Anda di halaman 1dari 13

Tugas

Presentasi
Kelompok 8
Anggota Tim:
1. Vhilylia Angelieva
Natasya Enok
(711430123074)
2. Paskiran Diva
Kantale
(711430123106)
3. Angga Julius Farel
Sumolang
(711430123079)
Latar Belakang
Degeneratif merupakan proses berkurangnya fungsi sel saraf secara
bertahap tanpa sebab yang diketahui. Kondisi ini berakibat pada sel
saraf yang sebelumnya berfungsi normal menjadi lebih buruk
sehingga tidak berfungsi sama sekali. Proses degeneratif adalah
perubahan patologis pada sel, jaringan, atau organ yang dapat terjadi
akibat berbagai faktor seperti proses penuaan, tekanan mekanis,
inflamasi, atau kerusakan lingkungan. Proses degeneratif memiliki
beberapa tahapan yaitu degenerasi dan nekrosis sel, degenerasi dan
infiltrasi, nekrosis/kematian sel, perubahan morfologis pada nekrosis,
perkembangan jaringan nekrotik, gangrene serta kematian somatic
dan perubahan postmorten.
RumusAN Masalah
·Jelaskan tahapan dalam proses degeneratif tentang
degenerasi dan nekrosis sel!

·Jelaskan tahapan dalam proses degeneratif tentang


degenerasi dan infiltrasi!
·Jelaskan tahapan dalam proses degeneratif tentang
nekrosis/kematian sel!
·Jelaskan tahapan dalam proses degeneratif tentang
perubahan morfologis pada nekrosis!
·Jelaskan tahapan dalam proses degeneratif tentang
perubahan morfologis pada nekrosis!
RumusAN Masalah
·Jelaskan tahapan dalam proses degeneratif tentang
gangrene!

·Jelaskan tahapan dalam proses degeneratif tentang


kematian somatic dan perubahan postmortem!
A. Degenerasi dan
Nekrosis Sel
Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel yang terjadi
akibat cedera ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur dalam sel
seperti mitokondria dan sitoplasma akan mengganggu proses
metabolisme sel. Kerusakan ini sifatnya reversibel artinya bisa diperbaiki
apabila penyebabnya segera dihilangkan. Penyebab degenerasi sel yaitu
kekurangan oksigen, kekurangan nutrisi/malnutrisi, infeksi sel, respons
imun yang abnormal/reaksi imunologi, faktor fisik,
defect(cacat/kegagalan) genetic dan penuaan

Nekrosis adalah kondisi di mana sel-sel tubuh mengalami kerusakan.


Kondisi ini dapat menyebabkan kematian sel dan jaringan tubuh.
Nekrosis terjadi akibat infeksi, trauma, dan juga keracunan. Gejala
Nekrosis adalah kerusakan pada pembuluh darah. Suhu tubuh tidak
normal terlalu tinggi dan terlalu rendah
Nekrosis dapat disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal termasuk trauma mekanis (kerusakan fisik pada tubuh yang
menyebabkan kerusakan sel), kerusakan pembuluh darah (yang dapat
mencegah aliran darah ke jaringan yang sesuai), dan iskemia, yaitu
pengurangan darah yang dapat menyebabkan perubahan pada efek fungsi
seluler normal dan suhu tubuh yang terlalu tinggi atau terlalu rendah juga
dapat menyebabkan gangguan fungsi sel hingga nekrosis. Sedangkan, faktor
internal penyebab nekrosis adalah gangguan trophoneurotik (penyakit
fungsional bagian tubuh akibat kekurangan nutrisi pada bagian yang
disebabkan kerusakan saraf), cedera dan kelumpuhan neuron.
b. Degenerasi dan
Infiltrasi
Pada tahap ini, sel-sel mengalami perubahan struktural yang dapat
mempengaruhi fungsi normal mereka. Selain itu, sel-sel juga bisa
mengalami infiltrasi atau penumpukan substansi yang tidak normal,
seperti protein atau lemak. Infiltrasi adalah gangguan yang sifatnya
sistemik akibat adanya metabolik-metabolik yang berlebih sehingga
merusak sel, hal ini biasanya terjadi kebocoran cairan atau obat-obatan
ke jaringan yang dapat menyebabkan pembengkakan.
c. Nekrosis atau
Kematian Sel
Nekrosis adalah kematian sel yang terjadi akibat kerusakan yang parah,
seperti berkurangnya suplai darah atau kerusakan langsung pada sel.
Nekrosis dapat mengganggu fungsi organ atau jaringan yang terkena.
Nekrosis disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti infeksi, racun,
atau trauma yang menyebabkan pencernaan komponen-komponen sel
menjadi tidak teratur. Nekrosis terjadi setelah suplai darah hilang atau
setelah terpajan toksin & ditandai dengan pembengkakan sel, denaturasi
protein dan kerusakan organ disfungsi berat jaringan.
d. Perubahan
Morfologis pada
Nekrosis
Perubahan morfologis pada nekrosis: Nekrosis dapat menghasilkan
berbagai perubahan morfologis pada sel tertentu, seperti
pembengkakan sel, peleburan organel, perubahan warna, atau pecahnya
sel.

e. Perkembangan
Jaringan Nekrotik
Jika nekrosis tidak diatasi atau tidak terjadi perbaikan sel, jaringan
nekrotik dapat terbentuk. Ini terjadi ketika beberapa sel mati secara
bersamaan dan membentuk massa yang tidak berfungsi.
f. Gangrene
Gangrene adalah kondisi lanjutan dari jaringan nekrotik yang terjadi
ketika terjadi infeksi dan pembusukan. Gangrene dapat menyebabkan
kerusakan yang luas dan serius pada jaringan. Jaringan mati yang
disebabkan oleh infeksi atau kurangnya aliran darah. Kematian jaringan
sering terjadi pada anggota tubuh atau kulit karenya kehilangannya
suplai darah. Kondisi ini sering mempengaruhi jari kaki, jari, dan anggota
badan, juga dapat mempengaruhi otot dan organ
g. Kematian Somatik
dan perubahan
Postmortem
Kematian somatik merupakan fase kematian dimana tidak ditemukan
tanda- tanda kehidupan lagi, seperti denyut jantung dan gerakan
pernapasan, suhu badan menurun, dan tidak adanya aktivitas listrik otak
pada rekaman EEG. Setelah dua jam, kematian somatik akan diikuti
kematian biologik yang ditandai dengan kematian sel. Kematian somatik
terjadi ketika fungsi organ vital berhenti. Setelah kematian, tubuh
mengalami perubahan postmortem seperti pembusukan, rigor mortis,
dan livor mortis.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai