Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Inklusi yang
diampu oleh:
Dr. Hj. Tati Hernawati, M.Pd.
Disusun oleh :
Agnes Juwita Simanjuntak 2103973
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah inklusi adalah suatu sekolah yang menyambut dan
menerima semua kalangan siswa tanpa memandang jenis kelamin, etnis,
latar belakang maupun kebutuhan khusus anak yang berbeda-beda,
sehingga sekolah inklusi menerima anak berkebutuhan khusus karena
memandang semua anak memiliki potensi dan hak yang sama dalam
memperoleh pendidikan, oleh sebab itu sekolah inklusi merupakan sekolah
ramah anak yang melayani atau menyesuaikan pembelajaran terhadap
setiap kebutuhan individu.
Peserta didik pada sekolah inklusi sangatlah beragam, dimana
setiap anak mempunyai keunikan masing-masing dalam pembelajaran
sesuai kebutuhannya. Satu diantara keunikannya yaitu dapat ditinjau dari
gaya belajarnya, misalnya terdapat anak dengan gaya belajar auditori atau
lebih mengandalkan aspek pendengaran, terdapat pula anak dengan gaya
belajar visual atau lebih cenderung mengandalkan aspek penglihatan,
kemudian anak dengan gaya belajar kinestetik atau lebih cenderung
kepada bentuk pembelajaran yang melibatkan aspek gerak tubuh secara
langsung seperti role play (bermain peran), terdapat pula anak yang
cenderung kepada gaya belajar sosial, verbal, serta berbagai gaya belajar
lainnya. Selain itu, beragamnya peserta didik pada sekolah inklusi juga
menimbulkan keragaman tingkah laku peserta didik saat pelaksanaan
pembelajaran, dimana terdapat anak yang memiliki motivasi belajar yang
cenderung tinggi atau rendah, emosi mengikuti pembelajaran yang lesu
atau meledak-ledak, aspek sosial yang sangat aktif atau murung,
kemampuan menangkap materi cukup lambat atau cepat, hingga
kemampuan gerak tubuh yang terbatas.
Satu diantara ciri khas dari sekolah inklusi ini yaitu penerimaan
anak berkebutuhan khusus, dimana sistem layanan pendidikannya
mendukung anak berkelainan khusus untuk dilayani di sekolah sesuai
kemampuannya bersama-sama teman sebayanya. Lalu, bagaimanakah
bentuk konkrit kebijakan atau pelaksanaan pembelajaran sekolah inklusi
pada satuan pendidikan inklusif khususnya pada jenjang SD?
Kelompok penyusun telah melakukan observasi pada salah satu
satuan pendidikan sekolah inklusif jenjang Sekolah Dasar yaitu SD
Mutiara Bunda secara online melalui media sosial dan laman website
resmi SD Mutiara Bunda. SD Mutiara Bunda ini merupakan sekolah
inklusif jenjang SD yang beralamat di Jl. Padang Golf, No. 11, Arcamanik,
Bandung. Penyusunan laporan observasi ini membahas serta
menyampaikan bentuk konkrit kebijakan atau pelaksanaan pembelajaran
1
sekolah inklusif di SD Mutiara Bunda, yang mencakup landasan, visi dan
misi, esensi keberagaman peserta didik, identifikasi dan asesmen
pembelajaran, akomodasi kurikulum dan pengembangan program
pembelajaran yang diindividualisasikan, metode pengajaran, penerapan
sekolah ramah anak, aksesibilitas lingkungan belajar, serta
program-program yang digunakan SD Mutiara Bunda dalam rangka
pelaksanaan pembelajaran sekolah inklusif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa landasan SD Mutiara Bunda?
2. Apa visi dan Misi SD Mutiara Bunda?
3. Bagaimana esensi keberagaman peserta didik di sekolah SD
Mutiara Bunda?
4. Bagaimana identifikasi dan asesmen pembelajaran di SD Mutiara
Bunda?
5. Bagaimana akomodasi kurikulum dan pengembangan program
pembelajaran yang diindividualisasikan di SD Mutiara Bunda?
6. Bagaimana Metode Pengajaran SD Mutiara Bunda?
7. Apakah SD Mutiara Bunda menerapkan sekolah ramah anak?
8. Bagaimana aksesibilitas lingkungan belajar SD Mutiara Bunda?
9. Apa saja program SD Mutiara Bunda?
C. Tujuan
1. Mengetahui landasan SD Mutiara Bunda
2. Mengetahui visi dan Misi SD Mutiara Bunda
3. Mengetahui esensi keberagaman peserta didik di sekolah SD
Mutiara Bunda
4. Mengetahui identifikasi dan asesmen pembelajaran di SD Mutiara
Bunda
5. Mengetahui akomodasi kurikulum dan pengembangan program
pembelajaran yang diindividualisasikan di SD Mutiara Bunda
6. Mengetahui metode Pengajaran SD Mutiara Bunda
7. Mengetahui SD Mutiara Bunda menerapkan sekolah ramah anak
8. Mengetahui aksesibilitas lingkungan belajar SD Mutiara Bunda
9. Mengetahui program SD Mutiara Bunda
2
BAB II PEMBAHASAN
3
● Menjalin kerjasama antara guru, siswa, orang tua, staf, dan
masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang peduli,
menyenangkan, dan menstimulasi setiap individu
● Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional,
berkarakter, serta sehat jasmani dan rohani
● Melaksanakan manajemen berbasis sekolah yang terencana
dan terukur
4
Anak mengalami hambatan belajar dan juga tahap perkembangan
dipengaruhi oleh kondisi internal. Disebabkan oleh kondisi
kecacatan
● Hambatan pendengaran
● Hambatan penglihatan
● Hambatan bahasa komunikasi atau bicara anak
● Hambatan secara fisik
● Hambatan aspek sosialisasi
● Hambatan sosialisasi
● Hambatan skala intelegensi atau secara kecerdasan
5
E. Akomodasi kurikulum dan pengembangan program pembelajaran
yang diindividualisasikan di SD Mutiara Bunda
Kurikulum yang digunakan di SD Mutiara Bunda sesuai dengan
keberagaman yang ada, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum
standar nasional tetapi dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan setiap anak.
Setelah dilakukanya proses asesmen, pihak sekolah akan melihat beberapa
hal berikut:
1. Apakah anak dapat mengikuti program pembelajaran pada
umumnya?
2. Apakah sebagian pembelajaran perlu program pembelajaran
individual?
3. Apakah seluruh materi pembelajaran memerlukan program
pembelajaran individual?
Langkah pihak sekolah dalam menentukan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan anak: yaitu melakukan proses asesmen. Hasil asesmen
untuk menentukan, apakah anak memerlukan program layanan individual
atau tidak. Apabila anak memerlukan layanan program individual maka
anak akan dibagi menjadi berbagai kriteria. Anak-anak yang memerlukan
layanan program khusus itu dikelompokan berdasarkan kriteria. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan sekolah dalam memberikan layanan
program khusus bagi mereka anak. Terbagi menjadi berbagai kriteria
yaitu:
1. Kriteria Satu Anak-anak yang mengalami hambatan di lima aspek
perkembangan yaitu : emosi perilaku, aspek bahasa, aspek
kemandirian, aspek kognitif dan aspek motorik. Sehingga layanan
program khusus yang diberikan adalah program pembelajaran
individual, baik akademik maupun para akademik atau
kompensatoris.
2. Kriteria Dua Berdasarkan hasil asesmen, anak mengalami
hambatan tiga sampai aspek perkembangan. Sehingga program
pembelajaran yang didapatkan adalah program pembelajaran yang
diduplikasi, dimodifikasi maupun disubstitusi
3. Kriteria Tiga Hasil asesmen anak-anak yang mengalami hambatan
1-2 di aspek perkembangan sehingga untuk materi yang diberikan
materi-materi yang diduplikasi maupun dimodifikasi.
isi kurikulum yang diduplikasi adalah kurikulum yang diambil
dari kurikulum pada umumnya Jadi biasanya tidak ada yang dirubah jadi
anak-anak ini tetap mengikuti kurikulum yang sama dengan teman-teman
di jenjangnya. Kalau yang dimodifikasi adalah kurikulum yang biasanya
kita akan memodifikasi di kompetensi dasarnya.
6
F. Metode Pengajaran SD Mutiara Bunda
Sekolah Mutiara Bunda mengusung konsep Adaptive and
Meaningful Learning sebagai cara untuk menjawab tantangan di era yang
penuh dengan perubahan yang begitu cepat. Dengan konsep ini,
pembelajaran yang akan murid alami menjadi pembelajaran yang adaptif
sesuai dengan kondisi riil diri dan lingkungannya. Dengan demikian,
murid pun menjadi terbiasa adaptif dengan perubahan yang ada. Selain itu,
diharapkan murid memiliki bekal kompetensi yang bermakna sesuai
dengan kebutuhan diri dan zamannya. Di dalam kelas akan ada Wali
Kelas, Guru Kelas, Guru Supporting, dan Guru Bidang Studi, sehingga
kebutuhan proses belajar anak-anak dapat terfasilitasi.
7
12. Penegakan hukum dan informasi dijalankan secara transparan,
akuntabel, dan partisipatif.
8
kreativitas serta bakatnya. Masing-masing kelas tampil secara
bergiliran dan disaksikan oleh siswa kelas lainnya dan juga orang
tua mereka.
4. Special Week and Special Day (level 1-6)
Special Week dilaksanakan setelah penilaian akhir semester. Saat
kegiatan special week, para siswa belajar mengenai tema tertentu
yang dikemas dalam berbagai kegiatan interaktif seperti
narasumber, fieldtrip, lomba, menonton tayangan video, workshop,
dan lain-lain. Puncak dari kegiatan special week adalah special day.
5. Personality Development (level 1-6)
Personality Development merupakan program bina diri siswa yang
disesuaikan dengan tingkat usia dan perkembangannya.
6. Pubertas (level 4-6)
Pendidikan dan pemahaman mengenai pubertas diberikan sejak
level 4 secara bertahap dan terpisah antara laki-laki dan
perempuan. Hal ini diberikan agar siswa dapat memahami dengan
baik perubahan fisik dan psikisnya. Dengan demikian, diharapkan
siswa dapat menjaga adab dan pergaulannya dengan lawan jenis
sejak dini.
7. USA (Unit Stimulasi Anak) (level 1-6)
Unit Stimulasi Anak merupakan suatu unit yang dibentuk untuk
membantu para siswa dengan program khusus/program
pembelajaran individu, dan juga siswa lainnya yang dibutuhkan
dengan tujuan untuk mengoptimalkan kemampuan siswa, baik di
bidang akademik maupun non akademik. Di USA, ada 7 bidang
aspek stimulasi yang diajarkan yaitu konsentrasi , memori, Bahasa
komunikasi, persepsi, motorik kasar, motorik halus, dan bina diri
/life skill. Adapun kegiatan khusus yang diselenggarakan oleh
USA adalah motorik kasar, berenang, hiking, forum silaturahmi,
dan USA Olympic day.
8. Klub Prestasi (level 3-6)
Klub Prestasi dibentuk menyalurkan minat dan bakat siswa. Di
klub prestasi, siswa dibina secara berkelanjutan dan diikutkan
dalam berbagai event/lomba. Ada 5 klub prestasi yang ada yaitu
MB Voice, Hafizh Muda, Muda FC, Dokter Kecil, serta COSMIC
(collaboration of science and mathematic)
9. Program Koperasi (level 4)
Program koperasi bertujuan untuk mengasah semangat kerja sama
dan jiwa kewirausahaan siswa. Dalam program ini siswa
9
mengumpulkan modal bersama lalu mereka memproduksi atau
menjual produk.
10. Program Pagelaran (level 5)
Program pergelaran bertujuan untuk melatih kemampuan siswa
dalam bekerjasama menyelenggarakan suatu event pertunjukan.
Dalam kegiatan ini siswa dibagi 2 kelompok besar, yaitu sebagai
talent dan official.
11. PEMIKAT (level 6)
PEMIKAT (Pemilihan Ketua Angkatan) merupakan salah satu
bentuk praktik pembelajaran dalam mata pelajaran PKN. Dalam
kegiatan ini siswa-siswi level 6 bertindak sebagaimana halnya
komisi pemilu sebagian dari mereka juga berperan sebagai partai
politik yang mengusung calon ketua dan wakil ketua angkatan
serta menyelenggarakan kampanye.
10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
References
Mutiara Bunda. (n.d.). Sekolah Mutiara Bunda. Retrieved December 17, 2022,
from https://www.sekolahmutiarabunda.com/about-us/
12