Anda di halaman 1dari 18

Daftar Isi

Kata Pengantar
………………………………………………………………………………………
……………. i
Daftar Isi
………………………………………………………………………………………
……………………. ii
Bab I : Pendahuluan
1. Latar Belakang
……………………………………………………………………………………
……. 1
2. Tujuan
……………………………………………………………………………………
………………… 1
3. Manfaat Penulisan
……………………………………………………………………………………
.. 2
Bab II : Isi
1. Pengertian dan Hakikat Pendidikan dasar
……………………………………………………. 3
2. Tujuan Pendidikan Dasar
…………………………………………………………………………… 3
3. Landasan Pendidikan dasar
………………………………………………………………………… 5
4. Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan
……………………………………………………. 9
5. Pentingnya Pendidikan Dasar
…………………………………………………………………….. 9
6. Peraturan Terkait Penyelenggaraan Pendidikan Dasar
……………………………………. 10

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 1


7. Gambaran Umum Penyelenggaraan Pendidikan Dasar
…………………………………… 11
8. Kriteria Pendidik
……………………………………………………………………………………
…. 15
Bab III : Penutup :
1. Kesimpulan
……………………………………………………………………………………
……. 16
2. Saran
……………………………………………………………………………………
…………….. 16
Daftar Pustaka
………………………………………………………………………………………
……………. 17

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 2


BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Sebagai suatu sistem, pendidikan nasional haruslah dikelola dengan tepat agar
sebagai subsistem sebagai pembangunan nasional, tujuan sisdiknas seperti yang
diminta dalam pasal Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 dapat tercapai secara
efisien dan efektif. Khususnya pada Pendidikan Dasar perlu mendapat perhatian
khusus. Kurikulum yang ada sekarang bukan saja terlalu “overload”. Sebagai
konsekuensi logis dari kurikulum yang sentralistik, juga karena proses
penyusunan sampai pada pelaksanaan dan evaluasi kurikulum masih steril dari
jamahan masyarakat.
Dalam rangka penyermpurnaan sistem pendidikan nasional sebagaimana
diamanatkan oleh pasal 31 UUD 1945 pelaksanaan produk hukum tersebut masih
harus diuji dilapangan dan sebagaimana biasanya dalam pelaksanaannya dihadapi
kerikil-kerikil sebagai hambatan yang disebabkan oleh berbagai hal. Terlepas dari
msalah yuridis, terdapat dua pola pemikiran atau asumsi yang mendiminasi
kontroversi ini. Asumsi satu : mutu pendidikan akan dapat ditingkatkan apabila
ditangani secara efisien artinya, berbagai sumber yang mempengaruhi terjadinya
proses pendidikan perlu ditangani secara jelas, terkendali, dan terarah. Kurikulum
diarahkan dan diperinci, guru diarahkan dan ditugaskan, sarana dan dana
pendidikan diprogramkan secara efisien asumsi ini dapat disebut asumsi
pedagogik. Asumsi dua : pendidikan khususnya pendidikan dasar yang merupakan
kebutuhan dasara dari setiap warga negara merupakan kewajiban pemerintah,
dalam hal ini unit pemerintah yang paling depan, untuk melaksanakannya
pendidikan menjadi salah satu masalah pembagian wewenang kekuasaan, antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam tulisan ini akan dibahas
permasalahan manajemen pendidikan dasar karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Pendidikan dasar merupakan proses HAM manusia Indonesia, sesuai dengan
UUD 1945 pasal 31 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 3


mendapatkan pendidikan. Oleh sebab itu, pelaksanaannya tidak dapat terhalang
oleh peraturan perundangan yang dibawahnya.
1. Masalah manajemen pendidikan, khususnya pendidikan dasar, bukan hanya
sekedar masalah yuridis tetapi lebih dari itu karena berkenaan dengan anak
Indonesia yang justru akan memperoleh pendidikannya yang sangat mendasar
bagi kelangsungan hidup bernegara.
1. 2. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui tentang konsep dasar tujuan pendidikan Indonesia dan teori-teori
yag berhubungan tentang manajemen pendidikan nasional
2. Mahasiswa mampu menganalisis tentang kasus yang terkait dengan
penyelenggaraan pendidikanmahasiswa mampu memahami dasar hukum
masalah yuridis terkait dengan manajemen pendidikan dasar
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa khususnya dalam mata
kuliah manajemen pendidikan nasional
1. 3. Manfaat
Melalui penulisan makalah ini diharapkan kita bisa lebih memahami bagaimana
kegiatan penyusunan dan pengelolaan kurikulum apakah sudah sesuai dengan
kenyataan, dan juga pembelajaran yang sesuai efektif, dalam pelaksanaannya.
Sehingga kita bisa mengurangi kesalahan-kesalahan yang akan terjadi. Selain itu
penulis juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya
mahasiswa Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. Melalui makalah
ini diharapkan pembaca dapat lebih memperkaya ilmu tentang penyusunan
kurikulum.
BAB II
ISI

1. A. PENGERTIAN PENDIDIKAN DASAR


Berdasarkan pasal 17 UU RI No. 20 tahun 2003 menerangkan bahwa:
1 Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah.

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 4


2 Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah
(MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan
madrasah tsanawiyah (MTs), atsu bentuk lain yang sederajat.
3 Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Penjelasan atas pasal 17
ayat (2) menyatakan bahwa “Pendidikan yang sederajat dengan SD/MI adalah
program seperti Paket B yang diselenggarakan pada jalur pendidikan nonformal.
Dalam UU No. 2 tahun 1989, Pendidikan dasar diselenggarakan untuk
mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan
keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta
mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti
pendidikan menengah.
Pengertian pendidikan dasar dalam UU 50 yang disebut dengan pendidikan
rendah, definisinya sangat jelas, bahwa level ini adalah level untuk menumbuhkan
minat, mengasah kemampuan pikir, olah tubuh dan naluri.

1. B. TUJUAN PENDIDIKAN DASAR


Tujuan tingkat pendidikan satuan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan
pengetajuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk mencapai tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan dasar dituntut peran guru dalam proses pembelajaran agar
siswa memiliki keseimbanganantara kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat dan globalisasi yang semakin
merambah ke desa-desa. Kondisi peserta didik yang belum bisa menyesuaikan
dengan adanya perubahan-perubahan ini menjadi penyebab terganggunya proses
belajar mengajar. Peserta didik lebih banyak melihat permainan tekhnologi
daripada belajar. Apalagi dari orang tua yang kurang memperhatikan karena
bekerja sampai larut, dituntut kebutuhan yang semakin meningkat, serta
ketidaktahuan orang tua dalam materi pembelajaran yang selalu berganti.
Peran guru dalam menyediakan dan memberikan pengalaman belajar yang
bermakna sangat di butuhkan peserta didik, guru yang dapat memberikan

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 5


pembelajaran dengan berbagai cara agar peserta didik dapat memahami
pembelajaran lebih lama akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Tujuan pendidikan pada pendidikan dasar menurut PP Nomor 28 Tahun 1990,
ialah[1] :
Memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga
negara dan anggot umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk
mengikuti pendidikan menengah.
Pendidikan dasar yang dimaksud disini ialah pendidikan yang berlangsung pada
tingkat SD selama enam tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama
tiga tahun sehingga seluruhnya menjadi enam tahun. Pendidikan dasar sembilan
tahun ini adalah pendidikan yang harus dimiliki oleh setiap wagar negara dalam
kategori usia yang bersangkutan. Karena itu, pendidikan dasar merupakan
indikator umum yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kecerdasan bangsa.
Kecuali untuk mempersiapkan peserta didik sebagai pribadi, wagar negara dan
umat manusia, pendidikan dasar juga mempersiapkan mereka untuk meningkatkan
kecerdasannya pada tingkat pendidikan menengah.
Terdapat beberapa kondisi yang diperlukan untuk suksesnya perencanaan
pendidikan yaitu (1) adanya komitmen politik pada perencanaan pendidikan, (2)
perencanaan pendidikan harus tahu betul apa yang menjadi hak, tugas dan
kewajibannya, (3) harus ada perbedaan yang tegas, antara era politis, teknis, dan
administratif pada perencanaan pendidikan, (4) perhatian lebih besar diberikan
pada penyebaran kekuasaan untuk membuat keputusan pollitis dan teknis, (5)
perhatian lebih besar diberikan pada pengembangan kebijakan dan prioritas
pendidikan yang terarah, (6) tugas utama perencanaan pendidikan adalah
mengembangkan secara terarah dan memberikan alterantif teknis sebagai sarana
untuk mencapai tujuan politik pendidikan, (7) harus mengurangi politisasi
pengetahuan, (8) harus berusaha lebih besar untuk mengetahui opini publik
terhadap perkembangan masa depan dan arah pendidikan, (9) administrator
pendidikan harus lebih aktif mendorong perubahan-perubahan dalam perencanaan
pendidikan, dan (10) ketika pemerintah tidak menguasai lagi semua aspek

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 6


pendidikan maka harus lebih diupayakan kerja sama yang saling menguntungkan
antara pemerintah-swasta-universitas yang memegan otoritas pendidikan.
Selain itu terdapat dua strategi penting dalam perencanaan pendidikan, yaitu (1)
penetapan target dan (2) penetapan prioritas. Menyangkut strategi kedua ini
terdapat enam area kritis yang harus dipertimbangkan, yaitu pilihan antara tingkat
pendidikan, pilahan antara kuantitas dan kulitas, pilihan antara ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan pengetahuan budaya, pilihan antara pendidikan formal dan
pelatihan nonformal, pilihan tentang intensif serta pilihan tentang tujuan
pendidikan.
Memerhatikan pembuatan program oendidikan yang berkualitas, kondisi-kondisi
yang mendukung suksesnya perencanaan pendidikan dan strategi-strategi penting
dalam perencanaan pendidikan maka perlu disusun langkah-langkah perencanaan
pendidikan. Langkah-langkah proses perencanaan pendidikan di Dekdiknas biasa
disebut Siklus Perencanaan. Langkah-langkah tersebut adalah kegiatan analisis
keadaan sekarang. Perkiraan keadaan yang akan datang, perumusan tujuan yang
akan dicapai, analisis dan diagnosis, pengembangan alternatif, proses
pengambilan keputusan, penentuan kebijakan, penentuan program dan prioritas,
perhitungan anggaran, perumusan rencana, penyusunan rincian rencana,
melaksanakan rencana, evaluasi rencana dan revisi rencana.

1. C. LANDASAN PENDIDIKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN


DASAR
Pendidikan Sekolah dasar
Masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda. Mutu bangsa di
kemudian hari bergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak-anak
sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Apa
yang akan dicapai di sekolah, ditentukan oleh landasan dan kurikulum sekolah
itu. Jadi barangsiapa yang memegang landasan yang benar dan menerjemahkan
dalam kurikulum akan memegang nasib bangsa dan negara. Berikut saya uraikan
landasan-landasan pendidikan.
1. Yuridis

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 7


Landasan yuridis memberikan lampu hijau penyelenggaraan lembaga pendidikan
di sebuah negara. Di Indonesia UU RI No.20 tahun 2003 tentang sisdiknas:
“Setiap warga negara yang berusia 7 s.d. 15 tahun wajib mengikuti pendidikan
dasar” (pasal 6)
“Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikutip rogram wajib
belajar” (pasal 34) menjadi dasar penerimaan siswa baru di SD.
UU No.2 tahun 1989 tentang Sisdiknas pasal 39 menyatakan: “Isi kurikulum
setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarga-negaraan.
Dan masih banyak sumber UU negara Indonesia yang dijadikan dasar yuridis
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
1. Historis
“Jas Merah” Jangan lupakan sejarah (Bung Karno). Kita tidak bisa melupakan
sejarah pendidikan di Indonesia agar tidak melupakan jati diri kita sebagai warga
negara dan menghargai jasa pendahulu kita.
Ada tiga tokoh pendidikan yang mewarnai pendidikan di negara ini. Mohamad
Syafei yang mendirikan Sekolah Indonesisch Nedrlands School / Kayutanan di
Sumatra Barat (1926) yang memiliki konsep; mendidik anak-ana agar dapat
berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka karena sekolah
Hindia Belanda hanya menyiapkan anak-anak menjadi pegawai mereka saja.
Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa di Yogjakarta (1922) melahirkan
falsafah “Tut Wuri Handayani” ‘Tut Wuri Handayani’ (mengikuti sambil
mempengaruhi) Mengikuti, namun maknanya ialah mengikuti perkembangan
sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih & tanpa pamrih, tanpa
keinginan menguasai & memaksa, & makna Handayani ialah mempengaruhi dlm
arti merangsang, memupuk, membimbing, memberi teladan agar sang anak
mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi”.
K. H. Ahmad Dahlan mendirikan Oganisasi Islam (1912) di Yogjakartaingin
mewujudkan orang muslim yang berakhlak mulia cakap, percaya kepada diri
sendiri, berguna masyarakat & negara.
1. Filosofis

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 8


Filsafat sangat penting karena harus dipertimbangkan dalam mengambil
keputusan tentang setiap aspek kurikulum. Untuk tiap keputusan harus ada
dasarnya. Filsafat adalah cara berpikir yang sedalam-dalamnya, yakni sampai
akarnya tentang hakikat sesuatu.
Filsafat pendidikan terdiri dari filsafat tradisionalis yaitu esensialis, parenialis, dan
filsafat tradisionalis yaitu progresivis, eksistensialis, dan rekontuksionis.
Parenialis menghendaki agar pendidikan kembali kepada jiwa yang menguasai
abad pertengahan, karena ia telah merupakan jiwa yang menuntun manusia hingga
dapat dimengerti adanya tata kehidupan yang telah ditentukan secara rasional.
Essentialis menghendaki pendidikan yang berpendikan atas nilai-nilai yang tinggi,
yang hakiki kedudukannya dalam kebudayaan. Nilai-nilai ini hendaklah yang
sampai kepada manusia melalui sivilisasi dan yang telah teruji oleh waktu. Tugas
pendidikan adalah perantara atau pembawa nilai-nilai yang ada dalam gudang di
luar ke dalam jiwa peserta didik, sehingga perlu dilatih agar mempunyai
kemampuan absorbi (penerapan) yang tinggi.
Progressivism menghenadi pendidikan yang pada hakikatnya progresif, tujuan
pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus
menerus, agar peserta didik dapat berbuat sesuatu yang intelligent dan mampu
mengadakan penyesuaian dan penyesuaian kembali sesuai dengan tuntuan dari
lingkungan.
Reconstructionsm menghendaki agar peserta didik dapat dibangkitkan
kemampuannya untuk secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan
perubahan dan perkembangan masyarakat sebagai akibat adanya pengaruh dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik tetap berada dalam
suasana aman dan bebas.
Existentialism menghendaki agar pendidikan selalu melibatkan peserta didik
dalam mencari pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing dan
menemukan jati dirinya, karena masing-asing individu adalah makhluk yang unik
dan bertanggung jawab atas diri dan nasibnya sendiri.
1. Psikologis

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 9


Mengetahui landasan psikologis dalam penerapan dengan pendidikan sangatlah
urgent. Dengan mengetahui psikologis pendidikan (Psikologi perkembangan,
psikologi belajar, dan psikologi social) maka pemberian porsi materi serta
pendekatan yang digunakan dalam kegiatan kependidikan akan pas sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
1. Sosiologis
Menurut Ibnu Taimiyyah “anak terlahir dalam keadaan fitrah”; dalam suatu
keadaan kebajikan bawaan & lingkungan sosial itulah yang mempengaruhi
tingkah laku manusia.
Pada tingkat dan skala mikro pendidikan merupakan gejala sosial yang
mengandalkan interaksi manusia sebagai sesama (subyek) yang masing-masing
bernilai setara.
1. Antropologis
Antropologi pendidikan mencoba mengungkapkan proses-proses transmisi budaya
atau pewarisan pengetahuan melalui proses enkulturasi dan sosialisasi.
G.D. Spindler berpendirian bahwa kontribusi utama yang bisa diberikan
antropologi terhadap pendidikan adalah menghimpun sejumlah pengetahuan
empiris yang sudah diverifikasikan dengan menganalisa aspek-aspek proses
pendidikan yang berbeda-beda dalam lingkungan sosial budayanya.
1. Ekonomi
Pada zaman pasca modern atau globalisasi sekarang ini, yang sebagian besar
manusianya cenderung mengutamakan kesejahteraan materi dibanding
kesejahteraan rohani, membuat ekonomi mendapat perhatian yang sangat besar.
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran
proses pendidikan. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan, bukan untuk
mendapatkan keuntungan.
Perkembangan lain yang menggembirakan di bidang pendidikan adalah
terlaksananya sistem ganda dalam pendidikan. Sistem ini bisa berlangsung pada
sejumlah lembaga pendidikan, yaitu kerjasama antara sekolah dengan pihak
usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa.
1. Religi

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 10


Manusia terdiri dari tiga komponen; “Jasmani, Rohani dan Akal”. Ketiga
komponen tersebut akhirnya akan kembali kepada sang khaliq untuk
mempertanggungjawabkan kinerja ketiga komponen itu. Manusia diutus ke dunia
sebagai khalifah.
Selain dibekali jasmani, rohani, dan akal, manusia juga dibekali oleh ayat-ayat
kauniyah dan ayat-ayat qauliyah. Ayat kauniyah berupa gejala-gejala alam yang
perlu direnungkan oleh manusia dengan menggunakan rohani dan akalnya.
Sedangnya ayat-ayat qauliyah berupa kitab Al-Qur’an dan Hadits. Landasan
pendidikan religi ini berkiblat kepada Al-Qur’an dan Sunah.

1. D. PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR


Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa
pendidikan dasar, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan
membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b)
berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan
inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis,
dan bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan
di setiap jenjang, termasuk SMP sangat berkaitan dengan pembentukan karakter
peserta didik.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan
Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar.
1. E. PENTINGNYA PENDIDIKAN DASAR
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang memiliki peran
penting dalam pendidikan formal yang diberikan pada anak mulai dari usia sekitar
7 tahun sampai 12 tahu. Pentingnya pendidikan dasar ditegaskan oleh UNESCO
(1996) yang menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan kunci yang sangat
diperlukan untuk meletakan fondasi bagi kehidupan dalam memudahkan orang
untuk memilih apa yang mereka lakukan serta merencanakan masa depan dan

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 11


meletekan landasan bagi belajar sepanjang hayat (long life learning).
Penyelenggaraan pendidikan dasar dimaksudkan untuk mengembangkan sikap
dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat. Selain itu penyelenggaraan pendidikan
dasar juga berfungsi untuk menyiapkan anak untuk memenuhi jenjang pendidikan
menengah (UNESCO, 1996).
Pernyataan yang dikemukakan oleh UNESCO (1996) didukung oleh pendapat
Kumadinata (2004) yang menyatakan bahwa ada tiga fungsi penting dari
penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar, yaitu : pertama, penyelenggaraan
pendidikan di sekolah dasar ditujukan untuk mengembangkan kepribadian siswa.
Sekolah ddasar merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang memiliki
tugas untuk memberikan dasar-dasar yang kuat bagi pembentukan kepribadian,
pengembangan fisik, moral, sikap dan nilai serta pengembangan potensi,
kemampuan-kemampuan dasar bagi pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan
pribadi siswa. Kedua, sekolah dasar diselenggarakan untuk mengembangkan
potensi kemampuan untuk menjalin hubungan dan bekerja sama dalam
masyarakat. Lulusan sekolah dasar merupakan calon warga masyarakat dewasa
yang harus mampu berinteraksi, menjalin hubungan kerjasama dengan sesamanya
dan mematuhi aturan nilai-nilai di lingkungannya. Ketiga, penyelenggaraan
sekolah dasar adalah menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang selanjutnya.
Menurut Semiawan (1993) dalam kehidupan masyarakat, penyelenggaraan
sekolah dasar tidak semata-mata ditujukan untuk memberikan kemampuan siswa
membaca (melek huruf) saja atau memberikan sekumpulan pengetahuan-
pengetahuan sesaat yang biasanya kurang memiliki arti dalam menanamkan
kemandirian siswa. Pendapat ini dipertegas oleh pernyataan Parkay et al. (2006)
yang mengungkapkan bahwa tujuan dari pendidikan di sekolah dasar adalah untuk
memberikan pengalaman yang dapat membangun kepribadian siswa sebagai
landasan untuk belajar pada jenjang-jenjang berikutnya. Kegagalan dalam
memberikan pengetahuan dan kecakapan yang memadai pada jenjang sekolah
dasar akan berakibat timbulnya kekurangan pada diri siswa yang sulit untuk

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 12


diatasi. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa pendidikan dasar
memegang peranan penting dalam menentukan kualitas pendidikan. Tinggi
rendahnya pendidikan pada jenjang sekolah menengah akan sangat ditentukan
oleh pendidikan dasar (Sanjaya, 2002).

1. F. PERATURAN TERKAIT PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN


DASAR
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 199 yang diperbaharui
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, maka
pengelolaan teknis operasional penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menjadi
tanggung jawab dan kewenangan pemerintah kabupaten/kota, kecuali pengelolaan
RA/MI/MTs. Tanggung jawab pemerintah pusat dalam penyelenggaraan
pendidikan adalah menetapkan standar-standar penyelenggaraan pendidikan dasar,
antara lain mencakup : standar isi kurikulum, standar lulusan, standar pengelolaan,
standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan fasilitas belajar,
standar pembiayaan, dan standar penilaian proses dan hasil secara rinci ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pembagian
Kewenangan dan Tanggung Jawab Pemeritah Pusat dan Daerah Otonom.
Pada tingkat pusat, pengelolaan pendidikan dan pembinaan pendidikan dasar
dilakukan oleh Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
dalam hal ini Direktorat Pembinaan TK/SD satuan pendidikan TK dan SD, dan
Direktorat Pembinaan SMP untuk satuan pendidikan SMP. Sedangkan pembinaan
program Pendidikan Anak Usia Dini, Paket A, dan Paket B dilaksnakan oleh
Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah. Selain itu pembinaan satuan
pendidikan RA, MI, dan MTS dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Madrasah,
Direktorat Jendral Pendidikan Agama Islam, Departemen Agama.

1. G. GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN


DASAR
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 199 yang diperbaharui
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, maka

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 13


pengelolaan teknis operasional penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menjadi
tanggung jawab dan kewenangan pemerintah kabupaten/kota, kecuali pengelolaan
RA/MI/MTs. Tanggung jawab pemerintah pusat dalam penyelenggaraan
pendidikan adalah menetapkan standar-standar penyelenggaraan pendidikan dasar,
antara lain mencakup : standar isi kurikulum, standar lulusan, standar pengelolaan,
standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan fasilitas belajar,
standar pembiayaan, dan standar penilaian proses dan hasil secara rinci ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 200 tentang Pembagian
Kewenangan dan Tanggung Jawab Pemeritah Pusat dan Daerah Otonom.
Pada tingkat pusat, pengelolaan pendidikan dan pembinaan pendidikan dasar
dilakukan oleh Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
dalam hal ini Direktorat Pembinaan TK/SD satuan pendidikan TK dan SD, dan
Direktorat Pembinaan SMP untuk satuan pendidikan SMP. Sedangkan pembinaan
program Pendidikan Anak Usia Dini, Paket A, dan Paket B dilaksnakan oleh
Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah. Selain itu pembinaan satuan
pendidikan RA, MI, dan MTS dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Madrasah,
Direktorat Jendral Pendidikan Agama Islam, Departemen Agama.
Pendidikan dasar dimasa depan
Konsep dasar dan esensi pendidikan dasar yang dimiliki para pengambil kebijakan
pendidikan dasar pada tingkat nasional, regional maupun kabupaten/kota, dan
pengelola pendidikan dasar pada tingkat satuan pendidikan akan berpengaruh
terhadap formula pengembangan pendidikan dasar di masa depan. Program
belajar atau kurikulum pada pengembangan pendidikan dasar di masa depan harus
dirancang dengan mempertimbangkan esensi dan fungsi pokok pendidikan dasar.
Pengembangan program belajar pendidikan dasar harus dikaitkan dengan
karakteristik kualitas sumber daya manusia yang diperlukan untuk kehidupan
mereka di masyarakat, dan sekaligus mempertimbangkan karakteristik perbedaan
kelompok peserta didik di masing-masing jenis dan jenjang satuan pendidikan
dasar.
Konsep dasar yang komperehensif dan luas tentang fungsi pokok pendidikan
dasar tidak hanya dipergunakan untuk masyarakat, tetapi hendaknya tertuju pada

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 14


suatu kajian tentang praktek dan kebijakan pendidikan dasar pada tingkat awal
dari semua negara yang memberikan suatu landasan yang mantap bagi praktek
belajar peserta didik di masa depan, dan sekaligus mengembangkan keterampilan
hidup (life skills) yang esensial untuk menghidupi sebuah kehidupan yang
konstruktif dalam masyarakat.
Dalam menghadapi harapan dan tantangan masa depan yang lebih baik,
pendidikan dipandang sebagai sesensi kehidupan, baik bagi perkembangan pribadi
maupun perkembangan masyarakat. Misi pendidikan, termasuk pendidikan dasar
adalah memungkinkan setiap orang, tanpa kecuali, mengembangkan sepenuhnya
semua bakat individu, dan mewujudkan potensi kreatifnya, termasuk tanggung
jawab terhadap hidup yang disebut belajar sepanjang hidup (learning throughout
life), yang dipandang sebagai detak jantung dari masyarakat.
Dengan mengikuti gagasan konsep belajar sepanjang hidup, maka pengembangan
program pendidikan dasar harus memberikan tekanan yang lebih besar pada salah
satu dari empat pilar yang diusulkan dan digambarkan sebagai dasar pendidikan,
yaitu : belajar hidup bersama (learning to live together). Dalam pola ini,
pendidikan dilakukan dengna mengembangkan suatu peahaman tentang orang
lain, sejarah, tradisim dan nilai-nilai spiritual mereka. Dengan bertopang pada
landasan tersebut, pendidikan dasar dapat menciptakan suatu semangat baru yang
dibimbing oleh kesadaran tentang resiko atau tantangan masa depan, sehingga
mendorong orang melaksanakan proyek bersama atau mengelola konflik yang
pasti terjadi, dengan suatu cara yang bijaksana dan damai.
Untuk mendukung terwujudnya gagasan tersebut diatas, maka strategi awal
pengembangan program pendidikan dasar adalah penekanan kepada pilar pertama
dari 4 (empat) pilar pendidikan UNESCO, yaitu belajar mengetahui (learning to
know). Adanya perubahan yang cepat yang dibawa oleh kamjuan ilmiah dan
norma-norma baru tentang kegiatan ekonomi dan sosial, tekanan pada belajar
untuk hidup bersama dipadukan dengan suatu pendidikan umum yang cukup luas
dnegan melalui belajar memperoleh pengetahuan sebagai alat untuk memahami
hidup.

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 15


Belajar bekerja (learning to do) adalah pilar pendidikan yang selanjutnya harus
dipelajari oleh peserta didik pendidikan dasar. Disamping belajar bekerja
melakukan sesuatu pekerjaan, secara lebih umum perlu pula menguasai
kemampuan yang memungkinkan orang mampu menghadapi berbagai situasi
yang sering tidak dapat diduga sebelumnya, dan bekerja dalam berbagai tim.
Akhirnya, pilar pendidikan keempat yang harus dipelajari peserta didik
pendidikan dasar adalah belajar menjadi dirinya sendiri (learning to be). Hal ini
berarti bahwa program belajar pendidikan dasar harus memfasilitasi peserta didik
untuk belajar lebih bebas dan mempunyai pandangan sendiri yang disertai dengan
rasa tanggung jawab pribadi yang lebih kuat untuk mencapai tujuan hidup
pribadinya atau tujuan bersama sebagai anggota masyarakat.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu bagi seluruh lapisan peserta
didik pendidikan dasar, maka program belajar harus dirancang sebagai
keseluruhan dari penawaran lembaga pendidikan (sekolah) termasuk kegiatan di
luar kelas / sekolah dengan rangkaian mata pelajaran dan kegiatan yang terpadu.
Setiap satuan pendidikan memperoleh identitas atas dasar caranya mereka
menjalankan program-program belajar yang dikembangkannya. Faktor-faktor
yang menentukan isi tiap program harus muncul jauh di luar batas-batas
sekolah/satuan pendidikan. Faktor-faktor itu itmbul melalui kekuatan-kekuatan
sosial, kultural, ekonomi, dan konsep politik. Program belajar suatu
sekolah/satuan pendidikan dasar harus mewakili keseluruhan sistem pengaruh
yang membangun lingkungan belajar bagi setiap peserta didik. Program itu sendiri
terdiri atas unsur-unsur tertentu yang mencakup maksud dan tujuan, kurikulum,
metode pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar.
Pengembangan program belajar pada tingkat pendidikan dasar harus meliputi hal-
hal esensial yang dibutuhkan pesert adidik, seperti ; bidang-bidang apa yang akan
disajikan ; untuk maksud-maksud khusus apa bidang studi tersebut disajikan ;
bagaiman bidang studi tersebut hendak disusun dan dihubung-hubungkan ; dan
bagaimana bidang studi tersebut diajarkan kepada peserta didik. Dengan kata lain,
program belajar pendidikan dasar harus dikembangkan secara terpadu dan

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 16


berlandaskan kepada pengembangan kemampuan pemecahan masalah yang perlu
dikuasai peserta didik.
Secara konseptual, sekurang-kurangnya program belajar pendidikan dasar masa
depan perlu mengakomodasikan secara sistematis dimensi-dimensi
pengembangan peserta didik sebagai berikut:
1. Pengembangan individu aspek-aspek hidup pribadi (dimensi pribadi):
2. Religi : kesadaran beragama
3. Fisik : kesehatan jasmani dan pertumbuhan
4. Emosi : kesehatan mental dan stabilitas emosi
5. Etika : integritas moral
6. Estetika : pengejaran kultural dan rekreasi
1. Pengembangan cara berpikir dan teknik memeriksa kecerdasan yang terlatih
(dimensi kecerdasan) :
2. Penguasaan pengetahuan : konsep-konsep dan informasi
3. Komunikasi pengetahuan : keterampilan untuk memperoleh dan
menyampaikan informasi
4. Penciptaan pengetahuan : kesukaan akan belajar
5. Hasrat akan pengetahuan : kesukaan akan belajar
1. Penyebaran warisan budaya nilai-nilai civic dan moral bangsa (dimensi
sosial) :
2. Hubungan antar umat manusia : kerjasama, toleransi
3. Hubungan individu-negara : hak dan kewajiban civic, kesetiaan dan
patriotisme, solidaritas nasional
4. Hubungan individu-dunia : hubungan antara bangsa-bangsa, pemahaman
dunia
5. Hubungan individu-lingkungan hidupnya : ekologi
1. Pemenuhan kebutuhan sosial yang vital dan menyumbangkan kepada
kesejahteraan ekonomi, sosial, dan politik lapangan teknik (dimensi
produktif) :
2. Pilihan pekerjaan : informasi dan bimbingan
3. Persiapan untuk bekerja : latihan dan penempatan

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 17


4. Rumah dan keluarga : mengatur rumah tangga, keterampilan
mengerjakan sesuatu sendiri, perkawinan
5. Konsumen : membeli, menjual, investasi

1. H. KRITERIA PENDIDIK
Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifkasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tenaga pendidik
untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi
yang terakreditasi. Pendidik berkewajiban untuk (1) menciptakan suasan belajar
yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, (2) memounyai
komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan (3)
memberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
DAFTAR PUSTAKA

(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/
196111141987031-ELIH_SUDIAPERMANA/Tujuan_Pendidikan_Dasar.pdf)
Gulo, W. Strategi Belajar-Mengajar. PT Grasindo. 2008. Jakarta
http://repository.upi.edu/operator/upload/d_pk_055985_chapter1.pdf
Nurkholis. Manajemen Berbasis Sekolah. PT Grasindo. 2006. Jakarta
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan :
Bagian 4 Pendidikan Lintas Bidang. PT Imperial Bhakti Utama. Bandung. 2007

Makalah Manajemen Pendidikan Dasar Page 18

Anda mungkin juga menyukai