Tugas Artikel Stratifikasi Sosial
Tugas Artikel Stratifikasi Sosial
NIM : P1337420722015
Kelas : Calista Roy I
Stratifikasi sosial merupakan salah satu bentuk dari struktur sosial yang ada dalam
masyarakat. Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi sosial merupakan pembedaan
atau penggolangan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).
Pada umumnya dasar-dasar yang digunakan untuk mengolongkan anggota
masyarakat ke dalam stratifikasi sosial adalah kekayaan, kehormatan, kekuasaan,
dan ilmu pengetahuan (jenjang pendidikan).
1. Tempat Tinggal
Saat memilih tempat tinggal atau kediaman masyarakat kelas atas pada
umumnya mengutamakan kenyamanan dan keamanan lingkungan sekitar.
Bebas dari polusi, banjir, dan lokasi yang strategis juga menjadi aspek
yang penting dalam pemilihan tempat tinggal. Arsitektur atau bentuk
bangunan terkesan mewah dan di dalamnya terdapat berbagai fasilitas
terkini.
Sementara itu, masyarakat kelas menengah ke bawah lebih memilih
mendirikan tempat tinggal yang sederhana dan terkesan sangat biasa
karena disesuaikan dengan kemampuan dan dana yang dimiliki. Hal ini
terlihat dari bentuk bangunan dan fasilitas yang ada di dalamnya. Aspek
yang paling penting dari tempat tinggal bagi kelompok menengah ke
bawah adalah dapat menjadi tempat berlindung dan berkumpul dengan
keluarga.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu yang sangat penting bagi masyarakat.
Pendidikan bagi kelompok kelas atas merupakan suatu proses untuk
mereproduksi ulang atau mempertahankan status sosial dan dominasinya
dalam masyarakat. Kelompok kelas atas memilih sekolah yang dilengkapi
dengan berbagai fasilitas terbaik dan berkualitas yang membutuhkan biaya
mahal.
Sementara itu, pendidikan bagi kelompok kelas bawah adalah suatu proses
yang dilakukan untuk mengubah atau menaikkan status sosial dalam
masyarakat. Mayoritas mereka memilih sekolah negeri yang tidak
membutuhkan banyak biaya dan dekat dengan rumah.
3. Kesehatan
Masyarakat kelas atas dapat memperoleh kemudahan dalam mengakses
pelayanan kesehatan terbaik. Hal tersebut dikarenakan masyarakat kelas
atas memiliki kamampuan finansial yang mumpuni untuk dapat memilih
fasilitas kesehatan yang mereka inginkan.
Sebaliknya, masyarakat kelas bawah dengan kemamampuan finansial yang
terbatas, cukup sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik.
Namun, dengan adanya program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
masyarakat tidak perlu risau lagi memikirkan biaya untuk rawat jalan atau
rawat inap, karena semua biaya sudah ditanggung oleh negara.
4. Hobi dan Rekreasi
Hobi dan rekreasi masyarakat kelas atas mengarah kepada aktivitas yang
membutuhkan banyak biaya. Misalnya dalam memilih jenis olahraga,
golongan kelas atas lebih tertarik pada golf, berkuda, dan polo. Rekreasi
atau liburan menjadi hal yang wajib dilakukan setiap tahunnya. Destinasi
wisata yang sering dikunjungi oleh golongan kelas atas adalah luar negeri
seperti Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.
Sementara itu, golongan kelas menengah ke bawah memilih rempat
rekreasi terjangkau atau dekat dengan rumah. Faktor yang terpenting dari
rekreasi bagi masyarakat kelas menengah ke bawah adalah kebersamaan
dengan keluarga.
5. Gaya Hidup
Kelompok kelas atas cenderung memiliki gaya hidup mewah. Misalnya
dalam memilih sebuah produk, masyarakat kelas atas lebih menyukai
produk buatan luar negeri daripada produk dalam negeri karya anak
bangsa. Produk dari luar negeri dirasa lebih berkualitas dan bergengsi
dibanding produk lokal.
Sebaliknya, kelompok kelas menengah ke bawah memiliki gaya hidup
bersahaja yang jauh dari kesan mewah. Mereka memiliki gaya hidup
sederhana yang disesuaikan dengan kemampuan finansial. Setiap membeli
barang atau produk selalu mengutamakan kebutuhan daripada keinginan
semata.
SUMBER 2
Achmad Djunawan*
AIM / OBJECTIVE
Ada hubungan yang kuat antara kepemilikan asuransi kesehatan dengan pemilihan
fasilitas dengan layanan atau provider pelayanan kesehatan(5) . Fasilitas
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta jaminan pada awal
pemberlakuan JKN adalah fasilitas kesehatan milik pemerintah. Dalam
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional maka idealnya penduduk miskin lebih
banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan milik pemerintah dari pada pelayanan
kesehatan milik swasta. Masyarakat tetap memilih puskesmas sebagai tempat
berobat karena pertimbangan ekonomi dan faktor kedekatan lokasi dengan tempat
tinggal mereka meskipun kualitas pelayan dapat dikatakan kurang(6) .
METHODS
Jumlah keseluruhan responden pada IFLS 5 yang mengisi lengkap kuesioner buku
3A dan 3B sebesar 34.177, selanjutnya setelah diseleksi berdasarkan urban-rural
didapatkan 20.244 responden yang tinggal diperkotaan. Setelah dilakukan
pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi maka
didapatkan besar sampel pada penelitian ini adalah 2.563 responden. Berdasarkan
hasil analisis data dapat diketahui bahwa sebagian besar (65%) masyarakat di
perkotaan menggunakan pelayanan kesehatan primer milik swasta, sedangkan
sisanya menggunakan faslitas pelayanan kesehatan primer milik pemerintah.
Pengeluaran perkapita responden perkotaan sebagian besar pada kuantil 5 sebesar
24,31%. Sebagian besar responden tidak memiliki jaminan kesehatan 39,72%.
Berdasarkan hasil analisa regresi logistik dapat diketahui bahwa variabel jaminan
kesehatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan
kesehatan primer. Analisis regresi logistik dilakukan untuk mengidentifikasi
pengaruh jaminan kesehatan terhadap pemanfaatan jaminan kesehatan
berdasarkan stratifikasi status ekonomi. Responden pada status sangat miskin
yang memiliki jaminan kesehatan BPJS lebih menggunakan pelayanan kesehatan
swasta dibandingkan pelayanan kesehatan pemerintah. Berdasarkan analisis data
diketahui bahwa terjadi pola pemanfaatan pelayanan kesehatan yang meningkat
berdasarkan peningkatan status ekonomi, artinya jaminan kesehatan perusahaan,
askes, dan swasta merupakan upaya yang memberikan dampak paling banyak
pada orang kaya atau prorich. Dapat diketahui bahwa jaminan kesehatan daerah
juga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat berstatus kaya. Terjadi pola
pemanfaatan pelayanan kesehatan yang menurun berdasarkan peningkatan status
ekonomi, artinya jaminan kesehatan pemerintah (Jamkesmas, Jamkessos,
Jampersal) merupakan upaya yang memberikan dampak paling banyak pada orang
miskin atau propoor. Pola pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh pemilik jaminan
BPJS meningkat berdasarkan peningkatan status ekonomi, artinya jaminan
kesehatan BPJS merupakan upaya yang memberikan dampak paling banyak pada
orang kaya atau prorich.
Hasil Analisis
https://journal.ugm.ac.id/bkm/article/view/37474/21635
https://haloedukasi.com/pengaruh-stratifikasi-sosial-terhadap-
masyarakat#3_Kesehatan