Anda di halaman 1dari 9

PERCOBAAN MODEL ATOM THOMSON

OLEH :
KELOMPOK : IV
Nama :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

RIKKI MORES MARPAUNG


ROMAULI OPI AGUSTINA SIRAIT
SAHIRA AWANIS
NATALIA PRASISKA SITANGGANG
RINA GUNAWAN TARIGAN
QHATHRIN NADA

KELAS : FISIKA DIK D 2015

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016/2017

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

B.

Permasalahan

C.

Maksud Dan Tujuan


BAB II PEMBAHASAN

A.

Perkembangan Teori Atom Thomson

B.

Model Atom Thomson

C.

Teori Atom Thomson

D.

Kelebihan dan Kelemahan Teori Atom Thomson


BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan

B.

Saran
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah inik kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, Oktober 2016

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1897. Penemuan elektron
diawali dengan ditemukannya tabung katode oleh William Crookes. Kemudian J.J. Thomson
meneliti lebih lanjut tentang sinar katode ini dan dapat dipastikan bahwa sinar katode ini
merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan di antara katode dan
anode.
Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel
penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka
harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif elektron
tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom
dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson.

B. Permasalahan
Dari latar belakang yang disebutkan di atas, Penulis menemukan permasalahan yang
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan teori dasar atom Thomson?
2. Bagaimana perkembangan model atom Thomson?
C. Maksud Dan Tujuan
Karya tulis diharapkan dapat membantu para pembaca untuk mengetahui lebih mengenai:
1. Perkembangan teori dasar atom Thomson
2. Postulat Dasar Model Atom Thomson

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Perkembangan Teori Atom Thomson


Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1897. Penemuan elektron
diawali dengan ditemukannya tabung katode oleh William Crookes. Kemudian J.J. Thomson
meneliti lebih lanjut tentang sinar katode ini dan dapat dipastikan bahwa sinar katode ini
merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan di antara katode dan
anode.
Pada percobaannya, Thomson memakai tabung kaca. Dengan menggunakan pompa
vakum, tekanan udara dalam tabung dibuat sangat rendah. Pada kedua ujung tabung tersebut
dipasang pelat logam. Kedua pelat logam tersebut kemudian dihubungkan dengan sumber
arus bertegangan tinggi sehingga pelat logam berfungsi sebagai elektode. Elektode yang
dihubungkan dengan kutub positif dinamakan anode, sedangkan elektrode yang dihubungkan
dengan kutub negatif dinamakan katode. Tabung tersebut dinamakan tabung sinar katode.
Bagian dalam tabung berwarna gelap, tetapi bagian depan katode berpendar
mengeluarkan cahaya berwarna hijau. Cahaya hijau merupakan radiasi yang berasal dari
katode. Di dalam tabung tersebut, sinar katode akan diteruskan menuju layar pendeteksi sinar.
Dari layar pendeteksi kita bisa mengetahui posisi sinar yang dipancarkan dari radiasi katode.
Kemudian kita bisa mendeteksi apakah terjadi perubahan posisi sinar pada saat jalannya sinar
diberi pengaruh tertentu.
Thomson memasang medan magnet pada jalannya berkas sinar. Ternyata, hal ini
mengakibatkan terjadinya pergeseran sinar pada dinding tabung. Posisi pergeseran dicatat.
Medan listrik searah dipasang pada pelat untuk melawan magnet yang telah ditetapkan. Besar
medan listrik diatur agar sinar yang telah bergeser akibat medan magnet kembali pada posisi
semula.
Sifat sinar katode, antara lain:
1.
2.
3.
4.

Merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode;


Merupakan radiasi partikel sehingga terbukti dapat memutar baling-baling;
Bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub listrik positif;
Dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas.

Thomson menemukan bahwa dalam medan magnet, sinar katode dibelokkan. Adapun
dalam medan listrik, sinar katode tertarik oleh lempeng logam positif, tetapi ditolak oleh

lempeng negatif. Selanjutnya Thomson menghitung dan membandingkan nilai muatan


partikel (e) dan massa (m), sehingga diperoleh e/m sebagai berikut :

Nilai tersebut ternyata sama untuk semua gas. Berarti sinar katode yang dihasilkan setiap gas
adalah sama.

Pengamatan

Kesimpulan

Dalam medan magnet, sinar katode dibalikkan

Sinar katode bermuatan

Dalam medan listrik, sinar katode tertarik oleh Sinar katode bermuatan negatif
lempeng logam positif, tetapi ditolak oleh
lempeng negatif.
Sinar katode yang dihasilkan oleh setiap gas Sinar katode bermuatan materi
identik

B.

Model Atom Thomson


Dari hasil percobaan tersebut, J.J. Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan
partikel penyusun atom yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut electron.
J.J. Thomson berhasil menentukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron
(e/m) sebesar 1,76 108 C/g. Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas
Chicago, berhasil menentukan besarnya muatan 1 elektron sebesar 1,6 10-19 C. Dengan
demikian, maka harga massa 1 elektron dapat ditentukan dari harga perbandingan muatan
dengan massa elektron (e/m).
Nilai e/m = 1,76 x 108 C/g, maka
Massa 1 elektron =9.11 x 10-28 g

Setelah penemuan elektron, maka model atom Dalton tidak dapat diterima lagi. Menurut
J.J. Thomson, atom merupakan partikel yang bersifat netral. Karena elektron bermuatan
negatif maka harus ada partikel lain yang dapat menetralkan muatan negatif tersebut yaitu
partikel yang bermuatan positif. Dari penemuannya tersebut, J.J. Thomson mengemukakan
teori atomnya yang dikenal dengan teori atom Thomson, yaitu:
Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron
yang bermuatan negatif. Karena tersebarnya elektron-elektron di dalam atom bagaikan
kismis, sehingga disebut juga model atom roti kismis.
C. Teori Atom Thomson
Berdasarkan percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa/tabung
pengawan muatan (discharge tube) atau tabung sinar katode. Dalam tabung katode tekanan
gas dalam tabung dapat diatur melalui pompa isap (pompa vakum). Pada tekanan cukup
rendah dan tegangan yang cukup tinggi (beberapa ribu volt), gas dalam tabung akan berpijar
dengan cahaya yang warnanya tergantung pada jenis gas dalam tabung (gas neon berwarna
merah, gas natrium berwarna kuning). Jika tekanan gas dikurangi, maka daerah didepan
katode akan menjadi gelap. Daerah gelap ini akan bertambah jika tekanan gas dalam tabung
terus dikurangi, akhirnya seluruh tabung menjadi gelap, tetapi bagian tabung didepan katode
berpendar dengan warna kehijauan.
Melalui percobaan dapat ditunjukkan bahwa perpendaran tersebut disebabkan oleh
suatu radiasi yang memancar dari permukaan katode menuju anode. Oleh karena berasal dari
katode, maka radiasi ini disebut sinar katode. Hasil percobaan tabung katoda ini
membuktikan bahwa ada partikel bermuatan negatif dalam suatu atom karena sinar tersebut
dapat dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik. selanjutnya sinar katode ini merupakan
partikel yang bermuatan negatif dan oleh Thomson partikel ini dinamakan elektron.

D.

Kelebihan dan Kelemahan Teori Thomson


Kelebihan

Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan
merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan
Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola
atom tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
J.J. Thomson berhasil menentukan perbandingan antara muatan dengan massa elektron
(e/m) sebesar 1,76 108 C/g. Kemudian pada tahun 1909, Robert Millikan dari Universitas
Chicago, berhasil menentukan besarnya muatan 1 elektron sebesar 1,6 10-19 C. Dengan
demikian, maka harga massa 1 elektron dapat ditentukan dari harga perbandingan muatan
dengan massa elektron (e/m).
B. Saran
Saya sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena saya
memiliki keterbatasan-keterbatasan yang tidak dapat saya pungkiri,untuk itu saya harapkan
kritik dan saran yangmembangun dari dosen pengampu dan para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai