Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Kajian Teknologi dan
Vokasi (TK302)
yang diampu oleh :
Dr. Rina Marina, M.P.
Disusun Oleh:
2018
i
KATA PENGANTAR
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana
ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan saya dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-
makalah selanjutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.3. Pertanyaan………………………………………………………….12
3.2 Saran.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
vi
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Teknologi dan Vokasi ?
2. Apa yang dimaksud Taksonomi Bloom ?
3. Bagaimana revisi dari Taksonomi Bloom ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari Teknologi dan vokasi, serta Taksonomi
Bloom, serta Hubungan Taksonomi terhadap pendidikan Teknologi dan
Vokasi
vii
BAB II
PEMBAHASAN
viii
Development Committees of the College Entrance Examination Board dan
The President of the American Educational Research Association. Ia
meninggal pada 13 September 1999. Sejarah taksonomi bloom bermula
ketika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika,
Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar
yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang
diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka.
Konferensi tersebut merupakan lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada
tahun 1948. Menurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah
dalam kemampuan berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level lain
yang lebih tinggi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat
menghasilkan siswa yang kompeten di bidangnya. Akhirnya pada tahun 1956,
Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka
konsep kemampuan berpikir yang dinamakan Taxonomy Bloom. Jadi,
Taksonomi Bloom adalah struktur hierarkhi yang mengidentifikasikan skills
mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai
tujuan yang lebih tinggi, level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam
kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga
domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Ranah Kognitif berisi perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Ranah
afektif mencakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai,
minat, motivasi, dan sikap. Sedangkan ranah Psikomotorik berisi perilaku
yang menekankan fungsi manipulatif dan keterampilan motorik / kemampuan
fisik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Para trainer biasanya
mengkaitkan ketiga ranah ini dengan Knowledge, Skill and Attitude (KSA).
Kognitif menekankan pada Knowledge, Afektif pada Attitude, dan
Psikomotorik pada Skill. Sebenarnya di Indonesia pun, kita memiliki tokoh
pendidikan, Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan doktrinnya Cipta, Rasa
dan Karsa atau Penalaran, Penghayatan, dan Pengamalan. Cipta dapat
diidentikkan dengan ranah kognitif , rasa dengan ranah afektif dan karsa
dengan ranah psikomotorik.
ix
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus
dikuasai oleh siswa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam perbuatan.
Ranah kognitif ini terdiri atas enam level, yaitu:
(1) knowledge (pengetahuan)
(2) comprehension (pemahaman atau persepsi)
(3) application (penerapan)
(4) analysis (penguraian atau penjabaran)
(5) synthesis (pemaduan)
(6) evaluation (penilaian).
Level ranah ini dapat digambarkan dalam bentuk piramida berikut:
x
bagian. Berikut adalah penjelasannya.
Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan
memahami materi tertentu, dapat dalam bentuk: (a) translasi (mengubah dari satu
bentuk ke bentuk lain); (b) interpretasi (menjelaskan atau merangkum materi);(c)
ekstrapolasi (memperpanjang/memperluas arti/memaknai data).
Pada level atau tingkatan ketiga ini, aplikasi dimaksudkan sebagai kemampuan
untuk menerapkan informasi dalam situasi nyata.
Analisis adalah kategori atau tingkatan ke-4 dalam taksonomi Bloom tentang
ranah (domain) kognitif. Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu
materi menjadi bagian-bagiannya. Kemampuan menganalisis dapat berupa:
(a) analisis elemen (mengidentifikasi bagian-bagian materi)
(b) analisis hubungan (mengidentifikasi hubungan)
(c) analisis pengorganisasian prinsip (mengidentifikasi
pengorganisasian/organisasi)
xi
5. Tingkat (Level) Sintesis – C5
Level ke-6 dari taksonomi Bloom pada ranah kognitif adalah evaluasi.
Kemampuan melakukan evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai ‘manfaat’
suatu benda/hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Paling tidak
ada dua bentuk tingkat (level) evaluasi menurut Bloom, yaitu:
(1) penilaian atau evaluasi berdasarkan bukti internal; dan
(2) evaluasi berdasarkan bukti eksternal.
1. Ranah Afektif
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya
perasaan, nilai, penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori
ranah ini diurutkan mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling
kompleks.
Kartwohl & Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001)
membagi ranah afektif menjadi 5 kategori yaitu :
♦ Receiving/Attending/Penerimaan Kategori ini merupakan tingkat afektif yang
terendah yang meliputi penerimaan masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan
secara pasif.Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn
atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik. Hal ini dapat
dicontohkan dengan sikap peserta didik ketika mendengarkan penjelasan pendidik
dengan seksama dimana mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan
kepada mereka danmereka memiliki kemauan untuk menggabungkan diri atau
mengidentifikasi diri dengan nilai itu. Empat kata kerja operasional yang dapat
dipakai dalam kategori ini adalah : memilih, mempertanyakan, mengikuti,
memberi, menganut, mematuhi, dan meminati.
xii
♦ Responding/Menanggapi Kategori ini berkenaan dengan jawaban dan
kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-
nilai yang dianut masyarakat. Atau dapat pula dikatakan bahwa menanggapi
adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk
mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi
terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini dapat dicontohkan dengan
menyerahkan laporan tugas tepat pada waktunya. Kata kerja operasional yang
dapat dipakai dalam kategori ini adalah : menjawab, membantu, mengajukan,
mengompromi, menyenangi, menyambut, mendukung, menyetujui, menampilkan,
melaporkan, memilih, mengatakan, memilah, dan menolak.
♦ Valuing/Penilaian Kategori ini berkenaan dengan memberikan nilai,
penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. Peserta
didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan akan tetapi berkemampuan
pula untuk menilai fenomena itu baik atau buruk. Hal ini dapat dicontohkan
dengan bersikap jujur dalam kegiatan belajar mengajar serta bertanggungjawab
terhadap segala hal selama proses pembelajaran. Kata kerja operasional yang
dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengasumsikan, meyakini, melengkapi,
meyakinkan, memperjelas, memprakarsai, mengundang, menggabungkan,
mengusulkan, menekankan, dan menyumbang.
♦ Organization/Organisasi/Mengelola Kategori ini meliputi konseptualisasi nilai-
nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
Hal ini dapat dicontohkan dengan kemampuan menimbang akibat positif dan
negatif dari suatu kemajuan sains terhadap kehidupan manusia. Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : menganut, mengubah,
menata, mengklasifikasikan, mengombinasi, mempertahankan, membangun,
membentuk pendapat, memadukan, mengelola, menegosiasikan, dan merembuk.
♦ Characterization/Karakteristik Kategori ini berkenaan dengan keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisais nilai menempati urutan
tertinggi dalam hierarki nilai. Hal ini dicontohkan dengan bersedianya mengubah
pendapat jika ada bukti yang tidak mendukung pendapatnya. 5 Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengubah perilaku,
xiii
berakhlak mulia, mempengaruhi, mendengarkan, mengkualifikasi, melayani,
menunjukkan, membuktikan dan memecahkan.
3. Ranah Psikomotor
Ranah ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota
badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri
dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Kategori yang
termasuk dalam ranah ini adalah:
♦ Meniru Kategori meniru ini merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu
dengan contoh yang diamatinya walaupun belum dimengerti makna ataupun
hakikatnya dari keterampilan itu. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
kategori ini adalah : mengaktifan, menyesuaikan, menggabungkan, melamar,
mengatur, mengumpulkan, menimbang, memperkecil, membangun, mengubah,
membersihkan, memposisikan, dan mengonstruksi.
♦ Memanipulasi Kategori ini merupakan kemampuan dalam melakukan suatu
tindakan serta memilih apa yang diperlukan dari apa yang diajarkan. Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengoreksi,
mendemonstrasikan, merancang, memilah, melatih, memperbaiki,
mengidentifikasikan, mengisi, menempatkan, membuat, memanipulasi,
mereparasi, dan mencampur.
♦ Pengalamiahan Kategori ini merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal
yang diajarkan dan dijadikan sebagai contoh telah menjadi suatu kebiasaan dan
gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Kata kerja operasional yang
dapat dipakai dalam kategori ini adalah : mengalihkan, menggantikan, memutar,
mengirim, memindahkan, mendorong, menarik, memproduksi, mencampur,
mengoperasikan, mengemas, dan membungkus.
♦ Artikulasi Kategori ini merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat
melakukan suatu keterampilan yang lebih kompleks terutama yang berhubungan
dengan gerakan interpretatif. 6 Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
kategori ini adalah : mengalihkan, mempertajam, membentuk, memadankan,
xiv
menggunakan, memulai, menyetir, menjeniskan, menempel, mensketsa,
melonggarkan, dan menimbang.
Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan
para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai
dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun
2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah
kognitif. Revisi tersebut meliputi: 1. Perubahan kata kunci dari kata benda
menjadi kata kerja untuk setiap level taksonomi. 2. Perubahan hampir terjadi pada
semua level hierarkhis, namun urutan level masih sama yaitu dari urutan terendah
hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6.
Perubahanperubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
xv
evaluating ( menilai) dan creating ( mencipta) . Perubahan istilah dan pola
level taksonomi bloom dapat digambarkan sebagai berikut:
xvi
2.3. Pertanyaan
xvii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Taksonomi Bloom berperan penting dalam dunia pendidikan,
semua ranahnya membantu sistem pengajaran lebih terarah. Terutama
Ranah Psikomotor, yang berisi perilaku – perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik, tentunya hal ini berkaitan dengan Teknologi
dan Vokasi.
3.2 Saran
Dalam menulis makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa
maklah ini belum sempurna dan masih terbatas baik dalam materi maupun
cara penulisannya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dari
pembaca demi penyempurnaan dari makalah ini.
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Utari, Retno. 2011. Taksonomi Bloom. Diunduh tanggal 6 November 2018
melalui http://setiabudi.ac.id/web/images/files/Revisi-Taksonomi
%20Bloom%20.pdf
xix