Anda di halaman 1dari 8

Penghitungan Risk Priority Number pada waktu melakukan FMEA

dilakukan dengan cara


Bobot:3.33
Melakukan penjumlahan variable detectability, occurrence, dan severity

Melakukan penjumlahan variable detectability dan occurrence

Melakukan perkalian variable detectability, occurrence, dan severity

Melakukan perkalian variable detectability dan occurrence

Untuk mendapatkan hasil Akreditasi paripurna, maka kriteria yang


harus dicapai adalah:
Bobot:3.33
Seluruh Bab mendapat nilai minimal 90 %

Seluruh Bab mendapat nilai minimal 85 %

Seluruh Bab mendapat nilai minimal 80 %

Seluruh Bab mendapat nilai minimal 75 %

Pelaporan terjadinya insiden di Klinik dilakukan oleh:


Bobot:3.33
Siapa saja baik karyawan, pasien, maupun keluarga pasien, dan masyarakat boleh
melaporkan jika terjadi insiden

Dokter yang bekerja di Klinik

Dokter dan perawat yang bekerja di Klinik

Karyawan yang bekerja di Klinik

Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1983 tahun 2022 tentang


Standar Akreditasi Klinik, terdiri dari :
Bobot:3.33
4 Bab, 26 Standar, 499 Elemen Penilaian

3 Bab, 26 Standar, 104 Elemen Penilaian

4 Bab, 22 Standar, 499 Elemen Penilaian

3 Bab, 22 Standar, 104 Elemen Penilaian


Persyaratan umum usaha kecuali
Bobot:3.33
Badan hukum publik, untuk klinik pemerintah

Klinik swasta dengan pelayanan rawat jalan dapat berbentuk orang perorangan, badan
usaha atau badan hukum

Klinik swasta dengan pelayanan rawat inap dapat berbentuk badan usaha atau badan
hukum

Klinik menjaga kondisi lingkungan

Yang dimaksud dengan Root cause pada waktu melakukan RCA


adalah:
Bobot:3.33
Penyebab langsung dari suatu kejadian

Trigger terhadap adanya suatu kejadian

Akar masalah yang ada pada sistem

Faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya kejadian

Langkah awal dalam tahapan manajemen risiko adalah:


Bobot:3.33
melakukan risk assessment

melakukan evaluasi risiko

menyusun register risiko

menetapkan lingkup manajemen risiko

Yang dimaksud dengan Keselamatan Pasien di Fasilitas Pelayanan


Kesehatan adalah:
Bobot:3.33
Upaya agar tidak terjadi medical error

Upaya agar tidak terjadi nursing error

Upaya agar tidak terjadi cedera akibat kesalahan tindakan medis

Suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman


Tim surveior memberikan laporan hasil survei terhadap Klinik, yang
dinilainya kepada lembaga penyelenggara Akreditasi paling lama
Bobot:3.33
2 (dua) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.

5 (lima) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.

7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.

6 (enam) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.

3 (tiga) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan selesai.

Mitra Bestari adalah


Bobot:3.33
sekelompok tenaga kesehatan dengan jenis profesi yang berbeda, memiliki reputasi
dan kompetensi sesuai dengan profesinya masing-masing

sekelompok tenaga kesehatan dengan jenis profesi yang sama, memiliki kompetensi
sesuai dengan profesinya masing-masing

sekelompok tenaga kesehatan dengan jenis profesi yang berbeda, memiliki


kompetensi sesuai dengan profesinya masing-masing

sekelompok tenaga kesehatan dengan jenis profesi yang sama, memiliki reputasi dan
kompetensi sesuai dengan profesinya masing-masing

Sebagai dasar untuk menyusun rencana dan strategi menghadapi


bencana perlu dilakukan penilaian, yaitu
Bobot:3.33
Hazard identification dan FMEA

Hazard Vulnerability Assessment

Hazard identification dan RCA

Operating and Support Hazard Analysis

Klinik yang menyelenggarakan rawat inap harus memiliki


Bobot:3.33
Ruang rawat inap, gadar, staf klinik, instlasai/ruang farmasi, laboratorium, dapur gizi

Ruang ICU, gadar, staf klinik, instlasai/ruang farmasi, laboratorium, dapur gizi

Ruang Perina, rawat inap, gadar, staf klinik, instlasai/ruang farmasi


Ruang High care, instlasai/ruang farmasi, laboratorium, dapur gizi

Pembagian area (layout) untuk ruang sterilisasi yang sesuai standar


adalah:
Bobot:3.33
Area kotor, area bersih, area proses sterilisasi, area penyimpanan alat steril, dan area
distribusi

Area bersih, area penyimpanan alat steril, area distribusi, area administrasi

Area kotor, area bersih, area dekontaminasi, area penyimanan, area distribusi

Area kotor, area penyimpanan peralatan kotor, area bersih, area dekontaminasi, area
distribusi

Pemeliharaan peralatan yang terencana meliputi


Bobot:3.33
Pemeliharaan preventif dan pemeliharaan korektif

Pemeliharaan preventif dan pemeliharaan emergensi

Pemeliharaan preventif dan pemeliharaan mendesak (urgent)

Pemeliharaan mendesak (urgent) dan pemeliharaan emergensi


Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan Kesehatan yang menyediakan :
Bobot:3.33
Pelayanan Medik Dasar

Pelayanan Spesialistik

Pelayanan Medik dasar dan Spesialistik

Pelayanan Medik Dasar dan/atau Spesialistik

Variabel-variabel yang digunakan untuk menentukan derajat risiko


adalah
Bobot:3.33
Kemudahan untuk dideteksi dan frekuensi terjadinya

Kemudahan untuk dideteksi dan kegawatan risiko

Dampak risiko dan probabilitas terjadinya

Frekuensi kejadian, besarnya risiko, dan besarnya kerugian yang ditimbulkan


Untuk mencegah penularan infeksi dilakukan penggunaan APD.
Penggunaan sarung tangan dilakukan
Bobot:3.33
Untuk menggantikan pentingnya mencuci tangan

Setiap kali memeriksa pasien

Ketika memeriksa pasien lain tidak perlu melepas sarung tangan, langsung saja
lakukan hand rub tanpa melepas sarung tangan

Kalau ada indikasi menggunakan sarung tangan

Audit Klinis adalah


Bobot:3.33
Proses peningkatan mutu untuk meningkatkan pelayanan pasien dan outcome
pelayanan melalui kajian sistematik dengan kriteria yang jelas terhadap pelayanan
klinis oleh praktisi klinis

Audit internal yang dilakukan oleh auditor internal terhadap penyelenggaraan


pelayanan klinis di Puskesmas/FKTP dengan menggunakan kriteria audit yang jelas
yang disusun berdasar pedoman pelayanan klinis

Audit kinerja yang dilakukan terhadap kinerja praktisi klinis yang bekerja di
Puskesmas

Audit kinerja pelayanan klinis untuk menilai kinerja dokter dan perawat yang
memberikan Pelayanan Kesehatan Perseorangan di Puskesmas/FKTP

Penyebab terjadinya insiden Keselamatan pasien adalah:


Bobot:3.33
Unsafe action dan human error

Unsafe action dan mistake

Unsafe action dan Kondisi Laten

Sumber daya yang tidak memenuhi standar

Status Akreditasi Klinik terdiri dari :


Bobot:3.33
Terakreditasi, Madya, Utama, Paripurna

Terakreditasi, Dasar, Madya, Utama

Tidak Terakreditasi, Madya, Utama, Paripurna


Tidak Terakreditasi, Dasar, Madya, Utama

Penyusunan RPK tahunan dilakukan berdasar:


Bobot:3.33
Alokasi anggaran sesuai DPA dan membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui
dengan RUK yang diusulkan

Alokasi anggaran sesuai DPA yang disetujui oleh Dinas Kesehatan

Alokasi anggaran yang diusulkan dalam RUK

Alokasi anggaran sesuai dengan pendapatan puskesmas

Pengelolaan peralatan perawatan pasien dalam PPI di FKTP


(Puskesmas dan Klinik Pratama) termasuk dalam:
Bobot:3.33
Kewaspadaan transmisi

Kewaspadaan isolasi

Kewaspadaan standar

Sterilisasi peralatan perawatan

Kajian risiko (risk assessment) meliputi


Bobot:3.33
Identifikasi risiko, analisis risiko, dan evaluasi risiko

Identifikasi risiko, analisis risiko, dan rencana meminimalkan risiko

Analisis risiko, menilai tingkat risiko dengan risk grading matrix, dan merencanakan
penanggulangannya

Analisis risiko, rencana meminimalkan risiko, implementasi dan monitoring

Obat di farmasi suatu Klinik Utama tidak ditata dengan baik, obat
LASA tidak diidentifikasi dan tidak diberi label adalah:
Bobot:3.33
Kejadian tidak cedera

Kejadian tidak diharapkan

Kondisi berpotensi cedera


Insiden Keselamatan Kerja

Tujuan hand hygiene adalah


Bobot:3.33
Melindungi petugas dari tertular infeksi sebelum makan

Melindungi keluarga petugas agar tidak tertular infeksi ketika pulang ke rumah

Melindungi pasien terhadap kuman berbahaya yang terbawa oleh tangan petugas atau
kulit pasien sendiri

Melindungi petugas fasilitas pelayanan kesehatan agar tidak dituntut karena pasien
tertular penyakit infeksi

Masalah mutu terjadi akibat adanya variasi proses, upaya untuk


mengatasi variasi proses pada pelayanan kesehatan dapat dilakukan
pengendalian proses (process control) melalui
Bobot:3.33
Penetapan indikator untuk penilaian kinerja

Standarisasi

Perbaikan mutu berkesinambungan melalui PDCA untuk penyempurnaan

Kecukupan sumber daya

Struktur organisasi Puskesmas ditetapkan dengan:


Bobot:3.33
SK Kepala Daerah Kabupaten/Kota atau SK Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

SK Kepala Puskesmas

SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan SK Kepala Puskesmas

SK Bupati/Walikota dan SK Kepala Puskesmas

Alasan utama untuk memberdayakan pengguna pelayanan dalam


pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama adalah
Bobot:3.33
Memberikan kesempatan pasien untuk berpartisipasi dalam perbaikan

Memperbaiki sistem pelayanan pada lini depan

Merupakan bentuk dari kewajiban pelanggan


Mencegah keluhan pelanggan dan masyarakat

Struktur organissasi dan SDM Klinik dilakukan dengan melakukan


self asessment yang ditandatangani oleh PJ Klinik dan distempel
berikut kecuali
Bobot:3.33
Setiap klinik harus memiliki kebijakan tentang struktur organisasi dan tata kerja
(SOTK) yang menjabarkan seluruh kegiatan di Klinik

PJ Klinik Pratama harus seorang dokter, dokter gigi atau dokter spesialis di bidang
layanan primer

Dokter atau dokter gigi hanya dapat menjadi PJ untuk 1 Klinik

Sarana bangunan dan ruang klinik

Di bawah ini standar dari BAB I, kecuali


Bobot:3.33
Struktur Organisasi

Tata Kelola Sumber Daya Manusia

Tata Kelola Fasilitas dan Keselamatan

Tata Kelola Kerjasama

Anda mungkin juga menyukai