Prinsip-prinsip ini membantu meminimalkan risiko aspirasi atau komplikasi lainnya, serta
memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
Pilih jenis minuman yang sesuai dengan kondisi pasien, seperti air, jus, atau larutan elektrolit.
Sesuaikan suhu minuman sesuai preferensi pasien dan keamanan.
4. Pemilihan Alat Bantu:
Gunakan gelas atau sedotan tergantung pada kemampuan pasien menelan dan preferensinya.
Pada pasien yang kesulitan menelan, sedotan mungkin lebih aman untuk mengurangi risiko
aspirasi.
5. Komunikasi dengan Pasien:
Berkomunikasi dengan pasien secara jelas dan tenang. Beri tahu pasien jenis minuman yang
akan diberikan dan minta persetujuan.
6. Berikan Minuman Perlahan:
Berikan minuman perlahan dan beri waktu untuk pasien menelan. Hindari memberikan
minuman terlalu cepat, terutama pada pasien yang mungkin kesulitan menelan.
7. Pantau Respons Pasien:
Pantau respon pasien selama dan setelah memberikan minuman. Tanggapi dengan cepat jika
terjadi kesulitan menelan atau tanda-tanda kesulitan lainnya.
8. Hindari Gangguan Lingkungan:
Pastikan lingkungan tenang dan tidak terburu-buru saat memberikan minuman. Hindari
kebisingan atau distraksi yang dapat mengganggu pasien.
F. Peran Perawat
Peran perawat dalam memberikan minuman per oral sangat penting dalam memastikan
pasien mendapatkan hidrasi yang cukup dengan aman dan efektif.
9. Menilai kemampuan pasien menelan dan status hidrasi.
10. Menentukan jenis dan konsistensi minuman yang sesuai.
11. Melaksanakan prosedur memberikan minuman per oral dengan memperhatikan
keamanan pasien.
12. Memantau respons pasien dan mencatat informasi yang relevan.
Perawat memegang peran sentral dalam memberikan perawatan dan memastikan keselamatan
serta kenyamanan pasien selama proses memberikan minuman per oral.
1. Pemeriksaan urine
Urinalisis atau tes urine adalah prosedur yang menggunakan urine sebagai sampel untuk membantu
mendeteksi masalah kesehatan pada tubuh. Contoh sederhananya yakni urine berwarna keruh dapat
mengindikasikan adanya infeksi, urine berwarna pekat menunjukkan dehidrasi, dan urine berbau
manis mengindikasi penyakit diabetes.
Selain dari warnanya, tes urine juga berfokus pada komposisi, konsentrasi, hingga bau urine. Di mana
hal-hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai zat tubuh yang terkandung dalam urine, seperti protein, sel
darah, bilirubin, glukosa, hingga bakteri.
Sebelum dibuang, urine akan melewati saluran kemih yang terdiri dari ginjal, lalu menuju ureter,
kandung kemih, kemudian uretra. Kerusakan atau gangguan yang terjadi pada salah satu organ
tersebut akan memengaruhi kondisi urine, baik itu perubahan pada warna, bau, atau kandungan di
dalamnya.
Fungsi tes urine adalah mendeteksi kerusakan atau gangguan tersebut sehingga dokter dapat
memberikan penanganan sesuai dengan kondisi pasien. Berikut merupakan beberapa fungsi tes urine
lainnya:
Zat berbahaya seperti kokain, opioid, ganja, dan benzodiazepine yang terdapat di dalam tubuh dapat
dideteksi melalui tes urine. Fungsi tes urine yang satu ini biasanya ditujukan bagi atlet, pegawai,
pecandu, atau pelajar dan mahasiswa yang dicurigai melakukan penyalahgunaan narkoba atau zat
terlarang.
Tes urine adalah pemeriksaan penunjang untuk keperluan diagnosis penyakit, seperti batu ginjal,
diabetes, infeksi saluran kemih, protein dalam urine, dan kerusakan otot. Dokter akan menyarankan
tes urine bila pasien mengalami gejala seperti nyeri perut bagian bawah, sering buang air kecil,
terdapat darah dalam urine, dan sakit punggung bawah.
Selain mendiagnosis penyakit, tak jarang tes urine juga diperlukan untuk memantau perkembangan
suatu penyakit yang diderita pasien sekaligus melihat respon tubuh terhadap perawatan atau
pengobatan yang dijalani sebelumnya.
Memastikan Kehamilan
Untuk memastikan kehamilan, dibutuhkan alat tes kehamilan atau test pack yang dimasukkan ke
dalam urine yang telah ditempatkan pada wadah. Tes urine dapat mendeteksi adanya hormon HCG
yang dihasilkan oleh plasenta.
Pemeriksaan Rutin
Fungsi tes urine selanjutnya yaitu untuk memantau kondisi kesehatan secara menyeluruh melalui
pemeriksaan secara rutin, seperti Pemeriksaan Urine Lengkap dari Siloam Hospitals. Pemeriksaan
urine lengkap tersebut telah mencakup gambaran makroskopi (glukosa dan protein) dan mikroskopik
(kristal, jamur, epitel, sel darah merah dan putih) yang bermanfaat untuk mendeteksi gangguan
kesehatan sejak dini.
Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan selama menjalani prosedur tes urine adalah sebagai berikut.
Persiapan Sebelum Tes Urine
Sebelum menjalani tes urine, Anda akan diminta untuk minum air putih dengan cukup sehingga
memudahkan buang air kecil untuk mengambil sampel urine. Namun, terkadang Anda juga akan
diminta untuk berpuasa sebelum menjalani pemeriksaan.
Di sini, Anda juga harus menyampaikan informasi yang jelas terkait gejala yang Anda alami dan
menginformasikan obat, suplemen, dan vitamin yang dikonsumsi kepada dokter.
Tahap Pelaksanaan Tes Urine (Urinalisis)
Tes urine dilakukan dengan menampung urine di dalam wadah khusus. Adapun beberapa hal yang
perlu diperhatikan adalah:
Bersihkan area di sekitar lubang kencing menggunakan tisu khusus yang disediakan oleh tim medis.
Sebaiknya tampung urine yang keluar di tengah-tengah aliran.
Volume urine yang ditampung minimal 30-60 ml.
Hindari menyentuh bagian dalam wadah untuk menghindari kontaminasi bakteri.
Jenis pemeriksaan tes urine dibagi menjadi tiga, yaitu pemeriksaan visual, dipstick, dan mikroskopis.
1. Pemeriksaan Visual
Uji visual bertujuan untuk memeriksa tampilan urine yang meliputi warna dan bau urine. Urine
normal biasanya ditandai memiliki warna yang jernih. Sementara itu, urine keruh dan berbau
umumnya menandakan adanya gangguan kesehatan, salah satunya infeksi.
2. Pemeriksaan Dipstick
Pemeriksaan ini menggunakan stik plastik tipis yang dimasukkan ke dalam sampel urine untuk
mendeteksi kadar keasaman (pH) stau zat tertentu. Apabila stik plastik tersebut berubah warna, maka
terdapat indikasi zat tertentu di dalam urine yang kadarnya berlebihan.
Beberapa zat yang diperhatikan dalam pemeriksaan dipstick pada tes urine adalah:
Bilirubin
Protein
Glukosa
Leukosit
Urobilinogen
Asam Askorbat
Hemoglobin
Sel darah merah
3. Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan menganalisis endapan urine melalui mikroskop. Tes ini
akan direkomendasikan kepada pasien yang mendapatkan hasil tes abnormal pada pemeriksaan visual
dan dipstick. Beberapa hal yang diperiksa dalam pemeriksaan mikroskopis adalah:
Sel darah merah
Sel darah putih
Sel silinder (casts)
Kristal
Bakteri atau jamur
PPT
Memberikan minuman per oral merupakan tindakan penting dalam perawatan pasien untuk
memastikan hidrasi yang adekuat.
Peran perawat dalam memberikan minuman per oral sangat penting dalam memastikan
pasien mendapatkan hidrasi yang cukup dengan aman dan efektif.
Menilai kemampuan pasien menelan dan status hidrasi.
Menentukan jenis dan konsistensi minuman yang sesuai.
Melaksanakan prosedur memberikan minuman per oral dengan memperhatikan
keamanan pasien.
Memantau respons pasien dan mencatat informasi yang relevan.
Pemeriksaan urine
Urinalisis atau tes urine adalah prosedur yang menggunakan urine sebagai sampel untuk membantu
mendeteksi masalah kesehatan pada tubuh. Contoh sederhananya yakni urine berwarna keruh dapat
mengindikasikan adanya infeksi, urine berwarna pekat menunjukkan dehidrasi, dan urine berbau
manis mengindikasi penyakit diabetes.
Selain dari warnanya, tes urine juga berfokus pada komposisi, konsentrasi, hingga bau urine. Di mana
hal-hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai zat tubuh yang terkandung dalam urine, seperti protein, sel
darah, bilirubin, glukosa, hingga bakteri.
Kandungan zat yang diperhatikan dalam pemeriksaan dipstick pada tes urine;
Bilirubin
Protein
Glukosa
Leukosit
Urobilinogen
Asam Askorbat
Hemoglobin
Sel darah merah
3. Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan menganalisis endapan urine melalui mikroskop. Tes ini
akan direkomendasikan kepada pasien yang mendapatkan hasil tes abnormal pada pemeriksaan visual
dan dipstick.