Abstrak
Kebijaksanaan desentralisasi seperti yang digariskan dalam
Undang-undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 adalah suatu
pendorong dalam rangka reformasi total dalam segala aspek
kehidupan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Reformasi yang dilaksanakan lebih ditekankan untuk
melengkapi system administrasi agar ‘Pemerintahan yang baik’
yang menganut nilai-nilai demokrasi, transparansi, kejujuran
serta keadilan bagi seluruh penduduk.
Pengaruh positif dari reformasi total adalah terjadinya
pergeseran paradigma dari pemerintah yang sentralistik ke
arah pemerintahan yang desentralistik dengan memberikan
kesempatan yang luas kepada daerah dalam menjalankan
pemerintahan secara otonomi. Hal itu akan mendorong
timbulnya kreativitas dan inisiatif secara local yang didasarkan
pada aspirasi masyarakat setempat. Dengan demikian akan
mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dan dengan secara
sadar melaksanakan demokratisasi.
Karena itu dengan lahirnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah yang kemudian dilengkapi dengan UU
Nomor 25 Tahun 1999 tentang Proporsi Pengaturan Keuangan
Pusat dan Daerah, telah dianggap sangat penting, karena
melalui pelaksanaan kedua undang-undang itu, diharapkan
akan membawa perubahan pada pelaksanaan pemerintahan
daerah yang mampu meyakini akan terwujudnya kehidupan
berdemokrasi. Dan semua itu akan bermuara pada pelayanan
yang baik, serta berusaha menuju kemakmuran rakyat secara
umum.
1
The Writer is Lecturer at the University of Satyagama, Department of Social and
Political Sciences, Post Graduate Program, Study on Magister of Governmental
Sciences.
2
Hatta, Moh., Autonomie dan Auto-aktiviteteit, Indonesia Raya, 1957, in
Bhenyamin Hoessein, Gagasan Pendayagunaan Aparatur Negara dalam Pelita VII,
Aspek Kelembagaan, Jakarta : LAN, 1996, p.4