Anda di halaman 1dari 34

PERAN ORANG TUA DALAM MENDORONG SEMANGAT

BELAJAR ANAK DI SEKOLAH DASAR

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas dari sekolah sebagai

salah satu syarat kelulusan

NAMA : CELINE L.A PURBA

NISN : 9525

KELAS : XII IIS 2

SMA RK BINTANG TIMUR PEMATANG SIANTAR

TP. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat karunia dan

kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul

“PERAN ORANG TUA DALAM MENDORONG SEMANGAT BELAJAR

ANAK DI SEKOLAH DASAR ’’ sebagai syarat kelulusan SMA ini dengan

baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis juga banyak

mendapatkan bantuan, baik yang berupa moril dari berbagai pihak

sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan. Untuk itu, pada

kesempatan ini layak dan sepantasnya penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Megaria Parhusip, M.Pd., selaku kepala SMA Swasta RK Bintang

Timur Pematang Siantar.

2. Ibu Gumir G. Siahaan, selaku Wali kelas XII IIS 2 yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi selama masa pembelajaran

3. Ricson P. Sianipar selaku pembimbing penulis yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah

ini.

4. Bapak/Ibu guru yang mengajar di SMA Swasta RK Bintang Timur

Pematang Siantar yang telah banyak mendidik penulis dalam

upaya pencapaian pendidikan dari awal hingga akhir. Terimakasih

iii
untuk motivasi, dukungan dan segala cinta kasihnya selama

penulis menempuh pendidikan di SMA Swasta RK Bintang Timur

Pematang Siantar.

5. Teristimewa kepada kedua orangtua penulis yang telah

memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah penulis dengan baik. Tanpa perhatian dari

orangtua penulis mungkin karya tulis ilmiah ini tidak dapat penulis

selesaikan.

Penulis menyadari keterbatasan yang dimiliki penulis, bahwa

karya tulis ilmiah ini belum seutuhnya sempurna. Oleh karena itu,

kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat

diharapkan demi menyempurnakan. Akhir kata, semoga karya tulis

ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

Pematang Siantar, November 2023

CELINE L.A PURBA

NIS: 9524

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………1

1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………………4

1.3 Pembatasan Masalah…………………………………………………4

1.4 Rumusan Masalah……………………………………………….

…….5

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………….

……..5

1.6 Metode Penelitian……………………………………………….……..5

1.7 Teknik Pengumpulan Data………………………………….…………

1.8 Tujuan Karya Tulis Tempat dan Waktu Penelitian….………………

1.9 Manfaat Karya Tulis……………………………………………………6

1.10 Sumber Kajian

Pustaka………………………………………………..7

v
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………………

2.1 Landasan

Teori………………………………………………………….8

2.1.1 Pengertian Peran Orang Tua……………………………………..…

2.1.2 Pengertian Semangat Belajar……………………………………….9

2.1.3 Pengertian Sekolah…………………………………………………..9

2.2 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………

11

BAB III PEMBAHASAAN ……………………………………………………

3.1 Peran Orang Tua………………………………………………………

3.2 Bentuk Peran Orang Tua Terhadap Anak………………………….

3.3 Keaktifan Belajar Siswa…………………………………………….

3.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan……………..

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………

4.1 Kesimpulan……………………………………………………….

4.2 Saran……………………………………………………………….

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Aktivitas pembelajaran tentu tidak pernah terlepas dalam kehidupan

manusia sehari-hari. Melalui pembelajaran seseorang mendapatkan

ilmu dan pengetahun, bahkan pengalaman yang sangat berharga

dalam kehidupan. Dalam proses belajar tentu dibutuhkan yang

namanya semangat belajar. Kata semangat secara umum adalah minat

yang begitu menggebu serta pengorbanan dalam mencapai suatu

tujuan (Yahya, 2003). Hariyanti mengungkapkan bahwa semangat ialah

kesiapan sebuah perasaan yang memungkinkan seseorang bekerja

untuk menghasilkan kinerja yang lebih (Asnawi, 2010). Sedangkan

menurut Hasibuan, semangat diartikan sebagai kesungguhan atau

keinginan yang dikerjakan seseorang dengan baik dan disiplin untuk

memperoleh hasil kerja yang maksimal (Hasibuan, 2009).

Dari ketiga pendapat tersebut, maka semangat dapat didefinisikan

sebagai sebuah perasaan seseorang yang begitu kuat, hal ini dapat

dilihat sebagai bagian fundamental dari suatu aktivitas hingga suatu

dapat dipertunjukkan kepada pengarahan potensi yang menghidupkan,

menimbulkan, serta menumbuhkan keinginan yang begitu besar.

8
9

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tak bisa lepas

dari kehidupan manusia. Seperti yang telah dijabarkan di dalam

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pada pasal 5 ayat 1 disebutkan juga bahwa setiap warga negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang

bermutu. Itu artinya bahwa Pendidikan juga diperuntukkan untuk anak

usia dini. Pendidikan anak usia dini secara umum bertujuan untuk

mefasilitasi perkembangan potensi anak secara optimal dan

menyeluruh sesuai dengan norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut

(Suyadi dan Ulfah, 2013:11). Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

peran aktif seluruh elemen masyarakat dalam membentuk generasi-

generasi penerus yang berkualitas dimulai dari usia dini.

Peranan orangtua dalam memberikan pendidikan kepada anak usia

dini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi peran orangtua dalam pendidikan anak menurut

Friedman dalam Slameto (2003:39), antara lain: a) Faktor status sosial

ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, dan

9
10

penghasilan; b) Faktor bentuk keluarga; c) Faktor tahap perkembangan

keluarga dimulai dari terjadinya pernikahan yang menyatukan dua

pribadi yang berbeda, dilanjutkan dengan tahap persiapan menjadi

orangtua; d) Faktor model peran.

Peranan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Berupa Pendidikan

Sosial Pada Keluarga Pendidikan sosial adalah suatu usaha yang

dilakukan untuk mendidik anak agar dapat menyesuaikan diri dalam

kehidupan bersama. Untuk hidup Bersama dengan orang lain dalam

masyarakat, anak harus dapat menyusaikan diri dengan masyarakat di

sekitarnya. Dalam hal ini peranan orang tua sangat diperlukan dalam

mendidik anak dalam lingkungan. Dalam memberikan contoh tingkah

laku sosial berdasarkan prinsi-prinsip agama berupa mengajarkan anak

bertingkah laku yang sopan. Orang tua tampak membiarkan anak yang

berbicara kepada tetangga dengan kaki diangkat, mondar-mandir saat

ada tamu dirumah, orang tua membiarkan tanpa menegur anak yang

berdiri didepan ayunan pada saat ada tamu. Orang tua membiarkan

anak yang memanggil adik yang sedang bermain untuk segera pulang

dengan berteriak dan berbicara dengan kata-kata kasar. Anak sering

bertingkah laku yang cenderung kurang sopan diluar rumah maupun

diluar rumah.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penelitian ini di lakukan

untuk mengingatkan kembali tujuan diterapkannya semangat belajar

anak di sekolah dasar. Yang di mana kurangnya perhatian orangtua

10
11

terhadap anak dan kurang mendorong semangat anak dalam

pembelajaran. Yang di mana orang tua sibuk dengan pekerjaannya

sehari-hari sehingga lupa buat memperhatikan anak. Sehingga setelah

pulang dari pekerjaan orang tua tersebut kelelahan sehingga terlelap

tertidur dan tidak ada meluanggkan watu Bersama anak, dan anak pun

cenderung kurang semangat dalam pembelajaran nya sehingga ia

mendapat nilai yang kurang bagus .

Dengan demikian, peneliti bermaksud untuk mempelajari lebih luas

terkait peran orang tua dalam mendorong semangat anak. Berdasarkan

uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti PERAN ORANG TUA

DALAM MENDORONG SEMANGAT BELAJAR ANAK DI SEKOLAH

DASAR.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat

diindentifikasi suatu masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui peran Orang tua dalam mendorong semangat

belajar anak di sekolah dasar.

2. Untuk mengetahui pengaruh peran orang tua dala menumbuhkan

minat belajar anak di sekolah dasar.

11
12

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan indentifikasi masalah dan keterbatasan waktu

penulis agar karya tuliis ilmiah ini terarah, terfokus dan tidak meluas,

penulis hanya membahas peran orang tua dalam mendorong

semangat belajar anak.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan hulu penelitian dan merupakan

tulisan singkat yang berisi pertanyaan tentang topik yang diangkat

oleh penulis. Berdasarkan batasan masalahan di atas maka dapat

ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran orang tua dalam mendorong semangat anak di

sekolah dasar?

2. Apa saja bentuk peran orang tua dalam memotivasi hasil belajar

siswa sekolah dasar?

3. Apakah terdapat hubungan positif antara peran orang tua dengan

keaktifan belajar siswa di kelas?

1.5 Tempat dan Waktu Karya Tulis

Penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka yang mengkaji

jurnal-jurnal relavan dengan tema penelitian maka tempat penelitian

12
13

tidak relevan. Akan tetapi waktu dan kegiatan pengkajian dilakukan

pada Bulan Agustus hingga November.

1.6 Metode Karya Tulis

Metode penelitian dalam karya tulis ilmiah ini adalah metode

deskriptif atau kajian pustaka. Metode deskriptif adalah metode yang

menggunakan menggambarkan fenomena atau kejadian yang

dijabarkan secara deskriptif. Metode deskriptif menggunakan data

kualitatif yang di dapat dari penggumpulan studi literatur.

1.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan dalam

karya tulis ilmiah adalah teknik untuk mengumpulkan data. yang

dilakukan penulis adalah dengan studi dokumenter yaitu mencari

data berupa catatan, buku, jurnal, maupun dokumen elektronik.

1.8 Tujuan Karya Tulis

Dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah,seseorang peneliti

harus mempunyai tujuan terkait untuk apa sebuah penelitian itu

dilakukan. Tujuan penelitian adalah pernyataan tentang apa yang

kita cari tahu dan untuk apa kita mengetahui hal tersebut. Adapun

13
14

tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan pengaruh pendidikan karakter terhadap disiplin

siswa. Maka penulis dapat memaparkan tujuan dilakukanya

penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa saja peran orang tua dalam mendorong

semangat belajar anak di sekolah dasar

2. Untuk menyadari perlu nya diterapkan semangat belajar yang

positif bagi kalangan anak di sekolah dasar.

1.9 Manfaat Karya Tulis

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah

manfaat secara praktis.

1.9.1 Bagi penulis

Memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti ujian sekolah guna

menyelesaikan pembelajaran di SMA Swasta RK Bintang Timur

Pematang Siantar.

1.10 Sumber Kajian Pustaka

Sumber kajian Pustaka adalah sumber data untuk penelitian

studi literatur dapat berupa sumber yang resmi akan tetapi dapat

14
15

berupa laporan/kesimpulan seminar, catatan/rekaman diskusi ilmiah,

tulisan-tulisan resmi terbitan pemerintah dan lembaga-lembaga lain,

baik dalam bentuk buku/manual maupun digital seperti komputer.

Adapun sumber kajian Pustaka yang mendukung ialah:

1. Efrianus Ruli, ‘‘TUGAS DAN PERAN ORANG TUA DALAM

MENDIDIK ANAK’’.

2. Novrind/ninaKurniah/ Yulidesni Novrinda, ‘’PERAN ORANGTUA

DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI’’.

15
16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Peran Orang Tua

Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam

menumbuh kembangkan segala aspek perkembangan pada anak

usia dini. Hal ini dikarenakan orang tua adalah orang pertama dan

utama di dalam keluarga, sebuah kelompok kecil yang mempunyai

pemimpin dan anggota yang sama-sama memiliki tugas, peran dan

kedudukan serta hak dan kewajiban (Helmawati, 2016:42).

Mengutip pendapat Peter Salim (1992: 1061), istilah orang tua

menurut bahasa adalah ayah dan ibu, sedangkan menurut istilah

adalah orang dewasa pertama yang memikul tanggung jawab

pendidikan berupa pemberian bimbingan, kasih sayang,

perlindungan sebab secara alami pada masa awal kehidupan berada

di tengah-tengah ayah dan ibunya.

Menurut kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa orang

tua memiliki peran dan tanggung jawab dalam memberikan bekal

masa depan berupa bimbingan, pendidikan, arahan, ketrampilan

untuk bekal hidup di masa depan. Orang tua sebagai pendidik

memiliki kewajiban dalam memberikan bekal dan landasan bagi

16
17

pendidikan, serta kehidupan anaknya di masa depan. Keterlibatan

orang tua dengan menberikan suasana yang baik dalam kehidupan

keluarga akan memberikan pengaruh yang 8 besar terhadap

anggota keluarga dan mengimbas pula ke masyarakat.

2.1.2 Pengertian Semangat Belajar

Menurut Hasibuan Semangat adalah keinginan dan kesungguhan

seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin

untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.

Menurut Diffotd T.Morgan belajar adalah perubahan tingkah laku

yang relatif tetap yang merupakan hasil pengolahan yang lalu.

Menurut Mustofa Fahmi Sesungguhnya belajar adalah ungkapan

yang menunjukkan tingkah laku/pengalaman. Menurut Guilfrod

belajar adalah perubahan yang dihasilkan dari rangsangan.

Berdasarkan pernyataan penelitian dapat di simpulkan bahwa

semangat belajar adalah keinginan dan kesungguhan seeorang

dalam melakukan pekerjaan dan ungkapan yang menunjukan

tingkah laku/pengalaman sesorang mengerjaakan pekerjaan nya

dengan baik serta disiplin.

2.1.3 Pengertian Anak

Anak merupakan mahkluk yang membutuhkan pemeliharaan,

kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya. Selain itu anak

merupakan bagian dari keluarga, dan keluarga memberikan

17
18

kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah laku yang penting untuk

perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan bersama. Di

dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 yang di perbaharui

dengan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan

anak pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa pengertian anak adalah

seseorang yang belum berusia 18 ( delapan belas ) tahun, termasuk

anak yang masih dalam kandungan.

Menurut Lesmana (2012), secara umum dikatakan anak adalah

seorang yang dilahirkan dari perkawinan antara seorang perempuan

dengan seorang laki-laki meskipun tidak melakukan pernikahan tetap

dikatakan anak.

Sugiri dalam Gultom (2010), menyatakan bahwa selama di

tubuhnya masih berjalan proses pertumbuhan dan perkembangan,

anak masih dikatakan sebagai anak dan baru menjadi dewasa ketika

proses pertumbuhan dan perkembangan itu selesai jadi batas umur

anak-anak adalah sama dengan permulaan menjadi dewasa yaitu 18

tahun untuk wanita dan 21 tahun untuk laki-laki.

Dari kedua pendapat tersebut bahawa anak adalah seseorang

laki-laki maupun Perempuan. Yang di lahirkan dari sebuah

perkawinan antara laki-laki dengan Perempuan yang di mana anak

laki-laki dan Perempuan memiliki umur yang berbeda dalam

permulaan menjadi dewasa.

18
19

Berkaitan dengan kedudukan anak di mata hukum dikenal istilah

anak sah dan anak tidak sah. Hal ini dapat kita lihat dalam ketentuan

pasal 42-49 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 memberikan

defenisi tentang anak dari segi kedudukan seorang anak di mata

hukum sebagai berikut:

1. Anak sah

Anak sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat

perkawinan yang sah. Yang dimaksud dengan perkawinan yang sah

adalah apabila perkawinan dilakukan menurut hukum agama dan

kepercayaan pihak-pihak yang melangsungkan perkawinan. Dan

dalam Islam terdapat rukun dan syarat perkawinan yang harus

dipenuhi untuk dapat dinilai perkawinan tersebut sah menurut agama

Islam.

Selanjutnya pasal 99 Kompilasi Hukum Islam memberikan batas

yang lebih luas dan jelas tentang anak sah, yakni anak sah tidak saja

anak yang lahir dalam atau akibat perkawinan yang sah, tetapi juga

anak yang merupakan hasil pembuahan suami isteri yang sah di luar

rahim dan dilahirkan oleh isteri tersebut. (Departemen Agama RI,

1996: t.h.)

19
20

2. Anak luar kawin

`Dalam penjelasan pasal 186 Kompilasi Hukum Islam, disebutkan

bahwa yang dimaksud dengan anak yang lahir di luar perkawinan

adalah anak yang dilahirkan di luar perkawinan yang sah atau akibat

hubungan yang tidak sah. Maksudnya perkawinan yang dilakukan

tidak memenuhi rukun dan syarat sahnya perkawinan menurut

ketentuan agama atau hubungan yang dilakukan di luar ikatan

perkawinan (zina).

2.1.4 Pengertian Sekolah

Sekolah adalah sistem interaksi sosial suatu organisasi

keseluruhan terdiri atas interaksi pribadi terkait bersama dalam suatu

hubungan organic (Wayne dalam buku Soebagio Atmodiwiro,

2000:37). Sedangkan berdasarkan undang-undang no 2 tahun 1989

sekolah adalah satuan pendidikan yang berjenjang dan

berkesinambungan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar

mengajar.

Menurut Daryanto (1997:544), sekolah adalah bangunan atau

lembaga untuk belajar serta tempat menerima dan memberi

pelajaran. Jadi, sekolah sebagai suatu sistem sosial dibatasi oleh

sekumpulan elemen kegiatan yang berinteraksi dan membentuk

suatu kesatuan sosial sekolah yang demikian bersifat aktif kreatif

20
21

artinya sekolah dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi

masyarakat dalam hal ini adalah orang-orang yang terdidik.

Dari kedua pendapat tersebut bahwa sekolah adalah suatu

Lembaga atau organisasi yang diberi wewenang untuk

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Sebagai suatu organisasi

sekolah memiliki persyaratan tertentu.

21
22

2.2 Daftar Pustaka

Novrinda /Nina Kurniah /Yulidesni, PERAN ORANGTUA DALAM

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI.

Oleh SANURH MASPUPAH · 2018, MEMINGKATKAN SEMANGAT

BELAJAR ANAK DAN PERUBAHAN TINGKAH LAKU.

Saadatul Maghfira . 2016, KEDUDUKAN ANAK MENURUT HUKUM

POSITIF DI INDONESIA

Nasution, T dan Nasution N. (1989). “PERAN ORANG TUA DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK”.JAKARTA:BPK

AGUNG MULIA.

22
23

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Peran Orang Tua

Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak. Orang tua

memegang peran penting untuk mengembangkan semua potensi

dalam diri anak lewat kehidupan di dalam keluarga. Keluarga

merupakan faktor eksternal selain sekolah dan lingkungan masyarakat.

Afzal dan Rohmah (2012:99) berpendapat bahwa seseorang

membutuhkan orang lain untuk mengembangkan potensi dalam dirinya.

Dengan kata lain, orang tua merupakan faktor eksternal (luar) dari

peserta didik yang dapat meningkatkan keaktifan belajar di kelas.

Di dalam keluarga, orang tua berperan untuk memberian pendidikan

kepada anak. Orang tua bertanggung jawab dalam memenuhi

pendidikan anak mulai dari fasilitas, motivasi, bimbingan belajar dan

semua biaya kehidupan sebelum anak mampu. Selain itu, orang tua

juga berperan dalam mengolah dan mengembangkan kemampuan

anak dalam hal berelasi terhadap lingkungan sekitarnya seperti

lingkungan sekolah, masyarakat dan sesama teman sebaya. Di

lingkungan keluarga, Orang tua berusaha menumbuhkan semangat

dan motivasi kepada anak untuk meningkatkan kemauan belajar di

kelas. Dengan demikian, peran orang tua sangat diperlukan untuk

23
24

memberikan perhatian dan dukungan dalam mengatasi masalah-

masalah yang terjadi ketika peserta didik melakukan proses belajar di

kelas.

3.2 Bentuk Peran Orang Tua Terhadap Anak

Orang tua memiliki peran penting dan bertanggung jawab besar

terhadap perkembangan belajar anak. Orang tua merupakan salah satu

faktor pendukung meningkatkan keaktifan belajar peserta didik di kelas.

Peran orang tua berupa pengawasan dan bimbingan belajar siswa

pada saat di rumah. Perhatian dan pengawasan orang tua berupa

bantuan terhadap penyelesaian masalah atau kesulitan belajar yang

dihadapi pada saat di kelas baik masalah pelajaran maupun hubungan

sosialnya di sekolah.

Menurut Kartono (1985:91) menyebutkan orang tua berperan dalam

mendukung aktivitas belajar anak dapat berupa penyediaan

kelengkapan fasilitas penunjang belajar, menemani dan membantu

kegiatan peserta didik mengerjakan tugas di rumah, mengajarkan anak

untuk tetap disiplin dalam melakukan pembelajaran di rumah,

memperhatikan pertumbuhan belajar anak, dan bersedia membantu

anak untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya. Selain itu,

orang tua juga harus bisa menjalin hubungan yang harmonis dengan

anak dengan memberikan kasih sayang dan perhatian untuk

menciptakan suasana keakraban antara orang tua dan anak. Menurut

24
25

Nasution (1985:40) peran orang tua adalah mengasuh dan

membimbing, mengawasi pendidikan, dan mengendailkan pergaulan

anaknya.

Dari kedua pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa orang tua

sebagai pendukung dalam tumbuh kembang anak. Dan orang tua juga

harus dapat menjalin hubungan yang bagus dan baik dengan anak.

Memberi motivasi dan kasih sayang yang menjalin keakraban antara

orang tua dan anak. Dalam kajian penelitian ini peran orang tua teridiri

dari 4 peran sebagai berikut:

1). Sebagai pembimbing

Orang tua mempunyai peran penting dalam pertumbuhan peserta

didik. Orang tua bertangung jawab untuk membantu peserta didik

mencapai masa depan. Tugas utama orang tua adalah memperhatikan

perkembangan belajar, memberikan masukan dan meningkatkan minat

dan prestasi belajar anak. Bimbingan belajar dari orang tua adalah

bagian yang memiliki peran untuk membantu peserta didik untuk

mencapai prestasi belajar yang maksimal dengan memerhatikan segala

sesuatu yang mampu meningkatkan prestsi belajar anak. Menurut

Stainback dan susan (1999:9), orang tua berperan sebagai pembiming

atau pengajar untuk memberikan bantuan kepada anak dengan cara

menjelaskan kembali materi atau pelajaran yang susah dipahami,

mengontrol waktu belajar anak, memberikan solusi akan hambatan

25
26

yang dialami anak, dan memberikaan etika dalam bertingkah laku agar

terhindar dari perilaku menyimpang.

Hamalik (2004:1950) mengemukakan terdapat dua tuujuan

bimbingan belajar terhadap anak adalah sebagai berikut.

a) Meningkatkan kemampuan belajar anak (penguasaan pengetahuan,

keterampilan dan pengembangan sikap). Bimbingan belajar dari orang

tua kepada anaknya akan membantu mengatasi kesulitan-kesulitan

belajar yang dihadapi anak dalam proses belajarnya. Kesulitan belajar

dapat disebabkan karena kemampuan belajar yang kurang memadai

atau rendah, motivasi belajar yang rendah, suasana rumah yang tidak

kondusif untuk belajar, hubungan antar keluarga yang kurang harmonis,

keadaan ekonomi yang kurang mendukung, serta tidak adanya minat

untuk belajar. Dengan kesabaran dan keuletan orang tua dalam

membimbing kesulitan-kesulitan belajar dapat teratasi maka tujuan

belajar yang berupa penguasaan keterampilan, dan pengembangan

sikap dapat tercapai dengan baik.

b) Mampu mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya

secara optimal. Bimbingan belajar orang tua mengarahkan anak untuk

mengenal sesungguhnya potensi yang ada dalam dirinya. Bimbingan

belajar terhadap anak akan membantunya untuk mengenal segala

aspek yang ada dalam dirinya baik kelebihan dan kekurangan dalam

26
27

dirinya. Dengan demikian anak akan semakin dewasa dan matang

dalam menyiapkan dan menjalani tujuan hidupnya.

2) Menyediakan fasilitas belajar anak

Orang tua bertanggug jawab atas kebutuhan dan kelengkapan belajar

anak. Penyediaan fasilitas belajar merupakan salah satu bentuk dari

kepedulian orang tua terhadap kebutuhan belajar anak. Pemenuhan

fasilitas belajar ini meliputi penyediaan ruang belajar yang kondusif

agar anak dapat belajar dengan nyaman. Selain ruangan belajar, orang

tua menyediakan buku bacaan dan media elektronik seperti komputer

serta kebutuhan alat tulis yang membantu anak kegiatan belajar anak.

3) Memberikan motivasi kepada anak

Motivasi adalah kebutuhan moral bagi setiap orang. Motivasi dapat

diperoleh karena adanya keinginan dalam diri untuk mencapai sesuatu

dan juga dapat dari luar diri atau lingkungan ia tinggal. Orang tua

sebagai tempat anak mendapat motivasi untuk memperoleh keyakinan

dan percaya dengan apa dia kerjakan. Anak membutuhkan motivasi

untuk mendorong dan meningkatkan aktivitas belajarnya. Pemberian

motivasi sebagai wujud kasih sayang orang tua dan sebagai bentuk

dukungan orang tua kepada anak. Motivasi orang tua dapat membantu

anak untuk meningkatkan dan mendorong minat anak untuk tetap

27
28

semangat belajar. Orang tua dapat memberikan motivasi dalam 3

bentuk, antara lain:

a) motivasi belajar yang bersifat tidak langsung, dapat dilakukan

dengan cara memberikan anak stimulus, dorongan dan dukungan akan

kesulitan yang dihadapi anak;

b) motivasi untuk meningkatkan dan mempertahankan prestasi, dapat

dilakukan dengan cara memberikan penghargaan ketika anak

mengalami peningkatan peningkatan prestasi belajar berupa hadiah;

c) motivasi untuk memperbaiki prestasi, dapat dilakukan dengan cara

membimbing, memberi nasehat dan mendorong anak untuk tidak

menyerah mencapai hasil belajar yang makimal.

4) Memberikan perhatian atau pengawasan terhadap kegiatan belajar

anak

Perhatian atau pengawasan adalah bentuk peran orang tua agar anak

dapat mencapai keberhasilan belajar. Perhatian dan pengawasan harus

dilakukan orang tua untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan

belajar anak. Perhatian dan pengawasan tersebut dapat berupa

mengatur jadwal atau rutinitas anak yaitu membagi porsi waktu anak

saat belajar, bermain, mengembangkan bakat, dan bergaul dengan

teman sebayanya. Orang tua berperan untuk mengelompokkan

kegiatan anak dari yang terpenting sampai yang tidak terpenting. Hal ini

28
29

bertujuan agar anak terbiasa dengan rutinitas setiap harinya sehingga

menjadi kebiasan baik yang dapat berlansung terus menerus.

Kebiasaan baik yang dilakukan akan mengurangi kesempatan anak

untuk melaukan yang tidak penting atau kurang bermanfaat dalam

pengembangan pribadi dan pretasi belajarnya. Dengan adanya

perhatian dan pengawasan dari orang tua ke anak untuk menjalin

kedekatan dan komunikasi yang harmonis sehingga anak tidak

melakukan tindakan menyimpang dan berpengaruh buruk terhadap

prestasi belajar anak. Perhatian dan pengawasan orang tua dapat

meningkatkan kemauan minat belajar. Dengan demikian, orang tua dan

anak akan lebih punya waktu untuk bersama sehingga orang tua

semakin memahami kesulitan dan kendala yang sedang dihadapi anak

dalam proses belajarnya.

3.3 Keaktifan Belajar Siswa

Pada hakekatnya proses pembelajaran kelas sudah dirancang

sebaik mungkin untuk membantu siswa dalam mengembangkan dan

memperoleh pengetahuan. Proses pembelajaran dirancang agar siswa

melakukan aktivitas dan kreativitas yang mereka miliki melalui berbagai

kegiatan yang dapat memberikan pengalaman berkesan terhadap

dirinya. Di dalam proses pembelajaran, peserta didik diharapkan

berperan aktif dan antusias sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur penting penentu

29
30

berhasilnya proses pembelajaran. Keaktifan belajar yang dialami oleh

peserta didik adalah segala aktivitas yang terjadi, baik secara fisik

maupun non fisik (Karwati, 2014:152). Keberhasilan belajar dapat dinilai

melalui pekembangan aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis yang

dialami siswa. Aktivitas fisik dapat diartikan keikutsertaan siswa dalam

mengkuti kegiatan kesiswaan seperti menjadi anggota organisasi,

mengikuti perlombaan, menciptakan suatu hal sehingga ia tidak bersifat

pasif atau hanya menjadi siswa yang duduk dan mendengarkan, atau

melihat sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan) adalah kemauan untuk

peduli terhadap linkungan sekitarnya dapat diwujudkan melalui kegiatan

pramuka, bakti sosial dan kegiatan rohani.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja,

berusaha). Keaktifan dapat diartikan sebagai keadaan dimana siswa

mampu berpartisipasi aktif. Rousseau (Sardiman, 1986:95)

mengungkapkan bahwa setiap orang yang berperan aktif untuk

mencapai keberhasilan belajar yang dapat diperoleh dari serangkaian

aktivitas yang diselanggarakan dalam proses pembelajaran.

Pengetahuan dapat diperoleh melalui tindakan pengamatan,

penyelidikan, pengalaman, dan pekerjaan yang diselesaikan secara

mandiri dengan menggunakan fasilitas hasil ciptaan sendiri, baik secara

teknik maupun rohani. Oleh karenanya, diambil kesimpulan bahwa

keaktifan siswa dalam belajar adalah serangkaian kegiatan yang

bersifat fisik maupun non fisik siswa untuk melaksanakan

30
31

proses/mekanisme kegiatan pembelajaran yang optimal guna

menciptakan suasana kelas yang kondusif.

3.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

Menurut Karwati (2014:154), faktor-faktor yang mempengaruhi

keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut:

1) kemampuan guru dalam membuka proses pembelajaran

seperti : menarik perhatian peserta didik akan pelajaran,

memeberikan motivasi berupa yel-yel atau kata bijak yang

membangun semangat belajar siswa;

2) menjelaskan tujuan instruksional pelaksanaan pembelajaran

(kemampuan dasar kepada peserta didik);

3) menyampaikan kompetensi belajar kepada peserta didik;

4) memberikan pengantar (masalah, topik, dan konsep yang

akan dipelajari);

5) memberikan tata cara atau langkah pelaksanaan kepada

peserta didik mempelajari suatu hal;

6) mengajak peserta didik ikut terlibat dan berpartisipasi dalam

proses pembelajaran;

7) memberikan tanggapan atau respon (feedback);

31
32

8) melakukan test baik secara lisan atau lisan untuk mengukur

sejauh mana peserta didik memahami pelajaran;

9) menarik kesimpulan atau inti pembahasan dari materi yang

disampaikan di akhir pembelajaran.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, penulis memperoleh

kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai Peran Orang Tua

Dalam Mendorong Semangat Belajar Anak di Sekolah Dasar sebagai

berikut:

a) Orang tua sebagai pendidik bagi anak-anaknya, karena itu orang tua

harus memahami kedudukan sebagai pendidik yang sangat berperan

penting.

b) Orang tua sebagai motivator, sebagai orang tua wajib sekali

memberikan dorongan untuk anak-anak dalam pendidikan.

c) Orang tua sebagai fasilitator, karena kebutuhan anak yang harus di

penuhi dalam pendidikan, sangat berpengaruh dalam perkembangan

Pendidikan pada diri anak.

4.2 SARAN

32
33

Saran dari hasil pengkajian ini adalah sebagai berikut:

A. Bagi Siswa/i

Peneliti berharap agar para siswa/i bisa terdorong untuk semangat belajar

dengan adanya peran dari orang tua dalam mendorong semangat belajar

dalam besekolah. Dan di harapkan siwa/i lebih aktif lagi dalam proses

belajar di sekolah.

B. Bagi sekolah

Peneliti berharap agar sekolah dapat memberikan pembelajaran yang

dapat dimengerti dan di pahami oleh siswa/i yang sedang melaksanakan

proses pembelajaran. Dan pihak sekolah diharapkan dapat menjalin

komunikasi kepada orang tua dalam mendukung semangat sekolah anak

murid di sekolah tersebut.

C. Bagi pemerintah

Peneliti berharap agar pemerintah dapat memberikan fasilitas Pendidikan

yang layak dalam memajukan perkembangan Pendidikan anak di sekolah

dasar.

33
34

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, A.E. (2009). “Hubungan Antara Peran Orang Tua dan Motivasi

Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Pada

Siswa Kelas XI Sma Negeri 1 Karangdowo, Klaten tahun Ajaran

2009/2010”. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Aziza, F. (2017). “Hubungan anatara Kepercayaan Diri dengan Keaktifan

Belajar Peserta Didik di Kelas IV MI Islamiyah Podorejo Ngalyan

Kota Semarang.

Hendriyanto, M.N. “Peran Bimbingan Orang Tua Terhadap Siswa Kelas

Xi

Tehnik Kendaraan Ringan Di Smk 45 Wonosari, Tahun Ajaran

2013/2014”. Skripsi. Fakultas Teknik Uny.

Lindawati (2010). “Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

Dengan Menggunakan Metode Tutor Teman Sebaya Pada

34
35

Pokok Bahasan Senyawa Karbon Di Kelas X.3 Madrasah

Aliyah Negeri Dumai”. Skripsi.

Novrinda /Nina Kurniah /Yulidesni, Peran Orangtua Dalam

Pendidikan Anak Usia Dini.

Nasution, T dan Nasution N. (1989). “Peran Orang Tua Dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Anak”.Jakarta:Bpk

Agung Mulia.

Oleh SANURH MASPUPAH · 2018, Memingkatkan Semangat

Belajar Anak Dan Perubahan Tingkah Laku.

Saadatul Maghfira . 2016, Kedudukan Anak Menurut Hukum

Positif Di Indonesia.

Uropka, A. Persepsi Anak Terhadap Peran Orang Tua Dalam Memotivasi

Anak Belajar Dan Dalam Mneyediakan Fasilitas Belajar Di

Rumah”.

Skripsi. FKIP Universitas Sanata Dharma.

35

Anda mungkin juga menyukai