Manajemen Pendidikan Dasar
Manajemen Pendidikan Dasar
Kata Pengantar
………………………………………………………………………………………
……………. i
Daftar Isi
………………………………………………………………………………………
……………………. ii
Bab I : Pendahuluan
1. Latar Belakang
……………………………………………………………………………………
……. 1
2. Tujuan
……………………………………………………………………………………
………………… 1
3. Manfaat Penulisan
……………………………………………………………………………………
.. 2
Bab II : Isi
1. Pengertian dan Hakikat Pendidikan dasar
……………………………………………………. 3
2. Tujuan Pendidikan Dasar
…………………………………………………………………………… 3
3. Landasan Pendidikan dasar
………………………………………………………………………… 5
4. Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan
……………………………………………………. 9
5. Pentingnya Pendidikan Dasar
…………………………………………………………………….. 9
6. Peraturan Terkait Penyelenggaraan Pendidikan Dasar
……………………………………. 10
1. 1. Latar Belakang
Sebagai suatu sistem, pendidikan nasional haruslah dikelola dengan tepat agar
sebagai subsistem sebagai pembangunan nasional, tujuan sisdiknas seperti yang
diminta dalam pasal Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 dapat tercapai secara
efisien dan efektif. Khususnya pada Pendidikan Dasar perlu mendapat perhatian
khusus. Kurikulum yang ada sekarang bukan saja terlalu “overload”. Sebagai
konsekuensi logis dari kurikulum yang sentralistik, juga karena proses
penyusunan sampai pada pelaksanaan dan evaluasi kurikulum masih steril dari
jamahan masyarakat.
Dalam rangka penyermpurnaan sistem pendidikan nasional sebagaimana
diamanatkan oleh pasal 31 UUD 1945 pelaksanaan produk hukum tersebut masih
harus diuji dilapangan dan sebagaimana biasanya dalam pelaksanaannya dihadapi
kerikil-kerikil sebagai hambatan yang disebabkan oleh berbagai hal. Terlepas dari
msalah yuridis, terdapat dua pola pemikiran atau asumsi yang mendiminasi
kontroversi ini. Asumsi satu : mutu pendidikan akan dapat ditingkatkan apabila
ditangani secara efisien artinya, berbagai sumber yang mempengaruhi terjadinya
proses pendidikan perlu ditangani secara jelas, terkendali, dan terarah. Kurikulum
diarahkan dan diperinci, guru diarahkan dan ditugaskan, sarana dan dana
pendidikan diprogramkan secara efisien asumsi ini dapat disebut asumsi
pedagogik. Asumsi dua : pendidikan khususnya pendidikan dasar yang merupakan
kebutuhan dasara dari setiap warga negara merupakan kewajiban pemerintah,
dalam hal ini unit pemerintah yang paling depan, untuk melaksanakannya
pendidikan menjadi salah satu masalah pembagian wewenang kekuasaan, antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam tulisan ini akan dibahas
permasalahan manajemen pendidikan dasar karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Pendidikan dasar merupakan proses HAM manusia Indonesia, sesuai dengan
UUD 1945 pasal 31 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak
1. H. KRITERIA PENDIDIK
Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifkasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tenaga pendidik
untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi
yang terakreditasi. Pendidik berkewajiban untuk (1) menciptakan suasan belajar
yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, (2) memounyai
komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan (3)
memberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
DAFTAR PUSTAKA
(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/
196111141987031-ELIH_SUDIAPERMANA/Tujuan_Pendidikan_Dasar.pdf)
Gulo, W. Strategi Belajar-Mengajar. PT Grasindo. 2008. Jakarta
http://repository.upi.edu/operator/upload/d_pk_055985_chapter1.pdf
Nurkholis. Manajemen Berbasis Sekolah. PT Grasindo. 2006. Jakarta
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan :
Bagian 4 Pendidikan Lintas Bidang. PT Imperial Bhakti Utama. Bandung. 2007