INFORMASI UMUM
Diah Ika Wahyuningsih, S.T ILMU PENGETAHUAN ALAM Fase D 4 JP
SMP Negeri 28 Surabaya (IPA) Kelas VII (4X40 menit)/
Tatap Muka
Peserta didik telah mengetahui informasi terkait beberapa gejala alam yang sering terjadi yang berkaitan
Kompetensi Awal
dengan wujud zat (es krim mencair, lilin meleleh dan air yang mengembun)
1. Bergotong royong
Peserta didik mampu menerima dan melaksanakan tugas serta peran yang diberikan kelompok dalam
mengerjakan lembar kerja peserta didik yang diberikan oleh pendidik dengan benar
Profil Pelajar Pancasila 2. Bernalar Kritis
Kreatif dan bernalar kritis : Pelajar memperoleh pengalaman untuk menjadi pemikir kreatif
dan bernalar kritis,yang dicapai melalui proses merancang percobaan, menyajikan dan
menganalisis informasi secara kualitatif dan kuantitatif, membangun keterkaitan antara
berbagai informasi, menyimpulkan dan mengevaluasi eksperimen yang dirancang
Media Alat dan Bahan Sumber belajar
Pertemuan PPT Perubahan Dibutuhkan Lingkungan sekolah
1 dan 2 Wujud Zat Fisika laptop, media PPT, Inabuy, Victoriani, dkk. 2021.
dan Kimia google formulir, Buku Siswa IPA Kelas 7.
google slide, Jakarta: Kemdikbudristek RI.
Sarana dan Prasarana proyektor, Hardaanie, Budiyanti Dwi, dkk. 2021.
Jaringan internet, Buku Panduan Guru
handphone dan IPA Kelas 7. Jakarta:
speaker untuk Kemdikbudristek RI.
menanyangkan
video, lembar
aktivitas sebagai
salah satu media
pembelajaran
peserta didik.
Ruangan Kelas
ditata
berkelompok
sesuai jumlah
kelas dan diatur
berdasarkan
heterogenitas hasil
asesmen
diagnostic. Dalam
penataan bangku
di dalam
kelompok pastikan
guru mempunyai
cukup ruang untuk
melakukan
dialogdengan
kelompok tersebut
Pembelajaran Discovery
Learning Terhadap Hasil Belajar
IPA Materi Karakteristik Zat
dan Perubahannya. Radiasi:
Jurnal Berkala Pendidikan
Fisika, 14(1), 44-50.
Handout Zat dan perubahannya
Target PesertaDidik Reguler
Model, Metode dan Pendekatan
Project Based Diskusi, Eksperimen, Sciaentifik dan TPACK
Learning (PjBL)
Komponen Inti
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan
karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan perubahan
fisik membedakan perubahan fisik dan kimia serta memisahkan campuran sederhana.
Tujuan Pembelajaran Pemahaman IPA :
1. Melalui kegiatan literasi dan mengamati video, peserta
didik mampu menganalisis konsep perubahan wujud zat
dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
2. Melalui kegiatan literasi dan diskusi, peserta didik
mampu membandingkan berbagai jenis perubahan wujud
Pertemuan 1 & 2 zat dengan tepat.
3. Melalui kegiatan literasi dan diskusi, peserta didik
mampu merancang proyek perubahan wujud zat dengan
baik.
Keterampilan Proses:
1. Melalui kegiatan proyek, peserta didik dapat menunjukkan
proses perubahan zat cair menjadi zat padat .
2. Melalui kegiatan proyek, peserta didik dapat
mengomunikasikan hasil proyek dengan penuh percaya
diri.
Pemahaman Bermakna Pertemuan 1 & 2
Peserta didik menemukan sendiri pengertian kata- kata terkait topik,
kemudian mengelaboralasi pengertian tersebut dalam contoh-contoh
Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk merancang prosedur
percobaan, menganalisis hasil percobaan tentang sifat-sifat zat
Peserta didik membuat peta konsep untuk meringkas pemahamannya
mengenai perubahan zat kemudian peta konsep yang iabuat untuk
menjelaskan pada orang lain.
Peserta didik mulai diperkenalkan pada isu global untuk kemudian merancang
percobaan dalamskala kecil terkait isu perubahan iklim dalam upaya
memberikan ide memperlambat waktu melelehnya es.
Pembelajaran Berdiferensiasi :
1. Diferensiasi Konten : Menyajikan bahan pembelajaran dalam bentuk PPT (visual), Video Pembelajaran (Auditori), Panduan Pembuatan
Produk (Kinestetik)
2. Diferensiasi Proses : Dengan memberi bimbingan kepada siswa yang belum memahami materi atau memberikan tugas lanjutan kepada
siswa yang sudah memmahami materi
3. Deferensiasi produk : Dengan memberikan tugas sesuai dengan minat dan kegemaran siswa (membuat laporan berupa video, membuat
produk berupa telur asin, membuat laporan tertulis)
ASESMEN DIAGNOSTIK NON KOGNITIF
Kinestetik
Auditori Visual
Peserta didik
Peserta didik
mampu memahami Peserta didik
mampu memahami
materi dengan mampu
materi dengan
melakukan memahami materi
menggunakan video
percobaan atau dengan menggunakan
pembelajaran atau
praktik secara media PPT atau
mendengarkan
langsung disajikan gambar
penjelasan teman
dan guru
DESKRIPSI UMUM
Peserta didik diajak mengamati sebuah data pada sebuah website berisi suhu rata-rata kabupaten
karawang, kemudian peserta didik menuliskan pertanyaan dasar, merencanakan dan melakukan
proyek untuk memanfaatkan kondisi suhu rata-rata kabupaten karawang. Peserta didik diminta
untuk berdiskusi dengan teman satu kelompok, kemudian menarik kesimpulan tentang perubahan
wujud zat, dan mempresentasikan hasil diskusinya.
AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Aktivitas guru dan peserta didik Waktu
Kegiatan Persiapan 10
pendahuluan 1. Guru masuk ke kelas tepat waktu dan menyambut peserta didik menit
dengan mencium tangan/ salaman (disiplin)
2. Guru membuka pembelajaran dengan salam, menanyakan kondisi
peserta didik, mengecek kondisi ruang kelas ( kebersihan kelas, ada
sampah atau tidak, jika ada maka bisa di buang di tong sampah ) dan
mengajak peserta didik berdoa terlebih dahulu, doa dipimpin ketua
kelas (relegius)
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan adakah
yang tidak masuk pada hari ini. ( guru mengabsen satu persatu )
sebagai sikap disiplin ( Integritas )
4. Guru melakukan pembiasaan pagi (Sebagai ungkapan kita
menghormati untuk menumbuhkan rasa kebangsaan kita,
- “Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Pancasila
- Jargon Spendupan
- Pelajar Pancasila
- Tepuk Hak Anak
- Tepuk PPK
5. Guru menanyakan & mengingatkan kesepakatan kelas yang pernah
dibuat bersama-sama
Baiklah sesuai dengan salah satu kesepakatan Bersama, kita harus
belajar dengan tertib, menjawab jika ditanya Guru dan tidak boleh
sering ijin ke belakang ( minimal 2x )
Motivasi
7. Guru memberikan Motivasi dengan menunjukkan gambar di PPT
tentang peristiwa sehari-hari :
Apa yang kamu ketahui tentang gambar
Apa pernah makan es batu, es cream, es lilin ?
Bagaimana jika kamu pegang benda tersebut?
Kenapa Es bisa mencair ?
Guru mengecek hasil Tes Diagnostik Non Kognitif dan Guru segera
membagi 3 kelompok sesuai dengan hasil tes
Kegiatan Kesimpulan 10
penutup menit
Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
hari ini.
Evaluasi
Peserta didik mengerjakan soal post tes yang diberikan guru sebagai
evaluasi belajar yang telah dilakukan
https://forms.gle/gfVxXojMnTAad5ht5
Refleksi
1. Guru melakukan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik
mengenai kegiatan pembelajaran hari ini.
Memberikan link refleksi untuk dikerjakan oleh peserta didik
https://forms.gle/LbX5LZp1VhPPLwat7
Pertemuan 2
Kegiatan Aktivitas guru dan peserta didik Waktu
Kegiatan Persiapan 15
pendahuluan 1. Guru masuk ke kelas tepat waktu dan menyambut peserta didik menit
dengan mencium tangan/ salaman (disiplin)
2. Guru membuka pembelajaran dengan salam, menanyakan kondisi
peserta didik, mengecek kondisi ruang kelas ( kebersihan kelas, ada
sampah atau tidak, jika ada maka bisa di buang di tong sampah ) ,
Kerapian seragam dan mengajak peserta didik berdoa terlebih dahulu,
doa dipimpin ketua kelas (relegius) maju kedepan kelas.
3. Guru melakukan pembiasaan pagi (Sebagai ungkapan kita
menghormati untuk menumbuhkan rasa kebangsaan kita,
- “Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Pancasila
- Jargon Spendupan
- Pelajar Pancasila
- Tepuk Hak Anak
- Tepuk PPK
4. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan adakah
yang tidak masuk pada hari ini. ( guru mengabsen satu persatu )
sebagai sikap disiplin ( Integritas )
Motivasi
7. Guru memberikan Motivasi kepada peserta didik dengan tepuk
semangat untuk menambah semangat belajar
8. Guru mengadakan tes diagnostik kognitif / Pre tes berupa Link dan
Barcode ( untuk mengetahui tes kemampuan & pemahaman yang
dimiliki siswa saat pelajaran minggu lalu )
Evaluasi
Guru memberikan soal pos tes berupa link atau barcode sebagai
evaluasi belajar yang telah dilakukan
https://forms.gle/P13si6c1dqD7Xa5i8
Refleksi
1. Guru melakukan refleksi dengan menanyakan kepada peserta didik
mengenai kegiatan pembelajaran hari ini.
Asesmen
Jenis Bentuk)* )*
1. Asesmen Diagnostik pre-test (Penilaian tertulis) Sikap (profil pelajar pancasila):
(sebelum pembelajaran) Observasi,
2. Asesmen Formatif Performa (Penilaian observasi) Performa: observasi, jurnal
(selama Tertulis: essay, pilihan ganda,
pembelajaran) jawab singkat, benar-salah
3. Asesmen Sumatif (akhir Post-test (Penilaian Tertulis)
pembelajaran)
PENILAIAN/ASESMEN
A. PENILAIAN PENGETAHUAN
PENILAIAN DIAGNOSTIK
1. Diagnostik Non Kognitif
Asesmen diagnostik non kognitif di awal pembelajaran dilakukan untuk menggali
hal-hal meliputi kesejahteraan psikologi peserta didik, emosi, aktivitas peserta
didik, pergaulan peserta didik, gaya belajar,
https://forms.gle/eNki5kVgghXAxsoT7
Pertemuan Ke-1
Assesmen diagnostic kognitif diawal pembelajaran dilakukan untuk menggali pengetahuan peserta
didik yang meliputi materi sebelumnya tentang wujud zat & model partikel serta materi yang akan
dibahas(sedang berlangsung) untuk mengetahui penguasaan & pemahaman materi
https://forms.gle/kUbqdvDwsKWfTq6D7
Pertemuan Ke-2
https://forms.gle/CrbNBVw3TAVebTca7
Pertemuan ke -1
https://forms.gle/9zKUAmLKbV3SHAxW7
Pertemuan Ke-2
Kriteria Nilai
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ A = 80 – 100 : Baik Sekali
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100 B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
B. Penilaian Sikap
Lembar Penilaian
Sikap Nama siswa:
Butir Sikap : Gotong Royong dan Bernalar Kritis
No Profil Pelajar Pancasila Aspek yang dinilai 1 2 3 Keterangan
Keaktifan dalam membantu
1 Gotong Royong kelompok
Kerjasama menyelesaikan tugas
Mengidentifikasi masalah
Pengamatan
2 Bernalar Kritis Melakukan analisis/pengolahan
data
Mengkomunikasikan
NAMA :
KELAS :
HARI/TANGGAL :
PETUNJUK PENGISIAN :
1. Tulis nama lengkap pada tempat yang disediakan.
4. Berilah tanda centang () untuk setiap pernyataan pada kolom alternatif jawaban sesuai dengan
jawaban anda.
Keterangan alternatif
jawaban:
SL : Selalu
KK : Kadang-kadang
TP : Tidak pernah
Alternatif Jawaban
No Pernyataan
SL KK TP
1 Saya mengikuti kegiatan pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
2 Saya aktif bertanya pada saat proses pembelajaran.
Saya selalu berusaha mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
3
dengan benar.
4 Saya suka menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Saya menanyakan kepada guru jika ada penjelasan yang belum saya
5
mengerti.
6 Saya merasa senang mengikuti pembelajaran …
Saya suka bekerja sama dengan kelompok untuk menyelesaikan tugas
7
yang diberikan guru.
8 Saya mudah menyerah saat mengalami kesulitan belajar.
9 Saya akan belajar lebih giat lagi saat mendapatkan nilai yang memuaskan.
Saya akan terus mempelajari berulang kali jika belum paham saat guru
10
menjelaskan.
11 Saya mengetahui tujuan mempelajari materi pembelajaran.
Saya senang mencari informasi yang berhubungan dengan pembelajaran
12
dari sumber lain.
Saya tertarik dan merasa senang untuk menyelesaikan soal-soal yang
13
diberikan guru.
14 Saya mengaitkan pembelajaran dengan contoh nyata.
Penskoran
Pernyataan positif:
SL 3
KK 2
TP 1
Pernyataan negatif:
SL 1
KK 2
TP 3
Penilaian Proyek
Penilaian
No. Aspek yang dinilai 3 2 1
1. Perencanaan
a. Kemampuan merancang langkah-langkah penyeleseian
proyek dari awal sampai akhir
c. Rasa
d. Ketahanan
4. Laporan Proyek
a. Kelengkapan sistematika
b. Tingkat keberhasilan dalam membuat produk
Keterangan :
3 : sangat lengkap, sangat baik, sangat runtut dan sangat akurat
2 : lengkap, baik, runtut dan akurat
1 : tidak lengkap, tidak baik, tidak runtut dan tidak akurat
Penilaian Presentasi
No Nama Pelaksanaan Peyajian Kesempatan Kesimpulan Jumlah
Peserta Presentasi Materi Audien skor
didik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
Penilaian
No Aspek yang dinilai 3 2 1
Ketepatan Waktu Cukup tepat waktu
1 Sangat tepat waktu Kurang tepat waktu
Sangat Kreatif Cukup Kreatif Kurang Kreatif
Kreatifitas menyelesaikan menyelesaikan tugas menyelesaikan
2
tugas tugas
3 Efektifitas Sangat efektif isinya Cukup efektif Kurang efektif isinya
isinya
Sangat sesuai dengan Cukup sesuai Kurang sesuai
4 konsep materi dengan konsep dengan materi
Kebenaran konsep
materi konsep
Kriteria Nilai
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100 A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
C. Penilaian laporan Proyek
Nama :...................................................
Kelas :...................................................
Kelompok :...................................................
....................................................
....................................................
Saat kita membuka freezer yang terdapat pada kulkas kita sering melihat
asap yang mengepul begitupun saat memasak air hingga mendidih.
Menurutmu apakah asap pada kedua kejadian tersebut berbeda?
b. Sama, Asap pada kedua gambar tersebut adalah uap air yang
lepas keudara sehingga terlihat seperti asap
Melalui kegiatan C6 3 C
literasi dan 3. Perhatikan langkah pembuatan es lilin tanpa freezer berikut
diskusi, peserta
didik mampu 1) Masukan adonan es lilin kedalam cetakan
merancang
Capaian Level No Kunci
Indikator soal Bentuk Soal
Pembelajaran Kognitif soal Jawaban
proyek perubahan
wujud zat dengan 2) Putar-putar es lilin hingga mengeras
baik.
3) Pecahkan es batu dan tambhakan garam
Dari langkah kerja di atas urutknlah menjadi langkah kerja yang tepat
a. 3-4-5-2-1
b. 3-4-1-2-5
c. 1- 5-3–4–2
d. 1-5-4-3-2
LEMBAR AKTIVITAS (LKPD)
KELAS VII
PROYEK PEMBUATAN ES
OLEH
DIAH IKA WAHYUNINGSIH, S.T.
Nama Kelompok :
1. ……………………….
2. ……………………….
3. ………………………..
4. ………………………..
5. ………………………………..
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan proyek, peserta didik mampu membuat produk perubahan wujud
benda
2. Melalui kegiatan proyek, peserta didik mampu menganalisis proses perubahan wujud
benda
2. Kreatif dan Bernalar kritis : Pelajar memperoleh pengalaman untuk menjadi pemikir
kreatif dan bernalar kritis, yang dicapai
PERTEMUAN 1
MENDESAIN RANCANGAN PRODUK
Berdasarkan Literasi Digital diatas, Carilah Video Literasi Lainnya dengan materi
yang sama namun menggunakan bahan baku sesuai dengan Proek kelompok kalian.
Setelah menyusun jadawal proyek segera lakukan pembuatan proyek mu dengan baik
dan guru akan memonitoring kegiatan mu!
PERTEMUAN 2
Diskusikan perwakilan kelompokmu untuk maju presentasi hasil proyek yang telah
dilaksanakan!
EVALUASI
Melalui Video pembelajaran, bahan ajar dan PPT, Jawablah pertanyaan di bawah ini
dengan baik !
Tabel pengamatan
Pengamatan(Wujud)
NO Perlakuan Kesimpulan
10 20 30
Apa yang terjadi pada es krim jika es batu tidak dicampur dengan garam?
REFLEKSI
2. Jika tidak diberi garam, es krim tidak akan membeku. Bongkahan es batu justru mencair
karena menyerap panas di sekelilingnya
3. Fungsi topping disini adalah untuk menambah cita rasa, selain itu fungsi topping disini untuk
memperindah penampilan agar menggugah selera konsumen.
4. Ya, semakin kental susu maka akan semakin lama dalam proses pembekuan. Sebaliknya, jika
kandungan air dalam susu lebih banyak maka akan mempercepat proses pembekuan.
5. Setelah dilakukan percobaan, yang mempengaruhi baik/tidaknya kualitas es krim putar adalah:
1. Kualitas bahan 2. Lamanya pemutaran 3. Perasa yang digunakan 4. Bahan-bahan yang
digunakan harus dipastikan baik, terbebas dari kotoran/bakteri
7. Garam ditambahkan pada es batu dalam pembuatan es lilin untuk membekukan es lilin
tersebut. Hal ini karena es lilin membutuhkan suhu yang sangat rendah untuk membeku .
8. Jika kita menaburkan garam di es atau bisa disebut air dalam fase padat, maka partikel garam
akan mengganggu kestabilan ikatan partikel-partikel air dalam fase padat tersebut.
Hal ini terjadi karena partikel garam menerobos ke sela-sela partikel es sehingga memutus
ikatan partikel es.
Akibatnya partikel es yang di permukaan dapat terlepas dari gaya tarik partikel di sekitarnya.
Partikel yang berhasil melepaskan diri dari gaya tarik partikel lainnya tersebut beralih ke fase
cair.
Keadaan ini membuat es melebur tanpa memperoleh tambahan panas sehingga proses
peleburan tersebut menghasilkan air dengan suhu di bawah 0°C.
9. karena dengan cara seperti ini es dapat melebur pada suhu di bawah 0°C yang
artinya di bawah titik lebur es pada normalnya.
10. Dalam pembuatan es krim, harus diperhatikan kualitas alat dan bahan.Tidak perlu membeli
alat/mesin pembuatan es krim, karena kita pun dapat merancangnya dengan sangat sederhana.
Waktu dan tenaga yang dibutuhkan juga tidak banyak. Dan yang terpenting, menghemat
pengeluaran dan dapat menambah keterampilan.
MEDIA PEMBELAJARAN
Penyusun Instansi : Diah Ika Wahyuningsih, S.T
Tahun Penyusunan Jenjang : SMP Negeri 28 Surabaya
Sekolah Mata Pelajaran BAB : Tahun 2023
Topik : Kelas 7
Alokasi Waktu : IPA-KIMIA
: Wujud Zat dan Perubahannya
: Perubahan Wujud Zat
: 2 x 40 Menit
Media pembelajaran :
Melalui power point materi Perubahan
wujud zat
https://docs.google.com/presentation/d/
1dAIRqZzHQf9NZGdfic-YBtkGXBS_wV4h/edit?
usp=sharing&ouid=108607178587457880445&rtpof=tru
e&sd=true
Video Pembelajaran
a. https://docs.google.com/presentation/d/1dAIRqZzHQf9NZGdfic-
YBtkGXBS_wV4h/edit?usp=sharing&ouid=108607178587457880445&rtpof=true&sd=true (Visual )
b. https://www.youtube.com/watch?v=b2zRk9xGapo (Auditori)
c. https://www.youtube.com/watch?v=w2kbdOSBCjQ (Kinestetik)
Video langkah kerja pembuatan proyek. https://youtu.be/IXFZgjRJApM?t=49
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruangan. Ada tiga macam wujud zat, yaitu zat
padat, cair, dan gas. Sifat zat padat memiliki bentuk dan volumenya tetap, tidak tergantung pada tempatnya.
Sifat zat cair adalah volumenya tetap, tetapi bentuk berubah sesuai dengan tempatnya. Sifat gas adalah bentuk
dan volumenya berubah sesuai dengan tempatnya. Sifat-sifat partikel zat tersebut adalah sebagai berikut.
Es Mencair
Foto : dok. Freepik.com
Membeku dan mencair adalah perubahan wujud yang berbanding terbalik. Membeku adalah
perubahan wujud zat dari air menjadi padat. Sedangkan, mencair adalah perubahan wujud zat dari
padat menjadi cair.
Peristiwa membeku disebabkan oleh penurunan suhu atau pelepasan panas. Sedangkan, peristiwa
mencair disebabkan oleh kenaikan suhu atau penambahan panas.
Suatu zat cair akan membeku jika suhunya terus diturunkan atau didinginkan hingga ke titik
bekunya. Sedangkan, suatu zat padat akan mencair jika suhunya diturunkan atau dipanaskan hingga ke
titik lelehnya.
2. Mengembun dan Menguap
a) b)
a) Mengembun; b) Menguap Foto : dok. Google
Mengembun merupakan perubahan wujud zat dari wujud gas menjadi cair. Peristiwa ini dikenal
dengan istilah kondensasi. Mengembun juga diartikan menjadi titik-titik air yang berkaitan dengan uap.
Pada proses ini pengembunan terjadi karena gas melepaskan energi panas (kalor) sehingga berubah
menjadi cair
Menguap adalah bentuk perubahan wujud yang terjadi pada benda cair menjadi zat gas. Menguap
adalah perubahan wujud yang memerlukan kalor atau pemanasan. Perubahan tersebut tidak hanya
terjadi pada zat cair saja, namun juga bisa terjadi di dalam tubuh manusia.
Menyublim adalah bentuk perubahan wujud suatu benda padat menjadi benda gas tanpa melalui
proses cair. Di dalam proses menyublim membutuhkan energi panas atau kalor. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), menyublim berasal dari kata sublim yang memiliki arti perubahan zat padat
menjadi uap.
Mengkristal adalah perubahan wujud benda dari fasa gas menjadi padat.
Peristiwa mengkristal adalah kebalikan dari peristiwa menyublim
C. Titik Leleh dan Titik Didih
Titik leleh atau titik lebur suatu zat adalah suhu saat zat berubah dari padat menjadi cair.
Pada titik leleh, bentuk padat dan cair ada dalam kesetimbangan. Untuk sebagian besar zat, titik
leleh dan titik beku kira-kira sama. Misalnya air akan membeku bila didinginkan menuju suhu 0 °C,
dan pada suhu sama es akan mencair bila diberikan panas. Titik didih adalah suhu saat zat berubah dari
cair menjadi uap ketika dipanaskan.
Sumber : http://www.biomagz.com/2016/04/zat-murni-dan-campuran-contoh-dan-titik.html
Perubahan fisika adalah perubahan materi yang tidak disertai dengan pembentukan zat yang jenisnya
baru. Contoh perubahan fisika, pencampuran gula ke dalam air membentuk larutan gula.
Secara fisik gula berubah dari bentuk padat menjadi bentuk yang terlarut dalam air, tetapi sifat-sifat
gula masih tampak dalam larutan itu, misalnya rasa manis masih ada, baik dalam wujud padat maupun dalam
bentuk terlarut dalam air. Perubahan ini tidak mengubah baik sifat maupun struktur air. Perubahan yang terjadi
hanya fisiknya saja, dari cair menjadi padat (es), atau dari cair menjadi gas.
Perubahan kimia adalah suatu perubahan materi yang menghasilkan jenis dan sifat materi berbeda
(baru) dari zat semula dinamakan (perubahan kimia dinamakan juga reaksi kimia atau reaksi). Contoh
perubahan kimia adalah pembakaran kayu, jika kayu dibakar akan menghasilkan arang kayu. Jika
dibandingkan antara kayu dan arang kayu, keduanya memiliki jenis dan sifat yang berbeda, karena itu
pembakaran kayu bukan perubahan fisika, tetapi tergolong perubahan kimia
Dalam perubahan kimia dihasilkan jenis materi yang berbeda dengan materi semula, sehingga terdapat
dua istilah yang digunakan dalam reaksi kimia, yaitu zat semula dinamakan reaktan atau pereaksi, dan zat yang
terbentuk dinamakan hasil reaksi atau produk reaksi. Pada pembakaran kayu, kayu dinamakan pereaksi dan
arang kayu dinamakan hasil reaksi.
E. Siklus Air
Tentunya kamu pernah melihat hujan, bukan? Istilah hujan memang sudah tidak asing bagi kita.
Hujan merupakan peristiwa turunnya air dari atmosfer ke bumi. Di
Indonesia yang merupakan daerah tropis, hujan merupakan sumber utama dari semua air yang mengalir di
permukaan seperti sungai, waduk, laut maupun simpanan air di tanah. Hujan ini sebenarnya merupakan salah
satu tahapan dalam siklus air. Siklus air (lihat gambar) merupakan sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
bumi ke atmosfer dan kembali ke bumi melalui evaporasi dan transpirasi, kondensasi dan presipitasi.
Siklus Air
Sumber : https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/03/05/apa-itu-siklus-air-berikut-pengertian-hingga-proses-terjadinya-siklus-air
a. Evaporasi
Evaporasi merupakan penguapan air dari permukaan bumi yang berasal permukaan air laut, danau, sungai, tanah, jaringan
tumbuhan, hewan, manusia dan bahan lain yang mengandung air. Namun jika evaporasi yang berasal dari tumbuhan lebih sering
disebut transpirasi. Uap air hasil evaporasi ini akan naik ke atmosfer.
Uap air yang naik akan mengalami kondensasi membentuk butiran-butiran air. Kondensasi ini sama dengan peristiwa
pengembunan sehingga uap air yang awalnya merupakan gas berubah wujud menjadi butiran- butiran air. Peristiwa kondensasi ini
terjadi akibat suhu udara yang semakin rendah seiring dengan bertambahnya ketinggian pada atmosfer bumi. Butiran-butiran air
ini kemudian akan berkumpul membentuk awan.
c. Perpindahan awan mengikuti arah angin
Butiran-butiran air yang membentuk awan ini ringan sehingga mudah terbawa mengikuti arah angin dan lama kelamaan semakin
besar karena berkumpul satu sama lain.
Jika awan mencapai ukuran yang cukup besar maka butiran air tersebut akan jatuh ke permukaan bumi. Proses jatuhnya butiran air
ke permukaan bumi disebut presipitasi.
F. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan pada suatu zat yang mengubah sifat-sifat kimianya sehingga
menghasilkan zat baru. Mengapa zat baru? Karena zat baru memiliki struktur molekul yang berbeda dengan
sebelumnya. Ada penyusunan ulang atom dari suatu zat dan muncul perubahan sifat kimia dan komposisinya.
a. Perubahan warna
Reaksi kimia dapat menimbulkan perubahan warna yang terlihat pada produknya. Misalnya reaksi
redoks besi (perkaratan besi) membuat besi yang berwarna silver mengkilat menjadi merah
kecoklatan.
Reaksi Briggs-Rauscher yang warnanya berubah dari bening, menjadi kuning, menjadi biru, lalu
menjadi kehitaman.
b. Perubahan suhu
Berdasarkan laman Lumen Learning, reaksi kimia dapat menyebabkan perubahan suhu yang dibagi
menjadi dua yaitu reaksi eksotermik dan reaksi endotermik.
Reaksi endotermik menyerap panas, sehingga suhu reaktan menjadi lebih dingin daripada
lingkungannya. Contohnya pada cool pack atau pendingin tubuh yang dipakai pada musim panas.
Adapun reaksi eksotermik melepaskan panas, sehingga suhu reaktan akan terasa panas. Pada
eksotermik, sistem reaksi akan memiliki suhu lebih panas dibanding lingkungannya. Contohnya
adalah reaksi pembakaran hidrokarbon.
c. Munculnya gas
Ciri lain reaksi kimia adalah memunculkan gas sebagai produk reaksinya. Terbentuknya gas
dicirikan dengan terbentuknya gelembung udara dalam sistem yang sedang mengalami reaksi
kimia.
Contohnya adalah reaksi fotosintesis yang menghasilkan oksigen maupun soda kue yang
memproduksi gas sehingga kue bisa mengembang.
d. Perubahan rasa
Reaksi kimia juga dapat menyebabkan perubahan rasa pada produknya. Produk bisa memiliki rasa
asam atau basa sesuai ph yang dimilikinya. Atau menciptakan rasa logam yang khas jika
membentuk unsur logam.
e. Munculnya endapan
Munculnya endapan juga menjadi salah satu ciri reaksi kimia. Suatu reaktan yang direaksikan bisa
menghasilkan produk berupa endapan dengan berbagai macam warna sesuai unsur pembentuknya.
Reaksi pembentukan endapan digunakan di bidang pengelolaan limbah untuk membersihkan air
limbah dari logam berat.
f. Perubahan volume
Reaksi kimia juga dapat menyebabkan perubahan volume. Misalnya reaksi kimia pasta gigi gajah
yang bisa kamu temui banyak orang melakukannya dan mengunggah videonya di intenet.
Hidrogen peroksida, natrium iodide, dan sabun direaksikan dan secara tiba- tiba membentuk busa
dengan volume yang sangat besar.
G. Kerapatan Zat
Kerapatan zat merupakan kondisi partikel-partikel dalam hal kerapatan suatu materi atau dikenal juga
sebagai massa jenis. Massa jenis merupakan pengukuran massa setiap satuan volume benda, makin tinggi
massa jenis suatu benda, maka makin besar juga massa tiap volumenya.
Meski emas dan es sama-sama benda padat, tapi kerapatan partikelnya berbeda.Massa jenis tiap materi
berbeda-beda dan bisa jadi penanda khusus suatu zat. Massa jenis suatu zat yang sama tetap sama, meski
ukurannya berbeda.
Massa jenis termasuk besaran turunan yang bergantung pada massa dan volume
benda.
Rumus massa jenis adalah ρ = m/v , yaitu ρ : massa jenis (kg/m3 atau g/cm3), m
: massa benda (kg atau g), v : volume benda (m3 atau cm3).
Perbandingan antara massa dan volume benda selalu tetap untuk keadaan yang berbeda-beda. Benda
sejenis meski bentuk dan ukurannya berbeda, massa jenisnya akan sama. Sedangkan, benda sejenis dengan
bentuk dan ukuran beda akan punya massa jenis yang sama.
Berikut adalah beberapa nilai massa jenis zat satuan Standar Internasional (SI) dan centimetre-gram
second (cms), di antaranya
Es 920 0,92
Perbedaan nilai massa jenis zat berpengaruh pada interaksi antar zat.
H. Tenggelam dan Terapung
a. Benda Tenggelam
Benda besi dan baja adalah salah satu contoh benda yang tenggelam di dalam air.
Saat menghitung benda tenggelam kita dapat menggunakan rumus ini, yaitu: Rumus benda tenggelam:
Nah, terdapat beberapa contoh benda yang mudah tenggelam di dalam air, contohnya besi, logam,
batu, koin, pasir, dan lainnya.
b. Benda Terapung
Pernahkah kalian melihat benda yang terapung? Nah, hal ini terjadi dikarenakan jenis kandungan fluida
jauh lebih dari massa jenis bendanya.
Misalnya, sebuah kubus berbahan dasar kayu yang dijatuhkan ke dalam air, secara perlahan kubus kayu
tersebut akan naik. Tidak hanya kubus kayu saja, kita juga dapat melihat benda berbahan dasar plastik yang
akan terapung jika dicelupkan ke dalam air, lo!
Nah, kita dapat menghitung benda terapung menggunakan rumus: Rumus benda
Afandi, Muhamad dkk. (2013). Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: UNISSULA
PRESS
Akram, T.M., Ijaz, A., & Ikram, H. (2017). Exploring the factors responsible for Declining Students’ Interest in
Chemistry, International Journal of Information and Education Technology, 7(2), 88-94
Alfari, Shabrina. (21 Maret 2022). Apa Itu Soal HOTS? Ini Pengertian, Tujuan dan Contoh Soalnya.
(Diakses: Hari Minggu Tanggal 19 Nopember 2023, Pukul: 20.00 WIB, laman:
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-tipe-soal-hots)
Amaliyah, Nurhadifah dkk. (2019). Model Pendidikan Inovatif Abad 21. Bantul: Penerbit Samudra
Biru (Anggota Ikapi)
Pane, Aprida & Muhammad Darwis Dasopang. (2017). Belajar dan Pembelajaran: “FITRAH”
Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 03 (2), 333-351
Ariyana, Yoki dkk. (2018). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi. Jakarta: Dirjen GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
A. Yulianto and others, „Pembelajaran Projekct Based Learning Berbasis Lesson Study Untuk Meningkatkan
Keaktifan‟, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 3.2 (2017), 448–53
Djamaluddin, Ahdar & Wardana. (2019). Belajar dan Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan Kompetensi
Pedagogis. Parepare: CV. Kaaffah Learning Center
Fuadi, Husnul dkk. (2020). Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Sains Peserta
Didik: Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 (2): 108 – 116
Haerullah, Ade & Said Hasan. (2017). Model & Pendekatan Pembelajaran Inovatif (TeoridDan
Aplikasi). Bantul: CV. Lintas Nalar
Hamdanah, & M. Iqbal Hasanuddin. (2019). Media Pembelajaran Berbasis ICT: Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Parepare:
IAIN PAREPARE NUSANTARA PRESS
Hartati, Marni dkk. (2019). Panduan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan
SMA (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud)
Karsam. (2019). Batik dari masa keraton hingga revolusi industri 4.0. Surabaya: CV. Revka Prima
Media
Kementerian Riset and others, Modul Pembekalan Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Menunjang
Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Bagi Mahasiswa Asistensi Mengajar Program Studi Pendidikan Ipa
Universitas Trunojoyo Madura, 2017, VII.
KKBI Online (Diakses: Hari Sabtu Tangal 17 Nopember 2023, Pukul 22:00WIB, laman:
https://kbbi.web.id/karakteristik)
KKBI Online (Diakses: Hari Sabtu Tanggal 17 Nopember 2023, pukul 22:02 WIB, laman
https://kbbi.web.id/materi)
L. Heny Nirmayani and Ni Putu Candra Prastya Dewi, „Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning) Sesuai Pembelajaran Abad 21 Bermuatan Tri Kaya Parisudha‟, Jurnal Pedagogi Dan
Pembelajaran, 4.3 (2021), 378
Maesaroh, Siti (2013). Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam: Jurnal Kependidikan, 1 (1), 150-168
Marlina, I., & Aini, F. Q. (2023). Perbedaan Pembelajaran Berdiferensiasi Berdasarkan Kesiapan Dengan Gaya
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa. EDUSAINTEK: Jurnal Pendidikan Sains dan Teknologi, 11(1),
392-404.
Mas, Sitti Roskina &Ikhfan Haris. (2020). Komunikasi dalam Organisasi (Teori dan Aplikasi). Gorontalo: UNG
Press Gorontalo
Nofiana & Julianto. (2018). UPAYA PENINGKATAN LITERASI SAINS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN
BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL. BIOSFER Jurnal Tadris Pendidikan Biologi Vol. 9 no.1 (2018) 24-35
p-ISSN : 2086-5945 http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/biosfer/index
Nurdin, Ali & dkk. (2013). Pengantar Ilmu Komunikasi. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press
OECD. (2017). Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi, Indonesia
Patta, Rahmawati dkk. (2021). Kemampuan Literasi Numerasi Ditinjau Dari Gaya Kognitif Reflektif-Impulsif:
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan, 5 (2), 212-217
Putri, Betty Asrotaja Yonika & Raharjo. (2017). Validitas Empiris Butir Soal High Order Thinking (Hot)
Berbasis Computer Based Test (CBT) pada Sub Materi Sistem Indera Siswa Kelas Xi SMA: BioEdu
Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi, 6 (3), 353-359
Qomariyah, Hidayatul. (2016). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Information and
Communication Technologiy (ICT) Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPA Kelas 4 MI Miftahul Ulum
Jarak Kulon Jogoroto Jombang. (Tesis: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)
Robbia, Annisa Zikri & Husnul Fuadi. (2020). Pengembangan Keterampilan Multimedia Interaktif
Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Literasi Sains Peserta Didik Di Abad 21: Jurnal Ilmiah Profesi
Pendidikan, 5 (2): 117 – 123
Rofalina, Fanny (13 December 2018). Kupas Tuntas Seputar Soal HOTS dan Tips Mengerjakannya.
(Diakses: Hari Minggu Tanggal 4 September 2022, Pukul: 20.02 WIB, laman:
https://www.zenius.net/blog/soal-hots)
Sobari, Teti dkk. (2019). Peningkatan Kemampuan Menulis dan Membaca Melalui Implementasi
Kultur Literasi Siswa SMP: “Diglosia” Jurnal Pendidikan, 3 (2), 92-102
Idra Sulpaimi. 2020. Studi Literatur Pendekatan Pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) Dalam
Pembelajaran Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas
Negeri Padang.
Sudarmin, 2014, Pendidikan Karakter, Etnosains, dan Kerarifan Lokal: Konsep dan Penerapan dalam Penelitian,
dan Pembelajaran Sains, Semarang: CV. Swadaya Manunggal.
Sujana, A., 2014, Pendidikan IPA Teori dan Praktik, Bandung: Rizqi Press.
Sunarto. (2018). Pengembangan Kreativitas-Inovatif dalam Pendidikan Seni melalui Pembelajaran Mukidi:
Jurnal Refleksi Edukatika, 8 (2), 108-113
Theroux. (2004). Pembelajaran Diferensiasi: Ciri-ciri, Prinsip Dasar, dan Contoh Penerapannya.
(https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/pembelajaran-diferensiasi/)
Tim GTK DIKDAS (Isniatun Munawaroh). (2021). Modul Belajar Mandiri Calon Guru: Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Jakarta: Direktorat GTK Pendidikan Dasar, Dirjen GTK, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Tomlinson, Carol A. (2001). How to Differentiate Instruction in a Mixed Ability Classroom. 2nd Ed. ASCD.
Virgiia USA
Tomlison, C.A., & Moon, T.R. (2013). Assesment and Student Succes in a Differentiated Classroom.
Alexandria, VA Association for Supervision and Curriculum Development
Warsihna, Jaka. (2016). Meningkatkan Literasi Membaca dan Menulis dengan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK): Improve Reading and Writing Literacy With Information and Communication
Technology (ICT): Kwangsan, 4 (2), 67-80
Woolfolk, A. (2009). Educational Psychology. Edisi asli terbit tahun 2008. Terjemahan Helly Prajitno & Sri
Mulyantini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yulita Dyah Kristanti, Subiki, and Rif‟ati Dina Handayani, „Model Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based
Learning )‟, Pembelajaran Fisika, 5.2 (2012), 122–28.
Zaini, et. Al., 2008. Srategi pembelajaran aktif. Yogyakarta: Insan Mandiri.