Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN DAYA TARIK DAN MINAT PENGUNJUNG WISATA MELALUI

SPOT FOTO DARAKA DIRA DAN DEBURI DUSTBIN

KKN 2023

Kabupaten Serdang Berdagai, Sipispis, Desa Buluh Duri

Abstrak

Pengembangan daya tarik dan perbaikan lingkungan merupakan tujuan utama dari
program kerja pengabdian Mahasiswa KKN Unimed di Bah Bolon, Desa Buluh Duri. Program
pengabdian ini dimaksudkan untuk mengubah Bah Bolon, Desa Buluh Duri menjadi destinasi
wisata yang lebih menarik dan ramah lingkungan. Program ini juga dirancang untuk
mengimplementasikan Pengembangan Daya Tarik dan Minat Pengunjung Wisata Melalui Spot
Foto ‘Daraka Dira’ dan ‘Deburi Dustbin’. Program pengabdian ini dilaksanakan berangsur-
angsur selama masa program KKN berlangsung. Hanya saja, proses perancangannya intens
dilaksanakan mulai dari 24 Juli 2023 sampai dengan 18 Agustus 2023 oleh tim Mahasiswa KKN
Unimed sejumlah 22 orang. Pelaksanaan pengabdian ini terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu
tahap awal (24-31 juli 2023), tahap inti (4-12 Agustus 2023), dan tahap akhir (15-18 Agustus
2023) yang dilakukan praktek dan pengaplikasian langsung di lapangan. Pembuatan Spot foto
Daraka Dira, Daraka Dira sendiri selaras dengan filosofi dari tanaman bambu yang dimana
tanaman ini memiliki filosofi pentingnya sebuah proses dalam mencapau tujuan mulai dari tunas
hingga menjadi tanaman bambu yang tidak mudah roboh oleh angin. Untuk pemilihan lokasi
kami memilih Sungai bahbolon dimana tempat ini merupakan objek wisata di desa Buluh Duri
ini. Pembuatan Tong Sampah “Deburi Dustbin” Pemilihan peletakan deburi dustbin ini yaitu di
daerah sekitar tempat wisata yang ada di desa buluh Duri. Total ada 5 buah tong sampah dengan
bahan dasar bambu yang akan diletakkan di daerah wisata di desa Buluh Duri. Program ini
memiliki dampak positif dari penggunaan bambu sebagai bahan dasar tong sampah terhadap
lingkungan untuk membantu mengurangi polusi plastik dan mendukung upaya pelestarian.

PENDAHULUAN

Pengembangan dan peningkatan industri pariwisata didorong menjadi salah satu sektor
yang memberikan modal besar untuk mengembangkan perekonomian, mengembangkan destinasi
pariwisata, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini didorong oleh dunia pariwisata
di berbagai bidang di Indonesia yang terus mengalami perkembangan dan peningkatan dari
waktu ke waktu, hal ini terlihat dari kunjungan wisatawan ke destinasi wisata di Indonesia yang
terkenal dengan keindahan alam, keunikan wisatanya dan keanearagaman budaya (Nugraha,
2022).

Pariwisata ialah salah satu industri yang mendapat perhatian khusus, karena pariwisata
mempunyai banyak peluang usaha yang dapat dikembangkan didalamnya, sehingga sektor
pariwisata ini memberikan kontribusi terhadap kemakmuran perekonomian suatu daerah.
Pariwisata ini dapat memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakat sekitar, meningkatkan
kesempatan kerja sehingga mengurangi jumlah pengangguran (Nugraha, 2022).

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Desa Wisata menjadi daya tarik tersendiri bagi
para pecinta wisata, baik lokal maupun mancanegara. Terlebih lagi dengan adanya program
Kementerian Desa pada suatu desa, yaitu BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), setiap desa saling
berlomba-lomba untuk menggali potensi desanya dan menjadikannya menarik untuk wisata
pedesaan. Menurut Bambang (2016) menjelaskan bahwa potensi desa terbagi menjadi 2 (dua)
bagian, yaitu potensi yang bersumber dari fisik dan potensi yang bersumber dari non fisik desa.
Potensi yang berasal dari fisik meliputi potensi tanah, air, iklim, lingkungan geografis,
peternakan, dan sumber daya manusia. Sedangkan potensi non fisik meliputi masyarakat dan
interaksinya, organisasi sosial, lembaga pendidikan, masyarakat dan aparatur desa (Kusuma,
2020).

Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki
banyak tempat wisata yang layak dijadikan desnitasi wisata. Mulai dari situs budaya, situs
sejarah dan berbagai obyek wisata yang layak untuk dikunjungi. Salah satu desa yang memiliki
keindahan alam dan menjadi destinasi wisata adalah desa Buluh Duri. Desa Buluh Duri terletak
di Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Desa Buluh Duri menurut
bahasa adalah “Buluh” yang berarti bambu, dan “Duri” yang berarti duri. Desa ini merupakan
satu dari ribuan desa lain di Indonesia yang wilayahnya berada di dalam atau berdampingan
dengan lahan BUMN PTPN-III Gunung Pamela. Desa Buluh Duri berhasil masuk dalam 50
besar nominasi desa wisata terbaik di Indonesia yang diumumkan langsung oleh Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI melalui Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Sandiaga Uno dalam Bimbingan Teknis ( Bimtek) dari 50 besar desa wisata Anugerah
Desa Wisata Indonesia (ADWI). Potensi destinasi wisata desa Buluh Duri di Serdang Bedagai
mampu bersaing di tingkat nasional. Desa Buluh Duri merupakan tempat wisata arung jeram
yang populer khususnya di Dusun IV (Empat) yang mengaliri Sungai Bah Bolon. Selain arung
jeram, pengunjung juga bisa menikmati keindahan alam Air Terjun Bahgula, Green Canyon,
Magic Wall (Tembok Ajaib), Batu Boru Manjile, dan Batu Katak.

Daya tarik merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu daerah destinasi
pariwisata. Daya tarik wisata dan obyek wisata merupakan struktur dan fasilitas terkait yang
dapat menarik wisatawan atau pengunjung untuk mengunjungi suatu kawasan atau tempat
tertentu (Ardiansyah & Iskandar, 2022). Keberhasilan suatu objek wisata bergantung pada
banyaknya pengunjung di lokasi tersebut (Fanggidae et al., 2020). Menurut teori user-generated
content (UGC), media sosial dapat membangkitkan minat terhadap produk dan destinasi
pariwisata serta berpotensi untuk meneruskan, mengembangkan, dan menciptakan citra baru
destinasi pariwisata di Instagram (Nurjanah, 2018).
Arung Jeram Bah Bolon terletak di obyek wisata pemandian alam Ancol. Lokasi arung
jeram ini terletak di Desa Buluh Duri, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai. Lokasi
ini berada di lokasi KKN Unimed 2023 yang dijadikan sebagai tempat pengabdian kepada
masyarakat. Untuk menjadi destinasi wisata unggulan diperlukan produk dan pelayanan yang
berkualitas sehingga memudahkan wisatawan untuk datang ke tempat tersebut dan merasa
nyaman berada di tempat wisata tersebut (Utama et al., 2013). Untuk itu perlu dikembangkan
daya tarik wisata yang menarik sehingga dapat menarik wisatawan mancanegara, baik lokal
maupun daerah lain. Pembuatan spot foto Daraka Dira ini merupakan program yang bertujuan
untuk meningkatkan daya tarik wisata arung jeram di Bah Bolon sebagai destinasi wisata dan
dengan adanya spot foto tersebut akan mempercepat promosi destinasi wisata baru yang hadir.
Daraka Dira berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “Daraka” yang memiliki makna tegar,
kuat dan sabar. Sedangkan 'Dira' mempunyai arti kuat, berani. Arti dari Daraka Dira sendiri
sejalan dengan filosofi tanaman bambu, dimana bambu mempunyai filosofi akan pentingnya
suatu proses untuk mencapai tujuan, mulai dari bertunas hingga menjadi tanaman bambu yang
tidak mudah tumbang oleh angin. Spot foto adalah suatu lokasi atau wadah yang sengaja
disediakan dalam berbagai bentuk dan ukuran yang dimana lokasi tersebut dijadikan sebagai
latar belakang pengambilan foto. Spot foto ini membuat foto semakin menarik dengan latar
belakang yang menarik seperti Daraka Dira yang bertuliskan arung jeram di Bah Bolon yang
terbuat dari bahan baku utama yaitu bambu.

Selain itu, kawasan arung jeram Bah Bolon yang terletak di pemandian alam Ancol ini
masih dapat dikatakan kurang maksimal dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil survei
lokasi bahwa masih kurangnya tempat pembuangan sampah atau tong sampah sehingga
menyebabkan sampah berserakan. Oleh karena itu, tim KKN Unimed 2023 merancang ide
pembuatan tempat sampah yang berguna untuk meminimalisir sampah agar dapat dibuang ke
tempat pembuangan akhir (TPA) atau dibakar. Pembuatan Deburi Dustbin (tempat sampah Desa
Buluh Duri) menggunakan tanaman bambu dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya.

Melihat adanya kebutuhan tersebut, maka kegiatan pengabdian ini bertujuan


mengembangkan wisata arung jeram Bah Bolon menjadi salah satu destinasi wisata yang layak
untuk diperhitungkan. Dengan membuat spot foto Daraka Dira yang menarik, diharapkan lokasi
ini menjadi daya tarik wistawan dan juga menjadi sarana untuk mempromosikan daerah wisata
ini. Terutama seiring dengan berkembangnya zaman, spot foto berpeluang menjembatani
promosi melalui media sosial dengan foto-foto yang diunggah oleh para wisatawan, dan dengan
dibuatnya Deburi Dustbin atau tong sampah diharapkan masyarakat atau wisatawan dapat
membuang sampah pada tempatnya.

METODE PELAKSANAAN

Pengembangan daya tarik dan perbaikan lingkungan merupakan tujuan utama dari
program kerja pengabdian Mahasiswa KKN Unimed di Bah Bolon, Desa Buluh Duri. Program
pengabdian ini dimaksudkan untuk mengubah Bah Bolon, Desa Buluh Duri menjadi destinasi
wisata yang lebih menarik dan ramah lingkungan. Program ini juga dirancang untuk
mengimplementasikan Pengembangan Daya Tarik dan Minat Pengunjung Wisata Melalui Spot
Foto ‘Daraka Dira’ dan ‘Deburi Dustbin’. Maka, pada artikel ini dibahas dua aspek penting dari
program kegiatan ini, yaitu Spot Foto ‘Daraka Dira’ dan Tong Sampah ‘Deburi Dustbin’ yang
berbahan dasar bambu. Pelaksanaan program ini dilakukan dalam target dan tahapan agar
pengerjaannya lebih teratur dan selesai sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan.

Lokasi Kegiatan Pengabdian

Program pengabdian ini dilakukan di Arung Jeram Sungai Bah Bolon yang terletak di
Desa Buluh Duri, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai. Alur Sungai yang menjadi
lokasi kegiatan Arung Jeram ini merupakan hulu dari Sungai Padang yang mengalir melintasi
Kota Tebing Tinggi.

Waktu Pelaksanaan

Program pengabdian ini dilaksanakan berangsur-angsur selama masa program KKN


berlangsung. Hanya saja, proses perancangannya intens dilaksanakan mulai dari 24 Juli 2023
sampai dengan 18 Agustus 2023 oleh tim Mahasiswa KKN Unimed sejumlah 22 orang. Seluruh
tim pelaksana merumuskan dan membuat konsep terkait Spot Foto ‘Daraka Dira’ dan Tong
Sampah ‘Deburi Dustbin’ yang akan ditempatkan di Sungai Bah Bolon, Desa Buluh Duri.

Media yang digunakan

Sesuai dengan nama Desa ‘Buluh Duri’, yang mana Buluh diartikan sama dengan bambu,
maka Spot Foto ‘Daraka Dira’ dan Tong Sampah ‘Deburi Dustbin’ berbahan dasar bambu. Tidak
hanya itu, pembuatan Spot Foto ‘Daraka Dira’ dan Tong Sampah ‘Deburi Dustbin’ juga dibuat
dengan media tambahan lainnya, seperti: (1) kayu, (2) tampah, (3) tepas, (4) paku, (5) palu, (6)
gergaji, (7) parang (8) varnish, (9) kuas, dan (10) perekat.

Tahapan Kegiatan

Pelaksanaan pengabdian ini terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu tahap awal, tahap inti,
dan tahap akhir yang dilakukan praktek dan pengaplikasian langsung di lapangan.
Tahap Awal

24 - 31 Juli 2023

Tahap Inti

4 - 12 Agustus 2023

Tahap Akhir

15 - 18 Agustus 2023

Tahapan program kegiatan ini dapat diuraikan, sebagai berikut:

1. Tahap Awal (24 – 31 Juli 2023)


Tahap awal pada program kegiatan ini berupa diskusi terkait rencana kegiatan
pengabdian kepada pihak Desa bersama Kepala Desa Buluh Duri untuk menyampaikan
maksud dan tujuan kegiatan di Desa tersebut, serta meminta bantuan kepada pihak terkait dan
Masyarakat agar sekiranya dapat membantu saat proses pelaksanaan atau jika terjadi kendala
dalam pembuatan program kegiatan yang telah disusun. Kemudian, melanjutkan rencana
kegiatan yang mencakup desain konsep Spot Foto ‘Daraka Dira’ dan Tong Sampah ‘Deburi
Dustbin’ yang akan digunakan sebagai daya tarik wisata. Setelah itu, melakukan survei pada
destinasi wisata di lokasi yang diinginkan. Hal ini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
terkait lokasi tersebut, termasuk kondisi lingkungan, budaya lokal, serta aspirasi dan
kebutuhan Masyarakat setempat terkait pengembangan wilayah tersebut.

Timeline:

24 Juli 2023 (Diskusi Bersama Kepala Desa)

25 Juli 2023 (Perencanaan Lanjutan Program Kegiatan)

31 Juli 2023 (Survei Lokasi Program Kegiatan)

2. Tahap Inti (4 – 12 Agustus 2023)


Setelah merencanakan program kegiatan dengan matang, maka tim Mahasiswa KKN
Unimed memulai pelaksanaannya. Bagian terpenting pada tahap inti ini adalah memastikan
bahwa pengembangan Spot Foto ‘Daraka Dira’ memenuhi standar keamanan dan
kenyamanan pengunjung. Pada saat yang sama, pembuatan Tong Sampah ‘Deburi Dustbin’
harus mempertimbangkan kapasitas yang cukup serta kemudahan perawatan. Ketika sudah
dipertimbangkan sedemikian sehingga, maka tim pelaksana mempersiapkan bahan dan alat
yang akan digunakan dalam pembuatan Spot Foto ‘Daraka Dira’ dan Tong Sampah ‘Deburi
Dustbin’.

Timeline:

04 Agustus 2023 (Pengambilan Bambu Sesi 1)

05 Agustus 2023 (Menggambar Sketsa Daraka Dira dan Deburi Dustbin)

09 Agustus 2023 (Pengerjaan Lanjutan Daraka Dira dan Deburi Dustbin)

11 Agustus 2023 (Pengambilan Bambu Sesi 2)

12 Agustus 2023 (Pematangan Program Kegiatan)

3. Tahap Akhir (15 – 18 Agustus 2023)


Terakhir, melakukan finishing pada Spot Foto ‘Daraka Dira’ dan Tong Sampah
‘Deburi Dustbin’. Selanjutnya, melakukan perizinan penyerahan hasil Spot Foto ‘Daraka
Dira’ dan Tong Sampah ‘Deburi Dustbin’ kepada pengelola tempat wisata di Sungai Bah
Bolon, Desa Buluh Duri untuk penempatannya. Sekaligus menginformasikan kepada
Masyarakat setempat dengan program kegiatan yang ada agar Masyarakat paham jika
kegiatan yang dilakukan memberi manfaat terhadap desa mereka. Selain itu, pengembangan
tersebut mengarah pada upaya untuk mengoptimalkan jumlah pengunjung di destinasi wisata
tersebut. Proses yang melibatkan komunitas setempat ini bertujuan untuk memastikan
keberlanjutan hasil program kegiatan dan memungkinkan mereka untuk ikut serta
kedepannya melakkukan perawatan dan pengembangan lebih lanjut. Sehingga, dapat
memberi manfaat yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.

Timeline:

14 Agustus 2023 (Finishing Daraka Dira dan Deburi Dustbin)

18 Agustus 2023 (Penempatan Daraka Dira dan Deburi Dustbin)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat
yang merupakan bagian dari Universitas Negeri Medan. Diharapkan dengan diadakannya KKN,
seorang mahasiswa semakin matang dalam disiplin keilmuannya. KKN juga berupaya untuk
mewujudkan pendidikan yang lebih efektif, yaitu pendidikan yang dialami langsung oleh
mahasiswa, sehingga tidak hanya materi, tetapi yang lebih penting adalah penerapan teori-teori
yang diperoleh di bangku kuliah yang harus diterapkan di masyarakat. Manfaat yang didapat dari
kegiatan pengabdian ini, antara lain:

1. Kesejahteraan masyarakat meningkat karena bertambahnya destinasi wisata di sekitar


mereka dan usaha mereka menghasilkan.
2. Melestarikan lingkungan sehingga objek wisata ini mendapatkan perhatian lebih baik dari
pemerintah atau pun warga desa.
3. Memberikan kepuasan dan kebanggaan bagi masyarakat atas destinasi wisata yang mereka
miliki.
4. Mendorong kunjungan wisata sehingga berdampak bagi pendapatan masayarakat lokal.
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembanguanan wisata berbasis komunitas.

A. Sosialisasi Kegiatan

Sosialisisasi kegiatan dilakukan bersama dengan beberapa tokoh, baik pemerintah desa
atau pun tokoh masyarakat. Sosialisasi ini dilakukan guna membahas tentang program yang
ingin dilaksanakan, diantaranya menyampaikan road map kegiatan penambahan spot foto di
lokasi. Penentuan lokasi ini juga mempertimbangkan strategis atau tidaknya lokasi spot foto.
Dengan pertimbangan ini maka wisatawan yang datang akan tertarik dan mengabadikan
kedatangan mereka di depan spot foto yang dibangun ini. Penetapan lokasi sangat mempengaruhi
keberhasilan pemilihan tempat (Hidayat, 2016).

B. Menentukan Lokasi Spot Foto

Setelah mendapatkan persetujuan dari tokoh masyarakat, selanjutnya tim melakukan


observasi lokasi guna menentukan letak paling strategis dari spot foto yang akan dibangun.

Pengembangan Daya Tarik dan Perbaikan Lingkungan di Desa Buluh Duri adalah
program pengabdian yang memiliki tujuan utama untuk mengubah daerah tersebut menjadi
destinasi wisata yang lebih menarik dan ramah lingkungan. Dalam artikel ini, kelompok peneliti
membuat dua aspek utama dari program kegiatan ini yaitu Spot Foto 'Daraka Dira' dan Tong
Sampah 'Deburi Dustbin' yang terbuat dari bambu. Adapun alasan utama dari pemilihan bahan
dasar bambu yaitu dikarenakan dari nama desa, yaitu desa Buluh Duri, dimana memiliki makna
Bambu Berduri. Adapun tujuan utama program ini yaitu dapat mengubah Desa Buluh Duri
menjadi destinasi wisata yang lebih menarik dan ramah lingkungan. Juga, menyoroti keterlibatan
aktif mahasiswa KKN Unimed dan masyarakat lokal dalam pelaksanaan program ini akan
memperkuat kesan bahwa inisiatif ini memiliki dampak positif yang signifikan.

Ada beberapa faktor mengapa objek wisata menjadi menarik bagi wisatawan, diantaranya
lokasi, kualitas pelayanan aktivitas wisata, intensitas, pengaruh wisatawan, kualitas dan
pemulihan alam, dan tingkat pengelolaannya. Daya tarik pada objek wisata merupakan salah satu
aset penting yang harus dimiliki dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan objek wisata,
karena potensi dan daya tarik objek wisata inilah yang menjadi daya tarik pengunjung atau
wisatawan ke destinasi tersebut. Daya tarik wisata dan objek wisata merupakan bentukan dan
fasilitas yang berkaitan yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk
mengunjungi suatu daerah atau lokasi tertentu. Untuk mempertahankan jumlah pengunjung dan
juga meningkatkan kunjungan wisatawan, maka diperlukan pengelolaan dan pengembangan
objek wisata yang dapat diterima oleh wisatawan (Nurlina et al., 2021).

1. Spot Foto Daraka Dira

Berdasarkan kesepakatan oleh tim pengbadian, spot foto yang dipilih adalah gapura yang
memiliki beberapa kata unik di kanan kirinya. Tulisan-tulisan unik ini diharapkan dapat
mengundang para wisatawan melinial dan Generasi Z yang memiliki ketertarikan berfoto
yang memiliki nilai estitika dan layak untuk dipamerkan di media sosial yang mereka miliki.
Melalui pelaksanaan program ini dan terpasangnya spot foto ini maka masyarakat luas dapat
melihat dan tertarik untuk segera berkunjung dan mencoba spot foto yang sudah terpasang.

Konsep Desain: Konsep desain dari Spot Foto 'Daraka Dira diambil dari bahasa sansekerta
yang dimana “daraka” memiliki makna kokoh, kuat dan sabar. Sedangkan “dira” memiliki
makna kokoh, berani. Makna Daraka Dira sendiri selaras dengan filosofi dari tanaman bambu
yang dimana tanaman ini memiliki filosofi pentingnya sebuah proses dalam mencapau tujuan
mulai dari tunas hingga menjadi tanaman bambu yang tidak mudah roboh oleh angin. Untuk
pemilihan lokasi kami memilih Sungai bahbolon dimana tempat ini merupakan objek wisata
di desa Buluh Duri ini. Dikarenakan tempat ini memiliki potensi sebagai spot foto yang
menarik, dan bagaimana estetika dan daya tarik visual diperkaya melalui elemen-elemen
batang bambu yang dipadukan dengan nampan.

Tujuan Kegiatan: Program ini membahas bagaimana keberadaan Spot Foto 'Daraka Dira'
berdampak pada ekonomi lokal dan pariwisata. Adapun tujuan dari program ini yaitu sebegai
penambah nilai estetika dengan harapan menambah daya Tarik wisatawan local, dan juga
optimalisasi pemanfaatan bamboo sebagai hiasan.

2. Tong Sampah 'Deburi Dustbin'

Inovasi Bahan: Sama seperti pembuatan spot photo Daraka Dira, Pemilihan bahan bambu
untuk pembuatan Deburi dustbin dikarenakan makna dari nama Desa Buluh Duri. Pemilihan
peletakan deburi dustbin ini yaitu di daerah sekitar tempat wisata yang ada di desa buluh
Duri. Total ada 5 buah tong sampah dengan bahan dasar bambu yang akan diletakkan di
daerah wisata di desa Buluh Duri. Program ini memiliki dampak positif dari penggunaan
bambu sebagai bahan dasar tong sampah terhadap lingkungan untuk membantu mengurangi
polusi plastik dan mendukung upaya pelestarian.
Tujuan Kegiatan: Dalam program ini ada beberapa tujuan kegiatan yang diharapkan, yaitu
pemeliharaan kebersihan dan penambah nilai estetika, mendorong wisatawan untuk
membuaang sampah pada tempatnya, dan yang pastinya adalah untuk mengurangi
pencemaran lingkungan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil program pengabdian ini dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Kelompok peneliti membuat dua aspek utama dari program kegiatan ini yaitu Spot
Foto 'Daraka Dira' dan Tong Sampah 'Deburi Dustbin' yang terbuat dari bambu.
Adapun alasan utama dari pemilihan bahan dasar bambu yaitu dikarenakan dari nama
desa, yaitu desa Buluh Duri, dimana memiliki makna Bambu Berduri.
2. Konsep desain dari Spot Foto 'Daraka Dira diambil dari bahasa sansekerta yang
dimana “daraka” memiliki makna kokoh, kuat dan sabar. Sedangkan “dira” memiliki
makna kokoh, berani. Makna Daraka Dira sendiri selaras dengan filosofi dari
tanaman bambu yang dimana tanaman ini memiliki filosofi pentingnya sebuah proses
dalam mencapau tujuan mulai dari tunas hingga menjadi tanaman bambu yang tidak
mudah roboh oleh angin. Untuk pemilihan lokasi kami memilih Sungai bahbolon
dimana tempat ini merupakan objek wisata di desa Buluh Duri ini. Dikarenakan
tempat ini memiliki potensi sebagai spot foto yang menarik, dan bagaimana estetika
dan daya tarik visual diperkaya melalui elemen-elemen batang bambu yang
dipadukan dengan nampan.
3. Pemilihan peletakan deburi dustbin ini yaitu di daerah sekitar tempat wisata yang ada
di desa buluh Duri. Total ada 5 buah tong sampah dengan bahan dasar bambu yang
akan diletakkan di daerah wisata di desa Buluh Duri. Program ini memiliki dampak
positif dari penggunaan bambu sebagai bahan dasar tong sampah terhadap
lingkungan untuk membantu mengurangi polusi plastik dan mendukung upaya
pelestarian.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, I., & Iskandar, H. (2022). Analisis Potensi Ekowisata Di Taman Wisata Alam
Gunung Pancar Dengan Menggunakan Metode Analisis Ado – Odtwa. Jurnal Inovasi
Penelitian, 2(8), 2621–2630.

Bambang. 2016. Pemetaan Potensi Desa di Kabupaten Banyumas. EcceS (Economic, Social, and
Development Studies). Jurusan Ilmu Ekonom FEBI Universitas Alaudin. Makasar
C, Fanggidae, R. P., Leliana Bere, M. R., Manajemen, P., & Ekonomi, F. (2020). Pengukuran
Tingkat Kepuasan Wisatawan terhadap Fasilitas Wisata di Pantai Lasiana Measurement
of Tourist Satisfaction Level on Tourism Facilities in Lasiana Beach. Jurnal Manajemen
Aset Infrastruktur & Fasilitas, 4(1), 53–66.

Hidayat, M. (2016). Strategi Perencanaan Dan Pengembangan Objek Wisata (Studi Kasus Pantai
Pangandaran Kabupaten Ciamis Jawa Barat). THE Journal : Tourism and Hospitality
Essentials

Kusuma, N. A., & Malia, E. (2020). Analisis Potensi Bumdes Melalui Pengembangan Bambu
Sebagai Objek Wisata Di Desa Sendir Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
PERFORMANCE: Jurnal Bisnis & Akuntansi, 10(2), 112-122.

Nugraha, R. N., & Virgiawan, F. (2022). Pengembangan Daya Tarik Wisata Di Objek Wisata
Telaga Arwana Cibubur. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(6), 6445-6454.

Nurjanah, N. (2018). Pemanfaatan Media Sosial Masyarakat Sadar Wisata Dalam


Mempromosikan Potensi Wisata Baru. Medium (Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Riau), 6(2), 39–50.

Nurlina, N., Pratama, Y. S., & Andiny, P. (2021). Strategi Pengembangan Industri Pariwisata
(Studi Kasus Objek Wisata Pulau Rukui Kabupaten Aceh Tamiang). Jurnal Samudra
Ekonomi Dan Bisnis, 13(1),

Salambue, R., Fatayat, F., Mahdiyah, E., & Andriyani, Y. (2020). Pengembangan Daya Tarik
Objek Wisata Teluk Jering Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Multidisiplin, 3(2), 86-95.

Suliartini, N. W. S., Hidayat, E., & Ardi, I. N. (2022). Optimalisasi Pemanfaatan Bambu Untuk
Pembuatan Spot Foto Dalam Pengembangan Objek Wisata Glamping Lembah Surga.
Jurnal SIAR ILMUWAN TANI, 3(2), 90-94.

Utama, S., DS, A. H., & Hidayat, W. (2013). Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan Wana Wisata Gonoharjo Perum Perhutani Unit I Jawa
Tengah. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 1(1), 261–274.

Uyun, M., Juanita, J., & Darayani, D. H. (2022). Pengembangan Daya Tarik Desa Wisata Mekar
Sari Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Abdi Masyarakat, 4(2).

Yendra, S., Ngabito, O. F., & Syaputra, E. A. (2021, November). PELATIHAN RANCANGAN
PEMBUATAN SPOT FOTO DARI RANTING BAMBU DI DESTINASI WISATA
BAMBOE WANADESA. In Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat
(SEPAKAT) (Vol. 2).
Zunaidi, A., Munir, M., Zailani, A. Q., Muhammad, N., Darmansyah, D., Ilmiyah, F., ... &
Febrianti, N. A. (2022). Upaya Menambah Daya Tarik Objek Wisata Melalui Rancangan
Spot Foto Pantai Pasetran Gondo Mayit Blitar. Jurnal Ilmiah Pangabdhi, 8(2), 81-86.

Anda mungkin juga menyukai