Anda di halaman 1dari 33

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Kategori Penelitian yang Digunakan

Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn

(1962), dan kemudian dipopulerkan oleh Robert Friedrichs (1970).

Menurut Kuhn, paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial yang

dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang

kemudian menghasilkan mode of knowing yang spesifik. Definisi

tersebut dipertegas oleh Friedrichs (1980), sebagai suatu pandangan yang

mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok

persoalan yang semestinya dipelajari.

Menurut Neuman (dalam Aulianti, 2022) Paradigma sebagai bentuk

dari cara berpikir yang terbentuk menjadi kerangka secara keseluruhan dan

melingkup pada asumsi dasar, persoalan inti, model penelitian, serta metode

yang berguna untuk menjawab masalah pada penelitian. Sejalan dengan

penjelasan tersebut, Neuman menjelaskan bahwa paradigma terbagi

menjadi tiga: positivisme, interpretif, dan kritis. Penelitian ini menggunakan

paradigma positivisme.

Menurut Neuman (dalam Aulianti, 2022) Paradigma positivisme

menanamkan ilmu yang didasarkan pada hukum-hukum kausal yang

universal yang digunakan untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa sosial


serta hubungan variabel-variabel di dalamnya. Berjalan dari hal umum

menuju yang konkret dan spesifik dalam kombinasi deductive logic.

Para peneliti memutuskan untuk mengadopsi paradigma positivisme

dalam penelitian ini karena menerapkan pendekatan deduktif. Penelitian ini

berfokus pada pengamatan kejadian umum, yakni deteksi tindak kecurangan

(fraud), dan mengeksplorasi fenomena spesifik yaitu

independensi,kompetensi,tekanan waktu dan keahlian komunikasi dengan

tujuan untuk memperbaiki pemahaman dan respons terhadap kecurangan

dalam proses audit di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah

Jakarta Selatan.

Penelitian ini dengan pendekatan kuantitatif. Sejalan dengan

pengertian diatas pendekatan kuantitatif dibangun berlandaskan

paradigma positivisme dari August Comte (1798-1857). Menurut

Bryman (dalam Aulianti, 2022) mengatakan, pendekatan kuantitatif

merupakan suatu penelitian yang tepat untuk dikaitkan pada strategi

deduktif. Penelitian kuantitatif merupakan sebuah penelitian ilmiah yang

sistematis dan dimaksudkan untuk mengkaji fenomena dan bagian-

bagiannya serta hubungan-hubungan yang terdapat di dalamnya, penelitian

kuantitatif bertujuan untuk mengembangkan penelitian dengan

menggunakan statistika sebagai wahana pengujian hipotésis, bagian utama

dari penelitian kuantitatif adalah proses pengukuran yang memberikan

hubungan fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis

dari hubungan-hubungan kuantitatif (Riantika dkk, 2022). Menurut Neuman


(dalam Aulianti, 2022) menyatakan apabila peneliti berorientasi pada

bentuk penelitian kuantitatif, artinya ada suatu penekanan yang fundamental

pada hipotesis atau pertanyaan penelitian, karena hal tersebut yang

dilakukan sebagai tahap kerja selanjutnya dalam menentukan sampel,

memilih jenis instrumen serta teknik analisis yang ditentukan.

Berdasarkan pernyataan diatas peneliti mengambil pendekatan

kuantitatif karena hasil analisis data yang diperoleh melalui penggunaan

metode statistik dan perhitungan matematis dari jawaban yang diberikan

oleh semua peserta kuesioner.

2. Operasionalisasi Variabel

Variabel berasal dari bahasa inggris variable dengan arti: “ubahan”,

“faktor tak tetap”, atau “gejala yang dapat diubahubah”. Istilah variabel

dapat diartikan bermacam-macam. Menurut Sugiyono (dalam Ulfa, 2021),

variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini ialah variabel independent dan variabel

dependen. Variabel independen adalah variabel yang terpengaruh, diwakili

oleh (X), variabel dependen adalah variabel yang terpengaruh karena

variabel independen atau (Y).

1. Variabel Independen
Variabel independen, sering disebut juga sebagai variabel bebas,

variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas juga dapat diartikan

sebagai suatu kondisi atau nilai yang jika muncul maka akan

memunculkan (mengubah) kondisi atau nilai yang lain. Menurut

Tritjahjo Danny Soesilo (dalam Ulfa, 2021) variabel Independen

merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dapat

disimpulkan bahwa variabel bebas (independent variable), adalah

variabel yang menjadi penyebab atau memiliki kemungkinan teoritis

berdampak pada variabel lain. Variabel bebas umumnya dilambangkan

dengan huruf X. Dengan demikian, jika ditinjau keberadaannya,

variabel bebas pada umumnya terlebih dahulu muncul (ada), dan akan

diikuti variabel yang lainnya. Dalam penelitian ini ada empat variabel

independent yaitu independensi (X1) kompetensi (X2) tekanan waktu

(X3) keahlian komunikasi (X4).

2. Variabel Dependen

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang secara

struktur berpikir keilmuan menjadi variabel yang disebabkan oleh

adanya perubahan variabel lainnya, variabel tak bebas ini menjadi

primaryinterest to the researcher atau persoalan pokok bagi si peneliti,

yang selanjutnya menjadi objek penelitian (Ulfa, 2021). Dengan

demikian, variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh atau


mengalami perubahan sebagai akibat dari variabel bebas. Oleh karena

itu, variabel ini merupakan variabel terikat yang nilainya bergantung

pada nilai variabel independen, dan akan memberikan peluang untuk

mengubah variabel dependen sebanyak koefisien perubahan dalam

variabel independen. Dengan kata lain, setiap kali terjadi perubahan

sebesar satu unit dalam variabel dependen, diharapkan akan

menyebabkan perubahan sebesar satu unit juga dalam variabel

dependen.Variabel Dependen disimbolkan dengan huruf (Y). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah pendeteksian fraud.

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Independensi Independensi Independensi 1. Independence in fact

Auditor adalah (independensi dalam

karakteristik fakta)

yang melekat 2. Independence in

pada seorang appearance Skala

auditor yang (independensi dalam Likert

tidak penampilan) 1-4

terpengaruh 3. Independence in

atau terbebani competence

oleh pengaruh (independensi dari sudut

eksternal atau keahlian)

internal saat
membuat

keputusan.

Kompetensi kompetensi Kompetensi 1. Motif (motives)

adalah 2. Karakter pribadi (traits)

karakteristik 3. Konsep diri (self

dasar yang concept)

melekat pada 4. Pengetahuan Skala

seseorang dan (knowledge) Likert

merupakan 5. Keterampilan (skill) 1-4

bagian integral

dari

kepribadian

mereka. Ini

mencakup

perilaku yang

dapat

diprediksi

dalam berbagai

situasi dan

tugas

pekerjaan.
Tekanan Tekanan waktu Tekanan Waktu 1. Ketepatan waktu Skala

Waktu merupakan 2. Pencapaian anggaran Likert

kondisi dimana waktu 1-4

seorang auditor 3. Kepatuhan Auditor

internal

dituntut untuk

menyelesaikan

tugasnya

dengan jangka

waktu yang

telah

diberikan,

batasan waktu

yang singkat

maka akan

mengakibatkan

pendeteksian

fraud menjadi

tidak maksimal

dan membuat

auditor internal

dalam

mengumpulkan
informasi

menjadi

kurang

maksimal

karena auditor

internal tidak

akan mampu

bersikap kritis

dengan

sedikitnya

waktu yang

diberikan.

Keahlian Komunikasi Keahlian 1. Komunikasi auditor Skala

Komunikasi audit adalah Komunikasi dengan auditor Likert

bagian pending 2. Komunikasi auditor 1-4

dari audit, dengan auditan

mulai 3. Komunikasi auditor

perencanaan, dengan pihak lain

pengujian,

pelaksanaan,

tinjauan hingga

tindak lanjut,

semua bagian
penting dari

audit

membutuhkan

keterampilan

komunikasi

untuk

menghasilkan

tujuan yang

diinginkan.

Pendektesian Fraud 1. Memahami Memahami struktur Skala

Fraud (Y) merupakan SPI pengendalian internal Likert

setiap tindakan perusahaan. 1-4

ilegal atau 2. Karakteristik 1. Identifikasi indikator- Skala

melakukan Kecurangan indikator kecurangan. Likert

kegiatan yang 2. Memahami karakteristik 1-4

melawan terjadinya kecurangan.

peraturan yang 3. Adanya standar

berlaku dengan pengauditan untuk

sengaja untuk pendeteksian

mengelabui kecurangan.

seseorang atau 3. Lingkungan Lingkungan yang Skala

organisasi guna Audit mendukung pelaksanaan Likert

mendapatkan audit. 1-4


keuntungan 4. Metode 1. Penggunaan metode Skala

bagi pelaku Audit dan prosedur audit Likert

fraud. Dalam efektif. 1-4

hal ini terdapat 2. Adanya susunan

tiga kata kunci langkah-langkah

yaitu: tindakan pendeteksian

ilegal, sengaja, kecurangan.

dan 5. Bentuk 1. Menemukan Skala

memberikan Kecurangan faktor-faktor Likert

dampak buruk penyebab 1-4

atau kerugian kecurangan.

bagi pihak lain. 2. Adanya bentuk-

bentuk

kecurangan

yang bisa terjadi

3. Dapat

mengidentifikasi

pihak yang

melakukan

kecurangan.

6. Kemudahan Adanya keterbukaan Skala

Akses dari pihak Likert

manajemen. 1-4
7. Uji 1. Pengujian dokumen- Skala

dokumen dokumen atau Likert

danpersonal informasi- informasi. 1-4

2. Kondisi mental dan

pengawasan kerja.

3. Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi

1. Jenis dan Sumber/Data Informasi

Secara etimologi, atau ilmu bahasa, penelitian memiliki arti

mencari fakta-fakta yang baru dan dikembangkan menjadi suatu

teori untuk memperdalam dan memperluas ilmu tertentu. Sedangkan

menurut Soerjono Soekanto, penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah

yang didasarkan kepada suatu analisis serta konstruksi yang

dilakukan secara sistematis, metodologis, dan juga konsisten untuk

mengungkap kebenaran. Apabila penelitian yang dilakukan

prosesnya tidak tepat, maka hasilya tidak dapat

dipertanggungjawabkan.

Penelitian ini menggunakan data primer, yang merujuk pada

data yang diperoleh secara langsung secara langsung oleh penulis

dari sumber datanya. Data primer juga dikenal sebagai data asli atau

data terbaru yang diperoleh secara langsung. Untuk memperoleh

data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung.


Dalam penelitian ini, informasi dari data primer diperoleh

melalui hasil kuesioner yang disebar kepada Auditor di Kantor

Akuntan Publik di wilayah Jakarta Selatan.

2. Cara Penentuan Data/Informasi

Sugiyono (dalam Amin, Garancang dan Abunawas, 2023)

mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang ada

dalam penelitian. Wilayah ini meliputi tentang objek atau subjek

yang bisa ditarik kesimpulannya serta mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan

keseluruhan subjek yang akan diteliti dengan karakteristik yang

dapat dikatakan sama sehingga dapat digeneralisasikan hasil

penelitian yang dilakukan terhadap populasi tersebut (Vionalita,

2020). Sedangkan sampel menurut Sugiyono (dalam Amin,

Garancang dan Abunawas, 2023) mengatakan bahwa sampel adalah

jumlah kecil yang ada dalam populasi dan dianggap mewakilinya.

Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak

memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat pada

populasi tersebut oleh karena beberapa kendala yang akan di

hadapkan nantinya seperti keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel yang di ambil

dari populasi itu dan apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka
akan mendapatkan kesimpulan yang nantinya di berlakukan untuk

Populasi yang memang harus benar-benar mewakili (Vionalita,

2020).

Populasi dalam penelitian ini mencakup semua Auditor di

Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta Selatan. Menurut

POJK No.13/POJK.03/2017 Pihak yang Melaksanakan Kegiatan

Jasa Keuangan wajib menggunakan AP dan KAP yang terdaftar di

OJK dan memiliki kompetensi sesuai dengan kompleksitas

usahanya.

Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Jakarta Selatan

yang aktif terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terdapat 81.

Dikarenakan jumlah populasi dipandang terlalu besar, dengan

maksud untuk menghemat waktu, biaya dan tenaga, maka peneliti

tidak meneliti seluruh anggota populasi melainkan akan

menggunakan sampel. Metode sampling yang diterapkan adalah

non-probability sampling dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Menurut Sugiyono (dalam Aulianti, 2022) purposive

sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan

memilih satuan sampling atas dasar pertimbangan sekelompok pakar

dibidang ilmu yang sedang diteliti. Sedangkan Menurut Turner

(2020) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

digunakan ketika peneliti sudah punya target individu dengan

karakteristik yang sesuai dengan penelitian.


Oleh karena itu, peneliti menggunakan teknik tersebut

dikarenakan keterbatasan peneliti maka mencari sampel yang sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan secara khusus oleh peneliti.

Peneliti melakukan pengambilan sampel dengan cara

penyebaran kuesioner survei tatap muka secara langsung pada

auditor di Kantor Akuntan Publik wilayah Jakarta Selatan.

Penjelasan mengenai kriteria responden dan instruksi mengenai

pengisian kuesioner disampaikan kepada semua auditor di Kantor

Akuntan Publik wilayah Jakarta Selatan. Kriteria sampel dalam

penelitian ini mencakup beberapa faktor, seperti:

1) Kantor Akuntan Publik (KAP) yang aktif terdaftar di Otoritas

Jasa Keuangan (OJK).

2) Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada didaerah Jakarta

Selatan.

3) Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berdiri sejak tahun 2017-

2023.

4) Perwakilan 1 (satu) Kantor Akuntan Publik (KAP) dari setiap

tahun 2017-2023, hal ini dilakukan karena peneliti ingin

membandingkan masing-masing sesuai dengan tahun berdirinya

Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut.

5) Perwakilan 1 (satu) Kantor Akuntan Publik (KAP) dari setiap

tahun 2017-2023 dipilih berdasarkan penilaian terbaik yang

diberikan oleh Masyarakat.


6) Aditor pada Kantor Akuntansi Publik (KAP) yang sudah

memiliki pengalaman kerja dibidangnya minimal dua tahun, hal

ini dilakukan karena auditor tersebut telah memiliki banyak

pengalaman dalam auditing sehingga dapat mendeteksi adanya

kecurangan (fraud).

Berikut daftar Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan pada

tahun 2017-2023 yang aktif terdaftar di OJK :

NO NAMA KAP TAHUN

1. KAP Hertanto Grace Karunawan 2017

2. KAP Jeptha, Nasib & Junihol 2017

3. KAP Anwar & Rekan 2017

4. KAP Weddie Andriyanto dan Muhaemin 2017

5. KAP Y. Santosa dan Rekan 2017

6. KAP Rama Wendra 2017

7. KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar 2017

& Rekan

8. KAP Armanda & Enita 2017

9. KAP Bharata, Arifin, Mumajad & Sayuti 2017

10. KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, 2017

Dadang & Ali

11. KAP Heliantono & Rekan 2017

12. KAP Hendrik & Rekan 2017


13. KAP Kanaka Puradiredja, Suhartono 2017

14. KAP Hananta Budianto dan Rekan 2017

15. KAP Drs. Kartoyo dan Rekan 2017

16. KAP Herman, Dody, Tanumihardja & 2017

Rekan

17. KAP Gani Sigiro & Handayani 2017

18. KAP Gideon Adi dan Rekan 2017

19. KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan 2017

20. KAP Agus Ubaidillah dan Rekan 2017

21. KAP Zeinirwan Zein 2017

22. KAP Krisnawan, Nugroho & Fahmy 2017

23. KAP Liasta, Nirwan, Syafruddin & Rekan 2017

24. KAP Teramihardja, Pradhono & Chandra 2018

25. KAP Syarief Basir & Rekan 2018

26. KAP Drs. Wirawan & Rekan 2018

27. KAP Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan 2018

KAP Jimmy Budhi & Rekan

28. KAP Jimmy Budhi & Rekan 2018

29. KAP Arief Jauhari 2018

30. KAP Slamet Riyanto, Aryanto & Rekan 2018

31. KAP Tjahjadi & Tamara 2018

32. KAP Morhan Dan Rekan 2018


33. KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis dan 2018

Rekan

34. KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, 2018

Bambang, dan Rekan

35. KAP Abdul Ghonie dan Rekan 2018

36. KAP Arman Eddy Ferdinand Dan Rekan 2018

37. KAP Angelina Yansen 2018

38. KAP Razikun Tarkosunaryo 2018

39. KAP Luqman & Sarifuddin 2018

40. KAP S. Mannan, Ardiansyah & Rekan 2018

41. KAP Achsin Handoko Tomo 2018

42. KAP Mucharam dan Rekan 2018

43. KAP Sriyadi Elly Sugeng & Rekan 2018

44. KAP Arif & Glorius 2018

45. KAP Maurice Ganda Nainggolan dan 2018

Rekan

46. KAP Pieter, Uways, dan Rekan 2018

47. KAP Yanuar dan Riza 2018

48. KAP Muhammad Danial 2018

49. KAP Susilo & Rekan 2018

50. KAP Armen, Budiman & Rekan 2018

51. KAP Aria Kanaka & Rekan 2018


52. KAP Usman & Rekan 2018

53. KAP Teguh Heru & Rekan 2018

54. KAP Drs. Heroe, Pramono & Rekan 2018

55. KAP Jojo Sunarjo & Rekan 2018

56. KAP Gatot Permadi, Azwir & Abimail 2018

57. KAP Suparman Bambang Ghanis 2018

58. KAP Suherfi & Abadi 2019

59. KAP Tasnim, Fardiman, Sapuan, 2019

Nuzuliana, Ramdan & Rekan

60. KAP Junaedi Chairul dan Rekan 2019

61. KAP Husni, Wibawa & Rekan 2020

62. KAP Mennix & Rekan 2021

63. KAP Agus, Indra, Jeri & Rekan 2021

64. KAP Ispiady & Dande 2021

65. KAP Wisnu Karsono Soewito & Rekan 2021

66. KAP Hendry, Ferdy & Rekan 2021

67. KAP Panata dan Rekan 2021

68. KAP Lukmanul dan Muslim 2022

69. KAP Asthon Michael Hasudungan dan 2022

Rekan

70. KAP Iskandar dan Sulaeman 2022

71. KAP Berlin & Elvi 2022


72. KAP Sempurna Bahri 2022

73. KAP Heru Santoso dan Rekan 2022

74. KAP Ahmad Raharjo Utomo 2022

75. KAP Purba Sibarani dan Rekan 2022

76. KAP Ainul Maksy 2023

77. KAP Mohammad Sunusi dan Rekan 2023

Menurut website ulastempat.com yang dipublikasi pada

tanggal 20 Juni 2023 terdapat Kantor Akuntan Publik terbaik di

Jakarta Selatan yang aktif terdaftar di OJK. Website tersebut

mengambil data dari google dengan pelayanan prima hingga review

dan rating tertinggi yang diberikan oleh Masyarakat, sebagai berikut

NO NAMA KAP Tahun Rating

1. KAP Bharata, Arifin, 2017 4,9

Mumajad & Sayuti

2. KAP Morhan dan Rekan 2018 4,4

3. KAP Drs Kartoyo & Rekan 2017 4,6

4. KAP Agus, Indra, Jeri & 2021 5

Rekan

5. KAP Teguh Heru & Rekan 2018 4,5

6. KAP Drs. Heroe, Pramono & 2018 4,8

Rekan
7. KAP Ishak, Saleh, Soewondo 2018 5

& Rekan

8. KAP Muhammad Danial 2018 4

9. KAP Tjahjadi & Tamara 2018 4,5

10. KAP Iskandar dan Sulaeman 2022 5

11. KAP Usman & Rekan 2018 5

12. KAP Tanudiredja, Wibisana, 2018 5

Rintis dan Rekan

KAP diatas merupakan KAP yang terdiri dari tahun

2017,2018,2021 dan 2022.

Pada KAP tahun 2017 rating tertiggi yaitu KAP Bharata,

Arifin, Mumajad & Sayuti dengan rating 4,8. Maka dari itu pada

tahun 2017 peneliti mengambil KAP Bharata, Arifin, Mumajad &

Sayuti.

Pada KAP tahun 2018 rating tertinggi dengan rating 5

dimiliki oleh KAP Iskandar dan Sulaeman, KAP Usman & Rekan,

KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis dan Rekan namun diantara

ketiga KAP tersebut tidak dapat menerima kuesioner pada

penelitian ini maka peneliti mengambil KAP rating keempat

tertinggi yaitu KAP Drs. Heroe, Pramono & Rekan dengan rating

4,8.
Pada tahun 2021 rating tertinggi dengan rating 5 yaitu KAP

Agus, Indra, Jeri & Rekan. Maka dari itu pada tahun 2021 peneliti

mengambil KAP Agus, Indra, Jeri & Rekan.

Pada tahun 2022 rating tertinggi dengan rating 5 yaitu KAP

Iskandar dan Sulaeman. Maka dari itu pada tahun 2022 peneliti

mengambil KAP Iskandar dan Sulaeman.

Dikarenakan pada website ulastempat.com tidak adanya

penilaian atau rating pada KAP ditahun 2019,2020 dan 2023 maka

dari itu pada tahun 2019 peneliti mengambil melalui rating google

diantara KAP Suherfi & Abadi, KAP Tasnim, Fardiman, Sapuan,

Nuzuliana, Ramdan & Rekan, KAP Junaedi Chairul dan Rekan yang

memiliki rating hanya KAP Junaedi Chairul dan Rekan dengan

rating 4,8. Maka dari itu pada tahun 2019 peneliti mengambil KAP

Junaedi Chairul dan Rekan.

Begitu juga pada tahun 2020 hanya terdapat 1 KAP yang

terdaftar di OJK yaitu KAP Husni, Wibawa dan Rekan peneliti

mengambil rating melalui rating google dengan rating 4,8. Maka

dari itu pada tahun 2020 peneliti mengambil KAP Husni, Wibawa

dan Rekan.

Sedangkan pada tahun 2023 yaitu KAP Ainul Masky dan

KAP Mohammad Sunusi dan Rekan keduanya belum ada rating di

google yang diberikan oleh Masyarakat ataupun melalui sumber lain

maka peneliti melihat dari tanggal penetapan status terlebih dahulu


terdaftar di OJK yaitu KAP Ainul Masky pada tanggal 09 Januari

2023 sedangkan KAP Mohammad Sunusi dan Rekan pada tanggal

29 Maret 2023. Maka dari itu pada tahun 2023 peneliti mengambil

KAP Ainul Masky.

3. Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (dalam Aulianti, 2022) objek penelitian

adalah sebagai berikut “suatu atrribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Objek dalam penelitian ini adalah Auditor pada

Kantor Akuntan Publik (KAP) di daerah Jakarta Selatan. Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang berada di Wilayah Jakarta Selatan

dipilih sebagai lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan

bahwa Jakarta Selatan masih menjadi ibu kota Negara Indonesia,

yang merupakan pusat dari sebagian besar aktivitas bisnis. Menurut

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) DKI Jakarta menyatakan Jakarta Selatan menjadi

wilayah favorit investor untuk menanamkan modalnya pada

semester I-2023.

Sesuai pada penjelasan sebelumnya bahwa sampel yang

diambil ialah Perwakilan 1 (satu) Kantor Akuntan Publik (KAP) di


Jakarta Selatan yang aktif terdaftar di OJK dari setiap tahun 2017-

2023 berdasarkan penilaian terbaik yang diberikan oleh Masyarakat.

4. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Bryman (dalam Aulianti, 2022) Salah satu bentuk

dari instrumen penelitian yang dapat digunakan oleh penelitian

kuantitatif dinamakan angket. Angket ini lah yang menjadi alat

bantu peneliti untuk mendapatkan data-data yang diperlukan.

Penelitian ini menggunakan tipe angket tertutup. Neuman (dalam

Aulianti,2022) menjelaskan bahwa angket yang bersifat tertutup ini

memiliki jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat oleh penanya.


Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data

melalui survei tatap muka secara langsung. Kuesioner disusun dan

diberikan secara langsung untuk mendapatkan tanggapan dari

responden. Penyebaran kuesioner kepada responden dilakukan oleh

peneliti sendiri dalam beberapa hari, kemudian hasilnya diserahkan

kembali oleh responden secara langsung. Waktu yang diberikan

untuk pengisian kuesioner yaitu sekitar 1 minggu.

Instrumen ini mencakup beberapa pernyataan yang terkait

dengan variabel independen dan dependen. Pengukuran angket

dilakukan menggunakan skala Likert dengan empat tingkat

pernyataan, diwakili oleh nilai 1—4. Penilaian dalam bentuk angka

ini sesuai dengan penjelasan yang dijelaskan oleh Neuman (2014).

Indikator-indikator pada variabel penelitian telah dimasukkan dan

diatur secara sistematis dalam angket. Semakin kecil angka yang

dipilih, semakin mengindikasikan ketidaksetujuan, sedangkan

semakin besar angka menunjukkan tingkat persetujuan yang lebih

tinggi. Berikut adalah ilustrasi skala pada instrumen angket:

Instrumen Penilaian Survey

NO Jawaban Skor

1. Sangat Tidak Setuju 1


2. Tidak Setuju 2

3. Setuju 3

4. Sangat Setuju 4

4. Rancangan Analisi dan Uji Hipotesis

1. Rancangan Analisi

Hasil jawaban responden atas kuesioner selanjutnya akan dianalisis

menggunakan SPSS. SPSS merupakan Pengolahan Data Dengan SPSS

SPSS (Statistical Product for Service Solutions, dulunya Statistical

Packedge for Social Sciences) merupakan program komputer statistik

yang mampu memproses data statistik secara cepat dan akurat (Purba,

Ziraluo dan Sagara, 2021). Penggunaan SPSS dimulai dengan pengujian

kuesioner (uji validitas dan reliabilitas). Instrumen penelitian yang valid

dan handal digunakan dalam mengumpulkan data penelitian adalah

instrumen yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya.

a. Uji Validitas

Validitas merupakan produk dari validasi. Validasi adalah

suatu proses yang dilakukan oleh penyusun atau pengguna

instrumen untuk mengumpulkan data secara empiris guna

mendukung kesimpulan yang dihasilkan oleh skor instrumen.

Sedangkan validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk

mengukur sasaran ukurnya, Uji validitas mengukur sah atau


tidaknya setiap pertanyaan /pernyataan yang digunakan dalam

penelitian. Dalam uji validitas, setiap pertanyaan/pernyataan diukur

dengan menghubungkan jumlah/total dari masing-masing

pertanyaan / pernyataan dengan total/jumlah keseluruhan tanggapan

pertanyaan/pernyataan yang digunakan dalam setiap Kriteria uji

validitas adalah dengan variabel.

Ghozali (dalam Vionalita, 2020) menyebutkan suatu

kuesioner dikatakan valid jika pada kuesioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu

dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari

pertanyaan-pertanyaan. Suatu pertanyaan dikatakan valid jika

tingkat signifikansinya berada di bawah 0,05.

b. Uji Reabilitas

Konsep dalam reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu

pengukuran yang digunakan bersifat tetap terpercaya serta terbebas

dari galat pengukuran (measurement error). Sedangkan uji

reliabilitas instrumen untuk mengetahui apakah data yang

dihasilkan dapat diandalkan atau bersifat tangguh. Pada dasarnya,

uji reliabilitas mengukur variabel yang digunakan melalui

pertanyan/pernyataan yang digunakan.


Menurut Ghozali (dalam Vionalita, 2020) bahwa uji

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari

waktu, ke waktu. Butir kuesioner dikatakan reliabel (layak) jika

cronbach's alpha > 0,06 dan dikatakan tidak reliabel jika

cronbach's alpha <0,06.

Selain pengujian kuesioner dengan SPSS dapat dilakukan uji

asumsi klasik. Uji asumsi klasik pada regresi linear berganda al

yaitu :

1. Uji Linearitas

2. Uji Normalitas

3. Uji Multikolinearitas

4. Uji autokorelasi

5. Uji Heteroskedastisitas

1. Uji Linearitas

Analisis ini dilakukan untuk meneliti apakah ada

hubungan sebab akibat antara kedua variabel atau meneliti

seberapa besar pengaruh drop box dan e-filling terhadap


variabel dependen yaitu kepatuhan Wajib Pajak orang

pribadi. Adapun rumus yang digunakan adalah:

Y = a + biX, + b2X2+ e

Keterangan :

Y = Kepatuhan Wajib Pajak

a = Bilangan konstanta

X1 = Drop box

X2 = e-Filling

e = Standart error

bl, b2 = koefisien regresi untuk masing-masing variabel

2. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (dalam Vionalita, 2020) uji normalitas

bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen dan

variabel independen mempunyai kontribusi atau tidak.

Model regresi yang baik adalah data distribusi normal atau

mendekati normal.

3. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (dalam Vionalita, 2020) mengatakan uji

multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah suatu

model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik scharuspya tidak


terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian

multikolinearitas. dilihat dari besaran VIF (Variance

Inflation Factor) dan tolerance. Tolerance mengukur variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama

dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai

cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinearitas adalah nilai tolerance ≥ 0,01 atau sama

dengan nilai VIF ≤ 10.

4. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (dalam Vionalita, 2020) bahwa uji

autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode-t

dengan kesalähan pengganggu pada pada periode t-1

(sebelumnya). Pengujian autokolerasi dilakukan dengan uji

durbin watson dengan membandingkan nilai durbin watson

hitung (d) dengan nilai durbin watson tabel, yaitu batas atas

(du) dan batas bawah (dL). Kriteria pengujian adalah sebagai

berikut:

1. Jika 0 < d < dL, maka terjadi autokorelasi positif.

2. Jika dL < d< du, maka tidak ada kepastian terjadi

autokorelasi atau tidak.


3. Jika d-dL < d < 4, maka terjadi autokorelasi negatif.

4. Jika 4 -du < d < 4.-dL, maka tidak ada kepastian terjadi

autokorelasi atau tidak.

5. Jika du < d < 4 -du, maka tidak terjadi autokorelasi

positif maupun negatif.

5. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (dalam Vionalita, 2020) mengatakan uji

heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas.

2. Teknik Pengujian Hipotesis

Pengujian selanjutnya yaitu pengujian terhadap hipotesis. Pengujian

hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode statistik sebagai

berikut :

1. Uji F (Simultan)

Menurut Ghozali (dalam Vionalita, 2020) mengatakan Uji

Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel


dependen atau variabel terikat. Untuk menguji hipotesis ini

digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan

sebagai berikut :

1. Jika nilai F lebih besar dari 4 maka HO ditolak pada derajat

kepercayaan 5% dengan kata lain kita menerima hipotesis

alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel

independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi

variabel dependen.

2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F menurut

tabel. Bila nilai Fhitung lebih besar dari pada nilai Fiabel, maka

Ho ditolak dan, menerima Ha.

2. Uji T (Parsial)

Menurut Ghozali (dalam Vionalita, 2020) mengatakan Uji beda

t-test digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini secara individual

dalam menerangkan variabel dependen secara parsial. Dasar

pengambilan keputusan digunakan dalam uji t adalah sebagai

berikut:

1. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis

ditolak. Hipotesis ditolak mempunyai arti bahwa variabel

independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.
2. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05, maka hipotesis

diterima. Hipotesis tidak dapat ditolak mempunyai arti

bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai