Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN EVALUASI

EVALUASI PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN


(GURU, KEPALA MADRASAH, PENGAWAS MUDA)
TAHUN 2023

Nama Pengawas : Bambang Yajid,S.Ag


NIP : 196606042003121001
NUPTK : 5936744647200022
Pangkat/Gol : Pembina Tk.I – IV/a
Jabatan : Pengawas Sekolah Madya

Kantor Kementerian Agama kab. Lumajang


2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan evaluasi pelaksanaan Pembimbingan dan pelatihan Tahunan ini disusun


oleh:

1. Nama Pengawas : Bambang Yajid,S.Ag


2. Jenjang Pengawasan : Ra - MI
3. NIP : 196606042003121001
4. Pangkat/Golongan : Pembina TK.I/IV/a
5. NUPTK : 5936744647200022
6. Jenis Kelamin : Pria
7. Tempat/tgl lahir : Lumajang, 04 Juni 1966
8. Pendidikan Terakhir : S1
9. Jabatan : Pengawas Madrasah
10. Jumlah Madrasah binaan : 17 Madrasah ( 10 MI – 7 Ra )

Lumajang, 31 Desember 2023


Ketua POKJAWAS Pengawas Madrasah,

RULI WIDAYADI,S.Ag BAMBANG YAJID,S.Ag


NIP. 197410092000031001 NIP. 196606042003121001

Mengetahui
Kepala Kantor Kementrian Agama Lumajang

Dr.MUHAMMAD MUSLIM,S.Ag M.Sy


NIP. 197511022009101001

ii
KATA PENGANTAR

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi


Nomor: 21 Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Madrasah dan Angka
Kreditnya, Bab III pasal 7 menyatakan bahwa kewajiban pengawas madrasah dalam
melaksanakan tugas adalah: menyusun program pengawasan, melaksanakan program
pengawasan, melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan dan
membimbing dan melatih profesional Guru.
Sebagai hasil pelaksanaan program pengawasan perlu disusun laporan evaluasi
eavaluasi pelaksanaan pengawasan dalam jangka waktu satu tahun yang selanjutnya dikenal
dengan laporan evaluasi tahunan, yang terdiri dari kegiatan pelaksanaan pembinaan,
pemantauan, penilaian, dan pembimbingan di madrasah binaan.
Dengan tersusunnya laporan evaluasi evaluasi hasil bimbingan dan pelatihan
professional guru dan/atau kepala madrasah ini, kami sampaikan terima kasih kepada Kepala
Kantor Kementerian Agama Kota Lumajang atas pengarahan yang diberikannya sehingga
terwujud laporan evaluasi evaluasi pengawasan ini .
Dalam penyusunan laporan evaluasi evaluasi ini sumber daya secara kolaboratif telah
kami manfaatkan semaksimal mungkin, namun demikian masih banyak kekurangan dan
kelemahan yang terdapat dalam laporan evaluasi pengawasan ini. Untuk itu diperlukan
masukan dan saran dari pihak terkait sehingga laporan evaluasi hasil bimbingan dan pelatihan
professional guru dan/atau kepala madrasah pada tahun mendatang dapat disempurnakan.

Lumajang , Desember 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………………… ii


KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. iv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………. 1
B. Fokus Masalah ……………………………………………………………. 1
C. Tujuan Dan Sasaran Pengawasan ………………………………………… 1
D. Ruang Lingkup Pengawasan ………………………………………………. 2
BAB II : KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH …………………………. 3
BAB III : PENDEKATAN DAN METODE PENGAWASAN ………………………. 5
BAB IV : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN BIMLAT TAHUN 2023
A. Evaluasi Hasil Bimbingan Dan pelatihan Guru ………………………….. 9
B. Evaluasi Hasil Bimbingan Dan pelatihan Kepala Madrasah …………….. 10
C. Pembahasan Evaluasi Hasil Bimbingan Dan pelatihan ………………….. 11
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan ………………………………………………………………….. 12
B. Rekomendasi ……………………………………………………………… 12

iv
1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawas madrasah berdasarkan keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2012,


adalah Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional pengawas
satuan pendidikan yang tugas, tanggungjawab, dan wewenangnya melakukan
pengawasan akademik dan manajerial pada Madrasah

Merujuk kepada Keputusan Menteri tersebut, dapat dikatakan bahwa pengawas


pendidikan adalah pejabat fungsional yang memberikan layanan bantuan kepada
personil dan lembaga pendidikan. Melalui proses dan prosedur kinerjanya, patut
diduga akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap proses manajerial dan
pembelajaran di lingkungan madrasah.

Pengawas pendidikan, dalam konteks perubahan pendidikan adalah elemen yang dapat
memberikan pencerahan. Pencerahan itu bersifat komprehensif di lingkungan
madrasah. Kinerja pengawas, walaupun adakalanya bersifat teknis, tetapi memiliki
kedudukan strategis dalam menciptakan situasi yang kondusif bagi pencapaian kinerja
setiap elemen yang ada di madrasah, baik itu kepala madrasah, guru, laboran,
pustakawan, tenaga administrasi, peserta didik dan siapa saja yang terlibat secara
langsung terhadap proses pembelajaran.

Pengawas madrasah berkewajiban membuat laporan kepengawasannya di lingkungan


madrasah baik sebagai supervisor akademik maupun sebagai supervisor manajerial
sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh, laporan hasil pengawasan dapat
dimanfaatkan sebagai landasan dalam penyusunan program kerja pengawasan tahun
berikutnya (masa adaptasi normal baru); mengetahui keterlaksanaan program, sebagai
dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan dalam satu periode pengawasan, dan
sebagai bukti pertanggungjawaban pengawas yang bersangkutan atas tugas dan
fungsinya dalam penilaian, pembinaan dan pemantauan, pembimbingan dan pelatihan
dan evaluasi hasil pelaksanaan kepengawasan madrasah yang dibina .

B. Fokus Masalah.
Berdasarkan identifikasi, dan analisis hasil pengawasan tahun sebelumnya, maka
kegiatan pengawasan difokuskan pada evaluasi hasil bimbingan dan pelatihan
professional guru dan/atau kepala madrasah di wilayah kecamatan Sukodono
Kabupaten Lumajang .

C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan


Tujuan dari penyusunan laporan evaluasi hasil bimbingan dan pelatihan professional
guru dan/atau kepala madrasah ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai.
2

1. Keterlaksanaan setiap butir kegiatan evaluasi hasil bimbingan dan pelatihan


professional guru dan/atau kepala madrasah pada madrasah yang menjadi
binaannya.
2. Berbagai faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan setiap butir
kegiatan evaluasi hasil bimbingan dan pelatihan professional guru dan/atau kepala
madrasah.
3. Kinerja kepala madrasah setelah memperoleh bimbingan dan pelatihan professional
guru dan/atau kepala madrasah .
4. Kinerja guru setelah memperoleh bimbingan dan pelatihan professional guru
dan/atau kepala madrasah .
5. Sebagai landasan dalam penyusunan program kerja setelah memperoleh bimbingan
dan pelatihan professional guru dan/atau kepala madrasah tahun berikutnya;
6. Sebagai dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan dalam satu periode pengawasan
7. Sebagai bukti pertanggungjawaban pengawas yang bersangkutan atas tugas dan
fungsinya dalam mengevaluasi hasil bimbingan dan pelatihan professional guru
dan/atau kepala madrasah.

Sedangkan sasaran evaluasi hasil bimbingan dan pelatihan professional guru dan/atau
kepala madrasah adalah 17 madrasah binaan yang terdiri dari 17 (delapan) kepala
madrasah dan seluruh guru madrasah binaan.

D. Ruang Lingkup Pengawasan


Kegiatan bimbingan dan pelatihan professional guru dan/atau kepala madrasah adalah
pengawasan manajerial dan pengawasan akademik. Ruang lingkup evaluasi hasil
pengawasan dalam bentuk bimbingan dan pelatihan professional diberikan kepada
kepala madrasah dalam mengelola tugas manajerial dan guru dalam aktivitasnya di
MGMP/KKM, serta pengawas muda dalam menjalankan tugas pokoknya.
3

BAB II
KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

Kualitas lulusan sebuah institusi pendidikan tentunya tidak dapat dilepaskan dari
penjaminan mutu (quality control) selama proses pembelajaran. Dalam hal ini pengawas
madrasah adalah pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan terhadap
terpenuhinya 8 standar pendidikan seperti yang telah digariskan oleh pemerintah pusat.
Berdasarkan Permenpan No 21 Tahun 2010, pengawas madrasah bertugas untuk
melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Pengawasan
akademik tersebut meliputi pengawasan terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru baik dikelas dan laboratorium maupun berkaitan dengan hasil belajar
siswa. Sedangkan pengawasan manajerial berkenaan dengan kinerja manajemen madrasah
yang dalam hal ini dikomandoi oleh kepala madrasah.

Begitu juga dengan kepala madrasah selaku supervisor pembelajaran dalam usahanya
memberikan bantuan atau pelayanan profesional kepada guru, selalu menaruh perhatian
yang sungguh-sungguh terhadap aspek-aspek yang dapat mengganggu tugas guru dalam
proses belajar mengajar. Dalam hal ini, kepala madrasah senantiasa mempelajari secara
obyektif dan terus menerus masalah-masalah yang dihadapi guru dalam pelaksanaan
tugasnya. Dengan demikian kepala madrasah yang efektif adalah kepala madrasah yang
mengetahui kompetensinya sebagai supervisor, yaitu memahami permasalahan yang
dihadapi guru, selanjutnya memberikan bantuan dan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan dan masalah yang dihadapi itu, baik secara individu maupun kelompok.
Kemudian memberi kesempatan kepada guru - guru untuk mengembangkan kreativitas dan
mendorong guru ke arah ide-ide yang baik bagi perbaikan tugasnya.

Bila pengawas, kepala madrasah dan guru, memahami tugas dan fungsinya masing-masing
dan bergerak seperti roda, maka akan dihasilkan guru yang berkualitas. Guru yang
berkualitas dihasilkan karena kepemimpinan kepala madrasah yang berkualitas, dan kepala
madrasah yang berkualitas dihasilkan karena pelaksanakanan pengawasan yang
berkualitas. Gerakan roda yang bergerak dan saling mempengaruhi satu sama lain, dapat
digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Roda kerjasama antara pengawas madrasah, kepala madrasah dan Guru

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa majunya madrasah tidak lepas dari
pengawasan yang dilakukan oleh pengawas madrasah. Keberhasilan suatu madrasah tidak
lepas dari kepemimpinan pengawas madrasah. Sebagai supervisor, pengawas madrasah
harus mampu membawa madrasah binaanya menjadi madrasah yang berdaya saing baik di
4

daerah maupun pusat, sehingga tujuan pendidikan secara umum pada akhirnya akan
tercapai.
5

BAB III
PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK PENGAWASAN

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pengawasan yaitu pendekatan
direktif, pendekatan non-direktif dan pendekatan kolaboratif. Berikut penjelasan ketiga
pendekatan tersebut.

1. Pendekatan Direktif (langsung)


Yang dimaksud dengan pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah
yang bersifat langsung. Pengawas memberikan arahan langsung, dengan tujuan agar
guru yang mengalami problem perlu diberi rangsangan langsung agar ia bisa bereaksi.
Adapun langkah-langkah pendekatan direktif yaitu : menjelaskan, menyajikan,
mengarahkan, memberi contoh, menetapkan tolok ukur, dan menguatkan. Pengawas
menjadi sentral yang menentukan perbaikan pada guru, untuk itu pengawas harus
aktif, kreatif, dan inovatif dalam memperbaiki cara mengajar guru, sehingga guru tidak
merasa di dikte dalan mengembangkan kemampuannya dan kreativitasnya.

2. Pendekatan Non-Direktif (tidak Langsung)


Yang dimaksud pendekatan non-direktif yaitu cara pendekatan terhadap permasalahan
yang bersifat tidak langsung. Pengawas tidak secara langsung menunjukkan
permasalahan, tapi terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan
guru. Peranan pengawas disini adalah mendorong/membangkitkan kesadaran guru itu
sendiri. Pendekatan non-direktif ini guru menjadi pusat yang menentukan perbaikan
pada dirinya sendiri. Pengawas hanya membantu, mendorong guru agar mampu
mengembangkan kemampuannya dan kreativitasnya. Adapun langkah-langkah
pendekatan non-direktif yaitu : mendengarkan, memberikan penguatan, menjelaskan,
menyajikan dan memecahkan masalah.

3. Pendekatan Kolaboratif (Campuran)


Pendekatan kolaboratif adalah cara yang memadukan antara pendekatan direktif dan
non-direktif. Pada pendekatan ini pengawas dan guru bersama-sama, bersepakat untuk
menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan
terhadap masalah yang dihadapi. Pendekatan kolaboratif ini mengunakan komunikasi
dua arah, dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Pada pendekatan kolaboratif ini,
yang berperan adalah pengawas dan guru. Keduanya saling mengisi untuk menentukan
perbaikan dan pengembangan kemampuan dan kreativitas guru.

Sedangkan metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh
pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem
perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri. Adapun teknik adalah langkah-
langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor, dan teknik yang dilaksanakan
dalam supervisi dapat ditempuh melalui berbagai cara, yakni pada prinsipnya berusaha
merumuskan harapan-harapan menjadi sebuah kenyataan.
6

A. Kepengawasan Manajerial.
1. Monitoring dan Evaluasi
a. Monitoring/Pengawasan
Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan madrasah, apakah sudah sesuai
dengan rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta
menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan
program. Monitoring lebih berpusat pada pengontrolan selama program
berjalan dan lebih bersifat klinis. Melalui monitoring, dapat diperoleh umpan
balik bagi madrasah atau pihak lain yang terkait untuk menyukseskan
ketercapaian tujuan. Aspek aspek yang dicermati dalam monitoring adalah hal-
hal yang dikembangan dan dijalankan dalam Rencana Pengembangan Madrasah
(RPM). Dalam melakukan monitoring ini tentunya pengawas harus melengkapi
diri dengan parangkat atau daftar isian yang memuat seluruh indikator
madrasah yang harus diamati dan dinilai.

b. Evaluasi
Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengetahui sejauhmana kesuksesan
pelaksanaan penyelenggaraan madrasah atau sejauhmana keberhasilan yang
telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah
untuk (a) mengetahui tingkat keterlaksanaan program, (b) mengetahui
keberhasilan program, (c) mendapatkan bahan/masukan dalam perencanaan
tahun berikutnya, dan (d) memberikan penilaian (judgement) terhadap
madrasah.

2. Refleksi dan Focused Group Discussion


Focused Group Discussion (FGD), melibatkan unsur-unsur stakeholder madrasah.
Diskusi kelompok terfokus ini dapat dilakukan dalam beberapa putaran sesuai
dengan kebutuhan.Tujuan dari FGD adalah untuk menyatukan pandangan
stakeholder mengenai realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) madrasah, serta
menentukan langkah-langkah strategis maupun operasional yang akan diambil
untuk memajukan madrasah. Peran pengawas dalam hal ini adalah sebagai
fasilitator sekaligus menjadi narasumber untuk memberikan masukan berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman.

3. Metode Delphi
Metode Delphi dapat digunakan dalam membantu pihak madrasah merumuskan
visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBM, dalam merumuskan
Rencana Pengembangan Madrasah (RPM) sebuah madrasah harus memiliki
rumusan visi, misi dan tujuan yang jelas dan realistis yang digali dari kondisi
madrasah, peserta didik, potensi daerah, serta pandangan seluruh stakeholder.
7

4. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang ditempuh pengawas
dalam melakukan supervisi manajerial. Metode ini tentunya bersifat kelompok dan
dapat melibatkan beberapa kepala madrasah, wakil kepala madrasah dan/atau
perwakilan komite madrasah. Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan
dengan tujuan atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama dengan
Kelompok Kerja Kepala Madrasah (K3M) atau organisasi sejenis lainnya. Sebagai
contoh, pengawas dapat mengambil inisiatif untuk mengadakan workshop tentang
pengembangan KTSP, sistem administrasi, peran serta masyarakat, sistem penilaian
dan sebagainya.

B. Kepengawasan Akademik
1. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah
khusus dan bersifat perorangan. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang
guru yang dipandang memiliki persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi yang
dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi: kunjungan kelas, observasi kelas,
pertemuan individual, kunjungan antarkelas, dan menilai diri sendiri.

2. Teknik Supervisi Kelompok


Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis
kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama
dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada
mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang
mereka hadapi. Ada tiga belas teknik supervisi kelompok, sebagai berikut:

a) Kepanitiaan-kepanitiaan
b) Kerja kelompok
c) Laboratorium kurikulum
d) Baca terpimpin
e) Demonstrasi pembelajaran
f) Darmawisata
g) Kuliah/studi
h) Diskusi panel
i) Perpustakaan jabatan
j) Organisasi profesional
k) Buletin supervisi
l) Pertemuan guru
m)Lokakarya atau konferensi kelompok

Satu hal yang perlu ditekankan di sini bahwa tidak ada satupun di antara teknik-teknik
supervisi di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan di madrasah.
8

Artinya, akan ditemui oleh pengawas adanya satu teknik tertentu yang cocok diterapkan
untuk membina seorang guru tetapi tidak cocok diterapkan pada guru lain. Oleh sebab itu,
seorang pengawas harus mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu
mencapai tujuan yang diharapkan.
9

BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN TAHUN 2023

A. Laporan evaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru

Tabel 4.1. Laporan evaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan/atau kepala madrasah

Materi Target Yg Hasil Yang Alternatif


No Program Kesenjangan Pemecahan Kesimpulan Tindak Lanjut
Kegiatan Dicapai dicapai
Masalah
1. Evaluasi hasil Evaluasi hasil 62 guru 100% 0% Bimbingan Hasil Melakukan
pembimbingan kegiatan pada (Semua tidak saja pelaksanaan workshop di
dan pelatihan model semua guru dalam bimbingan dan madrasah masing-
guru di Pembelajaran madrasah mengikuti workshop tetapi pelatihan guru masing dan
KKG/MGMP langsung binaan, kegiatan dilanjutkan dalam kegiatan bimbingan
terdiri dari bimbingan dalam bentuk model individu
MI dan Ra dan bimbingan Pembelajaran menggunakan
pelatihan) berkelanjutan langsung metodel yang
kepada semua memperoleh lebih interaktif
guru binaan hasil baik dan aplikasi
pembelajaran
daring yang
bervariatif untuk
meningkatkan
rata-rata hasil
sangat baik
10

B. Laporan evaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional kepala madrasah

Tabel 4.2. Laporan evaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional kepala madrasah

Materi Target Yg Hasil Yang Alternatif


No Program Kesenjangan Pemecahan Kesimpulan Tindak Lanjut
Kegiatan Dicapai dicapai
Masalah
1. Evaluasi hasil Evaluasi hasil 17 kepala Semua 0% Bimbingan Hasil Melakukan
pembimbingan kegiatan madrasah kepala tidak saja pelaksanaan workshop di
dan pelatihan pembingan dan binaan madrasah dalam bimbingan dan madrasah masing-
kepala pelatihan bekerja workshop pelatihan kepala masing dan
madrasah tentang sesuai tetapi madrasah bimbingan individu
supervisi ekpektasi dilanjutkan tentang menggunakan
pembelajaran dalam bentuk supervisi metodel yang lebih
melalui bimbingan pembelajaran interaktif dan
supervise individu pada melalui kelas aplikasi
langsung semua kepala workshop atau pembelajaran
madrasah pun individu daring yang
binaan bervariatif untuk
meningkatkan rata-
rata hasil sangat
baik
11

C. Pembahasan Hasil Pengawasan

Evaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan guru di MGMP dalam kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan berjalan dengan baik, hal ini 100% dapat dibuktikan dengan
keikutsertaan semua guru dalam kegiatan bimbingan dan pelatihan. Bimbingan dan
pelatihan tidak saja dalam bentuk workshop tetapi dilanjutkan dalam bentuk bimbingan
individu pada semua kepala madrasah binaan. Hasil pelaksanaan bimbingan dan pelatihan
kepala madrasah tentang supervisi pembelajaran melalui kelas maya rata-rata memperoleh
hasil baik. Untuk meningkatkan rata-rata hasil menjadi sangat baik dilakukan workshop di
madrasah masing-masing dan bimbingan individu menggunakan metode yang lebih
interaktif dan aplikasi pembelajaran daring yang bervariatif.

Sedangkan pelaksanaan program bimbingan dan pelatihan professional kepala madrasah


dalam menyusun program pengawasan atau supervisi akademik secara umum tidak ada
hambatan yang berarti, pelaksanaan program berjalan lancar. Bimbingan tidak saja dalam
workshop tetapi dilanjutkan dalam bentuk bimbingan individu pada semua kepala
madrasah binaan. Hasil pelaksanaan bimbingan dan pelatihan kepala madrasah tentang
supervisi pembelajaran melalui kelas maya rata-rata memperoleh hasil baik. Untuk
meningkatkan rata-rata hasil menjadi sangat baik, dilakukan workshop di madrasah
masing-masing dan bimbingan individu menggunakan metode yang lebih interaktif dan
aplikasi pembelajaran daring yang bervariatif.
12

BAB V. PENUTUP

A. Simpulan :
Berdasarkan hasil evaluasi hasil pelaksanaan program bimbingan dan pelatihan
professional yang dilakukan pada Tujuh belasa madrasah binaan, sebagai berikut:
1. Evaluasi hasil pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan guru dan/atau kepala
madrasah dalam bentuk workshop berjalan lancar, hal ini dibuktikan dengan
partisipasi peserta yang menunjukkan angka 100%.
2. Evaluasi hasil pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan guru dan/atau kepala
madrasah dalam bentuk workshop rata-rata memperoleh hasil baik. Untuk
meningkatkan rata-rata hasil menjadi sangat baik akan dilakukan workshop di
madrasah masing-masing dan bimbingan individu menggunakan metode yang lebih
interaktif dan aplikasi pembelajaran daring yang bervariatif.

B. Rekomendasi
1. Kepada pengawas yang melaksanakan kegiatan evaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan dianjurkan untuk mempelajari teknik mengevaluasi program pendidikan
terhadap kegiatan pengawasan agar tidak menemukan kesulitan ketika melakukan
evaluasi program pengawasan di madrasah binaannya.

2. Kepada Kantor Kementerian Agama Kota Lumajang dan Kantor Wilayah


Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta agar lebih intens meningkatkan kompetensi
pengawas madrasah khususnya kompetensi evaluasi pendidikan yang salah satu
indikatornya pengawas melakukan evaluasi keberhasilan program pendidikan,
khususnya evaluasi hasil pelaksanaan program .

Anda mungkin juga menyukai