkena panas. Asam lemak yang bersifat jenuh yaitu asam lemak
dengan rantai tunggal. Asam lemak jenuh biasanya terdapat dalam minyak atau
lemak yang berasal dari hewan (Moehji,1992).

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 7


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

III. Alat-alat
- 1 rak tabung reaksi
- Pipet tetes
- Penjepit tabung
- Kaca arloji
- Bunsen
- Kaki tiga + kassa asbes
- Beaker glass

IV. Bahan
- Miyak kelapa
- Mentega
- Alkohol
- Eter
- NaOH
- Kloroform
- Na-karbonat
- Iodium
- CCl4
- KMnO4

V. Cara Kerja
1. Daya Larut Lemak
Sediakan 5 tabung reaksi, Tabung I masukkan 2 mL air, tabung II masukkan
2 mL Alkohol panas, tabung III masukkan 2 mL alkohol dingin, tabung IV
masukkan kloroform dan tabung V masukkan eter, kedalam tiap-tiap tabung
tambahkan 1 mL minyak kelapa kocok hati-hati, Ambil 3 tetes dari tiap-tiap
tabung tersebut, teteskan pada kertas saring dan biarkan kertas mengering,
setelah kering amati apakah ada noda lemak, noda pada kertas saring
menunjukkan lipid yang larut dalam pelarut.

2. Safonifikasi minyak
Kedalam tabung reaksi 1 mL minyak kelapa tambahkan 5 mL NaOH dalam
alkohol lalu dipanaskan setelah mendidih tambahkan 2 mL air kemudian
panaskan kembali. Amati apakah terjadi busa?

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 8


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

3. Daya Pengemulsian Sabun


Sediakan 2 tabung reaksi, Tabung I masukkan 5 mL air sabun tambahkan 1
mL minyak kelapa, tabung II masukkan 5 mL air tambahkan 1 mL minyak
kelapa, kocok kedua tabung dan amati yang terjadi

4. Menyatakan Ikatan Jenuh


- Sediakan 2 tabung reaksi kering, tabung I masukkan 0,5 mL minyak
kelapa dan tabung II masukkan mentega sebanyak bagian bulat tabung
reaksi, kedalam tiap-tiap tabung masukkan 2 mL kloroform kemudian
tambahkan 5 tetes iodium. Amati yang terjadi
- Lakukan langkah kerja a, tetapi iodium diganti dengan KMnO 4 yang
dibasakan dengan Na-karbonat

VI. Data Pengamatan


No Prosedur Percobaan Perlakuan Hasil
1. Daya Larut Lemak

2. Safonifikasi minyak

3. Daya pengemulsian sabun

4. Menyatakan ikatan jenuh

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 9


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan Edisi 1. Andi Offset, Yogyakarta.


Almatsier, S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Chang, R. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Erlangga, Jakarta.
Day, R.A. dan Underwood, A.L. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.
Deman, J.M., 1997, Kimia Makanan. Penerbit ITB, Bandung.
Fessenden, R.J., and Fessenden, J.S. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Fessenden, R. J dan J. S. Fessenden. 1986. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta
Hadi, S., dan Purba, M. 1991. Ilmu Kimia Karbon. Erlangga, Jakarta.
Hart, H., Craine, L.E., Hart, D.J. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga,
Jakarta.
Ketaren, S. 2008 . Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Lehninger.1998. Dasar-dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta.
Mantogomery, R. 1993. Biokimia. UGM Press Yogyakarta.
Marsidi, R. 2001. Zeolit untuk Mengurangi Kesadahan Air. Jurnal Teknologi
Lingkungan. 2(1):1-10.
Moehji, S. 1992. Ilmu Gizi. Bhratara, Jakarta.
Naomi, P., Gaol, A.M.L., dan Toha, M.Y. 2013. Pembuatan Sabun Lunak dari Minyak
Goreng Bekas Ditinjau dari Kinetika Reaksi Kimia. Jurnal Teknik Kimia. 19(2):42-
48.
Permono, A. 2001. Pembuatan Sabun Mandi Padat. Swadaya, Jakarta.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI Press, Jakarta.
Poedjiadi, A. 2005. Sains Teknologi Masyarakat. PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.
Sari, T.I., Kasih, J.P., dan Sari, T.J.N. 2010. Pembuatan Sabun Padat dan Sabun Cair
dari Minyak Jarak. Jurnal Teknik Kimia. 17(1):28-33.
Sartika, R.A.D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh , Tidak Jenuh dan Asam Lemak
Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2(4):154-160.
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Suhardjo., Kusharto, C.M. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Kanisius, Yogyakarta.
Wilbraham, C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Penerbit ITB, Bandung.
Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta
Zulkifli, M., dan Estiasih, T. 2014. Sabun dari Salisilat Asam Lemak Minyak Sawit:
Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(4):170-177.

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 10


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

ANALISA KUALITATIF GELATIN


YANG TERDAPAT DALAM OBAT

I. Tujuan Percobaan :
Dapat mengetahui ada tidaknya gelatin pada obat Ever-E

II. Teori dasar :


Gelatin adalah hidrokoloid yang berasal dari hewan yang berfungsi
untuk meningkatkan kekentalan dan membentuk gel dalam berbagai produk
pangan. Gelatin sangat efektif dalam membentuk gel. Satu bagian gelatin dapat
mengikat 99 bagian air untuk membentuk gel. Efektifitas gelatin sebagai
pembentuk gel berasal dari susunan asam aminonya yang unik (Fardiaz 1989).
Secara histologis kulit hewan dibagi menjadi tiga lapisan yaitu lapisan
epidermis, dermis (corium) dan subcutis (Purnomo, 1985). Lapisan dermis
(corium) adalah bagian pokok tenunan kulit yang diperlukan dalam pembuatan
gelatin karena lapisan ini sebagian besar (80%) terdiri dari jaringan serat
kolagen yang dibangun oleh tenunan pengikat (Judoamidjojo,1974).
Setelah pengapuran, kulit dibelah menjadi kulit bagian atas dan kulit bagian
bawah. Kulit bagian atas digunakan untuk membuat kulit samak. Kulit bagian
bawah, disebut dengan kulit split, digunakan untuk membuat gelatin (Goossens,
2002).
Gelatin merupakan zat yang bersifat amfoter yang mempunyai gugus
asam (karboksil) dan gugus basa (amino, guanidin). Muatan total molekul
tergantung pada pH larutan dan keberadaan ion-ion . Gelatin mempunyai
beberapa sifat yaitu dapat berubah secara reversible dari bentuk sol maupun gel,
mengembang dalam air dingin, dapat membentuk film, mempengaruhi
viskositas suatu bahan dan dapat melindungi sistem koloid. Keadaan ini
membedakan gel hidrokoloid lain seperti pektin yang bentuk gelnya irreversible.
Sifat fisik maupun kimia gelatin tergantung dari mutu bahan baku, pH,
keberadaan zat-zat organik, metode ekstraksi, suhu dan konsentrasi (Parker
1982).
Berdasarkan metode pembuatannya, gelatin dibedakan menjadi gelatin
tipe A dan gelatin tipe B (King, 1969). Proses pembuatan gelatin tipe A adalah
melalui proses asam. Bahan baku kulit diberi perlakuan perendaman dalam
larutan asam anorganik seperti

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 11


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

asam klorida, asam sulfat, asam sulfit atau asam fosfat. Proses produksi
gelatin Tipe B adalah melalui proses basa. Perlakuan yang diberikan adalah
perendaman dalam air kapur. Proses ini sering dikenal sebagai proses alkali
(Poppe 1992).
Kulit split dapat dibuat menjadi gelatin tipe A dengan proses asam atau
tipe B dengan proses basa (Yulianto 2002). Gelatin berbahan baku kulit split
biasa diproduksi dengan proses basa. Alasan dipilihnya proses basa karena
menurut Cristianto (2001), rendemen gelatin tipe B dari kulit sapi split berkisar
24-59%, yang lebih besar dari pada dengan proses asam. Disamping itu, proses
perlakukan penyamakan kulit sebelumnya dari kulit split adalah liming yaitu
proses perendaman basa, sehingga dengan proses basa penggunaan bahan kimia
dalam proses perendaman untuk membuat gelatin menjadi lebih sedikit dan
prosesnya menjadi lebih pendek.
Dalam proses produksinya, bahan baku kulit split dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran menggunakan air. Selanjutnya, kulit split basah hasil
pencucian dipotong dengan ukuran 1-2 cm dan dimasukkan ke dalam tangki
perendaman. Perendaman dalam larutan Kapur tohor (liming) dilakukan selama
15-24 jam. Kulit setelah perendaman kemudian dinetralisasi dengan amonium
sulfat dan dicuci menggunakan air sampai pH kulit split mendekati netral.
Setelah itu kulit split diekstraksi empat tahap yaitu tahap I dengan suhu 55-65
°C, tahap II dengan suhu 65-75 °C, tahap III dengan suhu 75- 85 °C dan tahap
IV dengan suhu 85-95 °C dengan waktu masing-masing adalah empat sampai
sembilan jam. Gelatin hasil ekstraksi tersebut kemudian difiltrasi untuk
menghilangkan partikel yang lebih besar, koloid, bakteri dan kotoran-kotoran
lain. Selanjutnya dilakukan pemekatan dengan evaporator. Gelatin yang
dihasilkan mempunyai kadar air berkisar antara 30-40%. Gelatin tersebut
kemudian disterilisasi dengan suhu 140-142 °C selama empat detik. Sterilisasi
dilakukan untuk mengurangi kandungan mikrobial dari gelatin. Hasil sterilisasi
tersebut didinginkan dan diekstrusi sehingga dihasilkan gelatin yang berbentuk
mie. Gelatin dengan kadar air berkisar antara 30-40% kemudian dikeringkan
sampai kadar airnya sekitar 12% dan kemudian dihancurkan sampai didapatkan
bentuk yang diinginkan. Gelatin kemudian dikemas dalam wadah plastik yang
berukuran 10 atau 25 Kg (Suharjito dan Djafar 2003).

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 12


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

III. Alat-alat
- Beaker glass 100 mL
- Batang pengaduk
- Corong
- Tabung reaksi
- Gelas ukur
- Pipet tetes

IV. Bahan
a. Obat
b. Hg(NO3)2
c. Asam pikrat

V. Cara Kerja
a. Didalam beaker glass 100 mL larutkan 3 gr obat dengan 10 mL aquades
b. Tambahkan 10 mL larutan Hg(NO3)2, kocok sampai tercampur rata
c. Kemudian disaring
d. Ambil 5 mL filtratnya, masukkan kedalam tabung reaksi
e. Tambahkan 5 mL asam pikrat jenuh, kemudian kocok
f. Endapan kuning yang lengket pada dasar dan dinding tabung yang tidak
larut dalam air menyatakan adanya gelatin

VI. Data Pengamatan

No Prosedur Percobaan Perlakuan Hasil


1 1 Tablet Ever-E + 10 ml
. aquadest + 10 ml
Hg(NO3)2 kocok
asampai tercampur + 5
ml asam pikrat

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 13


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

DAFTAR PUSTAKA

GMIA. 2001. Gelatin manufactures institute of America. Gelatin.


http://www.gelatin_gmia.com/html/gelatin.html.

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 14


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

PEMBUATAN ASETON

I. Tujuan Percobaan :
- Mensintesis aseton dari isopropil alcohol
-
- Memahami mekanisme reaksi pembuatan aseton

II. Dasar Teori


Aseton dapat dibuat dari isopropil alkohol, biasa disebut
jugaisopropanol, dengan cara dioksidasi. Pada percobaan kali ini,digunakan
kalium bikromat sebagai oksidator. Aseton biasanya digunakan sebagai pelarut.
Aseton merupakan senyawa karbonil yang memiliki gugus fungsi keton.
Aseton dapat dibuat dari alkohol sekunder dengan cara oksidasi. Apabila
alkohol primer dioksidasi, maka akanterbentuk senyawa aldehid.
Keton jauh lebih sukar dioksidasi dibandingkan aldehid.oleh karena
itu, keton tidak bereaksi dengan larutan perak amoniak. Alkanon tidak
membentuk hasil adisi dengan amoniaseperti alkanal. dari aseton dan amonia
dapat membentuk
Keton umumnya dinamai dengan tata nama U1PAC yangmenukarkan
akhiran 2na dengan akhiran 2non untuk keluargaalkana. 3agi keton biasa,
setengahnya merupakan namatradisi, seperti aseton dan ben4ofenon yang
digunakan secara meluas dan nama ini telah dikekalkan sebagai nama
01PAC.'eton yang paling mudah dikenal adalah propanon atau aseton. Aseton
dapat dihasilkan dari oksidasi alcohol %-proano
dnganmenghangatkannya dalam kalium bikromat dalam suasanaasam.
Aseton adalah senyawa organik yang berupa cairan tidak berwarna dan mudah
terbakar. Aseton merupakan senyawaketon yang paling sederhana. Aseton larut
dalam berbagaiperbandingan air, etanol, dietil eter, dan lain-lain. Aseton sendiri
juga merupakan pelarut penting. Aseton adalah zat yang tidak berwarna dengan
berat jenis 0,812 g/mL pada suhu O 0C. Aseton juga merupakan senyawa yang
memiliki bau khas. Aseton juga merupakan suatu pelarut yang baik bagi 4at-4at
organik. Aseton biasanya digunakan dalam pembuatan plastik, serat, obat-
obatan, serta senyawa kimia lainnya. Aseton jugadigunakan dalam pembuatan
mesiu yang tidak berasap danpembuatan sel koloid yang berguna sebagai bahan
asal bagisenyawa-senyawa penting, seperti kloroform dan iodoform. Air
kencing biasanya mengandung sedikit sekali aseton.Namun dalam keadaan
tertentu, seperti pada penderita penyakit diabetes mellitus, air kencing

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 15


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

memproduksi cukup banyak aseton. Aseton juga dapat diproduksi melalui


propena yang dioksidasi langsung menggunakan katalis Pd (II) atau Cu (II).
III. Alat-alat
a. 1 set alat destilasi
b. Bunsen
c. Erlenmeyer

IV. Bahan
a. Pb-asetat
b. Na-asetat

V. Cara Kerja
- Kedalam Labu Kjedhal masukkan 10 gr Pb-asetat dan 5 gr Na-asetat
kemudian dihomogenkan
- Pasang pendingin liebig, kemudian labu dipanaskan
- Tampung destilat dan catat temperature pertama kali destilat menetes
- Cium bau destilat yang diperoleh
- Setelah destilasi selesai catat volume destilat dan tentukan indek biasnya
Hitung rendemen

VI. Data Pengamatan

No Prosedur Percobaan Perlakuan Hasil


1. 10 gr Pb –asetat + 5 gr
na-asetat

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 16


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

PEMBUATAN ETIL ASETAT

I. Tujuan Percobaan :
- Memahami mekanisme reaksi pembuatan etil asetat

II. Dasar Teori :


Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus empiris CH3COOC2H5.
Senyawa ini merupakan ester dari ethanol dan asam asetat. Senyawa ini
berwujud cairan tak berwarna, memiliki aroma khas. Etil asetat adalah pelarut
polar menengah yang volatil (mudah menguap), tidak beracun, dan tidak
higroskopis. Etil asetat dibuat melalui reaksi esterifikasi Fischer dari asam
asetat dan etanol. Reaksi esterifikasi Fischer adalah reaksi pembentukan ester
dengan cara merefluks asam karboksilat bersama etanol dengan katalis asam.
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversible yang sangat lambat, tetapi bila
menggunakan katalis, kesetimbangan reaksi akan tercapai lebih cepat. Asam
yang dapat digunakan sebagai katalis adalah asam sulfat, asam klorida, dan
asam fosfat.

III. Alat-alat
- Labu destilasi
- Pendingin liebig
- Erlenmeyer
- Gelas ukur
- Pipet tetes

IV. Bahan
- Etanol
- Asam sulfat pekat
- Asam asetat

V. Cara Kerja
- Masukan dalam labu 30 ml etanol dan tambahkan 8 ml asam sulfat pekat
- Refluks kurang lebih 0,5 jam
- Daalam keadaan panas tambahkan sedikit demi sedikit dari mulut pendingin
30 ml asam asetat (hati-hati mudah meledak)
- Teruskan refluks lebih kurang 1 jam

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 17


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

- Lakukan destilasi, uji tetes pertama dengan air apakah telah ada ester, kalau
belum refluks lagi
- Tampung destilat

VI. Data Pengamatan


No Prosedur Percobaan Perlakuan Hasil
1. 30 ml etanolt + 8 ml
asam sulfat pekat  di
refluks

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 18


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

PEMBUATAN ASETANILIDA

I. Alat-alat
- Labu destilasi
- Pendingin liebig
- Corong
- Beaker glass
- Gelas ukur

II. Bahan
- Anilin
- Benzen
- Asam asetat
- Es batu

VII. Cara Kerja


- Campurkan dalam labu alas bulat 5 ml aniline dengan 20 ml benzene
- Campurkan ini di refluks di atas penangas air sampai mendidih
- Dalam keadaan mendidih tambahkan melewati mulut pendingin sedikit-
demi sedikit asam asetat anhidrat sampai 10 gr (kalau reaksi hebat kurangi
pemanasan)
- Refluks larutan tersebut selama 1 jam atau lebih
- Tumpahkan larutan panas dalam air es batu hingga kristal seperti jarum
- Ambil kristal tersebut dengan cara menyaring, tentukan titik lelehnya

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 19


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

SENYAWA ALKOHOL DAN FENOL

1. Tujuan Percobaan :
- Mahasiswa dapat membedakan alkohol dan fenol
- Mahasiswa dapat membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier
- Mahasiswa mengetahui cara pembuatan Ester
- Mahasiswa dapat membedakan mono alkohol dan poli alkohol

II. Teori Dasar :


Kata alkohol segera mengingatkan kita pada etanol, yaitu senyawa

memabukkan yang terdapat dalam anggur dan bir. Etanol adalah salah satu dari

keluarga senyawa organik yang disebut alkohol yang terdapat di alam. Alkohol

alami meliputi 2-feniletanol, yaitu senyawa yang menyebabkan bau memabukkan

dari bunga mawar, sukrosa yaitu gula untuk memenuhi rasa manis; dan banyak lagi.

Gugus hidroksil terdapat dalam banyak molekul yang penting secara biologis.

Empat alkohol jenuh yang penting dalam metabolisme ialah 3-metil-2-buten-1-ol, 3-

metil-3-buten-1-ol, geraniol, dan fernesol (Hart, dkk., 2003).

Fenol kurang terlibat dibandingkan dengan alkohol dalam proses

metabolisme mendasar. Namun, ada tiga alkohol fenolik yang membentuk blok

pembangun dasar dari lignin, yaitu zat polimer rumit, yang bersama-sama dengan

selulosa, membentuk bagian berkayu pada pohon. Beberapa bahan alam fenolik

yang harus dihindari ialah urushiol, yaitu bahan alergen aktif dalam racun tumbuhan

ivy dan oak (Hart, dkk., 2003).

Alkohol dan fenol merupakan senyawa yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari. Namun demikian, salah satu jenis alkohol dan fenol juga

merupakan senyawa yang sangat berbahaya. Oleh karenanya diperlukan

pengetahuan dan keahlian agar dapat memanfaatkannya dengan menghindari efek

buruk yang ditimbulkannya. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukanlah

praktikum tentang alkohol dan fenol.

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 20


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

III. Alat-alat :
- Tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Pipet tetes
- Gelas ukur
- Beaker glass 250 mL
- Kaki tiga + kassa
- Bunsen
- Botol semprot

IV. Bahan Kimia :


- Etanol - Fenol
- Butanol - FeCl3
- Na-bikromat - I2
- Sec-butanol - KMnO4
- HCl - KI
- Ter-butanol - Logam Na
- ZnCl2 - NaOH
- Gliserol - H2SO4 pekat
- CuSO4 - Asam asetat glacial

V. Cara Kerja :
A. Alkohol
1. Test Iodoform
- Sediakan tiga tabung reaksi, tabung I masukkan Etanol, tabung II
masukkan Butanol, tabung III masukkan sec—butanol sebanyak 1 mL.
- Tiap-tiap tabung tambahkan 3 tetes Iodium dalam KI, amati yang terjadi.
- Tiap-tiap tabung tambahkan larutan NaOH 10% tetes demi tetes sampai
warna KI hilang.
2. Test Esterifikasi
- Sediakan tiga tabung reaksi, tabung I masukkan Etanol, tabung II
masukkan Butanol, tabung III masukkan sec-butanol sebanyak 1 mL.
- Kedalam masing-masing tabung tambahkan 1 mL asam asetat glacial.
- Kemudian tambahkan 0,5 mL asam sulfat pekat.
- Kemudian dipanaskan.
- Tambahkan 3 mL air dan amati apa yang terjadi.
- Cium bau larutan yang terjadi.

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 21


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

b. Tes dengan logam Na


- Keringkan tabung reaksi sampai betul-betul kering.
- Kedalam tabung tersebut masukkan 3 mL etanol.
- Tambahkan 1 lempeng logam Na, amati yang terjadi.
c. Tes Oksidasi
- Sediakan 3 tabung reaksi.
- Tiap-tiap tabung diisi dengan 3 mL Na-bikromat 1 % dan 3 tetes asam
sulfat pekat, kocok pelan-pelan.
- Kedalam tabung I tambahkan 5 tetes etanol, kemudian panaskan amati
perubahan warna yang terjadi.
- Kedalam tabung II tambahkan 5 tetes sec-butanol, kemudian panaskan,
amati warna yang terjadi.
- Kedalam tabung III tambahkan 5 tetes ter-butanol, kemudian panaskan ,
amati perubahan warna yang terjadi.
d. Membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier
Lakukan bersamaan ,
- Sediakan 3 tabung reaksi, kedalam tabung I masukkan 1 mL butanol,
kedalam tabung II masukkan 1 mL sec-butanol, kedalam tabung III
masukkan 1 mL ter-butanol
- Kedalam masing-masing tabung tambahkan 3 mL HCl pekat dan 3 mL
ZnCl2 , tutup tabung reaksi, kocok dan dinginkan
- Amati setelah 5 menit dan setelah 1 jam mana yang lebih cepat bereaksi,
ditandai dengan terbentuknya larutan menyerupai awan
- Ulangi percobaan diatas, tetapi hanya menggunakan HCl pekat
e. Membedakan alkohol mono dan poly
- Kedalam tabung I masukkan 1 mL etanol.
- Kedalam tabung II masukkan 1 mL gliserol.
- Kedalam tiap-tiap tabung tambahkan 1 mL aquades, 5 tetes CuSO 4 dan 5
tetes NaOH, amati yang terjadi pada tiap tabung.
f. Tes Keasaman
- Kedalam tabung reaksi masukkan I mL etanol
- Tambahkan 2 mL aquades
- Masukkan kertas lakmus biru
- Amati warna lakmus

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 22


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

B. Fenol
1. Tes FeCl3
1. Kedalam tabung reaksi masukkan 5 mL aquades
2. Tambahkan 5 tetes fenol
3. Tambahkan 2 tetes FeCl3
4. Amati warna yang terjadi (merah keunguan)
2. Tes Oksidasi
1. Kedalam tabung reaksi masukkan 3mL larutan Na-bikromat 1%
2. Tambahkan 3 tetes asam sulfat pekat
3. Tambahkan 5 tetes fenol (orange)
4. Kemudian dipanaskan dan amati perubahan warna larutan (merah
kehitaman)
3. Tes keasaman
1. Kedalam tabung reaksi masukkan I mL fenol
2. Tambahkan 2 mL aquades
3. Masukkan lakmus biru
4. Amati warna lakmus

VI. Data Pengamatan


1. Alkohol
No Prosedur Percobaan Perlakuan Hasil

2. Fenol
No Prosedur Percobaan Perlakuan Hasil

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 23


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

DAFTAR PUSTAKA

$art, $., <.E.,0raine, dan :.., $art, 2%%!,


Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat edisi kesebelas
, Erlangga, akarta.
Riswiyanto, 2%%5, Kimia Organik , Erlangga, akarta.

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 24


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

SENYAWA KARBONIL

I. Tujuan Percobaan :
Mahasiswa dapat membedakan aldehid dan keton

II. Dasar Teori : :

III. Alat-Alat :
- Tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Pipet tetes
- Gelas ukur
- Beaker glass
- Kaki tiga + kassa
- Bunsen
- Cawan penguap
- Botol semprot

IV Bahan Kimia :
a. Formalin
b. Amoniak pekat
c. Fehling B
d. Benedict
e. Fehling A
f. Aseton
g. AgNO3
h. NH4OH
i. NaOH

Cara Kerja :
1. Tes dengan Pereaksi Tollens
a. Sediakan 2 tabung reaksi, tabung reaksi I masukan 1 mL Formalin, tabung reaksi
II masukan 1 mL Aseton
b. Tambahkan 1 mL larutan Perak Amoniacal ke dalam tiap-tiap tabung
c. Panaskan masing-masing tabung
d. Amati tiap-tiap tabung apakah terdapat Cermin Perak

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 25


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

2. Tes dengan Reagen Fehling


a. Sediakan 2 tabung reaksi, tabung reaksi I masukan 1 mL Formalin, tabung reaksi
II masukan 1 mL Aseton
b. Tambahkan 1 mL Fehling A dan 1 mL Fehling B ke dalam tiap tabung
c. Panaskan masing-masing tabung
d. Amati tiap tabung apakah terdapat endapan merah bata

3. Tes dengan Reagen Benedict


a. Sediakan 2 tabung reaksi, tabung reaksi I masukan 1 mL Formalin, tabung reaksi
II masukan 1 mL Aseton
b. Tambahkan 1 mL larutan Benedict ke dalam tiap tabung
c. Panaskan masing-masing tabung
d. Amati tiap tabung apakah terdapat endapan merah bata
4. Tes Amonia
a. Sediakan 2 cawan penguap, cawan I masukkan 1 mL formalin, pada cawan II
masukkan 1 mL aseton
b. Kedalam tiap-tiap cawan masukkan 2 mL amoniak pekat
e.Uapkan sampai kering pada penangas air
f. Amati yang terjadi
5. Tes dengan NaOH
g. Sediakan 2 tabung reaksi, tabung I masukkan 1 mL formalin,
tabung II masukkan 1 mL aseton
h. Kedalam tiap-tiap tabung tambahkan 3 mL NaOH kemudian
dididihkan
i. Amati yang terjadi

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 26


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

SENYAWA ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER

Tujuan Percobaan :
a. Mahasiswa dapat membedakan monokarboksilat dan
dikarboksilat
b. Mahasiswa dapat mengetahui pembuatan ester
Alat-alat :
a. Pipet tetes
b. Gelas ukur
c. Beaker glass 250 mL
d. Kaki tiga + kassa
e. Bunsen
f. Cawan penguap
g. Botol semprot
h. Tabung Reaksi
Bahan kimia :
a.Asam asetat glacial e. FeSO4
b. Na-bikarbonat f. NaOH
c.Etanol g. Hidroksilaminhidroklorida
d. Asam oksalat
Cara Kerja
A. Asam Karboksilat
1. Reaksi dengan larutan Na-bikarbonat
1. Kedalam kaca arloji masukkan 1 mL larutan Na-
bikarbonat 5%
2. Tambahkan 2 tetes asam asetat glacial
3. Jika timbul gas CO2 menyatakan terdapat asam
2. Pembentukan Ester
a.Kedalam tabung reaksi masukkan 2 mL etanol dan 1 mL asam sulfat
pekat, diamkan selama 2 menit
b. Tuangkan kedalam cawan penguap yang berisi 1 mL larutan Na-
bikarbonat
c. Amati bau yang terjadi, bau yang wangi menandakan terbentuknya
ester
3. Membedakan monokarboksilat dan dikarboksilat
a. Sediakan 2 tabung reaksi, kedalam tabung I masukkan 1 mLAsam
asetat, kedalam tabung II masukkan 1 mL asam oksalat
b. Kedalam tiap-tiap tabung tambahkan 5 tetes larutan FeSO 4 dan 6
tetes larutan NaOH

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 27


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

c. Amati hasil yang terjadi

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 28


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

B. Ester
a.Kedalam tabung reaksi masukkan 5 tetes ester
b. Tambahkan 1 mL hidroksilamin hidroklorida 0,5 N dalam
etanol 95%
c.Tambahkan 0,2 mL NaOH 6 N
d. Panaskan campuran sampai mendidih
e.Dinginkan, kemudian tambahkan 2 mL etanol 95%
f. Tambahkan FeCl3 5%
g. Amati warna yang terjadi

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 29


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Modul Praktikum Kimia Organik II

PEMBUATAN ASPIRIN

Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui bahan dasar pembuatan aspirin
2. Menentukan titik leleh aspirin
3. Menentukan rendemen
Alat-alat
a. Erlenmeyer 250 mL
b. Beaker glas 250 mL
c. Kaki tiga +kassa
4. Bunsen
5. Corong
6. Tabung thiele
7. Pipa kapiler
8. Batang pengaduk
9. Kertas saring

Bahan kimia
- Asam salisilat
- Asam asetat anhidrat
- H2SO4 pekat
- FeCl3

Fakultas Farmasi Universitas YPIB 30


Hanya Untuk Kalangan Sendiri
Cara Kerja
h. Kedalam tabung reaksi masukkan 1 gr asam salisilat
i. Tambahkan 2 mL asam asetat anhidrat dan 5 tetes asam sulfat pekat
kemudian kocok
j. Panaskan pada penangas air selama 5 menit
k. Kedalam beaker glass masukkan 15 mL aquades
l. Tambahkan larutan yang ada dalam tabung reaksi
m. Dinginkan dalam Es, jangan diganggu atau diguncang
n. Setelah terbentuk kristal yang maksimum kemudian disaring
o. Cuci dengan air dingin
p. Kristal dikumpulkan, kemudian dikeringkan dan ditimbang
q. Tentukan titik lelehnya
r. Ambil sedikit kristal, larutkan dengan etanol
s. Tambahkan larutan FeCl3
t. Amati yang terjadi
u. Hitung Rendemen
PEMBUATAN ASAM PIKRAT

Tujuan Percobaan
1. Mengetahui bahan dasar pembuatan asam pikrat
2. Menentukan titik leleh asam pkrat
3. Menentukan rendemen

Alat –alat
1. Beaker glass 250 mL
2. Corong
3. Batang pengaduk
4. Kaki tiga + kassa
5. Bunsen
6. Tabung thiele
7. Pipa kapiler
8. Kertas saring

Bahan kimia
a.Fenol
b. H2SO4 pekat
c. Etanol

Cara Kerja
A. . Kedalam beaker glass masukkan 5 gr fenol dan 20 mL asam sulfat pekat
B. Panaskan selama 30 menit diatas penangas air
C. Tambahkan 20 mL air dan dinginkan hingga suhu 150C
D. Tambahkan 10 mL asam nitrat pekat
E. Panaskan diatas penangas air selama 30 menit
F. Dinginkan hingga suhu 150C
G. Tambahkan 4 mL asam nitrat pekat
H. Panaskan selama 30 menit
I. Tambahkan 25 mL air es
J. Tambahkan etanol
K. Saring dan keringkan
L. Tentukan tituk lelehnya
M. Hitung rendemen
ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH

Tujuan Percobaan :
Pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan dapat memahami :
a.Cara kerja dan teknik-teknik pemisahan dan pemurnian senyawa organic bahan alam
yaitu ekstraksi dan rekristalisasi
b. Analisa kualitatif alkaloid dengan tes Murexide
c. Menentukan titik leleh kafein
d. Menentukan rendemen

Alat –alat :

- Beaker glass 1000 mL


- Corong pisah 250 mL
- Corong
- Beaker glas 250 mL
- Batang pengaduk
- Kaki tiga + kassa
- Bunsen
- Kertas saring
- Tabung thiele
- Pipa kapiler

Bahan Kimia :
1. Pb Asetat
2. Kloroform
3. Teh 200 gram

Cara Kerja :
a. Didihkan 300 mL aquades didalam Beaker glass 1000 mL
b. Masukkan 40 gr daun teh, didihkan selama 30 menit
c. Kemudian di saring dalam keadaan panas
d. Filtrat yang didapat ditambahkan 100 mL Pb asetat 10%
e. Panaskan selama 15 menit sambil diaduk
f. Kemudian disaring
g. Filtrat yang diperoleh dikisatkan sampai volumenya 25%
h. Hasil kisatan tersebut dikocok dengan kloroform di dalam corong pisah, kemudian
diamkan selama 1 jam.
i. Ambil lapisan bawah kemudian kloroformnya diuapkan .
j. Didapat padatan kafein.
k. Timbang padatan tersebut.
l. Tentukan titik leleh kafein.

Anda mungkin juga menyukai