Disusun oleh:
KELOMPOK 10
NAMA NIM
Natasya Zahrah Kurnia 2322010205
Reva Naila Salsabila 2322010212
Indah Sadiah 2322010240
Rindy Sri Rahayu 2322010257
Ane Iskandar 2322010262
2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Lili Abdul Jalil S. AP M. AP
selaku dosen pengampu pengantar administrasi publik yang telah memberikan kami tugas
materi tentang pemberdayaan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik
sehingga kami dapat mengerti akan materi yang kami kerjakan ini. Kami juga menggucapkan
terima kasih kepada teman-teman kami yang seelalu setia untuk membantu dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat membuat para pembacanya memahami lebih akan materi
yang kami bahas di makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................3
2.1 Pemberdayaan Masyarakat......................................................................................3
2.2 Kebijakan Publik.......................................................................................................5
2.3 Hambatan dalam Partisipasi Masyarakat.............................................................7
BAB III......................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.......................................................................................................................9
3.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat.............................................................................9
3.2 Bagaimana Masyarakat dapat Lebih Aktif Terlibat dalam Proses Pengambilan
Keputusan Publik...............................................................................................................11
3.3 Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Publik.........12
BAB IV....................................................................................................................................15
PENUTUP...............................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................15
4.2 Saran.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang kami sebutkan di atas, maka dapat kami simpulkan
rumusan masalah sebagai berikut:
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka di bawah ini tujuan kami dalam
pembuatan makalah ini:
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di lain sisi, pemberdayaan atau dalam bahasa Inggris empowerment, berasal dari kata
“daya” dengan imbuhan ber dan menjadi kata “berdaya” yang artinya mempunyai kekuatan.
Daya berarti kekuatan, sedangkan berdaya berarti memiliki kekuatan. Dengan demikian,
pemberdayaan ini dapat dipahami sebagai memberi sesuatu yang berdaya atau memiliki daya
atau kekuatan.
Merriam Webster
Ife (1995)
Pemberdayaan adalah upaya terbaik yang dilakukan untuk memberdayakan yang lemah atau
kurang beruntung. (empowerment aims to increase the power of disadvantage).
Rappaport (1984)
Pemberdayaan dipandang sebagai sebuah proses mekanisme di mana orang, organisasi dan
masyarakat mengendalikan kehidupan mereka.
3
Robert Adams
Suhendra (2006)
Sumaryadi, (2005)
4
Widjaja (2003)
Pengertian Kebijakan Publik, kebijakan secara bahasa berasal dari kata “police” dari
bahasa Yunani, Sangsekerta dan latin. Police adalah akar kata dalam bahasa yunani dan
sangsekerta adalah polis (negara-kota) dan pur (kota) dikembangkan dalam bahasa latin
menjadi politia (negara) dan akhirnya didalam bahasa inggris pertengahan policie yang
berarti menangani masalah-masalah publik atau administrasi pemerintahan”. (William N.
Dunn, 2003:52).
Kebijakan publik adalah apa yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau tidak
dikerjakan.
Kebijakan publik adalah serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud atau tujuan
tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang
berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan.
5
Frederich (dikutip Leo Agustino, 2016:7)
Dalam tahap ini masyarakat mampu berpartisipasi dengan cara menyalurkan atau
menyampaikan aspirasi atau kebutuhan dan masalah yang sedang dihadapinya kepada
pemerintah. Opini pun berhak disampaikan oleh masyarakat.
Dalam tahap ini masyarakat berhak memberikan opini, masukan, dan kritik
terhadap rancangan kebijakan apabila rancangan kebijakan tersebut masih belum tepat
dalam menyelesaikan masalah.
Dalam tahap ini, partisipasi masyarakat dapat ditunjukkan dengan mendukung dan
melaksanakan kebijakan karena sikap proaktif masyarakat sangat memengaruhi.
6
Contoh bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam merumuskan kebijakan
publik dapat dilakukan dengan cara:
Masyarakat dapat membentuk opini maupun pemikiran melalui media massa bahwa
masyarakat sangat membutuhkan kesejahteraan, misalnya bantuan terhadap warga
miskin.
Masyarakat memberikan masukan terkait masalah yang dihadapi masyarakat dengan
informasi kepada pemerintah daerah lewat telepon, SMS, atau sosial media dengan
menunjukkan fakta-fakta di lapangan.
Masyarakat menyampaikan aspirasinya pada kunjungan anggota legislatif ke desa-
desa bahwa masyarakat desa/kampung sangat membutuhkan sarana transportasi.
Mengkritisi kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintah yang tidak memihak
kepentingan masyarakat, misal kebijakan pembuatan fasilitas umum tetapi dalam
kebijakan tersebut tidak mencantumkan pasal tentang ganti rugi tanah masyarakat
yang terkena pembuatan fasilitas umum.
Memberikan dukungan moral kepada perumus kebijakan. Dalam tahap ini masyarakat
harus berperan aktif mengontrol apakah input dari masyarakat tersebut terakomodir
atau tidak.
2.3 Hambatan dalam Partisipasi Masyarakat
Adapun partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik yang masih
rendah dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :
Faktor Internal:
• Masyarakat masih terbiasa pada pola lama, yaitu peraturan tanpa partisipasi warga.
Warga hanya menerima dan melaksanakan saja.
• Masyarakat tidak tahu adanya kesempatan untuk berpartisipasi.
• Masyarakat tidak tahu prosedur partisipasi.
• Rendahnya sanksi hukum di kalangan masyarakat.
• Rendahnya sanksi hukum kepada pelanggar kebijakan publik.
7
Faktor Eksternal:
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
Sehingga dalam konteks ini, pemberdayaan masyarakat dapat dipersamakan
dengan proses pengembangan masyarakat yang bertujuan memampukan masyarakat
dalam mendefinisikan dan memenuhi kebutuhan sendiri, serta memutuskan apa yang
terbaik untuk dirinya (Najiyat, dkk, 2005).
Dalam asas praksis, pemberdayaan masyarakat sering dirancukan dengan
pendekatan partisipatif. Sebagai contoh, pembangunan yang melibatkan masyarakat
acapkali disebut dengan pendekatan partisipatif. Dalam pendekatan ini masyarakat
tidak dijadikan sebagai obyek pembangunan belaka tetapi dijadikan sebagai subyek
yang ikut menentukan keberhasilan. Sebuah program pembangunan yang
dilaksanakan. masyarakat diberi kewenangan dan otoritas untuk merencanakan dan
menentukan pilihan-pilihan secara aktif dalam proses yang dijalankan termasuk
terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian hingga pemanfaatan hasil.
Proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan, yakni:
(1) Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau
mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat
agar menjadi lebih berdaya. Proses ini ditujukan untuk membangun kemandirian
baik individu maupun kolektif yang biasanya dilakukan melalui organisasi
(2) Proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu atau kolektif supaya
mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi
pilihan hidupnya melalui proses dialog.
Pemberdayaan masyarakat juga dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
Peningkatan akses informasi: Pemerintah dapat meningkatkan akses informasi
bagi masyarakat tentang kebijakan dan program publik.
Konsultasi publik: Pemerintah dapat menyediakan konsultasi publik demi
mendapatkan masukan dan pendapat dari masyarakat tentang kebijakan publik
yang akan diambilnya.
Pemberdayaan melalui pendidikan: Melalui pendidikan, pemerintah dapat
mengarahkan masyarakatnya untuk diberdayakan agar dapat berpartisipasi secara
aktif dalam proses pengambilan keputusan publik.
Berpartisipasi dalam program pembangunan: Masyarakat bisa dilibatkan secara
proaktif dalam kegiatan pembangunan, seperti program pengembangan desa atau
program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
10
Partisipasi dalam pengambilan keputusan: Masyarakat dapat diberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik, seperti
melalui forum diskusi atau pertemuan dengan pejabat pemerintah.
11
Pengembangan kelembagaan kelompok: Mendorong masyarakat untuk berorganisasi
dan membentuk kelompok yang memiliki tujuan bersama, seperti kelompok peternak,
kelompok produsen, atau kelompok masyarakat peduli lingkungan.
Pemupukan modal masyarakat (swasta): Mengkaji masyarakat untuk menyimpan
modal dan menginvestasikan modalnya ke dalam usaha masyarakat atau proyek-
proyek pembangunan desa.
Pengembangan usaha produktif: Mendorong masyarakat untuk memulai atau
meningkatkan usaha produktif mereka, seperti pertanian, peternakan, atau bisnis
lainnya.
Penyediaan informasi aktual: Memberikan informasi yang tepat dan akurat tentang
pendapatan, program dan peluang yang tersedia bagi masyarakat.
12
Pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik dapat dilihat
dari berbagai dampak positif partisipasi masyarakat itu sendiri. Seperti:
Menuju masyarakat yang lebih bertanggungjawab
Partisipasi masyarakat memungkinkan masyarakat untuk mengambil peran aktif
dalam proses pengambilan keputusan, yang dapat meningkatkan tanggungjawab dan
pengawasan masyarakat.
Meningkatkan proses belajar
Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat meningkatkan proses
belajar dan pemahaman masyarakat tentang kebijakan dan program yang dijalankan
Mengeliminir perasaan ketertiban
Partisipasi masyarakat dapat menghindari perasaan ketertiban dan penggunaan oleh
pemerintah, sehingga masyarakat merasa lebih percaya diri dan terlibat dalam proses
pengambilan keputusan
Mendorong perubahan positif
Partisipasi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pengambilan
keputusan melalui pemilihan umum atau mekanisme lainnya, dapat mendorong
perubahan positif yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik, seperti UU KIP, mampu
menjadi wadah yang akan dapat memberikan kebebasan masyarakat untuk mengakses
informasi yang seluas-luasnya, baik mengenai kebijakan Pemerintah atau Badan
Publik maupun penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini dapat meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas pemerintahan, serta mempromosikan partisipasi.
Akan tetapi, partisipasi masyarakat yang tidak sesuai porsi dan ketentuan juga dapat
memberikan dampak negatif seperti:
13
Keterlibatan terbatas
Bentuk partisipasi masyarakat yang paling dominan seringkali terbatas pada
pembayaran iuran komite dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan siswa,
sehingga keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat menjadi
terbatas
Dan terakhir, kondisi tidak aktifnya masyarakat dalam partisipasi publik pun dapat
memiliki dampak negatif, seperti kurangnya masukan dan presepsi yang berguna dari warga
negara dan masyarakat, serta kurangnya tangkapan pandangan, kebutuhan, dan pengharapan
dari masyarakat dalam perumusan kebijakan publik
Dengan demikian, partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan mesti
dilakukan secara transparan, bertanggungjawab, dan terbuka untuk mencegah dampak negatif
yang mungkin akan timbul.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi yang kami bahas di bab kajian pustaka dan bab
pembahasan, maka dapat kami simpulkan bahwa Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pengambilan Keputusan Publik mencakup tentang Konsep Pemberdayaan
Masyarakat, Konsep Pemberdayaan Masyarakat, Bentuk Partisipasi Masyarakat,
Hambatan Partisipasi Masyarakat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat dan betapa
Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Publik.
Di mana Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Publik
berarti suatu proses di mana masyarakat diberdayakan untuk dapat berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan publik yang nantinya mampu mempengaruhi
kehidupan mereka. Dengan Konsep Pemberdayaan Masyarakat yang memiliki makna
sebagai konsep pembanguan ekonomi yang merangkum nilai-nilai masyarakat untuk
membangun paradigma baru dalam pembangunan yang bersifat people-centered,
participator dan dilengkapi dengan berbagai contoh partisipasi masyarakat yang dapat
ditemui di lingkungan sekitar. Ada pula Hambatan dalam Partisipasi Masyarakat yang
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal serta pentingnya
partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik yang dapat dilihat dari
berbagai dampak positif dari Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan
Publik.
15
4.2 Saran
Berdasarkan materi yang penulis paparkan di atas, maka kami memiliki saran
sebagai berikut:
1. Saran bagi Pemerintah (Instansi)
Pemerintah mestinya bisa mengoptimalkan pemberian dorongan dan
semangatnya kepada masyarakatnya supaya mereka mempunyai motivasi dalam
mengembangkan potensi daerahnya. Pemerintah dapat melakukannya dengan
menyelenggarakan sosialisasi atau pendampingan secara langsung ke daerah-
daerah pedesaan agar dicapainya sebuah keberhasilan pemberdayaan melalui
kegiatan-kegiatan masyarakat tersebut.
2. Saran bagi Masyarakat
Bagi seluruh masyarakat, diharapkan bisa meningkatkan rasa ingin
berpartisipasinya dalam mengembangkan kemampuan dirinya supaya mereka
dapat ikut andil dalam perumusan maupun pembuatan keputusan publik dengan
porsi yang pas hingga nantinya dapat tercapai rasa kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah dan berbagai dampak positif dari Partisipasi Masyarakat itu
sendiri.
16
DAFTAR PUSTAKA
Adnyani, Ni Ketut Sari. 2018. Hukum Pemerintahan Daeah dalam Perspektif Kajian
Pengelolaan Lomal. Depok: Rajawali Pers
Kaehe, D., RURU, J. M., & ROMPAS, W. (2019). Partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pembangunan di kampung pintareng kecamatan tabukan selatan tenggara. Jurnal
Administrasi Publik, 5(80).
Mariana, D. (2015). Partisipasi masyarakat dalam proses kebijakan. CosmoGov: Jurnal Ilmu
Pemerintahan, 1(2), 216-229.
17