Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS DENGAN PEMASANGAN

KB IUD PADA Ny. T DI KLINIK BIDAN R.SIANTURI DESA


PARGAULAN KECAMATAN LINTONG NIHUTA
KABUPATEN HUMBANG HASUN DUTAN
TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:

Nama : SRI REZEKY HABEAHAN

NIM : 2014017

Dosen Pembimbing : Nova Sontry Node Siregar, SKM,M.Kes

PRODI D-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KESEHATAN BARU JALAN BUKIT INSPIRASI/ SIPALAKKI
KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
TAHUN 2021/ 2022

BAB I
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Konsep Dasar


2.1.1. Defenisi
1. Keluarga Berecana
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami dan istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga
(Hartanto,2015).
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah
beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.
Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan
perencanaan keluarga (Sulistyawati,2013).
Keluarga berencana adalah upaya meningkatkan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (Yuhedi,
2014).
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera
yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Anggraini dan
Martini,2012).
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 menurut Anggraini dan
Martini (2012), meliputi :
1) Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar
1,14 persen pertahun.
2) Menurunnya angka kelahiran total menjadi sekitar 2,2 per
perempuan.
3) Menurunnya pasangan usia subur (PUS) yang tidak ingin punya anak
lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak
memakai alat/cara kontrasepsi(unmet need) menjadi 6persen.
4) Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5persen.
5) Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi rasional, efektif,
danefisien.
6) Meningkatnya rata-rata usiaperkawinan pertama perempuan menjadi
21tahun.
7) Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh
kembanganak.
8) Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera
yang aktif dalam usaha ekonomiproduktif
9) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan program KBnasional.

Dampak programKBmenurut Anggraini dan Martini (2012),


antara lain:
1) Penurunan angka kematian ibu dananak.
2) Penanggulangan masalah kesehatanreproduksi.
3) Peningkatan kesejahteraankeluarga.
4) Peningkatan derajatkesehatan.
5) Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas sumber daya
manusia(SDM).
6) Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

2. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan,
dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2006).
Akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB
dengan melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi.
Macam-macam kontrasepsi menurut Hartanto (2015), antara lain:
1) Kontrasepsi MetodeSederhana
a) Tanpaalat
(1) KB alamiah, terdiri dari pantang berkala, metode kalendir, metode
suhu badan basal, metode lendir serviks.
(2) Coitus interuptus atau senggamaterputus.
b) DenganAlat
(1) Mekanis (barrier), terdiri dari kondom pria, barier intra- vaginal
(diagfragma, kap serviks, spons, kondom wanita).
(2) Kimiawi, yang berupa spermisid (Vaginal cream, vaginal foam,
vaginal jelly, vaginal suppositoria, vaginal tablet dan vaginal
solublefilm).
2) Kontrasepsi MetodeModern
a) KontrasepsiHormonal
(a) Per-oral : pil oral kombinasi danminipil.
(b) Suntikan atau injeksi KB, meliputi :depo provera setiap 3 bulan,
norigest setiap 10 minggu dan cyclofem setiap bulan.
(c) Sub-kutis (implant) atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) yang
meliputi implant dannorplant.
b) IUD (Intra Uteri Device )adalah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, yang
meliputi : Copper T, Medusa, Seven CopperT.
3) Metode KontrasepsiMantap
(1) Pada wanita : Medis Operatif Wanita (MOW) :Tubektomi.
(2) Padapria : Medis Operatif Pria (MOP) :Vasektomi.

3. IUD (Intra UteriDevice)


a. PengertianIUD
IUD merupakan alat kontrasepsi yang ditempatkan didalam uterus. IUD
dibuat dari plastik khusus yang diberi benang pada ujungnya. Benang
ini gunanya untuk pemeriksaan (kontrol) (Yuhedi,2014).
IUD merupakan kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian
rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya),
diletakkkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi
fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus (Hidayati, 2009).

1. Jenis-jenisIUD
Ada beberapa jenis IUD yang beredar atau dipakai di Indonesia. Secara
umum, IUD terdiri atas 3 jenis, yaitu sebagai berikut :
1) Inert, terbuat dari plastik (lippes loop) atau baja antikarat (the
chinessring).
2) Mengandung tembaga seperti Cu T380A, CU T200C, Multiload (Cu
ML250 dan 375), Nova T Cu T380A berbentuk kerangka plastik, kecil,
fleksibel, menyerupai huruf T diselubungi oleh kawat tembaga halus,
sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang (dapat sampai dengan
10tahun).
3) Mengandung hormon steroid, seperti progestasert (hormon
progesterone) dan levonol (levonorgestrel) (Hidayati,2009).
b. Cara kerjaIUD menurut Manuaba (2010) yaitu :
1) IUD merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi
benda asing dengan timbunan leukosit, makrofag, danlimfosit.
2) IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan prostaglandin yang
mengahalangi kapasitasispermatozoa.
3) Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit
menyebabkan blastokis dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak
mampu melaksanakannidasi.
4) Ion Cu yang dikeluarkan IUD dengan Cupper menyebabkan gangguan
gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk
melaksanakankonsepsi.
c. EfektifitasIUD, menurut Hidayati (2009) angka kegagalan IUD berkisar 0,6-
0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian (terdapat
kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
d. KeuntunganIUD, menurut Manuaba (2010), yaitu :
1) Alat kontrasepsi dalam rahim dapat diterima masyarakat dunia, termasuk
Indonesia dan menempati urutan ketiga dalam pemakaian.
2) Pemasangan tidak memerlukan tindakan medis yangsulit.
3) Kontrol medis yangringan
4) Penyulit tidak terlaluberat.
5) Pulihnya kesuburan setelah IUD dicabut berlangsungbaik.

e. Indikasi pemakaianIUD
Menurut Yuhedi (2014) indikasi pemakaian IUD antara lain :
1. Wanita usiareproduksi.
2. Wanita nulipara atau yang sudah mempunyai anak atau yang belum
mempunyaianak.
3. Wanita yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan
efektivitastinggi.
4. Wanita pasca keguguran dan pascamelahirkan.
5. Wanita dengan risiko tentang IMS (Infeksi MenularSeksual)
6. Wanita yang tidak suka mengingat kapan waktu minum pilKB.
7. Wanita yang gemuk maupunkurus.
8. Wanitahipertensi.
9. Penderita penyakit jantung, diabetes militus, dan penyakit hati
danempedu.
f. KontraindikasiIUD
1. Wanita yang hamil dan dicurigaihamil.
2. Wanita yang mengalami perdarahan per vagina yang
belum jelas penyebabnya.
3. Wanita yang sedang menderita infeksi alat genetalia(vaginitis, servisitis)
dan wanita dengan kanker organ genital.
4. Wanita dengan kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak
uterus yang dapat mempengaruhi kavum uteri (Yuhedi,2014).
g. Cara pemasanganIUD
Cara pemasangan IUD menurut Hidayati (2009) adalah
1. Cuci tangan dankeringkan.
2. Atur posisilitotomi.
3. Pakai perlindungan diri (masker dan sarung tangansteril).
4. Pasangduk.
5. Jepit serviks dengantenakulum.
6. Pasang IUD dengan menggunakan teknik menarik (withdrawl technique)
a) Masukan tabung inserter yang berisi IUD ke dalam kanalis
servikalis.
b) Tarik tabung inserter sampai pangkal pendorong untuk
memasukkanIUD.
c) Keluarkan pendorong dan dorong kembali tabung inserter sampai
terasatahanan.
7. Gunting benang IUD ± 3-4 cm, keluarkan darispekulum.
8. Rendam alat-alat dan lepas sarung (rendam dalam larutan klorin
0,5%), lepaskanmasker.
9. Cuci tangan dankeringkan.
10. Anjurkan pada pasien untuk memeriksa benangIUD.
11. Buat catatanmedik.
h. Efek sampingIUD
Efek samping pemakaian IUD menurut Manuaba (2010), antara lain:
1. Masih terjadinya kehamilan dengan IUD insitu.
2. Terdapat perdarahan (spotting danmenometroragia).
3. Dapat terjadi infeksi dimana tingkat terakhir infeksi menimbulkan
kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik.
4. Tali IUD dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu
hubunganseksual.
Menurut Suratun (2013) efek samping pemasangan IUD, yaitu :
1) Perdarahan
Keluarnya darah dari liang vagina, diluar haid dalam jumlah kecil
berupa bercak-bercak atau dalam jumlah berlebihan.
2) Keputihan/Leukorea
Terdapat cairan putih yang berlebihan, terjadi akibat produksi cairan
rahim yang berlebihan. Tidak berbahaya apabila cairan tersebut tidak
berbau, tidak terasa gatal dan tidak terasapanas.
3) Eksplusi
Terasa adanya IUD dalam liang senggama yang menyebabkan rasa
tidak enak bagi wanita. Terjadi ekspulasi sebagian atau seluruhnya.
Biasanya terjadi pada waktu haid.
4) Nyeri
Nyeri pada waktu pemasangan IUD, saat haid dan saat senggama.
5) Infeksi
Adanya rasa nyeri di daerah perut bagian bawah, bila disertai
demam, keputihan yang berbau busuk dan rasa nyeri pada waktu
bersenggama atau periksa dalam.
6) Translokasi
Pindahnya IUD dari tempat seharusnya.

4. Leukorea atau Keputihan


a. Pengertian
Leukorea (keputihan) semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan
darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi
gejala dari hampir semua penyakit kandungan (Manuaba,2010).
b. Jenis-jenisleukorea
Jenis-jenis leukorea ada 2 yaitu :
1) LeukoreaFisiologi
Menurut Prawirohardjo (2006), keputihan fisiologi atau alamiah biasanya
ditemukan pada :
a) Bayi baru lahir yang umurnya kira-kira sampai 10 hari, keputihan ini
disebabkan karena pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus
dan vaginajanin.
b) Waktu sekitar ovulasi, sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri
menjadi lebihencer.
c) Pada wanita dewasa dirangsang sebelum dan pada saat koitus,
keluarnya keputihan ini disebabkan karena pengeluaran trandusi dari
dindingvagina.
d) Waktu menarche karena pada saat ini mulai terdapat pengaruh hormon
estrogen.
e) Akseptor kontrasepsi IUD danpil.
2) LeukoreaPatologi akibat dari infeksi bakteri dan virus.

2.1.2 Etiologi
1. LeukoreaFisiologi
Penyebab keputihan berasal dari pengaruh hormone estrogen, pada saat
terjadi ovulasi pada wanita dewasa, pada saat dirangsang dan koitus dengan
kejadian yang alami
2. LeukoreaPatologi
Penyebab terjadinya keputihan bermacam-macam, dapat disebabkan oleh
adanya infeksi (oleh kuman, jamur, parasit, virus), adanya benda asing
dalam liang senggama, gangguan hormonal akibat mati haid, kelainan
didapat atau bawaan dari alat kelamin wanita, adanya kanker atau keganasan
pada alat kelamin, terutama dileher rahim.
2.1.3 Patofisiologi
Patofosiologi keputihan menurut Manuaba (2012), adalah sebagai berikut :
1. Berbau,gatal.
2. Berbuih.
3. Encer ataugumpalan.
4. Keputihan bercampurdarah.
5. Nyeri saat hubunganseksual.
Pathway KB IUD
IUD

Benda asing dari uterus

Reaksi radang Perubahan Terjadi Kurang


Cavum uteri rekasi kimia efek mekanik pengetahuan
tentang
prosedur
Fagosit meningkat Perubahan Erosi Kontraksi pemasangan
Reaksi endometrium uterus dan efek yg
Enzimatik terjadi
Perubahan uterus Spotting Iskemia
Endomentrium otot uterus
Perubahan Infeksi Ansietas
Keputihan endometrium Pelepasan
Meningkat Makrofag mediator
Nidasi tidak meningkat inflamasi
Infeksi pelvis terjadi
Menekan Stimulasi
Hipertermi sperma syaraf
simpatis &
Sperma dan ovum parasimpatis
Tidak bertemu
Persepsi
nyeri

2.1.4 Tanda dan Gejala


Tanda-tanda atau gejala leukorea atau yang biasa disebut dengan keputihan
menurut Prawirohardjo (2006) adalah sebagai berikut:
1. Gejala pada leukoreafisiologi
a) Cairan tidak berwarna(bening).
b) Tidakberbau.
c) Tidakberlebihan.
d) Tidak menimbulkankeluhan.
2. Gejala pada leukoreapatologi
a) Keputihan yang disertai rasa gatal, raum kulit dannyeri.
b) Sekret vagina yang bertambahbanyak.
c) Rasa panas saatkencing.
d) Sekret vagina berwarna putih danmenggumpal.
e) Berwarna putih keabu-abuan atau kuning danberbau.

2.1.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan leukorea atau keputihan pada akseptor KB IUD menurut
Abidin (2009) adalah :
1. Penatalaksanaan untuk leukoreafisiologi
a. Jelaskan pada klien tentang keputihan yang dialami dan kondisi IUD
yangdipakainya.
b. Jelaskan bagaimana cara menjaga daerah pribadi atau genetalianya agar
tetap bersih dankering.
c. Menjelaskan pada klien untuk tetap menggunakan kontrasepsi IUD
d. Beri dukungan moril padaibu.
e. Beri terapi keputihan yang dialami : Metronidazol 500 mg, Antibiotik
(Amoxilin 500mg).
2. Penatalaksanaan untuk leukoreapatologi
a. Jelaskan pada klien tentang keputihan yang dialaminya dan kondisi IUD
yangdipakainya.
b. Jelaskan bagaimana cara menjaga daerah pribadi atau genetalianya agar
tetap bersih dankering.
c. Jelaskan tentang hubunganseksual.
d. Beri dukungan moril padaibu.
e. Beri terapi keputihan atau leukorea patologi karena iritiasi vagina :
antibiotik (amoxilin 500 mg), kortikosteroid (cortison 50 mg), estrogen
(premarin 0,3mg).
BAB II
TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1. Pengkajian
Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Pengumpulan data
ini meliputi :
1) DataSubjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut dapat ditentukan nama
dengan informasi atau komunikasi (Nursalam,2009).
Data subjektif meliputi :
a. Biodata : Identitas pasien dan penanggungjawab (suami, ayah,
keluarga).
(1) Nama pasien dikaji untuk membedakan pasien satu dengan yang lain
agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
(2) Umur pasien dikaji untuk mengetahui adanya resiko, apabila dibawah
20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang dan jika lebih dari 35
tahun akseptor KB mendekatimenopause.
(3) Agama pasien dikaji untuk mengetahui keyakinan pasien untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalamberdoa.
(4) Suku pasien dikaji untuk mengetahui adat dan kebiasaan yang
berhubungan denganKB.
(5) Pendidikan pasien dikaji untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
denganpendidikannya.
(6) Pekerjaan pasien dikaji untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena mempengaruhi dalam pemenuhan gizipasien.
(7) Alamat pasien dikaji untuk mempermudah hubungan jika diperlukan
dalam keadaan mendesak sehingga bidan mengetahui tempat
tinggalpasien.
b. Keluhanutama
Mengetahui keluhan utama/alasan datang ke institusi pelayanan kesehatan
dan kunjungan saat ini apakah kunjungan pertama atau kunjungan ulang
(Muslihatun dkk, 2009). Keluhan pada akseptor KB IUD dengan
leukorea fisiologi adalah terdapat cairan putih yang berlebihan, tidak
terasa gatal dan tidak terasa panas, sedangkan pada leukorea patologi
adalah keputihan yang disertai rasa gatal, raum kulit dan nyeri, sekret
vagina yang bertambah banyak, rasa panas saat kencing, sekret vagina
berwarna putih dan menggumpal , berwarna putih keabu- abuan atau
kuning dan berbau (Prawirohardjo,2006).
c. RiwayatPerkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, perkawinan ke, umur klien saat
perkawinan dan lama perkawinan (Muslihatun dkk, 2009).
d. RiwayatMenstruasi
Meliputi siklus, lama menstruasi, dismenorea, perdarahan pervaginam dan
flour albus (Muslihatun dkk, 2009).
e. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu untuk mengetahui
jumlah paritas danabortus (Muslihatun dkk, 2009).
f. Riwayat keluargaberencana
Untuk mengetahui metode yang dipakai, waktu, tenaga dan tempat saat
pemasangan dan berhentinya, keluhan/alasan berhenti (Muslihatun dkk,
2009). Pada kasus akseptor KB IUD dengan leukorea fisioligis subyek
studi kasus menggunakan KB IUD dengan keluhan keluar cairan berlebih
dari vagina bening, tidak panas gatal dan berbau (Suratun, 2013).

g. Riwayatkesehatan
Untuk mengetahui riwayat penyakit sekarang seperti batuk, pilek ataupun
demam.Riwayat penyakit sistemik yang sedang atau pernah diderita
(penyakit jantung, hipertensi, DM, TBC, ginjal, ASMA, epilepsi, hati,
malaria, penyakit kelamin, HIV/AIDS).Riwayat penyakit sistemik
keluarga, riwayat penyakit ginekologi dan riwayat penyakit sekarang
(Muslihatun dkk, 2009).
h. Kebiasaansehari-hari
Untuk mengetahui kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga kebersihan
dirinya dan bagaimana pola makan sehari-hari apakah terpenuhi gizinya
atau tidak.
(1) Nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien dengan
mengamati adalah penurunan berat badan atau tidak padapasien.
(2) Eliminasi
Untuk mengetahui berapa kali BAB dan BAK, dan bagaimana
keseimbangan antara intake dan output.
(3) Istirahat
Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan malam. Pada kasus
akseptor KB IUD dengan leukorea fisiologi istirahat ibu terganggu
karena adanya rasa yang tidak nyaman.
(4) Aktifitas
Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari. Pada kasus akseptor KB
IUD dengan leukorea fisiologi aktifitas akan terganggu karena kondisi
tubuh yang tidak nyaman atau keadaan penyakit yangdialaminya.
(5) Personalhygiene
Untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien. Kebersihan perorangan
sangat penting agar terhindar dari penyakit kulit (Muslihatun dkk,
2009). Pada kasus akseptor KB IUD dengan leukorea personal
hygiene yang kurang tepat dapat menyebabkan keputihan atau
leukorea. Personal hygiene meliputi data berapa kali mandi, keramas
dan gosok gigi dalam sehari, cara cebok yang benar dari depan ke
belakang, bahan celana dalam dari katun dan ganti celana minimal 2
kali sehari (Suratun,2013).
(6) Polaseksual
Untuk mengetahui berapa frekuensi yang dilakukan ibu (Muslihatun
dkk, 2009). Pada kasus leukorea hubungan seksual terganggu karena
ibu merasa tidaknyaman.
(7) Keadaanpsikologis
Untuk mengetahui tentang perasaan ibu sekarang, apakah ibu merasa
takut atau cemas dengan keadaan sekarang (Nursalam, 2009).
2) DataObjektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga
kesehatan (Nursalam, 2009).
a. Statusgeneralis
(1) Keadaanumum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara keseluruhan dengan
kriteria baik yaitu apabila ibu mampu melakukan aktivitas secara
mandiri tanpa bantuan atau lemah apabila ibu tidak bisa melakukan
aktivitas secara mandiri (Matondang, 2013)
(2) Kesadaran
Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis yaitu
kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab pertanyaan
tentang keadaan sekelilingnya. Apatis adalah keadaan kesadaran
yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak
acuh. Delirium adalah gelisah, disorientasi, memberontak, berteriak-
teriak. Somnolen kesadaran menurun respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila
dirangsang. Stupor yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi respon
terhadap nyeri. Coma yaitu tidak bisa dibangunkan tidak ada respon
terhadap rangsangan apapun (Muslihatun dkk, 2009).
b. Tanda-tanda vital meliputi:
(1) Tekanandarah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi, tekanan
darah normal adalah 120/80 mmHg.
(2) Denyutjantung
Menilai kecepatan, irama suara jantung jelas dan teratur.Denyut
jantung normal pada orang dewasa adalah 60-80x/menit.
(3) Pernafasan
Menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1 menit. Respirasi
normal 40-60x/menit.
(4) Temperatur
Temperatur normal rektal axilla yaitu 37°C dan kulit 36,5°C.
c. PemeriksaanAntropometri
Menurut Nursalam (2009), pemeriksaan atropometri meliputi:
(1) Beratbadan : Untuk memantau berat badannaik atau turun.
(2) Panjang badan : Untuk mengukur tinggibadan.
d. Pemeriksaangeneralis
(1) Kepala danleher
Meliputi edema wajah, mata (kelopak mata pucat, warna sklera),
mulut (rahang pucat, kebersihan, keadaan gigi, karies, karang,
tonsil), leher (pembesaran kelenjar tyroid, pembuluh limfe)
(Muslihatun dkk,2009).
(2) Muka
Pada daerah wajah/muka dilihat simetris atau tidak, apakah warna
kulitnya, ekspresi wajahnya, dan pembengkakan daerah wajah dan
kelopak mata. Dilanjutkan inspeksi konjungtiva untuk mengetahui
ada tidaknya kemerahan atau anemia (Muslihatun dkk, 2009).
(3) Mata
Pemeriksaan mata dilakukan dengan inspeksi bola mata, kelopak
mata, konjungtiva, sklera, dan pupil.(Muslihatun dkk,2009).
(4) Telinga
Pengkajian telinga secara umum bertujuan untuk mengetahui
keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga/membran
timpani, dan pendengaran (Muslihatun dkk, 2009).
(5) Hidung
Hidung dikaji dengan tujuan untuk mengetahui keadaan bentuk dan
fungsi hidung. Pengkajian hidung mulai dari bagian luar, bagian
dalam kemudian sinus-sinus. Pada pemeriksaan hidung juga dilihat
apakah ada polip dan kebersihannya (Muslihatun dkk,2009).
(6) Mulut danfaring
Pengkajian mulut dan faring dilakukan dengan posisi pasien duduk.
Pengkajian dimulai dengan mengamati bibir, gudi, lidah, selaput
lendir, pipi bagian dalam, lantai dasar mulut, dan palatum kemudian
faring (Muslihatun dkk, 2009).
(7) Leher
Apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau tyroid, tumor dan
pembesaran kelenjar getah bening (Muslihatun dkk, 2009).

(8) Payudara
Meliputi bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi areola, keadaan puting
susu, retraksi, adanya benjolan/massa yang mencurigakan,
pengeluaran cairan dan pembesaran kelenjar limfe ( Muslihatun
dkk,2009)
(9) Abdomen
Meliputi adanya bentuk, adanya bekas luka, benjolan/masa tumor,
pembesaran hepar, nyeri tekan (Muslihatun dkk, 2009).
e. Pemeriksaan vulvavagina
(1) Pemeriksaanvulva
Untuk mengetahui adanya perdarahan dan adanya pengeluaran
pervaginam.Pada kasus akseptor KB IUD dengan leukorea fisiologi
dilakukan pemeriksaan inspeksi vulva terlihat cairan berupa lendir
kental, jernih dan tidak berbau, labia mayora dan minora tidak
odema (Suratun,2013).
(2) Inspekulo
Untuk mengetahui keadaan servik (cairan/darah, luka, peradangan
atau tanda-tanda keganasan, keadaan dinding vagina, posisi benang
IUD (Muslihatun dkk, 2009). Pada kasus akseptor KB IUD dengan
leukorea fisiologi adalah terdapat cairan putih yang berlebihan
(Suratun, 2013)
(3) Pemeriksaan penunjang danlaboratorium
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa, apabila
diperlukan misalnya pemeriksaan laboratorium.
Pada kasus akseptor KB IUD dengan leukorea fisiologi dilakukan
pemeriksaan pap smear (Muslihatun dkk, 2009).

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Kecemasan berhubungan dengan stress terhadap perubahan status
kesehatannya.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi vulva
hygiene.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Leukorea berlebih.
2.2.3 Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional

1. Kecemasan Tujuan : Kecemasan terkontrol 1. Gunakan pendekatan yang 1. Untuk membina hubungan
berhubungan dengan Kriteria hasil : menenangkan saling percaya
stress terhadap - Klien mampu 2. Jelaskan semua prosedur dan 2. Pengetahuan tentang
perubahan status mengidentifikasi dan apa yang dirasakan selama prosedur mengurangi rasa
kesehatannya. mengungkapkan gejala cemas prosedur cemas
- Mengidentifikasi, 3. Ukur tanda – tanda vital 3. Untuk mengetahui status
mengungkapkandan kesehatan klien
menunjukkan tehnik untuk 4. Temani pasien untuk 4. Untuk mengurangi rasa
mengontol cemas memberikan keamanan dan cemas
- Vital sign dalam batas normal mengurangi takut
Postur tubuh, ekspresi wajah, 5. Berikan informasi faktual 5. Informasi tentang penyakit
bahasa tubuh dan tingkat mengenai diagnosis, dapat mengurangi nyeri
aktivitas menunjukkan tindakan prognosis
berkurangnya kecemasan 6. Libatkan keluarga untuk 6. Dukungan keluarga sangat
mendampingi klien berperan dalam
menurunkan nyeri
7. Instruksikan pada pasien 7. Teknik relaksasi membantu
untuk menggunakan tehnik mengurangi nyeri
relaksasi
8. Identifikasi tingkat 8. Untuk mengetahui tingkat
kecemasan kecemasan
9. Bantu pasien mengenal 9. Menjaga kelembaban
situasi yang menimbulkan daerah genetalia dan
kecemasan menjaga kelembaban dan
tetap kering serta
mencegah infeksi
2 Kurang pengetahuan Tujuan : 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Untuk mengetahui sejauh
berhubungan dengan Klien paham tentang proses pasien dan keluarga mana pengetahuan pasien
kurangnya informasi penyakitnya dan keluarga tentang
vulva hygiene. Kriteria hasil : penyakitnya.
- Pasien dan keluarga
menyatakan pemahaman 2. Jelaskan tentang proses 2. Informasi tentang
tentang penyakit, kondisi, penyakit : defenisi, tanda dan penyakitnya menambah
prognosis dan program gejala yang biasa muncul pengetahuan.
pengobatan pada penyakit, dengan cara
- Pasien dan keluarga mampu yang tepat
melaksanakan prosedur yang 3. Identifikasi kemungkinan 3. Penyebab dapat
dijelaskan secara benar penyebab, dengan cara yang ditimbulkan bersifat
- Pasien dan keluarga mampu tepat fisiologi atau patologi
menjelaskan kembali apa yang 4. Diskusikan pilihan terapi 4. Penanganan yang tepat
dijelaskan perawat/tim atau penanganan dapat mengurangi dampak
kesehatan lainnya resiko jika tidak dilakukan
vulva hygiene
3. Resiko infeksi Tujuan : 1. Pertahankan teknik aseptif 1. Untuk mengurangi resiko
berhubungan dengan Infeksi tidak terjadi infeksi.
Leukorea berlebih Kriteria hasil : 2. Cuci tangan setiap sebelum 2. Untuk mengurangi
- Klien bebas dari tanda dan dan sesudah tindakan penyebaran infeksi
gejala infeksi 3. Anjurkan klien untuk rajin
- Menunjukkan kemampuan mengganti pakaian dalam. 3. Untuk mengurangi
untuk mencegah timbulnya 4. Monitor tanda dan gejala terjadinya infeksi
infeksi infeksi 4. Untuk mengetahui lebih
- Jumlah leukosit dalam batas dini tanda dan geajala
normal infeksi dapat mengurangi
- Menunjukkan perilaku hidup 5. Kaji tanda-tanda terjadinya resiko terjadinya infeksi
sehat inflamasi 5. Proses
- Status imun, gastrointestinal, inflamasimenandakan
genitourinaria dalam batas 6. Kolaborasikan pemberian terjadinya infeksi
normal antibiotik dengan dokter 6. Untuk menghilangkan
infeksi
2.2.4 Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah
dilakukan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali
proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum
terlaksana (Yulifah dan Surachmindari, 2014). Evaluasi yang diharapkan setelah
diberikan asuhan kebidanan pada akseptor kontrasepsi IUD dengan leukorea
fisiologi adalah ibu mengetahui tentang penyebab leukorea fisiologi dan ibu
tetap menggunakan KB IUD, Leukorea teratasi/sembuh.

Data Perkembangan menggunakan SOAP


Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan dengan menggunakan SOAP,
yaitu :
S (Subjektif) : menggambarkan pendokumentasianhasil pengumpulan data
klien melalui anamnesa.
O(Objektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan
keperawatan.
A(Asessment) : menggambarkan pendokumentasianhasil analisis dan
interpretasi data subyektif dan data obyektif dalam suatu
identifikasi :
P(Planning) : Menggambarkan pendokumentasiandari tindakan dan evaluasi,
perencanaan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
1 Data Subyektif
a. IdentitasPasien
Nama : Ny. T
Umur : 41tahun
JenisKelamin :Perempuan
Alamat : marbun
Agama :kristen protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir :SMA
Tanggal Pengkajian : 28 Oktober2022
b. Identitas Penanggung/Suami
Nama : Tn. M
Umur : 47tahun
JenisKelamin :Laki-laki
Agama :kristen
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Pendidikan Terakhir :SMA
Status :Menikah
SukuBangsa :Batak/Indonesia
Alamat : marbun
Hubungan dengan pasien : SuamiPasien
c. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ada rasa tidak nyaman menggunakan spiraldimana pada
kemaluannya keluar lendir berwarna putih dan kental dalam jumlah banyak
tetapi tidak merasa gatal dan berbau sejak 3 hari yang lalu tanggal
26Oktober2021dan ingin tetap menggunakanspiral dan merasa khawatir
dengan banyaknya keputihan yang dialaminya..
d. RiwayatMenstruasi
Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama kali pada umur 14tahun.
Siklus : Ibu mengatakan siklusnya 28hari.
Banyaknya : Ibu mengatakan banyaknya 2 kaliganti pembalut/hari.
Lama : Ibu mengatakan lamanya 5-6hari.
Teratur/Tidak : Ibu mengatakan menstruasiteratur.
SifatDarah :Ibumengatakandarahhaidnyaencerdan berwarna merah
Dismenorhoe : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada
saatmenstruasi.
e. Riwayat Perkawinan :
Ibu mengatakan perkawinan sah, menikah 1 kali, kawin umur 22 tahun
dengan suami umur 29 tahun lamanya 19 tahun, jumlah anak 2 orang.

f. Riwayat ObstetriLalu

Tgl Jenis Komplikasi Bayi Nifas


No Usia Tempat Penolong
lahir persali Lakta Kead
kehamilan persali Ibu Bayi Jk BB/PB Keadaan
anak nan si aan
nan
3000gr
1 1998 Aterm Bidan Spontan Bidan - - L baik baik baik
50cm
3500gr
2 2000 Aterm Bidan Spontan Bidan - - Pr baik baik baik
40cm

g. Riwayat KB
1) MacamPesertaKB : Pengguna KBLama.
2) Metode yangpernahdipakai :
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama, ibu menggunakan KB
IUD selama 5 tahun dan tidak ada keluhan apapun. Kemudian ibu berhenti
menggunakan KB IUD karena ingin hamil lagi. Setelah kelahiran anak
kedua ibu menggunakan KB IUD lagi selama 5 tahun dan pada tahun 2018
lepas untuk ganti IUD yang baru dan IUD ini baru dipasang 1 tahun yang
lalu ibu mengeluh keluar lendir yang cukup banyak tidak berbau dan tidak
terasa gatal dari kemaluannya, sejak 3 hari yang lalu.
h. RiwayatPenyakit
1) Riwayat PenyakitSekarang
Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita sakit
seperti batuk, pilek ataupun demam.
2) Riwayat Penyakit Sistemik
a) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernahmerasa nyeri pada dada
bagian kiri, tidak berdebar, tidak cepat lelah dan tidak keluar keringat
dingin saat beraktifitas.
b) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernahmerasa sakit pada pinggang
kanan atau kiri, atau nyeri saat BAK.
c) Asma/TBC : Ibu mengatakan tidak pernah sesaknafas dan tidak batuk
berdahakyang berkepanjangan lebih dari 2minggu.
d) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata dan kukujari tangan maupun
kaki tidak pernah kuning.
e) DM : Ibu mengatakan tidak mudah lapardan haus di malam hari
dan tidak pernah BAK lebih dari 7 kali pada malam hari
f) Hipertensi : Ibu mengatakan hasil tensinyatidak pernah lebih dari
140/90 mmHg.
g) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernahmenderita kejang mendadak
disertai dengan keluar busa dari mulut.
h) Lain-lain :Ibu mengatakan tidak menderita penyakit lain seperti
HIV/AIDS.
3) Riwayat Kebiasaan sehari-hari
a) Pola Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi cukup banyak (nasi,
lauk pauk, dan sayur) serta minum 6-8 gelas air putih dan teh
b) Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari konsistensi lunak, warna kuning,
dan tidak ada konstipasi. BAK 5-6 kali sehari warna kuning jernih dan
tidak ada keluhan saat BAK.
c) PersonalHygiene
Sebelum mengalami leukorea Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari,
ganti baju 2 kali dan ganti celana dalam 2 kali setelah mandi,
BAB/BAK dibersihkan dengan air bersih, dan selama ini ibu belum
mengetahui cara cebok yangbenar, sedangkan setelah mengalamai
leukoreaIbu mengatakan ganti celana dalam 3 sampai 4 kali setelah
mandi ataupun setelah BAK. BAB/BAK dibersihkan dengan air bersih,
dan belum mengetahui cara cebok yang benar.
d) Pola Istirahat dantidur
Sebelum mengalami leukorea Ibu mengatakan tidur siang kadang-
kadang ± 1 jam dan tidur malam 7-8 jam sedangkan setelah
mengalami leukorea Ibu mengatakan susah untuk tidur karena merasa
tidak nyaman.
e) Pola Aktivitas
Sebelum mengalami leukorea Ibu mengatakan dirumah melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah,
mencuci baju, menyetrika sedangkan setelah mengalami leukoreaIbu
mengatakan beraktivitas seperti biasa tapi sedikit terganggu karena
merasa tidak nyaman.
f) Pola hubunganseksual
Sebelum mengalami leukorea Ibu mengatakan melakukan hubungan
seksual 1-2 kali seminggu, baik ibu maupun suami tidak ada keluhan
apapun sedangkan setelah mengalami leukoreaIbu mengatakan tidak
melakukan hubungan seksual karena merasa tidak nyaman.
g) DataPsikologis
Ibu mengatakan cemas dengan keputihan yang dialaminya sekarang
2 Data Objektif
a PemeriksaanUmum
Kesadaran : CM
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
BB : 55,5 kg
TB : 160 cm
Suhu : 36,4oC
b PemeriksaanKhusus
1) Kepala.
a) Rambut : Warna rambut hitam danbersih, tidak ada ketombe dan
rontok sedikit
b) Muka : tidak pucat
c) Mata :
(1) Oedem : Tidak oedem
(2) Conjungtiva : Merah muda
(3) Sklera : Putih
d) Hidung : Bersih, tidak secret dan tidak ada benjolan
e) Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
f) Mulut/gigi/gusi : Bersih, bibir tidak pucat, gigi tidak ada caries, dan
gusi tidak berdarah
2) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, tidak
ada bendunganvenajugularis.
3) Dada : pergerakan dinding dada sama
4) Payudara : Normal, tidak ada pembengkakan , Abdomen : Tidak terkaji
5) Anogenitalia
a) Vulva hygiene : tidak ada varices dan kemerahan, keluar cairan
berwarna putih, kental, bening, tidak berbau dan jumlah yang banyak
b) Inspekulo
(1) Vulva : ada cairan berwarna putih, kental, bening, tidak berbau
dan jumlah yang banyak
(2) Vagina : tidak ada kemerahan atau infeksi
(3) Portio / servik : tampak benang IUD dan tidak ada erosi portio
c) Anus : haemoroid tidak ada
6) Ekstremitas : Tidak ada oedem danvarices
7) Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan.
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : Stress terhadap Kecemasan
- Klien mengatakan ada rasa tidak perubahan status
nyaman menggunakan spiral kesehatannya.
dimana pada kemaluannya keluar
lendir berwarna putih dan kental
dalam jumlah banyak dan tidak
gatal sejak 3 hari yang lalu.

DO :
- Klien tampak gelisah
- Tampak keluar lendir berwarna putih
dan berbau.
- TD : 110/80mmHg, N : 80x/menit,
RR : 20x/menit, T : 36,40C

2. DS : Kurangnya informasi Kurang


- Klien mengatakan tidak mengetahui tentang vulva pengetahuan
tentang cara membersihkan hygiene
kemaluan yang benar.
DO :
- Klien tampak bingung saat keluar
lendir berwarna putih dan berbau.
3. DS : Leukorea berlebih Resiko infeksi
- Klien mengatakan tidak mengetahui
tentang cara membersihkan
kemaluan yang benar.
DO :
- Klien tampak bingung saat keluar
lendir berwarna putih dan berbau.
-

3.2. Diagnosa Keperawatan


1. Kecemasan berhubungan dengan stress terhadap perubahan status kesehatannya.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang vulva
hygiene.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Leukorea berlebih.
3.3. Perencanaan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Kecemasan Tujuan : Kecemasan terkontrol 10. Gunakan pendekatan 10. Untuk membina
berhubungan Kriteria hasil : yang menenangkan hubungan saling percaya
dengan stress - Klien mampu 11. Jelaskan semua prosedur 11. Pengetahuan tentang
terhadap mengidentifikasi dan dan apa yang dirasakan prosedur mengurangi rasa
perubahan status mengungkapkan gejala cemas selama prosedur cemas
kesehatannya. - Mengidentifikasi, 12. Ukur tanda – tanda vital 12. Untuk mengetahui status
mengungkapkan dan kesehatan klien
menunjukkan tehnik untuk 13. Temani pasien untuk 13. Untuk mengurangi rasa
mengontol cemas memberikan keamanan dan cemas
- Vital sign dalam batas normal mengurangi takut
(TD : 110/80 mmHg, N : 14. Berikan informasi faktual 14. Informasi tentang
80x/menit, RR : 20 x/menit, mengenai diagnosis, penyakit dapat mengurangi
BB : 55,5 kg, TB : 160 cm, tindakan prognosis nyeri
Suhu : 36,40C), postur tubuh, 15. Libatkan keluarga untuk
ekspresi wajah, bahasa tubuh mendampingi klien 15. Dukungan keluarga
dan tingkat aktivitas sangat berperan dalam
menunjukkan berkurangnya 16. Instruksikan pada pasien menurunkan nyeri
kecemasan untuk menggunakan tehnik 16. Teknik relaksasi
relaksasi membantu mengurangi
17. Identifikasi tingkat nyeri
kecemasan
18. Bantu pasien mengenal 17. Untuk mengetahui
situasi yang menimbulkan tingkat kecemasan
kecemasan 18. Menjaga kelembaban
daerah genetalia dan
menjaga kelembaban dan
tetap kering serta
mencegah infeksi

2 Kurang Tujuan : 5. Kaji tingkat pengetahuan 5. Untuk mengetahui sejauh


pengetahuan Klien paham tentang proses pasien dan keluarga mana pengetahuan pasien
berhubungan penyakitnya dan keluarga tentang
dengan kurangnya Kriteria hasil : penyakitnya.
informasi vulva - Pasien dan keluarga
hygiene. menyatakan pemahaman 6. Jelaskan tentang proses 6. Informasi tentang
tentang penyakit, kondisi, penyakit : defenisi, tanda dan penyakitnya menambah
prognosis dan program gejala yang biasa muncul pengetahuan.
pengobatan pada penyakit, dengan cara
- Pasien dan keluarga mampu yang tepat
melaksanakan prosedur yang 7. Identifikasi kemungkinan 7. Penyebab dapat
dijelaskan secara benar penyebab, dengan cara yang ditimbulkan bersifat
- Pasien dan keluarga mampu tepat fisiologi atau patologi
menjelaskan kembali apa yang 8. Diskusikan pilihan terapi 8. Penanganan yang tepat
dijelaskan perawat/tim atau penanganan dapat mengurangi dampak
kesehatan lainnya resiko jika tidak dilakukan
vulva hygiene
3. Resiko infeksi Tujuan : 7. Pertahankan teknik aseptif 1. Untuk mengurangi resiko
berhubungan Infeksi tidak terjadi infeksi.
dengan Leukorea Kriteria hasil : 8. Cuci tangan setiap sebelum 2. Untuk mengurangi
berlebih - Klien bebas dari tanda dan dan sesudah tindakan penyebaran infeksi
gejala infeksi 9. Anjurkan klien untuk rajin
- Menunjukkan kemampuan mengganti pakaian dalam. 3. Untuk mengurangi
untuk mencegah timbulnya 10. Monitor tanda dan gejala terjadinya infeksi
infeksi infeksi 4. Untuk mengetahui lebih
- Jumlah leukosit dalam batas dini tanda dan geajala
normal infeksi dapat mengurangi
- Menunjukkan perilaku hidup 11. Kaji tanda-tanda terjadinya resiko terjadinya infeksi
sehat inflamasi 5. Proses
- Status imun, gastrointestinal, inflamasimenandakan
genitourinaria dalam batas 12. Kolaborasikan pemberian terjadinya infeksi
normal antibiotik dengan dokter 6. Untuk menghilangkan
infeksi
3.4. Implementasi dan Evaluasi
No Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

1. 28-10- Kecemasan berhubungan 1. Menggunakan pendekatan yang S:


2022 dengan stress terhadap menenangkan Klien mengatakan tidak merasa
perubahan status 2. Menjelaskan semua prosedur dan apa khawatir lagi tentang keputihan
kesehatannya yang dirasakan selama prosedur yang dialaminya.
3. Mengukur tanda-tanda vital O:
4. Menemani pasien untuk memberikan - Klien tampak tenang
keamanan dan mengurangi takut - Leukorea berkurang
5. Memberikan informasi faktual - Klien mampu mengungkapkan
mengenai diagnosis, tindakan perasaannya ketika merasa
prognosis cemas
6. Meliibatkan keluarga untuk - Tanda-tanda vital dalam batas
mendampingi klien normal
7. Menginstruksikan pada pasien untuk TD : 120/80 mmHg, HR : 78
menggunakan tehnik relaksasi x/menit, RR : 18 x/menit, T :
8. Mengidentifikasi tingkat kecemasan 36,80C
9. Membantu pasien mengenal situasi A:
yang menimbulkan kecemasan Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan (3,4,6,7,8,9)
2. 28-10- Kurang pengetahuan 1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien S:
2022 berhubungan dengan dan keluarga Klien mengatakan sudah mengerti
kurangnya informasi 2. Menjelaskan tentang proses penyakit : tentang penyakit yang dialaminya
vulva hygiene. defenisi, tanda dan gejala yang biasa dan cara mengatasinya.
muncul pada penyakit, dengan cara O:
yang tepat Klien tampak mengerti tentang
3. Mengidentifikasi kemungkinan proses penyakit yang sudah
penyebab, dengan cara yang tepat dijelaskan
4. Mendiskusikan pilihan terapi atau A :Masalah teratasi
penanganan P : Intervensi dihentikan
3 28-10- Resikoinfeksi 1. Mempertahankan teknik aseptif S:
2022 berhubungan dengan 2. Mencuci tangan setiap sebelum dan Klien mengatakan keputihan
Leukorea berlebih sesudah tindakan berkurang, tidak ada gatal dan
3. Menganjurkan klien untuk rajin tidak berbau
mengganti pakaian dalam. O:
4. Mengajarkan cara melakukan vulva - Keputihan berkurang
hygiene seperti membersihkan dengan - Tidak ditemukan adanya tanda-
air rebusan daun sirih. tanda inflamasi/infeksi
5. Mengkaji tanda-tanda terjadinya A : Masalah teratasi sebagian
inflamasi P : Intervensi dilanjutkan
6. Mengkolaborasikan pemberian (1,2,3,4,5,6)
antibiotik dengan dokter

Anda mungkin juga menyukai