Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGANTAR ADMINISTRASI PUBLIK

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGAMBILAN


KEPUTUSAN PUBLIK

DOSEN PENGAMPU : Lili Abdul Jalil S. AP M. AP

Disusun oleh:

KELOMPOK 10

NAMA NIM
Natasya Zahrah Kurnia 2322010205
Reva Naila Salsabila 2322010212
Indah Sadiah 2322010240
Rindy Sri Rahayu 2322010257
Ane Iskandar 2322010262

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI BAGASASI

2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Lili Abdul Jalil S. AP M. AP
selaku dosen pengampu pengantar administrasi publik yang telah memberikan kami tugas
materi tentang pemberdayaan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik
sehingga kami dapat mengerti akan materi yang kami kerjakan ini. Kami juga menggucapkan
terima kasih kepada teman-teman kami yang seelalu setia untuk membantu dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.

Kami pun menyadari akan adanya kekurangan atau ketidak-sempurnaan dalam


makalah ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan sarannya dari teman-teman maupun
dosen demi terciptanya makalah yang sempurna di kemudian hari.

Semoga makalah ini dapat membuat para pembacanya memahami lebih akan materi
yang kami bahas di makalah ini.

Jum’at, 8 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................3
2.1 Pemberdayaan Masyarakat......................................................................................3
2.2 Kebijakan Publik.......................................................................................................5
2.3 Hambatan dalam Partisipasi Masyarakat.............................................................7
BAB III......................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.......................................................................................................................9
3.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat.............................................................................9
3.2 Bagaimana Masyarakat dapat Lebih Aktif Terlibat dalam Proses Pengambilan
Keputusan Publik...............................................................................................................11
3.3 Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Publik.........12
BAB IV....................................................................................................................................15
PENUTUP...............................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................15
4.2 Saran.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberdayaan masyarakat ialah usaha untuk memberdayakan masyarakat yang
dikarenakan ketidakmampuannya baik karena faktor internal maupun faktor eksternal.
Pemberdayaan masyarakat kini telah menjadi tugas penting pemerintah, terutama sebagai
kelanjutan dari kegagalan konsep pembangunan di masa lampau. Tidak hanya itu,
pemberdayaan masyarakat pun dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan untuk kebijakan publik.
Pemberdayaan masyarakat menitikberatkan partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan sekaligus mengembangkan kontrol publik atas implementasi dari
tiap-tiap kebijakan publik. Melibatkan masyarakat dan mendesain proses pengambilan
keputusan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat, sehingga masyarakat dapat
menerima keputusan tersebut. Hal ini dapat meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan
efektivitas kebijakan publik.
Dengan demikian, untuk kajian lebih lanjut tentang bagaimana masyarakat dapat
lebih aktif terlibat dalam proses pengambilan keputusan publik, akan kami bahas dalam
makalah ini. Di mana terdapat beberapa pokok pembahasan seperti Konsep
Pemberdayaan Masyarakat, Bentuk Partisipasi Masyarakat, Hambatan dalam Partisipasi
Masyarakat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Pentingnya Partisipasi Masyarakat dan
Dampak Positif dan Negatif dari Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Pengambilan
Keputusan Publik.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang kami sebutkan di atas, maka dapat kami simpulkan
rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa itu Konsep Pemberdayaan Masyarakat?


2. Bagaimana Masyarakat dapat Lebih Aktif Terlibat dalam Proses Pengambilan
Keputusan Publik?
3. Apa Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan?
4. Apa Dampak Positif dan Negatif dari Partisipasi Aktif Masyarakat dalam
Pengambilan Keputusan Publik?
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka di bawah ini tujuan kami dalam
pembuatan makalah ini:

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Pemberdayaan Masyarakat.


2. Untuk Mengetahui Bagaimana Masyarakat dapat Lebih Aktif Terlibat dalam
Proses Pengambilan Keputusan Publik.
3. Untuk Mengetahui Apa Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan
Keputusan.
4. Untuk Mengetahui Apa Dampak Positif dan Negatif dari Partisipasi Aktif
Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Publik.
5. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Administrasi Publik.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemberdayaan Masyarakat

Pengertian Pemberdayaan Masyarakat, kata pemberdayaan mengacu pada tahapan-


tahapan yang dirancang untuk meningkatkan derajat otonomi dan penentuan nasib sendiri
seseorang untuk memungkinkan mereka mewakili kepentingan mereka dengan cara yang
bertanggung jawab dan ditentukan sendiri, bertindak sesuai dengan otoritas mereka. Sehingga
dengan proses ini masyarakat akan menjadi lebih kuat dan percaya diri terutama dalam
mengatur hidupnya dan menuntut haknya.

Di lain sisi, pemberdayaan atau dalam bahasa Inggris empowerment, berasal dari kata
“daya” dengan imbuhan ber dan menjadi kata “berdaya” yang artinya mempunyai kekuatan.
Daya berarti kekuatan, sedangkan berdaya berarti memiliki kekuatan. Dengan demikian,
pemberdayaan ini dapat dipahami sebagai memberi sesuatu yang berdaya atau memiliki daya
atau kekuatan.

Di bawah ini pengertian pemberdayaan menurut para ahli:

 Merriam Webster

Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan keterampilan dan


kemampuan atau memungkinkan setiap individu untuk berkembang lebih lanjut

 Ife (1995)

Pemberdayaan adalah upaya terbaik yang dilakukan untuk memberdayakan yang lemah atau
kurang beruntung. (empowerment aims to increase the power of disadvantage).

 Rappaport (1984)

Pemberdayaan dipandang sebagai sebuah proses mekanisme di mana orang, organisasi dan
masyarakat mengendalikan kehidupan mereka.

3
 Robert Adams

Pemberdayaan secara sederhana didefinisikan sebagai kemampuan individu,


kelompok dan/atau komunitas untuk mengendalikan situasi mereka, menjalankan kekuasaan
dan mencapai tujuan mereka sendiri, dan proses dimana dengan cara tersebut, secara individu
ataupun kolektif, mereka dapat membantu diri mereka sendiri dan orang lain memaksimalkan
diri mereka sendiri, kualitas kehidupan, dan kehidupan.

 Suhendra (2006)

Pemberdayaan adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan dinamis secara sinergis


mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua
potensi

 Moh. Ali Aziz dkk (2005)

Pemberdayaan adalah sebuah konsep yang fokusnya adalah kekuasaan.


Pemberdayaan secara substansial merupakan proses memutuskan (breakdown) dari hubungan
antara subjek dan objek. Proses ini mementingkan pengakuan subjek akan kemampuan atau
daya yang dimiliki objek. Sehingga secara garis besar proses ini melihat pentingnya
mengalirkan daya dari subjek ke objek. Hasil akhir dari pemberdayaan adalah beralihnya
fungsi individu yang semula objek menjadi subjek (yang baru), sehingga relasi sosial yang
nantinya hanya akan dicirikan dengan relasi sosial antar subyek dengan subyek lain.

Dari beberapa definisi pemberdayaan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa


pemberdayaan merupakan suatu usaha atau upaya yang dilakukan dalam rangka
mengembangkan kemampuan dan kemandirian individu atau masyarakat dalam memenuhi
kebutuhannya sehingga masyarakat pun dapat tahu potensi dan permasalahan yang
dihadapinya dan mampu menyelesaikannya, (Tantan Hermansyah dkk, 2009:31).

Setelah kita memahami mengenai definisi pemberdayaan, selanjutnya ada juga


definisi Pemberdayaan Masyarakat menurut para ahli, sebagaimana berikut:

 Sumaryadi, (2005)

Pemberdayaan masyarakat adalah usaha mempersiapkan masyarakat seiring dengan


langkah memperkuat kelembagaan masyarakat supaya mereka mampu mewujudkan
kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang berkelanjutan.

4
 Widjaja (2003)

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang


dimiliki masyarakat sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri harkat dan martabatnya
secara maksimal untuk bertahan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang
ekonomi, sosial, agama dan budaya.

 Abu Hurairah (2008)

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses dalam bingkai upaya memperkuat


apa yang lazim disebut community self-reliance atau kemandirian. Dalam proses ini
masyarakat didampingi untuk membuat analisis masalah yang dihadapi, dibantu untuk
menemukan alternatif solusi masalah tersebut, serta diperlihatkan strategi memanfaatkan
berbagai kemampuan yang dimiliki.

2.2 Kebijakan Publik

Pengertian Kebijakan Publik, kebijakan secara bahasa berasal dari kata “police” dari
bahasa Yunani, Sangsekerta dan latin. Police adalah akar kata dalam bahasa yunani dan
sangsekerta adalah polis (negara-kota) dan pur (kota) dikembangkan dalam bahasa latin
menjadi politia (negara) dan akhirnya didalam bahasa inggris pertengahan policie yang
berarti menangani masalah-masalah publik atau administrasi pemerintahan”. (William N.
Dunn, 2003:52).

Adapun pengertian kebijakan publik menurut para ahli adalah :

 Dye (dikutip Leo Agustino, 2016:7).

Kebijakan publik adalah apa yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau tidak
dikerjakan.

 Anderson (dikutip Leo Agustino, 2016:7)

Kebijakan publik adalah serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud atau tujuan
tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang
berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan.

5
 Frederich (dikutip Leo Agustino, 2016:7)

Kebijakan publik merupakan serangkaian arah yang diusulkan seseorang, sekelompok


pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang memberikan hambatan-hambatan dan
kesempatan-kesempatan terhadap kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan
mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau suatu
maksud tertentu.

Maka berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa


Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengambilan Kebijakan Publik adalah suatu proses di
mana masyarakat diberdayakan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik
yang mempengaruhi kehidupan mereka.

Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik


dapat terjadi dalam tahapan proses perumusan kebijakan publik. Seperti:

 Tahap Identifikasi Masalah

Dalam tahap ini masyarakat mampu berpartisipasi dengan cara menyalurkan atau
menyampaikan aspirasi atau kebutuhan dan masalah yang sedang dihadapinya kepada
pemerintah. Opini pun berhak disampaikan oleh masyarakat.

 Tahap Penyampaian Masalah

Penyampaian masalah dan cara pemecahannya dapat disampaikan langsung lewat


media massa atau pada saat mendengar pendapat yang diselenggarakan pemerintah. Di
era digital dengan kemudahan penyampaian aspirasi, pencapaian masalah dapat tercapai
melalui sosial media pemerintah dan instansi yang terbuka.

 Tahap Perumusan atau Formulasi Rancangan Kebijakan

Dalam tahap ini masyarakat berhak memberikan opini, masukan, dan kritik
terhadap rancangan kebijakan apabila rancangan kebijakan tersebut masih belum tepat
dalam menyelesaikan masalah.

 Tahap Pelaksanaan Kebijakan

Dalam tahap ini, partisipasi masyarakat dapat ditunjukkan dengan mendukung dan
melaksanakan kebijakan karena sikap proaktif masyarakat sangat memengaruhi.

6
Contoh bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam merumuskan kebijakan
publik dapat dilakukan dengan cara:

 Masyarakat dapat membentuk opini maupun pemikiran melalui media massa bahwa
masyarakat sangat membutuhkan kesejahteraan, misalnya bantuan terhadap warga
miskin.
 Masyarakat memberikan masukan terkait masalah yang dihadapi masyarakat dengan
informasi kepada pemerintah daerah lewat telepon, SMS, atau sosial media dengan
menunjukkan fakta-fakta di lapangan.
 Masyarakat menyampaikan aspirasinya pada kunjungan anggota legislatif ke desa-
desa bahwa masyarakat desa/kampung sangat membutuhkan sarana transportasi.
 Mengkritisi kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah yang tidak memihak
kepentingan masyarakat, misal kebijakan pembuatan fasilitas umum tetapi dalam
kebijakan tersebut tidak mencantumkan pasal tentang ganti rugi tanah masyarakat
yang terkena pembuatan fasilitas umum.
 Memberikan dukungan moral kepada perumus kebijakan. Dalam tahap ini masyarakat
harus berperan aktif mengontrol apakah input dari masyarakat tersebut terakomodir
atau tidak.
2.3 Hambatan dalam Partisipasi Masyarakat
Adapun partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik yang masih
rendah dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :
Faktor Internal:
• Masyarakat masih terbiasa pada pola lama, yaitu peraturan tanpa partisipasi warga.
Warga hanya menerima dan melaksanakan saja.
• Masyarakat tidak tahu adanya kesempatan untuk berpartisipasi.
• Masyarakat tidak tahu prosedur partisipasi.
• Rendahnya sanksi hukum di kalangan masyarakat.
• Rendahnya sanksi hukum kepada pelanggar kebijakan publik.

7
Faktor Eksternal:

• Tidak diberinya kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi.


• Masih ada anggapan sentralistik atau pemusatan kekuasaan yang tidak sesuai dengan
otonomi daerah.
• Adanya anggapan bahwa partisipasi masyarakat akan memperlambat pembuatan
kebijakan publik.
• Kebijakan publik yang dibuat terkadang belum menyentuh kepentingan masyarakat
secara langsung.
• Hukum yang belum tegak.
• Keputusan yang tidak memihak kepentingan rakyat.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat


Konsep pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembanguan ekonomi yang
isinya nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigma baru dalam pembangunan
yang bersifat people-centered, participatory.

Dalam konsep ini, usaha untuk memberdayakan masyarakat (empowering)


dapat dikaji lewat 3 (tiga) aspek:

1. ENABLING yaitu menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat


dapat berkembang.
2. EMPOWERING yaitu memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat melalui
langkah-langkah nyata yang menyangkut penyediaan berbagai input dan
pembukaan dalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat semakin
berdaya.
3. PROTECTING yaitu melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah.
pengambilan keputusan dari kelompok masyarakat yang berlandaskan pada
sumber daya pribadi Pendekatan pemberdayaan pada dasarnya memberikan
tekanan pada otonomi, langsung, demokratis dan pembelajaran sosial.
Memberdayakan masyarakat adalah usaha untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat bawah (grass root) yang dengan segala keterbatasannya
belum mampu melepaskan diri dari perangkap kebodohan, kemiskinan dan
keterbelakangannya. Sehingga pemberdayaan masyarakat tidak hanya mencakup
penguatan individu tetapi juga meliputi pranata-pranata sosial yang ada.
Pemberdayaan Masyarakat pun turut menanamkan nilai-nilai buaya modern seperti
halnya kerja keras, hemat, keterbukaan, tanggung jawab yang menjadi bagian penting
dalam upaya pemberdayaan.
Pemberdayaan masyarakat juga boleh diartikan sebagai cara daya
mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, dan memperkuat posisi tawar
masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan
sektor kehidupan melalui pengalihan pengambilan keputusan kepada masyarakat agar
mereka terbiasa dan mampu bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang
dipilihnya (Sutoro Eko).

9
Sehingga dalam konteks ini, pemberdayaan masyarakat dapat dipersamakan
dengan proses pengembangan masyarakat yang bertujuan memampukan masyarakat
dalam mendefinisikan dan memenuhi kebutuhan sendiri, serta memutuskan apa yang
terbaik untuk dirinya (Najiyat, dkk, 2005).
Dalam asas praksis, pemberdayaan masyarakat sering dirancukan dengan
pendekatan partisipatif. Sebagai contoh, pembangunan yang melibatkan masyarakat
acapkali disebut dengan pendekatan partisipatif. Dalam pendekatan ini masyarakat
tidak dijadikan sebagai obyek pembangunan belaka tetapi dijadikan sebagai subyek
yang ikut menentukan keberhasilan. Sebuah program pembangunan yang
dilaksanakan. masyarakat diberi kewenangan dan otoritas untuk merencanakan dan
menentukan pilihan-pilihan secara aktif dalam proses yang dijalankan termasuk
terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian hingga pemanfaatan hasil.
Proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan, yakni:
(1) Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau
mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat
agar menjadi lebih berdaya. Proses ini ditujukan untuk membangun kemandirian
baik individu maupun kolektif yang biasanya dilakukan melalui organisasi
(2) Proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu atau kolektif supaya
mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi
pilihan hidupnya melalui proses dialog.
Pemberdayaan masyarakat juga dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
 Peningkatan akses informasi: Pemerintah dapat meningkatkan akses informasi
bagi masyarakat tentang kebijakan dan program publik.
 Konsultasi publik: Pemerintah dapat menyediakan konsultasi publik demi
mendapatkan masukan dan pendapat dari masyarakat tentang kebijakan publik
yang akan diambilnya.
 Pemberdayaan melalui pendidikan: Melalui pendidikan, pemerintah dapat
mengarahkan masyarakatnya untuk diberdayakan agar dapat berpartisipasi secara
aktif dalam proses pengambilan keputusan publik.
 Berpartisipasi dalam program pembangunan: Masyarakat bisa dilibatkan secara
proaktif dalam kegiatan pembangunan, seperti program pengembangan desa atau
program pemberdayaan ekonomi masyarakat.

10
 Partisipasi dalam pengambilan keputusan: Masyarakat dapat diberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik, seperti
melalui forum diskusi atau pertemuan dengan pejabat pemerintah.

3.2 Bagaimana Masyarakat dapat Lebih Aktif Terlibat dalam Proses


Pengambilan Keputusan Publik
Beberapa cara agar masyarakat dapat lebih aktif terlibat dalam proses
pengambilan keputusan publik adalah melalui:
 Pemerintah Meningkatkan Keterbukaan dan Akses Informasi
Dalam hal ini, masyarakat dapat memanfaatkan akses informasi yang tersedia
untuk memahami isu-isu yang relevan, mengevaluasi konsekuensi kebijakan,
dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dengan pengetahuan
yang memadai.
 Konsultasi Publik dan Pendapat Umum
Masyarakat dapat aktif dalam memberikan pendapat dan masukan melalui
konsultasi publik, pertemuan, diskusi kelompok, atau platform online yang
disediakan pemerintah untuk mengumpulkan pendapat dan masukan dari
masyarakat tentang kebijakan publik.
 Pmberdayaan Masyarakat dan Partisipasi Aktif
Masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam pelaksanaan kebijakan publik,
bukan hanya sebatas memberikan masukan atau pendapat. Hal ini
memungkinkan masyarakat untuk berperan aktif dalam proses pengambilan
keputusan.

Melalui langkah-langkah ini, masyarakat pun dapat memainkan peran yang


lebih aktif dalam proses pengambilan keputusan publik, sehingga kebijakan yang
dihasilkanpun akan lebih mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Masyarakat juga dapat lebih aktif terlibat dalam proses pengambilan


keputusan publik dengan menjalankan strategi pemberdayaan. Beberapa strategi
pemberdayaan masyarakat yang dapat diterapkan meliputi:

 Pengembangan sumber daya manusia: Tiap-tiap individu mengembangkan


kemampuan dan kemandiriannya melalui pelatihan, pendidikan, dan pengembangan
kekompetensi sehingga nantinya tercipta sumber daya manusia yang unggul yang
dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan partisipasi masyarakat.

11
 Pengembangan kelembagaan kelompok: Mendorong masyarakat untuk berorganisasi
dan membentuk kelompok yang memiliki tujuan bersama, seperti kelompok peternak,
kelompok produsen, atau kelompok masyarakat peduli lingkungan.
 Pemupukan modal masyarakat (swasta): Mengkaji masyarakat untuk menyimpan
modal dan menginvestasikan modalnya ke dalam usaha masyarakat atau proyek-
proyek pembangunan desa.
 Pengembangan usaha produktif: Mendorong masyarakat untuk memulai atau
meningkatkan usaha produktif mereka, seperti pertanian, peternakan, atau bisnis
lainnya.
 Penyediaan informasi aktual: Memberikan informasi yang tepat dan akurat tentang
pendapatan, program dan peluang yang tersedia bagi masyarakat.

Dalam melaksanakan strategi pemberdayaan masyarakat, penting sekali untuk


melakukan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan untuk menilai efektivitas kegiatan
dan membuat penyesuaian jika diperlukan. Dengan menerapkan strategi pemberdayaan,
masyarakat dapat menjadi lebih mandiri dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan
kualitas hidup mereka serta berpartisipasi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan
publik.

3.3 Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan


Publik
Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik merupakan hal yang
sangat penting karena kepartisipasian masyarakat mampu memberikan landasan yang lebih
baik dalam pembuatan kebijakan publik, memastikan implementasinya lebih efektif dan
mampu meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Hal ini juga dapat
meningkatkan efisiensi sumber daya dan memastikan adanya keterbukaan serta transparansi
dalam proses pengambilan keputusan.

Partisipasi masyarakat yang dapat berupa partisipasi langsung seperti memberikan


masukan, opini, evaluasi, atau unjuk rasa, maupun partisipasi tidak langsung melalui media
cetak dan elektronik seperti media sosial.

Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik juga merupakan prinsip


fundamental dalam menciptakan kebijakan yang berkeadilan dan berkelanjutan. Melibatkan
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan merupakan cara yang efektif untuk
menciptakan kebijakan yang representatif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

12
Pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik dapat dilihat
dari berbagai dampak positif partisipasi masyarakat itu sendiri. Seperti:
 Menuju masyarakat yang lebih bertanggungjawab
Partisipasi masyarakat memungkinkan masyarakat untuk mengambil peran aktif
dalam proses pengambilan keputusan, yang dapat meningkatkan tanggungjawab dan
pengawasan masyarakat.
 Meningkatkan proses belajar
Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat meningkatkan proses
belajar dan pemahaman masyarakat tentang kebijakan dan program yang dijalankan
 Mengeliminir perasaan ketertiban
Partisipasi masyarakat dapat menghindari perasaan ketertiban dan penggunaan oleh
pemerintah, sehingga masyarakat merasa lebih percaya diri dan terlibat dalam proses
pengambilan keputusan
 Mendorong perubahan positif
Partisipasi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pengambilan
keputusan melalui pemilihan umum atau mekanisme lainnya, dapat mendorong
perubahan positif yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
 Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik, seperti UU KIP, mampu
menjadi wadah yang akan dapat memberikan kebebasan masyarakat untuk mengakses
informasi yang seluas-luasnya, baik mengenai kebijakan Pemerintah atau Badan
Publik maupun penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini dapat meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas pemerintahan, serta mempromosikan partisipasi.

Akan tetapi, partisipasi masyarakat yang tidak sesuai porsi dan ketentuan juga dapat
memberikan dampak negatif seperti:

 Pemerasan dan penyalahgunaan


Partisipasi masyarakat yang tidak sesuai porsinya dapat memunculkan kasus-kasus
pemerasan terhadap institusi atau perorangan, serta penyalahgunaan kepentingan
kelompok atau diri.

13
 Keterlibatan terbatas
Bentuk partisipasi masyarakat yang paling dominan seringkali terbatas pada
pembayaran iuran komite dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan siswa,
sehingga keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat menjadi
terbatas
Dan terakhir, kondisi tidak aktifnya masyarakat dalam partisipasi publik pun dapat
memiliki dampak negatif, seperti kurangnya masukan dan presepsi yang berguna dari warga
negara dan masyarakat, serta kurangnya tangkapan pandangan, kebutuhan, dan pengharapan
dari masyarakat dalam perumusan kebijakan publik
Dengan demikian, partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan mesti
dilakukan secara transparan, bertanggungjawab, dan terbuka untuk mencegah dampak negatif
yang mungkin akan timbul.

14
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan materi yang kami bahas di bab kajian pustaka dan bab
pembahasan, maka dapat kami simpulkan bahwa Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pengambilan Keputusan Publik mencakup tentang Konsep Pemberdayaan
Masyarakat, Konsep Pemberdayaan Masyarakat, Bentuk Partisipasi Masyarakat,
Hambatan Partisipasi Masyarakat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat dan betapa
Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Publik.
Di mana Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Publik
berarti suatu proses di mana masyarakat diberdayakan untuk dapat berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan publik yang nantinya mampu mempengaruhi
kehidupan mereka. Dengan Konsep Pemberdayaan Masyarakat yang memiliki makna
sebagai konsep pembanguan ekonomi yang merangkum nilai-nilai masyarakat untuk
membangun paradigma baru dalam pembangunan yang bersifat people-centered,
participator dan dilengkapi dengan berbagai contoh partisipasi masyarakat yang dapat
ditemui di lingkungan sekitar. Ada pula Hambatan dalam Partisipasi Masyarakat yang
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal serta pentingnya
partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik yang dapat dilihat dari
berbagai dampak positif dari Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan
Publik.

15
4.2 Saran

Berdasarkan materi yang penulis paparkan di atas, maka kami memiliki saran
sebagai berikut:
1. Saran bagi Pemerintah (Instansi)
Pemerintah mestinya bisa mengoptimalkan pemberian dorongan dan
semangatnya kepada masyarakatnya supaya mereka mempunyai motivasi dalam
mengembangkan potensi daerahnya. Pemerintah dapat melakukannya dengan
menyelenggarakan sosialisasi atau pendampingan secara langsung ke daerah-
daerah pedesaan agar dicapainya sebuah keberhasilan pemberdayaan melalui
kegiatan-kegiatan masyarakat tersebut.
2. Saran bagi Masyarakat
Bagi seluruh masyarakat, diharapkan bisa meningkatkan rasa ingin
berpartisipasinya dalam mengembangkan kemampuan dirinya supaya mereka
dapat ikut andil dalam perumusan maupun pembuatan keputusan publik dengan
porsi yang pas hingga nantinya dapat tercapai rasa kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah dan berbagai dampak positif dari Partisipasi Masyarakat itu
sendiri.

16
DAFTAR PUSTAKA

Admindesa (2023) Partisipasi Masyarakat: Mendorong Perubahan Positif dalam Masyarakat


Retrieved from https://www.bhuanajaya.desa.id/partisipasi-masyarakat-mendorong-
perubahan-positif-dalam-masyarakat/

Adnyani, Ni Ketut Sari. 2018. Hukum Pemerintahan Daeah dalam Perspektif Kajian
Pengelolaan Lomal. Depok: Rajawali Pers

Dwiyanto, Agus. 2021. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik

Hadiyanti, P. (2008). Strategi pemberdayaan masyarakat melalui program keterampilan


produktif di PKBM Rawasari, Jakarta Timur. Perspektif Ilmu Pendidikan, 17(IX), 90-
99.

Kaehe, D., RURU, J. M., & ROMPAS, W. (2019). Partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pembangunan di kampung pintareng kecamatan tabukan selatan tenggara. Jurnal
Administrasi Publik, 5(80).

Mariana, D. (2015). Partisipasi masyarakat dalam proses kebijakan. CosmoGov: Jurnal Ilmu
Pemerintahan, 1(2), 216-229.

Monica, A. (2022) Partisipasi Masyarakat dalam Kebijakan Publik


https://nasional.kompas.com/read/2022/03/15/04000011/partisipasi-masyarakat-
dalam-kebijakan-publik.

Raisin, M. (2018). Pengembangan Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan dan


Perencanaan Pendidikan di Madrasah Aliyah Hidayatul Muhsinin Labulia Kecamatan
Jonggat Kabupaten Lombok Tengah (Doctoral dissertation, Universitas Mataram).

17

Anda mungkin juga menyukai