Anda di halaman 1dari 3

Nama : a.

Wahyu pratama
Nim : B50121176
Mata kuliah : Ekonomi politik media

TUGAS AKHIR JURNALISTIK

POLITICS AND THE MEDIA IN TWENTY-FIRST CENTURY


INDONESIA

Judul : Politics and the medai in twenty-first centry indonesai


Penulis : Khrisna Sen dan David T. Hill
Penerbit :
Tahun Terbit : 2011
Tebal halaman : 219 Halaman

Pembahasan bagian 1, 1 Reorganisasi media kekuasaan pasca-otoriter indonesia


Materi ini membahas perubahan signifikan dalam industri media Indonesia
sejak jatuhnya rezim Suharto. Beberapa poin utama yang dapat dicatat dari
materi ini melibatkan transformasi struktural dan dinamika kepemilikan
media, peran kekuatan ekonomi dalam media, serta dampaknya terhadap
keragaman dan independensi media.
Berikut adalah beberapa analisis terhadap beberapa poin kunci dalam materi ini:

 Transformasi Kepemilikan Media:


Diketahui bahwa sejak jatuhnya rezim Suharto, kepemilikan media
di Indonesia masih dominan di tangan keluarga dan kroni rezim tersebut.
Namun, ada perubahan dinamika kepemilikan dengan munculnya pemain
baru dan perusahaan media yang semakin terlibat dalam bisnis non-media.
Munculnya perusahaan media baru seperti Trans Media Corporation Ltd
dan Media Nusantara Citra (MNC) menunjukkan perubahan signifikan
dalam struktur kepemilikan media. Diversifikasi Bisnis Media:
Ada tren diversifikasi bisnis media ke berbagai sektor non-media oleh beberapa
perusahaan media. Ini mencerminkan pergeseran dari model bisnis
tradisional media ke model bisnis yang lebih kompleks dan
terdiversifikasi.
Keterlibatan Pemilik Media dalam Politik:
 Beberapa pemilik media tampaknya masih terlibat dalam politik, baik
melalui aliansi politik baru maupun sebagai anggota dewan pemegang
saham stasiun televisi.
 Pemilik media yang juga aktor politik menciptakan potensi konflik
kepentingan dan memunculkan pertanyaan terkait independensi media.
 Konvergensi Media:
Konvergensi antara teknologi informasi, hiburan, dan pendidikan
diidentifikasi sebagai pendorong pertumbuhan media baru. Ini
menciptakan peluang bisnis baru dan memperkuat peran media dalam
masyarakat.
 Pola Konsentrasi Media:
Pola konsentrasi media di tingkat nasional dan regional tetap menjadi
perhatian. Beberapa kelompok besar memiliki pengaruh dominan di
beberapa wilayah, memunculkan keprihatinan terkait keragaman dan
independensi media.
 Otonomi Daerah dan Media Lokal:
Perluasan otonomi daerah telah memungkinkan berkembangnya lebih
banyak media komersial lokal. Pemerintah daerah, perusahaan swasta
besar, dan individu berperan dalam mendukung inisiatif ini.
 Hubungan Politik dan Media:
Hubungan erat antara kepemilikan media, politik, dan ekonomi terus
terjadi. Pemilik media pribumi terus berperan sebagai pemain politik,
menciptakan dinamika yang kompleks dalam industri media Indonesia.
 Oligarki Baru dan Aliansi Bisnis-Politik:
Penjelasan tentang konsep "aliansi oligarki baru" yang diusulkan oleh
Robison dan Hadiz.Bagaimana keberhasilan bisnis Jawa Pos Group dan
Media Bali Post Group mencerminkan dinamika kekuasaan dan politik di
tingkat provinsi.Perubahan dalam kekuasaan dan pengaruh setelah Orde
Baru, dengan elit dan institusi daerah menjadi pemain penting.
 Keterlibatan Iskan dalam Pemerintahan Daerah:
Iskan sebagai salah satu pemilik bisnis paling berpengaruh di Provinsi
Jawa Timur.Hubungan antara Iskan dan Gubernur Jawa Timur, serta
perannya dalam pengelolaan perusahaan provinsi.Proyek-proyek dan
kegiatan Iskan yang terkait dengan pemerintahan daerah, seperti
pembangunan jalan dan proyek listrik di Kalimantan Timur.
 Dinamika Politik Lokal dan Dukungan Media:
Iskan's dukungan terhadap kandidat pada pemilihan walikota Surabaya
dan dampaknya pada dinamika politik lokal.Keterlibatan media lokal
dalam politik uang pemilihan bupati dan walikota.Naradha sebagai tokoh
berpengaruh di Bali dan perannya dalam mendukung kepentingan lokal
melalui media.
 Identitas Lokal dan Pengaruh Media:
Peran Naradha dalam mempopulerkan konsep Ajeg Bali dan dukungannya
terhadap identitas lokal. Upaya Naradha dalam memobilisasi produk
budaya lokal dan mendukung stasiun TV lokal untuk menantang dominasi
stasiun televisi nasional.
 Dampak Desentralisasi dan Otonomi Daerah:
Bagaimana desentralisasi memungkinkan munculnya "raja kecil" lokal
dan eksploitasi wacana regionalisme.Contoh konkretnya, seperti pendirian
Koperasi Krama Bali untuk mendukung usaha kecil dan menengah di Bali.
 Kesimpulan:
Apakah konklusi dari analisis ini sejalan dengan argumen Robison dan
Hadiz tentang munculnya oligarki lokal?Bagaimana pola perusahaan
media lokal mencerminkan perubahan dalam struktur kekuasaan pasca-
Orde Baru?

Anda mungkin juga menyukai