Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASUHAN KOMPLEMENTER DALAM KEBIDANAN


KONSUMSI HERBAL REBUSAN DAUN JAMBU BIJI UNTUK MENGATASI
DIARE PADA BALITA
Digunakan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komplementer
(Dosen Mata Kuliah Dwi Yuliawati, S.ST, M.Keb)

Disusun oleh Kelompok 2:

Dessy Abrillia Sahari P17311235011


Klarista Angelia W. A P17311235015
Nurul wafiah P17311235029
Ainun Mudholifah P17311235030
Emil Liana Putri P17311235031
Dida Kawidya P17311235036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsumsi Herbal
Rebusan Daun Jambu Biji untuk Mengatasi Diare pada Balita”. Makalah ini dibuat dengan
tujuan agar dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah asuhan kebidanan
komplementer.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Dan tak lupa saya juga mengucapkan terima kasih pada dosen mata kuliah Asuhan
Kebidanan Komplementer Ibu Dwi Yuliawati, S.ST, M.Keb yang senantiasa dengan sabar
membimbing kami.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik
dalam segi penulisan maupun penempatan kata-kata, untuk itu kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan pada
makalah berikutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi tambahan bagi masyarakat dan bisa
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua khususnya dalam
mengembangkan diri di kehidupan masyarakat sehari-hari.

Malang, Januari 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi penyebab utama
tingginya morbiditas dan mortalitas pada anak di negara berkembang termasuk di Indonesia
(Fratiwi, 2015). Menurut data World Health Organization (2013), diare merupakan penyakit
yang berbasis lingkungan danterjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Setiap
tahunnya ada sekitar 1,7 miliar kasus diare dengan angka kematian 760.000 anak di bawah 5
tahun.
Penyakit diare di Indonesia masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang utama. Hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian
terutama pada balita. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan 3,2 juta kematian per
tahun pada balita disebabkan oleh diare. Setiap anak mengalami episode serangan diare rata-
rata 3,3 kali setiap tahun dan lebih dari 80% kematian terjadi pada anak berusia kurang dari
dua tahun (Ragil dan Dyah, 2017). Masyarakat pada umumnya telah banyak mengenal
berbagai macam obat anti diare. Seiring berkembangnya pengetahuan, masyarakat juga
semakin jeli memilih produk obat yang akan mereka konsumsi. Masyarakat menyadari bahwa
obat-obatan yang mengandung bahan kimia lebih beresiko karena memiliki efek samping
yang dapat merugikan kesehatan.
Indonesia kaya akan sumber bahan obat tradisional yang telah digunakan oleh sebagian
besar rakyat Indonesia secara turun temurun. Keuntungan penggunaan obat tradisional adalah
antara lain karena bahan bakunya mudah diperoleh dan harganya murah. Sebagai salah satu
contoh tanaman obat yang bisa dimanfaatkan yaitu tanaman jambu biji (Psidium guajava L).
Daun jambu biji mengandung tanin, flovonoid, minyak atsiri, dan alkaloid. Kandungan tanin
pada daun jambu biji mempunyai sifat sebagai pengkelat berefek spasmolitik yang
mengerutkan usus sehingga gerak peristaltik berkurang dan juga efek spasmolitik ini juga
dapat mengerutkan dinding sel bakteri atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas
sel. Tanin juga mempunyai daya antibakteri dengan cara mempresipitasikan protein, karena
diduga tanin mempunyai efek sama dengan senyawa fenolat (Fratiwi, 2015).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dari diare?
2. Bagaimana konsep daun jambu biji?
3. Bagaimana herbal rebusan daun jambu biji dapat mengatasi diare pada balita?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar diare
2. Untuk mengetahui konsep daun jambu biji
3. Untuk mengetahui herbal rebusan daun jambu biji dapat mengatasi diare pada balita
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Diare
2.1.1 Pengertian Diare
Diare adalah kondisi saat pengeluaran feses yang lebih dari biasanya dengan tinja
yang encer dan biasanya hanya terjadi selama beberapa hari tetapi keadaan ini dapat terjadi
dalam waktu yang memanjang. Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan
jumlah Buang Air Besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari dan perubahan konsistensi feses (lebih
cair atau setengah padat) dengan atau tanpa darah (Putri, 2016).
2.1.2 Etiologi Diare
a) Infeksi
1. Infeksi enteral
Kejadian diare banyak disebabkan oleh infeksi enteral yang merupakan infeksi di
dalam saluran pencernaan. Infeksi enteral seperti:
- Infeksi bakteri
Penyebab diare yang berasal dari infeksi bakteri seperti Vibrio, Escherichia
Coli, Salmonella Typii, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan
lain- lain.
- Infeksi virus
Penyebab diare yang berasal dari infeksi virus seperti rotavirus, adenovirus,
enterovirus, astrovirus, minirotavirus, calivirus dan lain-lain.
- Infeksi parasit
Penyebab diare yang berasal dari infeksi parasit seperti cacing (Ascaris,
Trichiuris, Oxyuris, dan strongylodies), protozoa (entamoeba histolytica,
Giardia Lamblia, dan Trichomonas hominis), serta jamur (Candida Albicans).
2. Infeksi parenteral
Infeksi parenteral merupakan infeksi penyebab diare yang terdapat di luar bagian
alat pencernaan. Infeksi parenteral meliputi Otitis Media Akut (OMA),
tonsolofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan lain-lain (Nanny, 2013).
b) Malabsorbsi
Diare dapat diakibatkan oleh faktor malabsorbsi penyebab diare yang meliputi
malabsorbsi karbohidrat (disakarida dan monosakarida), lemak dan protein (Nanny,
2013).
c) Makanan
Faktor makanan yang menyebabkan diare seperti makanan yang sudah basi, beracun
dan alergi terhadap makanan tertentu (Putri, 2016).
d) Psikologis
Faktor psikologis yang menyebabkan diare contohnya seperti perasaan cemas dan
takut (Nanny, 2013).

2.1.3 Klasifikasi Diare


a. Diare berdasarkan lama terjadinya dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Diare akut
Diare akut yaitu diare yang terjadi secara tiba – tiba dan adanya peningkatan
frekuensi BAB, berubahnya tinja menjadi cair dan lembek selama kurang dari
2 minggu (Putri, 2016).
2. Diare persisten
Diare persisten yaitu diare akut yang terjadi dan berlanjut sampai 14 hari atau
terjadi sekitar 14 – 28 hari. Kejadian diare persiten dapat disertai darah
ataupun tidak (Putri, 2016).
3. Diare kronik
Diare kronik yaitu diare yang terjadi lebih dari 4 minggu (Putri, 2016).
b. Diare berdasarkan tingkat dehidrasi anak:
1. Dehidrasi Berat
Tanda dan gejala (terdapat dua tanda atau lebih) :
- Letargis atau tidak sadar
- Mata cekung
- Tidak bisa minum atau malas minum.
- Cubitan kulit perut kembali sangat lambat (≥ 2 detik)
2. Dehidrasi Ringan/ Sedang
Terdapat dua atau lebih tanda dibawah ini:
- Rewel, gelisah
- Mata cekung
- Minum dengan lahap
- Cubitan kembali lambat
3. Tanpa dehidrasi
Tanda dan gejala:
- Tidak cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan atau
berat

2.2 Konsep Daun Jambu Biji


2.2.1 Pengertian daun jambu biji
Jambu biji (psidium guajava L) merupakan tanaman yang berasal dari daerah tropis
amerika dan dapat tumbuh di tanah liat maupun gembur. Pada saat ini tanaman ini sudah
banyak tersebar di seluruh dunia khususnya di daerah tropis. Daun tunggal, bertangkai
pendek, letak berhadapan, daun yang muda berambut halus, dan permukaan atas daun tua
licin. Tanaman ini sangat adaptif dan dapat tumbuh tanpa perawatan. Daun jambu biji
termasuk daun tidak lengkap, karena daunnya hanya terdiri dari tangkai (petioles) dan helaian
(lamina) saja yang disebut daun bertangkai.
2.2.2 Kandungan daun jambu biji
Daun jambu biji memiliki kandungan flovanoid yang sangat tinggi, terutama
quercetin. Senyawa tersebut bermanfaat sebagai anti bakteri, kandungan daun jambu biji
lainnya yaitu saponin, minyak atrsiri, tanin, anti mutagenik, dan alkaloid (W. Christijanti dkk,
2013).
Flovanid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar
didunia tumbuhan. Quercetin adalah zat sejenis flovanoit yang di temukan dalam buah-
buahan, sayuran, daun, dan biji-bijian. Hal ini juga dapat di jadikan sebagai suplemen dalam
makanan dan minuman. Saponin adalah jenis glokisida yang banyak di temukan dalam
tumbuhan. Minyak atsiri merupakan bahan utama dari wangi-wangian atau minyak gosok
(untuk pengobatan) alami. Tanin merupakan substansi besar yang tersebar luas dalam
tanaman dan di gunakan sebagai energi dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi,
tanin juga sebagai sumber asam pada buah. Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa
bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di dunia tumbuhan.
2.2.3 Manfaat daun jambu biji untuk pengobatan
Daun jambu biji ternyata memiliki khasiat tersendiri bagi tubuh kita, baik untuk
kesehatan ataupun untuk obat penyakit tertentu. Dalam penelitian yang telah dilakukan
ternyata daun jambu biji memiliki kandungan yang banyak bermanfaat bagi tubuh kita.
Diantaranya, anti inflamasi, anti mutagenik, anti mikroba dan analgesik. Beberapa senyawa
kimia yang terkandung dalam daun jambu biji seperti, polifenol, karoten, flavonoid dan
tannin. Dengan begitu banyaknya kandungan yang terdapat dalam daun jambu biji tersebut,
diperkirakan memiliki anti oksidan yang erat khasiatnya dalam mengobati berbagai penyakit.
Daun jambu biji itu dapat bermanfaat (berkhasiat) antara lain yaitu: untuk pengobatan
Diare, Sariawan, Kencing manis, Ambeien, Kembung pada anak dan masih banyak khasiat
yang lainnya. Jadi kita gunakan terlebih dahulu pengobatan herbal karena pengobatan herbal
itu tidak begitu beresiko bagi kesehatan manusia dan sebenarnya paling baik itu adalah
pengobatan yang alami, yang tidak ada unsur zat-zat kimia.
2.2.4 Daun jambu biji untuk mengatasi diare
Daun Jambu biji diketahui memiliki zat aktif yang disebut dengan tanin. Kandungan
tannin pada jambu biji, baik buah dan daunnya, cukup tinggi hingga mencapai 17 persen.
Indikasidari adanya tannin yaitu memiliki rasa pahit saat menyentuh lidah sebagai indera
pengecap. Efeknya pada diare, tanin sangat berguna dalam menghambat pertumbuhan
mikroorganisme di dalam perut yang menyebabkan reaksi diare. Di samping itu, tanin
berperan untuk penyerap racun dalam sistem pencernaan dan sekaligus menggumpalkan
protein yang ada untuk itulah pengobatan diare dengan daun atau buah jambu biji cukup
efektif menyembuhkan.
2.2.5 Cara pengolahan daun jambu biji untuk mengatasi diare
Pemanfaatan daun untuk pengobatan diare dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain :
a. Daun jambu segar sebanyak kurang lebih 30 g, dan segenggam tepung beras digongseng
sampai kuning. Selanjutnya direbus dalam dua gelas air sampai mendidih (selama 15
menit). Setelah dingin, di saring dan air saringannya diminum. Cara ini dilakukan 2-3 kali
dalam sehari.
b. Sebanyak 30 g daun jambu segar yang telah dicuci ditumbuk sampai lumat. Selanjutnya
ditambahkan dengan garam seujung sendok, dan setengah cangkir air panas, lalu diaduk
samapai rata. Setelah dingin, di peras dan saring. Air saringannya diminum sekaligus.
Jika penderita masih diare, pengobatan ini diulang 2-3 kali sehari.
c. Seganggam daun jambu yang masih muda dan segar dicuci , kemudian direbus dalam tiga
gelas air sampai tersisa separonya. Air rebusan ini digunakan untuk menyeduh satu
sendok teh daun teh hijau, dan di minum selagi hangat. Pengobatan ini dilakukan 2-3 kali
sehari sampai sembuh.
BAB III
PEMBAHASAN

Jurnal 1
Judul Jurnal : Efektivitas Penggunaan Rebusan Tumbukan Daun Jambu Biji Untuk
Menurunkan Frekuensi Diare Pada Anak

Latar Belakang : - Diare merupakan kejadian buang air besar (BAB) lembek sampai cair
(mencret) dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari.
- World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 hampir 1,7 miliar kasus
diare terjadi pada anak dengan angka kematian sekitar 525.000 pada anak
balita tiap tahunnya.
- Salah satu alternatif pengobatan yang banyak digunakan di kalangan
masyarakat adalah dengan memanfaatkan tanaman herbal dengan
menggunakan daun jambu biji (Fratiwi, 2015).
Tujuan dan : Untuk mengetahui efektifitas penggunaan rebusan tumbukan daun jambu biji
Manfaat Asuhan untuk menurunkan frekuensi diare pada anak.

Komplementer
Metode : Metode penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan Retrospective
Penggunaan Study, survei terhadap ibu yang tinggal di Desa Krecek Kecamatan Badas

Komplementer Kabupaten Kediri. Subjek penelitian ibu yang mempunyai anak usia 0-5 tahun
yang berjumlah 42 orang. Penelitian ini menggunakan lembar check list
sebagai instrument penelitian.
Hasil penelitian : Hasil penelitian didapatkan data bahwa setelah penggunaan rebusan tumbukan
daun jambu biji terjadi penurunan frekuensi diare dimana pada frekuensi ≤3
kali sehari dengan lama pemberian 2 hari sebanyak 20 responden, dan 1 hari
sebanyak 2 orang, sedangkan frekuensi diare >3 kali dengan lama pemberian 1
hari sebanyak 20 orang. Dalam penelitian Fratiwi didapatkan bahwa terdapat
pengaruh mengkonsumsi rebusan tumbukan daun jambu biji terhadap
penurunan frekuensi diare.
Pembahasan : Pada penelitian ini di dapatkan data responden yang mengonsumsi rebusan
tumbukan daun jambu biji selama 1 hari sebanyak 20 responden dan selama 2
hari sebanyak 22 responden. Berdasarkan penelitian Fratiwi (2015)
menunjukkan hasil bahwa seseorang yang mengonsumsi rebusan tumbukan
daun jambu biji selama 1-2 hari efektif untuk menurunkan diare karena pada
daun jambu biji terdapat kandungan ekstra etanol yang memiliki aktivitas
antibakteri dan anti diare. Daun jambu biji juga mengandung berbagai macam
komponen diantaranya karetinoid yang berfungsi sebagai antibakteri yang
dapat membunuh atau mencegah pertumbuhan bakteri penyebab diare dan
kandungan senyawa lainnya yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Hasil analisis : Pemberian rebusan daun jambu biji efektif dalam menurunkan frekuensi diare
metode ini bila dikonsumsi secara rutin, selain itu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai pengobatan tradisional yang mempunyai keuntungan mudah diperoleh,
mudah cara penggunaanya, dan banyak warga yang menanam.
Jurnal web : https://journal.unipdu.ac.id/index.php/edunursing/article/view/2944/1428

Jurnal 2
Judul Jurnal : Pengaruh Pemberian Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Sebagai Upaya
Mencegah Diare Akut Pada Balita

Latar Belakang : - Hingga saat ini, diare masih menjadi masalah kesehatan di dunia terutama
di negara berkembang.
- Telah banyak penelitian tentang tanaman yang dapat digunakan untuk
mengobati diare, salah satunya adalah tanaman jambu biji (Psidium guajava
L).
Tujuan dan : Penelitian ini berupa literature review yang mencoba menggali pengaruh
Manfaat Asuhan pemberian daun jambu biji sebagai upaya mencegah diare akut pada balita.

Komplementer
Metode : Metode penelitian ini adalah studi literatur dengan berbagai referensi yaitu
Penggunaan artikel atau jurnal penelitian, review jurnal, buku dan data yang mendukung

Komplementer pengaruh Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.)

Hasil penelitian : Berdasarkan hasil studi literatur di atas dapat disimpulkan bahwa tanaman
jambu biji terutama daunnya memiliki efektivitas yang lebih tinggi
dibandingkan beberapa tanaman lain yang digunakan sebagai anti diare.

Pembahasan : Tanaman jambu biji yang sering digunakan sebagai obat adalah daunnya,
karena komponen aktif yang banyak terdapat pada jambu biji yang memiliki
efek antidiare adalah tanin, flavonoid, minyak atsiri, dan alkaloid. Menurut
peneliti, jika anggota keluarga mampu menerapkan dengan baik setiap anggota
keluarga mengalami diare, maka akan mempersingkat waktu diare.
Hasil analisis : Semakin rutin mengkonsumsi rebusan daun jambu biji yang dihancurkan, maka
metode ini akan semakin cepat hasilnya saat diare. Selain itu, daun jambu biji dapat
digunakan sebagai pengobatan alternatif misalnya sebagai obat tradisional yang
memiliki keunggulan mudah diperoleh, relatif murah, dan banyak digunakan
masyarakat sebagai tanaman herbal. Kandungan tanaman jambu biji berupa
tannin dan flavonoid dapat mencegah terjadinya diare akut pada balita.
Jurnal web : https://jurnal.unived.ac.id/index.php/JM/article/view/3266

Jurnal 3
Judul Jurnal : Efektifitas Pemberian Daun Jambu Biji Terhadap Frekuensi Diare Dan Derajat
Dehidrasi Pada Balita Diare

Latar Belakang : - Daun jambu biji merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat
digunakan untuk mengatasi diare pada balita.
- Daun jambu biji mengandung berbagai macam komponen yang berfungsi
sebagai antibakteri yang dapat mencegah dan membunuh bakteri penyebab
diare.
Tujuan dan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian daun jambu biji
Manfaat Asuhan terhadap frekuensi diare dan derajat dehidrasi pada balita.

Komplementer

Metode : Desain penelitian ini adalah randomized controlled trial (RCT) dengan
Penggunaan pendekatan pretest and post test design dengan populasi balita di Wilayah

Komplementer Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah probability sampling yaitu dengan melakukan randomisasi
dalam blok (block randomization). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
Anak usia 1-5 tahun yang menderita diare akut, Anak atau orang tua bersedia
menjadi responden, Anak dan orang tua responden mampu berkomunikasi
dengan baik
Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap frekuensi diare sebelum dan sesudah diberikan madu dengan ORS
pada kelompok intervensi dan daun jambu biji pada kelompok kontrol
(p<0,05). Daun jambu biji dapat dijadikan salah satu terapi komplementer yang
dapat diterapkan oleh perawat untuk menurunkan frekuensi diare dan derajat
dehidrasi pada balita diare.
Pembahasan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa khasiat rebusan daun jambu biji yang
dihaluskan dapat mengurangi frekuensi diare dengan kandungan tanin,
flavonoid,minyak atsiri dan alkaloid.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari
& Mursyida (2019) mengatakan bahwa sebagian besar kelompok balita yang
diberikan ekstrak daun jambu biji yaitu sebanyak 20 balita (76%) sembuh
diarenya, 6 balita (23%) tidak sembuh. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh peneliti bahwa pemberian daun jambu biji dapat
menurunkan frekuensi diare namun tidak berpengaruh terhadap derajat
dehidrasi pada anak yang mengalami diare.
Hasil analisis : Tanaman jambu biji (Psidium Guava L) dikenal oleh masyarakat Indonesia
metode ini sebagai obat herbal yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit.
Masyarakat lokal di Indonesia menggunakan daun jambu biji sebagai anti
diare. Tanaman daun jambu biji terutama bagian daun, memiliki efektifitas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang lain yang digunakan
sebagai anti diare. Jadi pemberian daun jambu biji efektif terhadap penurunan
frekuensi diare pada balita dan tingkat dehidrasi pada balita diare
Jurnal web :
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan jumlah Buang Air Besar
(BAB) lebih dari 3 kali sehari dan perubahan konsistensi feses (lebih cair atau setengah
padat) dengan atau tanpa darah. Pengobatan modern yang banyak dilakukan adalah dengan
pemberian antibiotik oral yang banyak ditemukan di apotek dengan biaya yang relatif mahal
dan dapat menyebabkan efek samping bagi penderita diare. Alternatif pengobatan lain adalah
dengan obat tradisional yang mempunyai keuntungan mudah diperoleh dan relatif murah.
Salah satu alternatif pengobatan yang banyak digunakan di kalangan masyarakat adalah
dengan memanfaatkan tanaman herbal dengan menggunakan daun jambu. Daun jambu biji
mengandung berbagai macam komponen diantaranya karetinoid yang berfungsi sebagai
antibakteri yang dapat membunuh atau mencegah pertumbuhan bakteri penyebab diare dan
kandungan senyawa lainnya yang sangat bermanfaat bagi kesehatan
4.2 Saran
a. Bagi tenaga kesehatan
Dapat mengeksplorasi mekanisme terapeutik daun jambu biji dalam pengobatan diare
pada anak serta selalu update terhadap informasi terkait dengan penggunaan terapi
komplementer agar tidak semakin memperburuk/ membahayakan kondisi pasien.
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa perlu menambah wawasan dengan lebih banyak menelaah jurnal, sehingga
mahasiswa dapat menemukan lebih banyak jenis terapi komplementer, baik itu
mengenai manfaat serta cara mengolahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aizah, S., Risnasari, N., & Listyawati, N. (2022). Efektivitas Penggunaan Rebusan
Tumbukan Daun Jambu Biji Untuk Menurunkan Frekuensi Diare Pada Anak. Jurnal
EDUNursing, 6(1), 20-24.
Andayani, R. P., Ausrianti, R., Hendriyeni, P., & Rosada, A. (2024). Efektifitas Pemberian
Daun Jambu Biji terhadap Frekuensi Diare dan Derajat Dehidrasi pada Balita
Diare. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 14(2), 939-944.
Ariani, A. Putri (2016). Diare: Pencegahan dan Pengobatannya. Yogyakarta: Nuha Medika.
Fratiwi, Y. (2015). The Potential Of Guava Leaf (Psidium guajava L.) for Diarrhea. J
Majority, 4(2).
Nanny, L. (2013). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Ragil, D. W. dan Dyah, Y. P. (2017). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Kebiasaan Mencuci
Tangan Pengasuh Dengan Kejadian Diare Pada Balita. Jurnal of Health Education,
2(1), 39–46.
Zulfiana, Y., & Fatmawati, N. (2022). Pengaruh Pemberian Daun Jambu Biji (Psidium
Guajava L.) Sebagai Upaya Mencegah Diare Akut Pada Balita. Journal Of
Midwifery, 10(2), 121-126.

Anda mungkin juga menyukai