Anda di halaman 1dari 8

Vol. 4– No.

1, year (2023), page 50-57

Sikap Toleransi Siswa Suku Nias Kelas V SDS HKBP Pardamean Medan
Terhadap Perbedaan Suku

Ruth Lidya Siboro1 , Julia Ivanna2


ruthsiboro2@gmail.com1 , juliaivanna@unimed.ac.id2
Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Medan1)2)

Abstrak

Toleransi merupakan karakter yang penting bagi kemajemukan masyarakat. Sikap toleransi antar teman sebaya
yang dimiliki pada siswa supaya siswa dapat bersikap dan berprilaku sesuai dengan tata tertib yang ada disekolah
dan norma-norma yang berlaku di dalam keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Untuk itu, penelitian ini
bertujuan untuk menunjukkan sikap toleransi yang dimiliki oleh siswa suku nias di kelas V SDS HKBP Pardamean
Kota Medan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
yakni wawancara mendalam, observasi dan catatan insidental. Informan penelitian yaitu 8 siswa yang bersuku
Nias, dari 14 siswa yang bersuku Batak Toba dan Batak Simalungun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sikap
toleransi yang dimiliki siswa- siswi kelas V SDS HKBP Pardameanseperti sikap menyadari adanya perbedaan dan
mau hidup berdampingan dengan rukun, memiliki rasa bangga pada budaya sendiri, menghormati dan menghargai
budaya suku lain, berteman, bergaul, bekerjasama dengan siapapun tanpa harus memandang apakah berasal dari
suku yang sama atau buka, sikap mau menghargai budaya lain dengan rasa antusias ingin mempelajarinya dan
melestarikannya.

Kata Kunci : Sikap Toleransi, Keberagaman Suku, Anak Sekolah Dasar

Abstract

Tolerance is an important character for a pluralistic society. The attitude of tolerance between peers that students
have so that students can behave and behave in accordance with the rules that exist at school and the norms that
apply in the family and in the community. For this reason, this study aims to show the tolerance attitude of Nias
students in class V SDS HKBP Pardamean Medan City. This study uses a qualitative approach. Data collection
techniques in this study were in-depth interviews, observation and incidental notes. The research informants were
8 students with Nias ethnicity, out of 14 students with Toba Batak and Simalungun Batak ethnicity. The results of
this study indicate an attitude of tolerance possessed by fifth grade students at SDS HKBP Pardamean such as an
attitude of being aware of differences and wanting to live side by side in harmony, having a sense of pride in their
own culture, respecting and appreciating other ethnic cultures, making friends, getting along, collaborating with
anyone without must look at whether they come from the same tribe or not, the attitude of wanting to respect other
cultures with enthusiasm for learning and preserving them.

Keywords: Tolerance, Ethnic Diversity, Elementary School Children

50
Pendahuluan saling mneghormati dan menghargai di
tengah perbedaan antar siswa tersebut.
Indonesia merupakan negara yang
memiliki tingkat keberagaman budaya atau Di sekolah dasar, karakter toleransi
heterogenitas tinggi. Tidak hanya menjadi salah satu karakter yang penting
keberagaman budaya kelompok suku untuk ditanamkan. Karakter toleransi
bangsa, tetapi mampu menciptakan kesadaran dan
penerimaan terhadap keberagaman dalam
keberagaman budaya dalam konteks
kehidupan sehingga terwujud kerukunan
tradisional, peradaban, modern, hingga
antar sesama di tengah perbedaan. Pada
kewilayahan. Purbasari (2020) mengartikan
usia sekolah dasar, siswa mulai menyadari
keragaman budaya itu kondisi masyarakat
akan penampilan dan perbedaan pada diri
yang terdapat perbedaan dalam berbagai
mereka sendiri dan orang lain. Kesadaran
bidang baik dari kebiasaan, kepercayaan,
tersebut akan menumbuhkan pertanyaan
adat, kesenian dan ilmu
pada siswa ketika mengetahui sesuatu yang
pengetahuan.Keberagaman ini sering
berbeda dari diri seseorang sehingga perlu
menimbulkan perbedaan sehingga
diajarkan bahwa setiap orang memiliki
mengakibatkan konflik. Salah satu
perbedaan dan menanamkan cara
perbedaan di setiap daerah yaitu adanya
menghargai perbedaan tersebut. Artinya
masyarakat merasa bahwa ada suku lainnya
dapat disimpulkan bahwa, karakter
yang lebih unggul dibandingkan dengan
toleransi merupakan karakter yang sangat
sukunya sendiri (Rufaida, 201
penting untuk ditanamkan, untuk
Lingkungan sekolah merupakan suatu
menciptakan kesadaran dan penerimaan
tempat untuk memperoleh pendidikan bagi
disetiap keberagaman pendapat yang
siswa selain tempat menimba ilmu sekolah
diungkapkan setiap individu guna
juga sebagai wahana bermain siswa yang
terjalinnya kerukunan yang harmonis antar
mana siswa saling bersosialisasi dan
sesama dan mampu menerima dengan tulus
berinteraksi satu sama lain, seperti mencari
di setiap perbedaan pendapat.
teman atau bersahabat dengan orang lain
disekolah. Lingkungan sekolah juga Kecenderungan negatif di dalam
merupakan salah satu lingkungan yang kehidupan dewasa ini, terutama di
heterogen. Siswa dari berbagai latar kota-kota besar sering terjadi perkelahian,
belakang belajar bersama. Toleransi membully, diskriminasi terhadap temanya,
memiliki peran untuk menciptakan sikap di kalangan anak-anak pelajar. Adanya
berbagai perbedaan memunculkan berbagai

51
persoalan di tengah masyarakat Indonesia mengajarkan tentang sikap siswa yang baik,
terkait isu tentang perbedaan suku, agama, sebab orang tua sangat mengandalkan dan
ras dan budaya antar kelompok, tawuran mengharapkan guru dapat mewakili mereka
antar siswa, sikap anak didik di sekolah dalam mengembangakan nilai moral pada
adanya bullying dengan kawan sekolah. anak-anaknya. Toleransi ini merupakan
syarat mutlak untuk mengamalkan
Untuk mengatasi masalah diatas maka
Pancasila dengan sebaik-baiknya dan
diperlukan adanya sikap toleransi antar
menjamin hubungan baik diantra sesama
teman sebaya yang dimiliki pada siswa
warga Negara Indonesia.
supaya siswa dapat bersikap dan berprilaku
sesuai dengan tata tertib yang ada disekolah Metode Penelitian
dan norma-norma yang berlaku di dalam
Penelitian dilakukan di SDS HKBP
keluarga maupun di lingkungan masyarakat.
Pardamean Kota Medan yang terletak di
Toleransi merupakan karakter yang mampu
Kecamatan Medan Tembung, Kota Mrdan.
mendukung terciptanya kerukunan. Wujud
Pemilihan sekolah tersebut sebagai objek
toleransi berupa perilaku menghargai
penelitian dikarenakan SDS HKBP
perbedaan suku, agama, ras, bahasa, antar
Pardamean merupakan Sekolah
golongan agama, gender, bahkan pendapat
Multikultural dalam segi suku dan budaya
yang berbeda. Toleransi dalam sekolah
warga sekolahnya. Penelitian ini
dasar akan menumbuhkan sikap saling
menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik
menghargai dan menghormati antar setiap
pengumpulan data dalam penelitian ini
siswa. Toleransi juga akan menciptakan
yakni wawancara mendalam, observasi dan
keadaan sosial siswa sekolah dasar yang
catatan insidental. Informan penelitian
lebih baik karena dengan adanya
yaitu 8 siswa yang bersuku Nias, dari 14
keberagaman yang ada. Di sekolah dasar
siswa yang bersuku Batak Toba. Data yang
sikap toleransi dapat dikatakan penting,
didapatkan berupa transkrip wawancara,
karena sikap toleransi memiliki banyak
catatan data lapangan, dokumen, gambar
manfaat bagi peserta didik, dimana mereka
atau foto dan lainnya.
dapat belajar saling menghargai setiap
pendapat maupun Tindakan yang dilakukan
dan menghormati perbedaan antar peserta Kajian Teori
didik, pendidik, serta masyarakat lainnya
Toleransi merupakan karakter yang
(Mujiyanto, 2020). Dengan diajarkan sikap
penting ditanamkan dalam sebuah
toleransi di sekolah diharapkan siswa dapat
kemajemukan masyarakat. Begitu pula

52
dalam lingkup sekolah, toleransi perlu Keberagaman dapat memperkaya
ditanamkan untuk membentuk siswa yang budaya bangsa, menegaskan identitas dan
mampu menghargai perbedaan terhadap warisan budaya seseorang. Menilai
sesama. Toleransi merupakan sikap dan perbedaan kebudayaan sebagai hal positif
tindakan yang menghargai perbedaan yang harus dihargai dan dijaga. Penanaman
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan nilai-nilai keragaman yang dimulai dari
tindakan orang lain yang berbeda tingkat sekolah dasar juga dapat mencegah
(Kemdiknas, 2010: 9). Toleransi adalah adanya permasalahan atau konflik. Nilai
suatu sikap yang merupakan perwujudan keragaman menjadikan satu alternatif
pemahaman diri terhadap sikap pihak lain membangun persatuan dan kesatuan
yang tidak disetujui. Secara sederhana melalui konsep pendidikan
dapat dikatakan bahwa toleransi yaitu sikap kewarganegaraan berbasis pemanfaatan
menghargai dan menerima perbedaan yang keragaman yang ada pada bangsa
dimiliki oleh orang lain. Toleransi berasal Indonesia.
dari kata toleran (Inggris: tolerance; Arab:
Toleransi merupakan karakter yang
tasamuh) yang berarti batas ukur untuk
mampu mendukung terciptanya kerukunan.
penambahan atau pengurangan yang masih
Wujud toleransi berupa perilaku
diperbolehkan. Secara etimologi, toleransi
menghargai perbedaan suku, agama, ras,
adalah kesabaran, ketahanan emosional dan
bahasa, antar golongan agama, gender,
kelapangan dada. Pengertian toleransi
bahkan pendapat yang berbeda. Toleransi
menurut Kemendiknas yaitu sikap dan
dalam sekolah dasar akan menumbuhkan
tindakan yang menghargai perbedaan
sikap saling menghargai dan menghormati
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
antar setiap siswa. Toleransi juga akan
tindakan orang lain yang berbeda dari
menciptakan keadaan sosial siswa sekolah
dirinya. Pendapat kemendiknas tersebut
dasar yang lebih baik karena dengan
menjelaskan bahwa toleransi yaitu sikap
adanya keberagaman yang ada. Di sekolah
saling menghargai setiap perbedaan yang
dasar sikap toleransi dapat dikatakan
ada di antara masyarakat yang satu dengan
penting, karena sikap toleransi memiliki
masyarakat yang lainnya. Adanya sikap
banyak manfaat bagi peserta didik, dimana
toleransi, diharapkan masyarakat Indonesia
mereka dapat belajar saling menghargai
dapat hidup berdampingan diantara
setiap pendapat maupun tindakan yang
perbedaan yang ada.
dilakukan dan menghormati perbedaan

53
antar peserta didik, pendidik, serta bersuku batak simalungun. Meskipun
masyarakat lainnya (Mujiyanto, 2020). demikian mereka tetap merasa cinta dan
bangga mempunyai banyak keberagaman
Hasil Pembahasan
budaya dilihat dari metode deskriptif yang
Sikap toleransi merupakan suatu sikap dilakukan bahwa siswa kelas V sangat
mau menerima dan menghargai perbedaan merasa antusias memperagakan tarian batak
diantara anggota masyarakat sebagai wujud toba yaitu “Manortor” dan sikap mereka
modal sosial pada aspek kognitif (Arianti & yang antusias ingin mempelajari budaya
Suwanda, 2020). Adapun sikap toleransi tersebut. Sikap menghargai mereka
ditunjukan oleh siswa saat peneliti terhadap budaya lain juga tidak mengurangi
melakukan obersvasi dan wawancara rasa bangga terhadap budaya mereka

1) Sikap menyadari akan adanya perbedaan sendiri yaitu kebudayaan yang dimiliki
Suku Nias dan menurut mereka itu menjadi
Berdasarkan hasil observasi, semua
ciri khas dan keunikan tersendiri yang
siswa kelas V dapat menjelaskan suku-suku
mereka miliki. Hal ini seperti pendapat dari
yang yang terdapat di kelas V SDS
Novianti & Tripambudi (2014) menyatakan
HKBP Pardamean. Selain itu, siswa juga
keberagaman budaya juga menimbulkan
dapat menyebutkan beberapa keberagaman
adanya kebanggaan tersendiri akan budaya
suku yang ada di Indonesia. Siswa suku
masing-masing.
nias kelas V merasa cinta dan bangga
memiliki dan berbaur dengan banyak
kebudayaan dan suku yang ada di SDS 2) Sikap toleransi dalam menghargai teman
HKBP Pardamean. Hal ini juga diperkuat yang berbeda suku
dari hasil reduksi ketujuh siswa dapat
Toleransi juga berarti membiarkan dan
mendeskripsikan keberagaman budaya,
menerima perbedaan baik untuk sementara
tradisi, adat istiadat seperti manortor pada
suku batak toba dan tradisi lompat batu di maupun dalam waktu yang lama (Suryana
suku nias. Siswa Suku Nias kelas V dan Rusdiana, 2015: 158). Konsep
menyadari bahwa teman-teman baik di di membiarkan disini tidak hanya membiarkan
kelas dan lingkungan sekolahnya memiliki orang menjalankan keyakinannya sendiri,
keberagaman suku dengan mereka, yang akan tetapi terbukanya kemungkinan
dapat dilihat dari hasil wawancara penulis kerjasama yang saling menguntungkan di
bahwa mereka mengetahui temannya tengah perbedaan-perbedaan pada
bersuku batak toba dan ada juga yang

54
masing-masing orang (Ujan, dkk., 2011: bukan nias tetapi dia juga tetap orang
51). Indonesia, sama seperti saya”

Toleransi bersumber dari niat dan Berdasarkan hasil wawancara tersebut,


semangat menghargai dan menghormati semua siswa juga tetap sepakat untuk
sesama membantu menolong semua temannya
meskipun bukan dari suku yang sama
dengan keyakinan bahwa semua manusia
dengannya. Semua siswa juga mengaku
pada hakikatnya sama dan setara. Toleransi
bersedia mendengarkan dan membantu
berarti kesediaan memberikan ruang dan
menyelesaikan masalah temannya
kesempatan kepada orang lain untuk
walaupun berbeda
menjalankan sesuatu yang menjadi
keyakinan dan pendapatnya (Rusyan, 2013: Seperti yang dikatakan oleh RL :
161). Lingkungan sekolah merupakan salah
“Saya bermain dengan siapa saja di kelas,
satu lingkungan yang heterogen. Siswa dari
meminta diajari ketika ada tugas dari guru
berbagai latar belakang belajar bersama.
juga tidak memilih-milih apakah dia
Toleransi memiliki peran untuk
berasal dari suku nias atau bukan. Saya
menciptakan sikap saling mneghormati dan
juga membantu teman dan menolongnya
menghargai di tengah perbedaan antar
tidak melihat apakah teman tersebut suku
siswa tersebut.
nias atau bukan.”
Dari hasil wawancara dan observasi yang
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita
dilakukan, siswa-siswi Suku Nias di SDS
lihat menurut mereka bahwa dalam
HKBP Pardamean menunjukkan sikap
berteman tidak memperdulikan adanya
toleransi dan saling menghargai teman
perbedaan suku dan budaya namun, mereka
yang berbeda suku tanpa ada yang
menyadari bahwa perbedaan itu ada tetapi
menjadikan suatu tembok pemisah antara
masih sama-sama saudara sebangsa dan
mereka untuk saling berteman. Penelitian
setanah air, bangsa Indonesia. Hal ini juga
ini juga berdasarkan hasil wawancara yang
diperkuat melalui hasil pengamatan bahwa
dilakukan dengan beberapa siswa salah
dalam keseharian mereka, tidak ada korban
satunya NL yang mengatakan :
perundungan yang melatarbelakangi
”Saya berteman dengan siapa saja, di
perbedaan suku diantara mereka, mereka
kelas juga saya berteman dengan semuanya
bermain dan berteman selayaknya
dan tidak mau membedakan teman apabila
anak-anap pada umumnya.
dia suku nias atau bukan. Jika ada yang

55
Dalam sikap menghargai juga tampak Sikap toleransi ini penting untuk dijaga
dalam hasil observasi bahwa mereka agar tercipta keharmonisan dan
merasa antusias untuk belajar dan kesejhateraan bersama dan terhindar dari
mengenal kebudayaan yang dimiliki oleh hal yang merugikan kepentingan banyak
setiap beraneka ragam suku. Hal ini juga orang.
dapat diperkuat dengan pernyataan
DAFTAR PUSTAKA
wawancara slaah seorang diantaranya:
Aditya, U.B., Kuryanto, M.S. and Ahsin,
YL mengatakan bahwa : M.N., 2021. Analisis Sikap Multikultural
Siswa Di SD 1 Rahtawu Kecamatan Gebog
Kudus. WASIS: Jurnal Ilmiah
“Kami mau jika diajarkan menari khas suku
Pendidikan, 2(2), pp.110-120.
batak toba seperti manortor”
Armawinda, Y., Noviana, E. and Hermita,
Dari pendapat siswi tersebut kita dapat N., 2022. Analisis Sikap Toleransi Siswa
Kelas IV SDN 130 Pekanbaru. Jurnal
melihat bahwa sikap menghargai suku dan Kiprah Pendidikan, 1(2), pp.84-91.
kebudayaan lain selain dengan
Dewi, Y.A. and Mardiana, M., 2023. Sikap
menghormati tetapi juga turut melestarikan Toleransi Melalui Pembelajaran
dan mau mengenal serta mempelajari Multikultural Pada Siswa Sekolah
Dasar. PAKIS (Publikasi Berkala
budaya tersebut. Pendidikan Ilmu Sosial), 3(1), pp.100-113

Gunawan, W.H., 2022. ANALISA


DESKRIPSI SIKAP TOLERANSI
Simpulan PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMP
NEGERI 8 KOTA JAMBI.
Sikap toleransi yang telah ditunjukkan
oleh siswa siswi kelas V SDS HKBP Hendarudin, D., Achmadi, A. and Chalimi,
I.R., 2019. Analisis Sikap Toleransi
Pardamean menurut hasil penelitian ini Sesama Teman Sebaya Pada Mata
ialah sikap menyadari adanya perbedaan Pelajaran Ppkn Kelas Xi Ipa Sma Negeri 6
Pontianak. Jurnal Pendidikan dan
dan mau hidup berdampingan dengan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 8(9).
rukun, memiliki rasa bangga pada budaya
Maolia, N.M., Bramasta, D. and Andriani,
sendiri, menghormati dan menghargai A., 2019. Sikap Toleransi dan Tanggung
budaya suku lain, berteman, bergaul, Jawab Siswa Kelas V SD Negeri 1
Patikraja. Malih Peddas (Majalah Ilmiah
bekerjasama dengan siapapun tanpa harus Pendidikan Dasar), 9(1), pp.22-9.
memandang apakah berasal dari suku yang
Rahayu, D.W. and Fitriyah, F.K., 2020.
sama atau buka, sikap mau menghargai Pengaruh Sikap Toleransi terhadap Perilaku
budaya lain dengan rasa antusias ingin Agresif pada Siswa Sekolah Dasar di Kota
Surabaya. Jurnal Konseling
mempelajarinya dan melestarikannya. Gusjigang, 6(2).

56
Kecamatan Playen Kabupaten
Rahmawati, K. and Fatmawati, L., 2016, Gunungkidul. Basic Education, 4(16).
August. Penanaman karakter toleransi di
sekolah dasar inklusi melalui pembelajaran Waman, Y. and Dewi, D.A., 2021.
berbasis multikultural. In Prosiding Penanaman Nilai Toleransi dan
Seminar Nasional Inovasi Pendidikan. Keberagaman Suku Bangsa Siswa Sekolah
Dasar melalui Pendidikan
Sari, M.Z., Fitriyani, Y. and Amalia, D., Kewarganegaraan. Edukasi Tematik: Jurnal
2020. Analisis Bahan Ajar Keragaman Pendidikan Sekolah Dasar, 2(1),
Suku Bangsa dan Budaya dalam pp.60-71.6.
Implementasi Karakter Toleransi di
Sekolah Dasar. Jurnal Kependidikan: Widiyanto, D., 2017. Pembelajaran
Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian toleransi dan keragaman dalam pendidikan
Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, pancasila dan kewarganegaraan di sekolah
Pengajaran Dan Pembelajaran, 6(3), dasar. Prosiding Konferensi Nasional
pp.382-39 Kewarganegaraan III p-ISSN, 2598,
p.5973.
Soryani, S., 2015. Penanaman Sikap
Toleransi Di Kelas V Sd Negeri Siyono Iii

57

Anda mungkin juga menyukai