Oleh
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan karya ilmiah ini
dapat terselesaikan pada waktunya. Karya ilmiah yang berjudul “KONSELING
BEHAVIORAL UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA
KELAS X SMK NEGERI 1 WAINGAPU KABUPATEN SUMBA TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2020/2021” ini disusun untuk memenuhi persyaratan
kenaikan golongan profesi guru.
Dalam penyusunan dan penyelesaian karya ilmiah ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Yth. Kepala SMK Negeri 1 Waingapu
2. Yth. Kepala-kepala Program kejuruan SMK Negeri 1 Waingapu
3. Yth. Rekan-rekan Guru SMK Negeri 1 Waingapu
4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan
demi kesempurnaan penelitian ini dan demi penelitian yang akan datang.
Peneliti
ii PTBK- 2020/2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
ABSTRAK.................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan masalah.......................................................................... 2
C.Tujuan Penelitian............................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 3
E. Hipotesa Penelitian......................................................................... 4
iv PTBK- 2020/2021
Untuk membantu siswa tersebut dapat dilakukan penanganan melalui
Konseling Behavioral yaitu proses perubahan tingkah laku sebagai upaya
alternatif memperbaiki dan merubah sikap siswa yang belum mempunyai rasa
percaya diri dalam berbicara menjadi mampu menghargai orang lain, berani
mengemukakan pendapat, berani menjalin persahabatan dan perasaannya,
berani menghadapi situasi ketidaknyamanan belajar, dan berani bertindak.
Sesuai dengan konsep behavioral, "prilaku manusia merupakan hasil
belajar sehingga dapat dirubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-
kondisi dalam belajar." (Mohamad Surya, 2003:25).
Tatkala rasa percaya dm siswa terganggu maka siswa akan mengalami
hambatan termasuk dalam perkembangan sosial, emosi, moral, agama dan
mudah kecewa, panik dan putus asa. Salah satu penyebab kemungkinan dari
faktor pendidikan di rumah maupun di sekolah. Pada umumnya orang dewasa
atau orang tua maupun guru lebih mudah memperlakukan anak dengan cara
yang mengatur, mengarahkan, dan menentukan, dibandingkan memberikan
kebebasan baik dalam bertanya, menjawab, berpendapat maupun untuk
menentukan sendiri apa yang dilakukan anak, contohnya siswa tidak diberi
kebebasan untuk memberikan jawaban atau alasan yang tepat baik pada orang
tua maupun kepada guru jika siswa dianggap mempunyai kesalahan. Hal ini
menjadikan siswa yang yang kurang memiliki rasa percaya diri beranggapan
bahwa yang berhak berbicara hanyalah orang dewasa dan orang tua.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka disusun rumusan masalah
sebagai berikut: Bagaimana meningkatkan rasa percaya diri siswa SMK Kelas
X ? Rumusan masalah tersebut dijabarkan kedalam pertanyaan penelitian
berikut:
1. Bagaimana tingkat rasa percaya diri siswa Kelas X ?
2. Bagaimana cara meningkatkan rasa percaya diri siswa terutama dalam
berbicara ?
3. Apakah konseling behavioral dapat meningkatkan rasa percaya diri ?
v PTBK- 2020/2021
4. Bagamana langkah konseling behavioral untuk meningkatkan rasa percaya
diri siswa ?
C. Tujuan Penelitian
Menemukan cara perlakuan untuk meningkat rasa percaya diri siswa Kelas
X. Secara operasional tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk memperoleh gambaran tingkat rasa percaya diri dalam berbicara,
sebelum dilaksanakan konseling behavioral.
2. Untuk memperolah gambaran rasa percaya diri dalam berbicara sesudah
tindakan konseling behavioral.
3. Membandingkan tingkat rasa percaya diri dalam berbicara sebelum dan
sesudah pelaksanaan konseling behavioral.
4. Memperoleh gambaran tentang langkah konseling behavioral untuk
meningkatkan rasa percaya diri siswa di SMK Negeri 1 Waingapu?
D. Manfaat Penelitian
1. Mempertegas manfaat penggunaan konseling behavioral dalam
pengembangan rasa peraya diri siswa.
2. Memperkaya pengalaman guru Bimbingan Konseling dalam
melaksanakan pendekatan konseling behavioral terhadap siswa yang
bermasalah.
3. Mempererat kerja sama guru bimbingan konseling dengan guru bidang
studi dan kepala sekolah.
4. Informasi yang dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam pelaksanaan konseling selanjutnya.
E. Hipotesis Tindakan
Bahwa dengan pendekatan konseling behavioral akan mengubah
prilaku psikologis untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam
berbicara. Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
vi PTBK- 2020/2021
"Terdapat perbedaan yang berarti antara prilaku siswa sebelum ditangani
dengan konseling behavioral dan sesudah penanganan konseling
behavioral".
ix PTBK- 2020/2021
Kiat Meningkatkan Percaya Diri
Setiap orang terlahir dengan segala keiebihan dan kekurangan. Jika Anda
terlahir cakep, syukurilah, namun jika Anda terlahir jelek, syukurilah juga,
karena masih ada banyak kelebihan di balik kejelekan paras Anda. Berikut
delapan kiat meningkatkan rasa percaya diri bagi yang merasa dirinya jelek:
- DON'T JUDGE THE BOOK BY THE COVER (jangan menilai buku
dari cavernya)
Jangan putus asa, tidak semua orang menilai manusia dari fisiknya, siapa
tahu bisa dari rumahnya, mobilnya, pekerjaannya, atau tabungannya
- LIKE FATHER LIKE SON ( anak gimana ayah )
Jangan salahkan diri kamu kalau kamu jelek, salahkanlah orangtuanya,
karena jelek itu keturunan... iya kan??
- THE BEAUTY IS UNDER THE SKIN (kecantikan ada dibawah
kulit)
Perbaiki inner beauty kamu, itu kalau ngerasa sisi luar kamu udah ancur
gak ketolong lagi...
- NO GAIN WITHOUT PAIN (Tiada sukses tanpa pengorbanan)
Maknanya: Jangan sakit hati kalo dikatain jelek, cuek aja, inget film
Beauty and The Beast kan?
- JUST BE YOUR SELF (Jadilah diri kamu sendiri)
Jadilah diri kamu sendiri, kalau kamu jelek syukurilah soalnya kalo kamu
ganteng pasti kamu bakal banyak dosanya hehehe...
- THE TRUTH IS OUT THERE (Kebenaran ada diluar sana)
Kalau orang lain menilai kamu jelek, jangan diambil hati, penilaian
manusia tidak selalu benar (maksudnya kamu sebenarnya lebih jelek lagi)
- THE RIGHT MAN IN THE WRONG PLACE (orang yang cakep ada
ditempat yang salah)
Cakep-jelek itu tergantung lingkungan, misalnya kamu di sini jelek tapi di
Afrika bisa paling ganteng Iho, makanya pindah ke sono aja hehehe...
x PTBK- 2020/2021
a. Pentingnya Kepercayaan Diri yang Sehat Bagi Siswa
Kepercayaan diri merupakan hal yang penting dalam perkembangan
kepribadian seorang individu. Sikap mental itu sangat mewarnai
keseluruhan aktivitas dan prilaku individu. Ketika seorang individu yakin
dan percayan pada kemampuan dirinya, maka ia dapat mengerjakan
banyak hal yang mampu ia lakukan. Jika ada sesuatu yang baru ia juga
tidak akan ragu untuk mencoba dan mengukur kemampuannya. Berbeda
dengan individu yang tidak memiliki kepercayaan diri, ia akan terhambat
dalam melakukan berbagai kegiatan yang mampu ia lakukan dan siswapun
tidak akan berani mencoba hal yang baru yang belum siswa ketahui. Jika
anak dibesarkan dengan pondasi mental yang baik sehingga dapat
memiliki kepercayaan diri yang sehat, maka peluang anak untuk
mengembangkan potensi lebih besar dibandingkan dengan anak yang tidak
memiliki kepercayaan diri. Jika permasalahan kepercayaan diri ini tidak
segera ditanggulangi maka sikap mental anak akan terbawa hingga tumbuh
dewasa.
Contoh Pentingnya rasa percaya diri :
Ada satu kisah yang menceritakan tentang seorang gadis buta. Suatu hari
ia bertemu seorang pesulap yang kemudian mengajaknya bermain sulap.
Ajaib sekali bahwa sang gadis bisa menebak seluruh kartu yang diberikan
sang pesulap. Kok bisa?
Ternyata rahasianya ada pada kecerdikan sang pesulap. Dengan
menggunakan beberapa tipuan, ia berhasil mengeluarkan potensi sang
gadis untuk bermain sulap bersamanya. Tanpa ragu sang pesulap
mengajak sang gadis bermain di hadapan keluarganya, di hadapan orang
banyak. Kepercayaan diri sang pesulap yang begitu tinggi menular pada
sang gadis buta. Sejak saat itu sang gadis merasa telah menjadi seorang
bintang di rumahnya. Ini terjadi hanya karena ada orang yang memberinya
kesempatan untuk bersinar sejenak dan merasa istimewa di depan
keluarganya. Ia yang selama ini merasa menjadi beban dalam keluarganya
kini merasa sejajar dengan mereka karena peristiwa itu.
xi PTBK- 2020/2021
Cerita tersebut menggambarkan bagaimana pentingnya rasa percaya
diri (PD). Tapi, sebenarnya kita perlu tahu dulu kenapa ada orang, ada
teman kita yang sepertinya sangat tidak percaya kepada dirinya sendiri?
Coba analisis juga, kira-kira hal apa sih yang membuat kita jadi enggak
minder? Apa sih yang menghambat diri untuk maju dan mengeluarkan
seluruh potensi diri kita? Kenapa harus ada rasa ragu tiap kali ada
keinginan untuk melakukan sesuatu?
b. Pengaruh lingkungan
Ternyata sikap tidak percaya diri ini muncul akibat kebiasaan-
kebiasaan kita mengembangkan sikap dan pendapat negatif tentang diri
kita. Mungkin juga sikap tidak percaya diri ini muncul sebagai akibat dari
pengaruh lingkungan kita. Pengaruh yang seperti apa? Antara lain sikap
lingkungan yang membuat kita takut untuk mencoba. Takut untuk berbuat
salah. Semua harus seperti yang sudah ditentukan.
Karena ada rasa takut dimarahi ini, kita jadi malas untuk melakukan
hal-hal yang berbeda dari orang kebanyakan. Mau tunjuk tangan waktu
guru melemparkan pertanyaan di dalam kelas... takut! Kadang malah mau
jalan di hadapan orang banyak saja, malu setengah mati! Apalagi mau
mengajak orang kenalan, mau say no to others, mau ikutan kursus,
bergaul... takut! Wah... kalau serba takut, serba ragu, serba malas begini,
apa jadinya kita nanti?
Sebelum terlalu jauh, tentu kita tahu berapa kali Thomas Alva Edison
melakukan kesalahan sebelum akhirnya berhasil menemukan formula
hebat untuk membuat lampu pijar. Dia kan tidak langsung berhasil ketika
pertama kali mencoba, ya enggak ?
So, what's the point ? Mungkin perlu ratusan kali gagal sebelum
mencapai satu keberhasilan. Kesalahan bukan akhir hidup kita. Kesalahan
sebenarnya hanya merupakan langkah menuju keberhasilan. Setiap
kesalahan membawa kita semakin dekat dengan keberhasilan. Kalau kita
meyakini hal ini, pastinya percaya diri kita juga enggak gampang
terpengaruh oleh pandangan atau sikap negatif dari lingkungan kita.
xii PTBK- 2020/2021
Sebenarnya ada banyak cara untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri
kita. Apa saja? Yang paling penting adalah banyak berhubungan sama
orang-orang yang kita nilai punya percaya diri yang oke banget. Percaya
diri ini bisa menular, Iho! Kok bisa begitu? Ya, ternyata banyak-banyak
bergaul dengan orang-orang yang pede bisa kita jadikan contoh buat
kehidupan kita sehari-hari. Coba saja, kalau sehari-hari kita gaul sama
mereka yang percaya dirinya tinggi, kita jadi tahu bagaimana ia bicara,
bagaimana ia mengambil keputusan, dan perilaku-perilaku lain yang
membuat ia tampak begitu meyakinkan. Kalau kita enggak gaul sama
mereka, bagaimana kita tahu aturannya? Bagaimana kita bisa dapat contoh
untuk bersikap? Jadi kerasa banget kan kalau sebenarnya kita perlu banget
bergaul dengan orang-orang yang PD kalau kita merasa perlu
meningkatkan rasa percaya diri kita.
Sayangnya, banyak banget di antara kita yang enggak bisa bangkit,
atau merasa sudah cukup puas dengan dirinya saat ini. Padahal, rasanya
dia punya potensi yang jauh lebih besar andai saja ia berani berubah.
Alasannya enggak beda jauh sama yang sebelumnya: ada faktor
lingkungan yang berperan cukup besar di sana. Coba deh kita perhatikan,
biasanya sikap ini muncul karena ia berada dalam satu lingkungan yang
sepertinya enggak merasa percaca diri.
Meski begitu, cara yang paling utama untuk bisa meningkatkan
kepercayaan diri kita adalah kemauan untuk mengubah diri kita yang
muncul tanpa ada paksaan. Fight to our live! Hanya kita yang bisa
mengubah diri kita. Kalau kita mau meningkatkan percaya diri, coba
bangkit dan keluarkan semua potensi diri kita. Yang penting, mau
Berikutnya dan lingkungan yang kondusif. Sama persis seperti cerita di
atas bahwa yang kemudian bisa membantu kita meningkatkan rasa percaya
diri adalah bantuan orang lain. Coba bayangkan, seandainya sang gadis
enggak ketemu tukang sulap, mungkin dia akan selamanya merasa bahwa
dirinya adalah beban buat keluarganya. Padahal, keluarganya kan enggak
merasa begitu. Karena ada bantuan orang lain, ia jadi tahu bahwa ia juga
xiii PTBK- 2020/2021
punya kemampuan berharga buat keluarganya. Jadi, kalau kita memang
ingin mendapatkan sesuatu, kenapa harus ditunda ? Mulai aja dari
sekarang.
c. Faktor Penghambat Pembentukan Kepercayaan Diri yang Sehat
Terbangunnya kepercayaan diri pada siswa saat ditentukan oleh kesan
anak terhadap iklim dan kondisi lingkungan. Pada proses awat
pembentukan kepercayaan diri diawali oleh rasa aman dan kepercayaan
dia terhadap lingkungan. Pada tahap berikut anak belajar menilai sejauh
mana orang lan percaya terhadap diri dan kemampuannya. Beberapa sikap
dan prilaku lingkungan yang dapat menghambat kepercayaan diri anak
diantaranya:
1) Pola pendidikan otoriter dirumah atau disekolah
Pola pendidikan keluarga ataupun guru di sekolah merupakan hal yang
sangat penting menentukan dalam membentuk kepercayaan diri
seorang anak. Jika anak dibesarkan dalam iklim otoriter, maka ia akan
tumbuh menjadi orang yang tidak pernah mengeksplorasi
kemampuannya sendiri, pada saat anak melakukan sesuai rencananya,
lingkungan otoriter menganggapnya sebuah kesalahan besar.
Munandar (1994) mengutarakan dalam suatu studi di sekolahpun
tingkat motivasi intrinsik siswa terlihat lebih rendah jika guru terlalu
banyak mengontrol murid, sebaliknya motivasi akan lebih tinggi jika
guru memberikan lebih banyak otonomi pada murid.
2) Kurangnya Kepercayaan dan Pemberian Kesempatan
Sikap terlalu melindungi, mengatur dan menentukan segala keperluan
anak kurang menguntungkan dalam mengembangkan kepercayaan diri
pada siswa. Ada kalanya orang dewasa rnerasa lebih repot jika
memberikan kesempatan pada anak untuk menyelesaikan sendiri
masalah yang dihadapinya. Padahal secara natural siswa sangat
menginginkan.
xv PTBK- 2020/2021
c) Biasakan Berbicara Sesuai Dengan Kata Hati
Jangan ragu untuk mengatakan jika kita ingin menolak ajakan.
Katakan alasan yang sejujurnya tanpa harus menutup-nutupi dan
menyinggung perasaan yang mengajak.
d) Jika sulit Berbicara
Jika masih sulit berbicara, sebagai latihan kita bisa menuliskan kata-
kata yang ingin kita sampaikan, ialu berdirilah di depan cermin dan
mengucapkan kata-kata yang ingin disampaikan. Pada ahirnya kita
akan mengetahui gaya berbicara yang paling baik untuk
mengungkapkan pendapat kita tanpa membuat orang lain tersinggung.
3. Konseling Behavior
Konsep Pokok
Konseling Behavioral membatasi prilaku sebagai fungsi pembawaan dan
lingkungan. Prilaku yang dapat diamati merupakan suatu keperdulian dari
pada konselor sebagai kriteria pengukuran keberhasilan konseling. Menurut
pandangan ini manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar seperti yang
dikemukakan Sigmun Freud.
Dalam konsep behavioral, prilaku manusia merupakan hasil belajar,
sehingga dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi
belajar. Thoresen (Shertzer & Stone, 1990: 188) memberi ciri konseling
sebagai berikut:
a. Kebanyakan prilaku manusia dipelajari dan karena itu dapat diubah.
b. Perubahan-perubahan khusus terhadap lingkungan individu dapat
membantu dalam mengubah prilaku-prifaku yang relevan.
c. Prinsip-prinsip belajar seperti "reinforcement" dan "Social modeling"
dapat digunakan untuk mengembangkan prosedur-prosedur konseling
d. Keefektifan konseling dan hasil konseling dinilai dari perubahan dalam
prilaku-prilaku khusus di luar wawancara prosedur-prosedur konseling.
xx PTBK- 2020/2021
dengan baik, tidak harus berupa materi. kata penghargaan, kesempatan untuk
menampilkan dan mempersentasikan pekerjaan sendiri, Hadiah yang diberikan
hendaknya berkaitan erat dengan kegiatannya, misalnya mendeklamasikan sajak
yang dibuat, atau membacakan di depan kelas karangan yang dibuat dengan baik,
sehingga meningkatkan motivasi intrinsik dan kreatifitas. (Mohamad Surya,
2003:33)
2) Keterampilan Empati
Keterampilan empati dapat dilakukan dengan memberikan respon dalam
bentuk :
- Sikap menerima dan memahami ungkapan klien,
misamya dengan gerak mata, anggukan, gerak tangan, air muka, dsb.
- Memberikan perhatian yang mendalam terhadap
ungkapan klien,
- Pernyataan yang menggambarkan ungkapan suasana perasaan yang
diungkapkan,
- Memberikan dukungan terhadap ungkapan tertentu.
3) Keterampilan Merangkum
Keterampilan merangkumkan dapat dilakukan dengan cara-cara seperti :
- Memberikan kesempatan kepada klien untuk
menyampaikan ungkapannya secara lengkap,
- Menunjukkan sikap memberikan perhatian dan
menyimaknya dengan penuh perhatian,
- Membuat catatan-catatan seperlunya untuk
merangkum pembicaraan,
- Pada akhir klien menyampaikan ungkapannya,
konselor memberikan respon dalam bentuk menyampaikan rangkuman
pembicaraan
4) Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya dapat dikembangkan dengan memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
- Perhatikan suasana konseling dan klien,
- Kuasai materi yang berkaitan dengan pertanyaam,
- Ajukan pertanyaan dengan cara yang jelas dan
terarah, serta tidak keluar dari topic pembahasan,
6) Keterampilan Asertif
Asersi adalah suatu tindakan dalam memberikan respon kepada tindakan
orang lain dalam bentuk mempertahankan hak azasi sendiri yang
mendasar, tanpa melanggar hak azasi orang lain yang mendasar. Dengan
Asertif, seseorang akan mampu mengakui hak azasi orang lain dan mampu
bersikap secara tepat tanpa mengurangi hak asasi sendiri. Dalam
komunikasi konseling, keterampilan untuk bersikap asertif diperlukan
dalam menerima respon klien dan memberikan respon kembali dengan
cara yang sedemikian rupa, sehingga klien merasa hak azasinya tidak
terganggu. Misalnya cara Anda dengan sopan dalam menghentikan
seorang klien yang melakukan perbuatan tertentu yang kurang tepat
misalnya membuka sepatu, membuka tas, menerima terima telepon, dsb.
7) Keterampilan Konfrontasi
Dalam komunikasi konseling, keterampilan konfrontasi merupakan cara
konselor untuk membetulkan titik perbedaan atau pertentangan dalam
situasi sebagai berikut:
- Perbedaan antara apa yang dikatakan dan apa yang
dilakukan klien misalnya: "Anda mengatakan bahwa Anda selalu
membaca koran setiap hari, tetapi ternyata hari ini anda tidak
melakukan hal itu "
C. Kerangka Berpikir
Percaya diri adalah bagian dari alam bawah sadar dan tidak terpengaruh
oleh argumentasi yang rasional. Maka untuk membangun percaya diri
A. Hasil Penelitian
1. Perencanaan Penelitian
Perencanaan penelitian tindakan kelas, terlebih dulu meneliti
mengadakan diskusi untuk saling bertukar pikiran, dan gagasan rancangan
pembelajaran, dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam
berbicara, yang meliputi satuan layanan, alat bantu, membuat instrument,
dan rancang evaluasi, yang sesuai dengan pokok bahasan. Misalnya jenis
angket, jenis pertanyaan lisan atau tertulis. Semua kebutuhan untuk
melaksanakan tindakan pembelajaran di pertimbangkan dan di putuskan
secara bersama dengan guru bimbingan konseling lainnya. Sehingga setiap
hasil pembelajaran dapat di refleksi.
Dalam penelitian tindakan kelas terlebih dahulu menjelaskan secara
rinci tentang maksud dan tujuan kehadiran di kelas dengan observer di
dalam lingkungan kelas untuk menjalin interaksi peneliti dengan siswa.
Dengan demikian maka pelaksanaan penelitian diharapkan dapat
berlangsung mencapai tujuan yaitu membentuk siswa untuk meningkatkan
rasa percaya diri dalam berbicara.
Kondisi siswa Kelas X di ungkap melalui pelaksanaan pre-test uji
coba anget yag telah di persiapkan, sisiwa di uji untuk memahami
pernyataan-pernyataan yang di tulis terdiri dari pernyataan positif 25 Soal
dan pernyataan negatif 25 Soal, dari jumlah siswa 44 orang terdapat
beberapa siswa yang memiliki rasa percaya diri.
xxvii PTBK- 2020/2021
2. Implementasi Tindakan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas di rancang sebanyak 2 siklus.
Pada siklus I di rancang 2 kali tindakan Konseling Behavioral. Siklus II
dilaksanakan 2 kali tindakan Konseling Behavioral, dalam setiap kali
tindakan di awasi oleh Observer terdiri dari guru BK.
1) Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I
Kegiatan pembelajaran pada siklus I meliputi Sub pokok bahasan :
Menjelaskan Devinisi rasa percaya diri
Menjelaskan Aspek-aspek rasa percaya diri.
Pembelajaran I
Deskripsi umum kegiatan guru dan siswa
Kegiatan utama pada tahap ini adalah memacu siswa agar
memahami dan merasakan manfaat dari rasa percaya diri dalam
berbicara.
Tindakan Guru dan Siswa
Guru menyajikan fenomena problem sehari-hari yang di alami
siswa mengenai rasa percaya diri.
Siswa di minta mengajukan beberapa contoh aspek rasa
percaya diri yang di sertai dengan pertanyaan serta memberika
alasan.
Memberikan pre - tes dan post - tes
Refleksi Terhadap Pembelajaran I
Dari hasii kegiatan pembelajaran I di peroleh temuan-temuan sabagai
berikut:
Menafsirkan hasil pos tes
Siswa yang mampu memberikan contoh aspek percaya diri ada
22 orang (50%) dan siswa yang belum memahami aspek percaya
diri ada 22 orang (50%)
Perlakuan Konseling Bihavioral (KB)
Hipotesis Tindakan Selanjutnya
Grafik hasil tindakan (Post Test) Siklus I dan Siklus II disajikan sebagai
berikut :
Pengujian Hipotesis
Menguji persamaan dua rata-rata test dua pihak (Sujana, 1975 : 237)
I. Rumus Mean =
Standar Deviasi
Siklus I
Perbandingan X1 dan X2
Hasil analisis statistik menunjukan siklus II t hitung > t Tabel = 2,31-2,02 dapat
disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara konseling
behavioral dengan tingkat percaya diri siswa, dan niengindikasikan bahwa
konseling behavioral efektif untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa.
Perbandingan X1 dan Y4
behavioral efektif untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa. Tetapi secara
individual masih terdapat 3 (tiga) orang siswa yang belum meningkatkan rasa
percaya diri.
A. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) di SMK Negeri 1
Waingapu selesai dilaksanakan, maka disimpulkan beberapa perolehan yang
bermanfaat untuk dikembangkan dalam bimbingan konseling khususnya di
sekolah. Beberapa perolehan itu dapat diuraikan dalam butir-butir kesimpulan
berikut ini :
1. Siswa SMK Negeri 1 Waingapu 9 Kelas X ternyata masih ada beberapa
siswa yang belum meningkatkan rasa percaya diri terutama dalam berbicara.
Untuk memperbaiki rasa percaya diri tersebut melalui konseling behavioral
siswa dapat membentuk dirinya dan mengembangkan rasa percaya diri dalam
berbicara (bertanya atau menjawab), dengan cara ini siswa pelan-pelan
membiasakari diri untuk berbicara baik di kelas maupun di luar kelas.
2. Secara keseluruhan Konseling behavioral yang menekankan pada
pembiasaan dapat mengembangkan rasa percaya diri siswa.
3. Pada umumnya siswa Kelas X, sudah mempunyai rasa percaya diri dalam
berbicara seperti berani bertanya, berani menjawab, berani mengungkapkan
pendapat, berani menyanggah, berani bertindak dan mengambil keputusan.
4. Berdasarkan hasil analisis secara kelompok, konseling behavioral dapat
membantu mengembangkan rasa percaya diri siswa. Secara individual masih
ada tiga orang siswa yang perlu diberikan perlakuan konseling behavioral
secara khusus.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengalaman pelaksanaan penelitian
tindakan kelas (PTK) terdapat beberapa temuan yang dapat disampaikan
dalam ruang yang terbatas ini, yang mungkin dapat berguna bagi
perkembangan konseling behavioral di sekolah.
xxxvi PTBK- 2020/2021
1. Kepada guru-guru bimbingan konseling dan guru-guru bidang studi
hendaknya mempeiajari dan menggunakan PTK, karena jenis penelitian
praktis ini cukup efektif dan efesien dalam meningkatkan proses
pembelajaran maupun proses konseling.
2. Konseling Behavioral lebih tepat digunakan untuk menangani masalah
percaya din siswa secara kelompok, oleh karena itu penggunaan konseling
behavioral berdasarkan hasil penelitian ini harus diikuti dengan perlakuan
konseling behavioral secara individual.
3. Untuk mencapai tujuan penelitian konseling behavioral dalam
meningkatkan rasa percaya diri disarankan waktunya tidak dibatasi, harus
berulang-ulang dan berkali-kali karena masalah psikis.
www.e-psikologi.com
Peneliti Utama
Nama Lengkap : M. Nurhikmah, S.Pd
Jenis Kelamin : Laki-laki
NIP : 197803242000903 1 002
Pangkat/Golongan : Penata Muda / IIIc
Jabatan : Guru Muda
Sekolah : SMK Negeri 1 Waingapu - Kabupaten Sumba Timur
Jumlah Tim Peneliti : 1 Orang
Lama Penelitian : 3 Bulan
Bulan : September 2020 - November 2020
BiayaPenelitian : Swadana
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Waingapu