Anda di halaman 1dari 23

ASMA BRONKIAL

Disusun oleh :

Dirgatama Putra Maheswara (2311101006)

Dosen Pengampu :

Wahyu Sobirin, M.P.d,.M.M

UNIVERSITAS CENDEKIA ABDITAMA

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


ABSTRAK
Asma bronkial merupakan penyakit saluran pernapasan kronis yang ditandai oleh
peradangan pada saluran udara, menyebabkan penyempitan dan kesulitan bernapas.
Faktor genetik, lingkungan, dan reaksi alergi berperan dalam perkembangan penyakit
ini. Studi ini mengeksplorasi gejala, diagnosis, dan pengelolaan asma, dengan fokus
pada terapi farmakologis dan non-farmakologis. Penggunaan inhaler bronkodilator
dan kortikosteroid inhalasi terbukti efektif dalam mengendalikan serangan asma.
Faktor pencegahan dan gaya hidup juga menjadi perhatian penting. Dengan
memahami aspek-aspek ini, upaya pencegahan dan manajemen yang tepat dapat
diterapkan.

Kata kunci: asma bronkial, peradangan saluran udara, bronkodilator, kortikosteroid


inhalasi, manajemen asma.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudu “ASMA BRONKIAL” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Wahyu Sobirin, M.P.d,.M.M selaku


dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 31 Desember 2023

penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK.............................................................................................................2
KATA PENGANTAR...........................................................................................3
DAFTAR ISI.........................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................5
B. Rumusuan Masalah.......................................................................................6
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................6
D. Metode Penulisan..........................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................7
A. Pengertian Asma...........................................................................................7
B. Mekanisme terjadinya Asma (Faktor pencetus Asma)..................................8
C. Gejala- gejala Asma......................................................................................9
D. Jenis-jenis Asma..........................................................................................10
1.Asma alergi...................................................................................................10
2. Asma idiopatik / non allergic.......................................................................11
3.Asma Gabungan............................................................................................11
E. Tanaman tradisional yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit
Asma................................................................................................................11
a. Pegagan........................................................................................................11
b. Jinten hitam..................................................................................................11
c. Ki Tolod (isotoma longiflora)......................................................................12
a. Sinonim........................................................................................................12
b. Nama daerah................................................................................................12
c. Nama asing...................................................................................................12
d. Nama simplisia.............................................................................................12
Uraian tumbuhan..............................................................................................12
Sifat dan khasiat...............................................................................................13
Kandungan kimia.............................................................................................13
Indikasi.............................................................................................................13
Cara pemakaian................................................................................................13
Catatan.............................................................................................................14
F. Pengobatan Asma (Mekanisme Penyembuhan)..........................................16
Pengobatan untuk serangan asma....................................................................18
Pengobatan jangka panjang..............................................................................19
BAB III PENUTUP.............................................................................................0
A. Kesimpulan.................................................................................................
B.Saran…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Asma merupakan penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran


nafas yang ditandai adanya mengi episodik, batuk dan rasa sesak di dada
akibat penyumbatan saluran nafas, termasuk dalam kelompok penyakit
pernafasan kronik. Walaupun mempunyai tingkat fatalitas yang rendah
namun jumlah kasusnya cukup banyak ditemukan dalam masyarakat.
Badan Kesehatan (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia
menderita asma. Bahkan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah
hingga mencapai 180.000 orang setiap tahun (Depkes, 2009).

Prevalensi asma meningkat di Amerika, asma lebih dari 4.000 kematian


pertahun. Sebagian besar kematian akibat asma terjadi di luar rumah sakit dan
kematian jarang terjadi setelah rawat inap (Kelly and Sorkness, 2008). Prevalensi
asma dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain jenis kelamin, umur pasien,
faktor keturunan serta faktor lingkungan. Umumnya prevalensi asma anak lebih
tinggi dari dewasa, tetapi ada pula yang melaporkan prevalensi dewasa lebih tinggi
dari anak. Angka ini berbeda-beda antara satu kota dengan kota yang lain di
negara yang sama. Dari hasil penelitian Riskesdas, prevalensi penderita asma di
Indonesia adalah sekitar 4%.

Kortikosteroid merupakan obat yang paling efektif untuk penatalaksanaan


asma. Bagi pasien asma akut yang perlu dipindahkan dari rumah ke rumah sakit,
kortikosteroid oral atau intravena harus diberikan sebelum pemindahan (Depkes,
2006). Kortikosteroid oral atau intravena yang digunakan yaitu metil prednisolone,
dexamethasone dan prednisone (Depkes, 2007). Kortikosteroid inhalasi yang
digunakan meliputi beklometason dipropionat, budesonid, flunisonid, flutikason
propionat, mometason furoat dan triamsinolon asetat (Ikawati, 2006).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Dr. Sardjito


Jogjakarta tahun 2005 menujukkan bahwa obat antiasma yang paling banyak
digunakan adalah golongan kortikosteroid. Evaluasi penggunaan obat asma
menunjukkan 97,01% tepat indikasi, 56,72% tepat pasien, 91,43% tepat obat dan
90,77% tepat dosis. Sedangkan lama rawat inap sebagian besar pasien adalah 1-5
hari (Karminingtyas, 2005).

Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr.Moewardi


Surakarta dengan alasan Rumah Sakit ini merupakan salah satu Rumah Sakit
terbesar dan Rumah Sakit rujukan pertama di kota Surakarta. Selain itu, jumlah
pasien asma di Rumah Sakit tersebut cukup tinggi. Sehingga mendorong peneliti
untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta. Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi penggunaan kortikosteroid
pada penyakit asma pasien rawat inap di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Dari hasil penelitian tersebut, diharapkan dapat memberi gambaran


mengenai rasionalitas penggunaan kortikosteroid pada penyakit asma pasien
rawat inap dan untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.

B. Rumusuan Masalah

a. Apa pengertian asma?

b. Bagaimana mekanisme terjadinya penyakit Asma?

d. Apa saja kandungan kimia yang terkandung dalam obat tradisional tersebut?

e. Bagaimana mekanisme penyembuhan penyakit Asma?

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian Asma.

b. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya Asma.

c. Untuk mengetahui obat tradisional yang digunakan untuk penyakit


Asma.77

d. Untuk mengetahui kandungan kimia dari obat tradisional tersebut.

e. Untuk mengetahui mekanisme penyembuhan penyakit Asma.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah kepustakaan dan
internet.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asma

Asma merupakan penyakit paru-paru yang terjadi akibat radang dan penyempitan
saluran pernafasan. Orang yang mengalami penyakit asma akan menunjukkan
beberapa tanda atau gejala tertentu. Di antara tanda-tanda yang dapat diperhatikan
termasuk pernafasan yang berbunyi seolah olah orang bersiul, terutama sekali apabila
penderita menghembuskan nafas nya. Namun ada juga yang tidak mengalami nafas
bunyi, tetapi akan mengalami batuk terutamanya di waktu malam atau selepas
melakukan aktivitas fisik. Adakalanya batuk tersebut dialami secara terus-menerus
lebih dari seminggu. Selain itu, penderita akan sesak nafas dan ketat dada.

Pada keadaan asma yang tidak ditangani, banyak juga yang terdapat lendir dan sulit
dikeluarkan. Asma merupakan sejenis penyakit saluran pernafasan yang kronis. Ia
dicirikan dengan waktu pada sistem pernafasan yang berulang. Sewaktu bernafas,
udara bebas keluar masuk ke dalam paru-paru. Bagaimanapun, sewaktu serangan
terjadi pernafasan menjadi sulit karena terjadi pembengkakan otot di sekeliling saluran
pernafasan. Pada waktu yang sama, selaput saluran pernafasan akan mengalami radang
di mana dua unsur ini menyebabkan penderita mengalami sesak nafas.

Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronis saluran nafas menyebabkan


peningkatan hiperesponsif Jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang
berupa mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk
batuk terutama malam menjelang dini hari. Di mana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan
peradangan dan penyempitan yang bersifat sementara. Gejala tersebut terjadi
berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat
reversible dengan atau tanpa pengobatan.

Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul segala usia, meskipun
demikian, umumnya asma lebih sering terjadi pada anak anak usia di bawah lima
tahun dan orang dewasa pada usia sekitar tiga puluh tahunan. Para ahli asma
mempercayai bahwa asma merupakan penyakit keturunan dan sebagian besar orang
yang menderita asma karena alergi terhadap sumber alergi tertentu.

Penyakit ini sering dikaitkan dengan alergi, walaupun tidak semua penderita asma
mempunyai masalah ini. Alergi dipercayai dapat meningkatkan kecenderungan
seseorang untuk mendapat serangan asma. Dikalangan penderita asma diperkirakan
lebih kurang 80% anak anak dan sisanya orang dewasa. Selain itu, penderita asma
yang mempunyai alergi lebih mudah mengalami serangan asma apabila terdapat bahan
penyebab asma.

Serangan asma yang dialami tidak selalu sama bagi setiap orang. Ada yang hanya
mengalami sedikit rasa sesak nafas, yang line mungkin mengalami sesak nafas yang
parah setiap hari.

B. Mekanisme terjadinya Asma (Faktor pencetus Asma)

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap


rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan.
Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, bulu
binatang, asap, udara dingin dan olahraga serta racun yang ada di sekitar kita yang bisa
mencetus kan terjadinya asma itu sendiri, di antaranya racun yang ada di sekitar kita
seperti polusi udara, Asap rokok, asap dari abu vulkanik. Umumnya pada seseorang
yang memiliki riwayat asma, maka asmanya akan kumat. “ Abu vulkanik merupakan
salah satu pencetus terjadinya serangan asma

Kita semua tahu bahwa asma adalah penyakit yang sifatnya terjadi terus menerus
yang biasanya terjadi apabila terdapat pencetus nya. Dalam hal ini, abu gunung
menjadi salah satu pencetus asma yang kuat sehingga terjadi pada penderita asma
biasanya adalah bengek yang bisa muncul kapan saja saat terpapar abu vulkanik.
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan
yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan
(inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil
diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini
menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.

Sel sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit diduga bertanggung
jawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit ini sepanjang bronki
melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: -
Kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan lendir - Perpindahan sel darah putih
tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap
sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu
halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi
yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olahraga atau berada dalam cuaca
dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.
Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma
melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan
saluran udara. Asma juga dapat disebabkan oleh tingginya rasio plasma bilirubin
sebagai akibat dari stres oksidatif yang dipicu oleh oksidan.

C. Gejala- gejala Asma

Secara umum gejala asma adalah sesak nafas batuk berdahak dan suara nafas yang
berbunyi ngik-ngik dimana seringnya gejala ini timbul pada pagi hari menjelang
waktu subuh hal ini dikarenakan pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang
Kadarnya rendah ketika pagi dan sebagai faktor lainnya.

Penderita asma akan mengatakan sesak nafas karena udara pada waktu bernafas
tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran nafas yang sempit dan hal ini juga
yang menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada saat bernafas. Pada penderita
asma, penyempitan saluran Pernapasan yang terjadi dapat berupa pengerutan dan
tertutupnya saluran oleh dahak yang diproduksi secara berlebihan dan menimbulkan
batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut.

Salah satu ciri asma adalah hilangnya keluhan di luar serangan. Artinya, pada saat
serangan, penderita asma kelihatan amat menderita (banyak batuk, sesak nafas, dan
bahkan sampai seperti tercekik), tetapi di luar serangan dia sehat sehat saja (bisa main
tenis dua set, bisa jalan-jalan keliling taman, dan lain-lain). Inilah salah satu hal yang
membedakannya dengan penyakit lain (keluhan sesak pada asma adalah reversible,
bisa baik kembali di luar serangan, sementara pada PPOK Adalah irreversible, tetap
saja sesak setiap waktu).

Gejala awal pada anak anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk
kering di malam hari atau ketika melakukan olahraga juga bisa merupakan satu-
satunya gejala. Selama serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat,
sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan
mengeluarkan banyak keringat. Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi
sulit untuk berbicara karena sesak nya sangat hebat. Kebingungan, letargi (keadaan
kesadaran yang menurun, di mana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat
dibangunkan sebentar kemudian segera tidur kembali) dan sianosis (kulit tampak
kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan
perlu segera dilakukan pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang berat,
biasanya penderita akan sembuh sempurna.

Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan
udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar
organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita.

D. Jenis-jenis Asma

1.Asma alergi

Disebabkan oleh allergen / alergenalergen yang dikenal (misal: serbuk sari, binatang,
amarah, makanan, jamur). Kebanyak allergen terdapat pada udara dan musiman.
Pasien dengan asma allergic biasanya mempunyai riwayat keluarga yang allergic dan
riwayat medis masa lalu eczema / rhinitis allergic. Pemanjanan terhadap allergen
mencetuskan serangan asma. Anak-anak degan allergic sering dapat mengatasi kondisi
sampai masa remaja.

2. Asma idiopatik / non allergic

Tidak berhubungan dengan allergen spesifik.faktor – factor,seperti commond cold,


infeksi respiratorius, latuhan, emosi dan polutan lingkungan dapat mencetuskan
serangan. Beberapa agen farmakologi, seperti aspirin dana gen sulfit (pengawet
makanan), juga menjadi faktor. Serangan asma idiopatik atau non allergic menjadi
lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktudan dapat berkembang menjadi
bronchitis kronis dan emfisema.

3.Asma Gabungan

Adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunya karakteristik dari bentuk
allergic maupun bentuk ediopatic atau non allergic.

E. Tanaman tradisional yang dapat digunakan untuk mengobati


penyakit Asma

a. Pegagan

Pegagan merupakan tanaman herba tahunan tumbuh menjalar dan berbunga


sepanjang tahun. Pegagan lebih suka tempat yang lembab, disekitar pekarangan rumah
atau disepanjang tepi sungai. Tanaman daerah tropis ini berbunga sepanjang tahun.
Bentuk daunnya bulat, batangnya lunk, beruas, dan menjalar hingga bisa mencapai
semester tingginya. Bagian yang dimanfaatkan adalah daunnya.

Resep dari tanaman Pegagan untuk mengobati penyakit asma :

Sering makan lalapan daun pegagan sebagai sayur lalap.

b. Jinten hitam

pengobatan asma dengan jinten hitam:


Bahan :

Minyak jinten hitam

Cara :

Oleskan minyak jinten hitam di dada dan punggung atau campurkan 1 sendok the
minyak jinten hitam ke dalam air mendidih dan hirup uapnya dua kali sehari.

c. Ki Tolod (isotoma longiflora)

Suku : Campanulaccae

a. Sinonim

Laurentia longiflora (L.) Peterm.

b. Nama daerah

Jawa: Ki tolod, daun tolo (Sunda), kendali, sangkobak (Jawa).

c. Nama asing

Melksterretje, strer van Bethlehem, mort a cabri, Quebec.

d. Nama simplisia

Folium isotomae Longiflora (daun ki tolod).

Uraian tumbuhan

Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh liar di pinggir saluran air atau
sungai, pematang sawah, sekitar pagar, dan tempat tempat lainnya yang lembab dan
terbuka. Ki tolod Dapat ditemukan kan di dataran rendah sampai 1.100 MDPL.

Tema tegak, Tinggi mencapai 60 cm, bercabang dari pangkal, serta bergetah putih
dengan rasa tajam dan mengandung racun. Daun tunggal, duduk, helaian daun
berbentuk lanset, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi bergigi sampai melekuk,
panjang daun 5-17 cm, lebar 2-3 cm, dan warna hijau. Bunga tunggal, tegak, biji
tangkai panjang, keluar dari ketiak daun, mahkota berbentuk bintang, dan berwarna
putih. Buah kotak, berbentuk loceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, dan
berbiji banyak. Perbanyakan dengan biji, stek batang, atau anakan.

Sifat dan khasiat

Getah beracn, antiradang.

Kandungan kimia

Mengandung senyawa alkaloid yaitu lobelin, lobelamin, isotomin.

Bagian yang digunakan

Daun, bunga, atau seluruh tanaman

Indikasi

Daun digunakan untuk mengatasi:

 Sakit gigi
 Asma, bronchitis, radang tenggorok
 Obat luka dan katarak

Bunga digunakan sebagai:

 Obat tetes mata

Seluruh tanaman digunakan sebagai:

 Obat kanker

Cara pemakaian

 Bronkitis, radang tenggorok


Rebus 3 lembar daun segar dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Saring,
lalu minum 2 kali sehari, pagi dan sore.
Sakit gigi
Tumbuk 2 lembar daun segar, letakkan pada lubang gigi yang sakit.
Obat luka
Tumbuk daun segar secukupnya sampai halus. Letakkan pada luka, lalu balut.
Ganti 2-3 kali sehari.

Catatan

Tanaman ini beracun. Untuk sekali minum, tidak boleh lebih dari 3 lembar daun.
d. Leunca (Solanum nigrum L.)
Suku : Solanaccae
a. Sinonim
Solanum fistulosum et miniatum Rich., S. nodiflarum Jacq. S. triangulare et
viliosum Lamk., S. uliginosum et rhino ceostis BI. S. incertum Dun ., S. rubrum
Mill.
b. Nama daerah
Sumatra: Rampai, ranti. Jawa: Leunca, leunca badak, leunca hayam, leunca manuk,
leunca pahit, leunca piit, ranti. Maluku: Anti, boose, bobose.
c. Nama asing
Long kui, ye hai jiao (C), black nightshade (I).
d. Nama simplisia
Herba Solani (herba leunca)

Uraian tanaman

Leunca banyak ditanam orang di halaman, lading, dan tempat-tempat lain yang
cukup mendapat air dan sinar matahari sampai ketinggian 3.000 mdpl.

Terna semusim, berbatang tegak, bercabang banyak, tinggi 30-125 cm. Berdaun
tunggal, bertangkai, letak berseling, dan terdapat dalam kelompok-kelompok. Helaian
daun berbentuk bulat telur, ujung dan pangkal daun meruncing, tapi berombak sampai
rata, pertualangan menyirip, dan berwarna hijau tua. Karangan bunga berbentuk malai
dengan jumlah bunga 2-10 kuntum, berwarna putih atau lembayung. buah berupa buni,
bulat bulat, penampang sekitar 0,8-1 cm, berisi banyak biji, terdapat dalam tandan-
tandan, berwarna hijau, dan jika sudah masak menjadi hitam atau ungu kehitaman,
mengilap, rasa renyah, sedikit pahit, dan agak langu.
Buah muda biasa dimakan sebagai lalap atau dimasak dengn cabai dan tauco.
Perbanyakan dengan biji.

Sifat dan khasiat

Rasa Herba pahit, sifat dingin, dan sedikit beracun. Berkhasiat membersihkan panas
dan racun, Stimulan darah, peluruh urine (Diuretik), Anti bakteri, menghilangkan
bengkak, peluruh Dahak (mukolitik), menghilangkan gatal (antipruritis), pereda batuk,
dan pereda sesak.

Kandungan kimia
Herba mengandung glykoalkaloid solanine, solasonine, dan solamargine. Juga
terdapat solanigrine, solanigridine, diosgenin, tigogenin, sedikit atropine, saponin,
resin zat samak, minyak lemak, mineral (kalsium, fosfor, besi), sert vitamin (A dan C).
Buah muda mengandung glycoalkaloid yang beracun.
Solasodine adalah aglycone dari solasonine dan solamargine. Solanidine
mempunyai efek menghilangkan efek menghiangkan sakit (analgetik), penurun panas,
antiradang, dan antisyok. Solamargine dan solasonine mempunyai efek antimitosis.

Bagian yang digunakan


Seluruh tanaman, segar atau yang telah dikeringkan. Akar dan biji juga berkhasiat
obat.

Indikasi

Herba leunca digunakan untuk pengobatan:


Demam, kejang panas pada anak
Radang saluran nafas menahun (bronchitis kronik), sesak nafas (asma bronkial)
Infeksi saluran kencing, bengkak karena radang ginjal, sakit sewaktu kencing
(dysuria)
Radang payudara (mastitis), keputihan (lekore), radang serviks
Bengkak terbentur
Disentri

Cara pemakaian
Untuk minum, rebus 10-30 g herba. Untuk kanker, rebus 30-120 g herba. Untuk
pemakaian luar, giling halus herba segar dan bubuhkan pada tempat yang sakit. Bisa
juga dengan merebus herba dan gunakan airnya untuk mencuci penyakit bisul, radang
kulit bernanah (impetigo), eksem, crysipelas, dan gigitan ular berbisa.

F. Pengobatan Asma (Mekanisme Penyembuhan)

Obat-obatan bias membuat penderita asma menjalani kehidupan normal.


Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan
rutin untuk mencegah serangan.
Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi
serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang
mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilatir Ini merangsang pelebaran saluran udara
oleh reseptor beta-adrenergik.
Bronkodilator Yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya
Adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah,
sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator Yang hanya bekerja pada
reseptor beta-adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru),
hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini
(misalnya albuterol), Menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan
bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik. Sebagian besar
Bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama
4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi
karena mulai kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan untuk
mencegah serangan.
Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang
dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendap kan obat
langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat
menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-oral
(ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping
dan mulai kerjanya cenderung lebih lambat.
Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline. Theophylline biasanya diberikan
per-oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-
acting sampai kapsul dan tablet long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa
diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).
Jumlah theophylline Di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus di
pantau secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek,
sedangkan jumlah yang terlalu banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau
kejang. Pada saat pertama kali mengkonsumsi theophylline, Penderita bisa merasakan
sedikit mual atau gelisah. Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh
dapat menyesuaikan diri dengan obat. Pada dosis yang lebih besar, penderita bisa
merasakan denyut jantung cepat atau palpitasi (Jantung berdebar). Juga bisa terjadi
insomnia (sulit tidur), agitasi (Kecemasan, kekuatan), muntah, dan kejang.
Corticosteroid penghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam
mengurangi gejala asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap
corticosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan
asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.
Tetapi penggunaan tablet atau suntikan corticosteroid jangka panjang bisa
menyebabkan:
1. Gangguan proses penyembuhan luka
2. Terhambatnya pertumbuhan anak-anak
3. Hilangnya kalsium dari tulang
4. Perdarahan lambung
5. Katarak premature
6. Peningkatan kadar gula darah
7. Penambahan berat badan
8. Kelaparan
9. Kelainan mental

Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk
mengurangi serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya
diberikan inhaler corticosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru
50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya.
Corticosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika
pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma.

Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel
mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat
ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan.
Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olahraga. Obat ini
sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun
penderita bebas gejala.

Obat antikolinergik (contohnya atropin dan Ipratropium bromida) Bekerja dengan


menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam
bronkus oleh Asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran
saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah mengonsumsi agonis reseptor
beta2-adrenergik.

Pengobatan untuk serangan asma

Suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk


membuka saluran Pernapasan. Obat yang digunakan untuk mencegah juga digunakan
untuk mengobati asma, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang
berbeda.

Agonis reseptor beta-adrenergik digunakan dalam bentuk Inhaler (obat Hirup) atau
sebagai nebulizer (untuk sesak napas yang sangat berat). Nebulizer mengarahkan
udara atau oksigen di bawah tekanan melalui suatu larutan obat, sehingga
menghasilkan kabut untuk dihirup oleh penderita. Pengobatan asma juga bisa
dilakukan dengan memberikan suntikan epinephrine atau terburaline Di bawah kulit
dan aminophyllind theophylline) melalui infus intravena.

Agonis reseptor beta-adrenergik digunakan dalam bentuk Inhaler (obat Hirup) atau
sebagai nebulizer (untuk sesak napas yang sangat berat). Nebulizer mengarahkan
udara atau oksigen di bawah tekanan melalui suatu larutan obat, sehingga
menghasilkan kabut untuk dihirup oleh penderita. Pengobatan asma juga bisa
dilakukan dengan memberikan suntikan Epinephrine atau terburaline Di bawah kulit
dan aminophyllind theophylline) Melalui infus intravena.

Pengobatan jangka panjang

Salah satu pengobatan asma yang paling efektif adalah Inhaler yang mengandung
agonis reseptor beta-adrenergik. Penggunaan air yang berlebihan bisa menyebabkan
terjadinya gangguan irama jantung.

Jika pemakaian Inhaler bronkodilator sebanyak 2-4!kali sehari selama satu bulan
tidak mampu mengurangi gejala, bisa ditambahkan Inhaler Corticosteroid, cromolin
atau pengubah leucotrien. Jika gejalanya menetap, terutama pada malam hari, juga
bisa ditambahkan theophyllinr per-oral.

Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicu nya diketahui dan bisa dihindari.
Serangan yang dipicu oleh olahraga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum
melakukan olahraga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Penyakit Asma berasal dari kata "asthma" yang diambil dari bahasa Yunani yang
mengandung arti "sulit bernapas". Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit
kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana
terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan
penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit
Asma paling banyak ditemukan di negara maju, terutama yang tingkat polusi udaranya
tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir.

Secara global, pengertian penyakit asma adalah suatu jenis penyakit gangguan
pernapasan khususnya pada paru-paru.

Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, bulu
binatang, asap, udara dingin dan olahraga serta racun yang ada disekitar kita yang bisa
mencetuskan terjadinya asma itu sendiri, diantaranya racun yang ada disekitar kita
seperti pulusi udara, asap rokok, asap dari abu vulcanik. Umumnya pada seseorang
yang memiliki riwayat asma, maka asmanya akan kumat. "Abu vulkanik merupakan
salah satu pencetus terjadinya serangan asma".

Ada beberapa tanda dan gejala penyakit asma yang diantaranya Adanya sesak
nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale), Batuk berkepanjangan
di waktu malam hari atau cuaca dingin, Adanya keluhan penderita yang merasakan
dada sempit, Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara
karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan dan masih banyak lagi tanda gejala
lainnya.

B. Saran
Makalah tentang penyakit Asma ini masih ada beberapa kekurangan, oleh karena
itu dibutuhkan kritik dan saran atau masukan yang membangun demi sempurnanya
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/Rachman1993/makalah-asma

Anda mungkin juga menyukai