Anda di halaman 1dari 4

Ring Merah

Di suatu acara persami yang beranggotakan Aku, Ahmad, Aroyan, Krisna, dan Dimas. Di acara kalian
sebenarnya tim kami memiliki keunggulan yang tinggi berupa Aroyan dan Dimas yang cepat, Krisna yang
kuat, dan Ahmad yang paling pintar dan aku dipilih karena aku lumayan dekat dengan anggota Dewan
Penggalangan.

Tim kami merupakan tim yang pertama jalanan sebelum jalanan kami di beritahu tentang rute yang
harus kami lewati meraka juga bilang kalau ada 10 Pos setiap pos mempunyai pertanyaan mareka
tersendiri. Kami berangkat, di pos pertama kami di beri pertanyaan dengan kode Morse, dan karena
Ahmad kami bisa berangkat ke pos selanjutnya. Di pos kedua kami diberikan teka teki Pramuka Dan
sekali lagi karena Ahmad. Dalam perjalanan ke pos ketiga tenagaku mulai habis nafasku sesak, dan aku
tertinggal cukup jauh dari timku. Di pos ketiga aku melihat Ara, Ara merupakan teman ku sejak SD.

"Ah, Fahmi apa kamu baik baik saja?" Tanya Ara.

"Sehat" balasku.

"Tapi kamu kelihatan lelah?" Katanya sambil melihatku.

"Berlin, Bawa dia kembali ke sekolah dan jangan biarkan dia keluar dari UKS sampai dia sehat!"
Tambahnya sambil menunjuk Berlin.

"Siap." Jawab Berlin.

Akhirnya aku di antar mangunakan sepeda ke sekolah. Sesampainya di sekolah Berlin menyuruhku
masuk UKS, Aku berbaring di UKS Tanpa sadar aku tertidur. Ketika aku bangun aku menyadari kalau
timku hampir sampai di sekolah, akhirnya aku keluar dan pergi ke pintu belakang dan ternyata benar
timku sudah sampai.

Di sekolah kami di beri pertanyaan mengunakan kode semawur atau apalah itu aku tidak tahu intinya
sebuah bendera dengan pole tertentu bisa membentuk sebuah pertanyaan, dan Ahmad menjawabnya
dengan mudah pertanyaan ke dua juga mudah, sampai lah kami pada soal terakhir Ahmad berpikir keras
dan belum tau jawabannya tiba-tiba Ara yang berada di belakang pemegang soal memberi kode dengan
gayanya sendiri, dia mengangkat sepuluh jarinya dan menunjukkan logo Pramuka di bajunya, Ahmad
menyadari dan langsung menjawab pertanyaan tersebut dengan benar.

Karena Tim kami yang pertama kami memiliki banyak waktu luang, aku gunakan waktu luang itu untuk
jalanan jalanan di dalam sekolah. Tiba-tiba Ketua Dewan Penggalangan mandatangiku.

"Mana riang kamu?" Katanya.

"Hilang kak." Jawabku.

"Waduh kok bisa hilang?" Balasnya.

"Yo dak tau." Jawabku sambil mengangkat tangan.


"Lain kali bawa!" Katanya dengan nada marah.

Ara melihatku saat kejadian itu, itu membuatku sedikit malu. Ara mendatangiku.

" Hem, emang enak di hukum" katanya sembari tersenyum

"Enak palelu." kataku

"Habisnya kamu sering minjemin ringmu ke orang lain." Jawanya sambil memegang ring miliknya.

Setelah itu kami mengobrol cukup lama, tanpa disadari bahwa waktu sudah menunjukkan pukul
setengah tujuh malam. Aku dan Ara turun kebawah, aku kembali ke timku dan Ara kembali ke Ruang
Guru.

Acara api unggun di mulai, aku sangat bersemangat melihat acara tersebut.

"Siapkan yel yel kalian lalu kita akan menunjukkan kepada kelompok lain sembari mengelilingi api
unggun" kata seorang Dewan Penggalangan.

"Cuk, kie piwe?" Tanya Dimas.

"Waduh jan ana acara kaya kie barang jan." Protes Aroyan.

"Aduh jan wis dewek gari keprok-keprok nangarep." Jawab Ahmad santai.

"Aja lah ngisin ngisina." Protes Dimas.

"Mi, ana ide ora?" Tanya Krisna.

"Wis, gari keprok-keprok nangarep karo ngomong pitu A kelompok Singa satu koh." Jawabku santai.

"Okeh." Jawab mereka setuju.

Saat kami maju kami sepertinya mempermalukan diri sendiri, tapi kami justru tertawa karena itu.

"Ahh piwe sih deng nguyu." Kata Dimas sambil tertawa.

"Ahahay, lah koe nadane salah." Kata Ahmad.

Waktu terus berlalu tiba saatnya kami tidur, kelas ku di gabung dengan kelas B, aku di datangi Fiqri
temanku.

"Mi, kaeh di goleti nag Dp kue hayuh koe." Katanya sambil menunjuk pintu.

Aku pun keluar dan ternyata Ara lah orang yang dia magsud.

"Ah, Halo Fahmi kamu udah sehat?" Tanya Ara.

"Iya Alhamdulillah." Jawabku.


"Syukur lah kamu udah sehat, nih ada makanan dari ibu kamu." Kata Ara sembari menunjuk kotak
makan.

"Ok makasih." Kataku sambil menerima kotak makan itu.

"Aku pergi dulu ya dah." Ara pergi sambil melambaikan tangan ke arah ku.

"Sapa kae koh?" Tanya Fiqri.

"Ara, bocah kelas pitu F." Jawabku

"Owh, yuh turu wis wengi kie!" Ajak Fiqri.

Aku mengangguk dan masuk ke kelas utuk tidur, sebelum tidur aku makan bekal buatan ibuku.

Keesokan harinya Aku di bangunkan suara Azan subuh mosolah sekolah. Aku keluar untuk solat Subuh
berjamaah. Selanjutnya kami melakukan makanan bersama sebelum senam pagi. Selah selesai senam
pagi Kami di minta untuk jalanan sehat dengan rute SMP menuju ke pasar Pahing melewati jalan kecil di
dekat rambu perlintasan kereta api, melawati Stasiun Maos dan kembali ke SMP. Aku yang kelelahan
duduk di depan UKS, Ara mengambilkan tasku, dia bilang kalau kami sudah di perbolehkan untuk pulang
setelah upacara penutupan.

Upacara penutupan pun selasai aku, aku keluar gerbang sekolah sambil menunggu di jemput orang tua
ku, aku menunggu sangat lama.

"Masih belum di jemput Fahmi?" Tanya Ara.

"Iya." Jawabku singkat.

Kamu tahu, hari ini adalah hari terakhir aku di Cilacap, aku akan pindah ke Brebes karena ayah ku dianas
disana." Katanya.

'Owh, terus?' Tanya ku singkat.

"Jadi aku akan memberikan ini kepadamu." Katanya sambil memberikan sebuah ring berwarna merah.

Yang aku tau warna ring menandakan beberapa tingkatan sekolah. Hijau untuk SD, Merah untuk SMP,
dan Kuning atau Emas untuk SMA.

"Ring?, Buat apa?" Tanya ku.

"Anggaplah itu sebagai hadiah dari ku jaga baik baik ring itu yah, dan janga pinjamkan ring itu ke orang
lain." Katanya sambil tersenyum.

"Okeh aku akan simpan ini sebagai tanda persahabatan kita." Jawabku.

"Nah gitu dong kita ini kan teman sejak SD, sekali kali kek terima barang yang aku kasih. Masa aku harus
pindah dulu baru kamu mau nerima tanda persahabatan kita." Katanya
Kata tersebut mabuat aku menysal karena aku kurang peduli padanya, padahal dia sering membantuku.

"Ah itu ayah ku, dah Fahmi, Watashi wa anatagasuki." Katanya sambil masuk ke mobilnya.

"Hah?" Kataku terheran.

Itu merupakan hari terakhir aku melihat sahabat ku di Cilacap, Sampai saat ini Ring pemberianya masih
ada di rumah ku.

Anda mungkin juga menyukai