Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN


Di susunnya makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
DASAR-DASAR PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Sri Andri Astuti, M.Pd

Disusun Oleh
Kelompok 3
Dhea Septiana (2101013004)
Yanwar Cahyo ()

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
T.A 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Anugerah dari-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Dasar-Dasar Pendidikan tentang “Landasan dan Asas-asas
Pendidikan”. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan,
serta sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan yang semoga bermanfaat. Namun, kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah tentu tidak sempurna dan masih banyak
kekurangan, maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran, dan pesan
dari seluruh pembaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan yang
kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Metro, 03 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Pendidikan.............................................................................2
B. Macam-Macam Landasan Pendidikan.....................................................................3
C. Asas-Asas Pendidikan.............................................................................................5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................................8
B. Saran.......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tidak putus dari
generasi ke generasi manapun didunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui
pendidikan itu diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan alam latar sosial-
kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Kajian ketiga landasan itu (filosofis, sosiologis,
dan cultural) akan membekali setiap tenaga kependidikan dengan wawasan dan
pengetahuan yang tepat tentang bidang tugasnya. Selanjutnya, terdapat dua landasan lain
yang selalu erat kaitannya dalam setiap upaya pendidikan, utamanya pengajaran, yakni
landasan psikologis dan landasan iptek.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik-sistemik selalu bertolak dari
sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah
asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan
merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa
tertentu. Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi,
sosiologis, dan cultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan
tujuanpendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong
pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan landasan pendidikan itu
akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan landasan pendidikan ?
2. Apa saja macam-macam landasan pendidikan ?
3. Apa saja asas-asas pendidikan ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan landasan pendidikan
2. Mengetahui apa saja macam-macam landasan pendidikan
3. Mengetahui apa saja asas-asas pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Pendidikan


Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu perbuatan.
Dalam bahasa Inggris, landasan disebut denganistilah foundation, dalam bahasa
Indonesia disebut fondasi. Dalam membuat suatu bangunan, fondasi merupakan bagian
yang sangat penting agar bangunan itu bisa berdiri tegak dan kokoh serta kuat. Tiang,
genting, kaca, dan yang lain sebagainya, dalam suatu bangunan, tidak akan bisa berdiri
dan menempel tanpa ada fondasi tersebut.1
Sanusi Uwes (2003: 8) menjelaskan bahwa istilah lain yang hampir sama
(identik) dengan kata landasan adalah kata dasar (basic). Kata dasar adalah awal,
permulaan atau titik tolak segala sesuatu. Pengertian dasar, sebenarnya lebih dekat pada
referensi pokok (basic reference) dari pengembangan sesuatu. Jadi, kata dasar lebih luas
pengertian dari kata fondasi atau landasan. Karena itu, kata fondasi atau landasan dengan
kata dasar (basic reference) merupakan dua hal yang berbeda wujudnya, tetapi sangat
erat hubungannya. Maka, setiap ilmu yang berhubungan dan berkenaan dengan
pelaksanaan pendidikan, merupakan hasil dari pemikiran tentang alam atau manusia.
Oleh karenanya, ilmu-ilmu itu dapat dikatakan sebagai fondasi atau dasar pendidikan.
Disisi lain, Hasbullah (2005: 25) menjelaskan bahwa dasar pendidikan adalah
pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap masyarakat untuk dapat melakukan
perubahan sikap dan tata laku dengan cara berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada
lingkungan sekolah, sehingga meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa
yang tidak ditemui di sekolah. Hal ini lebih penting dikedepankan supaya tidak menjadi
masyarakat berpendidikan yang tidak punya dasar pendidikan sehingga tidak mencapai
kesempurnaan hidup. Apabila kesempurnaan hidup tidak tercapai berarti pendidikan
belum membuahkan hasil yang menggembirakan.
Landasan pendidikan secara singkat dapat dikatakan sebagai tempat bertumpu
atau dasar dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan tentang
kebijakan dan praktik pendidikan. Kajian analisis kritis terhadap kaidah dan kenyataan
tersebut dapat dijadikan titik tumpu atau dasar dalam upaya penemuan kebijakan dan
Pratik pendidikan yang tepat guna dan bernilai guna. Dengan kata lain, dapat dikatakan

1
Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan Konsep, Teori dan Aplikasinya (Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI), 2019), hlm. 33.

2
bahwa landasan pendidikan merupakan dasar bagi upaya pengembangan kependidikan
dalam segala aspeknya. Terdapat beberapa landasan yang dapat dijadikan sebagai titikl
tumpu dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan dalam
rangka membuat kebijakan dan Pratik pendidikan, sebagaimana akan dibahas berikut ini.
Jadi, dilihat dari pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
landasan adalah fondasi atau dasar tempat berpijaknya sesuatu. Sedangkan landasan
pendidikan adalah asumsi- asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam
pelaksanaan pendidikan dan atau studi pendidikan.

B. Macam-macam Landasan Pendidikan


Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan, agar pendidikan yang
sedang berlangsung mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat, karena
pendidikan di setiap negara tidak sama. Untuk negara kita diperlukan landasan
pendidikan berupa landasan relegius, landasan filosofis, landasan hukum, landasan
kultural, landasan sosial budaya, landasan psikologi, dan landasan ekonomi.2
1. Landasan Religius
Umar Tirtaraharja dan La Sulo (2008: 26) menjelaskan bahwa landasan
religius pendidikan ialah asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang
menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
Seseorang yang tidak memahami agama tidak akan mampu mengembangkan
pengetahuan yang mereka dapat. Seperti yang kita ketahui ilmu tanpa agama akan
menjadi buta, dan agama tanpa ilmu akan menjadi lumpuh. Dalam mengembangkan
ilmu yang kita dapatkan, maka peranan agama sangat berpengaruh. Sehingga ajaran
agama dan ilmu yang kita dapatkan harus berjalan dengan seimbang.
2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
filsafat yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan. Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat
pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang
sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.
Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme,
Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme.

2
Abdul Rasid, “Implikasi Landasan-Landasan Pendidikan,” AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu
Pendidikan dan Keislaman 1, no. 1 (1 Juni 2018): 1–15.

3
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat
pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: Apakah
pendidikan itu? Mengapa pendidikan itu diperlukan? Apa yang seharusnya menjadi
tujuanya, dan sebagainya.
3. Landasan Hukum
Landasan hukum pendidikan merupakan seperangkat peraturan dan
perundang-undangan yang menjadi panduan pokok dalam pelaksanaan sistem
pendidikan di Indonesia. Peraturan yang satu dan yang lain seharusnya saling
melengkapi. Permasalahan yang saat ini terjadi adalah perundangan dan peraturan
yang ada belum sepenuhnya terlaksana dengan baik.
Adapun perundang-undangan yang berkaitan dengan pendidikan adalah :
a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Pada Pembukaan UUD 1945 yang
menjadi landasan hukum pendidikan terdapat pada Alinea Keempat.
b. Pendidikan menurut Undang-Undang 1945 Undang-Undang Dasar 1945 adalah
merupakan hukum tertinggi di Indonesia. Pasal-pasal yang berkaitan dengan
pendidikan Bab XIII yaitu pasal 31 dan pasal 32. Pasal 31 ayat 1 berisi tentang hak
setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan, sedangkan pasal 31 ayat 2-5
berisi tentang kewajiban negara dalam pendidikan. Pasal 32 berisi tendang
kebudayaan. Kebudayaan dan pendidikan adalah dua unsur yang saling
mendukung satu sama lain.
4. Landasan Kultural
Landasan kultural adalah landasan yang lebih menekankan kepada nilai-nilai
kebudayaan bangsa yaitu suatu kultur budaya yang menjadi jati diri bangsa yang telah
ada sejak jaman dahulu dan tidak terpengaruh oleh unsur budaya bangsa lain.
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan
dapat dilestarikan/dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi
ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
5. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologi pendidikan merupakan asumsi-asumsi yang bersumber
dari kaidah-kaidah sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Kaidah-
kaidah sosiologi tersebut menjelaskan bahwa manusia itu pada dasarnya termasuk
makhluk individu, bermasyarakat, serta berbudaya. Dalam hidup bermasyarakat
manusia memiliki norma- norma yang mereka bentuk dan mereka anut yang akhirnya
menghasilkan suatu kebudayaan yang mencirikan kekhasan suatu masyarakat tertentu.
4
6. Landasan Psikologis
Landasan psikologis pendidikan merupakan landasan dalam proses pendidikan
yang membahsa berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta
gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahap usia
perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan
tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses
pendidikan. Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang
berkaitan dengan kecerdasan, berpikir dan belajar. (Tirtarahardja, 2005: 106).
7. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diperoleh melalui berbagai cara
penginderaan terhadap fakta, penalaran, intuisi, dan wahyu. Pengetahuan yang telah
memenuhi kriteria dari segi ontologism, epistemologis, dan aksiologis secara
konsekuen biasa disebut ilmu. Dengan demikian pengetahuan mencakup berbagai
cabang ilmu. Oleh karena itu, istilah ilmu atau ilmu pengetahuan dapat bermakna
kumpulan informasi, carqa memperoleh informasi serta manfaat dari informasi itu
sendiri. Ketiga sisi ilmu tersebut seharusnya mendapatkakn perhatian yang
proporsional dalam penentuan bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan
hanya berperan dalam pewarisan iptek tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang
sadar iptek dan calon pakar IPTEK.3

C. Asas-Asas Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di
Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan
melaksanakan pendidikan nasional. Asas-asas tersebut bersumber dari pemikiran dan
pengalaman sepanjang sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia.
Umar Tirtarahardja (2008: 117) diantara asas tersebut, ada tiga asas yang
diuraikan secara mendetail, yaitu; Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang
Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar. Ketiga asas itu dianggap sangat relevan
dengan upaya pembinaan dan pengembangan pendidikan nasional, baik masa kini
maupun masa datang. Oleh karena itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami

3
M. Masdudi, Landasan Pendidikan Islam Kajian Konsep Pembelajaran, vol. 1 (Cirebon: CV. Elsi
Pro, 2014).

5
dengan tepat ketiga asas tersebut agar dapat menerapkannya dengan semestinya dalam
penyeleenggaraan pendidikan sehari-hari.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini merupakan gagasan yang mula-mula dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantara seorang perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional. Tut Wuri
Handayani mengandung arti pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti
dari belakang dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan
anak mencari jalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidik
membantunya. Gagasan tersebut dikembangkan Ki Hajar Dewantara pada masa
penjajahan dan masa perjuangan kemerdekaan. Dalam era kemerdekaan gagasan
tersebut serta merta diterima sebagai salah satu asas pendidikan nasional Indonesia.
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang
dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (long life education). Istilah
pendidikan seumur hidup erat kaitannya dan kadang- kadang digunakan saling
bergantian dengan makna yang sama dengan istilah belajar sepanjang hayat. Kedua
istilah ini memang tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan. Penekanan istilah
“belajar”adalah perubahan perilaku (kognitif/afektif/psikomotor) yang relatif tetap
karena pengaruh pengalaman. Sedangkan istilah “pendidikan” menekankan pada
usaha sadar dan sistematis untuk penciptaan suatu lingkungan yang memungkinkan
pengaruh pengalaman tersebut lebih efisien efektif, dengan kata lain, lingkungan
yang membelajarkan subjek didik.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktifitas belajar yang
berlangsung lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung
jawab sendiri dari pembelajaran. Pengertian tantang belajar mandiri sampai saat ini
belum ada kesepakatan dari para ahli. Ada beberapa pandangan tentang belajar
mandiri yang diutarakan oleh para ahli seperti dipaparkan sebagai berikut :
a. Belajar Mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik tanggung
jawab dari proses pelajaran mereka sendiri. Belajar Mandiri mengintegrasikan
self- management (manajemen konteks, menentukan setting, sumber daya, dan
tindakan) dengan self-monitoring (siswa memonitor, mengevaluasi dan mengatur
strategi belajarnya).

6
b. Peran kemauan dan motivasi dalam belajar mandiri sangat penting di dalam
memulai dan memelihara usaha siswa.
c. Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari para
guru ke siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan pelajaran
apa dan tujuan apa yang hendak dicapai dan bermanfaat baginya.4
Haris Mujiman (2009) mencoba memberikan pengertian belajar mandiri
dengan lebih lengkap. Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif,
yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna
mengatasi suatu masalah. Di sini belajar mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa
untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu
kompetensi tertentu. Belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk
melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain
berdasarkan motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi pembelajaran.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran
utama sebagai fasilitator dan motifator.

BAB III
PENUTUP

4
Komaruzaman Komaruzaman, “Pendidikan Pembebasan Ki Hajar Dewantara : Asas Pendidikan
Liberal Di Indonesia,” Geneologi PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam 3, no. 01 (6 Februari 2017): 33–50.

7
A. Kesimpulan
Dari pemaparan materi yang penulis sampaikan dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Landasan adalah fondasi atau dasar tempat berpijaknya sesuatu. Sedangkan landasan
pendidikan adalah asumsi- asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam
pelaksanaan pendidikan dan atau studi pendidikan.
2. Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan, agar pendidikan yang
sedang berlangsung mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat, karena
pendidikan di setiap negara tidak sama. Untuk negara kita diperlukan landasan
pendidikan berupa landasan relegius, landasan filosofis, landasan hukum, landasan
kultural, landasan sosial budaya, landasan psikologi, dan landasan ekonomi.
3. Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di
Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang
dan melaksanakan pendidikan nasional. Asas-asas tersebut bersumber dari pemikiran
dan pengalaman sepanjang sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia.

B. Saran
Dalam penulisan makalah, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini tetapi masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat diperlukan untuk memperbaiki karya
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

8
Komaruzaman, Komaruzaman. “Pendidikan Pembebasan Ki Hajar Dewantara : Asas
Pendidikan Liberal Di Indonesia.” Geneologi PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam 3,
no. 01 (6 Februari 2017): 33–50.
Masdudi, M. Landasan Pendidikan Islam Kajian Konsep Pembelajaran. Vol. 1. Cirebon:
CV. Elsi Pro, 2014.
Rahmat Hidayat. Ilmu Pendidikan Konsep, Teori dan Aplikasinya. Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI), 2019.
Rasid, Abdul. “Implikasi Landasan-Landasan Pendidikan.” AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu
Pendidikan dan Keislaman 1, no. 1 (1 Juni 2018): 1–15.

Anda mungkin juga menyukai