Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................iii

1.Latar Belakang.............................................................

2.Rumusan Masalah.......................................................

3.TUJUAN........................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................

BAB 3 PENUTUP..............................................................

1.Kesimpulan.......................................................

2.Saran.................................................................

3.DAFTAR PUSTAKA.....................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan kasih- Nya saya dapat
menyelesaikan makalah "Teori Atom Thomson" ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai teori atom khususnya teori atom Thomson. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan. makalah yang saya buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun..

BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada tahun 1897, Joseph John Thomson (J.J. Thomson) menemukan elektron. Penemuan elektron
ini diawali dengan ditemukannya tabung katode oleh William Crookes.. Kemudian sinar katode itu
diteliti lebih lanjut oleh J.J. Thomson dan dapat dipastikan bahwa sinar katode itu merupakan
partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang dapat diletakkan diantara katode dan anode.

Dan berdasarkan hasil percobaan ini, J.J. Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan
partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif, yang disebut dengan elektron.
Karena pada saat itu, J.J. Thomson melihat bahwa jika arus listrik melewati tabung vakum, ada
semacam aliran berkilau yang terbentuk. J.J. Thomson menemukan bahwa aliran yang berkilau
tersebut dibelokkan ke arah plat kutub positif. Teori atom JJ. Thomson membuktikan bahwa aliran
tersebut terbentuk dari partikel kecil dari atom dan partikel tersebut bermuatan negatif. Atom
merupakan partikel yang bersifat netral, karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel
yang bermuatan positif untuk menetralkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya
tersebut, J.J. Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom Dalton dan mengemukakan teori
atomnya yang lebih dikenal dengan Teori Atom Thomson.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, saya dapat menemukan permasalahan yang dirumuskan

sebagai berikut:

1.Bagaimana perkembangan teori dasar Thomson?

2.Bagaimana perkembangan model atom Thomson?

3. Bagaimana sifat-sifat sinar katode yang diteliti oleh Thomson?

4. Apa kelebihan dan kekurangan dari atom Thomson?

C. Tujuan

Adapun tujuan saya membuat makalah ini adalah untuk:


1.Mengetahui perkembangan teori dasar Thomson

2.Mengetahui perkembangan model atom Thomson

3. Mengetahui sifat-sifat sinar katoda yang diteliti oleh Thomson

4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari atom Thomson

BAB II

Pembahasan

A.Perkembangan teori atom Thomson


Pendapat bahwa suatu zat terdiri dari bagian-bagian kecil yang jika dibagi-bagi terus, akhirnya akan
ditemukan suatu bagian terkecil yang sudah tidak bisa dibagi lagi telah dikembangkan oleh
Demokritus, seorang pemikir Yunani pada abad ke-5 sebelum maschi. Pada awal abad ke-19, John
Dalton (1766-1844), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris mengembangkan suatu teori tentang
atom.

Dalam teorinya ini, Dalton menyebutkan bahwa atom adalah bagian terkecil dari suatu zat.
Pernyataan inilah yang akhimya dibuktikan ternyata salah oleh J.J. Thomson, melalui percobaan sinar
katode. Dalam percobaannya, Thomson menemukan bahwa ada bagian dari zat yang lebih kecil dari
atom, yaitu elektron. Studi-studi mengenai massa dan muatan elektron membawa Thomson pada
sebuah teori atom baru. Dalton tidak memberikan informasi apapun mengenai muatan atom.

Jika divisualisasikan, model atom Thomson ini mirip dengan buah semangka, dimana. biji-biji
semangka melambangkan elektron-elektron. Awalnya teori atom Thomson memperkenalkan partikel-
partikel yang lebih kecil dari atom. Namun demikian, atom sebagai partikel yang tidak dapat dibelah
tetap populer.

Model atom Thomson ini tidak bertahan lama karena adanya percobaan yang dilakukan oleh Ernest
Rutherford pada tahun 1911, yang membuktikan bahwa ternyata muatan positif atom tidak tersebar
merata diseluruh bagian atom, tetapi terkonsentrasi di bagian tengah (pusat) atom yang kemudian
disebut inti atom.

B. Model Atom Thomson

Model atom Dalton dianggap tidak sesuai dengan fakta-fakta. Sehingga J.J. Thomson melakukan
percobaan. Setelah elektron ditemukan, Thomson merupakan salah satu peneliti elektron
mengemukakan model atom. Dalam model atom Thomson, atom dimodelkan terdiri atas bahan
bermuatan positif dan elektron yang bermuatan negatif yang tersebar merata

dalam muatan positif tersebut. Jadi, dalam model Thomson atom dimodelkan seperti roti kismis
ataupun buah semangka dengan elektron seolah-olah bijinya dan muatan positif seolah-olah
buahnya.

Berdasarkan percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa/tabung pengawan muatan
(discharge tube) atau tabung sinar katode. Dalam tabung katode tekanan gas dalam tabung dapat
diatur melalui pompa isap (pompa vakum). Pada tekanan cukup rendah dan tegangan yang cukup
tinggi (beberapa ribu volt), gas dalam tabung akan berpijar dengan cahaya yang warnanya tergantung
pada jenis gas dalam tabung (gas neon berwarna merah, gas natrium berwarna kuning). Jika tekanan
gas dikurangi, maka daerah didepan katode akan menjadi gelap. Daerah gelap ini akan bertambah jika
tekanan gas dalam tabung terus dikurangi, akhirnya seluruh tabung menjadi gelap, tetapi bagian
tabung didepan katode berpendar dengan warna kehijauan Melalui percobaan dapat ditunjukkan
bahwa perpendaran tersebut disebabkan oleh suatu radiasi yang memancar dari permukaan katode
menuju anode. Oleh karena berasal dari katode, maka radiasi ini disebut sinar katode

J.J. Thomson berhasil menentukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron (e/m)
sebesar 1,76 10 C/g. Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas Chicago, berhasil
menentukan besarnya muatan 1 elektron sebesar 1,6 × 10 C. Dengan demikian, maka harga massa 1
elektron dapat ditentukan dari harga perbandingan muatan dengan massa elektron (e/m).

Nilai e/m- 1,76 x 10 Cig, maka

Massa 1 elektron =9.11x 10 g

Sekiranya teori Thomson dapat diringkas dan lebih dikenal dengan Dalil Thomson, yaitu:

1.Atom berupa bola yang bermuatan positif dengan adanya elektron yang bermuatan negatif di
sekelilingnya.

2.Muatan positif dan negatif pada atom besarnya sama. Hal ini menjadikan atom bermuatan netral.
Suatu atom tidak mempunyai muatan positif atau negatif yang berlebihan

C.Sifat-Sifat Sinar Katode

Adapun sifat-sifat dari sinar katode yang diteliti oleh J.J. Thomson adalah sebagai berikut:

1.Merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode

2.Termasuk sebagai radiasi partikel karena terbukti dapat memutar baling-baling

3. Bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub listrik positif

4. Dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas.

D.Kelebihan dan Kekurangan Atom Thomson

Atom Thomson memiliki kelebihan dan juga kelemahannya.

Kelebihan atom Thomson

Atom Thomson dapat membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif pada atom. Dan itu
berarti bahwa atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur. Kelemahan atom Thomson
Model atom Thomson tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom
tersebut.

Dan dari kelemahan atom Thomson ini, muncullah teori atom baru, yaitu teori atom Rutherford yang
membuktikan bahwa ternyata muatan positif atom tidak tersebar merata diseluruh bagian atom,
tetapi terkonsentrasi di bagian tengah (pusat) atom yang kemudian disebut inti atom.

BAB III

BAB III

A.Kesimpulan

PENUTUP
Teori atom Dalton dianggap kurang sesuai dengan fakta-fakta, sehingga muncullah teori atom
Thomson yang mengatakan bahwa atom bukanlah partikel terkecil dari suatu unsur.

J.J. Thomson berhasil menentukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron (e/m) sebesar
1,76 × 10° C/g. Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas Chicago, berhasil
menentukan besarnya muatan 1 elektron sebesar 1,6 × 10 C. Dengan. demikian, maka harga massa 1
elektron dapat ditentukan dari harga perbandingan muatan dengan massa elektron (e/m).

B.Saran

Makalah yang saya buat masih jauh dari kata sempurna, jika terdapat kekurangandalam penulisan
maupun isi dari makalah ini, saya mengharapkan kritik dan saran yangbersifat membangun, dan semoga
makalah ini dapat dipergunakan dengan sebaik- baiknya.

C.Daftar Pustaka

Baiquni, A.2001 Fisika Modern Jakarta Balai Pustaka.

Gie, Tan Ik.dkk. 1999, Fisika Modern Jakarta PT.Edumedia.

Supriyanto.2007.FISIKA.
Jakarta:PHIBETA.sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAcQiRxgFQoTCJ
Gwz8612cgCFOKOlAodKU+H9Q&url=https%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fvhttps://
www.google.com/url?3DX2uvuSThtul&psig=AFQjCNEWdYaWuFAj4
oXTrQGenfApBNmRO&ust=14457059 71311360 diakses pada tanggal 22 Oktober 2015 pukul 15.20 wib.

Anda mungkin juga menyukai