Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN TATA RUANG BERBASIS

PRB…LANJUTAN
PERATURAN MENTERI ATR/BPN
NO. 11 TAHUN 2021
TATA CARA PENYUSUNAN, PENINJAUAN KEMBALI,
REVISI, DAN PENERBITAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI,
KABUPATEN, KOTA,
DAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
DAFTAR PERATURAN PEDOMAN TERKAIT PENATAAN RUANG

No. NOMOR TENTANG


1. UU NO. 26 Tahun 2007 Penataan Ruang
2. PP NO. 15 Tahun 2010 Penyelenggaraan Penataan Ruang
3. PERMEN PU NO. 5/2008 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
RTH DI Kawasan Perkotaan
4. PERMEN PU NO. 13/2009 Penyidik Pegawai Negeri Sipil
5. PERMEN PU NO. 14/2010 Standar Minimal Bidang Pekerjaan
Umum Dan Penataan Ruang
6. PERMEN PU NO. 15/2009 Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi
7. PERMEN PU NO. 16/2009 Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten

Silakan di cari peraturan yang relevan…untuk masing2


kelompok?
LANJUTAN . . . . . . . . . .
No. NOMOR TENTANG
8. PERMEN PU NO. 17/2009 Pedoman Penyusunan RTRW Kota
9. PERMEN PU NO. 19/2012 RTR Kawasan Sekitar TPA
10. PERMEN PU NO. 20/2007 Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik,
Lingk., Eknomi, Sos.Budaya
11. PERMEN PU NO. 20/2011 Pedoman Penyusunan RDTR
12. PERMEN ATR NO. 37/2016 Pedoman Kawasan Strategis Provinsi
dan Kabupaten
13. PERMEN ATR NO. 6/2017 Peninjauan Kembali dan Revisi Rencana
Tata Ruang
14. PERMEN ATR NO. 8/2017 Persetujuan Substansi Rencana Tata
Ruang
15. PP NO.13 TAHUN 2017 Pengganti PP No.26 Tahun 2008 Tentang
RTRWN
APA HUBUNGANNYA TATA RUANG DANGAN
PENANGGULAN BENCANA?
ALOKASI RUANG
 Penataan ruang memberikan arahan lokasi setiap jenis
ruang, berdasarkan sifat dan karakteristik keterhubungan
kegiatan yang diwadahinya.
PERLUNYA SINGKRINOSASI TATA RUANG
 Sinkronisasi antara perencanaan tata ruang berlangsung secara
hirarkhi,
 Setiap perencanaan tata ruang setiap tingkatan wilayah harus
mengacu pada rencana tata ruang di tingkat wilayah diatasnya.
 Penyusunan rencana tata ruang juga perlu mengacu kepada
rencana pembangunan yang menjadi penjabaran visi dan misi
kepala daerah.

➢ Sehingga perencanaan tata ruang dapat terintegrasi antara


rencana tata ruang lainnya dan rencana pembangunan.
LINGKUP KEGIATAN PENATAAN RUANG BERBASIS
PRB

 Hyogo Framework for Action (HFA Kerangka Aksi Hyogo) dan


UNISDR tahun 2005, juga mengamanatkan peran tata ruang (land
use planning) dalam pengurangan risiko bencana termasuk
melakukan pembatasan pembangunan di kawasan rawan bencana.
 Perencanaan dan pemanfaatan tata ruang dilaksanakan
berdasarkan keberadaan kawasan rawan bencana.
 Penerapan kawasan bencana dalam rencana tata ruang merupakan
konsep yang seharusnya dilaksanakan, terutama pada kawasan
yang memiliki ancaman bencana
Integrasi aspek kebencanaan dalam penataan ruang harus memuat
dua komponen yaitu aspek tahapan penataan ruang dan tahap
manajemen bencana :

 Aspek penataan ruang yang terdiri atas : perencanaan ruang,


pemanfataan ruang dan pengendalian pemanfataan ruang

 Aspek manajemen bencana yang terdiri atas : penanganan pra


bencaana (preventif, mitigasi, kesiapsiagaan), penanganan saat
bencana (peringatan dini, tanggap darurat), penanganan pasca
bencana (rehabilitasi, rekonstruksi
ASPEK DALAM PERENCANAAN TATA RUANG
Perencanaan
 Beberapa faktor yang perlu dijadikan landasan dalam penataan
ruang kawasan rawan bencana dalam upaya mewujudkan rencana
pengurangan risiko bencana di dalam penataan ruang faktor-
faktor tersebut diantaranya yaitu :

 Pendekatan eco-region dalam perencanaan kawasan rawan bencana,


suatu wilayah/kawasan dalam satu eco-region harus dipandang sebagai
satu sistem interaksi yang komplementaer antara ekosistem, tatanan
budaya, dan potensi sumber daya alam.
PERENCANAAN
TATA RUANG

PERENCANAAN
LINGKUNGAN
(BERBASIS DAYA
DUKUNG
LINGKUNGAN

PERENCANAAN PERENCANAAN
UMUM SEKTORAL

UU NO. 25 TAHUN 20014 UU NO. 26 TAHUN 2007 UU SEKTORAL

RPJP-N RPJM-N RTRW-N RIPIN-N

RPJP-P RPJM-P RTRP-P RIPIN-P

RPJP-K RPJM-K RTRP-K RIPIN-K

RPJP-Kota RPJM-Kota RTRW-Kota RIPIN-Kota


 Perhitungan neraca lingkungan sebagai dasar
alokasi pemanfaatan sumberdaya untuk mengurangi
dampak negative terhadap lingkungan;
 Daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Rencana kawasan rawan bencana tidak sampai
melampaui batas-batas kemampuan lingkungan hidup
dalam mendukung dan menampung aktivitas manusia
tanpa mengakibatkan kerusakan lingkungan
 Alokasi ruang yang sesuai antara jenis kegiatan dan
karakteristik ruang/lokasi.
CONTOH
HASIL PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TERKAIT DENGAN
EKOREGIOSN
 Pada kawasan rawan bencana perlu rencana detail tata ruang
yang didasarkan pada pertimbangan penyelamatan lingkungan
dari ancaman bencana seperti zoning regulation.
 Konsistensi antar tingkat rencana, mulai dari Nasional-Regional-
Lokal-detail.
 Keterlibatan pemangku kepentingan dalam penyusunan tata
ruang.
Pemanfaatan
 Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan
kawasan rawan bencana sesuai dengan rencana tata ruang
melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pendanaannya. Pemanfaatan rencana tata ruang yang dapat
diterapkan dalam upaya pengurangan risiko bencana
diantaranya:
 (i) Peningkatan kepatuhan terhadap rencana tata ruang yang telah
ditetapkan,
 (ii) Penerapan rekayasa perlindungan kawasan dari ancaman
bencana, dan
 (iii) Rehabilitasi lingkungan hidup.
Pengendalian
 Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan rawan bencana
yang telah ditetapkan merupakan upaya untuk mengarahkan
pemanfaatan ruang agar tetap sesuai dengan rencana tata ruang
yang telah ditetapkan. Pengendalian pemanfaatan ruang
dilaksanakan melalui peraturan zonasi, perizinan, pemantauan,
evaluasi, dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang.
PERENCANAAN TATA RUANG BERBASIS PRB SEBAGAI
SALAH SATU INSTRUMEN MITIGASI BENCANA

Berdasarkan peraturan penanggulangan bencana, tujuh afirmasi


mendasar dalam penanggulangan bencana
1. sebagai dasar dan payung hukum
2. berorientasi/paradigma pengurangan risiko bencana,
3. mendukung pengarusutamaan pengurangan risiko Bencana
termasuk pembiayaannya,
4. mendorong otonomi lokal,
5. penetapan status dan tingkatan keadaan bencana,
6. lembaga penanggulangan bencana yang kuat; dan
7. penjelasan terkait hak dan kewajiban masyarakat. (Direktorat
Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, BAPPENAS 2015).
RENCANA TATA RUANG DALAM PENYELENGGARAAN
PENANGGULANGAN BENCANA (BAPPENAS 2015)
Perka BNPB No. 02 tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian
Risiko Bencana, disebutkan bahwa tingkat risiko bencana amat
bergantung pada:

1. Tingkat ancaman kawasan;


2. Tingkat kerentanan kawasan yang terancam; dan
3. Tingkat kapasitas kawasan yang terancam .

Atas dasar itu, maka upaya pengurangan risiko bencana berupa:


1. Memperkecil ancaman kawasan
2. Mengurangi kerentanan kawasan yang terancam
3. Meningkatkan kapasitas kawasan yang terancam

Anda mungkin juga menyukai