Makalah Pendekatan Eksploratif Dan Pende
Makalah Pendekatan Eksploratif Dan Pende
Dosen : Maulana,M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Kelas 3 B
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmatnya kami diberikan
kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah model-model matematika dengan
judul bahasan pendekatan eksploratif dan pendekatan SAVI.
Solawat serta salam semoga selalu terlimpah curah kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umat
yang taat pada ajarannya.
Makalah ini merupakan sebuah bahasan mengenai pendekatan
pembelajaran matematika yakni pendekatan eksploratif, dimana setiap bahasan
mengenai pendekatan eksploratif akan dijabarkan dalam makalah ini. Selain itu
pendekatan SAVI merupakan salah satu pilihan pendekatan yang dapat digunakan
dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu dalam makalah ini akan di bahas
mengenai kedua pendekatan tersebut.
Semoga dengan pembahasan yang dibuat dapat membuka pemahaman dan
pengetahuan para calon guru SD untuk senantiasa dapat menentukan pendekatan
yang tepat dalam pembelajaran.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3. Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1. Pendekatan Eksploratif ....................................................................................... 3
2.1.1. Pengertian pendekatan eksploratif ...................................................................... 3
2.1.2. Landasan Teori pendekatan eksploratif .............................................................. 4
2.1.3. Karakteristik pendekatan eksploratif................................................................... 4
2.1.5. Implementasi pendekatan ekslporatif.................................................................. 7
2.1.5. Kelebihan dan kekurangan pendekatan ekslporatif............................................. 8
2.2. Pendekatan SAVI ................................................................................................ 9
2.2.1. Pengertian pendekatan SAVI .............................................................................. 9
2.2.2. Landasan teori pendekatan SAVI ..................................................................... 10
2.2.3. Karakteristik pendekatan SAVI ........................................................................ 10
2.2.4. Prinsip-prinsip pendekatan SAVI ..................................................................... 14
2.2.5. Tahapan pembelajaran pendekatan SAVI ......................................................... 14
2.2.6. Aplikasi pendekatan SAVI................................................................................ 16
2.2.7. Kelebihan dan kekurangan pendekatan SAVI ................................................. 17
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 18
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 18
3.2. Saran ................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendekatan pembelajaran merupakan sebuah cara pandang guru dalam
mengadaptasikan pembelajaran kepada siswa. Pendekatan pembelajaran sangat
penting sekali untuk bagaimana guru dapat membawa pembelajaran sesuai dengan
harapan atau tujuan yang telah di tetapkan. Setiap pendekatan tentu mempunyai
ciriyang khas dalam pengimplementasiannya. Dengan harapan setiap pendekatan
ini dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar matematika.
Oleh karena itu, penting kiranya untuk membahas lebih dalam mengenai
pendekatan eksploratif dan pendekatan SAVI sehingga para calon pendidik dapat
memahami dan menemukan sebuah konsep yang dapat diadaptasikan dalam
pembelajarannya nanti.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa itu pendekatan eksploratif?
1.2.2. Teori apa yang melandasi pendekatan eksploratif?
1.2.3. Bagaimana karakteristik pendekatan eksploratif?
1.2.4. Bagaimana langkah-langkah pelaksanan pendekatan eksploratif?
1.2.5. Bagaimana implementasi pendekatan ekslporatif?
1.2.6. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pendekatan eksploratif?
1.2.7. Apa itu pendekatan SAVI?
1.2.8. Teori apa yang mendukung dalam pendekatan SAVI?
1.2.9. Bagaimana karakteristik pendekatan SAVI?
1.2.10. Bagaimana tahapan pembelajaran pendekatan SAVI?
1.2.11. Bagaimana implementasi pendekatan SAVI?
1.2.12. Bagaiamana kelebihan dan kekurangan pendekatan SAVI?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa itu pendekatan eksploratif.
1.3.2. Untuk mengetahui teori apa yang melandasi pendekatan eksploratif.
1.3.3. Untuk mengetahui karakteristik pendekatan eksploratif.
1.3.4. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanan pendekatan eksploratif.
1
2
PEMBAHASAN
2.1. Pendekatan Eksploratif
2.1.1. Pengertian pendekatan eksploratif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013), “Eksploratif adalah
penyelidikan, penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih
banyak”. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Ramlan & Ari (2011),
“Eksploratif adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan
pemahaman atas suatu fenomena (American Dictionary)”. Strategi yang digunakan
memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan menerapkan strategi belajar
aktif.
“Eksploratif merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar
siswa dari tidak tahu menjadi tahu” (Fatcul, 2011). Pada dasarnya pendekatna
eksploratif ini mengasah dan mengembangkan kemampuan siswa. “Kegiatan
eksplorasi matematika, menuntut siswa untuk melakukan semacam percobaan
berbagai cara baik formal maupun tidak formal (cara siswa sendiri) untuk
menemukan jawaban”(Karlimah, dkk., 2010).
Pendekatan ekslporatif memiliki kesamaan dengan pendekatan investigasi.
Selain kesamaan terdapat juga perbedaannya, sejalan dengan pendapatnya Cifarelli
& Cai (dalam Karlimah, dkk., 2010) yang menyatakan bahwa,
“Investigasi matematika lebih banyak digunakan oleh peneliti berkaitan
dengan penggunaan strategi formal dalam aktivitas mencari solusi masalah
seperti penggunaan berbagai metode ilmiah dalam 8 aktivitas penalaran.
Sedangkan eksplorasi matematika menunjukkan pada suatu aktivitas yang
berkaitan dengan penggunaan strategi formal dan tidak formal untuk
mencari suatu solusi masalah. Baik investigasi maupun eksplorasi
matematika merupakan bentuk khusus dari kegiatan pemecahan masalah.”
Dari beberpa pendapat diatas di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan
eksploratif adalah suatu proses pembelajaran yang diawali dengan membangun
pengetahuan awal siswa untuk mencari informasi tentang materi ajar yang akan
dipelajari berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Dengan
kata lain, siswa dituntut untuk berperan aktif saat pembelajaran berlangsung,
sedangkan guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator.
3
4
sebelumnya. Selain itu, siswa juga dituntut harus bisa membangun pengetahuannya
sendiri agar pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih bermakna. Dalam
pendekatan eksploratif menurut Ramlan & Arie (2011) terdapat beberapa
karakteristik yang harus diperhatikan oleh guru agar pembelajaran yang
dilakukukan dapat berjalan dengan efektif, yaitu sebagai berikut.
1) Melibatkan siswa mencari informasi (topik tertentu).
Artinya ketika pembelajaran berlangsung siswa tidak hanya sebagai
penerima informasi, teteapi dalam pendekatan ini siswa dilibatkan secara langusung
dalam proses mencari informasinya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Lao Tsu,
seorang filosof China yang menyatakan “I hear and I forget, I see and I Remember.
I do and I Understand.” Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pembelajaran yang
dilakukan dengan melibatkan siswa secara langsung tidak hanya akan membuat
siswa menjadi ingat apa yang dipelajari tetapi juga mengerti.
2) Menggunakan beragam pendekatan, media dan sumber belajar.
Dalam pendekatan ini guru bisa menggabungkannya dengan pendekatan-
pendekatan lain, karena pada umumnya hampir dalam semua pendekatan terdapat
fase eksploratif. Selain itu guru juga bisa menggunakan berbagai media yang
mendukung jalannya pembelajaran. Dengan demikian maka pembelajaran yang
dilakukan akan lebih menarik dan kreatif.
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa.
Dalam pembelajaran interaksi siswa dengan guru mutlak harus ada, karena
kalau tidak ada interaksi maka tidak bisa disebut pembelajaran. Selain itu interaksi
antar siswa juga merupakan sesuatu yang sangat penting, karena dengan interaksi
siswa akan belajar komunikasi dengan orang lain. Sejalan dengan itu pendekatan
eksploratif memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa. Salah satu upaya yang
bisa dilakukan oleh guru untuk memberikan stimulus berinteraksi kepada siswa
adalah dengan diskusi kelompok.
4) Guru memberi umpan balik positif terhadap hasil belajar siswa.
Umpan balik atau feed back sering kali terlupakan oleh guru, padahal
umpan balik ini merupakan hal yang sangat bermanfaat untuk membangun
pengetahuan dan kemampuan siswa. Dengan pendekatan eksploratif siswa akan
6
selalu diberi umpan balik oleh guru terhadap hasil belajar siswa, dengan demikian
pengetahuan dan kemampuan siswa bisa meningkat.
5) Guru memberi konfirmasi hasil eksplorasi siswa.
Setelah siswa melakukan eksplorasinya guru harus melakukan konfirmasi
terhadap pengetahuan yang didapat oleh siswanya. Maksudnya agar pengetahuan
yang didapat oleh siswa tidak salah.
6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk merefleksi pengalaman
belajarnya.
Dalam pendekatan ini siswa dibiasakan untuk merefleksikan hasil
belajarnya dengan tujuan agar siswa mengetahui apa saja yang harus di perbaiki
dan ditingkatkan dalam proses belajarnya.
2.1.4. Langkah-langkah pelaksanan pendekatan eksploratif
Dalam pendekatan eksploratif menurut Purnomo & Maulidam (2011) ada
beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru, diantaranya yaitu.
1) Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dalam topik atau tema materi
yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam, jadi guru akan belajar dari
aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis,
kreatif, kerjasama).
2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras).
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta siswa dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan:
kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan).
4) Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh
nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri).
5) Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras).
Berdasarkan langkah-langkah kegiatan di atas, Faizin (2012) terdapat
beberapa kegiatan yang dapat digunakan oleh guru untuk mendukung pendekatan
tersebut berjalan dengan baik yaitu sebagai berikut.
1) Membaca tentang.
2) Mendengar tentang.
3) Berdiskusi tentang.
7
hasil belajar siswa. Hal ini yang mengakibatkan pendekatan SAVI (Somatis,
Auditori, Visual, dan Intelektual) ini merupakan pendekatan pembelajaran yang
menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan seluruh panca indera yang
dimiliki oleh siswa.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pendekatan SAVI adalah
pendekatan yang dihasilkan dari pemikiran Dave Meier yang memfokuskan suatu
pembelajaran pada keterlibatan siswa secara penuh selama proses pembelajaran
berlangsung. Siswa tidak hanya hadir dalam pembelajaran melainkan turut berperan
aktif dalam menggunakan setiap pengalaman belajar yang dimiliki berupa empat
unsur dari pendekatan SAVI yaitu somatis, auditori, visual, dan intelektual untuk
membangun pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru.
2.2.2. Landasan teori pendekatan SAVI
Pendekatan SAVI dilandasi oleh teori ilmu kognitif modern, yang
menyatakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar yang melibatkan emosi,
seluruh tubuh, semua alat indera, dan seluruh wawasan pribadi yang dimiliki
dengan menghormati gaya belajar orang lain yang berbeda setiap masing-
masingnya kemudian mengaitkannya dengan kenyataan yang nonlinear,
nonmekanis, kreatif, dan hidup.
2.2.3. Karakteristik pendekatan SAVI
1) Somatis
“Somatis” berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh-soma (seperti
dalam psikosomatis). Belajar somatis berarti belajar dengan indera peraba,
kinestesis, praktis-melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh
sewaktu belajar. Namun, pembelajaran somatis yang kuat berada dalam posisi yang
tidak menguntungkan dalam kebudayaan barat, yang mempunyai sejarah panjang
dalam memisahkan tubuh dan pikiran dan mengabaikan tubuh sebagai sarana untuk
belajar.
Kendala terhadap para pembelajar somatis terus berlanjut hingga hari ini
dan bahkan telah meningkat dalam dua puluh tahun terakhir. Anak-anak yang
bersifat somatis tidak dapat duduk dengan tenang dan harus menggerakkan tubuh
11
pertanyaan, (7) Menciptakan model mental, (8) Menerapkan gagasan baru pada
pekerjaan. (9) Menciptakan makna pribadi, (10) Meramalkan implikasi suatu
gagasan.
Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa
pembelajaran. Misalnya, orang dapat belajar sedikit dengan menyaksikan
presentasi (V) tetapi mereka dapat belajar jauh lebih banyak jika mereka dapat
melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung (S), membicarakan apa
yang sedang mereka pelajari (A) dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam
presentasi tersebut pada pekerjaan mereka (I). Atau, mereka dapat meningkatkan
kemampuan mereka memecahkan masalah(I) jika mereka secara simultan
menggerakkan sesuatu(S) untuk menghasilkan pictogram atau pajangan tiga
dimensi (V) sambil membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan.
2.2.4. Prinsip-prinsip pendekatan SAVI
Dikarenakan pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated
Learning (AL), maka prinsipnya juga sejalan dengan Accelerated Learning (AL),
Meier (2002) juga menyebutkan bahwa guru harus paham prinsip-prinsip SAVI
sehingga mampu menjalankan model pembelajaran dengan tepat. Prinsip tersebut
adalah:
1) Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh
2) Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.
3) Kerjasama membantu proses pembelajaran
4) Pembelajaran berlangsung pada benyak tingkatan secara simultan
5) Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan
6) Balik.
7) Emosi positif sangat membantu pembelajaran.
8) Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
2.2.5. Tahapan pembelajaran pendekatan SAVI
Tahapan yang perlu ditempuh dalam SAVI adalah persiapan,penyampaian,
pelatihan, dan penampilan hasil. Kreasi apapun, guru perlu dengan marang dalam
keempat tahapan tersebut.
1) Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan
positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka
dalam situasi optimaluntuk belajar. Secara spesifik meliputi hal: (a) Memberikan
sugesti positif (b) Meberikan pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa (c)
15
Memberikan tujuan yang jelas dan bermakna (d) Membangkitkan rasa ingin tahue)
Menciptakan lingkungan fisik yang positif (f) Menciptakan lingkungan emosional
yang positif (g) Menciptakan lingkungan social yang positif (h) Menenangkan rasa
takut (i) Menyingkirkan hambatan-hambatan belajar (j) Banyak bertanya dan
mengemukakan berbagai masalah (k) Merangsang rasa ingin tahu siswa (l)
Mengajak pembelajar terlibat penuh sejak awal.
2) Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan materi belajar
yang barudengan cara melibatkan panca indera, dan cocok untuk semua gaya
belajar. Hal-hal yangdapat dilakukan guru: (a)Uji coba kolaboratif dan berbagai
pengetahuan, (b) Pengamatan fenomena dunia nyata, (c) Pelibatan seluruh otak,
seluruh tubuh, (d) Presentasi interaktif, (e) Grafik dan sarana yang presetasi
berwarna-warni, (f) Aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya
belajar, (g) Proyek belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim, (h) Latihan
menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok), (i) Pengalaman belajar di dunia
nyata yang kontekstual, ( j) Pelatihan memecahkan masalah.
3) Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan dan
menyerapengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Secara spesifik,
yang dilakukanguru yaitu: (a) Aktivitas pemrosesan siswa (b) Usaha aktif atau
umpan balik atau renungan atau usaha kembali (c) Simulasi dunia-nyata (d)
Permainan dalam belajar (e) Pelatihan aksi pembelajaranf) Aktivitas pemecahan
masalah (g) Refleksi dan artikulasi individu (h) Dialog berpasangan atau
berkelompok (i) Pengajaran dan tinjauan kolaboratif (j) Aktivitas praktis
membangun keterampilan (k) Mengajar balik .
4) Tahap Penampilan Hasil (Tahap Penutup)
Pada tahap ini hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas
pengetahuanatau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar
akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal-hal yang dapat
dilakukan adalah: (a) Penerapan dunia nyata dalam waktu yang segera (b)
Penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi (c) Aktivitas penguatan penerapand)
Materi penguatan persepsi (e) Pelatihan terus menerus (f) Umpan balik dan evaluasi
16
kinerja (g) Aktivitas dukungan kawan (h) Perubahan organisasi dan lingkungan
yang mendukung.
2.2.6. Aplikasi pendekatan SAVI
Pendekatan SAVI meliputi beberapa kegiatan belajar yaitu
Somatis,auditory, Visual, Intellectual. Adapun aplikasi pendekatan SAVI adalah
sebagai berikut.
1) Somatis
Untuk merangsang hubungan pikiran dan tubuh dalam pembelajaran
matematika, maka perlu diciptakan suasana belajar yang dapat membuat siswa
bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik.
Contoh : Guru meminta siswa untuk menggambar jaring-jaring tabung ke
papan tulis sebagai langkah awal menemukan rumus luas permukaan tabung.
Kegiatan somatis juga dapat dilakukan dengan meminta siswa sesering
mungkin untuk bangkit dari bangku dan maju ke depan kelas, misalnya untuk
mengerjakan soal-soal latihan. Dapat juga secara bergantian siswa dimintai
pendapat atau ditanyai mengenai materi pelajaran dan siswa menjawabnya dengan
berdiri.
2) Auditori
Dengan merancang pembelajaran matematika yang menarik saluran
auditori, guru dapat meminta siswa untuk membaca penjelasan pelajaran yang ada
di buku dengan suara yang jelas. Atau guru bisa melakukan tindakan seperti
mengajak siswa membicarakan materi apa yang sedang dipelajari. Siswa diminta
mengungkapkan pendapat atas informasi yang telah didengarkan dari penjelasan
guru. Dalam hal ini siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi yang telah
diajarkan.
Contoh :
Guru : “Apakah yang dimaksud dengan tabung?”
Siswa : “Tabung adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh dua buah bidang
lingkaran yang sejajar dan kongruen dan sisi lengkung sebagai sisi tegak di
sekeliling lingkaran tersebut.
Guru : “ Sisi tabung terdiri dari?”
17
Siswa :” Sisi tabung terdiri dari alas dan tutup berbentuk lingkaran, selimutnya
berbentuk persegi panjang”.
3) Visual
Dalam merancang pembelajaran matematika yang menarik kemampuan
visual, guru dapat melakukan tindakan seperti meminta siswa menjelaskan kembali
materi tabung yang telah diajarkan dengan menggunakan alat peraga, dengan
maksud agar siswa yang lain dapat memperhatikan dan melihat alat peraga yang
dipakai, sehingga mereka lebih memahami yang mana yang disebut alas dan tutup
tabung, selimut tabung, jari-jari alas tabung (r),dan tinggi tabung(t).
Contoh : Guru meminta siswa untuk menggambarkan tabung di kertas
karton dan menunjukkan pada siswa yang lain dan menjelaskannya.
4) Intelektual
Dalam proses belajar Intelektual, siswa diminta mengerjakan soal-soal
latihan dari materi lingkaran yang telah dijelaskan oleh guru.
2.2.7. Kelebihan dan kekurangan pendekatan SAVI
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari pendekatan SAVI. Menurut
Goez (2011), kelebihan dari pendekatan SAVI antara lain:
1) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui
penggabungan gerak fisik dengan aktivitas intelektual.
2) Memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan efektif.
3) Mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan
psikomotor siswa.
4) Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa melalui pembelajaran secara
visual, auditori dan intelektual.
Menurut Goez (2011) dan Whinie (2013) pendekatan SAVI juga memiliki
kekurangan, yaitu:
1) Penerapan pendekatan ini membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana
pembelajaran yang menyeluruh dan disesuaikan dengan kebutuhan,
sehingga memerlukan biaya pendidikan yang sangat besar. Terutama untuk
pengadaan media pembelajaran yang canggih dan menarik
2) Pendekatan SAVI ini cenderung kepada keaktifan siswa, sehingga untuk
siswa yang memiliki tingkat kecerdasan kurang, menjadikan siswa itu
minder
3) Pendekatan yang memang tidak kaku tetapi harus disesuaikan dengan pokok
bahasan materi pembelajaran. Jadi tidak berlaku untuk semua pelajaran
matematika
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pendekatan eksploratif adalah suatu proses pembelajaran yang diawali
dengan membangun pengetahuan awal siswa untuk mencari informasi tentang
materi ajar yang akan dipelajari berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki siswa
sebelumnya. Dengan kata lain, siswa dituntut untuk berperan aktif saat
pembelajaran berlangsung, sedangkan guru hanya sebagai pembimbing dan
fasilitator. Teori yang mendukung dalam pelaksanaan pendekatan eksploratif
adalah teori konstruktivisme, inquiry, problem solving.
Pendekatan SAVI terdiri dari empat unsur yang diantaranya adalah Somatis
berarti belajar dengan bergerak dan berbuat, Auditori berarti belajar dengan
berbicara dan mendengar, Visual berarti belajar dengan mengamati dan
menggambarkan, dan Intelektual berarti belajar dengan memecahkan masalah dan
merenung. Keempat unsur di atas merupakan suatu keterpaduan yang seluruhnya
harus dilaksanakan guna memaksimalkan proses dan hasil belajar siswa. Hal ini
yang mengakibatkan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual)
ini merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
memanfaatkan seluruh panca indera yang dimiliki oleh siswa.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pendekatan SAVI adalah
pendekatan yang dihasilkan dari pemikiran Dave Meier yang memfokuskan suatu
pembelajaran pada keterlibatan siswa secara penuh selama proses pembelajaran
berlangsung. Siswa tidak hanya hadir dalam pembelajaran melainkan turut berperan
aktif dalam menggunakan setiap pengalaman belajar yang dimiliki berupa empat
unsur dari pendekatan SAVI yaitu somatis, auditori, visual, dan intelektual untuk
membangun pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru.
3.2. Saran
Sebagai seorang guru maka sudah saatnya untuk tepat dalam menggunakan
pendekatan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro Hamdan Saputro. (2013). SKRIPSI. Penggunaan pendekatan SAVI untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar apresiasi seni music nusantara pada
siswa kelas VIII B SMPN 7 Pemalang.
Faizin, Noor (2012). Kegiatan Inti Pembelajaran. [Online] Tersedia
di:http://noorfaizin.wordpress.com/2012/02/26/kegiatan-inti-pembelajaran/.
Fatcul, Arif. (2011). Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi. [Online]. Tersedia
di:http://rif67.blogspot.com/2011/08/eksplorasi-elaborasi-konfirmasi.html.
Goez. (2011). Pendekatan SAVI. [Online] Tersedia di:
http://goez17.wordpress.com/2011/11/23/pendekatan-savi/.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Kamus Versi Online/Daring (Dalam
Jaringan). [Online]. Tersedia di: http://kbbi.web.id/.
Karlimah, dkk. (2010). Pengembangan Kemampuan Proses Matematika Siswa
Melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Tidak Langsung di
Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia di:http://file.upi.edu/Direktori/KD-
TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MUIZ_LIDINILLAH_(KD-
TASIKMALAYA)-197901132005011003/132313548%20-
%20dindin%20abdul%20muiz%20lidinillah/Pembelajaran%20Metamatika
%20Tidak%20Langsung%20dan%20Kemampuan%20Proses%20Matemati
ka.pdf
Naibaho, Agus. (2013). Pendekatan SAVI. [Online]. Tersedia di:
http://agusjnaibaho.blogspot.co.id/2013/08/pendekatan-savi.html
Purnomo dan Maulida. (2011). Model Pembelajaran Penemuan, Terbimbing,
Eksplorasi, Inkuiri, dan Penemuan. [Online] Tersedia
di: http://purnomomaulida.blogspot.com/2011/12/model-pembelajaran-
penemuan-terbimbing.html
Ramlan dan Ari (2011). Pembelajaran dengan Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi. [Online]. Tersedia di:http://ramlannarie.blogspot.com/2011/07/
pembelajaran-dengan-eksplorasi.html
Restu. (2010). Teori-teori Belajar. [Online] Tersedia
di:http://teknologipembelejaran.blogspot.com/2010/02/teori-teori-
belajar.html
Suparno, Paul. (2008). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Tanpa Nama, 2014. Pendekatan Eksploratif dan RPPnya Tersedia di
http://bayulikids.blogspot.co.id/2015/06/pendekatan-eksploratif-dan-
rppnya.html
19
20