Anda di halaman 1dari 55

MAKALAH SENYAWA KOMPLEKS UNSUR TRANSISI

LOGAM TIMBAL (Pb) DAN TIMAH (Sn)

Dosen Pengampu : Baiq Fara Dwirani Sofia, S. Si., M. Si., M. Pd.

Anggota Kelompok 4:

E1M02206
1. Yunita Ardiyanti 3
E1M02209
2. Putri Febrianti 1
E1M02209
3. Siti Nurwardah H. 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah Senyawa Kompleks Unsur Transisi dengan judul “Logam timbal (Pb)
dan Timah (Sn) ini guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah senyawa kompleks
unsur transisi.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka dari itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik dari berbagai pihak.
akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.

Mataram, 11 September 2023

Penulis

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
ke hadirat Allah SWT.
Karena Rahmat dan
Karunia-Nya, akhirnya
makalah mata kuliah Kimia
Logam Berat yang berjudul
“Logam Berat Timah dan
Timbal”ini dapat
terselesaikan dengan baik
dan tepat
waktu.

ii
Makalah logam Sn dan Pb
ini merupakan salah satu
makalah tugas mata
kuliah Kimia Logam Berat.
Atas penyusunan makalah
ini kami berharap dapat
mengupas tetang logam
Sn dan Pb. Hal ini
untuk menambah
pengetahuan
pembaca akan logam Sn dan
Pb.

iii
Kami ucapkan banyak
terimakasih kepada Bapak
Drs. H. Tengku Abu
Hanifah, M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah
Kimia Logam Berat yang
telah
membantu kami dalam
penyelesaian makalah ini.
Meskipun sudah diupayakan
dengan maksimal, makalah
ini tentunya tidak
lepas dari kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan
iv
masukan dari berbagai
pihak
sangat kami harapkan
demi penyempurnaan
makalah ini. Semoga
makalah ini
dapat bermanfaat bagi
pembacanya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
ke hadirat Allah SWT.
Karena Rahmat dan

v
Karunia-Nya, akhirnya
makalah mata kuliah Kimia
Logam Berat yang berjudul
“Logam Berat Timah dan
Timbal”ini dapat
terselesaikan dengan baik
dan tepat
waktu.
Makalah logam Sn dan Pb
ini merupakan salah satu
makalah tugas mata
kuliah Kimia Logam Berat.
Atas penyusunan makalah
ini kami berharap dapat
vi
mengupas tetang logam
Sn dan Pb. Hal ini
untuk menambah
pengetahuan
pembaca akan logam Sn dan
Pb.
Kami ucapkan banyak
terimakasih kepada Bapak
Drs. H. Tengku Abu
Hanifah, M.Si selaku dosen
pengampu mata kuliah
Kimia Logam Berat yang
telah

vii
membantu kami dalam
penyelesaian makalah ini.
Meskipun sudah diupayakan
dengan maksimal, makalah
ini tentunya tidak
lepas dari kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan
masukan dari berbagai
pihak
sangat kami harapkan
demi penyempurnaan
makalah ini. Semoga
makalah ini

viii
dapat bermanfaat bagi
pembacanya
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.....................
.............................................
.............................i
DAFTAR
ISI.........................................
.............................................
......................ii
BAB
I............................................

ix
.............................................
..............................1
PENDAHULUAN...............
.............................................
.......................................1
A. LATAR
BELAKANG.......................
.............................................
...............1
B. RUMUSAN
MASALAH..........................
.............................................
.......2

x
C. TUJUAN
PENULISAN.......................
.............................................
............2
BAB
II...........................................
.............................................
..............................3
PEMBAHASAN..................
.............................................
.......................................3
2.1 KEKHASAN TIMBAL
DAN

xi
TIMAH................................
..........................3
1.
TIMBAL..............................
.............................................
............................3
2.
TIMAH................................
.............................................
............................6
2.2 Dampak Logam Timbal
(Pb) dan Timah
(Sn).......................................
.......10
xii
2.3 Reaksi-reaksi Logam Pb
dan
Sn.........................................
..........................12
2.4 Kegunaan Logam Pb
dan
Sn.........................................
..........................15
BAB
III.........................................
.............................................
............................18

xiii
PENUTUP...........................
.............................................
......................................18
3.1
Kesimpulan..........................
.............................................
.......................18
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN
A. Kelimpahan Pb dan Sn.................................................................................5
B. Sifat-sifat Pb dan Sn.....................................................................................7
C.Ekstraksi unsur Pb dan Sn............................................................................11
D.Kegunaan Pb dan Sn ...................................................................................12
E.Persenyawaan Pb dan Sn..............................................................................19

BAB III : PENUTUP

xiv
A. Kesimpulan ...............................................................................................31
B. Diskusi ...............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Timah dan timbal merupakan unsur golongan 14 (p). mereka bersifat
logam dibandingkan dengan tiga komponen pertama yaitu karbon, silikon dan
germanium. Meski jumlahnya tidak sebanyak aluminium, timah merupakan
salah satu logam yang juga banyak ditemukan di sekitar kita. Timah, seperti
timbal, juga merupakan unsur logam dalam kelompoknya, namun lunak,
tidak terlalu tahan lama, dan memiliki titik leleh rendah (232°C), sehingga
mudah dipalu menjadi bentuk cakram dan tahan terhadap korosi.
Timbal, sebagai logam berat, merupakan unsur yang paling melimpah di
alam. Istilah logam berat digunakan karena timbal mempunyai massa jenis
yang sangat tinggi (11,34 g/cm³), jauh melebihi kepadatan tertinggi logam
transisi pertama (yaitu 8,92 g/cm³ untuk tembaga). Timbal bersifat lunak,
memiliki titik leleh -327°C, tampak mengkilat saat pertama kali dipotong
tetapi langsung menjadi buram jika terkena udara luar. Hal ini terjadi karena
terbentuknya lapisan timbal oksida atau timbal karbonat yang menutupinya
dengan rapat sehingga mencegah terjadinya reaksi lebih lanjut. Karena sifat
tersebut, timbal sering digunakan, misalnya dalam bentuk bingkai kaca patri
yang membentuk lukisan pada jendela kaca. Selain itu, SnO ₂ juga dapat
digunakan sebagai bahan campuran atap dan pipa ledeng. Memang benar
penggunaan timbal di lingkungan kita cukup jarang, namun campuran timbal
dan timah digunakan sebagai bahan solder untuk perekat atau penyolderan
bahan elektronik. Timbal merupakan paduan dengan ketahanan yang sangat
tinggi terhadap sinar-X dan sinar-Y. Oleh karena itu, pelat timah banyak
digunakan untuk melindungi zat radioaktif. Sebagai senyawa, timbal sangat
bermanfaat. Dalam industri cat, senyawa timbal banyak digunakan sebagai
pigmen (pewarna). Misalnya, PbCrO4 berwarna kuning, banyak digunakan

3
pada cat jalan atau bahan plastik, PbMnO berwarna oranye-merah, PbO
berwarna kuning kenari, serta 2PbCO dan Pb(OH)2 berwarna putih.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kelimpahan timbal (Pb) dan timah (Sn) di alam?
2. Bagaimana sifat-sifat timbal (Pb) dan timah (Sn)?
3. Bagaimana cara ekstraksi timbal (Pb) dan timah (Sn)?
4. Apa saja kegunaan timbal (Pb) dan timah (Sn)?
5. Apa saja persenyawaan timbal (Pb) dan timah (Sn)?

C. TUJUAN
1. Mengetahui kelimpahan timbal (Pb) dan timah (Sn) di alam?
2. Mengetahui sifat-sifat timbal (Pb) dan timah (Sn)?
3. Mengetahui cara ekstraksi timbal (Pb) dan timah (Sn)?
4. Mengetahui kegunaan timbal (Pb) dan timah (Sn)?
5. Mengetahui persenyawaan timbal (Pb) dan timah (Sn)?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. KELIMPAHAN TIMBAL DAN TIMAH


1. Timbal

Timbal telah digunakan oleh manusia selama ribuan tahun


(sekitar 6400 SM), karena timbal ditemukan di banyak belahan dunia
dan mudah ditambang dan dikelola. Para alkemis percaya bahwa
timbal adalah unsur tertua dan berhubungan dengan planet Saturnus.
Logam-logam ini menunjukkan sifat kovalen tereduksi. Timbal logam
stabil dalam bentuk ion Pb2+ dan Pb, secara umum, rata-rata
konsentrasi Pb di kerak bumi adalah 16 µg/g. Biasanya, mineral timbal
terbentuk dari larutan hidrotermal bersuhu rendah. Timbal
mengandung banyak mineral tetapi hanya tiga yang ditambang:
galena (PbS), cerrusite (PbCO3) dan anglesite (PbSO4). Pada mineral
batuan, Pb diperkaya dalam bentuk feldspar. Kandungan timbal dalam
tanah mirip dengan kandungan timbal di kerak bumi karena kestabilan
timbal dalam siklus geokimia. Di dalam tanah, ion Pb berikatan
dengan lempung atau asam humat dan fulvat, membentuk khelat yang
cukup stabil. Timbal tidak ditemukan di alam tetapi sering ditemukan
dalam bentuk bijih bersama dengan logam lain seperti seng, perak, dan

5
tembaga. Sumber mineral utama timbal adalah “Galena (PbS)” yang
mengandung 86,6% Pb yang diperoleh melalui proses pemanggangan,
“Cerussite (PbCO3)” dan “Anglesite” (PbSO4).
Pb dikenal sebagai logam tipe B bersama dengan merkuri (Hg),
arsen (As), selenium (Se), timah (Sn), dan merupakan logam yang
mudah termetilasi atau dilepaskan ke atmosfer dalam bentuk uap air
dari oksidasi, proses pembakaran batubara. Pb juga dikenal sebagai
logam atmosferik. Timbal dalam bahasa Inggris disebut “Lead”
dengan simbol kimia “Pb”. Simbol ini berasal dari nama latin timbal,
khususnya “Plumbum” yang berarti logam lunak. Timbal logam Pb
adalah logam lunak berwarna coklat tua yang mudah dimurnikan.
Timbal logam lebih umum dibandingkan kebanyakan logam beracun
lainnya dan ditemukan secara alami di bebatuan dan kerak bumi.
Timbal mempunyai nomor atom 82 dan nomor massa 207,2. Secara
keseluruhan, timbal terdapat dalam jumlah melimpah sekitar 0,0013%
204 206 207
di kerak bumi. Timbal memiliki empat isotop stabil: Pb, Pb, Pb
208
dan Pb. Sekitar 38 isotop timbal telah ditemukan, termasuk isotop
205
sintetik yang tidak stabil. Pb memiliki waktu paruh 15,3 juta tahun
dan 202Pb memiliki waktu paruh 53.000 tahun.

2. Timah

6
Timah telah dikenal manusia sejak zaman dahulu kala, jauh
sebelum sejarah modern. Timah adalah unsur alami yang ditemukan
di kerak bumi dan telah digunakan oleh peradaban dalam berbagai
kegunaan, termasuk pembuatan logam dan perkakas, selama ribuan
tahun.
Tin (Sn) dalam bahasa Inggris disebut Tin. Nama latin timah
adalah “Stannum” yang berkaitan dengan kata “stagnum” yang dalam
bahasa Inggris identik dengan kata “drip” yang artinya menjadi cair.
Penggunaan kata tersebut berkaitan dengan logam timah yang mudah
meleleh. Timah tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas di bumi
tetapi dapat diperoleh dari kasiterit atau timah oksida. Timah
merupakan unsur paling melimpah ke-49 di kerak bumi. Timah
mempunyai nomor atom 50 dan nomor massa 118,71. Secara umum,
timah terdapat dalam jumlah melimpah sekitar 0,001% di kerak bumi.
Isotop timah yang stabil meliputi 112Sn, 114Sn-120Sn, 122Sn dan 124Sn.
Timah mengandung isotop radioaktif, termasuk 126Sn, yang memiliki
waktu paruh 230.000 tahun.

B. SIFAT-SIFAT
1. Timbal (Pb)
Timbal adalah unsur yang bersifat logam. Hal ini merupakan
anomali karena unsur-unsur diatasnya (Gol IV) yakni karbon dan
silikon bersifat non-logam. Sifat-sifat timbal dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu sifat fisika dan sifat kimia.
a. Sifat Fisika
Fasa pada suhu kamar : padatan
b. Densitas : 11,34 g/cm3
Titik leleh : 327,5oC
Titik didh : 1749oC
Panas fusi : 4,77 Kj/mol
Panas penguapan : 179,5 kJ/mol
Kalor jenis : 26,650 J/molK
Warna : Putih kebiru-biruan dan mengkilap
Sifat Kimia

Bilangan oksidasi : 4, 2, -4
Elektronegativitas : 2,33 (skala Paulli)
Energi ionisasi 1 : 715,6 kJ/mol
Energi ionisasi 2 : 1450,5 kJ/mol

7
Energi ionisasi 3 : 3081,5 kJ/mol
Jari-jari atom : 175 pm
Radius ikatan kovalen : 146 pm
Jari-jari Van Der Waals : 202 pm
Struktur kristal : kubik berpusat muka
Sifat kemagnetan : diamagnetik
Resistivitas termal : 208 Ω⋅m
Konduktifitas termal : 35,3 W/mK

Berbagai macam timbal oksida mudah direduksi


menjadi logamnya. Hal ini bisa dilakukan dengan
menggunakan reduktor glukosa, atau mencampur antara
PbO dengan PbS kemudian dipanaskan.
12PbO(s) + C6H12O6 (aq) → 12Pb(s) + 6CO2 (g) + 6H2O(g)
atau
2PbO(s) + PbS(s) → 3Pb(s) + SO2 (g)

Logam Pb tahan terhadap korosi, jika kontak dengan


udara maka akan segera terbentuk lapisan oksida yang
akan melindungi logam Pb dari proses oksidasi lebih
lanjut.
4Pb(s) + O2 (g) → 2Pb2O3(s)

Logam Pb tidak larut dalam asam sulfat maupun asam


klorida, melainkan larut dalam asam nitrat dengan
membentuk gas NO dan timbal nitrat yang larut.
Pb(s) + 4HNO3 (aq) → Pb(NO3)2 (aq) + 2NO(g) + 2H2O(l)

PbO adalah representasi dari timbal dengan biloks 2,


PbO larut dalam asam nitrat dan asam asetat. PbO juga
larut dalam larutan basa membentuk garam plumbit.

8
Dengan asam nitrat:
PbO(s) + 2HNO3 (aq) → Pb(NO3)2 (aq) + H2O(l)

Dengan asam asetat:


PbO(s) + 2CH3COOH (aq) → Pb(CH3COO)2 (aq) + H2O(l)

PbO juga larut dalam basa membentuk garam plumbit:


PbO(s) + 2NaOH(aq) → Na2PbO2 (aq) + H2O(l)

PbO2 adalah representasi dari timbal dengan biloks 4


dan merupakan agen pengoksidasi yang kuat. Karena
PbO larut dalam asam dan basa maka PbO bersifat
amfoter. Senyawa timbal dengan dua macam biloks
juga ada yaitu Pb3O4 yang dikenal dengan nama
minium.

2. Timah (Sn)
a. Sifat Fisika

Fasa pada suhu kamar : padatan


Titik lebur : 505,08 K
Titik didh : 2875 K
: 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (sn abu-
Densitas abu)
Kalor penguapan : 295,8 kJ/mol
Kalor peleburan : 7,029 kJ/mol
Kalor jenis : 27,112 J/molK
Panas fusi : 7,03 kJ/mol
Logam perak keputih-putihan
Dalam keadaan normal (13-160oC) bersifat mengkilap dan mudah
dibentuk

a. Sifat Kimia

Bobot atom : 118,710 sma


Berat jenis : 7,3 g/cm3

9
Jari-jari atom : 145 pm
Konfigurasi
elektron : [Kr]4d105s25p2
Bilangan oksidasi : 4, 2, -4
Nomor atom : 50
Nomor massa : 118,71
Elektronegativitas : 1,96 (skala Pauli)
Struktur kristal : tetragonal (Sn putih) kubik diamond (Sn abu-abu)
Jari-jari atom : 140 pm
Konduktifitas termal : 66,8 W/mK

Timah tidak mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi


disebabkan terbentuknya lapisan oksida timah yang
menghambat proses oksidasi lebih jauh.
Sn(s) + O2 (g) → SnO2(s)
Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan
terbentuk SnO2.
Sn(s) + O2 (g) → SnO2(s)
Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4
Sn(s) + 2HCl(aq) → SnCl2(aq) + H2(g)
Sn(s) + 4HNO3(aq) → Sn(NO3)4(aq) + NO2(g) + 2H2O(l)
Sn(s)+ 2H2SO4(aq) → SnSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)

Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH.
2Sn(s) + 2NaOH(aq) + 2H2O(l) → 2Na2SnO2(aq) + 3H2(g)
6Sn(s) + 6KOH(aq) + 4H2O(l) → 3K2SnO3(aq) + 7H2(g)

Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk


Sn(IV) klorida.
Sn(s) + 2Cl2(g) → SnCl4(s)

10
C. EKSTRAKSI UNSUR Pb DAN Sn
1. Timbal (Pb)
Pembuatan unsur plumbum (Pb) secara laboratorium adalah proses yang
sangat berbahaya dan biasanya tidak dilakukan dalam skala laboratorium
biasa. Pada proses ekstraksi, bijih galena dipekatkan
2PbS(s) + 3O₂(g) → 2PbO(s)+2SO₂(s)
Proses reduksi dilaksanakan dengan batu bara (C) dan air kapur
PbO(s)+ C(s)→ Pb(l) + CO(g)
PbO(s)+ CO(g) → Pb(l) + CO2(g)
Alternatif lain pada proses reduksi yaitu pemakaian reduktor bijih bakar dari
galena segar sebagai pengganti batubara:
PbS(s) + 2PbO(s) → Pb(s) + SO₂(g)

2. Timah (Sn)
a. Tahap konsentrasi
Tahap konsentrasi biji timah merupakan operasi peningkatan
kadar. Bijih timah (kasiterit) yang diolah memiliki kadar awal
sekitar 30% sampai 65% Sn. Setelah melalui operasi pemisahan,
kadar timah minimum yang harus tercapai supaya dapat
dipergunakan
sebagai umpan peleburan tahap pertama adalah
sebesar 70 persen Sn.
b. Tahap smelting
Proses smelting merupakan proses reduksi dari konsentrat bijih
timah pada temparatur tinggi menjadi logam timah. Prinsip reduksi
adalah melepas ikatan oksigen yang terdapat mineral kasiterit.
Reduktor yang digunakan sebagai pereduksi adalah gas CO.
Reaksi yang terjadi selama proses smelting adalah:
SnO₂ + CO→SnO + CO2
SnO + CO→Sn + CO₂
Pada proses smelting akan terbentuk lelehan terak dan timah yang
tidak saling larut. Slag akan mengikat pengotor-pengotor yang
terdapat di dalam konsentrat.
c. Tahap refining
 Crude tin dari proses peleburan tahap satu kemudian
dibawa ke proses selanjutnya yaitu proses pemurnian.
Kandungan timah dalam crude tin adalah Sn >90% dan
sisanya adalah pengotor seperti As, Pb, Ag, Fe, Cu, dan Sb.
 Pemurnian timah dari pengotornya dapat dilakukan dengan
kettle refining, eutectic refining, serta electrolytic refining.

11
Pemilihan teknologi untuk proses pemurnian adalah
berdasarkan tingkat kemurnian logam timah yang
diinginkan. Setelah melewati tahap refining ini, kemurnian
logam timah dapat mencapai 99,93%.

D. KEGUNAAN
1. Timbal (Pb)
Timbal (Pb) adalah unsur kimia yang memiliki beberapa kegunaan
dalam berbagai bidang, meskipun penggunaannya telah berkurang
seiring dengan meningkatnya kesadaran akan efek negatifnya terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan. Berikut adalah beberapa kegunaan
timbal yang pernah penting:

Industri baterai, salah satu penggunaan utama timbal adalah


dalam industri baterai. Baterai timbal-asam, yang mengandung
elektroda timbal di dalamnya, digunakan secara luas dalam
kendaraan bermotor, sistem penyimpanan daya, dan perangkat
elektronik portabel seperti UPS (Uninterruptible Power
Supply).

Penggunaan konstruksi, timbal digunakan dalam pembangunan


konstruksi sebagai bahan peredam suara dan peredam getaran.
Ini digunakan dalam bentuk lembaran atau panel timbal untuk
mengurangi kebisingan di dalam bangunan atau di sekitar
mesin berat.

12
Proyektil amunisi, timbal digunakan dalam amunisi sebagai
komponen inti proyektil. Meskipun penggunaan timbal dalam
amunisi telah berkurang, beberapa jenis amunisi masih
mengandung timbal.

Pelat anoda dalam proses elektrolisis, timbal dapat digunakan


sebagai pelat anoda dalam proses elektrolisis, seperti
elektroplating, pemurnian logam, dan produksi kimia lainnya.
Anoda timbal digunakan karena daya hantar listrik yang baik
dan ketahanan terhadap korosi.

Industri kaca, timbal digunakan dalam industri kaca untuk


meningkatkan refleksi cahaya, mengurangi kehilangan panas,

13
dan meningkatkan kekuatan kaca. Kaca yang dilapisi timbal
digunakan dalam cermin dan jendela ganda (kaca isolasi).

Radiasi perisai, karena kemampuannya untuk menyerap


radiasi, timbal digunakan sebagai perisai radiasi dalam industri
nuklir dan dalam peralatan radiologi medis seperti mantel
radiasi dan pelindung timbal untuk pelindung sinar-X.

Produk kimia, senyawa timbal, seperti timbal oksida (PbO) dan


timbal dioksidida (PbO2), digunakan dalam beberapa aplikasi
kimia sebagai katalis dan reagen.

2. Timah (Sn)

14
Unsur timah (Sn) memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai
industri dan aplikasi. Berikut adalah beberapa kegunaan utama unsur
timah:
Industri logam, timah digunakan sebagai bahan logam dasar
dalam pembuatan berbagai jenis produk logam, termasuk
solder, bahan bangunan, pipa, dan peralatan listrik.

Industri kemasan, salah satu kegunaan utama timah adalah


sebagai bahan dasar dalam pembuatan kaleng timah (tinplate).
Kaleng timah digunakan untuk mengemas makanan, minuman,
cat, dan produk konsumen lainnya. Kaleng timah adalah
pilihan yang baik karena tahan korosi dan memberikan
ketahanan yang baik terhadap mikroorganisme.

Industri elektronik, timah digunakan dalam produksi solder,


yang merupakan bahan penting dalam penyolderan komponen
elektronik. Solder timah sangat cocok untuk menghubungkan
dan memperbaiki sirkuit elektronik.

15
Industri kimia, beberapa senyawa timah digunakan sebagai
katalis dalam berbagai reaksi kimia. Contohnya adalah
senyawa organostannum yang digunakan dalam industri plastik
dan karet.

Pelapis anti-korosi, timah digunakan sebagai pelapis anti-


korosi pada logam lain, seperti besi dan baja. Ini membantu
melindungi permukaan logam dari kerusakan akibat korosi.

Pewarna, senyawa timah digunakan dalam industri keramik


dan kaca sebagai pigmen pewarna. Beberapa senyawa timah

16
memberikan warna putih yang cerah kepada produk-produk
ini.

Baterai, timah digunakan dalam beberapa jenis baterai,


terutama dalam baterai timbal-timah (Pb-Sn) atau baterai asam
timbal. Baterai ini digunakan dalam berbagai aplikasi,
termasuk di industri otomotif.

Industri pertahanan, timah digunakan dalam produksi peluru,


proyektil, dan peralatan militer lainnya.

Perhiasan, timah digunakan dalam pembuatan perhiasan,


terutama perhiasan yang terbuat dari paduan logam yang
dikenal sebagai timah putih. Timah putih memiliki kilau yang

17
menarik dan sering digunakan sebagai alternatif yang lebih
terjangkau daripada perhiasan emas atau perak.

Peralatan rumah tangga, timah digunakan dalam pembuatan


berbagai peralatan rumah tangga, seperti panci dan alat masak
lainnya, karena sifatnya yang tahan terhadap korosi.

E. PERSENYAWAAN
1. Halida
a. Timbal (Pb) dapat membentuk berbagai senyawa halida dengan
elemen halogen seperti fluor (F), klorin (Cl), bromin (Br), dan
iodin (I). Beberapa persenyawaan halida timbal adalah:
i. Timbal(II) Fluorida (PbF2):

18
Pb2+(aq) + 2F-(aq) → PbF2(s)
Timbal(II) fluorida adalah senyawa padat dengan
rumus kimia PbF2
Ini adalah senyawa ionik yang terbentuk dari ion Pb 2+
dan ion F-.
Timbal(II)fluorida memiliki sifat isolator listrik dan
digunakan dalam produksi kaca optik dan dalam
beberapa aplikasi dalam kimia analitik sebagai agen
pengendap.

ii. Timbal(II)Klorida (PbCl2):

19
Pb2+(aq) + 2Cl-(aq) → PbCl2(s)
Timbal(II) klorida adalah senyawa padat dengan rumus
kimia PbCl2.
Seperti PbF2, ini juga merupakan senyawa ionik yang
terbentuk dari ion Pb2+ dan ion Cl-.
Timbal(II) klorida digunakan dalam produksi cat dan
pigmen, serta dalam industri tekstil sebagai agen
pengikat pewarna.

iii. Timbal(II) Bromida (PbBr2):

Pb2+(aq) + 2Br-(aq) → PbBr2(s)

20
Timbal(II) bromida adalah senyawa padat dengan
rumus kimia PbBr2.
Ini juga merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari
ion Pb2+ dan ion Br-.
Timbal(II) bromida digunakan dalam fotografi,
elektronika, dan beberapa aplikasi kimia.

iv. Timbal(II) Iodida (PbI2):

Pb2+(aq) + 2I-(aq) → PbI2(s)


Timbal(II) iodida adalah senyawa padat dengan rumus
kimia PbI2.
Seperti senyawa halida lainnya, ini juga merupakan
senyawa ionik yang terbentuk dari ion Pb2+ dan ion I-.
Timbal(II) iodida digunakan dalam produksi sel surya,
fotografi, dan dalam beberapa reaksi kimia organik.

21
b. Timah (Sn) adalah unsur kimia yang dapat membentuk
senyawa halida dengan elemen halogen seperti fluor (F), klorin
(Cl), bromin (Br), dan iodin (I). Berikut adalah beberapa
persenyawaan halida timah yang umum:
i. Timah(II) Fluorida (SnF2):

Sn2+(aq) + 2F-(aq) → SnF2(s)


Timah(II) fluorida adalah senyawa padat dengan
rumus kimia SnF2.
Ini adalah senyawa ionik yang terbentuk dari ion
Sn2+ dan ion F-.
Timah(II) fluorida digunakan dalam beberapa
aplikasi, termasuk dalam pasta gigi sebagai agen
antikaries dan dalam kimia analitik sebagai agen
pengendap.

22
ii. Timah(IV) Klorida (SnCl4):

Sn4+(aq) + 4Cl-(aq) → SnCl4(aq)


Timah(IV) klorida adalah senyawa cair yang
memiliki rumus kimia SnCl4.
Ini juga merupakan senyawa yang terbentuk melalui
ikatan ionik dengan ion Sn4+ dan ion Cl-.
Timah(IV) klorida digunakan dalam sintesis
organik sebagai agen Lewis yang kuat dan dalam
produksi cat dan tinta.
iii. Timah(IV) Bromida (SnBr4):

23
Sn4+(aq) + 4Br-(aq) → SnBr4(aq)
Timah(IV) bromida adalah senyawa yang memiliki
rumus kimia SnBr4.
Ini juga adalah senyawa yang terbentuk dari ion
Sn4+ dan ion Br-.
Timah(IV) bromida digunakan dalam berbagai
reaksi kimia organik.

iv. Timah(IV) Iodida (SnI4):

Sn4+(aq) + 4I-(aq) → SnI4(s)


Timah(IV) iodida adalah senyawa padat dengan
rumus kimia SnI4.
Seperti senyawa halida lainnya, ini juga terbentuk
dari ion Sn4+ dan ion I-.
Timah(IV) iodida digunakan dalam beberapa
aplikasi kimia dan sintesis organik.

2. Oksida dan Hidroksida


Persenyawaan oksida dari Pb (timbal) dan Sn (timah) dapat dinyatakan
sebagai berikut:
a. Oksida Timbal (PbO):
Persenyawaan kimia untuk oksida timbal adalah PbO. Ini adalah
oksida yang terbentuk ketika timbal (Pb) bereaksi dengan oksigen
(O2) mengakibatkan terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi.
Sifat kristal, oksida timbal ada dalam dua bentuk kristal, yaitu α-
PbO (massicot) dan β-PbO (litharge). Massicot adalah bentuk
berwarna kuning atau merah yang kurang stabil, sedangkan
litharge adalah bentuk yang lebih stabil dan berwarna merah.

24
Kegunaan:Digunakan dalam industri kaca sebagai peningkat
ketebalan dan kilap dalam pembuatan kaca optik dan kaca kristal.
Kandungan PbO dalam kaca juga dapat meningkatkan indeks
bias,yang berguna dalam pembuatan lensa optik.

Persamaan reaksi kimianya adalah:


2Pb(s) + O2(g) → 2PbO(s)

b. Oksida Timah (SnO):


Persenyawaan kimia untuk oksida timah adalah SnO. Ini juga
adalah oksida yang terbentuk ketika timah (Sn) bereaksi dengan
oksigen (O2) mengakibatkan terjadinya reaksi reduksi dan
oksidasi:
Sifat, memiliki sifat keras dan digunakan dalam berbagai aplikasi,
termasuk dalam pembuatan keramik.

25
Kegunaan:Digunakan dalam pembuatan kaca, keramik, dan
porselen karena memiliki sifat tahan panas dan tahan korosi.

Persamaan reaksi kimianya adalah:


2Sn(s) + O2(g) → 2SnO (s)
Persenyawaan hidroksida dari Pb (timbal) dan Sn (timah) dapat
dinyatakan sebagai berikut:
a. Hidroksida Timbal (Pb(OH)2):

Hidroksida timbal adalah senyawa kimia yang terbentuk ketika


timbal (Pb) bereaksi dengan ion hidroksida (OH -) dalam suasana
basa.
Sifat, memiliki sifat keras dan digunakan dalam berbagai
aplikasi,termasuk dalam pembuatan keramik.

26
Kegunaan:Digunakan dalam pembuatan kaca, keramik, dan
porselen karena memiliki sifat tahan panas dan tahan korosi.

Persamaan reaksi kimianya adalah:


Pb2+(aq) + 2OH-(aq) → Pb(OH)2(aq)
b. Hidroksida Timah (Sn(OH)2):
Hidroksida timah adalah senyawa kimia yang terbentuk ketika
timah (Sn) bereaksi dengan ion hidroksida (OH -) dalam suasana
basa.

Sifat, hidroksida timbal bersifat amfoter, yang berarti senyawa ini


dapat bertindak sebagai asam atau basa tergantung pada kondisi
reaksi. Ini adalah karakteristik yang cukup unik karena banyak
hidroksida lain cenderung bersifat basa.

Kegunaan:Pewarna dalam Keramik: Hidroksida timbal telah


digunakan dalam pembuatan keramik dan porselen untuk
memberikan warna putih yang cerah.

27
Persamaan reaksi kimianya adalah:
Sn2+(aq) + 2OH-(aq) → Sn(OH)2(aq)

3. Sulfida
Persenyawaan sulfida dari Pb (timbal) dan Sn (timah) adalah sebagai
berikut:

a. Sulfida Timbal (PbS):


Sulfida timbal adalah senyawa kimia yang terbentuk ketika timbal
(Pb) bereaksi dengan belerang (S).

Sifat:Bersifat semikonduktor

Kegunaan, digunakan dalam pembuatan baterai.Senyawa PbS


bersifat semikonduktor,sehingga dapat digunakan sebagai bahan
elektroda dalam baterai.Dalam baterai, katoda adalah elektroda
yang menerima elektron dari sirkuit luar dan ion dari
elektrolitsehingga terjadi reaksi kimia yang menghasilkan arus
listrik.Oleh karena itu, senyawa PbS dapat digunakan sebagai
bahan katoda dalam baterai karena sifatnya yang bersifat
semikonduktor.

28
Persamaan reaksi kimianya adalah:
Pb2+(aq) + S2-(aq) → PbS(s)

b. Sulfida Timah (SnS):


Sulfida timah adalah senyawa kimia yang terbentuk ketika timah
(Sn) bereaksi dengan belerang (S).

Bersifat:
-semikonduktor
-mampu menyerap radiasi

kegunaan:
- Dapat digunakan dalam pembuatan detektor radiasi.

29
Persamaan reaksi kimianya adalah:
Sn2+(aq) + S2-(aq) → SnS(s)

30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Timah (Sn) tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi
diperoleh dari senyawanya, timah merupakan logam putih keperakan, logam
yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur kristal, akan
tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan.
Timbal (Pb) memiliki warna putih kebiruan yang terlihat ketika logam pb
dipotong akan tetapi warna ini akan segera berubah menjadi putih kotor atau
abu-abu gelap ketika logam Pb yang baru dipotong tersebut terekspos oleh
udara.
Timah bereaksi dengan uap air menghasilkan SnO2 dan H2. Timbal tidak
bereaksi dengan air, mungkin karena adanya lapisan oksida pelindung pada
permukaannya.
Kegunaan utama Sn adalah elektroplanting baja untuk membuat
lempengan timah, dan untuk membuat alloys. Lempengan timah digunakan
untuk membuat kaleng makanan dan minuman. Alloy terpenting adalah solder
(Sn/Pb), tetapi banyak lainnya, termasuk perunggu (Cu/Sn), gun metal
(Cu/Sn/Pb/Zn), dan pewter (Sn/Sb/Cu).

B. Diskusi
1. Sofia Afsa Liza (E1M022058)
Pada proses ekstraksi Pb dengan menggunakanan bijih galena pekat,
a. Bagaimana bentuk dari bijih galena tersebut?
b. Seperti apa rumus kimianya?
c. Dari proses ekstraksi yang pertama menggunakan bijih galena, tidak
ada pembentukan Pb. Sedangkan di alternatif ada pembentukan Pbnya
dari batu bara yang di ganti dengan bijih galena. Kenapa bisa terjadi
padahal sama-sama menggunakan bijih galena?
Jawaban:

a.
b. Rumus kimia dari galena adalah PbS

31
c. Pada proses ekstraksi pertama yang menggunakan bijih galena dengan
reaksi:
2PbS(s) + 3O₂(g) → 2PbO(s) + 2SO₂(g)
Ini adalah reaksi oksidasi yang mengubah bijih galena (PbS) menjadi
oksida plumbum (PbO) dan sulfur dioksida (SO₂). Namun, tidak ada
pembentukan plumbum (Pb) dalam proses ini.
Sementara pada proses reduksi pertama dengan menggunakan batu
bara dan air kapur:
PbO(s) + C(s) →Pb(l) + CO(g)
PbO(s) + CO(g) → Pb(l) + CO2(g)
Ketika PbO bereaksi dengan karbon (C), atau dengan karbon
monoksida (CO) yang dihasilkan dari karbon, proses ini
memungkinkan terbentuknya plumbum cair (Pb). Namun, pada
alternatif kedua yang menggunakan bijih bakar galena sebagai
reduktor:
PbS(s) + 2PbO(s) → Pb(s) + SO₂(g)
Proses ini melibatkan reaksi langsung antara bijih galena (PbS) dengan
oksida plumbum (PbO) yang menghasilkan langsung plumbum cair
(Pb) tanpa melalui tahap pembentukan gas CO atau CO ₂. Oleh karena
itu, dalam alternatif ini, plumbum terbentuk secara langsung dari
reaksi antara bijih galena (PbS) dan oksida plumbum (PbO).
Perbedaan utama di sini terletak pada reaksi yang terlibat dalam proses
reduksi. Pada proses pertama, reaksi menggunakan karbon dari batu
bara atau karbon monoksida sebagai agen reduksi untuk mengubah
PbO menjadi Pb. Namun, pada alternatif kedua, reaksi langsung antara
PbS dan PbO menyebabkan pembentukan langsung plumbum tanpa
melalui langkah reaksi tambahan.

2. Putri Awalia Ramadhani (E1M022016)


Pada tahap refining dijelaskan crude tin dari proses peleburan tahap satu
yang selanjutnya dibawa ke proses pemurnian. Proses pemurnian ada
beberapa tahap yaitu kettle refining, eutectic refining, dan electrolytic
refining. Pertanyaannya:
a. Yang mana yang merupakan proses peleburan tahap satu?
b. Jelaskan mengenai tahap kettle refining, eutectic refining, dan
electrolytic refining!
Jawaban:

32
a. Tahap peleburan tahap satu merupakan tahap smelting, dimana pada
proses ini diperoleh lelehan timah.
b. Ada 3 teknologi, yaitu:
 Kettle refining merupakan proses pemurnian timah dengan
menggunakan peralatan berupa kettles (ceretan). Timah kasar
(crude tin) dipanaskan dalam ceretan pada suhu tertentu untuk
memisahkan logam dari pengotor-pengotor yang ada.
Pengotor-pengotor tersebut akan terpisah dari timah karena
memiliki sifat fisika atau kimia yang berbeda, sehingga dapat
dihilangkan dari logam timah.
 Eutectic refining adalah proses pemurnian timah dengan
menggunakan reaksi eutektik. Biasanya, logam ditambahkan
ke dalam timah kasar yang meleleh pada suhu tertentu
sehingga membentuk paduan eutektik. Paduan ini memiliki
sifat fisika yang berbeda dari pengotor-pengotor, yang
memungkinkan untuk dipisahkan dari timah.
 Electrolytic refining adalah proses pemurnian yang
menggunakan prinsip elektrolisis. Logam timah kasar
ditempatkan sebagai anoda dalam larutan kimia tertentu.
Ketika arus listrik diterapkan, ion-ion logam timah bergerak
menuju katoda, meninggalkan pengotor-pengotor di anoda.
Dengan cara ini, timah yang murni akan terdeposisi di katoda,
sementara pengotor-pengotor tertinggal di anoda atau larutan.

3. Rozana Lestari (E1M022018)


Bagaimana pemanfaatan timbal dalam industri batrai dapat membantu
mengatasi masalah penyimpanan energi dan apa tantangan dalam mendaur
ulang timah seperti ponsel atau komponen elektronik?
Jawaban:
Pemanfaatan timbal dalam industri baterai membantu mengatasi masalah
penyimpanan energi dengan meningkatkan kinerja baterai. Timbal
digunakan dalam baterai timbal-asam yang umum digunakan dalam
aplikasi seperti kendaraan listrik dan UPS (Uninterruptible Power
Supply). Keuntungannya adalah baterai timbal memiliki kapasitas tinggi
dan dapat menyimpan energi dalam jumlah besar.
Tantangan dalam mendaur ulang timah dari ponsel atau komponen
elektronik adalah:
a. Timah dari elektronik sering terkontaminasi dengan bahan lain,
seperti plastik dan logam lainnya, yang membuat pemisahan sulit.

33
b. Proses pemurnian timah dari limbah elektronik memerlukan teknik
yang rumit dan mahal untuk menghasilkan timah berkualitas tinggi.

c. Daur ulang timah dari perangkat elektronik menghadapi tantangan


dalam volume besar, karena banyaknya perangkat elektronik yang
dibuang setiap tahun.
d. Kesadaran lingkungan dan regulasi terkait daur ulang timah semakin
meningkat, tetapi masih perlu penangan lebih lanjut terkait limbahnya.

4. Muhamad Rodiah (E1M022086)


Pada tahap refining timah disebutkan adanya beberapa teknologi yang bisa
digunakan untuk proses pemurnian dan teknologi apa saja yang digunakan
serta jelaskan prinsip dari masing-masing teknologi tersebut!
Jawaban:
Ada tiga teknologi yang disebutkan dalam pemurnian timah dari
pengotornya, yaitu:
a. Kettle refining, dalam metode ini, crude tin dilelehkan dalam kettle
besar pada suhu tinggi. Proses ini membantu pemisahan sebagian
besar pengotor yang memiliki titik leleh yang lebih rendah daripada
timah murni. Pengotor cair lebih rendah dapat dihilangkan dengan cara
digosok atau diangkat dari permukaan timah cair.
b. Eutectic refining, metode ini memanfaatkan sifat-sifat eutektik
(campuran yang memiliki titik leleh terendah) dari timah dengan
logam lain. Ketika kandungan pengotor dalam timah mencapai jumlah
tertentu, pengotor melebur terlebih dahulu sebelum timah murni,
karena campuran eutektik memiliki titik leleh yang lebih rendah.
c. Electrolytic refining, pada metode ini, timah cair ditempatkan sebagai
katoda dalam sebuah larutan elektrolit dengan anoda dari logam lain.
Selama proses elektrolisis, ion-ion logam pengotor berpindah dari
timah cair ke anoda, memisahkan logam-logam tersebut dari timah
murni yang terakumulasi pada katoda.
Prinsip-prinsipnya berbeda-beda, tetapi tujuannya sama yaitu
menghilangkan pengotor dari timah mentah untuk meningkatkan tingkat
kemurniannya. Metode ini dipilih berdasarkan tingkat kemurnian yang
diinginkan dan sifat kimia serta fisik dari logam-logam pengotor
dalam crude tin.

5. Rini Rianti (E1M022055)

34
Mengapa timah digunakan dalam produksi peluru? mengapa penggunaan
timbal dalam amunisi berkurang? apakah karena dalam penggunaanya ada
kelemahan atau diganti dengan yang lain dalam penggunaannya?
Jawaban:
Timah digunakan dalam produksi peluru karena memiliki beberapa sifat
yang menguntungkan dalam aplikasi amunisi. Beberapa alasan utama
mengapa timah telah digunakan dalam pembuatan peluru termasuk:
a. Timah memiliki kepadatan yang relatif tinggi, sehingga dapat
memberikan bobot yang dibutuhkan untuk menjaga kecepatan peluru
dan mempertahankan lintasan yang stabil.
b. Timah juga cukup lembut, sehingga saat peluru menabrak target, itu
akan mengalami deformasi yang baik untuk menimbulkan kerusakan
yang diinginkan pada sasaran.
c. Timah memiliki titik leleh yang cukup rendah, membuatnya mudah
dilelehkan dan mampu diubah bentuk menjadi peluru dengan mudah.

Penggunaan timbal (timah hitam) dalam amunisi telah berkurang karena


adanya kekhawatiran tentang dampak lingkungan dan kesehatan. Timbal
adalah bahan yang sangat beracun bagi manusia dan lingkungan. Beberapa
alasan pengurangan penggunaan timbal adalah:
a. Paparan timbal dapat menyebabkan keracunan dan berbagai masalah
kesehatan pada manusia. Ini terutama merupakan masalah bagi mereka
yang terlibat dalam proses produksi, pengisian ulang amunisi, dan juga
pengguna senjata.
b. Penggunaan amunisi berbasis timbal menyebabkan kontaminasi
lingkungan. Peluru yang ditembakkan dapat meninggalkan timbal di
tanah atau air di area latihan tembak, menyebabkan bahaya
kontaminasi bagi lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya.
Karena keprihatinan akan dampak lingkungan dan kesehatan, industri
amunisi telah beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan dan lebih
aman secara kesehatan. Salah satu alternatif yang telah digunakan adalah
peluru berpangkalan logam non-timbal, seperti tembaga atau baja, yang
lebih aman dan lebih mudah didaur ulang tanpa menimbulkan ancaman
serius bagi lingkungan atau kesehatan manusia.

6. Risa Latul Qudsiah (E1M022056)


Bagaimana cara kerja timbal dalam perangkat elektronik seperti UPS?
Jawaban:

35
Timbal digunakan dalam perangkat UPS (Uninterruptible Power Supply)
sebagai bahan dasar dalam baterai timbal-asam. Baterai timbal-asam
adalah salah satu tipe baterai yang paling umum digunakan dalam UPS.
Cara kerja baterai timbal-asam dalam UPS, yaitu:

a. Saat listrik dari sumber utama (misalnya, listrik dari grid) tersedia,
UPS mengisi baterai timbal-asam dengan listrik. Selama proses
pengisian, timbal-asam di dalam baterai mengalami reaksi kimia di
mana ion-ion timbal dan asam sulfurik diubah menjadi timbal dioksida
dan timah sederhana.
b. Ketika terjadi pemadaman listrik atau fluktuasi tegangan yang
signifikan, UPS mendeteksi perubahan tersebut dengan cepat
c. Baterai timbal-asam memberikan energi yang telah disimpan
sebelumnya untuk menjaga perangkat elektronik yang dihubungkan ke
UPS tetap beroperasi. Ini memberi waktu kepada pengguna untuk
mengambil tindakan yang diperlukan, seperti menyimpan pekerjaan
dan mematikan perangkat dengan aman.
d. UPS juga biasanya dilengkapi dengan sistem kendali beban yang dapat
mengatur penggunaan daya dari baterai. Hal ini dapat membantu
memperpanjang masa pakai baterai dan memastikan prioritas
perangkat yang lebih penting.

7. Zelina Dewi Astuti (E1M022064)


Disebutkan kegunaan timah hidroksida yaitu sebagai pewarna dalam
keramik. Apakah ada risiko atau bahaya yang terkait dengan penggunaan
timah hidroksida tersebut?
Jawaban:
Penggunaan timah hidroksida sebagai pewarna dalam keramik dapat
memiliki beberapa efek samping, yaitu:
a. Hidroksida timah memiliki sifat toksik jika terhirup dalam bentuk
partikel debu atau terpapar secara langsung pada kulit. Ini bisa
menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan kulit.
b. Paparan jangka panjang terhadap hidroksida timah dapat berdampak
negatif pada kesehatan pekerja pabrik keramik dan pada konsumen. Ini
dapat mempengaruhi saluran pernapasan dan menyebabkan masalah
kesehatan lainnya jika terjadi kontak berulang.
c. Limbah dari proses produksi hidroksida timah dalam industri keramik
dapat mencemari lingkungan. Pencemaran ini bisa merusak air, tanah,
dan ekosistem secara keseluruhan.

36
8. Nura Febriani (E1M022015)
Hidroksida timbal adalah senyawa kimia yang terbentuk ketika timbal
(Pb) bereaksi dengan ion hidroksida (OH-) dalam suasana yang sesuai.
Suasana seperti apa yang dimaksud coba jelaskan! bagaimana cara
menyerap radiasi? Apa yang diserap ? Proses penyerapannya seperti apa?
Jawaban:
Sulfida timah adalah senyawa kimia yang terbentuk ketika timah (Sn)
bereaksi dengan belerang (S).
-semikonduktor
-mampu menyerap radiasi

Suasana dalam konteks kimia merujuk pada kondisi lingkungan di mana


reaksi kimia terjadi. Suasana yang sesuai untuk terbentuknya hidroksida
timbal adalah ketika ion timbal bereaksi dengan ion hidroksida dalam
suasana yang bersifat basa. Ini berarti lingkungan yang cukup bersifat basa
atau alkali.
Sulfida timah, sebagaimana disebut sebagai "mampu menyerap radiasi",
mengacu pada kemampuannya sebagai semikonduktor yang dapat
menyerap radiasi. Penyerapan radiasi dapat terjadi saat semikonduktor
menyerap foton (partikel cahaya) dari radiasi elektromagnetik, seperti
sinar-X atau cahaya tampak. Partikel cahaya ini dapat memberikan energi
pada elektron dalam struktur semikonduktor, menyebabkan elektron
melompat ke tingkat energi yang lebih tinggi. Proses ini menyebabkan
penyerapan energi dari radiasi yang masuk.

9. Nara Mustika Yani (E1M022014)


Timah(II) fluorida digunakan dalam beberapa aplikasi, termasuk dalam
pasta gigi sebagai agen antikaries dan dalam kimia analitik sebagai agen
pengendap.Apas maksud dari agen antikaries dan bagaimana mekanisme
reaksi pada kimia analitk ketika timah fluorida menjadi agen pengendap?
apa maksud dari agen antikaries dan bagaimana mekanisme reaksi pada
kimia analitk ketika timah fluorida menjadi agen pengendap?
Jawaban:
Timah(II) fluorida digunakan dalam beberapa aplikasi, termasuk dalam
pasta gigi sebagai agen antikaries dan dalam kimia analitik sebagai agen
pengendap. Timah(II) fluorida digunakan dalam beberapa aplikasi,
termasuk dalam pasta gigi sebagai agen antikaries dan dalam kimia
analitik sebagai agen pengendap. Agen antikaries adalah zat yang

37
digunakan untuk mencegah atau mengurangi kerusakan gigi akibat karies.
Timah(II) fluorida digunakan dalam pasta gigi sebagai agen antikaries
karena dapat membantu mencegah pembentukan plak dan mengurangi
kerusakan gigi akibat karies. Ketika timah(II) fluorida digunakan dalam
pasta gigi, ia akan bereaksi dengan email gigi dan membentuk lapisan
yang melindungi gigi dari kerusakan.
Agen pengendap tersebut mengendapkan suatu senyawa atau ion dalam
lingkungan. Timah(II) fluorida digunakan dalam kimia analitik sebagai
agen pengendap karena dapat membantu mengendapkan ion-ion logam
dalam lingkungan. Ketika timah(II) fluorida ditambahkan ke dalam larutan
yang mengandung ion-ion logam, ia akan bereaksi dengan ion-ion tersebut
dan membentuk senyawa-senyawa yang tidak larut dalam larutan.
Senyawa-senyawa tersebut kemudian akan mengendap dan dapat
dipisahkan dari larutan.

10. Syalifah Amalia (E1M022060)


Pada persenyawaan Sulfida PbS sebagai bahan elektroda dalam baterai
a. Bagaimana mekanisme reaksi kimia antara PbS dengan elektrolit
dalam baterai?
b. Apa perbedaan antara PbS dan bahan elektroda lainnya yang
digunakan dalam baterai?
Jawaban:
a. Mekanisme reaksi antara Sulfida PbS dan elektrolit dalam baterai
bergantung pada jenis baterai yang digunakan. Jika kita mengacu pada
baterai timbal (lead-acid), persamaan kimianya adalah sebagai berikut:
Reaksi pada elektroda positif (katoda):
PbO2 + 4H+ + SO42- + 2e- → PbSO4 + 2H2O
Reaksi pada elektroda negatif (anoda):
Pb + SO42- → PbSO4 + 2e-
Di sini, saat baterai digunakan, elektroda negatif yang mengandung
PbS (atau Pb) akan melepaskan elektron (di sisi anoda), menghasilkan
ion Pb yang bergabung dengan ion sulfat (SO42-) dalam elektrolit untuk
membentuk timbal sulfida (PbSO4). Elektron-elektron yang dilepaskan
kemudian bergerak melalui sirkuit luar, menyediakan listrik.
b. Perbedaan utama antara PbS dan bahan elektroda lainnya dalam
baterai adalah dalam sifat kimianya:
 PbS memiliki kapasitas yang baik dalam menyimpan energi,
namun, tergantung pada jenis baterai, bahan elektroda lain

38
seperti litium atau grafit juga memiliki kapasitas penyimpanan
yang tinggi.
 PbS dapat memiliki siklus pengisian-ulang yang baik, tetapi
beberapa bahan elektroda lain mungkin memiliki performa
yang lebih baik dalam hal ini.
 PbS mungkin memiliki kestabilan tertentu dalam reaksi
elektrokimia baterai, tetapi hal ini juga bergantung pada
lingkungan kimia dan jenis baterai yang digunakan. Beberapa
bahan elektroda lain dapat memiliki kestabilan yang berbeda
dalam reaksi ini.

c. Rizka Isnaeni (E1M022017)


Pada persenyawaan halida timah (Sn), pada senyawa timah (iv) bromida
(SnBr4) digunakan dalam berbagai reaksi kimia organik dan juga timah
(iv) iodida (SnI4) digunakan dalam sintesis organik. Pertanyaannya, reaksi
seperti apa yg terjadi dengan senyawa halida timah ini dan senyawa ini
berfungsi sebagai apa dalam reaksi tersebut? apakah reagen, katalis, atau
yg lain? berikan contoh reaksinya.
Jawaban:
Senyawa SnBr4 (timah (IV) bromida) dan SnI4 (timah (IV) iodida)
digunakan dalam berbagai reaksi organik sebagai agen Lewis, yang
berperan sebagai katalis atau pereaksi dalam sintesis organik. Mereka
dapat bertindak sebagai pereaksi pembawa gugus halida atau sebagai agen
Lewis yang memfasilitasi reaksi pembentukan ikatan dalam berbagai
reaksi organik, seperti reaksi substitusi nukleofilik atau reaksi Friedel-
Crafts.
Dalam Friedel-Crafts alkilasi, misalnya, SnBr 4 atau SnI4 dapat berperan
sebagai agen Lewis yang memfasilitasi pembentukan ikatan C–C antara
senyawa aromatik (seperti benzena) dan senyawa alkil halida.
Mekanisme umumnya melibatkan pembentukan kompleks antara katalis
(SnBr4 atau SnI4) dan senyawa alkil halida di mana gugus alkil dilepaskan
dan terjadi reaksi elektrofilik pada cincin aromatik, membentuk senyawa
alkilasi pada posisi tertentu pada cincin. Misalnya, dalam alkilasi benzena
dengan klorometana di bawah katalisis SnBr4, reaksi dapat berjalan
dengan pembentukan kompleks antara SnBr4 dan klorometana, diikuti
oleh serangan elektrofilik dari karbokation yang dihasilkan ke cincin
benzena, membentuk senyawa alkilasi seperti alkilbenzena.

d. Rozana Lestari (E1M022018)

39
Bagaimana Halida timbal berinteraksi dengan lingkungan jika terlepas
dalam bentuk limbah dari industri ataupun sumber-sumber yang lain lalu
apakah itu berpotensi bahaya bagi kesehatan yang terkena dengan paparan
halida timbal?
Jawaban:
Halida timbal, atau timbal halida, merupakan senyawa kimia yang
biasanya dihasilkan sebagai limbah industri atau dari sumber lainnya. Jika
terlepas ke lingkungan, seperti air atau udara, timbal halida dapat
menyebabkan dampak yang merugikan bagi lingkungan dan kesehatan
manusia. Paparan terhadap timbal halida dapat mengakibatkan berbagai
masalah kesehatan, terutama pada sistem saraf, ginjal, dan perkembangan
anak-anak.
Interaksi timbal halida dengan lingkungan dapat menyebabkan
pencemaran air dan tanah serta tercemarnya udara. Tanah yang
terkontaminasi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan memasuki
rantai makanan, sedangkan air yang tercemar dapat berdampak pada
organisme air dan manusia yang mengonsumsinya.
Paparan timbal halida pada manusia dapat menyebabkan keracunan
timbal, yang bisa menimbulkan gejala seperti kerusakan otak, masalah
neurologis, kerusakan ginjal, serta dampak serius pada perkembangan
anak-anak. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol pelepasan timbal
halida ke lingkungan dan mengurangi paparan manusia terhadap senyawa
berbahaya ini.

40
DAFTAR PUSTAKA

Saito, T. (1996). Kimia Anorganik. Tokyo: Iwanami Shoten.

Sugiyarto, K. H. (2012). Dasar-dasar Kimia Anorganik Transisi. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Farida, I. (2018). Kimia Anorganik. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Press.

Akkerman, Q. A. & Manna, L. (2019). Fully Inorganic Ruddlesden-popper Double


Cl-I and Triple Cl-Br-I Lead Halide Perovskite Nanocrystals. Chem. Mater.
31(6): 2182-2190.

Anda mungkin juga menyukai