Oleh:
Nama: Yudetie
NIM: 20231490104090
PAGE \* MERGEFORMAT 1
LEMBAR PERSETUJUAN
PAGE \* MERGEFORMAT 1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Tn. R dengan Diagnosa
Hidronefrosis Renal Sinistra di Ruang Teratai RSUD Dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas
Program Frofesi Ners.
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Pa
langka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STI
Kes Eka Harap Palangka Raya.
3. Bapak Takesi Arisandy, Ners.,M.Kep selaku pembimbing akademik yang te
lah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesa
ian asuhan keperawatan ini
4. Ibu Tanti Setiawati, S.Kep,. Ners selaku pembimbing Klinik yang telah me
mberikan izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik manaje
men keperawatan di Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan penga
bdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Palangka Raya, 9 November 2023
Yudetie
PAGE \* MERGEFORMAT 1
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
2.1 Latar Belakang..........................................................................................1
2.1.1 Definisi ..............................................................................................1
2.1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................2
2.1.3 Tujuan.................................................................................................2
2.1.4 Manfaat ..............................................................................................3
BAB 2 PENDAHULUAN...............................................................................4
2.2 Konsep Penyakit.......................................................................................4
2.2.1 Definisi ..............................................................................................4
2.2.2 Anatomi fisiologi ...............................................................................5
2.2.3 Etiologi ..............................................................................................5
2.2.4 Klasifikasi ..........................................................................................6
2.2.5 Patofisiologi .......................................................................................6
2.2.6 Manisfestasi Klinis ............................................................................7
2.2.7 Komplikasi..........................................................................................8
2.2.8 Pemeriksaan Penunjang......................................................................9
2.2.9 Penatalaksanaan Medis.......................................................................14
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan .....................................................16
2.3.1 Pengkajian Keperawatan ...................................................................17
2.3.2 Diagnosa Keperawatan ......................................................................18
2.3.3 Intervensi Keperawatan .....................................................................22
2.3.4 Implementasi Keperawatan ...............................................................23
2.3.5 Evaluasi keperawatan ........................................................................26
PAGE \* MERGEFORMAT 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Dalam keadaan normal, air kemih mengalir dari ginjal dengan tekanan yang
sangat rendah. Jika aliran air kemih tersumbat, air kemih akan mengalir kembali
ke dalam tabung- tabung kecil di dalam ginjal (tubulus renalis) dan ke dalam
daerah pusat pengumpulan air kemih (pelvis renalis). Hal ini akan menyebabkan
ginjal menggembung dan menekan jaringan ginjal yang rapuh. Pada akhinya,
tekanan hidronefrosis yang menetap dan berat akan merusak jaringan ginjal
sehingga secara perlahan ginjal akan kehilangan fungsinya.
a. Fungsi ekskresi
1. Ekskresi sisa metabolisme protein
Sisa metabolisme protein yaitu ureum, kalium, fosfat, sulfat anorganik
dan asam urat dikeluarkan melalui ginjal.
2. Regulasi volume cairan tubuh
Bila tubuh kelebihan cairan maka terdapat rangsangan melalui arteri
karotis interna ke osmoreseptor di hipotalamus anterior kemudian
diteruskan ke kelenjar hipofisis posterior sehingga produksi hormon anti-
diuretik (ADH) dikurangi dan akibatnya produksi urin menjadi banyak,
demikian juga sebaliknya.
3. Menjaga keseimbangan asam basa
Agar sel dapat berfungsi normal, perlu dipertahankan pH plasma 7,35
untuk darah vena dan pH 7,45 untuk darah arteri. Keseimbangan asam
dan basa diatur oleh paru dan ginjal.
b. Fungsi endokrin
1. Partisipasi dalam eritopioesis
Ginjal menghasilkan enzim yang disebut faktor eritropoietin yang
mengaktifkan eritropoietin. Eritropoietin berfungsi menstimulasi sumsum
tulang untuk memproduksi sel darah merah.
2. Pengaturan tekanan darah
Modifikasi tonus vaskular oleh ginjal dapat mengatur tekanan darah.
Hal ini dilakukan oleh sistem renin-angiotensin aldosteron yang
dikeluarkan dari nefron.
3. Keseimbangan kalsium dan fosfor
Ginjal memiliki peran untuk mengatur proses metabolisme vitamin D
menjadi metabolit yang aktif yaitu 1,25-dihidrovitamin D3. Vitamin D
molekul yang Universitas Sumatera Utara aktif bersama hormon
paratiroid dapat meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dalam usus.
2.1.3 Etiologi
2.1.4 Klasifikasi
Hidronefrosis
B1 B2 B3 B4 B5 B6
1
Penimbunan Ginjal tidak dapat Penumpukan sampah ISK Retensi produk Cardiac output
sampah metabolika membuang kalium metabolik menurun
melalui
Refleks urtovesikal Uremia
Ureum menumpuk Hiperkalemia Toksin menebus sawar Perfusi darah ke
Menyebarnya infeksi di jaringan menurun
di rongga paru & darah otak (BBB)
uretra Gg. Mefb lemak
pleura Gangguan konduksi & glukosa Metabolisme anaerob
jantung Merusak selaput Melemahnya otot
Gg. Proses difusi myline detrusor Mual, muntah,
Penimbunan asam
Aritmia anoreksia, urea
laktat
Sesak, nyeri dada Sfinger dan otot dasar breath
Penurunan kesadaran
panggul terganggu
Resiko penurunan
curah jantung - Resiko defisit Fatigue, nyeri sendi
- Pola nafas tidak Resiko cedera nutrisi
Pengosongan kandung
efektif - Resiko
kemih tidak sempurna
- Gg. Pertukaran ketidakseimba - Intoleransi aktivitas
gas ngan elektroit
- Gg. Eliminasi urine
- Inkontinesia refleks
2.1.6 Manifestasi klinis
Sesuai pendapat David Ovedoff (2017) tanda dan gejala hidrnefrosis
adalah sebagai berikut :
a. Nyeri dan meluas di zona lumbal
b. Kolik memperlihatkan adanya batu
c. Panas dan menggigil di saat terjadi kontaminasi
d. Kemungkinan adanya hipertensi
e. Beberapa korban tidak menunjukkan efek samping
mual dan muntah (David Ovedoff, 2017)
2.1.7 Komplikasi
Jika hidronefrosis tetap tidak diobati, peningkatan tekanan di dalam
ginjal bisa menurunkan kemampuan ginjal untuk menyaring darah,
mengeluarkan produk sampah, dan membuat urin serta mengatur
elektrolit dalam tubuh. Hidronefrosis bisa menyebabkan infeksi ginjal
(pyelonephrosis) gagal ginjal, sepsis, dan dalam beberapa kasus, ginjal
kehilangan fungsi atau kematian. Fungsi ginjal akan mulai menurun
segera dengan timbulnya hidronefrosis tetapi reversibel jika tidak
menyelesaikan pembengkakan. Biasanya ginjal sembuh dengan baik
bahkan jika ada halangan berlangsung hingga 6 minggu.
b. Hidronefrosis kronik
1. Diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi penyumbatan air
kemih
2. Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat melalui
pembedahan dan ujung-ujungnya disambungkan kembali
3. Dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari jaringan
fibrosa. Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat, maka
dilakukan pembedahan untuk melepaskan ureter dan
menyambungkannya kembali di sisi kandung kemih yang berbeda
f. Pemeriksaan fisik
1. B1(Breath) : Inspeksi : Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya
tergantung pada riwayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru,
Palpasi : Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama, Perkusi :
Suara ketok sonor, tak ada redup atau suara tambahan lainnya, Auskultasi
: Suara nafas normal, tak ada wheezing atau suara tambahan lainnya
seperti stridor dan ronkhi.
2. B2(Blood) : Inspeksi : Tidak tampak iktus jantung, Palpasi :Nadi
meningkat, iktus tidak teraba, Auskultasi : Suara S1 dan S2 tunggal tak
ada mur-mur.
3. B3(Brain): Kesadaran penderita : apatis, sopor, koma, gelisah,
komposmentis tergantung pada keadaan klien
4. B4(Bladder): Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, ada kesulitan
buang air besar.
5. B5(Bowel): Inspeksi : Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia, Palpasi :
Turgor baik, tidak ada defands muskuler hepar tidak teraba, Perkusi :
Suara thympani, ada pantulan gelombang cairan, Auskultasi : Kaji bising
usus
6. B6(Bone): Terdapat eritema, suhu disekitar daerah trauma meningkat,
bengkak, edema, nyeri tekan. Tidak dapat digerakkan secara bebas dan
terdapat jahitan, darah merembes atau tidak.
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksan Diagnostik menurut Istianah (2017) antara lain:
1. Foto rontgen (X-ray) untuk menentukan lokasi dan luasnya fraktur.
2. Scan tulang, temogram, atau scan CT/MRIB untuk memperlihatkan
fraktur lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
3. Anteriogram dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan
vaskuler.
4. Hitung darah lengkap, hemokonsentrasi mungkin meningkat atau
menurun pada perdarahan selain itu peningkatan leukosit mungkin terjadi
sebagai respon terhadap peradangan.
2.2.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah tatus kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn. R
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
2. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama (saat MRS dan Saat ini)
Pasien mengatakan nyeri pinggang kiri P: nyeri pinggang, Q: nyeri seperti ditusuk-
tusuk, R: nyeri hilang timbul, S: skala nyeri 6 (sedang), T: saat istirahat dan tidur
malam.
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan saat ini
Pasien mengatakan pada akhir bulan Oktober pasien mengeluh nyeri pinggang kiri
sampai ke tungkai kaki kiri kurang lebih 1 bulan dengan nyeri hilang timbul
sehingga akhirnya dibawa istrinya ke IGD Dr. Doris Sylvanus. Pasien ada riwayat
Operasi dengan diagnosa Hidronefrosis Renal Sinistra dan tindakan operasi URS
dengan Spinal Anastesi pada tanggal 9 November 2023 dan Evaluasi tindakan
Batu Ginjal.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan nyeri saat dirumah pasien hanya mengkonsusmsi obat herbal
saja, dan obat tersebut kata keluarga pasien berdasarkan saran dokter tetapi
keluarga tidak tahu apa nama obat herbal tersebut.
b. Status kesehatan masa lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan menderita asam urat kurang lebih 3 bulan dan hanya
mengkonsumsi obat herbal.
2) Pernah dirawat
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya
3) Alergi
Pasien mengatakan tidak ada alergi obat dan makan
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol dll)
Pasien mengatakan tidak merokok dan minum alkohol.
c. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga
d. Diagnose medis dan therapy
Diagnosa Medis: Hidronefrosis Renal Sinistra
Terapi:
1. Infus Nacl 0,9% 8 Tpm di tangan kiri
2. Injeksi Fosmycin 2 x 2 gr
3. Injeksi Antrain 3 x 1 Ampul
2) Latihan
Sebelum sakit
Pola gerak : pasien mengatakan dapat bergerak dengan bebas
Pola aktifitas : pasien dapat beraktifitas dengan bebas
Saat sakit
Pola gerak : terbatas karena nyeri pinggang kiri
Pola aktiftas : hanya bisa melakukan aktifitas ditempat tidur
5. Pola kognitif dan perseptual sensori
Sebelum sakit: Pasien kurang mengetahui tentang penyakitnya
secara mendetail.
Saat sakit:
Pasien sudah mengetahui penyakitnya setelah diberikan
penjelasan dari dokter dan tenaga medis lainnya.
6. Pola persepsi diri dan Konsep diri
Ideal diri : Ingin cepat sembuh
Identitas Diri : Seorang Pria, anak pertama dari dua bersaudara dan
seorang kepala keluarga untuk keluarganya
Peran diri : Sebagai seorang laki-laki yang sedang berkerja, selama
di rumah sakit pasien mengatakan tidak bisa melakukan apa-apa
karena masih sakit
Harga diri : Pasien tidak merasa rendah diri dengan penyakitnya
7. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit:
Tidur malam : 4-5 jam
Tidur siang : 30 menit-1 jam
Saat sakit:
Tidur malam : pasien tidak tidur karena nyeri pada pinggang kiri
Tidur siang : pasien tidak tidur karena nyeri pada pinggang kiri
Keluhan lainnya: pasien tampak sering menguap, tampak lingkaran
hitam pada kelopak bawah mata pasien, tampak kelelahan
8. Pola peran hubungan dengan orang lain
Sebelum sakit:
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dengan keluarga maupun
temannya.
Saat sakit:
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dengan perawat, keluarga
maupun temannya.
9. Pola seksual-reproduksi:
Pasien mempunyai istri dan anak
10. Pola mekanisme koping:
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan jika mengalami masalah stress akan bercerita
dengan teman
Saat sakit:
Pasien menceritakan keluhannya ke perawat.
11. Pola nilai dan kepercayaan:
Sebelum sakit:
Pasien menganut agama Islam, dan melaksanakan ibadah sholat 5
waktu
Saat sakit:
Pasien tidak bisa melakukan ibadah dan hanya bisa berdoa ditempat
tidur
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 91x/menit
Suhu : 36,6˚C
TD : 130/92 mmHg
RR : 20x/menit
Spirometri : 98%
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher: (kepala,rambut,hidung,telinga,mata,mulut dan leher)
Kepala :
Bentuk normal, tidak ada jaringan parut, keadaan rambut bersih warna
rambut hitam.
5) Genetalia :
Inspeksi : tidak ada kemerahan, tidak ada odema, tidak ada varises
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada nyeri, tidak ada gatal
6) Integument:
Inspeksi : kulit bersih, turgor kulit baik, warna kulit coklat, tidak ada luka
Palpasi : tidak ada nyeri, suhu teraba hangat CRT <2 detik
7) Ektremitas :
1. Atas :
Inspeksi : anggota gerak lengkap, pergerakan bebas, terpasang infus pada
tangan kiri, area jarum infus bersih, dengan pemberian infus 8 tpm
Palpasi : tidak ada nyeri
2. Bawah :
Inspeksi : tampak bengkak dan kemerahan pada kedua lutut kanan dan kiri,
pergerakan terbatas, tampak kesulitas saat ingin ke kamar kecil, aktivitas
berpindah dibantu oleh perawat
Uji kekuatan otot: ektremitas atas 5 5 ekstremitas bawah 5 5
Palpasi : tidak terpadat nyeri pada ekstremitas atas dan bawah
8) Neurologis:
1. Status mental dan emosi: (tingkat kesadaran, orientasi, memori, suasana
hati dan afek, nyeri, intelektual, bahasa).
Tingkat kesadaran : Composmenthis
Orientasi Waktu : Pasien dapat membedakan waktu pagi, siang dan
malam.
Orientasi Orang : Pasien dapat mengenali keluarganya dan petugas
kesehatan.
Orientasi Tempat : Pasien dapat mengetahui Ia berada di RS
Memori : Baik
Suasana hati : Tampak meringis menahan nyeri, tampak gelisah
Nyeri : Nyeri pada pinggang kiri
Bahasa : bahasa sehari-hari menggunakan bahasa Jawa
2. Pengkajian saraf cranial:
Uji 12 saraf kranial : Nervus Kranial I : (Olfaktrius) klien dapat
membedakan bau parfum dengan minyak kayu putih. Nervus Kranial II :
(Optikus) Klien dapat melihat dengan jelas. Nervus Kranial III :
(Okulomotorius)pasien dapat menggerakan bola mata ke atas dan ke
bawah. Nervus Kranial IV : (Troklear) klien dapat memutar bola mata.
Nervus Kranial V (Trigeminal) klien dapat memejamkan mata. Nervus
Kranial VI : (Abdusen) :klien dapat memejamkan mata kerateral. Nervus
Kranial VII : (Facial) klien dapat mengerutkan wajah. Nervus Kranial
VIII : (Albitorius) Klien jelas mendengar suara pada kedua telinga. Nervus
Kranial IX : (Glosofaringeal) tidak diuji. Nervus Kranial X : (Vagus) klien
mampu menelan. Nervus Kranial XI : (Asesoris) klien mampu
menggerakan bahu kiri. Nervus Kranial XII (Hipoglosal) klien dapat
menggerakan lidahnya.
Hasil uji koordinasi ekstremitas atas jari ke jari positif, jari ke hidung
positif. Ektremitas bawah tumit ke jempol kaki, uji kestabilan positif;
pasien dapat menyeimbangkan tubuhnya.
2) Terapi farmakologi:
Nama obat Dosis obat Rute
Infus NaCl 0,9% 8 tpm IV
Inj. Antrain 3x1 Amp IV
Inj. Fosmycin 2 x 2 gr IV
ANALISIS DATA
KEMUNGKINAN
DATA SUBYEKTIF DAN MASALAH
PENYEBAB
DATA OBYEKTIF
DS: Klien mengatakan Penyempitan uretra Nyeri Akut
nyeri di pinggang kiri
↓
P: klien mengatakan nyeri
dibagian pinggang kiri Menekan hepar
Q: nyeri terasa seperti di
↓
tusuk-tusuk
R: nyeri dibagian kepala Kolik renalis/ nyeri
S: skala nyeri 6 (sedang)
pinggang kiri
dari 1-10
T: nyeri sekitar 5-10 menit ↓
dan hilang timbul
Nyeri akut
DO:
- Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah
Nadi : 91x/menit
Suhu: 36,6˚C
TD: 130/92 mmHg
RR: 20x/menit
Spo2: 98%
DS: Pasien mengatakan Nyeri Gangguan pola tidur
tidak bisa tidur siang ↓
maupun malam karena
Nyeri pinggang terjadi
nyeri pinggang kiri sampai
tungkai kaki kiri pada malam hari
↓
DO: Gangguan pola tidur
- Pasien tampak
kehitaman pada bawah
mata pasien
- Pasien tampak menguap
berulang-ulang
- Pasien tampak lelah
- Pasien tampak tidur
siang hanya 1 jam dan
pada malam hari 5 jam
dan sering terbangun
Nadi : 91x/menit
Suhu: 36,6˚C
TD: 160/92 mmHg
RR: 20x/menit
SPO2: 98%
DS: Pola hidup tidak sehat Ketidakpatuhan
↓
- Pasien mengatakan
memiliki riwayat Konsumsi makanan tinggi
penyakit asam urat purin
- Pasien mengatakan ↓
mengonsumsi sayuran Ketidakpatuhan
hijau, dan ikan teri
- Pasien mengatakan tidak
diet karena ada riwayat
penyakit Hiperuremia
DO:
1. Nyeri Akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Untuk memilih intervensi yang
pencedera fisiologis keperawatan 1x7 jam pada durasi, frekuensi, kulitas, intensitas cocok dan untuk mengevaluasi
klien menunjukan nyeri nyeri keefektifan dari terapi yang
berkurang, dengan kriteria diberikan
hasil: 2. Identifikasi respons nyeri non verbal 2. Untuk mengetahui tingkat
ketidaknyamanan dirasakan oleh
- Keluhan nyeri menurun pasien
skor 5
- Meringis menurun skor 5
3. Identifikasi faktor yang memperberat 3. Membantu untuk memilih
- Gelisah menurun skor 5
dan memperingan nyeri intervensi selanjutnya yang cocok
- Frekuensi nadi membaik
skor 5 4. Identifikasi pengetahuan dan 4. Membantu menentukan
keyakinan tentang nyeri intervensi selanjutnya
Hari/tgl/
No No Dx Evaluasi Ttd
Jam
1. Kamis, 09 01 S:
November - pasien mengatakan nyeri terasa berkurang
- nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
2023 - nyeri hilang timbul selama 5-10 menit
- nyeri skala 4 (ringan)
Pukul, O:
15.45WIB - Tampak tidak meringis
- Tampak tidak gelisah YUDETIE
- Klien tampak memegang pinggangnya
- Tampak mengikuti perawat dalam melakukan teknik distraksi
- Pasien memahami cara meredakan nyeri secara mandiri
- TTV
TD: 125/80 mmHg
N: 98x/menit
R: 20x/menit
S: 36,5 oC
Spo2: 98%
A: Nyeri Akut
P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,6,7,9,10
I:
Membatasi pengunjung pasien dengan memberitahukan keluarga pentingnya
ketenangan untuk pasien
Mengukur tekanan dan ndai pasien
Mengukur skala nyeri pasien
E:
Keluarga mampu menyebutkan tujuan dan manfaat pembatasan kunjungan
pasien
TD: 130/82, N: 95, RR: 20x/menit, S: 36,5 oC, Spo2: 98%
Skala nyeri 4 (sedang)
2 Kamis, 09 02 S: pasien mengatakan sudah bisa tidur dengan nyenyak
November O:
- Keadaan umum pasien baik
2023 - Pasien tidak menguap lagi
- Pasien tampak rileks
Pukul, - Kantong mata pada pasien sedikit berkurang
15.45 A: Gangguan Pola Tidur
WIB P: Lanjutka Intervensi 1,2,3,4,5,8 YUDETIE
I:
Memberi tahukan keluarga faktor penyebab pola tidur pasien terganggu karena
nyeri pinggang
Memonitor waktu istirahat dan tidur pasien
Memberikan teknik distraksi dengan musik
E:
Keluarga mampu meyebutkan penyebab pola tidur pasien terganggu
Waktu tidur siang pada pukul 11.00-12.00/13.00 WIB
Musik pengantar tidur atau lagu kesukaan pasien
3. Kamis, 09 03 S:
November Pasien mengatakan tidak akan mengonsumsi makanan yang mengandung purin lagi
O:
2023 - Tampak memahami informasi yang dijelaskan perawat
- Pasien termotivasi untuk melakukan pengobatan secara teratur dan mengurangi
Pukul, mengkonsumsi makanan mengandung purin
15.45
WIB A: Kepatuhan
P: Lanjutkan intervensi 1 dan 2 YUDETIE
I:
Memberitahukan keluarga tentang pentingnya rutin menjalankan pengobatan
pasien
Memberitahukan keluarga akibat tidak rutin melakukan pengobatan
E:
Keluarga mengetahui bahwa rutin menjalankan pengobatan agar pasien pulih
Keluarga mampu menyebutkan akibat tidak menjalankan pengobatan rutin
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A,Aziz. 2018. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia- Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.
Asmadi. 2019. Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika.
Brunner &Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.
Haddad, S. H. & Arabi, Y. M. (2012). Critical care Management of Severe
Traumatic Brain Injury in Adults. Scandinavian Journal of Trauma,
Resuscitation and Emergency Medicine. 20 (12): 1-15. doi: 10.1186/1757-
7241-20-12.
Judha M & Rahil H.N. 2011 Sistem Persarafan Dalam Asuhan Keperawatan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
Krisnandi. (2013) Asuhan keperwaatan Cidera Otak Berat.Jakarta.
Mansjoer, A,dkk. 2018 capita selekta kedokteran edisi tiga jilid 1. Jakarta : Media
Aesculapius
Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundal Mental Keperawatan Konsep, Proses
Dan Praktik. Edisi 4.Jakarta : EGC.
PPNI (2016) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator
diagnostic keperawatan, Edisi 1 Jakarta:DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
keperawatan, Edisi 1 Jakarta:DPP PPNI