Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN DIALYSIS


DISEQUILIBRIUM SYNDROME PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY
DISEASE DI RUANG HEMODIALISA RS UNAIR
SURABAYA

Di Susun Oleh:
Kelompok 6

Viorado Yolandri Nim 20231490104031


Winta Nim 20231490104068
Yapan Harianto Nim 20231490104087
Yessi Nim 20231490104085
Yoyon Nim 20231490104089
Yulia Sari Nim 20231490104091
Yunira Priskila Nim 20231490104092

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Kegiatan Pendidikan Kesehatan Disusun Oleh:


Kelompok :6
Anggota Kelompok : 1. Viorado Yolandri (Nim 20231490104084)
2. Winta (Nim 20231490104081)
3. Yapan Harianto (Nim 20231490104085)
4. Yessi (Nim 20231490104087)
5. Yoyon (Nim 20231490104089)
6. Yulia Sari (Nim 20231490104091)
7. Yunira Priskila (Nim 20231490104092)
Program Studi : Profesi Ners
Judul :“Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Dialysis
Disequilibrium Syndrome Pada Pasien Chronic Kidney
Disease Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Universitas
Airlangga Surabaya”.

Akan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan sebagai persyaratan untuk


menempuh Praktik Profesi Keperawatan Dasar (PPKMB) Stase Praktik Profesi
Keperawatan Medikal Bedah Pada Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Kegiatan Pendidikan Kesehatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Nia Pristina, Ners., M. Kep. Choirul Anwar, S. Kep., Ns., M. Kep

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
proposal kegiatan yang berjudul “Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan
Dialysis Disequilibrium Syndrome Pada Pasien Chronic Kidney Disease Di
Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya “ Proposal
Kegiatan ini disusun guna melengkapi tugas Praktik Profesi Keperawatan Medikal
Bedah (PPKMB). Proposal Kegiatan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Isna Wiranti, S. Kep., Ners selaku Koordinator Praktik Keperawatan
Program Profesi Ners.
4. Ibu Nia Pristina, Ners., M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini
5. Bapak Choirul Anwar, S. Kep., Ns., M. Kep selaku Pembimbing Klinik
yang telah memberikan izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan
Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah di Ruang Hemodialisa
Rumah Sakit Universitas Airlangga.
Kami menyadari bahwa proposal kegiatan ini mungkin terdapat kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan proposal kegiatan ini dapat
mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 29 Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
2.1.3 Masalah Pemenuhan Istirahat dan tidur.............................................5
2.1.4 Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur........................7
2.2. Konsep Dasar Nutrisi................................................................................8
2.2.1 Pengertian Nutrisi..............................................................................8
2.2.4 Masalah Kebutuhan Nutrisi.............................................................13
BAB 3 METODE DAN MEDIA PENYULUHAN............................................16
3.1 Metode.....................................................................................................16
3.2 Media.......................................................................................................17
4.1 Kesimpulan..............................................................................................18
4.2 Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
SATUAN ACARA PENYULUHAN...................................................................17

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kasus sindrom disekuilibrium dialisis pertama kali dilaporkan dalam literatur
pada tahun 1962. Insiden sindrom ini tidak diketahui secara jelas karena
manifestasinya yang tidak spesifik dan kesulitan dalam memastikan diagnosis,
sehingga kemungkinan DDS tidak dilaporkan. Hal ini lebih mungkin terjadi
setelah hemodialisis cepat dan pada kelompok berisiko tinggi. Insiden secara
keseluruhan diyakini telah menurun seiring berjalannya waktu karena kesadaran
akan kondisi ini dan penerapan strategi pencegahan
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka mahasiswa mengambil rumusan
masalah bagaimana Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Dialysis
Disequilibrium Syndrome Pada Pasien Chronic Kidney Disease Di Ruang
Hemodialisa Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya.
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan agar pasien dan
keluarga mengetahui Tentang Pencegahan Dialysis Disequilibrium Syndrome
Pada Pasien Chronic Kidney Disease Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit
Universitas Airlangga Surabaya .
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan
pasien dan keluarga mengetahui Tentang Pencegahan Dialysis Disequilibrium
Syndrome Pada Pasien Chronic Kidney Disease Di Ruang Hemodialisa
Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya.
1.4. Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Pasien Dan Keluarga
Diharapkan pasien dan keluarga dapat mengetahui dan meningkatkan
pengetahuan tentang Tentang Pencegahan Dialysis Disequilibrium

1
Syndrome Pada Pasien Chronic Kidney Disease Di Ruang Hemodialisa
Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya .
1.4.2 Bagi Institusi
Menjadi sumber referensi bagi institusi pendidikan maupun rumah sakit.
1.4.3 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan memberikan pendidikan kesehatan entang
Pencegahan Dialysis Disequilibrium Syndrome Pada Pasien Chronic
Kidney Disease Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Universitas
Airlangga Surabaya.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Dialysis Disequilibrium Syndrome


2.1.1 Pengertian Dialysis Disequilibrium Syndrome
Dialysis Disequilibrium Syndrome atau Sindrom disekuilibrium dialisis
(DDS) mengacu pada serangkaian manifestasi neurologis yang terlihat selama
atau setelah dialisis. Gejalanya dapat berkisar dari gejala ringan seperti sakit
kepala, mual, atau penglihatan kabur, serta gejala lainnya seperti gelisah dan
kebingungan, hingga manifestasi parah berupa koma dan kejang yang jarang
terjadi. Sindrom disekuilibrium dialisis (DDS) mengacu pada serangkaian
manifestasi neurologis yang terlihat selama atau setelah dialisis, terutama
setelah dialisis baru dimulai. Namun, penyakit ini juga dapat terjadi pada
pasien dialisis kronis yang melewatkan perawatan dialisis rutinnya. Sindrom
ini diduga timbul akibat perpindahan cairan selama hemodialisis sehingga
menyebabkan edema serebral dan berbagai gejala neurologis. Dalam terapi
penggantian ginjal berkelanjutan (CRRT), dimana perpindahan cairan terbatas,
sindrom disekuilibrium dialisis jarang dilaporkan.
2.1.2 Penyebab Dialysis Disequilibrium Syndrome
Faktor risiko umum yang dapat menyebabkan pasien mengalami sindrom
disekuilibrium dialisis adalah sebagai berikut:
1. Perawatan hemodialisis pertama
2. Nitrogen urea darah (BUN) tinggi (di atas 175 mg/dL atau 60 mmol/L)
sebelum memulai dialisis
3. Usia ekstrem – anak-anak dan orang tua
4. Perubahan mendadak dalam rejimen dialisis
5. Penyakit saraf yang sudah ada sebelumnya seperti stroke, hipertensi
maligna, trauma kepala, atau gangguan kejang
6. Adanya kondisi lain yang menyebabkan edema serebral (hiponatremia,
ensefalopati hepatik)
7. Kondisi yang menyebabkan peningkatan permeabilitas sawar darah otak
(sepsis, meningitis, ensefalitis, sindrom uremik hemolitik, vaskulitis)

3
2.1.3 Tanda dan Gejala Dialysis Disequilibrium Syndrome
Sindrom disekuilibrium dialisis biasanya sembuh sendiri, dengan gejala
hilang dalam jangka waktu singkat. Prognosis umumnya baik, dan dialisis
tidak perlu dihentikan pada banyak kasus. Dalam kasus yang parah, gejala
dapat berkembang menjadi kejang, mengantuk, pingsan, atau koma yang
menyebabkan kematian
2.1.4 Komplikasi Dialysis Disequilibrium Syndrome
Komplikasi sindrom disekuilibrium dialisis mencakup konsekuensi
keterlambatan pengenalan kondisi dan keterlambatan penerapan strategi
pencegahan. Dalam kasus yang jarang terjadi, seiring dengan berkembangnya
edema serebral, gejalanya dapat berkembang menjadi manifestasi neurologis
yang parah seperti kejang, koma, atau kematian pada kasus yang parah.
2.1.5 Penatalaksanaan Dialysis Disequilibrium Syndrome
Penatalaksanaan DDS terutama ditujukan pada pencegahan daripada
pengobatan setelah timbulnya gejala. Namun, ketika pasien mengalami gejala,
berikut adalah tindakan yang harus dipertimbangkan:
a. Memulai remodeling natrium: Terlepas dari tingkat keparahannya, DDS
awalnya ditangani dengan memodifikasi resep dialisis. Hal ini dilakukan
dengan mengganti rendaman natrium dialisat atau menggunakan resep
yang diubah pada mesin dialisis. Gejalanya akan hilang secepatnya dalam
waktu 30 menit. Oleh karena itu, cuci darah tidak perlu dihentikan. Gejala
sisa (mual, muntah) setelah modifikasi resep dan remodeling natrium
dapat diobati sesuai gejalanya. Namun, jika gejala tidak teratasi dengan
pengobatan, dialisis mungkin perlu dihentikan sesekali untuk
mengevaluasi penyebab lain yang mendasari gejala tersebut.
b. Kegagalan remodeling natrium: Pada pasien dengan gejala DDS yang
parah meskipun terjadi remodeling natrium, percobaan untuk menurunkan
tekanan intraserebral dapat dilakukan. Beberapa ahli menyarankan
penggunaan 5 mililiter saline 23% atau 12,5 miligram manitol intravena
untuk meningkatkan osmolaritas plasma dan sekaligus menurunkan
pergeseran osmotik lebih lanjut, namun hal ini didasarkan pada bukti
anekdotal dan data yang terbatas. Penambahan urea pada dialisat juga

4
dilaporkan memungkinkan dilakukannya sesi dialisis berulang dan
intensif, sehingga menghindari potensi masalah neurologis
Modal yang dapat dilakukan untuk mencegah berkembangnya DDS adalah
dengan melakukan hemodialisis awal secara perlahan dan lembut, membatasi
pembersihan urea untuk mencegah terjadinya gradien osmotik, meningkatkan
kadar natrium dialisat, dan pemberian zat aktif osmotik. Pedoman berbasis
bukti masih kurang, namun sebagian besar ahli sepakat mengenai pembersihan
urea secara bertahap.
Untuk pasien yang baru menjalani dialisis, dapat dilakukan sesi singkat
selama dua jam dengan kecepatan 150-200ml/menit atau dialisis dengan
efisiensi rendah yang berkelanjutan, yang dapat diikuti dengan sesi dialisis
berturut-turut pada hari-hari berikutnya. Aliran darah dan aliran dialisat dapat
ditingkatkan secara bersamaan dalam jumlah kecil jika pasien tidak
mengalami DDS selama sesi pertama. Aliran darah dapat ditingkatkan lebih
lanjut agar sesuai dengan pengaturan rawat jalan dalam perawatan berturut-
turut. Pertimbangan harus diberikan pada inisiasi dialisis rawat inap jika BUN
> 100mg/dl atau pada pasien dengan gejala neurologis seperti perubahan
status mental atau mioklonus.
Pada pasien yang sering melewatkan dialisis, tidak selalu mungkin untuk
berulang kali dirawat di rumah sakit untuk memulai dialisis lambat; dengan
demikian, teknik pemodelan natrium digunakan pada pasien tersebut.
Beberapa mesin dialisis memiliki kemampuan pemodelan natrium, dalam hal
ini fitur linier atau eksponensial dapat digunakan untuk mencegah
hipertonisitas di akhir sesi.
2.1.6 Pencegahan dan Edukasi Pasien Dialysis Disequilibrium Syndrome
Sindrom disekuilibrium dialisis mengacu pada serangkaian gejala yang
mungkin terjadi selama dialisis, terutama pada pasien yang baru memulai
dialisis atau sering melewatkan sesi dialisis. Hal ini diyakini terjadi karena
pembersihan cepat zat-zat seperti urea yang menumpuk di dalam darah. Hal
ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan kadar cairan di dalam sel otak,
menyebabkan pembengkakan dan gejala seperti sakit kepala, mual, gelisah,
kebingungan, atau dalam kasus yang parah, kejang, koma, dan

5
kematian. Meskipun jarang terjadi seiring meningkatnya kesadaran, sindrom
disekuilibrium dialisis dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan
menyusahkan bagi pasien. Pasien harus disarankan untuk melaporkan gejala
apa pun setelah dialisis dimulai untuk menerapkan tindakan
pencegahan. Penting juga untuk mendidik pasien dan keluarga mereka untuk
melakukan sesi dialisis secara teratur untuk membantu meminimalkan risiko
DDS.

6
BAB 3
METODE DAN MEDIA PENYULUHAN

3.1 Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan Pendidikan Kesehatan Tentang
Pencegahan Dialysis Disequilibrium Syndrome Pada Pasien Chronic Kidney
Disease Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya.
3.1.1 Metode Pendidikan Kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2011) pendidikan kesehatan adalah suatu
penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan. Dilihat dari segi
pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktik
pendidikan. Oleh sebab itu, konsep pendidikan kesehatan adalah konsep
pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan.
Dapat dirumuskan bahwa secara konsep, pendidikan kesehatan adalah
upaya untuk memengaruhi, dan atau mempengaruhi orang lain, baik individu
kelompok atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan
secara operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk
memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Penyampaian pendidikan kesehatan banyak menggunakan cara-cara
tertentu, materi yang disampaikan juga harus sesuai dengan target atau sasaran,
dan juga alat bantu pendidikan kesehatan disesuaikan dengan tepat agar dicapai
suatu hasil yang ditargetkan secara optimal. Untuk sasaran kelompok, metodenya
berbeda dengan pendidikan kesehatan sasaran massa dan sasaran individual.
Begitu juga sebaliknya untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran
individual dan lain sebagainya.
3.1.1.1 Ceramah
Ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar,
mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya.
3.1.1.2 Diskusi
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau
lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/tersebut berupa salah
satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa

7
pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya
disebut topik.
3.2 Media
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan pengabdian
masyarakat ini yaitu meliputi:
3.2.1 Leaflet
Leaflet merupakan sarana publikasi singkat yang berbentuk selebaran
kertas dan berukuran kecil. Biasanya selebaran kertas ini berisikan informasi
suatu hal yang perlu disebarkan kepada khalayak ramai.

8
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan pasien dan keluarga dapat mengetahui dan meningkatkan
pengetahuan tentang Pencegahan Dialysis Disequilibrium Syndrome Pada
Pasien Chronic Kidney Disease Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit
Universitas Airlangga Surabaya
4.2.2 Bagi Institusi
Diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi institusi pendidikan
maupun rumah sakit Tentang Pencegahan Dialysis Disequilibrium
Syndrome Pada Pasien Chronic Kidney Disease Di Ruang Hemodialisa
Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya.
4.2.3 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang
Pencegahan Dialysis Disequilibrium Syndrome Pada Pasien Chronic
Kidney Disease Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Universitas
Airlangga Surabaya.

9
DAFTAR PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Disusun Oleh:
Kelompok VI

10
Viorado Yolandri Nim 20231490104081
Winta Nim 20231490104084
Yapan Harianto Nim 20231490104085
Yessi Nim 20231490104087
Yoyon Nim 20231490104089
Yulia Sari Nim 20231490104091
Yunira Priskila Nim 20231490104092

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2023

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN DIALYSIS


DISEQUILIBRIUM SYNDROME PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY
DISEASE DI RUANG HEMODIALISA RS UNAIR
SURABAYA

Pokok Bahasan : Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah


Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Dialysis Disequilibrium Syndrome Pada
Pasien Chronic Kidney Disease (CKD)
Hari/Tanggal : Rabu, 31 Januari 2024
Waktu : 14.00- 15.30 WIB
Tempat : Ruang Hemodialisa RSUA Surabaya
Sasaran : Pasien dan Keluarga

A. LATAR BELAKANG

11
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga serta keterampilan tentang
Tentang Pencegahan Dialysis Disequilibrium Syndrome Pada Pasien
Chronic Kidney Disease Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Universitas
Airlangga Surabaya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
klien dan keluarga:
1) Memahami Pengertian Dialysis Disequilibrium Syndrome
2) Memahami Penyebab Dialysis Disequilibrium Syndrome
3) Memahami Tanda dan Gejala Dialysis Disequilibrium Syndrome
4) Memahami Komplikasi Dialysis Disequilibrium Syndrome
5) Memahami Penatalaksanaan Dialysis Disequilibrium Syndrome
6) Memahami Pencegahan Dialysis Disequilibrium Syndrome

C. POKOK BAHASAN
1) Menjelaskan Pengertian Dialysis Disequilibrium Syndrome
2) Menjelaskan Penyebab Dialysis Disequilibrium Syndrome
3) MenjelaskanTanda dan Gejala Dialysis Disequilibrium Syndrome
4) Menjelaskan Komplikasi Dialysis Disequilibrium Syndrome
5) Memjelaskan Penatalaksanaan Dialysis Disequilibrium Syndrome
6) Menjelaskan Pencegahan Dialysis Disequilibrium Syndrome
D. METODE
1) Ceramah
2) Diskusi
E. MEDIA
1) Leaflet
F. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan Wakt Uraian Kegiatan Kegiatan Peserta Pelaksanaa

12
u n
Pembukaan 5 1. Mengucapkan 1. Menjawab Moderator
menit salam salam
2. Memperkenalkan 2. Mendengarka
diri n
3. Menjelaskan 3. Memperhatika
tujuan n
penyuluhan.
4. Menjelaskan
mekanisme
kegiatan yang
akan
dilaksanakan
Pelaksanaa 20 1. Menjelaskan 1. Memperhatika Penyaji
n Menit Pengertian n penjelasan
Dialysis tentang Pola
Disequilibrium Hidup Sehat
Syndrome Dengan
2. Menjelaskan Pemenuhan
Penyebab Istirahat Tidur
Dialysis dan Nutiri
Disequilibrium Pada Pasien
Syndrome Jantung
3. MenjelaskanTan 2. Peserta
da dan Gejala menyimak
Dialysis dan
Disequilibrium memperhatika
Syndrome n
4. Menjelaskan 3. Memberikan
Komplikasi umpan balik
Dialysis terkait materi
Disequilibrium yang sudah
Syndrome dijelaskan
5. Memjelaskan
Penatalaksanaan
Dialysis
Disequilibrium
Syndrome
6. Menjelaskan
Pencegahan
Dialysis
Disequilibrium

13
Syndrome
Evaluasi 5 1. Mengucapkan 1. Memperhatika Moderator
Menit terima kasih atas n
partisipasi 2. Menjawab
peserta salam
2. Mengucapkan 3. Peserta
salam. menerima
3. Membagikan leaflet
leaflet

G. TUGAS PENGORGANISASIAN
1. Moderator: Yulia Sari
a. Membuka acara penyuluhan
b. Memperkenalkan dosen pembimbing dan anggota kelompok
c. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
d. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
e. Mengatur jalannya diskusi
2. Penyaji: Yessi
a. Menyampaikan materi penyuluhan
b. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
c. Mengucapkan salam penutup
3. Fasilitator: Yoyon, Viorado Yolandri
a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
b. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
c. Membuat dan mengedarkan absen peserta penyuluhan
d. Membagikan konsumsi
4. Notulen : Yunira Priskila
Notulis (notulen) berperan sebagai penulis poin-poin penting dalam kegiatan
pendidikan kesehatan, seperti mencatat pertanyaan dan hasil-hasil diskusi.
5. Dokumentasi : Yapan Harianto
Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan
H. SETTING TEMPAT

14
Penyaji Moderator

Fasilitator Fasilitator

Peserta

Notulen Dokumentasi

I. RENCANA EVALUASI
1. Tujuan Evaluasi
Mengetahui perubahan pengetahuan dan partisipasi sasaran yang hadir.
2. Cara Evaluasi
a. Evaluasi struktur
 Sasaran sudah siap ditempat yang sudah ditentukan.
 Media dan alat penyuluhan telah disetujui oleh pembimbing.
 Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah leaflet
b. Evaluasi proses
 Kesiapan penyuluh sesuai dengan perencanaan
 Ketepatan waktu sesuai yang sudah direncanakan
 Peserta yang aktif dalam kegiatan penyuluhan
 Peserta yang tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan
c. Evaluasi hasil
 Diadakan tanya jawab seputar materi secara lisan, kemudian
disimpulkan bersama – sama.
d. Observasi
 Respon/tingkah laku peserta saat diberikan pertanyaan, apakah
diam/menjawab.
 Peserta antusias/tidak.
 Peserta mengajukan pertanyaan/tidak

15
e. Instrument evaluasi
 Instrument evaluasi berupa pertanyaan (tanya jawab)

16
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) EKA HARAP
Jalan Beliang No. 110 Palangka Raya Telp. (0536) 3227707
E-Mail: stikesekaharap110@yahoo.com

DAFTAR HADIR PENYULUHAN

Materi Penyuluhan :
Hari/Tanggal :
Tempat :

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.

Mengetahui Ketua Kelompok


Kepala Ruangan

............................................................ ............................................................
NIP. NIM

17

Anda mungkin juga menyukai