Anda di halaman 1dari 26

NAMA : Ali Sandra ( 2284203008 )

FAKULTAS : Ilmu Pendidkan


PRODI : Prodi Pendidikan Fisika
MATA KULIAH : Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Fisika
DOSEN PENGAMPU : Alimatu Fatmawati, M.Pd.Si.

ANALISIS PENDIDIKAN DI NEGARA TIONGKOK

A. kurikulum pendidikan
Dasar di Tiongkok telah mengalami beberapa gelombang perubahan sejak berdirinya
Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949. Perubahan ini biasanya mengikuti gerakan
politik dan sosial yang besar dan melibatkan pengembangan dan penerapan pedoman
kurikulum baru dalam bentuk silabus pengajaran atau standar kurikulum untuk semua mata
pelajaran sekolah (Ruan dan Jin, 2012). Sebelum gelombang terbaru yang terjadi sejak tahun
1999, telah terjadi tujuh gelombang besar pada tahun-tahun sebelumnya. Penting untuk
memberikan gambaran sejarah singkat mengenai reformasi ini (Tan, 2012). Ruan dan Jin
(2012) menyatakan bahwa setiap reformasi telah meninggalkan jejaknya dalam sejarah.

B. Tujuh gelombang reformasi kurikulum di Tiongkok Baru: 1949–1998

Dekade pertama setelah berdirinya Tiongkok Baru pada tahun 1949 menjadi saksi
diperkenalkannya kurikulum dan bahan ajar nasional berdasarkan model Soviet (gelombang
pertama: 1949–1952; gelombang kedua: 1953–1957). Dengan melemahnya hubungan dengan
Soviet pada awal tahun 1960an, terjadilah “renaisansance” singkat di bidang pendidikan
(gelombang ketiga: 1958–1962; gelombang keempat: 1963–1965) dengan banyak inovasi dan
pemikiran baru yang bermunculan, termasuk satu upaya besar untuk mempromosikan
pendidikan. pendidikan sosialis dan agraris (Tan, 2012). Semua ini tersingkir ketika Revolusi
Kebudayaan pecah pada tahun 1966. Sistem pendidikan dibangun kembali setelah tahun 1976
dengan diperkenalkannya ujian masuk perguruan tinggi nasional pada tahun 1977
(gelombang kelima: 1977–1980; gelombang keenam: 1981–1984). Banyak yang berpendapat
bahwa reformasi pendidikan modern dimulai pada tahun 1985 (gelombang ketujuh: 1985–
1998).

1
Dengan beberapa tonggak sejarahnya adalah desentralisasi dalam administrasi dan
pembiayaan pendidikan dasar; pelaksanaan wajib belajar sembilan tahun; perubahan
struktural pendidikan menengah dan pengembangan pendidikan kejuruan; reformasi
penerimaan mahasiswa dan penempatan lulusan di pendidikan tinggi; dan upaya untuk
mendorong produksi buku teks lokal (Cheng, 2010; Li, 2012; Tsang, 1991; Zhong dan Cui,
2003).Yang (1991) mengklasifikasikan perubahan kurikulum tahun 1980an menjadi dua fase
(restorasi tatanan sosial vs. adaptasi struktural dan reorientasi) dan menunjukkan
permasalahan yang masih ada setelah setiap fase. Secara khusus, fase restorasi menghadapi
tantangan terkait dengan ketidak seimbangan kurikulum yang berpihak pada elit intelektual,
devaluasi mata kuliah pilihan, segmentasi kurikulum, berkurangnya seni kreatif dan rekreasi,
serta beban guru dan siswa yang berlebihan, sedangkan fase reorientasi mempunyai
permasalahan terkait dengan kurangnya kurangnya dukungan keuangan, kurikulum yang
tidak fleksibel untuk populasi yang beragam, kurikulum yang abstrak dan tersegmentasi,
pengecualian terhadap pelatihan pilihan dan kejuruan, kurangnya media pembelajaran yang
beragam, dan tidak adanya ketentuan untuk pembelajaran mandiri.

C. Pendidikan di Shanghai: 1949–akhir 1980-an

Berdirinya Tiongkok Baru juga membuka era baru bagi perkembangan pendidikan di
Shanghai. Pemerintahan baru mengambil kebijakan pendidikan bahwa pendidikan massal
adalah untuk rakyat biasa, sehingga mempopulerkan pendidikan untuk rakyat
pekerja. Akibatnya, pendaftaran siswa di sekolah umum di Shanghai meningkat drastis
sejak akhir tahun 1970an. Selain itu, sesuai dengan Undang-Undang Wajib Belajar yang
disahkan pada tahun 1985, Shanghai merupakan salah satu kota pertama di Tiongkok yang
mencapai pendidikan dasar dan menengah universal (Xu, 2012). Perubahan sosial dan
ekonomi yang pesat di Shanghai mendesak pemerintah pusat dan pemerintah Shanghai
untuk meresmikan reformasi kurikulum dan buku teks (Li, 2001).

D. Reformasi kurikulum baru di Tiongkok: 1999–sekarang (gelombang kedelapan)

Seperti yang dikatakan Feng (2006), reformasi kurikulum pendidikan dasar yang
baru-baru ini diluncurkan pada periode transformasi sistem ekonomi dan politik Tiongkok

2
merupakan perubahan yang signifikan dan mendalam. Persoalan Keputusan Pendalaman
Reformasi Pendidikan dan Promosi Penuh Pendidikan Berorientasi Mutu pada tahun 1999
melambangkan dimulainya gelombang kedelapan reformasi kurikulum di Tiongkok. Berbeda
dengan tujuh gelombang sebelumnya yang hanya sebatas buku pelajaran, konsep dasar
gelombang baru ini adalah untuk revitalisasi masyarakat Tiongkok dan untuk pengembangan
setiap siswa. Pada hakikatnya menyentuh seluruh sistem pendidikan termasuk pemikiran,
tujuan, sistem, isi dan metode pendidikan.

Garis Besar Reformasi Kurikulum Pendidikan Dasar (percobaan) yang diundangkan


pada tahun 2001 menetapkan enam tujuan sebagai berikut (Cui, 2001; Feng, 2006; Guo,
2012):

1. Perubahan dari perspektif sempit mengenai transmisi pengetahuan dalam pengajaran


di kelas ke perspektif yang berkaitan dengan pembelajaran bagaimana cara belajar
dan mengembangkan sikap positif;
2. Perubahan dari struktur kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran menjadi
struktur kurikulum yang seimbang, terpadu, dan selektif untuk memenuhi beragam
kebutuhan sekolah dan siswa;

3. Perubahan dari isi kurikulum yang ketinggalan zaman dan sangat sulit dipahami
menjadi pengetahuan dan keterampilan penting yang berkaitan dengan pembelajaran
seumur hidup siswa;

4. Perubahan dari gaya belajar pasif dan belajar hafalan menjadi gaya belajar aktif dan
pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan siswa secara keseluruhan dalam
pengolahan informasi, perolehan pengetahuan, pemecahan masalah, dan pembelajaran
kooperatif;

5. Mengubah fungsi evaluasi kurikulum dari identifikasi dan seleksi eksklusif menjadi
promosi pertumbuhan siswa, pengembangan guru, dan peningkatan pembelajaran
sebagai fungsi tambahan;

6. Perubahan dari sentralisasi pengendalian kurikulum menjadi upaya bersama antara


pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sekolah untuk memperkuat relevansi
kurikulum dengan situasi lokal.

3
7.

E. Kemajuan dan dampak

Reformasi kurikulum baru telah berlangsung selama hampir 14 tahun di Tiongkok. Ini telah
mencapai serangkaian inovasi konseptual dan memperoleh terobosan dalam praktiknya
(Guan dan Meng, 2007). Feng, (2006) merangkum kemajuan tersebut dalam empat poin:

1. Gaya administrasi pemerintahan sedikit banyak telah berubah dari peralihan gaya
permintaan ke gaya baru administrasi pelayan. Salah satu contohnya adalah situs web
bernama “Jaringan Kurikulum Abad Baru” (yang didirikan oleh Pusat Kurikulum
Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan), yang mengumpulkan informasi terkait
reformasi kurikulum nasional untuk mengumpulkan sumber daya manusia berkualitas
untuk berkonsultasi melalui saluran resmi.

2. Rasio kurikulum lokal dan sekolah telah ditingkatkan dari 7 persen menjadi 16 persen atau
lebih.

3. Pendekatan inovatif dalam pengembangan guru telah dikembangkan, seperti program


“Studio Guru Nama Besar” (diselenggarakan oleh guru-guru lokal yang berpengalaman
dan unggul, yang dipilih dan ditentukan oleh distrik), di mana guru tuan rumah berbagi
pengetahuannya tentang kerajinan tersebut dengan membimbing sekelompok guru muda
yang menjanjikan dalam mata pelajaran yang sama dari sekolah-sekolah tetangga, dan
memberikan presentasi online dan sesi tanya jawab online untuk semua guru di distrik
tersebut.

4. Ada kecenderungan positif dalam proses belajar mengajar, antara lain banyaknya guru
yang belajar merefleksikan perilaku kelasnya setelah mengajar, hubungan guru-guru di
kelas menjadi lebih harmonis, dan angka putus sekolah terlihat jelas menurun.

F. Masalah dan tantangan

Diyakini bahwa “kecemasan, kesulitan, dan ketidakpastian merupakan hal yang


hakiki dalam semua keberhasilan perubahan” (Hanson, 2003). Sejumlah masalah eksplisit
dan implisit secara bertahap muncul seiring dengan reformasi baru (Feng, 2006):

4
 Standar kurikulum tidak cukup fleksibel. Meskipun banyak guru yang berkualitas dan
berpengalaman memilih untuk pindah ke sekolah di kota-kota besar, guru-guru yang
berada di kota-kota kecil dan daerah pedesaan mempunyai lebih banyak kesulitan dalam
menerapkan kurikulum baru karena kurangnya kemampuan mereka.

 Beban kerja guru semakin meningkat, dengan adanya tuntutan dan harapan seorang guru
pada kurikulum baru kini mencakup peran pendidik, pembelajar, inovator, fasilitator,
peneliti, dan lain-lain.

 Kepentingan siswa dan suara orang tua masih terabaikan, meski situasi sudah membaik.

 Pemimpin sekolah mengalami dilema budaya dengan diperkenalkannya pendekatan


kepemimpinan dan manajerial baru yang didasarkan pada budaya Barat (misalnya
kepemimpinan terdistribusi dan manajemen kualitas total).

 Tidak jelas apakah reformasi kurikulum harus dilakukan secara cepat atau bertahap,
sementara reformasi baru berada di bawah tekanan untuk memberikan hasil yang nyata dan
menarik dalam waktu yang terbatas. Faktanya, sebagian besar proyek penelitian mengenai
pendidikan dasar yang didanai oleh Kementerian Pendidikan dijadwalkan hanya
berlangsung selama satu hingga tiga tahun, yang mencerminkan ketidaksabaran negara
tersebut terhadap reformasi pendidikan.

G. Kurikulum Shanghai dan reformasi buku teks: 1988–sekarang

Reformasi kurikulum Shanghai biasa disebut dengan Shanghai Curriculum and


Textbook Reform yang dimulai pada bulan Mei 1988 ketika Shanghai Education Committee
membentuk organisasi undang-undang yang dikenal dengan Shanghai Committee of
Curriculum and Textbook Reform (Li, 2001). Reformasi tersebut terdiri dari dua gelombang,
yang intinya adalah mengatasi praktik sekolah yang berorientasi pada ujian sehingga
membangun pendidikan yang berorientasi pada kualitas (Ding, 2010). Gelombang pertama
(1988–1998), yang berpusat pada peningkatan kualitas siswa secara keseluruhan dengan
mengintegrasikan kebutuhan masyarakat, pengembangan siswa dan sistem disiplin sekolah,
memperkenalkan kurikulum tiga blok: mata pelajaran wajib, mata pelajaran pilihan, dan mata
pelajaran ekstrakurikuler. Oleh karena itu, keragaman buku teks dan bahan ajar diterapkan
dan bertahap (Xu, 2012).

5
Sejak tahun 1998, Shanghai telah memasuki gelombang kedua, yang bertujuan untuk
mengubah siswa dari penerima pengetahuan yang pasif menjadi pembelajar aktif dengan
penekanan pada etika, inovasi, keterampilan praktis, keterampilan informasi dan teknologi,
pembelajaran berdasarkan pengalaman, dan pengembangan pribadi setiap siswa. Gelombang
kedua mengusulkan revisi kurikulum tradisional yang sulit, tidak jelas dan kurang inovatif
untuk menawarkan kurikulum dasar, kurikulum yang diperkaya, dan kurikulum berbasis
inkuiri sebagai tiga komponen terpisah dari kurikulum baru (Wen, 2007). Meskipun sekolah
didorong untuk menyesuaikan kerangka kurikulum pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
siswanya, para guru didorong untuk mengingat “mengembalikan waktu kelas kepada siswa”
dan bahwa “setiap pertanyaan harus memiliki lebih dari satu jawaban”.

Reformasi ini mempunyai beberapa dampak signifikan terhadap pendidikan sekolah


di Shanghai (lihat Xu, 2012). Pertama, memperkuat konsep fokus pada perkembangan
siswa. Kedua, kegiatan pengajaran di kelas menjadi lebih bervariasi dengan meningkatnya
kesadaran dan kapasitas mengajar. Ketiga, kualitas akademik siswa, semangat inovatif dan
keterampilan praktis mengalami peningkatan secara keseluruhan. Keempat, mekanisme
pembangunan berkelanjutan dan perlindungan berbagai jenis tim ahli telah dibentuk. Kelima,
bimbingan tim peneliti telah ditingkatkan secara signifikan.

Meskipun banyak kemajuan telah dicapai di Shanghai, masih terdapat permasalahan


dan tantangan yang memerlukan lebih banyak perhatian dan tindakan untuk mencari
solusinya. Li (2001) berargumentasi bahwa permasalahan utamanya adalah sebagian besar
langkah reformasi sebagian besar bermotif politik. Secara khusus, Komisi Pendidikan
Shanghai dan delegasinya, Komite Kurikulum dan Reformasi Buku Teks Shanghai,
sepenuhnya mengendalikan pengembangan kurikulum dan pengembangan buku teks untuk
sekolah-sekolah Shanghai. Menurut Li, pelimpahan pengembangan kurikulum dari
pemerintah pusat ke otoritas lokal Shanghai merumuskan sentralisasi baru di sistem tingkat
kota oleh otoritas pendidikan Shanghai. Dalam hal ini, perubahan dalam pembelajaran siswa
sebagian besar disebabkan oleh reformasi yang terorganisir dan terstruktur dari atas ke bawah
(yang dilaksanakan melalui ujian atau perubahan kebijakan). Faktanya, siswa tidak diberikan
banyak otonomi dalam pembelajaran mereka (Cheng, 2010). Tantangan besar lainnya yang
dihadapi Shanghai adalah kesenjangan besar antara siswa perkotaan dan pinggiran kota,
penduduk asli Shanghai dan siswa migran baru, serta perbedaan antar sekolah yang
disebabkan oleh tradisi sejarah dan kualitas profesional guru (Xu, 2012).

6
H. Kebijakan pendidikan

Kebijakan reformasi pendidikan jangka panjang Deng Xiaoping, yang melibatkan


semua tingkat sistem pendidikan, bertujuan untuk mempersempit kesenjangan antara
Tiongkok dan negara-negara berkembang lainnya. Oleh karena itu, modernisasi pendidikan
sangat penting untuk memodernisasi Tiongkok, yang meliputi; pelimpahan pengelolaan
pendidikan dari pusat ke daerah sebagai sarana yang dipilih untuk memperbaiki sistem
pendidikan. Namun, otoritas terpusat tidak ditinggalkan, sebagaimana dibuktikan dengan
pembentukan Komisi Pendidikan Negara.

Secara akademis, tujuan reformasi adalah untuk meningkatkan dan menguniversalkan


pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama; meningkatkan jumlah sekolah dan
guru yang berkualitas, serta mengembangkan pendidikan kejuruan dan teknik. Standar
seragam untuk kurikulum , buku teks, ujian, dan kualifikasi guru (terutama di tingkat sekolah
menengah) ditetapkan, dan otonomi serta variasi yang cukup besar di dalam dan di antara
daerah otonom, provinsi, dan kotamadya khusus diperbolehkan. Selanjutnya, sistem
pendaftaran dan penugasan kerja di pendidikan tinggi diubah, dengan berkurangnya kendali
pemerintah terhadap perguruan tinggi dan universitas.

Transmisi ide-ide sosialis antargenerasi merupakan komitmen eksplisit sistem


pendidikan Tiongkok. Pada konferensi pendidikan nasional yang diadakan di Beijing pada
10 September 2018, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping menekankan
pentingnya mengajarkan sosialisme Tiongkok kepada generasi muda negara tersebut, untuk
menumbuhkan dukungan terhadap Partai Komunis dan kebijakannya. Rencana Lima
Tahun Tiongkok merupakan sarana penting untuk mengoordinasikan kebijakan pendidikan.

Sistem pendidikan

Tahun Usia Panggung

kelas 1 6–7 Dasar

kelas 2 7–8

kelas 3 8–9

kelas 4 9–10

7
kelas 5 10–11

tingkat ke 6 11–12

kelas 7 12–13

kelas 8 13–14 Sekolah Menengah

kelas 9 14–15

kelas 10 15–16

kelas 11 16–17 Sekolah menengah atas

kelas 12 17–18

Sejarah Pendidikan Tinggi di China

Pendidikan tinggi di China dimulai dengan membangun sebuah universitas bernama


Shanghai Jiaotong University pada tahun 1896. Universitas ini terletak di Xujiahui, China.
Pada tahun 1949, sistem pendidikan tinggi di China berubah dan berkembang dengan sistem
yang lebih modern. Sistem pendidikan modern ini dianut dari budaya universitas Barat
dengan menyamakan kurikulum mereka seperti di negara Amerika, Inggris, Kanada,
Australia, Korea Selatan, Jepang, Thailand, India, dan lain-lain. Sistem ini juga disebut
sebagai sistem studi komparatif karena memiliki kesetaraan dengan sistem pendidikan
internasional. Hasilnya, sistem ini berhasil membawa para pelajar di China dari semua
golongan pendidikan memiliki ilmu dan wawasan yang luas mengenai aspek kehidupan,
seperti budaya dan sosial-ekonomi dunia yang dinamis.

Pada tahun 1950-an, pendidikan China mengalami reorganisasi dan kembali lagi ke
sistem pendidikan yang semakin modern dan sesuai dengan standar pendidikan dunia saat itu.
Negara China memiliki 7 dialek bahasa utama, namun Bahasa Mandarin menjadi bahasa
yang paling banyak digunakan. Bahasa Mandarin ditulis dalam dua bentuk: tradisional dan

8
karakter yang simpel.Dalam aspek agama, pada awalnya negara ini menganut “three
teachings” atau “tiga pengajaran” yaitu Buddha, Tao, dan Konfusius. Namun seiring
perjalanan waktu yang semakin modern, beberapa agama pendatang seperti Katolik,
Protestan, dan Islam masuk ke China.

Durasi Pendidikan di China dan Indonesia Mirip

Tujuan Pendidikan Nasional China yaitu mempersiapkan para pelajar untuk mengembangkan
diri secara moral, intelektual, dan fisik yang sesuai dengan bidang yang diminati dan akan
menjadi pekerjaan pelajar di masa depan.

China memiliki struktur dan durasi pendidikan yang hampir sama dengan di Indonesia.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan durasi tiga tahun, Sekolah Dasar (SD) 6 tahun,
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 tahun, Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 tahun,
Pendidikan Akademi (D-3) 2-3 tahun, Pendidikan Jurusan Teknik 4 tahun, Sarjana (S-1) 4
tahun, Pascasarjana/Master (S-2) 2-3 tahun, dan Doktor (S-3) 3 tahun.

9
ANALISIS PENDIDIKAN DINEGARA INGGRIS

A. Pendidikan di Inggris

Sistem pendidikan di Inggris dibagi berdasarkan empat negara yang tergabung di


dalamnya, yaitu England, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara. Setiap negara memiliki
sistem terpisah di bawah pemerintahan masing-masing: Pemerintah Inggris bertanggung
jawab atas England, selanjutnya Pemerintah Skotlandia, Pemerintah Wales dan Eksekutif
Irlandia Utara bertanggung jawab terhadap sistem pendidikan negara masing-masing.

Sejarah berdirinya lembaga pendidikan di United Kingdom atau Kerajaan Inggris


(selanjutnya disebut Inggris) sudah mulai tercatat sejak akhir abad ke-6, yaitu dalam periode
sejarah Inggris Anglo-Saxon. Sekolah yang diperkirakan pertama berdiri di Inggris adalah
sebuah grammar school yang didirikan pada tahun 598 di Canterbury, England.

Inggris merupakan rumah bagi beberapa universitas tertua di dunia. Universitas


Oxford merupakan universitas pertama yang tercatat berdiri dalam sejarah Inggris. Terdapat
bukti yang menunjukkan bahwa universitas tertua di negara berbahasa Inggris ini telah
memulai pengajaran sejak tahun 1096 dan berkembang pesat sejak tahun 1167 (4). Pada
tahun 1209, beberapa orang cendekia dari Universitas Oxford memutuskan hengkang dan
pindah ke Cambridge, yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Universitas Cambridge.
Di bagian utara, Universitas St. Andrews didirikan pada tahun 1413 menjadikannya
universitas paling tua di Skotlandia.

10
a. Tingkatan Pendidikan di Inggris

Sistem pendidikan di Inggris umumnya dibagi menjadi beberapa jenjang berdasarkan umur,

1)Pendidikan pra-primer (pre-primary education), usia 3-4 tahun

2)Pendidikan primer (primary education), usia 4-11 tahun

3)Pendidikan sekunder (secondary education), usia 11-16 tahun

4)Pendidikan lanjutan (further education), usia 16-18 tahun

5)Pendidikan tinggi (higher education), usia di atas 18 tahun

Pendidikan wajib belajar dimulai sejak pendidikan primer saat anak-anak menginjak
usia 5 tahun dan berakhir sampai dengan usia 16 tahun. Batas akhir usia wajib belajar ini
akan berubah secara bertahap mulai tahun 2013 menjadi 18 tahun pada tahun 2015.
Umumnya siswa setelah menyelesaikan pendidikan sekunder (usia 16 tahun), lalu mengambil
ujian General Certificate of Secondary Education (GCSE), untuk kemudian melanjutkan ke
pendidikan lanjutan (further education) selama 2 tahun. Umumnya setelah mendapatkan nilai
GCSE siswa di Inggris mengambil kualifikasi AS (Advanced Subsidiary) level yang
kemudian dilanjutkan dengan A-Level, yang dapat diambil di sekolah yang sama, sixth form
college atau further education college. A-Level biasanya dipakai sebagai syarat melanjutkan
pendidikan ke universitas. Selain A-Level terdapat beberapa pilihan lain seperti kualifikasi
Business and Technology Education Council (BTEC), International Baccalaureate (IB),
Cambridge Pre-U dan sebagainya, termasuk pilihan melanjutkan ke berbagai sekolah tinggi
kejuruan.

Bagi yang memilih sekolah kejuruan dan ingin memasuki lapangan kerja dengan lebih
cepat mereka dapat mengambil pendidikan kejuruan (vocational), sebagai contoh, pendidikan
untuk mendapatkan sertifikat National Vocational Qualification (NVQ). Pemegang
kualifikasi pendidikan kejuruan NVQ tetap mempunyai peluang untuk dapat meneruskan
pendidikan mereka ke tingkat perguruan tinggi atau universitas, setelah memenuhi beberapa
ketentuan akademis.

11
Pendidikan tinggi (higher education) umumnya dimulai dengan tiga tahun pendidikan
setingkat sarjana atau bachelor’s degree. Kemudian, pendidikan pascasarjana dimulai dengan
pendidikan tingkat master yang biasanya dapat ditempuh dalam waktu satu tahun. Tingkat
pendidikan tertinggi di tahapan ini adalah pendidikan tingkat doktor yang setidaknya
ditempuh selama tiga tahun.

B. Kurikulum Pendidikan di Inggris

Di tingkat nasional, pendidikan di England diawasi pemerintah pusat yaitu oleh


Departemen Pendidikan (Department for Education - DfE) dan Departemen Bisnis, Inovasi
dan Keterampilan (Department for Business, Innovation and Skills - BIS). Namun untuk
pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat daerah, masing-masing pemerintah daerah diberi
tanggung jawab dalam pengelolaannya.

Terdapat dua jenjang pendidikan yang diatur di dalam Kurikulum Nasional untuk
England (National Curriculum), yaitu: Pendidikan Pra-Primer dan Pendidikan Primer dan
Sekunder. Education Act 2002 Chapter 32 adalah undang-undang yang mendasari pengaturan
ini. Di dalam undang-undang ini, Kurikulum Nasional untuk Wales pun juga diatur, tepatnya
di Part 7 (26). Perbedaan di antara keduanya hanya terletak pada keberadaan mata pelajaran
Bahasa Welsh di dalam Kurikulum Nasional untuk Wales.

Tidak terdapat kurikulum yang baku untuk Pendidikan Lanjutan dan Pendidikan
Tinggi. Hal ini dikarenakan beragamnya kualifikasi yang ada di jenjang pendidikan pasca 16
tahun. Setiap kualifikasi memiliki kurikulumnya masing-masing. Siswa pada tahap ini sudah
dianggap pelatihan keterampilan praktis sehingga dapat langsung bekerja selepas itu.
Beberapa menawarkan persiapan sebelum masuk ke universitas dan sebagainyacukup dewasa
untuk memilih. Beberapa kualifikasi yang ada menawarkan

C. Kalender Pendidikan di Inggris

Di Inggris tahun ajaran berlangsung dari akhir September sampai akhir Juli dengan 2
bulan libur selama musim panas. Waktu belajar siswa umumnya hari Senin sampai hari
Jum’at, sedangkan hari Sabtu digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler. Pada umumnya jam

12
belajar per hari sebanyak 4,5 jam, atau tergantung tingkat jenjang pendidikannya. Hari efektif
selama 200 hari (20minggu/tahun), jumlah jam belajar 23,5 jam/minggu

D. Ujian atau evaluasi

Sistem kurikulum nasional diberlakukan di Inggris terutama untuk sekolah-sekolah


yang termasuk state school (dibiayai oleh pemerintah). Untuk jenjang pendidikan primer dan
sekunder, berlaku sistem Key Stage. Di setiap akhir tingkatan diadakan ujian, yang disebut
National Curriculum Test dan Key Stage Test, serta evaluasi keseharian siswa oleh para guru.
Jenjang sekunder umumnya diakhiri dengan ujian nasional General Certificate of Secondary
Education (GCSE). Setelah tahap ini, kebanyakan siswa meneruskan ke pendidikan lanjutan
untuk mempersiapkan ujian AS (Advanced Subsidiary)-Level dan A2-Level yang
dikombinasikan menjadi A (Advanced)-Level, sebagai persiapan memasuki universitas atau
perguruan tinggi.

Sistem Key Stage hanya berlaku di England, Wales dan Irlandia Utara, sedangkan di
Skotlandia digunakan tahapan yang berbeda. Selain itu, di Skotlandia ujian GCSE digantikan
oleh ujian Scottish Certificate of Education (SCE) Standard Grade, sedangkan ujian A-Level
digantikan dengan ujian SCE Higher Grade.

Perlu menjadi catatan penting bahwa ujian-ujian di atas tidak berlaku bagi semua
siswa. Setelah menyelesaikan pendidikan primer dan sekunder 9 tahun pertama, siswa
dihadapkan pada berbagai pilihan. Pilihan ini diawali dengan pilihan mata pelajaran yang
dapat berujung mendapatkan kualifikasi yang berbeda-beda. Contohnya, selain mengikuti
ujian GCSE, siswa dapat memilih untuk mengikuti pendidikan lain seperti diploma

13
ANANLISIS PENDIDKAN DINEGARA RUSIA

A. Sejarah Pendidikan Rusia

Federasi Rusia / Rusia, adalah sebuah negara yang membentang dengan luas di
sebelah timur Eropa dan utara Asia. Dengan wilayah seluas 17.075.400 km², Rusia adalah
negara terbesar di dunia. Wilayahnya kurang lebih dua kali wilayah Republik Rakyat Cina
(Tiongkok; RRT), Kanada atau Amerika Serikat. Penduduknya menduduki peringkat ketujuh
terbanyak di dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Indonesia, Brasil, dan Pakistan.

Negara ini dahulu pernah menjadi negara bagian terbesar Uni Soviet. Rusia adalah
ahli waris utama Uni Soviet; negara ini mewarisi 50% jumlah penduduk, 2/3 luas wilayah,
dan kurang lebih 50% aset-aset ekonomi dan persenjataannya.Saat ini Rusia berusaha keras
untuk meraih status sebagai negara adidaya lagi. Meskipun Rusia adalah negara penting,
tetapi statusnya masih jauh dibandingkan dengan status Uni Soviet dulu.

Pendidikan di Rusia disediakan oleh negara dan diatur oleh Departemen Pendidikan
Federal. Daerah mengatur pendidikan mereka dalam yurisdiksi yang berlaku dalam kerangka
undang-undang federal. Pada tahun 2004 belanja negara untuk pendidikan sebesar 3,6% dari
APDB, atau 13% dari anggaran negara konsolidasi.

B. Tingkat Pendidikan di Rusia

Sistem tingkat pendidikan di Rusia meliputi :


1)Pendidikan Pra-Sekolah
Pendidikan pra-sekolah dinamakan dengan Play Group dimulai dari usia 1-3 tahun.
Kemudian, setelah itu dilanjutkan dengan Taman Kanak-Kanak (TK) untuk usia 3-6 tahun.
Pendidikan ini tidak seperti sekolah, dan diselenggarakan oleh daerah atau pemerintah
setempat. Beberapa daerah seperti Moskow mengambil kebijakan untuk membiayai
pendidikan prasekolah ini. Namun pada tahun 2004, pemerintah Pusat Rusia telah mengambil
kebijakan untuk memberiukan bantuan kepada daerah untuk menyelenggarakan pendidikan
pra-sekolah ini secara gratis.

2)Pendidikan Menengah

14
Pendidikan menengah merupakan pendidikan wajib yang diselenggarakan oleh
Negara. Pendidikan dasar berlangsung selama 9 tahun dengan dua tingkatan yaitu 4 tahun
sekolah dasar dan 5 tahun sekolah menengah utama. Sekolah dasar (di Indonesia setingkat
SD) adalah pendidikan dasar yang wajib dijalani oleh setiap anak, sebagaimana pendidikan
SD di Indonesia kurikulum yang diajarkan mash bersifat keterampilan dasar. Sama halnya
dengan pendidikan menegah utama (setingkat SLTP di Indonesia) kurikulum juga masih
mengarah kepada hal yang bersifat umum dan mendasar).Sampai pada jenjang ini,
pemerintah menyediakan pendidikan Gratis bagi institute /lembaga pendidikan milik
pemerintah.

3)Pendidikan Lengkap Sekunder Dan Kejuruan

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, para siswa memiliki dua pilihan. Apakah
ingin melanjutkan ke jenjang pendidkan lengkap sekundur atau kejuruan. Pada pendidikan
lengkap sekunder, siswa harus menyelesaikan pendidikan selama dua tahun, untuk
mendapatkan sertifikat. Setelah itu siswa dibenarkan untuk masuk ke jenjang Perguruan
Tinggi /universitas dengan Sertifikat yang diperolehnya. Sertifikat yang diperoleh adalah
Attestat o Srednem (Polnom) Obshchem Obrasovanii.

Selain itu siswa juga dibenarkan untuk masuk ke sekolah kejuruan. Sekolah ini
menyediakan system pendidikan kejuruan setingkat Diploma dengan lama pendidikan yaitu 4
tahun. Pada jenjang ini, siswa diberikan kurikulum yaitu mengarah kepada komponen
pelatihan kerja. Pada jenjang pendidikan ini siswa diberikan sertifikat non-gelar setingkat
Diploma. Dan selesai mengikuti pendidikan ini, siswa dapat langsung terjun ke dunia kerja
ataupun dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi, jika diinginkan.

4)Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi di Rusia dapat diikuti oleh lulusan dari Pendidikan Lengkap
Sekunder ataupun lulusan dari Sekolah Kejuruan. Untuk lulusan dari Pendidikan Lengkap
Sekunder, jenjang pendidikan tinggi adalah sebagai berikut :Tingkat Universitas Tahap
Pertama : Tahap pertama terdiri dari paling sedikit dua tahun dari program studi pendidikan
tinggi. Setelah menyelesaikan studi, siswa mendapatkan peringkat Diploma O Nepolnom
Vysshem Obrazovanii yang entitles (non-gelar) atau sama dengan lulusan Sekolah Kejuruan
untuk memperoleh pekerjaan, atau melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.

15
Pendidikan tinggi Dasar atau disebut Bakalavr, adalah pendidikan setingkat Sarjana di
Rusia, yang ditempuh dalam waktu lebih kurang 4 tahun. Bakalavr / Bachelor's). Kurikulum
dijabarkan dalam program-program yang sesuai dengan Negara yang mengatur Standarisasi
Pendidikan 50% dari isi, yang lainnya 50% dikembangkan oleh universitas. Termasuk
program profesional dan khusus di Sains, yang Insani sosioekonomi dan disiplin, pelatihan
profesional, menyelesaikan penelitian karya / proyek dan duduk untuk ujian akhir Negara.
Setelah mendapat gelar Bakalavr, siswa diperkenankan untuk memasuki program Magistr
atau melanjutkan program-program studi dalam rangka program-program yang Spesialis
Diploma.

Pendidikan tingkat selanjutnya bagi lulusan Bakalavr adalah program Engineer


(spesialis) atau program Magister. Pada program Engineer, lulusan Bakalavr harus
menyelesaikan pendidikan selama 1 tahun, jenjang ini kalau di Indonesia dinamakan jalur
pendidikan profesi. Sementara kalau pendidikan Magister, lulusan Bakalavr harus
menyelesaikan pendidikan selama 2 tahun dengan gelar Magister.

Menyelesaikan jenjang pendidikan ini, lulusan Magistr diberikan peluang untuk


meneruskan program Kandidat Nauk / Aspirantura. Ini merupakan jenjang pendidikan
setingkat Doktoral, selama lebih kurang 3 tahun. Dan akan diberikan gelar Ph.D atau Doktor
setelah menyelesaikan Disertasi dan dipertahankan di hadapan umum.

Pendidikan tingkat tertinggi atau setingkat Profesor di Indonesia bisa ditempuh oleh
Doktor / Kandidat Nauk selama jangka waktu tidak tetap. Ini merupakan gelar ilmiah yang
diberikan setelah adanya persiapan ilmiah umum dan mendapat pembelaan dari promotor.

C. Kurikulum Pendidikan di Rusia

Rusia menggunakan ideologi komunis dalam proses pendidikan warganya.


Pendidikan di semua tingkat bebas biaya (kecuali perguruan swasta). Pendidikan umum
adalah wajib. Dasar kurikulum memiliki beberapa bidang studi wajib seperti bahasa Rusia ,
bahasa asing , matematika , sejarah, politik , ilmu alam dan lain.Setiap sekolah desain
kurikulum sendiri ,

16
yang didasarkan pada kebutuhan negara, dan ada beberapa tambahan atau disiplin opsional .
Di Moskow , ada juga sekolah yang mengkhususkan diri dalam mata pelajaran tertentu,
seperti matematika , musik, seni , dan olahraga. Sekolah-sekolah ini juga dapat menawarkan
pendidikan tambahan untuk anak-anak , di samping mata kuliah umum.

D. Kalender Pendidikan di Rusia

Secara total, pendidikan umum membutuhkan waktu 11 tahun untuk


menyelesaikannya. Anak-anak terdaftar di sekolah pada usia enam tahun dan biasanya
mereka menyelesaikan sekolah pada usia 17 tahun. Pendidikan umum biasanya terdiri dari 34
minggu belajar per tahun dan 27 sampai 36 jam belajar per minggu. Tahun akademik
biasanya berlangsung dari tanggal 1 September hingga awal Juni. Karena ujian sekolah
dilaksanakan pada bulan Juni.

E. Evaluasi Pembelajaran

Setelah menyelesaikan pendidikan umum dasar dan dasar, siswa berpartisipasi dalam
ujian akhir .Mereka diberikan Certificate of Education Umum Dasar (Attestat ob Osnovom
Obshchem Obrazovani ), yang memberikan hak siswa untuk diterima menjadi baik pendidikan
umum menengah, pendidikan kejuruan atau tingkat non -universitas pendidikan tinggi.Setelah
menyelesaikan pendidikan umum sekunder, siswa harus lulus pengesahan akhir Negara ( ujian
akhir ) , setelah itu mereka akan diberikan Sertifikat Pendidikan Menengah Umum ,(Attestat
ob Sredem Obshchem Obrazovanii) . Sekolah ini meninggalkan sertifikat akan memungkinkan
siswa untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi : baik pendidikan kejuruan atau keduanya non -
universitas dan pendidikan tingkat universitas.

17
ANALISIS PENDIDIKAN DINEGARA AMERIKA SERIKAT

A. Jenis Jenis Kurikulum Pendidikan Amerika


Jika berencana kuliah di Amerika, kamu perlu tahu dulu seperti apa kurikulum
merupakan bagian pendidikan di Amerika Serikat. Berikut adalah daftar jenis-jenis
kurikulum yang ada di Amerika:

1. Kurikulum Formal dan Informal

Para siswa di sekolah mendapatkan kurikulum formal dan informal. Kurikulum formal lebih
sering digunakan daripada kurikulum informal. Akan tetapi, kurikulum informal juga penting
untuk diterapkan.Contoh kurikulum formal yang diterapkan dalam pendidikan di Amerika

18
Serikat adalah pada buku teks. Sementara contoh kurikulum informal yang digunakan adalah
tentang mendidik para siswa agar punya perilaku sopan dan santun.

2. Kurikulum Tersembunyi

Kurikulum tersembunyi dikembangkan oleh Philip Jackson pada tahun 1968 melalui buku
yang ia tulis yaitu Life in Classroom. Ia menyebutkan bahwa kurikulum tersebut merupakan
budaya dan nilai menonjol siswa dan guru pada suatu sekolah.

3. Kurikulum Nol

Prinsip dari kurikulum nol berhubungan erat dengan kurikulum tersembunyi. Kurikulum ini
mengacu pada pelajaran yang diberikan secara tidak sengaja. Disebutkan oleh Eisner pada
tahun 1985 bahwa kurikulum nol dibagi dalam dua bagian.

Pertama, yaitu proses kognitif dan materi pelajaran lebih diutamakan untuk diajarkan, baik
yang ada pada kurikulum formal ataupun tidak. Misalnya, untuk mendidik anak-anak TK
menghafal abjad, maka guru bisa menggunakan cara hafalan depan kelas, atau guru bisa
mengulang-ulang materi di depan kelas.

4. Jarak Fisik

Menurut beberapa pendidik, apa yang terjadi saat di sekolah dari kurikulum. Desain fisik
sekolah juga termasuk kurikulum pendidikan di Amerika. Pada abad ke-19, desain sekolah
dibuat mirip gereja dan candi. Tujuannya adalah sekolah sebagai candi atau katredal
pengetahuan.

B. Alasan Harus Sekolah di Amerika

Saat ini, terdapat hingga 30% siswa internasional dari berbagai belahan dunia memilih
Amerika Serikat sebagai tempat belajar. Amerika menjadi negara no.1 dan terbesar untuk
para pelajar internasional yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi luar negeri.Sistem
pendidikan Amerika terbilang sebagai sistem pendidikan paling fleksibel bagi para pelajar
internasional. Selain itu, hampir semua universitas di Amerika memberi ruang bagi
mahasiswa internasional untuk mengenyam pendidikan di Amerika. Bahkan, mereka

19
menyediakan layanan pendukung supaya para siswa tidak kesulitan dalam beradaptasi selama
di kampus.

Kamu bisa merasakan dukungan tersebut ketika sedang mengikuti program orientasi,
bantuan menulis akademik dan bantuan karir saat hendak lulus. Kurikulum pendidikan di
Amerika juga memenuhi standar pendidikan tinggi. Sehingga, tidak sedikit universitas
terkemuka di Amerika berhasil menunjukkan eksistensinya sebagai lembaga perguruan tinggi
top dunia.

Walaupun demikian, ada sejumlah syarat pendaftaran yang ketat. Ruang kelas yang
terus berubah dan berkembang membuat berbagai perguruan tinggi di Amerika selalu
menarik perhatian para pelajar internasional. Kamu juga bisa mendapatkan bantuan agen
kuliah luar negeri ICAN Education Consultant jika punya cita-cita kuliah di Amerika.

Amerika merupakan rumah bagi mahasiswa internasional yang mencari keberagaman.


Struktur perguruan tinggi selalu membuat peluang pendidikan terus meningkat di Amerika,
menjadikannya sebagai negara dengan banyak budaya berbeda untuk pusat pendidikan
masyarakat dunia.

C. Sistem Pendidikan di Amerika Serikat


Dalam sistem pendidikan Amerika Serikat, terdapat beberapa pola struktur
pendidikan, baik pada tingkat dasar dan menengah, maupun pada tingkat pendidikan tinggi.
Pada tingkat dasar dan menengah terdapat pola (Agustiar Syah Nur: 2001, 15) sebagai
berikut:

1. Taman Kanak-Kanak + Pendidikan Dasar “grade” 1-8 + 4 tahun SLTA.

2. Taman Kanak-Kanak + Sekolah Dasar grade 1-6+3 tahun SLTP+3 tahun SLTA.

3. Taman Kanak-Kanak + Sekolah Dasar “grade” 1-4/5+ 4 tahun SLTP + 4 tahun SLTA

4. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat taman Kanak-Kanak + 12 tahun, pada beberapa


buah

Negara bagian, dilanjutkan 2 tahun pada tingkat akademi (Junior/Community


Collage ) sebagai bagian dari system pendidikan dasar menengah. Amerika menerapkan

20
model pendidikan yang berbeda dengan negara-negara persemakmuran Inggris, hal ini
dikarenakan Amerika mencoba melakukan pendekatan humanity perspective. Hal urusan
pendidikan diurusi oleh Department of Education/Kementrian Pendidikan. Departemen of
Education berkedudukan di ibu kota negara/Washington DC hanya sebagai pengendali umum
saja. Sementara kebijakan2 ada pada department of Education di setiap negara bagian.
Sekolah dasar dan menengah adalah wajib bagi seluruh siswa di Amerika Serikat, akan tetap
jenjang usia siswa berbedabeda di setiap Negara bagian. Siswa di Amerika Serikat memulai
pendidikanya dari jenjang Kindergarten (usia 5 sampai 6 tahun) hingga menyelesaikan
pendidikan menegah pada kelas 12 (usia 18 tahun). Terdapat 14.000 sekolah di Amerika
Serikat dan setiap tahunnya pemerintah Amerika Serikat mengalokasikan dana pendidikan
sebesar $500 triliun untuk digunakan keperluan sekolah dasar dan menengah. Pendidikan
dasar di Amerika Serikat berjenjang dari Kindergarten hingga Fithh grade (Kelas 5), tetapi
terkadang juga berjenjang 31 hingga Fourth grade (kelas 4), Sixth grade (kelas 6) atau eighth
grade (kelas 8) tergantung sisitem kurikulum pada school district tersebut. Tujuan Pendidikan
Amerika Serikat Sistem pendidikan di Amerika Serikat (AS) mencerminkan ciri dari sistem
pemerintahan di sana yaitu federal dengan desentralisasi melalui pemerintahan negaranegara
bagian (states).

Penanggung jawab utama sistem pendidikan di sana adalah departemen pendidikan


pemerintah federal di Washington D.C, namun kegiatan seharihari didelegasikan penuh
kepada pemerintah setiap Negara bagian yang kemudian mendelegasikannya lagi kepada
Kantor Pendidikan Distrik (Public School District), dan kepada badan-badan penyantun
college dan universitas. Sebagaimana dideskripsikan di atas bahwa karakteristik utama politik
sistem pendidikan Amerika Serikat adalah menonjolnya desentralisasi. Pemerintah Pusat
sangat memberi otonomi seluas-luasnya kepada Pemerintah di bawahnya, yaitu Negara
Bagian dan Pemerintah Daerah (Distrik). Meskipun Amerika Serikat tidak mempunyai sistem
pendidikan yang terpusat atau yang bersifat nasional, akan tetapi bukan berarti tidak ada
rumusan tentang tujuan pendidikan yang berlaku secara nasional.

D.Tujuan sistem pendidikan Amerika

secara umum dirumuskan dalam 5 poin sebagai berikut:

1) Untuk mencapai kesatuan dalam keragaman;

21
2) untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi;

3) untuk membantu pengembangan individu;

4) untuk memperbaiki kondisi social masyarakat; dan

5) untuk mempercepat kemajuan nasional.

Di luar 5 tujuan tersebut, Amerika Serikat mengembangkan visi dan missi pendidikan
gratis bagi anak usia sekolah untuk masa 12 tahun pendidikan awal, dan biaya pendidikan relatif
murah untuk tingkat pendidikan tinggi. Manajemen Pendidikan Amerika Serikat Manajemen
pendidikan di AS dikembangkan berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat Negara Bagian
dan Pemerintah Daerah setempat. Hal ini dilakukan mengingat AS adalah Negara dengan system
desentralisasi. Di tingkat nasional (federal/pusat) dibentuk satu departemen, yaitu Departemen
Pendidikan Federal. Jadi meski dalam sistem pendidikan di Amerika, sekolah adalah tanggung
jawab pemerintah lokal,

Deparemen Pendidikan menyediakan kepeminpinan nasional untuk menjawab isu-isu


penting dalam pendidikan Amerika. Departemen ini dipimpin oleh seorang setaraf Sekretaris
Kabinet. Tugas departemen ini adalah melaksanakan semua kebijakan pemerintah federal dalam
sektor pendidikan di semua tingkatan pemerintahan dan untuk semua jenjang pendidikan. Tetapi,
karena sebagian besar kewenangan dan tanggung jawab pendidikan sudah diserahkan kepada
Negara Bagian dan Pemerintah Daerah, maka Departemen Pendidikan Federal hanya
menjalankan monitoring dan pengawasan saja. Di tingkat Negara Bagian dibentuk sebuah badan
yang diberi nama Board of Education. Badan ini bertugas dan berfungsi membuat kebijakan
kebijakan serta 32 menentukan anggaran pendidikan untuk masing-masing wilayah (Negara
Bagian) nya, khususnya berkenaan dengan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Selanjutnya, untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan hal-hal yang lebih teknis
(yaitu; tentang kurikulum sekolah, penentuan persyaratan sertifikasi, guru-guru, dan pembiayaan
sekolah) dibentuk sebuah bagian pendidikan yang disebut sebagai comissioner, sering juga
disebut sebagai superintendent Bagian ini dipimpin oleh seorang yang ditunjuk oleh Board of
Education atau oleh Gubernur. Untuk beberapa Negara Bagian, pimpinan Bagian Pendidikan ini
dipilih oleh masyarakat ada. Sementara itu pada level operasional, pelaksanaan manajemen
pendidikan dijalankan oleh unit-unit yang lebih rendah, bahkan banyak secara langsung
dilaksanakan oleh masing-masing sekolah yang bersangkutan.

22
Para pimpinan atau Kepala Sekolah pada prinsipnya memiliki kebebasan dan otonomi
yang luas untuk menjalankan manajemen operasional pendidikan. Khusus untuk menangani
kebijakan Pendidikan Tinggi, manajemen pendidikan Amerika Serikat yang dikembangkan oleh
Negara-Negara Bagian memisahkan antara Badan yang memberi izin pendirian Perguruan
Tinggi (Negeri dan Swasta) dengan Badan yang merumuskan kebijakan akademik serta
keuangan. Badan yang menangani kebijakan akademik dan keuangan untuk pendidikan Tinggi
adalah board of trustees. Untuk Perguruan Tinggi Negeri anggota badan tersebut ditunujuk oleh
Gubernur Negara Bagian. Ada juga yang dipilih dari dan oleh kelompok yang akan diwakili.
Sedangkan untuk Perguruan Tinggi Swasta anggota badan tersebut dipilih dari perguruan tinggi
masing-masing. Reformasi Pendidikan Amerika Serikat Karena adanya berbagai permasalahan
tersebut, pemerintah AS sejak tahun 1990 mencanangkan reformasi pendidikan. Nampaknya
George Bush masih melanjutkan kebijakan Reagen bahwa terdapat industri swasta serta
pemerintah local dan Negara bagian turut menanggung biaya kebijakan pemerintah.

Pada tahun tersebut Presiden AS George H. B. Bush beserta seluruh Gubernur Negara
Bagian (saat itu Bill Clinton termasuk menjadi salah satu Gubernur Negara Bagian) menyetujui
reformasi pendidikan dengan mencanangkan 6 tujuan nasional pendidikan AS yang baru. Yaitu:
1. Pada tahun 2000, seluruh anak di AS di waktu mulai masuk sekolah dasar sudah siap untuk
belajar. 2. Pada tahun 2000, tamatan sekolah menengah naik sekurang-kurangnya 90%. 3. Pada
tahun 2000, murid-murid di AS yang menyelesaikan pendidikannya pada “grade 48 dan 12”
mampu menunjukkan kemampuannya dalam mata pelajaran yang menantang, yaitu bahasa
inggris, matematika, sains, sejarah, dan geografi. Setiap sekolah di AS harus mampu
menunjukkan bahwa anak-anak dapat menggunakan pikirannya dengan baik, sehingga mereka
siap menjadi warga negara yang baik, siap untuk memasuki pendidikan yang lebih tinggi, serta
siap pula untuk pekerjaan yang produktif dalam perekonomian modern. 4. Pada tahun 2000,
siswa-siswa AS adalah yang terbaik di dunia dalam bidang sains dan matematika. 33 5. Pada
tahun 2000, setiap orang dewasa AS dapat membaca dan menulis, memiliki ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing dalam ekonomi global, serta dapat
melaksanakan hak dan tanggung jawabnya sebagai warga negara. 6. Pada tahun 2000, setiap
sekolah di AS harus bebas dari obat-obat terlarang dan kekerasan, serta dapat menciptakan
suasana lingkungan yang mantap dan aman sehingga kondusif untuk belajar. Pokok-pokok
reformasi tersebut dimaksudkan sebagai pegangan dalam membuat kebijakan-kebijakan
pendidikan yang sudah harus segera diimplementasikan dan hasilnya sudah harus kelihatan pada
tahun 2000. Dan memang itulah yang terjadi di AS. Pokokpokok reformasi pendidikan itu

23
akhirnya ditindak lanjuti dengan berbagai kreasi kebijakan pendidikan di tingkat negara bagian
dan pemerintah derah.

Gerakan reformasi pendidikan di kalangan Gubernur itu dipelopori oleh Gubernur Bill
Clinton dan Lamar Alexander di masing-masing negara bagiannya. Gebrakan yang dilakukan
adalah:

1) Meningkatkan persyaratan untuk menamatkan suatu jenjang Pendidikan;

2) Melaksanakan test standar untuk mengukur keberhasilan siswa;

3) Menjalankan sistem penilaian yang ketat terhadap guru sejalan dengan pembenahan
jenjang karir bagi guru-guru;

4) Memperbesar tambahan dana dari negara bagian bagi sekolah sekolah.

Tambahan dana baru ini pada umumnya dipakai untuk meningkatkan gaji guru yang kala itu
masih berada pada taraf sangat rendah. Akhirnya Amerika Serikat benar-benar memperoleh
kemajuan di bidang pendidikan,sehingga ketika Bill Clinton menjadi Presiden AS,
keberhasilan AS dalam mengembangkan kebijakan pendidikan mendapat perhatian khusus.
Pendidikan di Indonesia Di Indonesia pola pendidikan saat ini mengalami banyak perubahan
dari semenjak adanya reformasi tahun 1998. System pendidikan tidak lagi terpusat atau
desentralisasi, semenjak masuknya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan otonomi
pendidikan, maka setiap satuan pendidikan memiliki kebebasan untuk menentukan pola
pendidikan yang akan diterapkan, meskipun hal ini belum sepenuhnya terlaksana, terutama di
sekolah negeri. Adapun di sekolah swasta di Indonesia sudah mulai melakukan
pengembangan sekolah dengan lebih baik, bahkan sudah melakukan perluasan kerjasama
dengan berbagai Negara.

Saat ini baik sekolah negeri maupun swasta hampir memiliki kualitas pendidikan
yang sama, dan masing-masing memiliki karakteristik yang disesuaikan dengan visi sekolah.
Peluang kerjasama dengan berbagai pihak pun mulai terbuka, karena adanya manajemen
berbasis sekolah seakan mengharuskan setiap sekolah untuk melibatkan masyarakat dan
dunia usaha untuk berkolaborasi dalam mengembangkan sekolah. System pendidikan di
Indonesia mengacu 3 kategori utama yakni, pendidikan dasar dan menengah yang terdiri dari
Sekolah Dasar (6 tahun), Sekolam Menengah Pertama (3 tahun), Sekolah Lanjutan (SMA dan

24
SMK selama 3 dan 4 tahun), dan pendidikan tinggi yakni perguruan tinggi baik negeri
ataupun swasta. Di Indonesia untuk masuk SD terutama untuk sekolah negeri ditentukan
batas usia minimum, yaitu 7 tahun. Sementara untuk sekolah swasta tidak ada pembatasan
usia. Begitu juga dengan pendidikan lanjutannya tidak dikenakan batasan usia minimum,
yang terpenting telah menempuh pendidikan 34 sebelumnya dan maksimal 2 tahun ijazah
terakhir masih bisa dipakai untuk mendaftar. Sementara untuk SMA dan SMK memiliki
perbedaan lamanya pendidikan, untuk SMA hanya ditempuh 3 tahun sementara untuk SMK
lama studi 4 tahun dengan rincian 3 tahun studi teori dan 1 tahun untuk praktik industry di
tempat kerja. Kebijakan tentang perubahan lama studi baru saja di tetapkan 5 tahun terakhir.

Untuk perguruan tinggi yang dimaksud sudah termasuk pilihan diploma atau jenjang
strata 1. Umumnya strata 1 maksimal 5 tahun untuk perguruan tinggi negeri dan swasta 7
tahun. Sementara untuk diploma minimal 3 tahun dan maksimal 4 tahun lama studi. Jenjang
pendidikan selanjutnya adalah Strata 2 dengan lama studi 2 – 3 tahun, dan Strata 3 dengan
lama studi 3 – 5 tahun. Munculnya Undang undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang disertai dengan terbitnya kebijakan-kebijakan lainnya seperti
Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 memunculkan kebijakan baru dalam pengembangan
kurikulum di tanah air.

Pada pasal 38 ayat 1 Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa “Kerangka dasar dan
struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh pemerintah”. Disebutkan
pula pada ayat 2 bahwa “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervise dinas pendidikan atau Kantor
departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan
menengah”. Dari dasar inilah maka kurikulum pendidikan dasar di Indonesia dimana
kerangka utamanya dibuat oleh pemerintah, tetapi kurikulum yang akan diterapkan di sekolah
sekalipun pendidikan dasar diberikan kewenangan untuk mengembangkannya di tingkat
satuan pendidikan. Konstitusi ini seklaigus juga menjamin adanya penyesuaian kurikulum
dengan kondisi setiap sekolah yang tentunya berbeda-beda. Dalam konteks pendidikan dasar,
kebutuhan untuk membuka ruang kreatifitas yang besar kepada setiap sekolah untuk
mengembangkan seklaigus menentukan branding sekolah yang disesuiakan dengan
kurikulum yang dibuat. Kebijakan pengembangan kurikulum ini diwarnai oleh semangat
otonomi daerah, dimana sekalipun kurikulum itu ditunjukkan untuk mencapai tujuan

25
nasional, hanya saja cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah
dan sekolah.

kurikulum pada satuan pendidikan SD/MI didalamnya meliputi substansi


pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I
sampai kelas VI dan disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi
pada 8 mata pelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran pada Kelas IV sampai kelas VI
dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Selain terdiri dari sejumlah mata pelajaran
yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi siswa, dalam struktur
kurikulum pendidikan dasar terdapat muatan lain, yaitu muatan local dan kegiatan
pengembangan diri. Muatan local adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata 35 pelajaran yang ada.
Substansinya muatan local ditentukan oleh satuan pendidikan, seperti misalnya membatik,
bahasa jawa, pendidikan lingkungan hidup dan lain sebagainya.

26

Anda mungkin juga menyukai