Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN TAKSONOMI BLOOM DENGAN TEKNOLOGI VOKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Kajian Teknologi dan
Vokasi (TK302)
yang diampu oleh :
Dr. Rina Marina, M.P.

Disusun Oleh:

DANNY GARCIA NOFRI 1804242


NUR HASNA MAULIDA R 1801429
NURAMALIA DWIFA Y 1801508
AUDAH HUWAIDA R 1804187

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


BANDUNG

2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah untuk salah satu tugas mata kuliah Kajian
Teknologi dan Vokasi dengan judul "HUBUNGAN TAKSONOMI BLOOM
DENGAN TEKNOLOGI VOKASI" tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung


bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu saya dalam merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana
ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan saya dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-
makalah selanjutnya.

Bandung, 5 November 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iii

DAFTAR TABEL................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teknologi Vokasi..............................................................................3

2.2 Taksonomi Bloom.............................................................................3-11

2.3. Pertanyaan………………………………………………………….12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................13

3.2 Saran.................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1. Piramida Kognitif ..........................................................................5

iv
DAFTAR TABEL

TABEL 2.1. Revisi Taksonomi Bloom ..............................................................11

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Taksonomi merupakan suatu kategorisasi tujuan pendidikan, yang umumnya


digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan kurikulum dan tujuan
pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri dari domain-domain kognitif, afektif dan
psikomotor. Berbicara tentang taksonomi perilaku siswa sebagai tujuan belajar,
saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari
Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan pembelajaran, yang dikenal dengan sebutan
taksonomi Bloom (Bloom’s Taxonomy). Menurut Bloom perilaku individu dapat
diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yaitu:
1. Ranah kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau
berfikir/nalar, di dalamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), penguraian (analysis), memadukan
(synthesis), dan penilaian (evaluation);
2. Ranah afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan,
minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup:
penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing),
pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization); dan
3. Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan
yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan
fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari : kesiapan (set), peniruan (imitation),
membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan
(origination). Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru
untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya. Dalam setiap aspek
taksonomi terkandung kata kerja operasional yang menggambarkan bentuk
perilaku yang hendak dicapai melalui suatu pembelajaran. Untuk lebih jelasnya,
dalam tabel berikut disajikan contoh kata kerja operasional da ri masing-masing
ranah.

vi
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Teknologi dan Vokasi ?
2. Apa yang dimaksud Taksonomi Bloom ?
3. Bagaimana revisi dari Taksonomi Bloom ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari Teknologi dan vokasi, serta Taksonomi
Bloom, serta Hubungan Taksonomi terhadap pendidikan Teknologi dan
Vokasi

vii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teknologi Vokasi

Teknologi dapat diartikan sebogai suatu metode ilmiah untuk mencapai


tujuan praktis. Menurut Djoyohadikusumo, teknologi adalah suatu bidang yang
berkaitan dengan ilmu sains dan ilmu kerekayasaan atau ilmu engineering. jadi,
dapat disimpulkan bahwa Teknologi adalah sebuah metode praktis yang
digunakan untuk menciptakan sesuatu yang berguna dan diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia

Vokasi adalah sesuatu hal yang bersangkutan dengan keterampilan atau


keahlian.Jadi, dapat disimpulkan bahwa vokasi adalah suatu sistem atau program
yang berkenaan dengan keterampilan atau keahlian seseorang secara khusus atau
sesuai, terlatih, dan berkualitas.

2.2 Taksonomi Bloom


Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang
berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi
berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian
digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang
pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai
kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran. Bloom, lahir pada tanggal
21 Februari 1913 di Lansford, Pennsylvania dan berhasil meraih doktor di
bidang pendidikan dari The University of Chicago pada tahun 1942. Ia
dikenal sebagai konsultan dan aktivis internasonal di bidang pendidikan dan
berhasil membuat perubahan besar dalam sistem pendidikan di India. Ia
mendirikan the International Association for the Evaluation of Educational
Achievement, the IEA dan mengembangkan the Measurement, Evaluation,
and Statistical Analysis (MESA) program pada University of Chicago. Di
akhir hayatnya, Bloom menjabat sebagai Chairman of Research and

viii
Development Committees of the College Entrance Examination Board dan
The President of the American Educational Research Association. Ia
meninggal pada 13 September 1999. Sejarah taksonomi bloom bermula
ketika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika,
Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar
yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang
diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka.
Konferensi tersebut merupakan lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada
tahun 1948. Menurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah
dalam kemampuan berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level lain
yang lebih tinggi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat
menghasilkan siswa yang kompeten di bidangnya. Akhirnya pada tahun 1956,
Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka
konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom. Jadi,
Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills
mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai
tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam
kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga
domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Ranah Kognitif berisi perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Ranah
afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai,
minat, motivasi, dan sikap. Sedangkan ranah Psikomotorik berisi perilaku
yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorik / kemampuan
fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Para trainer biasanya
mengkaitkan ketiga ranah ini dengan Knowledge, Skill and Attitude (KSA).
Kognitif menekankan pada Knowledge, Afektif pada Attitude, dan
Psikomotorik pada Skill. Sebenarnya di Indonesia pun, kita memiliki tokoh
pendidikan, Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan doktrinnya Cipta, Rasa
dan Karsa atau Penalaran, Penghayatan, dan Pengamalan. Cipta dapat
diidentikkan dengan ranah kognitif , rasa dengan ranah afektif dan karsa
dengan ranah psikomotorik.

ix
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus
dikuasai oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan.
Ranah kognitif ini terdiri atas enam level, yaitu:
(1) knowledge (pengetahuan)
(2) comprehension (pemahaman atau persepsi)
(3) application (penerapan)
(4) analysis (penguraian atau penjabaran)
(5) synthesis (pemaduan)
(6) evaluation (penilaian).
Level ranah ini dapat digambarkan dalam bentuk piramida berikut:

Gambar 1. Piramida kognitif


Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skills,
sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill. Namun
demikian pembuatan level ini bukan berarti bahwa lower level tidak penting.
Justru lower order thinking skill ini harus dilalui dulu untuk naik ke tingkat
berikutnya. Skema ini hanya menunjukkan bahwa semakin tinggi semakin
sulit kemampuan berpikirnya.

Bloom pada tahun 1956, dalam bukunya yang berjudul Taxonomy of


Educational Objectives. Handbook I : Cognitive Domain yang diterbitkan oleh
McKey New York telah membagi ranah (domain) kognitif menjadi beberapa

x
bagian. Berikut adalah penjelasannya.

Tujuan pembelajaran dalan ranah (domain) kognitif atau intelektual dibagi


menjadi 6 tingkatan, dilambangkan dengan huruf C (cognitive). Secara umum,
makin tinggi tingkatannya semakin rumit tujuan pembelajaran itu yaitu:

1. Tingkat (Level) Pengetahuan – C1

Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan


mengingat kembali materi yang telah dipelajari, misalnya: (a) pengetahuan
tentang istilah; (b) pengetahuan tentang fakta khusus; (c) pengetahuan tentang
konvensi; (d) pengetahuan tentang kecendrungan dan urutan; (e) pengetahuan
tentangklasifikasi dan kategori; (f) pengetahuan tentang kriteria; dan (g)
pengetahuan tentang metodologi.
2. Tingkat (Level) Pemahaman – C2

Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan
memahami materi tertentu, dapat dalam bentuk: (a) translasi (mengubah dari satu
bentuk ke bentuk lain); (b) interpretasi (menjelaskan atau merangkum materi);(c)
ekstrapolasi (memperpanjang/memperluas arti/memaknai data).

3. Tingkat (Level) Aplikasi – C3

Pada level atau tingkatan ketiga ini, aplikasi dimaksudkan sebagai kemampuan
untuk menerapkan informasi dalam situasi nyata.

4. Tingkat (Level) Analisis – C4

Analisis adalah kategori atau tingkatan ke-4 dalam taksonomi Bloom tentang
ranah (domain) kognitif. Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu
materi menjadi bagian-bagiannya. Kemampuan menganalisis dapat berupa:
(a) analisis elemen (mengidentifikasi bagian-bagian materi)
(b) analisis hubungan (mengidentifikasi hubungan)
(c) analisis pengorganisasian prinsip (mengidentifikasi
pengorganisasian/organisasi)

xi
5. Tingkat (Level) Sintesis – C5

Level kelima adalah sintesis yang dimaknai sebagai kemampuan untuk


memproduksi. Tingkatan kognitif kelima ini dapat berupa: (a) memproduksi
komunikasi yang unik; (b) memproduksi rencana atau kegiatan yang utuh; dan (c)
menghasilkan/memproduksi seperangkat hubungan abstrak.

6. Tingkat (Level) Evaluasi – C6

Level ke-6 dari taksonomi Bloom pada ranah kognitif adalah evaluasi.
Kemampuan melakukan evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai ‘manfaat’
suatu benda/hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Paling tidak
ada dua bentuk tingkat (level) evaluasi menurut Bloom, yaitu:
(1) penilaian atau evaluasi berdasarkan bukti internal; dan
(2) evaluasi berdasarkan bukti eksternal.

1. Ranah Afektif

Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya
perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori
ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling
kompleks.
Kartwohl & Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001)
membagi ranah afektif menjadi 5 kategori yaitu :
♦ Receiving/Attending/Penerimaan Kategori ini merupakan tingkat afektif yang
terendah yang meliputi penerimaan masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan
secara pasif.Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn
atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik. Hal ini dapat
dicontohkan dengan sikap peserta didik ketika mendengarkan penjelasan pendidik
dengan seksama dimana mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan
kepada mereka danmereka memiliki kemauan untuk menggabungkan diri atau
mengidentifikasi diri dengan nilai itu. Empat kata kerja operasional yang dapat
dipakai dalam kategori ini adalah : memilih, mempertanyakan, mengikuti,
memberi, menganut, mematuhi, dan meminati.

xii
♦ Responding/Menanggapi Kategori ini berkenaan dengan jawaban dan
kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-
nilai yang dianut masyarakat. Atau dapat pula dikatakan bahwa menanggapi
adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk
mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi
terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini dapat dicontohkan dengan
menyerahkan laporan tugas tepat pada waktunya. Kata kerja operasional yang
dapat dipakai dalam kategori ini adalah : menjawab, membantu, mengajukan,
mengompromi, menyenangi, menyambut, mendukung, menyetujui, menampilkan,
melaporkan, memilih, mengatakan, memilah, dan menolak.
♦ Valuing/Penilaian Kategori ini berkenaan dengan memberikan nilai,
penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. Peserta
didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan akan tetapi berkemampuan
pula untuk menilai fenomena itu baik atau buruk. Hal ini dapat dicontohkan
dengan bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar serta bertanggungjawab
terhadap segala hal selama proses pembelajaran. Kata kerja operasional yang
dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengasumsikan, meyakini, melengkapi,
meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengundang, menggabungkan,
mengusulkan, menekankan, dan menyumbang.
♦ Organization/Organisasi/Mengelola Kategori ini meliputi konseptualisasi nilai-
nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
Hal ini dapat dicontohkan dengan kemampuan menimbang akibat positif dan
negatif dari suatu kemajuan sains terhadap kehidupan manusia. Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : menganut, mengubah,
menata, mengklasifikasikan, mengombinasi, mempertahankan, membangun,
membentuk pendapat, memadukan, mengelola, menegosiasikan, dan merembuk.
♦ Characterization/Karakteristik Kategori ini berkenaan dengan keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisais nilai menempati urutan
tertinggi dalam hierarki nilai. Hal ini dicontohkan dengan bersedianya mengubah
pendapat jika ada bukti yang tidak mendukung pendapatnya. 5 Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengubah perilaku,

xiii
berakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan, mengkualifikasi, melayani,
menunjukkan, membuktikan dan memecahkan.
3. Ranah Psikomotor
Ranah ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota
badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri
dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Kategori yang
termasuk dalam ranah ini adalah:
♦ Meniru Kategori meniru ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu
dengan contoh yang diamatinya walaupun belum dimengerti makna ataupun
hakikatnya dari keterampilan itu. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
kategori ini adalah : mengaktifan, menyesuaikan, menggabungkan, melamar,
mengatur, mengumpulkan, menimbang, memperkecil, membangun, mengubah,
membersihkan, memposisikan, dan mengonstruksi.
♦ Memanipulasi Kategori ini merupakan kemampuan dalam melakukan suatu
tindakan serta memilih apa yang diperlukan dari apa yang diajarkan. Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengoreksi,
mendemonstrasikan, merancang, memilah, melatih, memperbaiki,
mengidentifikasikan, mengisi, menempatkan, membuat, memanipulasi,
mereparasi, dan mencampur.
♦ Pengalamiahan Kategori ini merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal
yang diajarkan dan dijadikan sebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan
gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Kata kerja operasional yang
dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengalihkan, menggantikan, memutar,
mengirim, memindahkan, mendorong, menarik, memproduksi, mencampur,
mengoperasikan, mengemas, dan membungkus.
♦ Artikulasi Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat
melakukan suatu keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan
dengan gerakan interpretatif. 6 Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
kategori ini adalah : mengalihkan, mempertajam, membentuk, memadankan,

xiv
menggunakan, memulai, menyetir, menjeniskan, menempel, mensketsa,
melonggarkan, dan menimbang.

2.3 Revisi Taksonomi Bloom

Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan
para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai
dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun
2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah
kognitif. Revisi tersebut meliputi: 1. Perubahan kata kunci dari kata benda
menjadi kata kerja untuk setiap level taksonomi. 2. Perubahan hampir terjadi pada
semua level hierarkhis, namun urutan level masih sama yaitu dari urutan terendah
hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6.
Perubahanperubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).


 Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding
(memahami).
 Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).
 Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
 Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan
perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta).
 Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan
evaluating (menilai).
Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri
dari enam level: remembering (mengingat), understanding (memahami),
applying (menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating
(menilai) dan creating (mencipta). Revisi Krathwohl ini sering digunakan
dalam merumuskan tujuan belajar yang sering kita kenal dengan istilah C1
sampai dengan C6. Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah
kognitif terdiri dari enam level: remembering ( mengingat) , understanding
( memahami) , applying ( menerapkan), analyzing ( menganalisis, mengurai) ,

xv
evaluating ( menilai) dan creating ( mencipta) . Perubahan istilah dan pola
level taksonomi bloom dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2.1. Revisi Taksonomi Bloom

xvi
2.3. Pertanyaan

1. Apabila Ranah tidak bias dicapai oleh siswa/mahasiswa, apakah tujuan


pendidikan berhasil atau tidak ? (Abimanyu Noor)
2. Hubungan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor? Dan apa hubungannya
dengan mahasiswa? (Amanda Dwi R)
3. Kenapa lorin merevisi aspek taksonomi yang dibuat oleh bloom? dan apa
kekurangannya dari taksonomi yang sebelumnya? (Yuli Siti)

xvii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Taksonomi Bloom berperan penting dalam dunia pendidikan,
semua ranahnya membantu sistem pengajaran lebih terarah. Terutama
Ranah Psikomotor, yang berisi perilaku – perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik, tentunya hal ini berkaitan dengan Teknologi
dan Vokasi.

3.2 Saran
Dalam menulis makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa
maklah ini belum sempurna dan masih terbatas baik dalam materi maupun
cara penulisannya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dari
pembaca demi penyempurnaan dari makalah ini.

xviii
DAFTAR PUSTAKA
Utari, Retno. 2011. Taksonomi Bloom. Diunduh tanggal 6 November 2018
melalui http://setiabudi.ac.id/web/images/files/Revisi-Taksonomi
%20Bloom%20.pdf

Benyamin.2011.Taksonomi Bloom. Diunduh tanggal 6 November 2018


melalui http://p3ai.polsri.ac.id/admin/assets/files/7325Taksonomi
%20Bloom.pdf

Rukmini, Elisabet.2010.Revisi Taksonomi Bloom. Diakses tanggal 6


November 2018 melalui
https://journal.uny.ac.id/index.php/mip/article/viewFile/7132/6155

xix

Anda mungkin juga menyukai