Anda di halaman 1dari 14

DEFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. i

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………....... 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………. 1


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………... 1
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………. 2
BAB II ISI ……………………………………………………………… 3
2.1 Deskripsi Jenis ………………………………………………… 3
2.1.1 Klasifikasi ……………………………………………………… 3
2.1.2 Sejarah dan Penyebaran Marli …………………………………. 5
2.2 Morfologi dan Antoni Ikan Jangilus (Istiophorus platypterus) ... 6
2.3 Habitat …………………………………………………………. 6
2.4 Manfaat dalam bidang Kehidupan ……………………………... 7
2.4.1 Manfaat Ikan Jangilus dalam Bidang Industri …………………. 7
2.4.2 Manfaat Ikan Jangilus dalam Bidang Kesehatan ………………. 7

2.4.3 Manfaat Ikan Jangilus dalam Bidang Ekonomi 8


…………………….
2.4.4 Manfaat Ikan Jangilus dalam Bidang Pariwisata ………………. 9
2.5 Teknik Budidaya Ikan Jangulus ……………………………….. 10
BAB III PENUTUP …………………………………………………….. 12
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………. 12
3.2 Saran ……………….…………………………………………... 12

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jangilus (Istiophorus platypterus) adalah sejenis ikan layaran asli Samudra Hindia dan
Pasifik, serta telah diperkenalkan ke wilayah Atlantik. Ikan ini telah memasuki perairan Laut
Tengah melalui Terusan Suez. Jangilus adalah nama lokal dari ikan Marlin Ronggeng yang
dinamai oleh nelayan di daerah Pangandaran, karena jenis marlin yang satu ini memiliki sirip
bagian atas yang lebih lebar yang membuatnya menjadi lincah dan gesit.
Ikan Marlin atau disebut juga ikan Jangilus dikenal dengan ciri khas sirip panjang yang
tajam, yang disebut "rostrum" atau "bill." Tubuh ikan ini ditutupi sisik yang menempel, dengan
bagian ekor yang guntung. Gurat sisinya melengkung di atas sirip samping, lalu lurus ke arah
pangkal ekor. Jangilus memiliki moncong besar dan tajam yang digunakan untuk berburu. Ikan
ini memangsa tuna dan makerel yang merupakan salah-satu ikan tercepat di lautan. Ada beberapa
jenis marlin yang berbeda. Ikan marlin merupakan predator laut yang cepat dan kuat. Marlin
sering menjadi target utama dalam olahraga memancing, terutama bagi mereka yang mencari
tantangan dari ikan besar dan pertarungan sengit di air.
Perlu diingat bahwa populasi beberapa jenis marlin menghadapi tekanan dari berbagai
ancaman, termasuk penangkapan berlebihan dan kehilangan habitat laut. Oleh karena itu, penting
untuk menerapkan praktik pancing yang berkelanjutan dan upaya konservasi guna menjaga
keberlanjutan populasi ikan marlin di alam liar. Oleh karena itu, makalah ini di susun untuk
mengenal lebih dalam lagi mengenai ikan marlin atau ikan jangilus serta bagaimana cara untuk
memelihara dan melestarikan hayati laut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah deskripsi jenis yaitu klasifikasi ilmiah, varian jenis, sejarah dan penyebaran
dari ikan jangilus?
2. Bagaimanakah morfologi dan anatomi dari ikan jangilus?
3. Bagaimanakah habitat dari ikan jangilus?
4. Apa manfaat ikan jangilus dalam bidang kehidupan?
5. Bagaimanakah teknik budidaya ikan jangilus?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Menjelaskan deskripsi jenis yaitu klasifikasi ilmiah, varian jenis, sejarah dan penyebaran
dari ikan jangilus
2. Menjelaskan morfologi dan anatomi dari ikan jangilus
3. Menjelaskan habitat dari ikan jangilus
4. Menjelaskan manfaat ikan jangilus dalam bidang kehidupan
5. Menjelaskan bagaimana teknik budidaya ikan jangilus

2
BAB II

ISI

2.1 Deskripsi Jenis

2.1.1 Klasifikasi

Ikan jangilus (Istiophorus Platypterus) atau juga sering disebut sebagai ikan marlin adalah
sejenis ikan layaran asli samudra Hindia dan Pasifik, serta telah diperkenalkan ke wilayah
Atlantik. Ikan jangilus termasuk dalam klasifikasi sebagsi berikut:

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygi
Ordo : Istiophoriformes
Famili : Istiophoridae
Genus : Istiophorus
Spesies : I. platypterus

Terdapat beberapa varian jenis dari ikan jangilus yang masuk dalam famili Istiophoridae.
1. Black Marline (Makaira indica)
Ikan ini terdapat di Samudra Hindia dan menjadi buruan dalam kegiatan hobi
olahraga memancing di Pelabuhan Ratu. Selain itu juga terdapat pada Samudra Pasifik.
Berada pada air dengan suhu 15- 30 ° C serta jarang dijumpai pada perairan dingin. Ikan
ini dapat dengan cepat diidentifikasi karena ini satu-satunya marlin yang memiliki sirip
punggung yang kaku.
2. White Marlin (Tetrapturus albidus)
Ikan ini tersebar di Samudra Atlantik, Teluk Meksiko dan Laut Karibia serta juga
di Laut Tengah di Eropa. Ikan ini bisa bermigrasi ke perairan tropis. Dan kerap berada
dekat dengan pantai. Ciri yang paling menonjol adalah sirip dorsal, pektoral dan ekornya
berbentuk bulat bukan tajam. Sirip pektoralnya dapat dibengkokkan hingga rapat dengan
tubuhnya. Garis sisinya sangat jelas. Warna ikan ini lebih mendekati warna hijau

3
dibandingkan marlin lainnya. Berat maksimum ikan ini mencapai 682 kilogram, dan yang
terberat ditangkap di Iquique, Cili seberat 537 kilogram. Cucutnya paling panjang, lurus
dan lebar. Hidup pada suhu 13 - 22 ° C. Ikan ini ditemukan di hampir semua perairan di
permukaan bumi. Ciri paling mudah adalah sungut tajam yang menyerupai pedang.
Pedang ini digunakan untuk bertahan atau membunuh, menyerang mangsanya. Makannya
seperti marlin lainnya berupa sotong, lumba-lumba, dan makarel. Punggungnya bisa
berwarna coklat tua, perunggu, ungu metalik, biru keabu-abuan atau hitam sama sekali.
Sisinya bisa gelap, dan bagian bawahnya putih. Ikan ini mudah takut oleh kedatangan
kapal dan tingkahnya tidak menentu walau jarang sekali mereka menyerang kapal.
Sungutnya kerap digunakan untuk memotong tali pancing. Ikan marlin putih adalah jenis
ikan pelagic daan oceanic, dapat ditemukan pada kedalaman laut 325 kaki (100 m).
3. Blue Marlin (Makaira nigricans)
Ikan ini hidup pada perairan hangat. Ikan ini tidak seperti marlin hitam dijumpai
juga di Samudra Atlantik berada pada kawasan tropik dari samudra itu. Ikan ini tidak
terdapat di kawasan perairan Pelabuhan Ratu. Ciri ikan ini adalah sirip pektoralnya tidak
pernah kaku, bahkan ketika telah mati masih bisa dilipat ke dalam tubuhnya. Sirip
dorsalnya tinggi dan tajam, tingginya lebih dari lebarnya tubuh ikan. Sirip ekornya besar
dan berujung tajam. Ikan jenis ini termasuk petarung agresif yang kerap kali melompat ke
udara, seakan-akan tidak kenal lelah. Mereka berenang dengan cepat dan kuat. Marlin
biru merupakan jenis ikan yang bermigrasi, biasanya ditemukan lepas pantai di perairan
tropis atau subtropis biru. Mereka dikenal untuk membuat migrasi musiman biasa
bergerak menuju khatulistiwa di musim dingin dan jauh lagi di musim panas dengan
beberapa migrasi mencakup seluruh Atlantik. Mangsa marlin biru mencakup gurita, cumi-
cumi, dan ikan pelagis seperti tuna sirip hitam dan ikan tongkol. Mereka berburu pada
siang hari jarang berkumpul dan lebih memilih untuk berburu sendirian. Marlin biru
menggunakan moncong panjang tajam untuk mengiris atau setrum mangsa. Sangat
sedikit yang diketahui tentang pemijahan marlins biru kecuali bahwa mereka adalah
fertilisasi secara eksternal. Mereka bertelur di Atlantik timur selama musim panas . Telur
transparan dan bola dan ukuran 1 mm.
Marlin hidup di perairan tropis di seluruh dunia, terutama di kawasan Samudra
Hindia dan Samudra Atlantik. Umumnya ikan ini hidup di kedalaman 400 hingga 500

4
meter di bawah permukaan laut. Ketika suhu perairan dingin, maka ikan marlin akan
bermigrasi ke perairan dengan kondisi lebih hangat. Ikan marlin putih bermigrasi secara
musiman dari habitat musim panas di bagian utara Teluk Meksiko atau di lepas pantai
Atlantik Tengah (dari Cape Hatteras hingga Cape Cod) ke habitat musim dingin di
Karibia bagian selatan (di lepas pantai utara Amerika Selatan dari Kolombia hingga
Karibia). Guyana). Pola migrasi yang terakhir adalah ke utara sepanjang wilayah musim
panas Atlantik Tengah, ke arah timur lepas pantai pada akhir musim panas dan awal
musim gugur, dan kemudian ke selatan menuju wilayah musim dingin. Tidak ada migrasi
trans-Atlantik atau trans-khatulistiwa yang tercatat meskipun ada penangkapan ikan
marlin putih yang besar di Atlantik Selatan, khususnya di lepas pantai Brasil. Migrasi
spesies ini ke utara tampaknya terkait dengan suhu air, dengan ikan marlin putih
mencapai garis lintang yang lebih tinggi seiring dengan semakin hangatnya air.
2.1.2 Sejarah dan Penyebaran Ikan Marlin
Dalam sejarah penemuan manusia, ikan marlin telah lama menjadi bagian dari
pengetahuan lokal nelayan, namun pengakuan ilmiah terhadap spesies ini semakin
berkembang pada abad ke-19 dan 20. Pemancingan olahraga modern, yang menemukan
popularitasnya pada abad ke-20, turut memajukan pemahaman kita tentang ikan marlin.
Pada saat yang sama, kesadaran akan perlindungan dan konservasi ikan marlin semakin
meningkat, mencerminkan upaya untuk menjaga keberlanjutan populasi dan ekosistem
laut.
Dalam konteks penyebaran, ikan marlin tersebar luas di samudra-samudra di
seluruh dunia, terutama di perairan tropis dan subtropis. Mereka dapat ditemukan di
Samudra Atlantik, Samudra Pasifik, dan Samudra Hindia. Pemahaman tentang
penyebaran ini tidak hanya memberikan wawasan tentang distribusi geografis ikan
marlin, tetapi juga memberikan dasar bagi upaya konservasi yang melibatkan kerja sama
antarnegara dan organisasi internasional. Dengan pengaruhnya yang mencakup aspek
biologis, ekologis, sejarah, dan geografis, ikan marlin menjadi bukti nyata dari hubungan
dinamis antara manusia dan laut.

5
2.2 Morfologi dan Antomi Ikan Jangilus (Istiophorus platypterus)

Berdasarkan morfologinya ikan jangilus memiliki bentuk tubuh seperti, Sirip dada kuat.
Tidak dapat dilipat sepanjang badan (melengkung seperti setengah sabit. Potongan melintangnya
aerofil). Sirip punggung pertama (bila diangkat sepenuhnya) terendah dari seluruh marlin.
ujungnya agak membulat. Tingginya kira-kira setengah lebar badan. Jarang punya bintik-bintik.
Kokoh (jari-jari sirip relatif tebal). Pada ikan yang beratnya kurang dari 50 kg. Sirip dorsalnya
relatif tinggi untuk kebanyakan dari panjangnya. Sirip punggung kedua di depan sirip anal. Sirip
perut atau ventral sangat pendek. Kurang dari 15% panjang dari rahang bawah sampai cegak
ekor. Garis sisi Tunggal. Nyata hanya pada spesies kecil (<25 kg). Sisik-sisik relatif dalam tapi
bisa dilihat dengan jelas. Rahang bawah pendek. sering melengkung ke bawah pada ujung.
Rasio panjang : % mata –cagak sampai rahang bawah. Cagak berkisar antara 85% dan 88%.
Mirip dengan marlin biru. Paruh terkokoh diantara marlin biru dan marlin loreng. Dentikel besar
dan tajam pada permukaannya. Dapat menyebabkan luka abrasive bila ditangani. Bentuk badan
oval dalam potongan melintang. Kuat pada bagian sirip dada, dan lonjong teratur ke arah ekor.
Warna atau palang-palang tegak lurus, memperlihatkan palang-palang bila masih hidup (terutama
yuwana) dan hilang ketika mati. Sirip dorsal biasanya berwarna lembayung muda atau pink
ketika hidup. Warna badan cenderung menjadi abu-abu puda setelah mati.

2.3 Habitat

Marlin putih ditemukan di seluruh wilayah tropis dan beriklim sedang di Samudera
Atlantik. Mereka mendiami wilayah dalam laut terbuka dengan suhu permukaan di atas 70
derajat. Mereka umumnya berada di dekat permukaan air dan dapat ditemukan secara musiman
di perairan pesisir. Jangkauan Marlin putih terdapat di seluruh Samudera Atlantik dari Nova
Scotia hingga Argentina dan dari Eropa Selatan hingga Afrika Selatan. Mereka ditemukan di
garis lintang yang lebih tinggi pada musim panas, ketika suhu air cukup hangat. Migrasi ikan
Marlin putih bermigrasi secara musiman dari habitat musim panas di bagian utara Teluk Meksiko
atau di lepas pantai Atlantik Tengah (dari Cape Hatteras hingga Cape Cod) ke habitat musim
dingin di Karibia bagian selatan (di lepas pantai utara Amerika Selatan dari Kolombia hingga
Karibia). Guyana). Pola migrasi yang terakhir adalah ke utara sepanjang wilayah musim panas
Atlantik Tengah, ke arah timur lepas pantai pada akhir musim panas dan awal musim gugur, dan
kemudian ke selatan menuju wilayah musim dingin. Tidak ada migrasi trans-Atlantik atau trans-

6
khatulistiwa yang tercatat meskipun ada penangkapan ikan marlin putih yang besar di Atlantik
Selatan, khususnya di lepas pantai Brasil. Migrasi spesies ini ke utara tampaknya terkait dengan
suhu air, dengan ikan marlin putih mencapai garis lintang yang lebih tinggi seiring dengan
semakin hangatnya air.

2.4 Manfaat dalam Bidang Kehidupan

2.4.1 Manfaat Ikan Jangilus dalam Bidang Industri


1. Industri pengolahan makanan, ikan jangilus dapat diolah menjadi berbagai produk
makanan, seperti abon ikan jangilus. Ikan jangilus juga dapat dijadikan bahan baku dalam
industri pengolahan makanan, seperti minuman, permen, daging, dan lemak
2. Industri perikanan, ikan jangilus menjadi salah satu primadona bagi para pemancing dan
menjadi sumber penghasilan bagi industri perikanan. Penggunaan rumpon dalam kegiatan
penangkapan ikan jangius dapat menciptakan lapangan kerja dalam bidang perencanaan,
pembuatan, pemasangan, dan perawatan rumpon. Meningkatnya jumlah produksi ikan
jangilus mendorong berkembangnya saluran pemasaran bagi produk.
3. Industri rumah tangga, ikan jamgilus dapat diolah menjadi produk abon ikan yang dapat
dijual dalam skala rumah tangga. Banyaknya jumlah produksi ikan pelagis yang non-
komersial dapat memberikan peluang bagi industri skala rumah tangga untuk lebih
berkembang
2.4.2 Manfaat Ikan Jangilus Dalam Bidang Kesehatan

Ikan jangilus merupakan salah satu jenis ikan laut yang banyak ditemukan di perairan
tropis dan subtropis. Konsumsi ikan jangilus dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan
karena kandungan nutrisi yang tinggi. Berikut adalah beberapa manfaat ikan jangilus dalam
bidang kesehatan:

1. Sumber Protein Tinggi, Ikan jangilus mengandung protein tinggi, yang merupakan nutrisi
penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh, termasuk otot, kulit, dan
organ.
2. Asam Lemak Omega-3, Ikan jamgilus kaya akan asam lemak omega-3, terutama EPA
(asam eicosapentaenoic) dan DHA (asam docosahexaenoic). Asam lemak omega-3

7
dikenal memiliki efek positif pada kesehatan jantung, sistem saraf, dan dapat membantu
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
3. Vitamin dan Mineral, Ikan jamgilus mengandung berbagai vitamin dan mineral, termasuk
vitamin B12, vitamin D, selenium, dan zat besi. Vitamin dan mineral ini penting untuk
kesehatan tulang, sistem kekebalan tubuh, dan fungsi sistem saraf.
4. Kesehatan Jantung, Kandungan asam lemak omega-3 dalam ikan jangilus dapat
membantu mengurangi risiko penyakit jantung dengan meningkatkan profil lipid darah,
mengurangi tekanan darah, dan menghambat pembekuan darah.
5. Pemeliharaan Fungsi Otak, Asam lemak DHA dalam ikan jangilus memiliki peran
penting dalam perkembangan dan fungsi otak. Konsumsi cukup asam lemak omega-3
dapat mendukung kognisi dan mengurangi risiko gangguan kognitif pada orang dewasa.
6. Mengurangi Risiko Peradangan, Asam lemak omega-3 juga memiliki sifat antiinflamasi
yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, yang dapat berkontribusi
pada berbagai kondisi kesehatan, termasuk arthritis.
7. Pemeliharaan Kesehatan Mata, Asam lemak omega-3, khususnya DHA, dapat
memberikan manfaat untuk kesehatan mata. DHA merupakan komponen penting dalam
retina, dan konsumsi yang cukup dapat membantu mencegah degenerasi makula terkait
usia.

2.4.3 Manfaat Ikan Jangilus Dalam Bidang Ekonomi

Manfaat ikan jangilus dalam bidang ekonomi mencakup beberapa aspek yang dapat
memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian suatu daerah atau negara. Berikut adalah
beberapa poin yang menjelaskan manfaat ikan jangilus dalam konteks ekonomi:
1. Industri Perikanan, Penangkapan ikan jangilus mendukung industri perikanan, yang dapat
menjadi sektor ekonomi yang signifikan bagi negara atau komunitas pesisir. Nelayan
yang menangkap ikan jamgilus dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan
pendapatan bagi mereka dan pemangku kepentingan terkait.
2. Ekspor dan Devisa, Ikan jangilus, jika diekspor, dapat menjadi komoditas bernilai tinggi
yang berkontribusi pada pendapatan devisa negara. Ekspor ikan jangilus dapat membantu
membuka peluang perdagangan internasional dan meningkatkan posisi ekonomi suatu
negara di pasar global.

8
3. Industri Pariwisata, Keberadaan ikan jangilus di perairan tropis sering kali menjadi daya
tarik bagi pariwisata, terutama pariwisata memancing. Para penggemar olahraga
memancing sering datang ke destinasi tertentu untuk mengejar ikan jangilus, yang dapat
menciptakan peluang bisnis di sektor pariwisata.
4. Industri Kuliner dan Restoran, Ikan jangilus adalah bahan baku yang populer dalam
industri kuliner dan restoran. Restoran yang menyajikan hidangan berbasis ikan jangilus
dapat menjadi daya tarik kuliner dan meningkatkan daya tarik suatu daerah bagi
wisatawan dan penduduk setempat.
5. Pengembangan Produk Olahan, Ikan jangilus dapat diolah menjadi berbagai produk
makanan dan non-makanan, seperti ikan asap, produk kesehatan, dan kulit ikan untuk
barang-barang kerajinan. Ini dapat membuka peluang bisnis dan menciptakan nilai
tambah bagi sumber daya ikan jangilus.

2.4.4 Manfaat Ikan Jangilus Dalam Bidang Pariwisata


Ikan jangilus dapat memberikan kontribusi positif dalam bidang pariwisata, terutama
pariwisata memancing. Berikut adalah beberapa manfaat ikan jangilus dalam konteks pariwisata:

1. Daya Tarik Memancing, Ikan jamgilus sering menjadi target utama bagi para pemancing
sport karena ukurannya yang besar dan pertarungan sengit ketika ikan tersebut ditangkap.
Keberadaan ikan jangilus di perairan tertentu dapat menjadi daya tarik utama bagi
penggemar memancing, baik lokal maupun wisatawan asing.
2. Turisme Memancing Olahraga, Destinasi yang terkenal dengan keberlimpahan ikan
jangilus dapat menjadi tujuan utama bagi turisme memancing olahraga. Para pemancing
sering datang dari berbagai belahan dunia untuk mengejar pengalaman memancing ikan
jangilus yang eksotis dan menantang.
3. Ekonomi Lokal, Pariwisata memancing dapat memberikan dampak ekonomi positif pada
komunitas lokal. Penyediaan layanan memancing, seperti penyewaan perahu, alat
pancing, dan pemandu memancing, dapat menciptakan lapangan pekerjaan lokal dan
menghasilkan pendapatan bagi usaha-usaha di sektor pariwisata.
4. Peningkatan Infrastruktur Pariwisata, Kehadiran pariwisata memancing, terutama yang
terkait dengan ikan jangilus, dapat mendorong pengembangan infrastruktur pariwisata

9
seperti pelabuhan, marina, dan fasilitas akomodasi. Ini dapat meningkatkan fasilitas dan
kenyamanan bagi wisatawan.
5. Promosi Daerah Wisata, Keberadaan ikan jangilus yang melimpah di suatu daerah dapat
menjadi daya tarik dalam promosi pariwisata. Pemerintah setempat dan industri
pariwisata dapat memanfaatkan popularitas ikan jangilus untuk mempromosikan destinasi
mereka sebagai tempat ideal untuk memancing.
6. Konservasi Alam, Pariwisata memancing yang berkelanjutan dapat mendukung upaya
konservasi alam. Kesadaran tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem laut
untuk mendukung keberlimpahan ikan jangilus dapat ditingkatkan melalui program
edukasi dan partisipasi komunitas.
2.5 Teknik Budidaya Ikan Jangilus

Budidaya ikan jangilus atau ikan marlin masih merupakan tantangan yang kompleks
karena beberapa spesies marlin, terutama ikan marlin biru (Makaira nigricans), cenderung
bersifat migran dan hidup di lautan lepas. Oleh karena itu, budidaya ikan marlin belum
sepenuhnya dikembangkan secara komersial seperti budidaya ikan air tawar. Meskipun
demikian, beberapa upaya dan teknik budidaya telah diuji coba. Berikut adalah beberapa langkah
yang biasanya terlibat dalam upaya budidaya ikan marlin:
1. Penelitian dan Pemahaman Spesies, Sebelum memulai budidaya ikan marlin, penting
untuk melakukan penelitian mendalam tentang spesies yang akan dibudidayakan. Ini
melibatkan pemahaman tentang kebutuhan lingkungan, pola hidup, kebiasaan makan, dan
kondisi optimal untuk pertumbuhan dan reproduksi.
2. Seleksi Benih, Benih ikan marlin dapat diperoleh dari tangkapan liar atau dari pemijahan
di penangkaran. Pemilihan benih yang sehat dan berkualitas penting untuk memastikan
pertumbuhan yang baik dalam sistem budidaya.
3. Sistem Budidaya, Karena ikan marlin cenderung bermigrasi dalam habitat laut yang luas,
sistem budidaya di tempat terbuka atau semi-tertutup mungkin lebih sesuai. Sistem
keramba jaring apung di laut atau sistem yang memanfaatkan kolam terbuka dengan
aliran air laut dapat digunakan.

10
4. Pemberian Pakan, Ikan marlin umumnya membutuhkan diet tinggi protein. Pemilihan
pakan yang sesuai dan memenuhi kebutuhan nutrisi ikan marlin penting. Proses
pengelolaan pakan dan pemantauan konsumsi pakan harus diperhatikan.
5. Pemantauan Kesehatan, Budidaya ikan marlin memerlukan pemantauan kesehatan yang
ketat. Pengawasan terhadap penyakit, kondisi lingkungan air, dan parameter kesehatan
lainnya perlu dilakukan secara rutin untuk mencegah penyebaran penyakit dan
memastikan kesejahteraan ikan.
6. Pemantauan Pertumbuhan dan Kondisi Fisik, Pengukuran terhadap pertumbuhan ikan dan
kondisi fisiknya sangat penting. Ini melibatkan pengukuran panjang dan berat ikan secara
berkala untuk memastikan pertumbuhan yang optimal.
7. Reproduksi di Penangkaran, Jika memungkinkan, upaya pemijahan dan pembibitan di
penangkaran dapat dilakukan. Hal ini akan membantu dalam mendukung keberlanjutan
budidaya ikan marlin dan mengurangi tekanan pada populasi liar.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ikan jangilus atau marlin, merupakan jenis ikan layaran asli samudra Hindia dan Pasifik,
dan beberapa varian termasuk Black Marlin, White Marlin, dan Blue Marlin. Mereka memiliki
klasifikasi yang terperinci dalam taksonomi. Habitat ikan jangilus melibatkan perairan hangat
dan migrasi musiman terkait dengan suhu air. Morfologi ikan jangilus mencakup karakteristik
seperti sirip dorsal yang kaku, bentuk tubuh oval, dan warna yang beragam.
Manfaat ikan jangilus melibatkan berbagai aspek kehidupan. Secara ekonomi, ikan
jangilus mendukung industri perikanan, ekspor, dan pariwisata, terutama dalam memancing.
Dalam bidang kesehatan, konsumsi ikan jangilus memberikan manfaat nutrisi tinggi, seperti
protein, omega-3, dan vitamin. Sementara itu, budidaya ikan jangilus masih merupakan
tantangan, tetapi beberapa teknik budidaya telah diuji coba.
Dalam konteks pariwisata, keberadaan ikan jangilus dapat meningkatkan daya tarik
destinasi wisata, terutama bagi para penggemar memancing. Pariwisata memancing dapat
memberikan dampak positif pada ekonomi lokal dan mendorong pengembangan infrastruktur
pariwisata.
Dengan manfaat ekonomi, kesehatan, dan pariwisata yang signifikan, perlindungan dan
pengelolaan berkelanjutan terhadap populasi ikan jangilus sangat penting untuk memastikan
keberlanjutan sumber daya laut dan menjaga ekosistem yang seimbang.

3.2 Saran
Bagi pembaca, Sebelum terlibat dalam kegiatan memancing atau budidaya ikan jangilus,
penting untuk memiliki pemahaman mendalam tentang jenis-jenisnya. Mengetahui perbedaan
antara Black Marlin, White Marlin, dan Blue Marlin, termasuk ciri-ciri khas dan habitatnya, akan
membantu Anda lebih efektif dalam memahami dan menangani ikan ini. Pembaca dihimbau
untuk mempertimbangkan praktik memancing yang berkelanjutan dan mendukung konservasi.
Kenaikan minat dalam memancing dapat meningkatkan tekanan pada populasi ikan jangilus.
Memahami pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem laut akan mendukung keberlanjutan
sumber daya ini untuk generasi mendatang.

12
Mengetahui morfologi dan anatomi ikan jangilus dapat membantu para pembaca
menghargai keunikan dan adaptasi spesies ini. Bahkan bagi mereka yang tidak terlibat langsung
dalam dunia perikanan, pengetahuan tentang bentuk tubuh dan ciri khas dapat meningkatkan
apresiasi terhadap keanekaragaman hayati laut.
Bagi mereka yang mengonsumsi ikan sebagai bagian dari pola makan, memahami
manfaat kesehatan dan gizi dari ikan jangilus bisa menjadi dorongan untuk memilih variasi menu
yang lebih sehat. Asam lemak omega-3 dan protein tinggi adalah beberapa keuntungan yang
dapat diperoleh dari konsumsi ikan ini.

13

Anda mungkin juga menyukai