Anda di halaman 1dari 26

SOSIALISASI TATAP MUKA

DENGAN TOKOH AGAMA DAN ORGANISASI MASYARAKAT


DALAM RANGKA MENYUKSESKAN
PEMILIHAN UMUM SERENTAK 2024
Disampaikan Oleh :
MUKHASAN AJIB, S.Sos., M.Ikom.
(Anggota Komisi Pemilihan Umum Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih,
Partisipasi Hubungan Masyarakat dan Sumber Daya Manusia)
Pemilu dalam UU No.7 Th 2017
Sarana Kedaulatan rakyat untuk memilih anggota DPR,
DPD, Presiden dan Wakil Presiden, serta anggota DPRD
yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan
UUD NRI Tahun 1945

Pemilihan dalam UU No.10 Th 2016


Sarana Kedaulatan rakyat untuk memilih Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
Serta Walikota dan Wakil Walikota yang demokratis
Kenapa Harus Ada Pemilu
dan Pemilihan?
1. Untuk menentukan pemerintahan
2. Sebagai cara mengevaluasi pejabat publik
3. Sebagai ukuran dukungan rakyat
4. Untuk memunculkan calon calon pejabat publik
5. Sebagai alat agar pemerintah lebih peka
terhadap rakyatnya
Kapan Dilaksanakan?
❖Pemilu dilaksanakan pada Rabu tanggal 14
Februari 2024 dan untuk Pemilihan masih
belum diputuskan tanggal pelaksanaannya.

❖Pemilu Serentak dilaksanakan setiap 5 (lima)


tahun sekali
❖Pemilu Untuk memilih :
1. Presiden dan Wakil Presiden
2. Anggota DPR
3. Anggota DPD
4. DPRD Provinsi
5. DPRD Kabupaten/Kota
❖Pemilihan untuk memilih :
1. Gubernur dan Wakil Gubernur
2. Bupati dan Wakil Bupati
3. Walikota dan Wakil Walikota
ASAS PEMILU (LUBER DAN JURDIL)
• Langsung
Setiap pemilih secara langsung dapat memberikan hak suaranya tanpa melalui perantara atau
perwakilan
• Umum
Seluruh WNI yang telah memenuhi syarat sebagai pemilih diberikan hak untuk memilih
• Bebas
Setiap WNI berhak memilih dan menggunakan hak pilihnya tanpa adanya pengaruh, tekanan
dan paksaan dari siapapun
• Rahasia
dalam memilih dijamin tidak akan diketahui oleh siapapun
• Jujur
Setiap penyelenggara pemilu harus bersikap dan bertindak jujur dan bertindak sesuai dengan
peraturan yang berlaku
• Adil
setiap pemilih dan peserta pemilu mendapat perlakuan yang sama dari penyelenggara,
pemerintah, aparat keamanan dan penegak hukum
Siapa Penyelenggara Pemilu?

1. Komisi Pemilihan Umum (KPU)


2. Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU)
3. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)
Faktor Penentu Sukses Pemilu
• Rakyat Pemilih
• Partai Politik
• Pemerintah
• Penyelenggara
KATEGORI DATA PEMILIH KALTIM 2023
24,1 % 0,8 % + 10,3 %
PRE BOOMER
GEN - Z 21,487 + BABY BOOMER
PEMILIH DENGAN
USIA 17 – 26 PEMILIH DENGAN USIA
TAHUN 285,544 78 TAHUN ATAU LEBIH &
670,186 PEMILIH DG USIA 59 – 77
TAHUN

773,040
37 % 27,8 %
MILENIAL GEN - X
1,028,387
PEMILIH DENGAN PEMILIH DENGAN
USIA 27 – 42 TAHUN USIA 43 – 58 TAHUN

TOTAL PEMILIH
2.778.644
Syarat Terdaftar
Sebagai Pemilih

Genap berumur 17 Tidak sedang Berdomisili Berdomisili di Tidak sedang


(tujuh belas) tahun dicabut hak di wilayah luar negeri yang menjadi
atau lebih pada pilihnya NKRI dibuktikan prajurit TNI
hari pemungutan berdasarkan dibuktikan dengan KTP-el, atau anggota
suara, sudah putusan dengan Paspor dan/atau POLRI
kawin, atau sudah pengadilan yang KTP-el Surat Perjalanan
pernah kawin telah mempunyai Laksana Paspor
kekuatan hukum
tetap
cekdptonline.kpu.go.id
Dalam penyelenggaranaan Pemilu
dan Pemilihan, Masyarakat dapat:

• Memberikan informasi Pemilu sesuai ketentuan


Peraturan Perundang-undangan
• Menyampaikan dan menyebarluaskan informasi
Pemilu & Pemilihan
• Membantu pendidikan politik bagi pemilih
• Berpendapat dan menyampaikan pikiran secara benar
• Terlibat dalam tahapan Pemilu dan Pemilihan
• Memantau Pemilu dan Pemilihan
INFORMASI MENGANDUNG
HOAX
Gangguan Informasi dan Hoaks

Gangguan informasi diidentifikasikan dalam 3 kategori menurut Wardle dan Derakhshan (2017)

Mis-Informasi Dis-Informasi Mal-Informasi


Adalah ketika informasi tidak Adalah ketika informasi tidak Adalah ketika informasi benar
benar disebarkan tanpa ada benar yang sengaja disebarkan disebarkan untuk menyebabkan
niat untuk mengecoh, dengan niat untuk dampak negatif, seringkali terjadi
membuat bingung, atau membingungkan, mengaburkan ketika menyebarkan informasi
mengaburkan fakta dari fakta sebenarnya yang merupakan rahasia negara

Hoaks seringkali diartikan sebagai berita bohong atau informasi yang dimanipulasi untuk kepentingan
tertentu dengan tidak sesuai dengan fakta dan sumber yang tidak dapat dipercaya.

Karena kurangnya informasi dan pengetahuan setelah hoaks ini beredar di masyarakat justru
menimbulkan dampak negatif yang akhirnya seolah-olah informasi tersebut benar adanya dan masif
beredar dengan cepat di masyarakat untuk mengiring opini publik, padahal sejatinya tidak benar.
Tujuan Munculnya Berita Hoaks
Jurnalisme Buruk
Keberpihakan/Partisan
Bentuk jurnalisme yang
Konten dibuat demi keberpihakan
menghiraukan kode etik
atau loyalitas (partisan) pada
jurnalisme dan tidak
seorang atau kelompok
menginformasikan fakta secara
menyeluruh

Sebagai Lelucon/Keisengan Keuntungan


Konten dibuat dengan tujuan Konten yang diproduksi untuk
hiburan seperti meme namun sebuah profit/keuntungan semata
konten tersebut justru dipercaya bagi penulisnya/segelintir
sebagai fakta sebenarnya kelompok

Provokasi Pengaruh Politik/Kekuasaan


Konten yang dibuat demi
Konten dibuat untuk HOAKS melanggengkan kekuasaan atau
memprovokasi masyarakat agar
niat politik si penguasa agar
masyarakat merasa tidak aman,
selalu dianggap benar
tidak nyaman dan kebingungan

Keterkaitan Propaganda
Konten dibuat untuk mengiring
Konten dibuat karena ada
opini agar dapat mempengaruhi
keterkaitan dengan isu yang ingin
pendapat orang lain sesuai yang
digiring
diinginkan pembuat informasi
Jenis-Jenis Misinformasi dan Disinformasi
Konten Konten Tidak
Satire/Parodi Konten Tiruan Konten Fabrikasi
Menyesatkan “Nyambung”
Konten untuk Penggunaan Informasi yang Konten baru Judul yang
menyindir pihak informasi yang mencatut yang 100% salah berbeda dengan
tentu berunsur sesat untuk pernyataan dari dan didesain isi berita yang
sarkasme atau membingkai sumber asli untuk menipu biasanya
kritik namun sebuah isu untuk dengan cara serta merugikan. diunggah demi
masyarakat pengiring opini si mendompleng Contoh informasi memperoleh
mempercayai hal pembuat ketenaran suatu lowongan kerja keuntungan/
tersebut benar informasi pihak palsu dll sensasi
Keliru Konteks Konten Manipulasi
Konten yang asli Wardle (2017)
dipadankan Ketika informasi menyatakan bahwa
dengan konteks atau gambar terdapat 7 jenis hoaks
informasi yang yang asli diedit/ (misinformasi dan
salah semisal dimanipulasi
disinformasi) yang
peristiwa masa untuk menipu
untuk mengecoh
umumnya terjadi di
lampau ditulis masyarakat
terjadi saat ini publik
Literasi Digital dan Data Survei Terkait Hoaks

Rendahnya literasi digital masyarakat Konten politik termasuk didalamnya terkait


Indonesia menjadi pemicu masifnya kepemiluan menjadi konten yang paling banyak
hoaks beredar di masyarakat. mengandung isu hoaks/disinformasi (67,2%)
Berdasarkan Survei Global World Digital
Competitiveness Index yang dirilis Institute
Management Development (IMD), Data Survei Kominfo (2020)
peringkat literasi digital Indonesia urutan terkait Konten yang mengandung hoaks
56 dari 63 negara yang disurvei. (Maret
2020)

Indeks literasi digital


nasional berada di angka
3,47, yang berarti berada
pada kisaran angka
sedang dari skala 1-4.
(Kominfo, 2020)
Alur dan Sarana Penyebaran Hoaks

Medsos,
Repost/ Mengiring
Media massa,
Disebarkan berulang-ulang Opini Publik
aplikasi chatting, dll

Fitnah

Hasutan/ adu domba

Berita bohong

Ujaran Kebencian
Data Survei Kominfo (2020)
terkait Media yang Sering
Ditemui terkait Penyebaran Isu
Hoaks/Berita Bohong
Ancaman dan Sanksi Hukum
Delik KUHP & UU 1/1946 UU 40/1999 UU 32/2002 UU 11/2008 j.0 UU
Hukum Pidana Pers Penyiaran 19/2016 tentang ITE
Penghinaan, Berita Pasal 311 dan Pasal 317 Pasal 5 Ayat 1 j.o 18 Ayat Pasal 36 Ayat (5) dan Pasal 27 j.o Pasal 45 ayat
Bohong, Fitnah, Ujaran ancaman hingga 4 tahun (2) denda Rp. 500 juta ayat(6) j.o Pasal 57 huruf (3) Pidana selama-
Kebencian dan SARA (pencemaran nama baik D dan E denda Rp 10 lamanya 4 tahun dan atau
& fitnah) (hormati norma agama, milliar atau penjara 5 dengan denda Rp. 750
kesusilaan, dan praduga tahun juta
tak bersalah) (larangan fitnah, ujaran
kebencian, dll) (pencemaran nama baik)

Pasal 156 dan 157 Pasal 28 j.o Pasal 45 A


ancaman 9 bulan hingga pidana sampai 6 tahun
4 tahun denda Rp 750 juta – Rp 1
(ujaran kebencian) Milliar
(ujaran kebencian)

Pasal 14 dan Pasal 15 UU


No.1/1946 ancaman 2-10
tahun
(kabar bohong timbulkan
keonaran & kabar tidak
lengkap)
Dampak dan Contoh Penyebaran Hoaks

Kebingungan di masyarakat
Dampak ekonomi
menentukan kebenaran suatu
Contoh: berita tentang suatu produk
berita
makanan yang berlabel halal ternyata
Contoh: berita yang menyatakan
mengandung babi menyebabkan produk
bahwa minum alkohol bisa
tersebut tidak laku dipasaran sehingga
menyembuhkan Covid 19
merugikan secara ekonomi
Perpecahan dan permusuhan di
masyarakat Dampak Politik
Contoh: berita bohong tentang isu Contoh: menurunkan ketersukaan
terkait identitas primordial atau masyarakat terhadap kandidat tertentu
keagamaan. karena informasi yang salah
Kepanikan dan kecemasan
dikalangan masyarakat Dampak Keamanan negara
Contoh: adanya berita simpang siur
terkait vaksin covid 19 menjadikan Contoh : berita bohong terkait ancaman bom
masyarakat khawatir sehingga di suatu tempat bisa menjadi ancaman bagi
menyebabkan kepanikan dan keamanan negara
kecemasan
Cara Identifikasi Hoaks

Sumber informasi Pihak yang Berita tidak Informasi dapat


atau medianya tidak menyebarkan didukung foto dan diperiksa
jelas identitasnya, informasi video yang sesuai kebenarannya
judulnya provokatif meminta info dan dapat ditelusuri melalui laman
dan dipenuhi iklan tersebut kebenarannya kominfo
yang mengarahkan
untuk klik
1 disebarluaskan
semasif mungkin
2 dengan fitur
Google Images
3 4
cekfakta.com atau
turnbackhoax.id

Berita/informasi tersebut
Hanya diproduksi untuk
tidak mengandung unsur
menyasar kalangan /golongan
5W +1H yang lengkap yaitu :
tertentu yang ditargetkan
• what (apa),
dalam penyebarannya, misal
• when (kapan),
masyarakat perkotaan karena
• who(siapa),
lebih akrab dengan teknologi
• why (mengapa),
informasi
• where(dimana),
• how (bagaimana) 5 6
Cara Menangkal Hoaks
Beberapa langkah yang penting untuk dilakukan agar tidak menyebarkan berita hoax kepada
masyarakat:

1. Bersikap kritis dengan menyandingkan berita/informasi yang


setipe/sejenis dari media terpercaya minimal 2 kali (double check)

2. Saring sebelum Sharing yaitu memeriksa kebenaran


berita/informasi tersebut sebelum dibagikan kepada orang lain

3. Memperkuat media literasi dengan


a. Menganalisa pesan yang disampaikan di media sosial/media
massa
b. Mempertimbangkan tujuan komersil dan politik di balik suatu
pesan di media
c. Meneliti siapa yang bertanggung jawab atau informasi yang
dipublikasikan
4. Klik tombol report (laporkan) jika menemukan berita/informasi
yang mencurigakan sebelum dishare lebih banyak orang.
Cara Melaporkan Berita Hoaks
Pada Facebook gunakan fitur
Report Status dan
kategorikan informasi tersebut https://aduankonten.id/ atau
sebagai hatespeech/ Pengguna internet email ke
harassment/rude/ dapat melaporkan aduankonten@mail.kominfo.go.id
threathening hoaks melalui fitur - fasilitas pengaduan konten
“LAPORKAN” negatif baik berupa situs/website,
Pada Google bisa (Report) melalui URL, akun media sosial,
menggunakan fitur feedback masing-masing aplikasi mobile, software yang
untuk melaporkan situs dari media memenuhi kriteria sebagai
hasil pencarian jika Informasi dan/atau Dokumen
mengandung informasi palsu Elektronik bermuatan negatif
Pada Twitter gunakan fitur sesuai peraturan perundang-
Report Tweet untuk undangan.
melaporkan Twit yang
negatif Terkait pelaporan program siaran televisi dapat di
laporkan kepada Komisi Penyiaran Indonesia melalui
Pada Instgram gunakan fitur telp:
Report terkait kategori 021-22346444 ; SMS: 0812 130 70000
kebohongan/ sensitif email: layananpublik@kpi.go.id maupun form pengaduan:
melalui http://kpi.go.id/index.php/id/form-pengaduan
DON’T FORGET

RABU,
14 FEBRUARI 2024
“TEGAK LURUS MENJAGA
KEDAULATAN DEMOKRASI”

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai