Askep Komunitas Hipertensi
Askep Komunitas Hipertensi
Dosen Pembimbing :
Suhariyati, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Disusun Oleh :
Kelompok 5
PRODI S 1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Hipertensi pada
Lansia ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas. Makalah ini berisikan tentang informasi
mengenai bagaimana hipertensi dialami oleh banyak masyarakat ini, dan besar
harapan kami bila makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak kesulitan yang kami hadapi.
Namun berkat bimbingan dari Dosen, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Kami menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum
seberapa dan masih banyak belajar dalam membuat makalah. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini
menjadi lebih baik dan berdaya guna. Harapan kami, mudah-mudahan makalah ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan
meningkatnya umur dan Tekanan Darah meninggi. Hipertensi menjadi
masalah pada lanjut usia karena sering ditemukan dan menjadi fakfor utama
stroke, payah jantung dan penyakit jantung dan ceroba vaskuler. Secara nyata
kematian karena CUD, morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun dengan
pengobatan hipertensi. Saat ini penelitian longitudinal telah membuktikan hal
ini pada pengobatan hipertensi diastolic.
1. 2 Rumusan Masalah
1. 3 Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah penulis ingin memperoleh
pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
dengan hipertensi dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan adalah makalah ini adalah dihahapkan penulis
mampu :
a. Untuk mengetahui definisi hipertensi
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya hipertensi pada lansia
c. Untuk mengetahui klasifikasi hipertensi
d. Untuk mengetahui jalannya penyakit atau patofisiologi hipertensi
e. Untuk megetahui manifestasi pada hipertensi
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit hipertensi
g. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic
h. Untuk mengetahui komplikasi pada penyakit hipertensi
i. Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada lansia
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi penderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit syaraf, ginjal ,dan pembuluh darah serta makin tinggi tekanan darah,
makin besar resikonya. (Sylvia A. Price)
2.2Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Hipertensi primer / esensial
Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa
faktor penunjang antara lain :
a. Herediter
b. Lingkungan
c. Hiperaktivitas
d. Susunan syaraf simpatis
e. Sistem rennin ongiotensin
f. Defek dalam mensekresi Na
g. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti : alcohol, merokok
serta polistemia, stress (Ignativicius, 1991 : 2197).
2. Hipertensi sekunder / hipertensi renal
Yaitu terhadap sekitar 5% kasus penyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperal
dias teronisme primer dan sindrom cushing, feokromasitoma, koarktasio
aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, penggunaan
konstrasepsi oral, penyakit renal vaskuler dan renal parendrymal, kelainan
endokrin, tumor otak, encephalitis, peningkatan volume introvaskuler, luka
bakar.
Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :
1. Hipertensi pada tekanan sistolik sama / lebih besar dari 140 mmHg /
tekanan diastolic sama / lebih besar dari 140 mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg,
dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada:
1. eleastisitas dinding aorta menurun
2. katup jantung menebal dan menjadi kaku
3. kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. kehilangan elastisitas pembuluh darah ,hal ini terjadi karena kurangnya
efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. meningkatknya resistensi pembuluh darah perifer.
2.3 Klasifikasi
Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg
optimal < 120 < 80
Normal 120-129 80-84
High normal 130-139 85-89
Hipertensi I
grade 1 (ringan) 140-159 90-99
grade 2 (sedang) 160-179 100-109
grade 3 (berat) 180-209 110-119
grade 4 (sangat berat) > 210 > 120
2.4 Patofisiologi
Tekanan darah yang meningkat pada penyakit hipertensi menyebabkan
aliran darah meningkat. Sehingga dalam pembuluh darah terjadi sclerosis
yang kemudian aliran darah tersebut menjadi statis (adanya retensi garam).
Hal tersebut menyebabkan peningkatan kerja jantung yang ditandai dengan
peningkatan kontraksi otot jantung sehingga otot jantung mengalami
pembesaran dan mengakibatkan penurunan cardiac output.
Peningkatan TD dapat menyebabkan sclerosis yang menimbulkan
pengecilan pembuluh darah. Jika dalam serebral terjadi peningkatan vaskuler
(aliran darah) karena adanya peningkatan ini menyebabkan aliran darah turun,
sehingga suplai darah ke otak kurang dan dapat terjadi nyeri.
Karena suplai darah ke otak berkurang maka O2 yang diedarkan oleh
darah ke otak menjadi berkurang pula, sehingga terjadi gangguan perfusi
jaringan. Dampak hipertensi pada ginjal terjadi vaskontriksi pembuluh darah
ginjal yang menyebabkan penurunan aliran darah. Hal ini menyebabkan
rennin (yang merupakan enzim yang disekresi oleh sel junkta glomerulus
ginjal) bekerja pada substratnya berupa pembentukan engiotensin peptida II
yang berpengaruh terhadap aldosteron untuk mengikat natrium dan air ke inter
stisial, hal tersebut mengakibatkan peningkatan volume cairan dalam tubuh,
(Price & Wilson, 1995)
Dengan adanya penurunan suplai O2 ke otak maka kebutuhan otak akan
O2 berkurang. Hal tersebut dapat menyebabkan pingsan pada akhirnya akan
terjadi resiko injuri. (Ganong, 2003)
2.5 Pathway
- Umur
- Obesity
- Jenis kelamin
- Gaya hidup
Hipertensi
Aliran darah
COP Pingsan Gangguan
perfusi Tekanan
jaringan pembuluh
Respon renin darah otak
angiotensin & Resiko
aldosteron tinggi
injuri
Nyeri tekan
Aldesteron
Nyeri
Retensi Na
Edema
Kelebihan
volume cairan
2.6 Manifestasi
1. Neurologi
a. Pusing / migraine
b. Penurunan kemampuan berbicara
c. Disfungsi sistem syaraf
d. Infeksi serebral
e. Infark otak
f. Perdarahan serebral
g. Edema cerebral
h. Stroke
i. Hemiplegia
2. Gastro intestinal
a. Mual
b. Muntah
3. Urologi
a. Poliuria
b. Nokturia
c. Hematuria mikroskopik
d. Polidipsi
e. Gagal ginjal
f. Proteinuria
4. Kardiovaskuler
a. Mycocardiac infark
5. Respiratorius
a. Sesak nafas
6. Psikologis
a. Mudah marah
b. Cemas
c. Sulit tidur
7. Sensori
a. Gangguan tajam pengelihatan
b. Pandangan akbur
c. Kebutaan
d. Retinopati
2.7 Penatalaksanaan
1. Pencegahan primer
Faktor resiko hipertensi antara lain:
Tekanan darah diatas rata-rata, adanyan hipertensi pada anamnesis keluarga,
ras (negro), takikardi, obesitas, dan konsumsi garam yang berlebihan
dianjurkan untuk:
a. mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar
tidak terjadi hiperkolesterolimia, diabetes mellitus, dsb.
b. dilarang merokok atau menghentikan merokok
c. merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d. melakukan excercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita
hipertensi berupa:
a. pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengn obat
maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
b. harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara
normal dan stabil mungkin.
c. faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang harus di kontrol
d. batasi aktifitas
3. Pencegahan Tersier
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
a. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi ringan dan berat.terapi
tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan penderita hipertensi adalah :
1. Retriksi garam secara moderat dari 10gr/hari menjadi 5gr/hari
2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah dianjurkan untuk
penderita hipertensi. Macam olahraganya yaitu isotonis dan dinamis
seperti lari, jogging, bersepeda , berenang dan lain-lain.
Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobik
atau 72-87% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona
latihan frekuensi latihan sebaiknya 3x/minggu dan paling baik
5x/minggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1. Teknik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu teknik yang dipakai untuk menunjukan
pada subjek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar
oleh subjek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama
dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan
migrain , juga untu7k gangguan psikologis seperti kecemasan dan
keteganggan.
2. Teknik Relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh
menjadi rileks.
2.9 Komplikasi
Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu jika
tekanan diastolic 130 mmHg atau pada kenaikan tekanan darah yang
terjadi secara mendadak dan tinggi.
Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang terjadi adalah pada
mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan
pengelihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan
yang sering ditemukan pada hipertensi berat disamping kelainan koroner dan
miokardio. Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh
pecahnya mikroorganisme yang dapat mengakibatkan kematian. Kelainan lain
yang dapat terjadi adalah proses tromboembali dan serangan iskemia otak
sementara (transisent ischeemic attack). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai
komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses akut pada hipertensi
maligna.
2. Analisa Data
NO. DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
1. DS : Resiko tinggi Kurangnya
1. Dari hasil wawancara peningkatan pengetahuan
dengan ketua RW 1 angka kejadian
mengatakan bahwa rata- hipertensi pada
rata lansia yang lansia
menderita hipertensi
sekitar 50 %
DO :
1. Berdasarkan data dari
puskesmas mojolaban
pada bulan Maret sampai
bulan Mei di kelurahan
bekonang dukuh
mojosari RW 1 45%
Lansia menderita
hipertensi.
2. 85% kemampuan lansia
dalam mengenali secara
dini penyakit hipertensi
kurang baik.
3. 40% warga yang menderita
hipertensi tidak pernah
mendapatkan penyuluhan
tentang hipertensi
3. Diagnosis Keperawatan
1. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada lansia berhubungan
dengan Kurangnya pengetahuan
4. Intervensi
Data Diagnosa Tujuan Noc Nic
Masalah Kesehatan Domain 1 : Tujuan : Prevensi Primer Prevensi Primer;
Resiko peningkatan Promosi Kesehatan
hipertensi pada lansia Berkurangnya perilaku Domain IV Pengetahuan Domain 3; Perilaku
Hasil angket : Kelas 2; berisiko meningkatnya kesehatan dan perilaku.
Manajemen hipertensi dan Kelas S; Pengetahuan Kelas S; Edukasi klien
1. 85% kemampuan Kesehatan meningkatnya efektifitas kesehatan 5510: Pendidikan
kesehatan (210)
lansia dalam mengenali Defisiensi kesehatan pemeliharaan kesehatan
5520: Memfasilitasi
komunitas (00215).
secara dini penyakit pada agregat resiko Level 3: Intervensi pembelajaran (244).
Perilaku kesehatan
hipertensi kurang baik. meningkatnya hipertensi 1844: Pengetahuan; 5604: Pengajaran
cenderung berisiko
2. 40% warga yang manajemen sakit akut. kelompok (372)
(00188).
1803: Pengetahuan; 5618: Pengajaran
menderita hipertensi tidak Ketidakefektifa
proses penyakit. prosedur/tindakan
pemeliharaan
pernah mendapatkan 1805: Pengetahuan; (371).
kesehatan (00099).
penyuluhan tentang perilaku sehat.
1823: Pengetahuan; Domain 4; Keamanan
hipertensi promosi kesehatan.
Kelas U; Manajemen
3. Berdasarkan data 1854: Pengetahuan;
diet sehat krisis
dari puskesmas
1855: Pengetahuan; 6240: P3K (194)
mojolaban pada bulan gaya hidup sehat.
6366:Triase; telepon
Maret sampai bulan Mei (399)
di kelurahan bekonang
dukuh mojosari RW 1 Domain 7; Komunitas
45% Lansia menderita Kelas C; Promosi
hipertensi. kesehatan
komunitas
Level 3: Intervensi
7320: Manajemen
kasus (113).
8500: Pengembangan
kesehatan masyarakat
(129).
8700:Pengembangan
program (313).
8750: Pemasaran
sosial di masyarakat
(351).
Prevensi sekunder Prevensi sekunder;
Domain IV; Domain 3: Perilaku
Pengetahuan
kesehatan dan perilaku. Kelas O; Terapi perilaku
Level 3; Intervensi
Kelas Q; Perilaku sehat 4350:Manajemen
perilaku (92)
Level 3: Intervensi
4360:Modifikasi
1600:Kepatuhan perilaku (95)
perilaku
1621:Kepatuhan
Kelas V; Manajemen
perilaku; diet sehat.
1602:Perilaku resiko
promosi kesehatan . Level 3; Intervensi
1603:Pencarian
perilaku sehat . 6486:Manajemen
1606:Partisipasi lingkungan;
dalam pengambilan keamanan (179).
keputusan perawatan
kesehatan . Domain 6; Sistem
1608:Kontrol gejala .
kesehatan
Kelas R; Health Beliefs Kelas Y; Mediasi
2008:Status Kesehatan
kenyamanan.
2006:Status
Kelas D; Manajemen
kesehatan individu .
2000:Kualitas hidup resiko komunitas.
2005:Status 6520:Skrining
kesehatan peserta kesehatan (213)
didik .
Domain 6: Sistem
Kesehatan
Kelas B; Manajemen
informasi
7910: Konsultasi
(131).
7920:Dokumentasi
(151).
7980:Pencatatan
insidensi kasus
8080: Test diagnostik
.
8100:Rujukan (320).
BAB 3
3. 1 Kesimpulan
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi primer / esensial dan Hipertensi sekunder /
hipertensi renal. Di dalam menyusun asuhan keperawatan komunitas, dibutuhkan beberapa cara dalam pengumpulan data di
masyarakat.
3. 2 Saran
Diharapkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Lamongan fakultas kesehatan, prodi keperawatan dapat mempelajari
Makalah ini karena makalah ini berisikan tentang informasi mengenai asuhan keperawatan komunitas pada lansia yang
mengalami hipertensi yang sedang berkembangan dan apa yang harus dilakukan oleh perawat pada pasien yang memiliki
masalah hipertensi ini, dan besar harapan kami bila makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Serta dapat
membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih Bahasa oleh Monica Ester, (Ed. 8), EGC, Jakarta.
Doengoes, Marilyn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Terjemahan oleh I Made
Kassise (ed.I). EGC : Jakarta.
Ganang, William, F, 2002, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, (Ed.20), Alih bahasa oleh Brahm U Panit (et.al), EGC : Jakarta.
Isselbacher, Kurt, 2000, Horison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, EGC : Jakarta.
Price, Sylvia Anderson dan Wilson, Lorraine Mc. Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, (ed.4, buku 2),
Terjemahan oleh : Peter Anugrah, EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner dan Suddarth (ed.8, vol.2),
Terjemahan oleh Agung Waluyo, (et,all), EGC : Jakarta.
Nugroho, Wahyudi SKM, 2000, Keperawatan Gerontik (edisi 2), penerit buku Kedokteran EGC : Jakarta.