Anda di halaman 1dari 53

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PROGRAM

KAMPUS MEMBANGUN DESA MANDIRI

Program Bina Desa di Desa Beka Kec Marawola Kab.sigi Sulawesi Tengah
Mastang A31118005
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan pertanggung jawaban
keikutsertaan dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri
FKIP Universitas Tadulako

…………………Desember 2023

Menyetujui/Mengesahkan
Mentor/Pendamping Dosen Pembimbing Lapangan

Mohammad Fitrah Sp Windayanti, S.Pd., M.Pd


NIP. 199110272019032018

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
Sehingga Program Pembangunan Desa ini dapat terselesaikan dengan baik dan
sekaligus dapat menyelesaikan laporan ini secara tepat waktu.

Laporan ini disusun ini untuk memenuhi salah satu persyaratan


pertanggungjawaban keikutsertaan dalam Program Merdeka Belajar Kampus
Merdeka (MBKM) Mandiri FKIP Universitas Tadulako. Yang dilaksanakan selama
kurung waktu selama 16 Minggu di Desa Beka kecamatan Maraola Kabupaten sigi..
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan pihak-pihak yang telah
meluangkan waktunya dalam membimbing penyusunan laporan ini. Oleh karena itu,
melalui laporan ini saya ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Ibu Windayanti, S.Pd., M.Pd , selaku Dosen Pembimbing Lapangan MBKM


MANDIRI FKIP UNTAD
2. Bapak Mohamad Fitrah, S.P selaku Mentor Desa / Pendamping Mahasiswa
Program Pembangunan Desa
3. Bapak Mohamad Taufik S.Pdi Selakui sekdes beka beserta keluarga
4. Bapak Kepala Desa Beka ,Aparat Desa, yang telah bersedia menerima kami,
beserta seluruh masyarakat Desa Beka yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu. Dan terkhusus teman-teman Program Bina Desa.

2
Dalam Penulisan laporan ini tentunya masih banyak kekeliruan yang terdapat
di dalamnya. Oleh karena itu saya berharap adanya saran dan kritikan yang
membangun untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Beka 19 Desember 2023

MOHAMAD ARIF
NIM. A31118005

3
DAFTAR ISI

Contents
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PROGRAM KAMPUS
MEMBANGUN DESA MANDIRI.............................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................2
ABSTRAK....................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................2
PENDAHULUAN........................................................................................................2
A.Latar Belakang...........................................................................................................2
B.Tujuan Program Pembangunan Desa......................................................................2
BAB II...........................................................................................................................2
ANALISIS SITUASI DAN PERENCANAAN PROGRAM....................................2
A.Analisis Situasi..........................................................................................................2
B.Rencana Program dan Kegiatan...............................................................................2
BAB III.........................................................................................................................2
PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL....................................2
A.Persiapan.....................................................................................................................2
B.Pelaksanaan Program..................................................Error! Bookmark not defined.
1. Bentuk Kegiatan......................................................Error! Bookmark not defined.
2. Yang Terlibat.............................................................................................................2
3. Hasil/Output.............................................................Error! Bookmark not defined.
4. Biaya/Anggaran.....................................................................................................2
C.Analisis Hasil Pelaksanaan Program.......................................................................2
D. Rekomendasi dan Usulan Perbaikan......................................................................2
BAB IV..........................................................................................................................2
PENUTUP....................................................................................................................2
A.Kesimpulan.................................................................................................................2
B.Saran...........................................................................................................................2

4
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................2
LAMPIRAN.................................................................................................................2
1. Surat Tugas Mahasiswa MBKM FKIP UNTAD...................................................2
2. Program Kerja Mahasiswa Program Pembangunan Desa.....................................2
3. Logbook Kegiatan Mingguan Pembangunan Desa................................................2
4. Hasil Pelaksanaan Program Pembangunan Desa MBKM FKIP UNTAD...Error!
Bookmark not defined.
5. Dokumentasi Kegiatan................................................Error! Bookmark not defined.

5
ABSTRAK

Program MBKM MANDIRI FKIP Universitas Tadulako merupakan sebuah


Program MBKM Kemendikbud yang di mana Program MBKM ini memberikan
Mahasiswa kebebasan kemerdekaan belajar di Perguruan Tinggi. Yang mana
Program ini memberikan 20 sks pembebasan bagi mahasiswa yang mengikuti
program ini, dimana tujuan dari Program MBKM ini adalah untuk meningkatkan
kompetensi lulusan baik dari segi Soft Skill maupun Hard Skill dengan harapan
mereka siap dan mampu menyiapkan lulusan yang berkompeten. Program MBKM
MANDIRI FKIP Universitas Tadulako ini menjadi salah satu peluang yang harus di
manfaatkan bagi mahasiswa di mana dengan adanya program ini dapat membantu
percepatan studi, tidak hanya itu tentunya memberikan kesan dan pengalaman yang
berharga bagi mahasiswa. KKN Bina Desa adalah suatu bentuk kegiatan yang
terpadu, berencana, dan berkesinambungan pada suatu desa tertentu dengan maksud
agar masyarakat desa tersebut dapat mengembangkan potensinya untuk menolong
dirinya sendiri dalam berbagai sektor kehidupan dengan cara yang tepat dan tidak
menyimpang dari tuntunan agama. Program Bina Desa merupakan KKN Alternatif
yang berdasar pada program universitas. Untuk mengikuti KKN Bina Desa, calon
peserta harus memenuhi persyaratan dan berkas yang diminta oleh Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM).

A.

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jika melihat dari keadaan pada masa sekarang, di mana zaman telah
semakin berubah dengan arus globalisasi, dan kemajuan teknologi yang semakin
meninggi. oleh karenanya dalam hal ini pendidikan tak boleh ketinggalan zaman
pendidikanharus berjalan beriringan dengansetiap fase kehidupan yang terus
berubah, yaknisalah-satunya adalah sistem pendidikan yang mengalami
perubahan ke arah yang lebih baik, untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.

Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Perguruan Tinggi


memberikan hak otonomi kepada Perguruan Tinggi. Pada prinsipnya perubahan
paradigma pendidikan agar menjadi lebih otonom dengan kultur pembelajaran
inovatif. Pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka mendorong
proses pembelajaran di perguruan tinggi semakin otonom dan fleksibel. Ada 5
kebijakan terkait paket Kampus Merdeka ini, yaitu a) sistem akreditasi perguruan
tinggi; b) belajar di perguruan tinggi (hak belajar di luar program studi); c)
kemudahan dalam membuka program studi baru; d) penerimaan mahasiswa baru;
serta e) perubahan status menjadi perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Ketentuan
ini tidak berlaku untuk bidang Pendididikan dan Kesehatan(Sopiansyah dkk., 2022).

Dasar Hukum pelaksanaan kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus


Merdeka) adalah Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang standar Pendidikan
Tinggi; Permendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang Perubahan Perguruan Tinggi
Negeri menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum; Permendikbud Nomor 5 Tahun
2020 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi; Permendikbud Nomor

7
6 Tahun 2020 Tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi pada Perguruan
Tinggi Negeri; Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan,
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin
Perguruan Tinggi Swasta.

Membangun Desa merupakan bagian dari Program MBKM di mana Program


ini memberikan mahasiwa kesempatan untuk terjun langsung ke masyarakat. Program
MBKM terdiri atas 8 skema kegiatan yakni: Magang, Membangun Desa, Mengajar di
Sekolah, Pertukaran Pelajar, Penelitian/ Riset, Kegiatan Wirausaha, Studi/ Proyek
Independen, Proyek Kemanusiaan

Pelaksanaan membangun desa atau kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik


(KKNT) dilakukan untuk mendukung kerjasama dengan Kementerian Desa PDTT
serta Kementerian atau stakeholder lainnya. Pemerintah melalui Kementerian Desa
PDTT menyalurkan dana desa 1 milyar per desa kepada sejumlah 74.957 desa di
Indonesia, yang berdasarkan data Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2019,
terdapat desa sangat tertinggal sebanyak 6.549 dan desa tertinggal 20.128. Sementara
itu, sumber daya manusia desa belum memiliki kemampuan perencanaan
pembangunan dengan fasilitas dana yang besar tersebut. Karenanya, efektivitas
penggunaan dana desa untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi masih perlu
ditingkatkan, salah satunya melalui mahasiswa yang dapat menjadi sumber daya
manusia yang lebih memberdayakan dana desa.

Pelaksanaan kegiatan membangun desa/KKNT merupakan kegiatan belajar


akademik di perguruan tinggi yang dimanifestasikan melalui Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada
masyarakat. Karena itu, pelaksanaan kegiatan membangun desa/KKNT juga harus
dilaksanakan secara ilmiah, sinergis, dan professional. Semua jenis kegiatan
membangun desa/KKNT harus dibimbing oleh seorang dosen(MBKM UNESA,
2021)

8
Selain itu, Mendikbud menekankan pentingnya pembelajaran yang diperoleh
mahasiswa selama mengerjakan proyek di desa. Mahasiswa harus berkolaborasi
dengan mahasiswa dari program studi (prodi) lain, dengan warga, dan pengurus desa.
Selain itu, mahasiswa juga didorong untuk mengakrabi keberagaman yang
ditemuinya di lapangan. Hal itu menjadi pembelajaran yang bermanfaat untuk
penguatan karakter(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020)

B. Tujuan Program Pembangunan Desa

Merdeka Belajar-Kampus Merdeka adalah kebijakan Menteri Pendidikan


dan Kebudayaan yang bertujuan mendorong mahasiswa agar menguasai berbagai
keilmuan untuk memasuki dunia kerja. Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi. Dalam pandangan humanisme, merdeka belajar
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar secara otonomi atau
mandiri serta bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Mahasiswa berhak
mengikuti pembelajaran di luar prodi dalam kampus dan luar kampus dalam
berbagai kegiatan seperti pertukaran pelajar, magang/praktik kerja, asistensi
mengajar di satuan pendidikan, penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan
wirausaha, studi/proyek independen, dan membangun desa/Kuliah Kerja Nyata
Tematik (KKNT).

Terlibatnya mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan tersebut dapat memberikan


pengalaman belajar (experience learning) sebagai bekal menghadapi hidup dan
kehidupan di masa depan. Untuk mewujudkan pengalaman belajar tersebut
perguruan tinggi harus membangun kerjasama dengan dunia usaha/industri dan
pemerintah. Kerjasama didasari dalam kerangka meningkatkan profesionalitas civitas
akademika. Kerangka ini akan mempengaruhi perumusan kurikulum dalam
penentuan capaian pembelajaran (learning outcomes) dan penempatan kuliah di luar
perguruan tinggi.Kualitas belajar dan kebermaknaan belajar dapat dicapai dengan

9
menerapkan prinsip belajar humanistik yaitu belajar bagaimana belajar (learning
how to learn), pembelajaran mandiri, memotivasi diri, dan pendidikan afektif.
Dengan demikian, tujuan pendidikan MBKM yang diharapkan untuk
mengembangkan hard skillsdan soft skills, menyiapkan mahasiswa lebih siap dan
relevan dengan kebutuhan perkembangan zaman, menyiapkan lulusan sebagai
pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian dapat dicapai secara
optimal(Susilawati, 2021).

Tujuan pelaksanaan Membangun Desa/KKNT adalah Kehadiran mahasiswa


selama enam bulan dapat mendampingi perencanaan program di desa, mulai dari
kajian potensi, masalah dan tantangan pembangunan, penyusunan prioritas
pembangunan, perancangan program, desain sarana prasarana, pemberdayaan
masyarakat, pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), supervisi
pembangunan, hingga monitoring dan evaluasi, Memberikan pengalaman dalam
bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat untuk mempersiapkan
mahasiswa sebagai generasi andal, Memberikan kesempatan untuk mengembangkan
bidang ilmu dan minat mahasiswa dengan luaran akhir dalam bentuk karya tertulis,
audio-visual, maupun bentuk karya laporan akhir(Universitas Negeri Makassar,
2023).

Selain Itu, MBKM Bina Desa bertujuan untuk memberikan pembelajaran


kepada mahasiswa mengenai bagaimana membina/membangun ekosistem perdesaan
berbasis produk unggulan desa.Mahasiswa tidak hanya menjadi lulusan terbaik
yang pandai dalam berteori akan tetapi mampu merealisasikan teori. Terjun
kelapangan dengan bekal ilmu yang dalam untuk terobosan yang relevan. Demi
kemajuan pendidikan yang tidak pernah berkesudahan.Untuk dapat terlibat dalam
kebijakan ini mahasiswa dimaksud harus berasal dari program studi yang
terakreditasidan aktif yang terdaftar pada PDDikti(Siregar dkk., 2020). Pemerintah
juga mengambil fungsi dalam pembaharuan pendidikan, dan disinilah pemerintah
menciptakan konsep kampus merdeka belajar, dimana salah satu dari konsep ini
adalah memberikan kebebasan selama tiga semesteruntuk melakukan tindakan

10
yang membutuhkan pengalamanbelajarmaupunpengalaman sosial, dengan tidak
menyampingkan teknologi dan tiga semester ini dilakukan diluar program studi.

11
BAB II

ANALISIS SITUASI DAN PERENCANAAN PROGRAM

A. Analisis Situasi

Analisi Situasi merupakan tahap pengumpulan data yang


ditempuh peneliti sebelum merancang dan merencanakan program.Analisis situasi
bertujuan untuk mengumpulkan informasi mencakup jenis dan bentuk kegiatan, pihak
atau publik yang terlibat, tindakan dan strategi yang akan diambil, taktik,
serta anggaran biaya yang diperlukan dalam melaksanakan program. Jenis Pada
umumnya, proses analisis situasi terdiri dari analisis situasi internal dan analisis
situasi eksternal, Analisis situasi internal merupakan tinjauan ulang secara
menyeluruh terhadap persepsi dan tindakan organisasi. Jenis dari analisis situasi
internal adalah hubungan personal (personal contact), informasi kunci (key
informan), Internet, bdan pengawas (advisory board), ombudsman, dan penelitian
lapangan (field research).Analisis situasi eksternal merupakan tinjauan ulang
secara sistematis latar belakang masalah yang berada di luar organisasi. Jenis dari
analisis situasi eksternal mencakup data sekunder (studi
pustaka), survei, pengamatan, dan analisisisi(Ensiklopedia Dunia, 2023)
Lokasi kegiatan Pembangunan Desa ini bertempat di Desa Beka Kecamatan
Marawola Kabupaten Sigi dimana ini merupakan salah satu bentuk dari kegiatan Tri
Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat. Yang mana mahasiswa
diharapkan setelah mendapatkan ilmu dapat diaplikasikan kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaan program pembangunan desa ini tentunya memberikan edukasi kepada
masyarakat yang ada di Desa Beka di tengah konflik masyarakat yang sering kali
terjadi.
Des Beka adalah salah satu desa di Kecamatan Marawola yang mempunyai
luas wilayah 9,66 KM. Jumlah penduduk Desa Beka sebanyak 3.040 Jiwa yang terdiri

12
dari 1.567 laki-laki dan 1.473 perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak
927 KK. Sedangkan jumlah Keluarga Miskin (Gakin) 269 KK. Dengan Kondisi
Lingkungan cukup baik, namun dalam hal Air Bersih mereka masih perlu untuk dapat
perhatian dari Pemerintah, Sedangkan untuk respon dari masyarakat sangat patut saya
syukuri karena sangat ramah terhadap pendatang(RPJMDES BUNSEL, 2020).

Berikut ini adalah penjelasan gambaran umum situasi dari Desa Beka mulai
dari Kondisi Geografis, Potensi Sumber daya manusia,Sejarah Desa, potensi
kelembagaan, kondisi sarana dan Prasarana Desa serta yang terakhir adalah Denah
dan lain lain Desa Beka:

13
BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DESA

2.1 Kondisi Desa

2.1.1 Sejarah Desa

Penamaan Desa Beka berasal dari mitos yang menjadi kepercayaan


masyarakat Desa Beka pada umumnya yang diceritakan secara turun-temurun
dari generasi kegenerasi, bahwa dijaman dahulu pernah terjadi peristiwa yang
akan di deskripsikan secara singkat berikut ini:

Desa Beka yang dahulunya bernama Valiri berasal dari kata


Nevalirisi. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti “jadi disini” hal
tersebut disebabkan oleh kepercayaan masyarakat setempat yang meyakini
bahwa segala permasalahan yang terjadi akan mendapatkan penyelesaian yang
baik jika permasalahan tersebut dimusyawarahkan di Valiri, atau dengan kata
lain secara sederhana bahwa penyelesaian segala permasalahan akan jadi
disini atau “nevalirisi” dengan demikian tempat tersebut dikenal dengan nama
Valiri

Pada masa-masa berikutnya terjadi suatu peristiwa yang


menggemparkan masyarakat Valiri, namun dalam tulisan ini terdapat dua
versi yang berkembang dimasyarakat saat ini yang meceritakan kejadian
tersebut, adapun dua versi tersebut akan dipaparkan berikut ini:

1. Versi Pertama

Dalam Versi ini dikatakan bahwa dijaman dahulu terdapat sebuah


kejadian yang terjadi di wilayah Valiri yakni ditemukannya seorang
bayi, ada yang mengatakan bayi perempuan dan adapula yang
mengatakan bayi laki-laki. Namun yang menjadi substansi dari
peristiwa ini adalah ditemukannya seorang anak manusia dari

14
belahan Bambu, dari peristiwa inilah menjadi cikal bakal perubahan
nama dari Valiri menjadi Desa Beka secara devenitif.

2. Versi Kedua

Menurut Versi ini bahwa dahulunya di Wilayah Valiri terjadi peristiwa


yang sama dengan Versi pertama, namun perbedaannya bahwa anak tersebut
ditemukan dalam belahan Batu. Batu ini dikenal dengan nama Vatu Motoe
yang hingga saat cerita ini disusun, batu tersebut masih ada dan menjadi salah
satu situs sejarah di Desa Beka sehingga mayoritas masyarakat meyakini Versi
ini sebagai awal perubahan nama desa, dari Valiri menjadi Desa Beka

Dalam rekam sejarah kepemimpinan yang ada diwilyah desa ini bisa
diketahui setelah perubahan wilyah Valiri ditetapkan sebagai Desa, berikut
akan disajikan daftar Kepala Desa yang dapat diketahui melalui wawancara
dan dokumen tertulis yang dapat dilakukan dalam penelusuran sejarah
kepemimpinan yang ada di Desa Beka.

DAFTAR NAMA KEPALA DESA


SEBELUM DAN SESUDAH BERDIRINYA DESA BEKA

No Periode Nama Kepala Desa Keterangan


1 TIDAK DIKETAHUI BOROGO
2 SDA MURAGAU
3 SDA PALIUA
4 SDA LAIRI
5 SDA LAMAROTJA
6 SDA DAUDO
7 SDA YABIDO
8 SDA LARASE
9 SDA ARSYID PALIUA
10 SDA JANO
11 SDA LAMALUNDU
12 SDA SUDIN PALIRANTE
13 SDA TOLDIN PALIUA
14 SDA SUHUPI

15
15 SDA AMIRUDIN
16 SDA K. BINA
17 SDA DJAHI
18 SDA SAMSUL BAHRI
19 1982-1990 NAJAMUDIN TL
20 1991-1993 SYAHRUL RUDIN
21 1993-1994 ABDUL LATIF
22 1994 HERMANTO SUHUNI PLT.Kepala Desa
23 1995-1998 HASDIN LAMAROTJA
24 1999-2001 RAPIE MARALAU
25 2001-2002 H. HASIM MARSUM
26 2005-2008 ABDUL KADIR LAMAROTJA
27 2008-2011 H. SARTONO PALIUA, BBA
28 2011-2012 KAMUS LAWI, S.Sos. MM PLT. Kepala Desa
29 2012-2013 ARSYID MUSAERA S.Sos PLT. Kepala Desa
30 2013 S/D 2018 MARGASATWA T. PARIGADE
31 2018 S/D 2019 MUHTAR HASAN Pj. Kepala Desa
32 2019 S/D 2025 MOHAMMAD FITRAH, SP

2.1.2 Kondisi Geografis DesaBeka

a) Letak dan Luas Desa Beka

Apabila ditinjau dari segi luas wilayah dari 11 Desa yang ada di
wilayah Kecamatan Marawola, Desa Beka merupakan salah satu Desa yang
paling luas diantar beberapa Desa yang ada di Kecamatan Marawola.

Secara geografis Desa Beka merupakan salah satu Desa di


Kecamatan Marawola yang mempunyai luas wilayah mencapai 699,17 Ha.
Dengan jumlah penduduk Desa Beka sebanyak 2.717Jiwa. Desa Beka
merupakan salah satu Desa dari 11 (Sebelas) Desa yang ada di kecamatan
Marawola Kabupaten Sigi, Desa Beka berada pada ketinggian ± 400-500
dpl diatas permukaan laut (longitut ……… ºE dan etitut ……… ºE) dan

16
curah hujan ± 750-1.500 mm, rata-rata suhu udara 27-29º celcius. Desa
Beka terletak di sebelah Selatan Kecamatan Marawola yang apabila
ditempuh dengan memakai kendaraan hanya menghabiskan waktu selama
± 15 menit. Dengan batas wilayah sebagaimana diuraikan dibawah ini:

Berdasarkan kewilayahan Desa Beka Berbatasan langsung dengan


lima desa yang ada di wilayah Kecamatan Marawola yaitu:

1) Sebelah Selatan berbatasan dengan tiga Desa yakni Desa Lebanu dan
Desa Bomba Desa Sibonu
2) Sebelah Utara berbatasan dengan tiga desa yakni Desa Sibedi, Desa
Padende dan Desa Sunju
3) Sebalah Barat Berbatasan dengan Desa Lebanu, Desa Sibedi Dusun 4
Mabere
4) Sebelah Timur Berbatasan dengan Sungai Palu

Mengenai perbatasan di sebalah barat Desa Beka, wilayah Desa


Beka diapit oleh dua gunung yakni sebelah Selatan Gunung Lebanu,
Sebelah Utara gunung Mabere Desa Sibedi. Diantara dua gunung tersebut
terdapat lembah yang dialiri Kali Pondo, lembah ini menjadi wilayah Desa
Beka, dengan batas sebelah barat adalah gunung kalaveru

b) Kondisi Topografi Desa Beka


Kondisi topografi adalah kondisi permukaan atau keadaan relief Desa Beka.
Pada umumnya Desa Beka merupakan dataran rendah dengan mayoritas kontur
tanah datar serta merupakan desa pesisir sungai karena membentang mengikuti
aliran sungai Palu di sebelah timur desa. Desa Beka terbagi dalam 3 (tiga) Dusun
dengan kondisi topografisekian dusun berupa tanah datar. Kondisi Desa Beka yang
sebagian besar wilayahnya merupakan tanah datar menjadikan Desa Beka sebagai
lokasi pemukiman yang cukup nyaman dan aman untuk ditinggali.

Dilihat dari elevasi, wilayah Desa Bekaberada pada ketinggian antara 400-500
meter diatas permukaan laut, denganluas keseluruhan 699,17 Ha berupa dataran dan

17
perbukitan. Elevasi tersebut menggambarkan bahwa Desa Beka merupakan wilayah
dataran rendah dan berkontur tanah datar. Selain itu, Desa Beka termasuk salah
satudesa yang wilayahnya berdekatan dengan ibu kota provinsi.Dengan
demikiandesa ini merupakan salah satu daerah penyangga ibu kota Provinsi dalam
pemenuhan kebutuhan pertanian, peternakan, industry, dan beberapa produk lain
yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat yang ada di kota Palu. Berikut data
sebaran 3 (tiga) Dusun pada Desa Beka :

Tabel 2.1
Data Sebaran Dusun Dalam Desa Beka Tahun 2019
No. Dusun Jumlah RT Jarak dari Kantor Desa Beka
1. I 5 250 Meter
2. II 5 150 Meter
3. III 6 0 Meter
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Beka, 2019)

Selanjutnya data jarak tempuh Desa Beka ke wilayah strategis seperti ke Ibukota
Kecamatan, Ibukota Kabupaten dan Ibukota Kecamatan lainnya adalah sebagai
berikut :

Tabel 2.2
Jarak Tempuh Desa Beka Ke Wilayah Strategis Tahun 2019

No. Dari Ke Ibukota Jarak Waktu Angkutan


Tempuh
1. Desa Beka Provinsi Sul-Teng 12 Km 20mnt Darat
2. Desa Beka Kabupaten Sigi 15 Km 30 mnt Darat
3. Desa Beka Kec. Marawola 4 Km 10 mnt Darat
4. Desa Beka Kec. Dolo 1 Km 5mnt Darat
5. Desa Beka Kec. Dolo Barat 6 Km 15 mnt Darat
6. Desa Beka Kec. Sigi Biromaru 5 Km 12 mnt Darat

18
7. Desa Beka Kec. Tatanga 8 Km 18 mnt Darat
8. Desa Beka Kec. Palu Selatan 10Km 20 mnt Darat
9. Desa Beka Kec. Palu Barat 10 Km 20 mnt Darat
10. Desa Beka Kec. Mantikulore 20Km 1Jam Darat
11. Desa Beka Kec. Palu Utara 25 Km 1,5 Jam Darat
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Beka, 2019)

c) Kondisi Hidrologi Desa Beka


Kondisi hidrologi merupakan keadaan pergerakan, distribusi dan
kualitas air pada suatu wilayah. Desa Beka dilewati olehaliran sungai
Palusepanjang 7 Km. sungai Palu yang melewati wilayah Desa Beka
merupakan salah satu potensi yang dimiliki desa namun belum terkelola
dengan baik untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat ataupun sebaliknya menjadi masalah seperti bencana banjir.

d) Kondisi Klimatologi Desa Beka


Kondisi klimatologi merupakan keadaan suatu wilayah dilihat dari
perspektif kondisi iklim atau musim yang terjadi setiap tahunnya. Desa
Beka merupakan daerah tropis yang memiliki dua musim yaitu musim
kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau terjadi pada kisaran bulan
Juni – Oktober, sementara untuk musim penghujan terjadi pada kisaran
bulan Desember – Mei setiap tahunnya. Jumlah curah hujan tahunan
bervariasi antara 700–1.500 mm, bulan terbasah terjadi pada bulan
Desember dan bulan terkering terjadi pada bulan Juli - Agustus.
Sebagaimana wilayah Kabupaten Sigi pada umumnya yang beriklim basah,
begitu pula Desa Beka, sehingga wilayah desa ini memiliki sumber daya air
yang potensial namun perlu diwaspadai ketika terjadi jumlah curah hujan
tinggi dapat berpotensi menimbulkan ancaman bencana alam berupa banjir.

e) Kondisi Geologi Desa Beka

19
Secara geologis, Desa Beka tentunya tersusun atas beberapa jenis
batuan, namun sampai dengan sekarang belum pernah dilakukan pendataan
terkait kondisi geologis Desa Beka dikarenakan tidak adanya sumber daya
manusia desa yang memiliki komptensi ilmu geologi dan keterbatasan dana
untuk mengadakan tenaga pendata/peneliti geologi dari luar Desa Beka.
Desa Beka memiliki jenis galian Tambang Tipe C yang telah diolah oleh
masyarakat Desa dan menjadi salah satu sumber pendapatan asli desa
(PADesa) melalui retribusi Retasi Kubikasi dan penggunaan jalan Desa.
f) Kondisi Tanah Desa Beka
Kondisi yang sama terjadi pada pendataan kondisi tanah pada Desa
Beka yang dilaksanakan oleh Tim Pendataan Desa, dimana hasil pendataan
kondisi tanah pada wilayah Desa Beka tidak dapat dijelaskan secara
komprehensif dikarenakan sumber daya manusia desa yang belum
memiliki pengetahuan dalam menganalisis struktur tanah desa. Kondisi
tanah pada wilayah Desa Beka jika dijelaskan berdasarkan pengetahuan
dasar yang dimiliki oleh Tim Pendataan Desa maka dapat disimpulkan
bahwa strukturtanah desa terdapat tanah subur dan gembur dan beberapa
titik lokasi terdapat struktur tanah yang berbatuan kecil. Kondisi tanah pada
Desa Beka dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian tanaman perkebunan
seperti Palawija, Coklat, Kelapa, Mangga, Alpukat, Kopi dan lain – lain.
Berikut perkiraan data kesuburan tanah Desa Beka :

Tabel 2.3
Data Tingkat Kesuburan Tanah Desa Beka Tahun 2019

No Tingkat Kesuburan Luas (Ha)


.

1. Sangat Subur 125

2. Subur 150

20
3. Sedang 110

4. Tidak Subur/Kritis 314,17

(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Beka, 2019)

g) Penggunaan Lahan Desa Beka


Desa Beka yang diperkirakan seluas 699,17 Km2 dipergunakan oleh
masyarakat dan pemerintah desa dengan berpedoman pada Peraturan
Perundang-undangan tentang rencana tata ruang dan rencana wilayah
khususnya Peraturan Daerah Kabupaten Sigi Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sigiserta berlandaskan prinsip
kelestarian lingkungan hidup. Penggunaan lahan di Desa Beka antara lain
untuk pemukiman, perkebunanPeternakanToko usaha Dagang dan lokasi
pemerintahan. Adapun rincian lebih lanjut mengenai penggunaan lahan di
Desa Beka tersaji pada tabel berikut :

Tabel 2.4
Data Penggunaan Lahan Desa Beka Tahun 2019

No. Jenis Penggunaan Luas Keterangan


1. Lokasi Pemerintahan/Fasilitas
Umum :
- Perkantoran Pemerintah Desa 253 M2
- Pustu 130,5 M2
- Sekolah SD
- Sekolah SMP 1 Ha
Total dari 2 lokasi
- Lapangan 1 Ha
- Tempat Peribadatan
1 Ha
1 Ha
Total dari 5 lokasi
2. Pemukiman 3,5 Km

21
3. Perdagangan :
- Industri 10 Ha Total keseluruhan lokasi
4. Perkebunan :
- Perkebunan Masyarakat 150 Ha
5 Pertanian
- Pertanian Masyarakat 125 Ha
6. Embung Desa 2.500 M2
7. Kawasan Hutan Ranjuri 9 Ha
8. Lahan Tidur 1.500 Ha
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Beka, 2019)

Dari tabel tersebut diatas, terlihat bahwa masih luasnya lahan yang terdapat di
Desa Beka namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu terdapat lahan
yang pada awalnya telah diolah oleh masyarakat namun saat ini tidak aktif
berproduksi. Hal – hal tersebut yang menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi
Desa Beka dan belum tertangani dengan baik.

2.1.3 Kondisi Demografis Desa Beka

a) Jumlah, Struktur dan Penyebaran PendudukDesa Beka


Desa Beka memiliki jumlah penduduk sebesar 2.989 Orang berdasarkan
hasil pendataan Pemerintah Desa pada Tahun 2019. Struktur penduduk Desa
Beka menurut jenis kelamin adalah sebesar 1.550 Orang Laki – Laki dan
1.439Orang Perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebesar 813 KK serta
Rumah Tangga Miskin berjumlah 564 RTM. Struktur penduduk Desa Beka
tersaji dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.5

Data Struktur dan Penyebaran Penduduk Desa Beka Tahun 2019

22
Jumlah KK
No Dusun Laki-Laki Perempuan KK
jiwa Miskin

1. Dusun I 501 474 975 287

2. Dusun II 427 415 842 249

3. Dusun III 466 434 900 277

Total 1.394 1.323 2.717 813 564

Sumber : Pengkajian Desa Beka, 2019

Berdasarkan tabel 2.5 tersebut diatas, terlihat bahwa penyebaran penduduk


terbesar Desa Beka berdomisili pada Dusun I dengan jumlah sebesar 975 Orang,
kemudian penduduk Desa Beka paling kecil berdomisili pada Dusun II dengan
jumlah sebesar 842 Orang. Jumlah Kepala Keluarga sebesar 813 KK dan Desa
Beka sampai saat ini masih memiliki Rumah Tangga Miskin sebesar 564 RTM.
Desa Beka memiliki tingkatkepadatan penduduk sebesar 4 Org/Km 2 yang apabila
dikonversi dalam satuan Hektare (Ha) sama dengan 4 Org/100 Ha, hal ini
menunjukan bahwa pada saat ini setiap individu tersedia ruanggerak sebesar 100
Ha, kepadatan penduduk ini tentunya akan meningkat setiap tahunnya sesuai
dengan perkembangan penduduk dan pembangunan Desa Beka. Pemerintah Desa
Beka bersama masyarakat perlu merencanakan pemberdayaan masyarakat dan
pembangunan desa secara komprehensif dengan mengutamakan kelestarian
lingkungan yang berkelanjutan.Sementara itu struktur usia pada Desa Beka
dikelompokkan menjadi kelompok usia produktif (16 – 56 Tahun) sebesar1.535
Orang, kelompok usia non produktif (0-15 Tahun dan >56 Tahun) sebesar 1.182
Orang.

b) Kondisi Keagamaan dan Sosial Budaya Masyarakat Desa Beka


Desa Beka memiliki penduduk yang mayoritas memeluk agama Islam, hal
ini terlihat dari data yang dimiliki oleh Pemerintah Desa Beka tentang

23
kepercayaan masyarakat desa menunjukkan bahwa sebesar 100% masyarakat
Desa Beka memeluk agama Islam, secara rinci data mengenai keagamaan
masyarakat Desa Beka sebagai berikut :

1. Islam : 2.717 Orang


2. Kristen : 0 Orang
3. Hindu : 0 Orang
4. Budha : 0 Orang
Sementara itu, etnis yang terdapat di Desa Beka tersaji pada diagram berikut :

DIAGRAM ETNIS

5%
1%

1%

93%

KAILI BUGIS JAWA SUKU LAINNYA

(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Beka, 2019)

Besarnya penduduk yang memeluk agama Islam sangat mempengaruhi adat


istiadat dan aktifitas sosial masyarakat Desa Beka, hal ini terlihat dari
penyelenggaraan kegiatan – kegiatan oleh masyarakat yang bernuansa islami
seperti setiap tahunnya diadakan perayaan Maulid Nabi, Hari Raya Idul Fitri,
Pasar Ramadhan, Hari Raya Idul Adha, Pengajian/ Majelis Ta’limdan kegiatan
lainnya dalam rangka memperingati hari besar nasional maupun daerah. Adapun

24
beberapa kegiatan kesenian yang selalu diadakan setiap tahun yaitu musik
Marawis dan rebana.

c) Kondisi Pendidikan Masyarakat Desa Beka


Kondisi pendidikan masyarakat suatu wilayah dapat menunjukkan indeks
pembangunan manusia diwilayah tersebut. Kondisi pendidikan di Desa Beka
masih termasuk kategori menengah karena sebagian besar masyarakat Desa Beka
telah menyelesaikan pendidikan dasar 12 tahun sebesar 1645 Orang, sementara
masyarakat yang telah menyelesaikan pendidikan sampai jenjang perguruan
tinggi sebesar 155 Orang. Kondisi pendidikan masyarakat Desa Beka secara rinci
tersaji pada tabel berikut ini :

Tabel 2.6
Data Kondisi Pendidikan Masyarakat Desa Tahun 2019

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Org) Keterangan


.

1. - Belum Sekolah (Balita) 261


- Usia 15-45 tidak pernah sekolah
2. 7
- Pernah SD tapi tidak Tamat
3. - Tamat SD/Sederajat 15
- Tamat SLTP/Sederajat
4. 35
- Tamat SMA/Sederajat
5. - Tamat D.I 371
- Tamat D.II
6. - Tamat D.III 1.873
7. - Tamat D.IV/S1 5
- Tamat S2
8. - Tamat S3 15
9. 35
10. 97
11. 3

25
12. -
TOTAL 2717
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Beka, 2019)

Dari tabel tersebut, terlihat komptensi yang dimiliki masyarakat Desa


Bekamasih perlu ditingkatkan. Hal ini perlu menjadi fokus perhatian dari
pemerintah desa untuk mengadakan pelatihan-pelatihan berupa peningkatan
keterampilan masyarakat dalam meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat.

d) Kondisi Pekerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat Desa Beka


Masyarakat Desa beka secara umum memiliki potensi pada sektor
pertanian, peternakan, kerajinan batu bata, pedagang, tukang dan jasa lainnya
sehingga masyarakat desa sejak dulu telah melakukan pemanfaatan beberapa
potensi tersebut yang pada akhirnya membentuk pengetahuan atau kompetensi
masyarakat dalam meningkatkan tingkat pendapatan berdasarkan sektor
pendapatan tersebut. Untuk mengetahui lebih jelas mata pencaharian masyarakat
Desa Beka dapat dilihat pada Diagram dibawah ini :

Diagram 2.2
Data Mata Pencaharian/Pekerjaan Masyarakat Desa Beka Tahun 2019

26
11%
5%

47%

33%

5%

ASN, TNI, Polri Pensiunan


pertanian, perkebunan dan peternakan Perdagangan
Pertukangan, Industri dan Jasa Lainnya

(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Beka, 2019)

Pengkajian desa juga dilaksanakan untuk mengetahui hasil produksi yang


dihasilkan oleh masing – masing pekerjaan yang digeluti oleh masyarakat Desa
Beka, berikut beberapa hasil produksi yang dirata-ratakan setiap tahunnya dari
beberapa potensi Desa Beka.

Tabel 2.7
Data Hasil Produksi Potensi Desa Beka Tahun 2019

Satua
No Uraian Sumber Daya Alam Volume
n
1 Material Sirtu 9.000.000 m3
2 Material batu kali dan Kerikil 1.000.000 m3

27
3 Pasir urug 15.000.000 m3
4 Lahan Tegalan 295 Ha
5 Lahan Perkebunan 150 Ha
6 Lahan Pertanian 125 Ha
7 Lahan Peternakan 40 Ha
8 Lahan Hutan 9 Ha
9 Sungai 7 Km
10 Sumber Mata Air 7 Buah
11 Hewan Ternak 750 Ekor
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Beka, 2019)

Berdasarkan tabel tersebut diatas, terlihat bahwa hasil produksi dari beberapa
sektor potensi Desa Beka belum terkelola dengan baik. Hal ini tentunya
berpengaruh terhadap tingkat pendapatan serta kesejahteraan masyarakat desa,
untuk itu perlu dipikirkan cara atau teknik pengelolaan, pemanfaatan dan
pelestarian potensi – potensi desa tersebut agar dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli Desa Beka. Rata – rata pendapan
per kapita di Desa Bekaadalah dikisaran Rp. 18.081.180/tahun berdasarkan harga
konstan yang jika dikonversi per bulannya adalah sebesar Rp.
1.506.765/bulan.Akan tetapi besaran pendapatan tersebut ditunjang oleh sebagian
masyarakat dengan profesi ASN/TNI-POLRI dan pedang besar selebihnya pada
tingkatan masyarakat dengan profesi petani, dan buruh masih sangat rendah
berada di kisaran rata-rata Rp.500.000 perbulan. dengan diperolehnya besaran
pendapatan per kapita tersebut maka dapat disimpulkan bahwabesaran
pendapatan per kapita Desa Beka tersebut masih sangat rendah dari kategori
masyarakat sejahtera.

Kondisi pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat Desa Beka yang masih jauh
dari kata sejahtera merupakan permasalahan yang kompleks dan perlu

28
penanganan yang terencana, terukur dan efesien. Pemerintah Desa Beka bersama
masyarakat perlu meningkatkan kompetensi dan menciptakan peluangnya untuk
sejahtera dengan memanfaatkan potensi desa yang dimiliki dan penyelarasan
kebijakan pembangunan dengan Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pusat.

2.1.4 Kondisi Fasilitas Publik Desa Beka

Sarana dan prasarana umum atau fasilitas publik merupakan modal yang
sangat penting dimiliki dan dikelola oleh desa dengan prinsip kekeluargaan,
kegotongroyongan, transparan, akuntabel, efisien dan lestari agar dapat
memberikan perubahan positif dalam pencapaian cita – cita desa yaitu
kesejahteraan masyarakat melalui penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan
masyarakat. Berikut data fasilitas publik yang dimiliki Desa Beka :

Tabel 2.8
Data Sumber Daya Pembangunan Desa Beka Tahun 2019

No. Uraian Sumber Daya Pembangunan Jumlah Satuan

1. Aset Prasarana Umum


a. Jalan 27,7 Km
b. Jembatan
1 Unit
c. Plat Deker
33 Unit

29
2. Aset Prasarana Pendidikan :
a. Gedung PAUD 1 Unit
b. Gedung TK
1 Unit
c. Gedung TPA
d. Gedung MDA 1 Unit
e. Gedung SD
f. Gedung SMP 1
2
1
3. Aset Prasarana Kesehatan :
a. Posyandu 1 Unit
b. Pustu
1 Unit
c. MCK
d. Air Bersih 18 Unit
9 Km
4. Aset Prasarana Ekonomi :
a. Pasar -
b. BumDesa
1 Unit
5. Kelompok Usaha Ekonomi Produktif :
a. Jumlah Kelompok Usaha 15 Unit
b. Jumlah Kelompok Usaha Aktif
6 Unit
c. Jumlah Kelompok Usaha Nonaktif
9 Unit
(Sumber : Hasil Pengkajian Desa Beka, 2019)

Beberapa jenis aset yang belum dimiliki Desa Beka yang berkaitan langsung
dengan pelayanan atas kebutuhan dasar masyarakat yaitu sektor Pendidikan
yakni Sekolah Menengah Atas, perguruan tinggi, demikian pula Kesehatan
perlu ditingkatkan, serta sarana Sosial Budaya dan Perekonomian agar segera
menjadi focus dalam pembangunan kedepannya sebab dengan lengkapnya
sarana dan prasarana tersebut akan sangat bermanfaat bagi penyelenggaraan

30
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
pemberdayaan masyarakat desa menuju kesejahteraan.

2.2 Kondisi Pemerintahan dan Kelembagaan Masyarakat Desa Beka

2.2.1 Struktur Pemerintahan Desa Beka

Penyelenggaraan pemerintahan disetiap wilayah administrasi


pemerintahan merupakan hal mutlak yang terdapat dalam sistem pemerintahan
di Republik Indonesia melalui Peraturan Perundang-undangan.
Penyelenggaraan pemerintahan desa dimaksudkan untuk membentuk suatu
pemerintahan desa yang melindungi, membina dan memberdayakan seluruh
masyarakat desa untuk mencapai kesejahteraan yang merata. Penyelenggaraan
pemerintahan desa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah, sehingga pelaksanaan fungsi
pemerintahan desa diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) secara global adalah sama baik dalam kewajiban maupun hak desa.

Desa Beka selama ini telah menyelenggarakan pemerintahan sesuai


amanat Perundang-undangan yang berlaku sampai dengan perubahan kebijakan
pemerintah pusat sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa beserta peraturan turunannya. Pemerintah Desa Beka
dipimpin oleh seorang Kepala Desa bersama perangkat desa dan perwakilan
masyarakat dalam Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai fungsi
pengawasan. Struktur organisasi pemerintah Desa Beka untuk tahun 2019
adalah sebagai berikut :

31
Bagan 2.1
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Beka

BPD KEPALA
DESA
SEKRETARIS
. DESA

KASI KASI KASI KAUR KAUR KAUR


Kesejahter Pelayanan TU & Keuangan Perencan
Pemerintah aan Umum aan

(Sumber : Pemerintah Desa Beka,


KEPALA 2019)
KEPALA KEPALA
DUSUN I DUSUN II DUSUN III

Keterangan :
Garis Koordinasi :
Garis Komando :

Berdasarkan hasil pengkajian desa terkait penyelenggaran pemerintahan Desa


Beka, dinyatakan bahwa jabatan dalam struktur organisasi tersebut telah terisi
namun kapasitas aparat yang mengisi jabatan tersebut perlu ditingkatkan
melalui kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan tupoksi jabatan berdasarkan
struktur yang sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku,
dengan demikian akan dicapai pelayanan maksimal kepada warga masyrakat.

Selain itu dalam Penyelenggaraan pemerintahan desa yang optimal


tentunya harus ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana fisik serta
teknologi yang memadai, sehingga diperlukan perhatian yang lebih besar

32
terhadap penyediaan sarana dan prasarana dalam menunjang maksimalnya
pelayanan terhadap masyarakat.

2.2.2 Struktur Kelembagaan Masyarakat Desa Beka

Lembaga kemasyarakatan desa adalah lembaga yang dibentuk oleh


masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa
dalam memberdayakan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan dibentuk dan
ditetapkan berdasarkan Peraturan Desa. Selain fungsi pemberdayaan, lembaga
kemasyarakatan juga berfungsi sebagai penampungan dan penyaluran aspirasi
masyarakat dalam pembangunan desa. Hubungan kerja antara pemerintah
desa dengan lembaga kemasyarakata desa bersifat kemitraan, konsultatif dan
koordinatif.

Desa Beka memiliki 4 lembaga kemasyarakatan yaitu: Lembaga Adat,


Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Tim Penggerak PKK, RT/RW
dan Karang Taruna serta organisasi kepemudaan lainnya.Adanya lembaga
kemasyarakatan merupakan potensi yang krusial bagi Desa Beka jika lembaga
kemasyarakatan desa tersebut berjalan aktif, namun sebaliknya dapat menjadi
permasalahan bagi desa bila lembaga kemasyarakatan desa tersebut tidak
berjalan baik. Berikut bagan kelembagaan masyarakat Desa Beka :

Bagan 2.2

Bagan Kelembagaan Desa 2019

Kelompok Masy.

Karang Taruna

Pem.Desa

Organisasi
Kepemudaan Lembaga Adat

Masy.
33 Desa
RT
BPD
LPMDesa
TP-PKK

A. Rencana Program dan Kegiatan

Rencana adalah hasil proses perencanaan berupa daftar ketetapan tentang


langkah tindakan pada masa depan menyangkut kegiatan apa, siapa pelaksananya, di
mana, kapan jadwalnya dan berapa sumber daya yang akan digunakan, serta berbagai
keterangan mengenai tolak ukurnya, dalam rangka mencapai hasil. Rencana
digunakan manajemen untuk pengarahan kegiatan dan juga sebagai pedoman proses
pengendalian(MBKM Universitas Udayana, 2022). Atau,

Perencanaan adalah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai


tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis besar, atau petunjuk yang harus
dituruti jika menginginkan hasil yang baik. Dalam menyusun sebuah rencana, hal
pertama yang harus dilakukan adalah, Anda harus memusatkan pikiran kepada apa
yang ingin dikerjakan, tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang untuk
organisasi serta memutuskan alat apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut. Anda harus meramalkan sejauh mana kemungkinan tersebut dapat dicapai,
baik dilihat dari aspek ekonomi, social, maupun lingkungan politik tempat organisasi
berorganisasi serta dihubungkan dengan sumber-sumber yang ada untuk mewujudkan
rencana tersebut(DR. Taufiqurokhman, S.Sos., M.Si.,.)

Rencana Program Kegiatan Pembangunan Desa Ini di targetkan selama kurun


waktu kurang lebih 4 bulan untuk beraktivitas di Desa Beka Kecamatan Marawola

34
Kabupaten Sigi , dimana dalam pelaksanaan Kegiatan ini berkolaborasi langsung
dengan Pemerintah Desa Beka dan seluruh masyarakat Desa Beka.

35
BAB III

PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

A. Persiapan

Tahapan persiapan merupakan rangkaian kegiatan awal sebelum memulai


pengumpulan dan pengelolahan data. Pada tahap persiapan ini, disusun halhal yang
harus dilakakukan agar tujuan penulisan tugas akhir ini menjadi teratur dan
terstruktur, sehingga waktu penulisan tugas akhir ini berjalan efektif dan
efisien.Tahapan dari Persiapan Program Pembangunan Desa ini yaitu pertama
Pendaftran, Sosialisasi BIMTEK Akun Sitampan untuk mempermuah mahasiswa
dalam mengkonversi mata kuliah,Selanjutnya Pembekalan Mahasiswa yang di
laksanakan di Gedung Serbaguna 1 Universitas Tadulako, Penerjunan mahasiswa
yang di laksanakan di Ruang MBKM FKIP UNTAD yang dilepas langsung oleh
Ketua Unit MBKM FKIP UNTAD dari palu ke tempat lokasi. Berikut adalah Rekap
Persiapan mengikuti pelakasanaan MBKM FKIP UNTAD.

NO Nama Kegiatan DESKRIPSI DOKUMENTASI


1 Pembkalan Kegiatan
Pembekalan
Mahasiswa
program MBKM
FKIP Universitas
Tadulako di
laksanakan pada
tanggal 1
september 2023
di gedung
serbaguna lantai
2 gedung senat.

2 Pengantaran Ke Desa Beka Pengantaran


mahasiswa
MBKM Mandiri

36
FKIP di desa
beka bersama
dosen
pengantar
bapak Dr. Irwan
Said dan di
terima oleh
Sekretaris Desa
Beka di kantor
Desa Beka.
3 Silaturahmi Bersama RT setempat Silaturahmi
yang dilakukan
oleh mahasiswa
MBKM Mandiri
FKIP dengan
kepala RT di
desa.
4 Silaturahmi bersama kepala sekolah SD Inpres Melakukan
Beka silaturahmi
sekaligus minta
izin dengan
kepala sekolah
SD Inpres beka
untuk bisa
terlibat dalam
pelaksaan
mengajar
mengingan
terdapat mata
kuliah PLP yang
di rekognisi oleh
mahasiswa yang
melaksanakan
MBKM
5 Silaturahmi bersama pemuda Desa Beka Silarahmi
bersama salah
satu lembaga
pencinta alam
yang berada di
desa beka.

37
6 Rapat bersama aparat desa tentang Rapat yang
penyesuaian program kerja dilaksanakan di
kantor desa
bersama
seluruh aparat
desa tentang
program kknt di
desa beka.

7 Aktivitas di SD Inpres Beka Melaksanakan


kegiatan
mengajar di SD
Inpres Beka.

8 Tahlilan Menghadiri
tahlilah yang
bertenpat di
desa beka.

9 Aktivitas di SD Inpres Beka Melaksanakan


kegiatan
mengajar di SD
Inpres Beka

10 Aktivitas di kantor desa Perapian


sekaligus

38
pembersihan di
kantor desa.

11 Aktivitas di SD Inpres Beka Melaksanakan


kegiatan
mengajar di SD
Inpres Beka

12 Aktivitas di kantor desa Perapian


sekaligus
pembersihan di
kantor desa

13 Aktivitas di sekolah Melaksanakan


kegiatan senam
untuk agenda
sekolah sehat

39
NAMA KEGIATAN DESKRIPSI DOKUMENTASI
Pengambilan Pengambilan bibit
Bibit Pohon pohon di dinas
kehutanan provinsi
sulawesi tengah

2 Aktivitas di SD Melaksanakan kegiatan


Inpres Beka mengajar di SD Inpres
Beka

3 Perbaikan Perbaikan saluran air


saluran air bersih bersih di hutan ranjuri
untuk bmasyarakat desa
beka

3 Pengambilan Pengambilan bibit


Bibit Pohon pohon di dinas
kehutanan provinsi
sulawesi tengah yang ke
2 bersama KKN Untad

4 Perbaikan Perbaikan saluran air


saluran air bersih bersih di hutan ranjuri
untuk bmasyarakat desa
beka

40
5 Perbaikan Perbaikan saluran air
saluran air bersih bersih di hutan ranjuri
untuk bmasyarakat desa
beka

6 Aktivitas di Perapian sekaligus


kantor desa Beka pembersihan di kantor
desa

7 Aktivitas di Melaksanakan kegiatan


Sekolah pembersihan di SD
Inpres Beka.

41
Pemindahan bibit
sekaligus perawatan
dikantor desa

Selesai mengawasi siswa


ujian

Bersama warga
membahas tentang
ketahan pangan di
kebun warga

42
Sosialisasi cegah stanting
dan sekalikug posyandu

Membuat saluran air bersih


bersama aparat de

Menanam ketahanan
pangan bersama pak sekdes

Hari jaga di SD inpres beka

43
1. Yang Terlibat

Segala rangakaian kegiatan MBKM FKIP UNTAD yang dilaksanakan oleh


mahasiswa Program Pembangunan Desa yang terlibat adalah Mitra Kerjasama yakni
Pemerintah Desa Beka dan seluruh masyarakat Beka yang telah bekerjasama dan
berpartisipasi dalam menyukseskan seluruh kegiatan MBKM FKIP UNTAD Program
Pembangunan Desa yang diselenggarakan di Desa Beka, dalam jangka waktu selama
kurang lebih 4 bulan berkegiatan di Desa Beka.

2. Biaya/Anggaran

Berikut adalah rincian anggaran yang terpakai selama saya beraktivitas di Desa
Bonobogu Selatan:

LAPORAN KEUANGAN KEGIATAN PEKAN OLAHRAGA

Sumber Dana Angggaran Kegiatan


No Sumber Dana Jenis Jumlah
1. Mastang Anggaran Rp 260.000
2. Mohamad Arif Anggaran Rp 300.000
3. Maman Sholihin Anggaran Rp300.000
4. Hamid Anggaran Rp.100.00
5. Desya Anggaran Rp 100.000
6 Annisa Anggaran Rp 100.000
Warda Anggran Rp 100.000
Ramadhan Anggaran Rp 100.000
Total : Rp 1.460.000

44
No Pengeluaran Anggaran Perlengkapan
Nama Jumlah Harga Total Harga
1 Spanduk 1 Buah Rp.60.000 Rp.60.000
2 MapKertas 6 Buah Rp.12.000 Rp.12.000
3 KertasHVS 1Rim Rp.57.000 Rp.57.000
4. Tong Sampah 2 Buah Rp.300.00 Rp.300.000
5 Kuas 2 buah Rp.20.000 Rp.20.000
6 Cet 2 buah Rp.40.000 Rp.40.000
7 Pilox 1 buah Rp.30.000 Rp.30.000
8 Bensin 1 Botol Rp.12.000 Rp.12.000
Total Rp.531.000

B. Analisis Hasil Pelaksanaan Program

Hasil dari Pelaksanaan Program pembangunan Desa ini adalah mampu


menciptakan masyarakat Desa Beka dalam Peningkatan Kreativitas SDM melalui
kolaborasi dengan Aparat desa maupun masyarakat dalam melaksanakan peran dan
segala kegiatan yang ada di Desa. Yang mana hal inilah yang menjadi impian bagi
Aparat Desa Beka untuk para pemuda mampu untuk membantu Dalam membangun
Desa yang Menuju Desa Mandiri, Modern dan Religius sebagaimana visi dan misi
Desa Beka.
Dalam kegiatan Pembangunan Desa ini, tentunya dalam penerapan ketiga
landasan Tri Dharma Perguruan Tinggi sangat dibutuhkan, tetapi akan lebih fokus
pada bagian pengabdian masyarakat karena mahasiswa akan langsung menjadi agen
perubahan di masyarakat. Dimana Mahasiswa dapat memberikan pengalaman ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk memberikan pengarahan agar dapat memecahkan
masalah di masyarakat. Selain itu, pembenahan sarana dan prasarana merupakan
kegiatan yang dilakukan serta menjadi program kerja bagi mahasiswa.

45
D. Rekomendasi dan Usulan Perbaikan

Berangkat dari pengalaman yang telah di dapatkan selama kurun waktu 4 bulan
berada di Desa Beka. Penulis merekomendasikan unntuk perbaikan yaitu untuk
pemerintah Desa Beka lebih terbuka lagi ke masyarakat serta melibatkan masyarakat
Desa Beka dalam segala rangkaian kegiatan yang ada di Desa, bukan hanya itu
Sarana dan Prasarana pun perlu lebih diperbaiki lagi demi menunjang keberhasilan
Desa. Selain itu, bakat dan minat anak-anak yang ada di Desa Beka cenderung ke
arah sepak bola maka dari itu penulis menyarankan untuk pemerintah lebih melirik
anak-anak yang ada di Desa Beka kalau perlu pemerintah terlibat langsung dalam
memberikan mereka wadah agar bakat mereka bisa terealisasikan.

46
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembangunan Desa merupakan suatu proses untuk meningkatkan taraf hidup


masyarakat untuk menjadi lebih baik. Tentunya dengan adanya kegiatan MBKM ini
dalam Program Pembangunan Desa dapat membantu desa dalam menjalankan roda
pemerintahan untuk membangun desa yang dicita-citakan. Dari segala upaya mulai
dari Program Kerja yang telah kami laksanakan secara Kolaborasi bersama dengan
Desa dengan melibatkan masyarakat dan pemuda Desa Beka semoga mampu
memberikan dampak yang bersinergi untuk Desa Beka yang jauh lebih baik lagi
dalam segala pencapaiannya. Kegiatan Pembangunan Desa tidak hanya Sekadar
menciptakan lulusan terbaik yang pandai dalam berteori akan tetapi mampu
merealisasikan teori. Terjun kelapangan dengan bekal ilmu yang dalam untuk
terobosan yang relevan. Demi kemajuan pendidikan yang tidak pernah
berkesudahan. Selain itu dengan adanya program ini tentunya diharapkan mahasiswa
bisa menjadi agen perubahan yang siap menghadapi segala perubahan zaman.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas Penulis berharap Desa Bueka dapat terus
berkarya, menjalin hubungan yang baik bersama masyarakat dan tentunya dapat
melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan terlebih untuk para pemuda yang
merupakan para generasi Penerus di Desa Beka. Semoga segala yang mahasiswa
MBKM tinggalkan baik jejak digital maupun pengetahuan dapat tersimpan dengan
baik bagi masyarakat khususnya bagi pemuda Desa guna menjadi pembelajaran di
Desa untuk membangun Desa Beka yang jauh lebih baik lagi.

47
DAFTAR PUSTAKA

DR. Taufiqurokhman, S.Sos., M.Si. (t.t.). KONSEP DAN KAJIAN ILMU


PERENCANAAN. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr.
Moestopo Beragama.
Ensiklopedia Dunia. (t.t.). Analisis Situasi. Dalam Ensiklopedia Dunia. Diambil 20
Juni 2023, dari https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Analisis_situasi
Finthariasari, M., Febriansyah, E., & Pramadeka, K. (2020). PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA PELANGKIAN MELALUI EDUKASI DAN LITERASI
KEUANGAN PASAR MODAL MENUJU MASYARAKAT CERDAS
BERINVESTASI. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia, 3(1).
https://doi.org/10.36085/jpmbr.v3i1.763
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020, Januari 30). Proyek Membangun
Desa Jadi Sarana Penguatan Karakter Mahasiswa.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/01/mendikbud-proyek-membangun-
desa-jadi-sarana-penguatan-karakter-mahasiswa
MBKM UNESA. (2021, Nopember). Membangun Desa/KKN Tematik.
https://mbkm.unesa.ac.id/post/membangun-desakuliah-kerja-nyata-tematik
MBKM Universitas Udayana. (t.t.). MBKM Universitas Udayana.
https://mbkm.unud.ac.id/posts/penerimaan-proposal-program-bina-desa-universitas-
udayana-tahun-2023#:~:text=MBKM%20Bina%20Desa%20bertujuan
%20untuk,perdesaan%20berbasis%20produk%20unggulan%20desa.
Rahmawati, A. D., & Fatmawati, A. (2020). Sistem Administrasi Desa Mendiro
Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi berbasis Web. Emitor: Jurnal Teknik Elektro,
20(2), 134–140. https://doi.org/10.23917/emitor.v20i02.9893
Siregar, N., Sahirah, R., & Harahap, A. A. (2020). Konsep Kampus Merdeka Belajar
di Era Revolusi Industri 4.0. Fitrah: Journal of Islamic Education, 1(1), 141–157.
https://doi.org/10.53802/fitrah.v1i1.13
Sopiansyah, D., Masruroh, S., Qiqi Yuliati Zaqiah, & Erihadiana, M. (2022). Konsep
dan Implementasi Kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Reslaj:
Religion Education Social Laa Roiba Journal, 4 Nomor 1. https://doi.org/DOI:
10247476/reslaj.v4i1.458
Susilawati, N. (2021). Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka Dalam Pandangan
Filsafat Pendidikan Humanisme. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan dan

48
Pembelajaran, 2(3), 203–219. https://doi.org/10.24036/sikola.v2i3.108
Universitas Negeri Makassar. (2023, Mei 31). Membangun Desa. Membangun Desa.
https://mbkm.unm.ac.id/bkp/kknt/

49
LAMPIRAN

1. Surat Tugas Mahasiswa MBKM FKIP UNTAD

50
2. Program Kerja Mahasiswa Program Pembangunan Desa

PROGRAM KERJA
HARIAN SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Kegiatan Observasi

Pelayanan Di Kantor
Desa
Ketahanan Pangan
MINGGUAN SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Aktivitas Di Sekolah
Pembuatan Saluran
Air Bersih
BULANAN SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

Penghijauan
Stanting
Sunatan Masal
Penyediaan Tempat
Sampah

51
3. Logbook Kegiatan Mingguan Pembangunan Desa

Logbook dan Kegiatan Mingguan ini dibimbing langsung oleh Dosen


pembimbing lapangan untuk Program Pembangunan Desa yakni Ibu Dr. Herlina,
S.Pd., M.Pd. Dimana masa pembuatan laporan ini dimulai pada tanggal 5 September
s/d 31 Sempember 2023. Berikut adalah bukti bahwa saya telah mengaploud
Logbook dan Laporan Mingguan yang pada Situs SITAMPAN UNTAD sebagaimana
yang tertera pada gambar dibawah ini:

52
53

Anda mungkin juga menyukai