Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUHAMMAD NOVAL ALMUBARAQ

KELAS : XI MIPA 3

USAHA DAN DO’A

Ahmad adalah anak dari seorang pedagang sayur yang bernama pak Andi
dan bu Nita, ia adalah anak tunggal di keluarganya.Mereka tinggal di kota
Bengkulu sudah selama lebih dari 13 tahun.Ahmad selalu membantu bapaknya
berdagang sayur-sayuran setiap pagi dipasar, Ahmad sangatlah suka membantu
orang tuanya dan baik hati.Pada saat pagi hari Ahmad dan pak Andi yang sedang
melakukan perjalanan melihat dari jauh bawah ada seorang pedagang lain yang
terjatuh dijalan saat membawa barang jualannya namun ada seorang anggota polisi
yang membantu orang tersebut.Ahmadpun langsung kagum terhadap polisi itu
karena suka membantu orang yang sedang kesusahan dijalan.

Ahmad pun berkata kepada pak Andi"pak,aku ingin menjadi seperti orang
disana pak"kata Ahmad, "ohhh itu,kamu mau jadi polisi yaaa?kamu bisa menjadi
seperti orang itu, tapi kamu harus belajar dengan giat dan dapatkan nilai bagus
yaaa"ucap pak Andi "iya pak, Ahmad akan berusaha belajar dengan lebih giat"kata
Ahmad.

Seiring berjalannya waktu Ahmad yang sudah berumur 16 tahun, mulai


berlatih dan berlatih sangat gigih untuk menggapai cita-cita menjadi seorang
anggota polisi.Saat Ahmad sedang sekolah, Ahmad yang Lagi berkumpul dikantin
sekolah bersama teman-temanya yang bernama Eko, Andra dan Kiki yang sedang
membicarakan tentang masa depan mereka kemana setelah sekolah nanti.

"Andra, kamu udah tamat mau kemana?"kata Eko bertanya kepada Andra,
"emm...aku sudah sekolah ini nanti mau jadi bos sawit dan memiliki banyak
uang"kata Andra dan Eko kembali bertanya kepada Kiki, "kalau kamu mau
kemana ki?"kata Eko, "kalau aku mah mau jadi polisi lah "kata Eko dengan
sombong, "Cita-cita kalian hebat semua yaa....,kalau kamu mad kemana?"kata Eko,
"aku juga mau jadi polisi"kata Ahmad.

Tetapi saat Ahmad berkata seperti itu Kiki mentertawakan Ahmad dan
berkata"hahahah,anak tukang sayur?jadi polisi? Hahaha halu banget, paling jadi
kuli bangunan hahahah"kata Kiki dengan sombongnya.

Ahmad menjadi marah dan kesal karena Kiki yang dengan sombongnya
berkata seperti itu didepan Ahmad dan teman-temannya, suasana pun menjadi
panas dan membuat keduanya hampir terjadi perkelahian namun Eko dan Andra
menenangkan keduanya karena sudah terbawa emosi.

"Ki,kalau ngomong dijaga yaa, aku bakal buktiin kalau aku bisa jadi polisi
dengan cara aku sendiri"kata Ahmad dengan tegas, "coba saja silahkan mana ada
anak tukang sayur bisa menjadi anggota kepolisian, HALUUU!!!!!"kata Kiki
sambil memanas-manasi Ahmad.Andra memotong perkelahian mereka, "sudah-
sudah apa enggak malu kalian berkelahi disini kalian itu teman,kamu juga Ki
jangan suka sombong depan orang, jadi orang sombong banget"kata Andra yang
memisahkan Ahmad dan Kiki."SUDAHHH kembali kekelas SEKARANG!!!!"kata
Eko dengan lantang dan akhirnya mereka pun tidak jadi bertengkar dan semuanya
kembali kekelas.

Mengingat kata-kata yang diucapkan oleh Kiki, Ahmad berlatih dengan


keras mulai dari fisik, akademik dan psikologi demi masuk anggota kepolisian,
pada saat Ahmad yang sedang lari sore di stadion, Ahmad bertemu dengan seorang
motivator yang bernama pak Ari.

Ahmad bertanya kepada pak Ari"pak, apa motivasi dan tahap-tahap yang
harus saya lakukan untuk menggapai cita-cita saya menjadi seorang anggota
kepolisian?"tanya Ahmad dan pak Ari menjawab"pertama, yaitu usaha kamu
mulai dari kesehatan, fisik dan akademik harus kamu kuasai, kedua selalu berdoa
kepada Tuhan yang maha es, ketiga mintalah do'a kepada orang tua kamu dan
jangan pantang menyerah"ucap pak Ari.

Mendengar kata-kata itu Ahmad menjadi lebih semangat menggapai cita-


citanya dan terpacu akan motivasi tersebut.Pada saat pulang setelah Ahmad
lari,Ahmad mendatangi kedua orang tuanya yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Pak,bu anak mu ini ingin jadi polisi jadi mohon do'a dan dukungannya agar
Ahmad bisa mencapainya"kata Ahmad dengan memohon, "nak ibu dan bapakmu
ini selalu mendukung kamu nak, kami akan dukung kamu terus nak"kata bu
Nita"terimakasih yaa pak, bu telah memberikan dukungan kepada Ahmad”.

Tibalah dimana saat Ahmad yang sudah kelas XII SMA semester II yang
sedang menjalani tes kepolisian, ia tetap tenang dan percaya bahwa do'a- do'a
orang tuanya menyertainya.Tes demi tes Ahmad lalui dan dimana ia sudah sampai
ke titik-titik akhir yaitu pantukhir(hasil akhir).Pada saat pantukhir Ahmad selalu
berdo'a kepada tuhan yang maha esa begitu pun dengan pak Andi dan bu Nita yang
mengharapkan anaknya lulus terpilih menjadi anggota kepolisian, namun takdir
berkata lain Ahmad tidak lulus terpilih menjadi anggota kepolisian, Ahmad yang
melihat namanya bercoret warna merah pun sedih dan kecewa dengan dirinya
sendiri yang belum bisa mewujudkan cita-citanya.Ahmad langsung mengabari
orangtuanya dirumah dan saat dalam telepon itu Ahmad bilang kepada
orangtuanya.

"Pak,bu Ahmad tidak lulus bu, maaf belum bisa tahun ini bu"kata Ahmad
sambil menangis, bu Nita dan pak Ari memberikan semangat kepada Ahmad yang
sedang sedih karena hasil yang mengecewakan.Ahmadpun pulang kerumah sambil
menagis dan kecewa lalu Ahmad dipeluk oleh bu Nita dan pak Ari agar Ahmad
tidak mudah menyerah untuk mencapai sesuatu.

Pada saat tahun telah berganti dimana ahmad yang masih mengangur
dirumah mulai kembali berlatih fisik dan akademiknya supaya Ahmad
mendapatkan nilai yang maksimal dalam tes penerimaan kepolisian ditahun ini
Tetapi Ahmad mengganti jalur penerimaan jalur tes tersebut, Ahmad tidak
mengambi jalur tes BINTARA tetapi jalur tes TARUNA AKPOL.Tidak tahu apa
yang dipikirkan oleh Ahmad, ia mengambil jalur tersulit dalam tes penerimaan
kepolisian, yang dipikiran Ahmad adalah bagaimana ia bisa membuktikan kepada
teman Kiki yang megejeknya karena ia sebatas anak tukang sayur.Penerimaan tes
TARUNA AKPOL pun dibuka pada tanggal 17 maret 2023, Ahmad langsung
mendaftar dalam tes tersebut dengan lancar karena ia sudah berlatih sangat keras
untuk penerimaan tes ini dan do’a serta dukungan dari pak Andi dan bu Nita yang
membuat semangat dalam diri Ahmad membara.Ahmadpun lulus dalam tes daerah
dengan lancar dan Ahmad akan melanjutkan tes di kota Semarang, Jawa Tengah
untuk melanjutkan tes panpus(Panitia Pusat).Ahmad langsung berpamitan dengan
pak Andi dan bu Nita.

”Pak, bu do’a kan Ahmad disana yaaa…semoga Ahmad bisa bisa lulus
terpilih menjadi calon Taruna”kata Ahmad, ”iya nak kami akan terus
mendo’akanmu nak disana ibu cuman berpesan jangan lupakan sholat ya”pesan bu
Nita.

Akhirnya Ahmad pergi ke kota Semarang untuk menjalankan tes berikutnya,


tes demi tes Ahmad jalani dengan lancar tetapi Ahmad mengalami kendala pada
tes jasmani, yaitu tes lari 12 menit.Pada saat berlari Ahmad hampir berhenti untuk
beristirahat namun waktu terus berjalan yang Ahmad pikirkan adalah jangan
berhenti,jangan berhenti sebelum waktunya, dan Ahmad teringat kepada orang
tuanya yang menanti kabar Ahmad dirumah, memikirkan hal itu Ahmad belari
dengan kencang dan bersemangat untuk berlari sampai waktu sudah habis.Setelah
Ahmad melalui berbagai tes tibalah (Pantukhir)pengumuman hasil akhir yang
dimana hasil ini ditentukan oleh panitia pusat.Ahmad berdo’a dengan khusyuk dan
berharap Ahmad lulus dalam tes ini begitupun dengan pak Andi dan bu Nita yang
berdo’a dengan berharap anaknya lulus.Hasil akhirpun telah dibacakan dan Ahmad
lulus dalam tes penerimaan TARUNA AKPOL, dan Ahmad tampak menangis
bahagia dan bersyukur bahwa usaha yang ia lakukan tidak sia-sia, Ahmad langsung
mengabari orang tuanya dirumah.

“Pak,bu Ahmad lulus”ucap Ahmad dengan bangga dan senang

Pak Andi dan bu Nita langsung menangis bahagia melihat anaknya lulus
dalam tes ini.Setelah perjalanan panjang yang Ahmad lalui Akhirnya Ahmad
menjalani pendidikan di AKADEMI KEPOLISIAN, Semarang, Jawa Tengah
selama 4 tahun dan Ahmad resmi menjadi anggota kepolisian Negara Republik
Indonesia.Setelah itu Ahmad telah berpangkat sebagai IPDA Ahmad Wijaya
S.Tr.k, Ahmad senang dan bahagia telah bisa membahagiakan kedua orang tuanya
dan mewujudkan impianya.

Anda mungkin juga menyukai