Anda di halaman 1dari 38

IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN

SIKLAMAT PADA MINUMAN JAJANAN SISWA


SEKOLAH DASAR YANG DIJUAL
DI KECAMATAN MAMUJU

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

FEBRIYANTI
013190140093

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


ANDINI PERSADA MAMUJU
TAHUN 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3

D. Manfaat Penelitian........................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................5

A. Bahan Tambahan Pangan..............................................................................5

B. Pemanis Buatan.............................................................................................9

C. SIKLAMAT................................................................................................18

D. Minuman Jajanan........................................................................................19

E. Kerangka Teori...........................................................................................20

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN.................................................................21

A. Kerangka Konsep........................................................................................21

B. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif...............................................21

C. Jenis Penelitian............................................................................................22

D. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................22

E. Populasi dan Sampel...................................................................................23

F. Cara Pengambilan sampel...........................................................................23

G. Cara Pengumpulan Data..............................................................................23

H. Instrument Penelitian..................................................................................24

I. Pengolahan Data dan Analisis Data............................................................25

J. Penyajian Data............................................................................................25
BAB 1

PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Karena

itu masalah pengadaan pangan mulai dari tahap produksi sampai ke tahap

konsumsi harus ditangani sampai tuntas agar mutu kehidupan manusia

terus meningkat. Penanganan sejak pasca panen sampai konsumsi sangat

dibantu oleh teknologi pangan yang erat hubungannya dengan sifat-sifat

bahan pangan itu sendiri (Hadiana, 2019)

Produk pangan sekarang ini beragam bentuknya, baik dari jenis

maupun dari segi rasa dan cara pengolahannya, dengan semakin pesatnya

teknik pengolahan pangan penambahan bahan-bahan aditif pada produk

pangan sulit untuk dihindari, satu diantara bahan aditif tersebut adalah

pemanis buatan. Pemanis merupakan salah satu bahan tambahan pangan

yang sekarang banyak digunakan untuk menambah cita rasa terhadap

makanan dan minuman yang diproses secara kimiawi dan senyawa

tersebut tidak terdapat di alam (Siregar, 2021).

Penggunaan siklamat berlebihan menyebabkan gangguan

kesehatan. Pengaruh jangka pendek secara terus menerus dari konsumsi

siklamat berlebihdapat menimbulkan gejala-gejala umum seperti pusing,

mual, muntah, diare atau kesulitan buang air besar (BPOM, 2014).

Konsumsi pemanis buatan dalam jangka panjang dapat meningkatkan

risiko kanker pankreas, risiko serangan jantung, hipertensi, kehilangan


daya ingat, dan pada anak-anak berpotensi merangsang keterbelakangan

mental karena otak masih dalam perkembangan dan terakumulasi pada

jaringan syaraf (Elfariyanti et al., 2021).

Penggunaan siklamat sebagai bahan tambahan pemanis buatan,

selain dapat membantu menggantikan gula pada pasien diabetes dan

obesitas ternyata siklamat juga memiliki dampak negatif. Dampak negatif

siklamat dalam jangka pendek dapat menyebabkan mual, sakit kepala dan

muntah. Adapun dampak negatif siklamat dalam jangka panjang adalah

memicu timbulnya kanker, iritasi lambung dan perubahan fungsi sel

(Ramadhani et al., 2018). Siklamat juga dilarang untuk ditambahkan pada

produk pangan yang diperuntukkan bagi bayi, anak usia di bawah tiga

tahun, ibu hamil dan/atau ibu menyusui. Keluhan kesehatan yang terjadi

pada anak-anak yang mengonsumsi jajanan mengandung siklamat yaitu

batuk, sakit perut, mual dan muntah (Hartini H & Jely Syaputri

Simorangkir, 2020).

Hasil penelitian Lestari mengungkapkan bahwa penggunaan

pemanis buatan siklamat dapat menyebabkan beberapa gangguan

kesehatan diantaranya tremor (penyakit syaraf), migrain, sakit kepala,

kehilangan daya ingat, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit

perut, alergi, impotensi, gangguan seksual, kebotakan, dan kanker otak

(Wimpy et al., 2020).

Pada penelitian yang lebih baru dinyatakan bahwa konsumsi

siklamat dapat mengakibatkan pengecilan testis (buah pelir) dan kerusakan

kromosom (Maudu et al., 2019).


B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat kandungan pemanis buatan siklamat pada

minuman jajanan siswa Sekolah Dasar yang dijual di Kecamatan Mamuju?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi kandungan pemanis buatan pada minuman

jajanan siswa Sekolah Dasar yang dijual di Kecamatan Mamuju.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui apakah minuman jajanan yang dijual mengandung

siklamat.

D. Manfaat Penelitian
1. Instansi Pelayanan Kesehatan

Sebagai tambahan informasi untuk meningkatkan pengetahua

tentang kadar pemanis buatan siklamat sebagai bahan tambahan

pangan dalam minuman jajanan yang dijual di Kecamatan Mamuju

2. Institusi Pendidikan

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah untuk

lebih memperhatikan jajanan yang akan dijajankan di sekolah.

3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk

melakukan penelitian kadar Siklamat pada Minuman Jajanan Sekolah

Dasar yang dijual di Kecamatan Mamuju.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Minuman
Minuman adalah semua yang dapat dikonsumsi dan dapat

dikonsumsi memuaskan dahaga. Minuman umumnya berbentuk cair,

namun ada juga bentuk padat. Minuman kesehatan adalah semua itu

dikonsumsi yang dapat menghilangkan rasa haus dan dahaga juga

memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan. Oleh karena itu, kualitas

minumannya harus dijamin agar konsumen dapat mengetahui jika

menggunakan produk minuman terhindar dari penyakit akibat minum,

terutama minuman yang mengandung bahan tambahan makanan seperti

pengawet atau pemanis makanan. Khasiat atau fungsi dari minuman

tersebut adalah :

a. Untuk memuaskan atau menghilangkan rasa haus

b. Merangsang nafsu makan

c. Untuk meningkatkan energi

d. Untuk membantu pencernaan makanan

B. Bahan Tambahan Pangan


Bahan Tambahan Pangan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam

pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk Pangan yang memiliki atau

tidak memiliki nilai gizi yang sengaja ditambahkan dalam makanan untuk

teknologi pada saat pengolahan, pengemasan, dan penyimpanan (Hanny.C

et al., 2018).
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk

mencegah pangan dari pencemaran yang dapat mengganggu, merugikan,

dan membahayakan kesehatan manusia. Pangan yang aman serta bermutu

dan sangat penting peranannya bagi pertumbuhan, pemeliharaan dan

peningkatan derajat kesehatan serta peningkatan kecerdasan masyarakat.

Penggunaan bahan tambahan pangan diatur dalam Peraturan Pemerintah

nomor 28 tahun 2004, yakni setiap orang yang memproduksi makanan

untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apa pun sebagai bahan

tambahan pangan yang dinyatakan terlarang, dan wajib menggunakan

bahan tambahan pangan yang diizinkan (NURDIN & Utomo, 2018).

C. Tujuan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan adalah dapat

meningkatkan atau mempertahankan kualitas daya simpan, membuat

bahan pangan lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah preparasi

bahan pangan. Selain itu tujuan penggunaan bahan tambahan makanan

adalah agar produk olahan yang dihasilkan mempunyai tampilan menarik,

rasa yang enak, konsistensi yang bagus, dan tidak mudah rusak (Ariantini,

2020).

Menurut (Hadiana, 2018). penggunaan bahan tambahan pangan dapat

dibenarkan apabila :

1. Dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan

dalam pengolahan.

2. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang

salah atau tidak memenuhi persyaratan


3. Tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang

bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk makanan

4. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan makanan

Namun seiring dengan perkembangan zaman banyak produsen

yang menambahkan bahan tambahan pangan tidak sesuai dengan

anjuran dari peraturan yang telah dibuat.

D. Pemanis Buatan
1. Pengertian Pemanis Buatan

Pemanis adalah senyawa kimia yang sering ditambahkan dan

digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta

minuman dan makanan kesehatan. Berdasarkan proses produksi bahan

pemanis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu pemanis alami dan

pemanis buatan (sintetis).

Pemanis alami dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu,

dan aren. Selain itu, pemanis alami dapat pula diperoleh dari buah-

buahan dan madu. Pemanis alami berfungsi untuk meningkatkan cita

rasa dan aroma manis, memperbaiki siat-sifat fisik, sebagai pengawet,

memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi

tubuh (Jayadi & Hernaningsih, 2021)

Pemanis buatan adalah bahan tambahan pangan yang dapat

menyebabkan rasa manis pada produk makanan yang tidak atau sedikit

mempunyai nilai gizi atau kalori, hanya boleh ditambahkan ke dalam

produk makanan dalam jumlah tertentu (Sumbayak et al., 2021).


Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan

digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta

minuman dan makanan kesehatan. Pemanis adalah bahan tambahan

makanan yang ditambahkan dalam makanan atau minuman untuk

menciptakan rasa manis. Lidah adalah organ tubuh untuk membedakan

rasa. Rasa manis dapat dirasakan pada ujung sebelah luar lidah. Rasa

manis dihasilkan oleh berbagai senyawa organik, termasuk alcohol,

glikol, gula,dan turunan gula. Sukrosa adalah bahan pemanis pertama

yang digunakan secara komersial karena penggunaannya paling

ekonomis. Sekarang telah banyak diketahui bahwa bahan alami

maupun sintetis bisa menghasilkan rasa manis. Bahan pemanis tersebut

adalah karbohidrat, protein, maupun senyawa sintetis yang bermolekul

sederhana dan tidak mengandung kalori seperti bahan pemanis alami

(Pengabdian et al., 2020)

2. Jenis-jenis Pemanis

BTP yang diizinkan digunakan dalam pangan terdiri atas Pemanis

Alami (Natural Sweetener) dan Pemanis Buatan (Artificial Sweetener).

Berikut jenis BTP pemanis berdasarkan BPOM 2018 :

a. Jenis-jenis pemanis alami (natural sweetener) yaitu:

1) Sorbitol (sorbitol)

Kegunaan : Digunakan untuk pemanis krismis, selai atau jeli.

Nilai Kalori : 2,6 kkl/g atau setara dengan 10,87 kJ/g

Sinonim : D-glucitol; D-sorbitol;sorbol;sorbit


Gambar 2.1 Sorbitol

2) Manitol (Mannitol)

Kegunaan : Untuk penderita diabetes

Nilai Kalori : >2kkl/g atau setara dengan >8,36 kJ/g

Sinonim : Hydrogenated isomaltulose

Gambar 2.3 Isomalt

3) Manitol (Mannitol)

Kegunaan : Sebagai bahan pengisi dalam tablet kunyah atau

hisap

Nilai Kalori : 1,6kkl/g atau setara dengan 6,69 kJ/g

Sinonim : D-mannitol; mannite

Gambar 2.3 Manitol


4) Glikosida steviol (Steviol glycoside)

Glikosida steviol tingkat kemanisannya bisa 30-300 kali

dibandingkan gula pasir untuk penderita diabetes

Gambar 2.4 Glikosida steviol

5) Maltitol (Maltitol)

Kegunaan : untuk minuman berbasis susu yang berperisa dan

atau difermentasi (contohnya susu coklat,

eggnog, minuman yoghurt, minuman berbasis

whey)

Nilai Kalori : 2,1kkl/g atau setara dengan 8,78 kJ/g

Sinonim :alpha-D-glucopyranosyl-1,4-D-glucitol;D-

maltitol; hydrogenated maltose

Gambar 2.5 maltitol

6) Silitol (Xylitol)
Silitol memiliki tingkat kemanisan relatif sama dengan tingkat

kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 2,4 kkl/g atau

setara dengan 10,03 kJ/g

Nilai Kalori : 2,4 kkl/g atau serata dengan 10,03 kJ/g

Gambar 2.6 silitol

7) Eritritol ( Eritrito)

Eritritol stabil dalam temperature tinggi yang mempunyai efek

dingin yang sedang dimulut. Intesitas kemanisannya 2 kali

gula.

Sininim : Erithrite;meso-eritritol; tetrahydroxybutane;1,2,3,4-

butanetetrol

Gambar 2.7 Eritritol

b. Jenis-jenis pemanis Buatan

1) Asesulfam-K (Acesulfame potassium)


Kegunaan : Digunakan dalam makanan kaleng, minuman

ringan dan gula dapur. Kemanisan 200 kali gula

pasir

Nilai Kalori : 0 kkl/g atau setara dengan 0kJ/g

Sininim : Acesulfame K; potassium salt of 6-methyl 1,2,3,-

oxathiazine-4(3H)-one-2,2-dioxida; potassium

salt of 3,4-dihydro-6-methyl-1,2,3-oxathiazine-4-

one-2,2-dioxide

Gambar 2.8 Asesulfam

2) Aspartame (Aspartame)

Kegunaan : Digunakan dalam minuman ringan, derajat

kemanisannya sangat tinggi sekitar 60-220 kali

gula murni

Nilai Kalori : 0,4 kkl/g atau setara dengan 1,67kJ/g

Sininim : Aspartil phenylalanine methyl ester:APM; 3-

Amino-N-(alpha-carbomethoxy-phenetyl)

succinamic acid; N-L-alphaaspartyl-L-

phenylalanine-1-methyl ester
Gambar 2.9 Siklamat

3) Siklamat (Cyclamates)

Siklamat punya derajat kemanisan 30 kali gula pasir.

Nilai Kalori : 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g

Sinonim : Chyclohexylsulfamic acid; cyclohexanesulfamic

acid.

Gambar 2.10 Siklamat

4) Sakarin (Saccharins)

Kegunaan : Sakarin (dan garam natrium dan kalsiumnya),

digunakan dalam minuman ringan, cider dan

tablet pemanis. Kemanisan sakarin 300-500 dari

gula pasir

Nilai Kalori : 0, kkl/g atau setara dengan 0 kJ/g

Sinonim : 3-oxo-2,3-dihydrobenzo(d)izitiazol-1,1dioxide;1,2-

benzisothiazole-3(2h)-one-1,1-dioxide;3-oxo-2,3-

dihydrobenzo(d)isothiazole-1,1-dioxide
Gambar 2.11 sakarin

5) Sukrosa (Sucralose/Trichlorogalactosucrose)

Sukrosa punya rasa 600 kali lebih manis dari gula murni.

Meski demikian, sukrosa tidak dapat dicerna oleh tubuh,

sehingga tak berpengaruh pada gula darah.

Nilai kalori : 0.kkal/g atau setara dengan 0kJ/g

Sinonim : 4,1,’6’-Trichlorogalactosucrose; 1,6-Dichloro-

1,6-dideoxy-beta-D-fructofuranosyl-4-

chloro-4-deoxy-alpha-D-galactopyranoside

Gambar 2.12 sukralosa

3. Fungsi Pemanis Buatan

Penggunaan pemanis buatan sudah sangat banyak dimanfaatkan dalam

hampir semua pangan baik dalam makanan atau minuman. Pemanis

buatan ditambahkan ke dalam bahan pangan mempunyai beberapa

tujuan antara lain:


a. Sebagai pangan penderita diabetes melitus karena tidak

menimbulkan kelebihan gula darah.

b. Memenuhi kebutuhan kalori rendah untuk penderita kegemukan

Seseorang yang gemuk akan berusaha untuk menghindari

makanan-makanan yang berasa manis. Gula dalam tubuh akan

dimetabolisme dalam tubuh menjadi suatu energi atau kalori. Jika

orang gemuk mengkonsumsi makanan- makanan manis atau

minuman manis maka akan menghasilkan energi atau kalori yang

sangat banyak. Seandainya energi atau kalori ini tidak digunakan

maka akan disimpan dalam tubuh dalam bentuk cadangan makanan

yang biasanya berupa lemak. Kemudian jika konsumsi gula sudah

dicukupi oleh zat lain maka energi sisa atau kalori sisa juga akan

tetap disimpan dalam bentuk lemak. Agar orang gemuk tetap bisa

menikmati rasa manis maka orang yang gemuk sebaiknya

mengkonsumsi makanan atau minuman dengan gula pengganti

yaitu berupa pemanis buatan(Chilakapati & Mehendale, 2018)

c. Sebagai penyalut/penutup obat Beberapa obat mempunyai rasa

yang tidak enak, karena itu untuk menutupi rasa yang tidak enak

dari obat tersebut biasanya dibuat obat yang bersalut dengan

tambahan pemanis buatan

d. Menghindari kerusakan gigi Pemanis sintetis memiliki rasa manis

yang lebih tinggi dari pemanis alami sehingga pemakaian pemanis

sintetis lebih sedikit dari pemanis alami. Dengan jumlah pemanis

sintetis yang digunakan lebih sedikit maka tidak merusak gigi


e. Pada industri pangan, minuman, termasuk industri rokok, pemanis

sintetis digunakan dengan tujuan untuk menekan biaya produksi,

karena pemanis sintetis mempunyai tingkat rasa manis yang lebih

tinggi juga harganya lebih murah dibandingkan dengan gula yang

diproduksi di alam (Sumbayak et al., 2021)

Penggunaan pemanis buatan sebenarnya ditujukan khusus bagi

penderita diabetes ataupun konsumen dengan diet rendah kalori.

Namun, dalam perkembangannya pemanis buatan digunakan pada

makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Penggunaan sedikit bahan pemanis buatan mampu memberikan

kemanisan yang berlipat-lipat dari kemanisan gula biasa. Dengan

murah dan mudahnya mendapatkan bahan pemanis buatan terutama

sakarin dan siklamat maka penggunaan sakarin dan siklamat dalam

makanan dan minuman sudah meluas di masyarakat. Pemakaian bahan

tambahan pangan dalam kehidupan sehari-hari sering dimanfaatkan

tidak sesuai dengan fungsinya. Apalagi kebanyakan orang masih

belum mengetahui secara dalam bagaimana penggunaan dan batas-

batasan yang harus diketahui untuk menambahkan pemanis buatan

dalam suatu pangan. Oleh karena itu pengawasan secara total

diperlukan agar kita bisa menghindari dan mengatasi permasalahan

yang berkaitan dengan penyalahgunaan penggunaan bahan tambahan

pangan tersebut(Kartina & Marpaung, 2022).


E. SIKLAMAT
Menurut Farmakope Indonesia edisi VI
NATRII CYCLAMATE
Natrium Siklamat

Gambar 2.13 Rumus bangun siklamat

Nama Kimia : Natrium Sikloheksilsulfamat

Rumus Molekul : C6H12NNaO3S.

Rumus bangun : - NH – SO3 – Na

Berat molekul : 201,22.

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih,

tidak berbau atau hampir tidak berbau,

rasa agak manis walaupun dalam larutan encer.

Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air, dalam 250 bagian

etanol (95%) P dan dalam 25 bagian

propilenglikol P,

Praktis tidak larut dalam klorofom P dan dalam eter

P.

Identifikasi A : Larutan 100 mg dalam 10 ml air, tambahkan 1 ml

asam klorida P dan 2 ml larutan barium klorida P,

larutan tetap jernih. Tambahkan 1 ml larutan

natrium nitrit P 10% b/v, terbentuk endapan


putih.

Identifikasi B : Menunjukkan reaksi Natrium yang tertera pada

Reaksi Identifikasi.

Asam-Basa : pH larutan 10,0% b/v, 5,5

Sulfat Memenuhi : Uji batas sulfat; pengujian dilakukan menggunakan

500,0 mg.

Penetapan Kadar : Lakukan penetapan menurut Cara I yang tertera

pada titrasi bebas air, menggunakan

lebih kurang 400 mgyang ditimbang

saksama dan dilarutkan

dalam 100 ml asam asetat glasial P dengan

pemanasan 1 ml asam perklorat 0,1 N setara

dengan 20,12 mg C6H12NNaO3S.

Penggunaan : Zat Tambahan.

1. Deskripi Siklamat

siklamat atau asam siklamat atau cyclohexylsulfamic acid

(C6H13NO3S) sebagai pemanis buatan digunakan dalam bentuk garam

kalsium, kalium, dan natrium siklamat. Secara umum, garam siklamat

terbentuk Kristal Putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut

dalam air dan etanol, serta berasa manis

siklamat diizinkan sebagai bahan tambahan makanan di

Amerika Serikat tahun 1949 kemudian FDA (food and drug

administration) melarang penggunaannya sebagai bahan tambahan


makanan pada tahun 1969. Di Indonesia penggunaan siklamat masih

diizinkan sampai saat ini. Siklamat memiliki tingkat kemanisan relatif

sebesar 30 kali tingkat kemanisan sukrosa dengan tanpa nilai kalori.

Kombinasi penggunaannya dengan sakarin dan atau asesulfam-k

bersifat sinergis, serta kompatibel dengan penambah citarasa dan bahan

pengawet.

2. Kajian Keamanan

Pemberian siklamat dan hasil hidrolisisnya, cyclohexylamine,

dengan dosis yang sangat tinggi pada tikus percobaan dapat menyebabkan

tumor kandung kemih, paru, hati, dan limpa, serta menyebabkan

kerusakan genetik dan atrofi testicular. Informasi yang dikumpulkan oleh

CCC (Calorie Control Council) menyebutkan bahwa konsumsi siklamat

tidak menyebabkan kanker dan non-mutagenik.

Siklamat masih digunakan sebagai bahan tambahan makanan

rendah kalori oleh sekitar 40 negara dengan berbagai alasan, meskipun

beberapa data pendukung pernyataan bahwa siklamat dan sikloheksilamin

keduanya bersifat karsinogen dan genotoksik. FDA Amerika Serikat

memutuskan untuk melarang penggunaan siklamat

3. Pengaturan

JECFA menyatakan siklamat merupakan bahan tambahan pangan yang

aman untuk dikonsumsi manusia dengan ADI sebanyak 11,0 Mg/kg

berat badan. CAC mengatur maksimum penggunaan siklamat pada

berbagai produk pangan berkisar antara 100 sampai dengan 2.000


Mg/kg produk Kanada dan USA tidak diizinkan menggunakan siklamat

sebagai bahan tambahan pangan. (Koko Handoyo, 2019).

4. Penggunaan Siklamat

berdasarkan kategori pangan menurut SNI 01-6993-2004

No. Kategori pangan Batas


kategori Minuman penggunaan
pangan maksimum
(mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu, beraroma, dan/atau 400
terfermentasi (misalnya: susu coklat, kakao,
eggnog, yogurt minuman, minuman
berbasis whey)
01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil CPPB
hidrolisa enzim renin (tawar)
01.7 Makanan penutup atau pencuci mulut 250
berbahan dasar susu (misalnya: es susu,
puding, buah atau yogurt beraroma)
02.4 Makanan penutup atau pencuci mulut 250
berbasis lemak, termasuk produk siap
santap dan produk mix (campuran kering)
03.0 Es, termasuk sherbet dan sorbet 250

04.1.2.4 Buah yang dipasteurisasi dalam kaleng atau 1000


buah dalam botol
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalade 1000

04.1.2.6 Produk oles berbasis buah-buahan 1000


(misalnya: chutney) tidak termasuk produk
pada kategori 04.1.2.5
04.1.2.7 Buah bergula 500

04.1.2.8 Bahan baku berbasis buah-buahan, meliputi 250


bubur buah, puree, toping buah dan santan
kelapa
04.1.2.9 Makanan penutup atau pencuci mulut 250
(dessert) berbasis buah- buahan, termasuk
dessert berbasis air beraroma buah
04.2.2.4 Sayuran dalam kaleng, botol atau dalam 100
retort pouch
04.2.2.6 Bahan baku dan bubur (pulp) sayuran, 250
kacang-kacangan dan biji- bijian (misalnya:
makanan penutup dan saus sayuran,
sayuran bergula) selain produk kategori
04.2.2.5
05.1 Produk kakao dan produk coklat termasuk 500
coklat imitasi dan coklat pengganti
05.2 Kembang gula termasuk permen keras dan 500
permen lunak, nougats, dan lain-lain. Selain
dari kategori 05.1, 05.3, 05.4
05.3 Permen karet 3000

05.4 Dekorasi (misalnya: untuk fine bakery 500


wares), toping (non-buah) dan saus-saus
manis
06.5 Makanan penutup berbasis sereal dan pati 250
(misalnya: puding beras, puding tapioka)
07.2.1 Kue, cookies dan pai (misalnya: yang diisi 1600
buah-buahan atau puding)
07.2.2 Produk fine bakery lainnya (misalnya: 2000
donut, roti gulung manis, scone, dan
muffin)
07.2.3 Campuran untuk produk fine bakery 1600
(misalnya: campuran kue, campuran
panekuk)
10.4 Makanan penutup berbahan dasar telur 250
(misalnya: custard)
11.4 Gula dan sirup lainnya (misalnya: xylose, 500
maple syrup, sugar toppings)
11.6 Sediaan pemanis buatan, termasuk yang CPPB
mengandung pemanis dengan intensitas
tinggi

12.6.1 Saus emulsi (misalnya: mayonnaise, salad 500


dressing)
12.7 Salad (misalnya: makaroni salad, salad 500
kentang) dan sandwich spread selain
produk berbasis kakao dan produk berbasis
kacang
pada kategori pangan 04.2.2.5 dan 05.1.3
13.3 Makanan khusus untuk pengobatan 1300

13.4 Formula khusus untuk penurunan berat 1300


badan dan pelangsingan
13.5 Makanan khusus (misalnya: suplemen 1300
makanan untuk tujuan diet) selain dari
produk-produk pada kategori pangan 13.1-
13.4
13.6 Suplemen makanan 1250

14.1.2.1 Jus buah-buahan yang dikalengkan atau 1000


dibotolkan (pasteurisasi)
14.1.3.1 Nektar buah-buahan yang dikalengkan dan 1000
dibotolkan (pasteurisasi)
14.1.4.1 Minuman berkarbonasi 1000

14.1.4.2 Minuman non-karbonasi, termasuk punches 1000


dan ades
14.2.1 Bir dan minuman dari gandum 250

14.2.2 Cider dan perry 250

14.2.3 Minuman anggur 250

14.2.7 Minuman alkohol beraroma (misalnya: bir, 250


wine dan spirituous cooler-type beverages,
low alcoholic refreshers)

F. Minuman Jajanan
Minuman adalah segala sesuatu yang diminum masuk kedalam

tubuh seseorang dan merupakan salah satu intake makan yang berfungsi

untuk membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberi tenaga,

membantu semua proses dalam tubuh (Ningtyas & Fajriati, 2020).

Minuman jajanan adalah minuman yang tidak mengandung

alcohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

mengandung bahan-bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik

yang dibungkus menggunakan plastic untuk dikonsumsi. Minuman jajanan

yang dijuan banyak ragamnya, ada es teh, es kelapa muda, es cendol dan

masih banyak lainnya. Minuman jajanan yang aman adalah minuman yang

bebas dari bahan kimia (Faridah & Ainy, 2021)

G. Kerangka Teori
Analisis kualitatif siklamat metode pengendapan (SNI 01-2893-1992)
100 ml sampel dimasukkan dalam gelas erlemeyer

Ditambahkan 10 ml larutan HCL 10 %

Ditambahkan 10 ml larutan BaCL2 10%

Dibiarkan 30 menit
disaring menggunakan kertas saring

Filtrat ditambahkan NaNO2 10% 10 ml

Dipanaskan diatas hotplate atau pemanas air

Hasil yang didapatkan sekitar 20-30 menit setelah dipanaskan


adalah endapan putih berarti sampel mengandung siklamat

BAB III

METODEOLOGI PENELITIAN
BAB III METODEOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep

Kandungan Pemanis Minuman


buatan siklamat Jajanan

Keterangan :

= Variabel Bebas

= Variabel Terikat

B. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif


1. Defenisi operasional

a. Identifikasi adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk

memeriksa dan menganalisa secara lebih mendalam akan sebuah

hal atau benda.

b. Pemanis buatan (artificial sweeteners) merupakan bahan tambahan

yang dapat menyebabkan rasa manis dalam makanan tetapi tidak

memiliki nilai gizi. Senyawa yang secara substansial memiliki

tingkat kemanisan lebih tinggi, yaitu berkisar antara 30 sampai

dengan ribuan kali lebih manis dibandingkan pemanis alami.

c. Siklamat (C6H11NHSO3Na) umumnya dalam bentuk garam

kalsium, kalium, dan natrium siklamat. Garam siklamat berbentuk

Kristal putih tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam

air dan etanol. Intensitas kemanisannya adalah 30 kali lebih manis

dibandingkan sukrosa

d. Minuman adalah segala sesuatu yang diminum masuk kedalam

tubuh seseorang yang merupakan salah satu intake makan yang


berfungsi untuk membentuk atau mengganti jaringan tubuh,

memberi tenaga, membantu semua proses dalam tubuh.

2. Kriteria Obyektif

Adapun Kriteria Obyektif penelitian ini adalah

a. Dikatakan Positif (+) apabila pada sampel terbentuk endapan putih

b. Dikatakan negative (-) apabila pada sampel tidak berbentuk

endapan putih.

C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pemeriksaan

laboratorium secara kualitatif. Analisis deskriptif ini digunakan untuk

mendeskripsikan hasil penelitian dari uji laboratorium.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi

Lokasi pengambilan sampel dilakukan dibeberapa Sekolah

Dasar yang berada di dalam Kecamatan mamuju. Diantaranya SDN 1

Mamuju, SDN No 2 Mamuju, SDN No 4 Mamuju, SDN Padang Baka,

SDN Bone-Bone. Selanjutnya analisis sampel dilakukan di

Laboratorium Farmasi STIKES Andini Persada Mamuju.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yaitu pada bulan Juni sampai Agustus 2022

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi Penelitian adalah seluruh minuman jajanan yang dijual

disekitar Sekolah Dasar di Kecamatan Mamuju.

2. Sampel

Pengambilan sampel secara asidental (accidental) yaitu dengan

mengambil secara kebetulan atau yang tersedia disuatu tempat tertentu

(Maudu et al., 2019)

F. Cara Pengambilan sampel


Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan berdasarkan

hasil survey peneliti pada semua penjual minuman yang ada atau tersedia

sesuai dengan jumlah penjual minuman didepan sekolah. Metode

pengambilan sampel secara Random Sampling. Peneliti mengambil sampel

dengan cara membeli sampel seperti halnya pembeli lainnya.

G. Cara Pengumpulan Data


1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan

yang dilakukan pada saat pengambilan dan pemeriksaan sampel.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku, jurnal, dan

internet yang berhubungan dengan penelitia

H. Instrument Penelitian
1. Alat

a. Hot plate
b. Gelas erlenmeyer 250 ml

c. Gelas erlenmeyer 500 ml

d. Gelas kimia 100 ml

e. Gelas kimia 250 ml

f. gelas ukur 50 ml

g. Corong

h. Kertas saring

2. Bahan

a. Sampel minuman jajanan

b. Aquadest

c. Larutan asam klorida (HCI) 10%

d. Larutan barium korida (BaCI2)10%

e. Larutan natrium nitrit (NaNO2) 10%

f. Tissue

3. Prosedur Kerja

Berdasarkan analisis kualitatif siklamat dengan metode

pengendapan (SNI 01-2893-1992) :

a. 100 ml sampel dimasukkan kedalam gelas erlemeyer lalu

ditambahakan 10 ml HCI 10% dan ditambahkan pula 10 ml larutan

BaCI210%.

b. Dibiarkan selama 30 menit saring dengan kertas saring, kemudian

filtrate ditambahkan 10 ml NaNO210% dan panaskan diatas

pemanas (Hot plate) .


c. Setelah dipanaskan diamkan selama 20-30 menit hasil yang akan

didapat yaitu terjadi endapan putih.

I. Pengolahan Data dan Analisis Data


1. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari pemeriksaan diolah secara manual

dengan menggunakan alat tulis, computer dan disajikan dalam bentuk

tabel

2. Analisis data

Pada tahap ini analisis yang dilakukan yaitu dengan cara

pengamatan dengan mengidentifikasi apakah terdapat kandungan

siklamat pada minuman jajanan anak Sekolah Dasar yang dijual di

Kecamatan Mamuju.

J. Penyajian Data
Data yang telah diolah dan dianalisa kemudian akan disajikan

menggunakan table disertai dengan penjelasan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Pada penelitian identifikasi pemanis buatan siklamat pada minuman

jajanan dilakukan uji pengendapan yaitu membuat pereaksi pada sampel

dan identifikasi pemanis siklamat. Ada 5 sampel yang diambil dari

pedagang minuman jajanan di Sekolah Dasar Kecamatan Mamuju.

Tabel 4.1
Hasil Identifikasi Pemanis Buatan Siklamat Pada Minuman Jajanan
Siswa Sekolah Dasar Yang Dijual Di Kecamatan
Tahun 2022

Identifikas Keteranga

No i Hasil Pengamatan n

1 Sampel 1 Putih keruh terdapat endapan putih Positif


2 Sampel 2 Kuning kecoklatan terdapat endapan putih Positif
3 Sampel 3 coklat mudah tidak terdapat endapan putih Negatif
4 Sampel 4 biru keabuan terdapat endapan putih Positif
5 Sampel 5 coklat tidak terdapat endapan putih Negatif

Sumber Data : Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian dari 5 (lima) sampel yang diteliti

terdapat 3 (tiga) sampel yang positif mengandung pemanis buatan

siklamat. Hal ini ditandai dengan terbentuknya endapan putih yaitu pada

sampel 1, 2 dan 4.

B. PEMBAHASAN

Identifikasi pemanis buatan siklamat pada minuman jajanan

dilakukan dengan uji kualitatif dengan metode pengendapan (SNI-01-

2893-1992).

Berdasarkan uji kualitatif yang dilakukan pada ke-5 sampel ditemukan 3

sampel yang positif mengandung pemanis buatan berupa siklamat ditandai


dengan terbentuknya endapan putih. Prinsif identifikasi adanya siklamat

dalam sampel yaitu dengan cara pengendapan. Pengendapan dilakukan

dengan cara ditambahkan Barium klorida dalam suasana asam kemudian

ditambahkan Natrium nitrit sehingga akan terbentuk endapan barium

sulfat. Penambahan HCl 10% dalam sampel berfungsi untuk

mengasamkan larutan. Larutan dibuat dalam keadaan asam agar reaksi

yang akan terjadi dapat lebih mudah bereaksi. Penambahan BaCl 2

berfungsi untuk mengendapkan pengotor-pengotor yang ada dalam

larutan, seperti adanya ion karbonat. Penambahan NaNO 2 berfungsi untuk

memutuskan ikatan sulfat dalam siklamat

Pemanis buatan siklamat dipasar atau dijual diwarung-warung kecil

dikenal dengan nama sarimanis, pemakaian pemanis buatan banyak

dipakai pedagang kecil dan industri rumah tangga karena dapat

menghemat biaya produksi. Harga pemanis buatan jauh lebih murah

dibandingkan dengan gula asli. Pemanis buatan hanya sedikit ditambahkan

hanya untuk memperoleh rasa manis yang kuat. Tetapi melalui analisis

kualitatif masih terdapat atau terdeteksi penggunaan pemanis siklamat

tanpa mengetahui efek bagi kesehatan dikarenakan dipengaruhi oleh faktor

pendidikan yang rendah dan tidak pernah mengikuti sosialisasi atau

penyuluhan keamanan pangan tentang pengaruh dan efek yang

ditimbulkan bagi kesehatan yang mereka gunakan (Joko Subiyono, 2018)

Berdasarkan peraturan mentri kesehatan tahun 1998 pemanis buatan

hanya ditujukan untuk produk rendah energi atau bagi penderita diabetes

mellitus dan bukan untuk konsumsi umum apalagi untuk anak-anak. Hasil
dari metabolisme siklamat, yaitu sikloheksiamin bersifat karsinogenik.

Semua senyawa additif atau bahan tambahan pangan tidak akan bisa

diproses atau dimetabolisme oleh tubuh. Adapun hasil metabolisme

siklamat yang menghasilkan senyawa sikloheksilamin juga tidak akan bisa

diproses atau dimetabolisme. Senyawa ini akan tetap utuh sebagai

sikloheksilamin dalam perut dan akan keluar bersama urine dalam bentuk

senyawa sikloheksilamin utuh. Namun bagaimanapun juga senyawa

sikloheksilamin ini akan keluar, tetap saja senyawa sikloheksilamin akan

ada yang tertinggal dan mengendap dalam sistem pencernaan. Semakin

banyak pengkonsumsian pangan yang mengandung pemanis buatan

berupa siklamat ini maka semakin banyak pula senyawa ini akan

mengendap dalam sistem pencernaan. Oleh karena itu ekskresinya melalui

urine dapat merangsang pertumbuhan kanker (Jayadi & Hernaningsih,

2021)

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil identifikasi secara kualitatif dengan metode

pengandapan (SNI 01-2893-1992) dari 5 sampel minuman jajanan siswa

sekolah dasar yang di jual di kecamatan mamuju terdapat 3 sampel yang

positif mengandung pemanis buatan siklamat yang ditandai dengan adanya

endapan putih.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka disarankan :

1. Sebagai konsumen kita harus berhati-hati dalam memilih jenis

minuman jajanan yang dikonsumsi mengingat bahaya yang

ditimbulkan bagi kesehatan tubuh

2. Perlu adanya perhatian khusus bagi orang tua siswa agar dapat

membantu dan memberikan informasi kepada anaknya agar tidak jajan

sembarang.

3. Bagi pengusaha atau produsen minuman agar selalu memperhatikan

kualitas dan keamanan dari setiap produk yang dipasarkan.

4. Perlu dilakukan upaya peningkatan pengawasan dan penyuluhan

mengenai penggunaan pemanis buatan Siklamat sebagai bahan

tambahan makanan.

5. Diharapkan adaya penelitian selanjutnya yang dapat mengukur kadar

jumlah kadar Siklamat yang terdapat pada Minuman Jajanan Siswa

Sekolah Dasar.
DAFTAR PUSTAKA

Ariantini, N. S. (2020). Analisis Kadar Zat Aditif Pada Minuman Sirup Rasa

Marquisa. International Journal of Applied Chemistry Research, 1(2), 47.

https://doi.org/10.23887/ijacr.v1i2.28735
Chilakapati, J., & Mehendale, H. M. (2014). Acceptable Daily Intake (ADI).

Encyclopedia of Toxicology: Third Edition, 2006, 8–9.

https://doi.org/10.1016/B978-0-12-386454-3.00213-X

Elfariyanti, Andalia, R., & Alfalah, N. (2021). Analisis kandungan natrium

siklamat pada minuman teh poci yang dijual di kecamatan baiturrahman

kota banda aceh. 1(2), 8–14.

Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia edisi IV. In Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Faridah, A., & Ainy, T. N. (2021). Bahan tambahan pangan pada pengolahan mie

basah di kecamatan sitiung kabupaten dharmasraya. Jurnal Pendidikan dan

Keluarga, 13(1), 14–18. https://doi.org/10.24036/jpk/vol13-iss01/792

Hartini H. (2020). Penetapan Kadar Pemanis Buatan (Na-Siklamat) Pada Selai

Dengan Metode GravimetriJurnal Analis Kesehatan. 8(32), 1–7.

Hadiana, A. B. (2018). Identification of Cyclamate in School Snacks and Health

Complaints. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(2), 191.

https://doi.org/10.20473/jkl.v10i2.2018.191-200

Hanny.C, W., Noryawati, M., & Frendy, A. A. (2018). Bahan Tambahan Pangan

Pengawet. IPB Press, Bogor, 1–9.

https://s1gizi.fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/sites/19/2018/10/7.-

BTP.pdf

Jayadi, L., & Hernaningsih, M. (2021). Analisis Kandungan Pemanis Buatan

Siklamat Pada Sirup Yang Beredar Dipasar Besar Malang Secara Kuantitatif
Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Riset Kefarmasian

Indonesia, 3(3), 199–210. https://doi.org/10.33759/jrki.v3i3.184

Joko Subiyono. (2018). Bahan Tambahan Pangan dan Bahan Berbahaya Pada

Pangan. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Semarang, 41–43.

http://dishanpan.jatengprov.go.id/files/89595838btpdanresidupestisida.pdf

Kartina, S., & Marpaung, M. P. (2022). Analisis Kadar Natrium Siklamat Dan

Tartrazin Pada Minuman Thai Tea Yang Beredar Di Pakjo Palembang

Secara Spektrofotometri UV-Vis. 11(2), 1–9.

Koko Handoyo, Amankah Makanan Anda. bhanua ilmu populer(Kelompok

Gramedia). Jakarta : 2019

Maudu, R., Hafid, F., & Ichsan, D. S. (2019). Kinerja Tinggi Pada Minuman

Jajanan Sekolah Di Kota Palu An Analysis of Cycle Levels in School Snack

Beverages in Palu City Using High Performance Liquid Chromatography

Method Poltekkes Kemenkes Palu Balai Pengawasan Obat dan Makanan di

Palu. 13(1), 1–8.

Ningtyas, T. S., & Fajriati, I. (2020). Analisis Pemanis Buatan Natrium Siklamat

pada Minuman Ringan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.

Indonesian Journal of Halal science, 001(01), 30–35.

Nurdin, N., & Utomo, B. (2018). Tinjauan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

Pada Makanan Jajanan Anak Sekolah. Jurnal Riset Kesehatan, 7(2), 85.

https://doi.org/10.31983/jrk.v7i2.3478

Pengabdian, J., Fakultas, M., & Um, P. (2020). Empowering: Jurnal Pengabdian
Masyarakat Fakultas Psikologi UM Jember | 53. Pengolahan Limbah Asap

Hasil Pembakaran Arang Batok Kelapa Menjadi Liquid Smoke Untuk Bahan

Pengawet Alami Ikan Asap Di Kota Probolinggo, 4(2011), 24–33.

Ramadhani, N., Herlina, H., & Utama, A. J. F. (2018). Penetapan Kadar Natrium

Siklamat Pada Minuman Ringan Kemasan Dengan Menggunakan Metode

Spektrofotometri UV. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, 4(1), 7–12.

https://doi.org/10.35311/jmpi.v4i1.17

Siregar, G. P. H. (2021). Kandungan Siklamat Pada Minuman Es Cendol. Jurnal

Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery,

Environment, Dentist), 16(3), 562–564.

https://doi.org/10.36911/pannmed.v16i3.1193

Standar Nasional Indonesia. (2004). Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan -

Persyaratan Penggunaan Dalam Pangan. Sni 01-6993-2004, 1–42.

Standar Nasional Indonesia. (1992). Cara Uji Pemanis Buatan. Sni 01-2893-1992,

1–63.

Sumbayak, M. P., Kahar, I. A., & Silitonga, E. (2021). Evaluasi Hygiene

Makanan Jajanan Siswa Sekolah Dasar Negeri 064972 Kota Medan Tahun 2020.

Journal of Healthcare Technology and Medicine Vol., 7(1), 114–127.

Wimpy, W., Harningsih, T., & Wardani, T. S. (2020). Analisis Zat Pemanis

Sakarin Dan Siklamat Pada Minuman Bubble Drink Yang Dijual Di Kota

Surakarta. Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy), 9(1), 13–18.

https://doi.org/10.37013/jf.v9i1.98

Anda mungkin juga menyukai