i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Kepala Kantor Kementrian Agama Lumajang
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawas pendidikan, dalam konteks perubahan pendidikan adalah elemen yang dapat
memberikan pencerahan. Pencerahan itu bersifat komprehensif di lingkungan
madrasah. Kinerja pengawas, walaupun adakalanya bersifat teknis, tetapi memiliki
kedudukan strategis dalam menciptakan situasi yang kondusif bagi pencapaian kinerja
setiap elemen yang ada di madrasah, baik itu kepala madrasah, guru, laboran,
pustakawan, tenaga administrasi, peserta didik dan siapa saja yang terlibat secara
langsung terhadap proses pembelajaran.
B. Fokus Masalah.
Berdasarkan identifikasi, dan analisis hasil pengawasan tahun sebelumnya, maka
kegiatan pengawasan difokuskan pada evaluasi hasil bimbingan dan pelatihan
professional guru dan/atau kepala madrasah di wilayah kecamatan Sukodono
Kabupaten Lumajang .
Sedangkan sasaran evaluasi hasil bimbingan dan pelatihan professional guru dan/atau
kepala madrasah adalah 17 madrasah binaan yang terdiri dari 17 (delapan) kepala
madrasah dan seluruh guru madrasah binaan.
BAB II
KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH
Kualitas lulusan sebuah institusi pendidikan tentunya tidak dapat dilepaskan dari
penjaminan mutu (quality control) selama proses pembelajaran. Dalam hal ini pengawas
madrasah adalah pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan terhadap
terpenuhinya 8 standar pendidikan seperti yang telah digariskan oleh pemerintah pusat.
Berdasarkan Permenpan No 21 Tahun 2010, pengawas madrasah bertugas untuk
melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Pengawasan
akademik tersebut meliputi pengawasan terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru baik dikelas dan laboratorium maupun berkaitan dengan hasil belajar
siswa. Sedangkan pengawasan manajerial berkenaan dengan kinerja manajemen madrasah
yang dalam hal ini dikomandoi oleh kepala madrasah.
Begitu juga dengan kepala madrasah selaku supervisor pembelajaran dalam usahanya
memberikan bantuan atau pelayanan profesional kepada guru, selalu menaruh perhatian
yang sungguh-sungguh terhadap aspek-aspek yang dapat mengganggu tugas guru dalam
proses belajar mengajar. Dalam hal ini, kepala madrasah senantiasa mempelajari secara
obyektif dan terus menerus masalah-masalah yang dihadapi guru dalam pelaksanaan
tugasnya. Dengan demikian kepala madrasah yang efektif adalah kepala madrasah yang
mengetahui kompetensinya sebagai supervisor, yaitu memahami permasalahan yang
dihadapi guru, selanjutnya memberikan bantuan dan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan dan masalah yang dihadapi itu, baik secara individu maupun kelompok.
Kemudian memberi kesempatan kepada guru - guru untuk mengembangkan kreativitas dan
mendorong guru ke arah ide-ide yang baik bagi perbaikan tugasnya.
Bila pengawas, kepala madrasah dan guru, memahami tugas dan fungsinya masing-masing
dan bergerak seperti roda, maka akan dihasilkan guru yang berkualitas. Guru yang
berkualitas dihasilkan karena kepemimpinan kepala madrasah yang berkualitas, dan kepala
madrasah yang berkualitas dihasilkan karena pelaksanakanan pengawasan yang
berkualitas. Gerakan roda yang bergerak dan saling mempengaruhi satu sama lain, dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Roda kerjasama antara pengawas madrasah, kepala madrasah dan Guru
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa majunya madrasah tidak lepas dari
pengawasan yang dilakukan oleh pengawas madrasah. Keberhasilan suatu madrasah tidak
lepas dari kepemimpinan pengawas madrasah. Sebagai supervisor, pengawas madrasah
harus mampu membawa madrasah binaanya menjadi madrasah yang berdaya saing baik di
4
daerah maupun pusat, sehingga tujuan pendidikan secara umum pada akhirnya akan
tercapai.
5
BAB III
PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK PENGAWASAN
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pengawasan yaitu pendekatan
direktif, pendekatan non-direktif dan pendekatan kolaboratif. Berikut penjelasan ketiga
pendekatan tersebut.
Sedangkan metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh
pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem
perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri. Adapun teknik adalah langkah-
langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor, dan teknik yang dilaksanakan
dalam supervisi dapat ditempuh melalui berbagai cara, yakni pada prinsipnya berusaha
merumuskan harapan-harapan menjadi sebuah kenyataan.
6
A. Kepengawasan Manajerial.
1. Monitoring dan Evaluasi
a. Monitoring/Pengawasan
Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan madrasah, apakah sudah sesuai
dengan rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta
menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan
program. Monitoring lebih berpusat pada pengontrolan selama program
berjalan dan lebih bersifat klinis. Melalui monitoring, dapat diperoleh umpan
balik bagi madrasah atau pihak lain yang terkait untuk menyukseskan
ketercapaian tujuan. Aspek aspek yang dicermati dalam monitoring adalah hal-
hal yang dikembangan dan dijalankan dalam Rencana Pengembangan Madrasah
(RPM). Dalam melakukan monitoring ini tentunya pengawas harus melengkapi
diri dengan parangkat atau daftar isian yang memuat seluruh indikator
madrasah yang harus diamati dan dinilai.
b. Evaluasi
Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengetahui sejauhmana kesuksesan
pelaksanaan penyelenggaraan madrasah atau sejauhmana keberhasilan yang
telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah
untuk (a) mengetahui tingkat keterlaksanaan program, (b) mengetahui
keberhasilan program, (c) mendapatkan bahan/masukan dalam perencanaan
tahun berikutnya, dan (d) memberikan penilaian (judgement) terhadap
madrasah.
3. Metode Delphi
Metode Delphi dapat digunakan dalam membantu pihak madrasah merumuskan
visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBM, dalam merumuskan
Rencana Pengembangan Madrasah (RPM) sebuah madrasah harus memiliki
rumusan visi, misi dan tujuan yang jelas dan realistis yang digali dari kondisi
madrasah, peserta didik, potensi daerah, serta pandangan seluruh stakeholder.
7
4. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang ditempuh pengawas
dalam melakukan supervisi manajerial. Metode ini tentunya bersifat kelompok dan
dapat melibatkan beberapa kepala madrasah, wakil kepala madrasah dan/atau
perwakilan komite madrasah. Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan
dengan tujuan atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama dengan
Kelompok Kerja Kepala Madrasah (K3M) atau organisasi sejenis lainnya. Sebagai
contoh, pengawas dapat mengambil inisiatif untuk mengadakan workshop tentang
pengembangan KTSP, sistem administrasi, peran serta masyarakat, sistem penilaian
dan sebagainya.
B. Kepengawasan Akademik
1. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah
khusus dan bersifat perorangan. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang
guru yang dipandang memiliki persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi yang
dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi: kunjungan kelas, observasi kelas,
pertemuan individual, kunjungan antarkelas, dan menilai diri sendiri.
a) Kepanitiaan-kepanitiaan
b) Kerja kelompok
c) Laboratorium kurikulum
d) Baca terpimpin
e) Demonstrasi pembelajaran
f) Darmawisata
g) Kuliah/studi
h) Diskusi panel
i) Perpustakaan jabatan
j) Organisasi profesional
k) Buletin supervisi
l) Pertemuan guru
m)Lokakarya atau konferensi kelompok
Satu hal yang perlu ditekankan di sini bahwa tidak ada satupun di antara teknik-teknik
supervisi di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan di madrasah.
8
Artinya, akan ditemui oleh pengawas adanya satu teknik tertentu yang cocok diterapkan
untuk membina seorang guru tetapi tidak cocok diterapkan pada guru lain. Oleh sebab itu,
seorang pengawas harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu
mencapai tujuan yang diharapkan.
9
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN TAHUN 2023
Tabel 4.1. Laporan evaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala madrasah
Tabel 4.2. Laporan evaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional kepala madrasah
Evaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan guru di MGMP dalam kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan berjalan dengan baik, hal ini 100% dapat dibuktikan dengan
keikutsertaan semua guru dalam kegiatan bimbingan dan pelatihan. Bimbingan dan
pelatihan tidak saja dalam bentuk workshop tetapi dilanjutkan dalam bentuk bimbingan
individu pada semua kepala madrasah binaan. Hasil pelaksanaan bimbingan dan pelatihan
kepala madrasah tentang supervisi pembelajaran melalui kelas maya rata-rata memperoleh
hasil baik. Untuk meningkatkan rata-rata hasil menjadi sangat baik dilakukan workshop di
madrasah masing-masing dan bimbingan individu menggunakan metode yang lebih
interaktif dan aplikasi pembelajaran daring yang bervariatif.
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan :
Berdasarkan hasil evaluasi hasil pelaksanaan program bimbingan dan pelatihan
professional yang dilakukan pada Tujuh belasa madrasah binaan, sebagai berikut:
1. Evaluasi hasil pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan guru dan/atau kepala
madrasah dalam bentuk workshop berjalan lancar, hal ini dibuktikan dengan
partisipasi peserta yang menunjukkan angka 100%.
2. Evaluasi hasil pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan guru dan/atau kepala
madrasah dalam bentuk workshop rata-rata memperoleh hasil baik. Untuk
meningkatkan rata-rata hasil menjadi sangat baik akan dilakukan workshop di
madrasah masing-masing dan bimbingan individu menggunakan metode yang lebih
interaktif dan aplikasi pembelajaran daring yang bervariatif.
B. Rekomendasi
1. Kepada pengawas yang melaksanakan kegiatan evaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan dianjurkan untuk mempelajari teknik mengevaluasi program pendidikan
terhadap kegiatan pengawasan agar tidak menemukan kesulitan ketika melakukan
evaluasi program pengawasan di madrasah binaannya.