Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS GANGGUAN PERNAFASAN (ASMA

BRONKIOLUS DENGAN MASALAH KEKURANGAN VOLUME CAIRAN)


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah
Dosen:

Disusun Oleh:

1. Amara Hardiyanti (42010122A006)


2. Dea Febryana (42010122A008)
3. Dhita Natsya S (42010122A019)
4. Fikry Firmansyah (42010122A024)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON


Jl. Brigjend Dharsono No.12b, Kertawinangun, Kec. Kedawung, Kabupaten Cirebon,
Jawa Barat 45153

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, peneliti dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KASUS GANGGUAN PERNAFASAN (ASMA
BRONKIOLUS)” Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari bapak
.................yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan
peneliti dalam penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa juga peneliti mengucapkan terima
kasih. Peneliti menyadari karya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, peneliti dengan terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata
peneliti berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi peneliti kami dan pihak yang
telah membacanya, serta penelitimendoakan semoga segala bantuan yang telah
diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.

Cirebon, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5

C. Tujuan..............................................................................................................................5

D. Manfaat Penulisan..........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................7

A. Definisi Asma Bronkiolus...............................................................................................7

B. Anatomi dan Fisiologi Pada Sistem Pernafasan...........................................................9

C. Etiologi.............................................................................................................................11

D. Manifestasi Klinis............................................................................................................12

E. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................13

F. Pencegahan......................................................................................................................14

G. Contoh Kasus Asuhan Pada Pasien Asma Bronkiolus................................................14

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................16

A. Kesimpulan......................................................................................................................16

B. Saran................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Asma dapat bersifat
ringan dan tidak mengganggu aktiviti, akan tetapi dapat bersifat menetap dan mengganggu
aktiviti bahkan kegiatan harian. Produktiviti menurun akibat mangkir kerja atau sekolah, dan
dapat menimbulkan disability (kecacatan), sehingga menambah penurunan produktiviti serta
menurunkan kualiti hidup. Kemajuan ilmu dan teknologi di belahan dunia ini tidak
sepenuhnya diikuti dengan kemajuan penatalaksanaan asma, hal itu tampak dari data
berbagai negara yang menunjukkan peningkatan kunjungan ke darurat gawat, rawat inap,
kesakitan dan bahkan kematian karena asma. Berbagai argumentasi diketengahkan seperti
perbaikan kolektif data, perbaikan diagnosis dan deteksi perburukan dan sebagainya. Akan
tetapi juga disadari masih banyak permasalahan akibat keterlambatan penanganan baik
karena penderita maupun dokter (medis).
Kesepakatan bagaimana menangani asma dengan benar yang dilakukan oleh National
Institute of Heallth National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI) bekerja sama dengan
World Health Organization (WHO) bertujuan memberikan petunjuk bagi para dokter dan
tenaga kesehatan untuk melakukan penatalaksanaan asma yang optimal sehingga
menurunkan angka kesakitan dan kematian asma. Petunjuk penatalaksanaan yang telah
dibuat dianjurkan dipakai di seluruh dunia disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan
negara masing-masing. Merujuk kepada pedoman tersebut, disusun pedoman
penanggulangan asma di Indonesia. Diharapkan dengan mengikuti petunjuk ini dokter dapat
menatalaksana asma dengan tepat dan benar, baik yang bekerja di layanan kesehatan dengan
fasiliti minimal di daerah perifer, maupun di rumah sakit dengan fasiliti lengkap di pusat-
pusat kota. Dewasa ini penatalaksanaan penyakit harus berdasarkan bukti medis (evidence
based medicine). Ada 4 kriteria bukti medis yaitu bukti A, B, C dan D. Bukti A adalah yang
paling tinggi nilainya dan sangat dianjurkan untuk diterapkan, sedangkan bukti D adalah
yang paling rendah. Pada tabel 1 dapat dilihat keempat kriteria tersebut. Petunjuk
penatalaksanaan yang dimuat di buku ini sebagian berdasarkan bukti medis.
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Asma ?

2. Bagaimana anatomi dan fisiologi pada Asma ?

3. Apa etiologi terjadinya Asma ?

4. Apa saja gejala terjadi Asma ?

5. Bagaimana pencegahan Asma?

6. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus Asma ?

7. Bagaimana contoh kasus asuhan pada pasien Asma ?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui Definisi Asma

2. Untuk mengetahui Anatomi dan fisiologi pada sistem pernafasan

3. Untuk mengetahui bagaimana penyebab terjadinya asma

4. Untuk mengetahui apa saja gejala terjadinya asma

5. Untuk mengetahui pencegahan asma

6. Untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang pada kasus asma

7. Contoh kasus asuhan pada pasien asma

D. Manfaat Penulisan

Pembuatan makalah ini diharapkan memliki manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat membantu dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran mata

kuliah Anatomi, fisiologi dasar, khususnya dalam materi sistem pencernaan, terutama

diare.

b. Sebagai wahana membelajarkan diri untuk berbagi antara siswa yang satu dengan yang

lain dan menyadarkan mahasiswa bahwa belajar merupakan pendekatan hati ke hati

bukan berorientasi pada nilai.

2. Bagi Dosen

Dapat dijadikan tambahan literatur dalam pembelajaran Anatomi Fisiologi Dasar,

khususnya pada pembahasan mengenai sistem pencernaan, terutama diare.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diare

2.1.1 Definisi Diare

Penyakit asma berasal dari kata “Asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang
berarti “sukar bernapas.” Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan
mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Asma juga disebut penyakit paru-
paru kronis yang menyebabkan penderita sulit bernapas. Hal ini disebabkan karena
pengencangan dari otot sekitar saluran pernafasan, peradangan, rasa nyeri, pembengkakan,
dan iritasi pada saluran nafas di paru-paru. Hal lain juga disebutkan bahwa Asma adalah
penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap
bermacam – macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan
sekresi yang berlebih – lebihan dari kelenjar – kelenjar di mukosa bronchus. Asma adalah
penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan penderita sulit bernapas. Hal ini disebabkan
karena pengencangan dari otot sekitar saluran pernafasan, peradangan, rasa nyeri,
pembengkakan, dan iritasi pada saluran nafas di paru-paru dengan kata lain Asma adalah
suatu keadaan di mana terjadi penyempitan pada aliran nafas akibat dari rangsangan
tertentu(pemicu)sehingga menyebabkan peradangan dan menyebabkan sulitnya bernafas dan
berbunyi "ngik" setiap bernafas.
Hal ini biasanya mengurangi kualitas hidup seorang penderita karena bisa
menyebabkan gampang lelah dan gampang sakit. Pada saat seseorang penderita asma terkena
faktor pemicunya, maka dinding saluran nafasnya akan menyempit dan membengkak
sehingga menyebabkan sesak nafas. Kadang, dinding saluran nafas pun dilumuri oleh lendir
yang lengket sehingga dapat menyebabkan sesak nafas yang lebih parah. Jika tidak ditangani
dengan baik, asma bahkan dapat menyebabkan kematian. Banyak kasus-kasus penyakit asma
di masyarakat yang tidak terdiagnosis, yang sudah terdiagnosis pun belum tentu
mendapatkan pengobatan secara baik. Belum lagi masalah biaya pengobatan, absennya dari
sekolah atau kerja, gangguan aktivitas sosial serta pengaruh sesak.
Asma dan rinitis alergi merupakan penyakit alergi yang saat ini masih menjadi
problem kesehatan karena pengaruhnya dalam menurunkan tingkat kualitas hidup dan
dibutuhkan biaya besar dalam penatalaksanaannya. Dengan angka prevalensi yang berbeda-
beda antara satu kota dengan kota lainnya dalam satu negara, di Indonesia prevalensi asma
berkisar antara 5-7%.11 Definisi asma menurut Global Initiative for Asthma (GINA), asma
adalah gangguan inflamasi kronik pada saluran napas dengan berbagai sel yang berperan,
khususnya sel mast, eosinofil dan limfosit T. Pada individu yang rentan inflamasi,
mengakibatkan gejala episode mengi yang berulang, sesak napas, dada terasa tertekan, dan
batuk khususnya pada malam atau dini hari. Gejala ini berhubungan dengan obstruksi saluran
napas yang luas dan bervariasi dengan sifat sebagian reversibel baik secara spontan maupun
dengan pengobatan. Inflamasi ini juga berhubungan dengan hipereaktivitas jalan napas
terhadap berbagai rangsangan.
Asma  juga merupakan suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang
menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktifitas bronkus) sehingga menyebabkan
gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk terutama
pada malam atau dini hari.Penyebab pasti dari penyakit asma belum diketahui. 
Para peneliti berpikir beberapa interaksi faktor genetik dan lingkungan bisa
menyebabkan asma, paling sering terjadi pada awal kehidupan.

2.1.2 Klasifikasi
Berat ringannya asma ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain gambaran klinik
sebelum pengobatan (gejala malam hari, pemberian obat inhalasi dan uji feal paru) Serta
obat-obatan yang digunakan mengontrol asma(jenis obat, kombinasi obat dan frekuensi
pemakaian obat).
Asma diklasifikasikan atas asma saat tanpa serangan dan asma saat serangan (akut)
a. Intermitten
b. Persisten ringan
c. Persisten sedang
d. Persisten Berat

2.1.3 Etiologi
1. Bulu hewan Bulu hewan peliharaan seperti kucing dan anjing dapat memicu serangan
asma pada beberapa orang. Meskipun begitu, hal ini tak berarti jika Anda tak bisa
memelihatnya. Anda tetap dapat memelihara hewan-hewan tersebut, dengan catatan rajin
mencuci tangan setelah membelai hewan peliharaan Anda.
2. Asap rokok Asap rokok bisa mengiritasi saluran pernapasan. Akibatnya, orang yang
memiliki asma rentan mengalami serangan. Orang yang memiliki asma sebaiknya tidak
merokok dan menghindari asap rokok. Baca juga: Asma, Penyakit Tidak Menular yang
Paling Banyak Diidap Orang Indonesia.
3. Tungau debu Tungau debu yang menempel di sofa atau karpet rumah dapat memicu
reaksi alergi, dan serangan asma. Sebaiknya, rutinkan perabotan rumah menggunakan
alat vakum yang dapat membasmi tungau atau pembersih lainnya.
4. Jamur Pertumbuhan jamur di tempat-tempat lembap dalam rumah dapat menyebabkan
serangan asma bagi beberapa orang. Sehingga, menjaga kelembapan rumah untuk
menghindari pertumbuhan jamur menjadi hal penting.
5. Udara dingin Beberapa orang yang memiliki asma juga rentan mengalami serangan
saat udara dingin. Udara dingin dapat membuat saluran udara.

2.1.5 Pathway
2.1.6 Manifestasi Klinis

Gejala anak yang menderita asma, yaitu:


Gejala Penyakit Asma Secara umum gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak
dan suara napas yang berbunyi ngik-ngik dimana seringnya gejala ini timbul pada pagi
hari menjelang waktu subuh, hal ini karena pengaruh keseimbangan hormon kortisol
yang kadarnya rendah ketika pagi dan berbagai faktor lainnya.

Penderita asma akan mengeluhkan sesak nafas karena udara pada waktu bernafas tidak
dapat mengalir dengan lancar pada saluran nafas yang sempit dan hal ini juga yang
menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada saat bernafas. Pada penderita asma,
penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat berupa pengerutan dan tertutupnya
saluran oleh dahak yang dirpoduksi secara berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai
respon untuk mengeluarkan dahak tersebut.
Penampang paru dalam keadaan normal dan saat serangan asma. Salah satu ciri asma
adalah hilangnya keluhan di luar serangan. Artinya, pada saat serangan, penderita asma bisa
kelihatan amat menderita (banyak batuk, sesak napas hebat dan bahkan sampai seperti
tercekik), tetapi di luar serangan dia sehat-sehat saja (bisa main tenis 2 set, bisa jalan-jalan
keliling taman, dan lain-lain). Inilah salah satu hal yang membedakannya dengan penyakit.
Berikut adalah ciri ciri asma, antara lain:

 Sesak dada.
 Batuk, terutama pada malam hari atau dini hari.
 Napas pendek.
 Mengi, kondisi yang menyebabkan suara siulan saat menghembuskan napas.

Serangan asma adalah episode yang terjadi ketika gejalanya memburuk. Serangan asma dapat
terjadi secara tiba-tiba dan dapat mengancam jiwa. Orang yang menderita asma parah mengalami
serangan asma lebih sering.

Pola dalam gejala asma penting dan dapat membantu dokter membuat diagnosis. Perhatikan
kapan gejala terjadi:

 Di malam hari atau dini hari.


 Selama atau setelah olahraga.
 Selama musim-musim tertentu.
 Setelah tertawa atau menangis.
 Saat terkena pemicu asma biasa.
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fungsi, pemeriksaan penunjang yang di pperlukan untuk diagnosis
asma faal paru dengan alat spirometer
b. Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter
c. Uji revesibilitas (dengan bronkodilator)
d. Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada/tidaknya hipereaktivitas bronkus
e. Uji alergi (tes tusuk kulit/ skin prick test) untuk menilai ada tidaknya alergi.
f. Foto toraks, pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyakit selain asma

Anda mungkin juga menyukai