Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. L DENGAN POST TRANS


URETRHRAL RESECTION OF BLADDER TUMORS (TURBT) ATAS
INDIKASI TUMOR BULI DI PAVILIUN ERI SOEDEWO
LANTAI 5 KAMAR 513 RSPAD GATOT SOEBROTO
2023

Dosen Pengajar: Ns. Bahreni Yusuf. M.Kep, Sp.Kep.MB

DISUSUN OLEH :

Sovi Nurmalasari 2114401050

TINGKAT III / KELOMPOK 1

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


STIKes RSPAD GATOT SOEBROTO
PRODI D-III KEPERAWATAN
JAKARTA PUSAT
2023
ABSTRAK

Kanker kandung kemih (ca buli-buli) merupakan kanker yang paling umum ke 4
terjadi pada pria dan ke 12 pada wanita. Kanker kandung kemih paling banyak terjadi pada
usia di atas 60 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian kanker
kandung kemih. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Data diambil dari
register di bagian instalasi bedah sentral dan bagian kemoterapi Total angka kejadian kasus
ca buli-buli pada periode 2017-2018 sebesar 90 kasus. Terdiri dari 42 kasus pada tahun 2017
dan 48 kasus pada tahun 2018. Angka kejadian kasus ca buli-buli lebih tinggi pada laki-laki
dibandingkan wanita. Ca buli-buli paling banyak terdiagnosis pada usia 50-80 tahun. TURB
merupakan pilihan tindakan yang paling sering dilakukan dan hanya sebagian kasus yang
dilakukan kemoterapi.

i
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa serta shalawat
dan salam selalu tercurah kepada baginda nabi besar Muhammad Shlallahu „alaihi
wassallam, karena berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada saya sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka memenuhi persyaratan tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II STIKes RSPAD Gatot Soebroto dengan judul “ Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Ny. L dengan Post Trans Urethral Resection of Bladder Tumors
(TURBT) Atas Indikasi Tumor Buli Di Paviliun Eri Soedewo Lantai 5 RSPAD Gtotot
Soebroto Jakarta Tahun 2023.”

Penulis menyadari segala kekurangan dalam penulisan ini, namun atas bantuan baik
moril dan materil dari berbagai pihak dapatlah terpenuhi segala kelengkapan dan
penulisannya. Untuk itu dalam kesempatan yang baik ini penulis ucapkan terima kasih
kepada pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memfasilitasi penulisan ini,
penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak. Ns.Bahreni Yusuf, M.Kep., Sp.Kep.MB.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Ny. L dengan Post Trans Urethral Resection of Bladder Tumors (TURBT) Atas Indikasi
Tumor Buli Di Paviliun Eri Soedewo Lantai 5 RSPAD Gtotot Soebroto Jakarta Tahun 2023
dapat memberikan manfaat maupun inispirasi bagi pembaca.

Jakarta, 20 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................................2
1. Tujuan Umum ....................................................................................................... 2
2. Tujuan Khusus......................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 2
1. Manfaat penulisan................................................................................................ 3
BAB II .................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................4
A. Pengkajian Keperawatan ....................................................................................... 18
B. Analisa Data ........................................................................................................... 23
C. Diagnosa Keperawatan........................................................................................... 24
D. Intervensi Keperawatan ......................................................................................... 24
E. Implementasi Keperawatan ................................................................................... 25
F. Evaluasi Keperawatan............................................................................................ 27
BAB IV .............................................................................................................................. 29
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................................... 29
A. Pengkajian Keperawatan ....................................................................................... 29
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................................... 29
D. Implementasi Keperawatan ................................................................................... 31
E. Evaluasi Keperawatan............................................................................................ 31
BAB V ............................................................................................................................ 32
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 32

iii
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 32
B. Saran....................................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 33

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Carsinoma buli adalah penyakit keganasan kandung kemih yang ditandai


dengan adanya hematuria tanpa disertai rasa nyeri dan bersifat intermiten (Sangadah
and Kartawidjaja 2020). Insidensi kanker buli-buli menyumbang 90- 95% dari
Urothelial Carcinosarcoma (UCs) dan merupakan keganasan saluran kemih yang
paling umum pada tahun 2020 (European Association of Urology 2020). Menurut
Darriant (2020) insiden carsinoma buli dua kali lebih banyak terjadi pada laki-laki
dibandingkan wanita. Diketahui sebanyak 53.200 penderita karsinoma buli di
Amerika pada tahun 2000 dengan insiden terbanyak berdasarkan warna kulit yaitu
pada orang kulit putih, dan 2,5 x lebih sering pada laki-laki, dengan rentang usia
terbanyak dijumpai pada usia 60-70 tahun.
Global Observatory Cancer (2020) melaporkan sekitar 573.278 kasus baru
karsinoma buli dilaporkan di seluruh dunia pada tahun 2020 dengan jumlah kasus
kematian mencapai 212.536. Carsinoma Buli di Indonesia menurut Global
Observatory Cancer di tahun 2020 insidensi kanker ini terjadi peningkatan dengan
didapatkan jumlah kasus baru 7.828, dan dilaporkan terjadi 3.885 kematian, serta
merupakan 2.12% dari seluruh keganasan. Meskipun kejadian carsinoma buli
tidaklah banyak, namun carsinoma buli tetaplah suatu penyakit keganasan yang
memerlukan tindakan penatalaksaan.
Penatalaksanaan carsinoma buli salah salah satunya adalah tindakan
Transuretheral Resection Bladder. Transuretheral Resection Bladder (TURB)
merupakan suatu operasi pengangkatan masa buli-buli melalui uretra menggunakan
resektoskop. TURB merupakan operasi tertutup tanpa insisi (Juliana 2017).
Tindakan TURB memiliki kelebihan antara lain tidak dibutuhkan insisi lebih
aman bagi pasien yang mempunyai risiko bedah yang buruk. Adapun beberapa
komplikasi setelah dilakukan prosedur TUR diantaranya adalah inkontinensia urin
1
(2,2%), stenosis leher kandung kemih (4,7%), striktur urethra (3,8%), ejakulasi 2
retrograde (65,4%), disfungsi ereksi (6,5-14%), dan retensi urin dan UTI.
(Tjahjodjati dkk, 2017).
Selain itu, kasus carsinoma buli merupakan kasus yang tergolong tidak
banyak ditemukan serta masih sangat sedikitnya laporan kasus mengenai carsinoma
buli khususnya yang membahas asuhan keperawatan yang berfokus pada
perioperative. Oleh karena itu penulis tertarik membuat laporan tugas akhir yang
berjudul ” Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. L dengan Post Trans Urethral
Resection of Bladder Tumors (TURBT) Atas Indikasi Tumor Buli Di Paviliun Eri
Soedewo Lantai 5 RSPAD Gtotot Soebroto Jakarta Tahun 2023”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam laporan


tugas akhir ini adalah ”Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. L dengan
Post Trans Urethral Resection of Bladder Tumors (TURBT) Atas Indikasi Tumor
Buli Di Paviliun Eri Soedewo Lantai 5 RSPAD Gtotot Soebroto Jakarta Tahun
2023?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. L dengan Post Trans
Urethral Resection of Bladder Tumors (TURBT) Atas Indikasi Tumor Buli Di
Paviliun Eri Soedewo Lantai 5 RSPAD Gtotot Soebroto Jakarta Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep penyakit tumor buli.
b. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan post
TURBT atas indikasi tumor buli.
c. Menganalisa atau menggambarkan asuha keperawatan pada Ny. L
melalui pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

D. Manfaat Penelitian
2
Penulisan makalah ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, yaitu :

1. Manfaat penulisan
a. Bagi institusi pendidikan
Menambah referensi dalam bidang pendidikan, sehingga dapat
menyiapkan perawat yang berkompeten dan berdedikasi tinggi dalam
memberikan asuhan keperawatan yang holistik, khususnya dalam
memberikan asuhan keperawatan bedah pada tumor buli.
b. Bagi Lahan praktik
Menambah referensi dalam upaya peningkatan pelayanan
keperawatan khususnya perawatan pada klien pembedahan urologi..
c. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam melakukan
penatalaksanaan pada pasien dengan tumor buli.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Mengetahui konsep dan proses keperawatan mengenai tumor buli,
sehingga dapat meminimaliskan terjadinya malpraktek.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tumor Buli

1. Pengertian Tumor Buli

Tumor buli atau biasa disebut tumor vesica urinaria (kandung kemih)
merupakan keganasan kedua setelah karsinoma prostat. Tumor buli sering
diketahui pada fase awal dan masih terlokalisir tanpa mestastasis, namun
rekurensinya cukup tinggi secara histologi. Tumor ganas buli-buli terdapat
dalam bentuk karsinoma sel tradisional (paling banyak), adenokarsinoma dan
karsinoma sel skuamosa ( Tanto, Liwang, Hanifati, & Pradipta, 2014).
Tumor buli adalah tumor yang didapatkan dalam kandung kemih
sebagian besar tumbuh dalam lumen kandung kemih (Aspiani, 2015).
Karsinoma buli-buli merupakan penyakit yang lebih sering pada pasien
usia60-70 tahun dengan resiko pada pria dibandingkan wanita (3:1)
(Prabowo,2014).

2. Etiologi Tumor Buli


Beberpa faktor yang mempengarhui sesorang menderita tumor buli-buli
menurut Farling (2017), antara lain :
a. Merokok
Merokok merupakan faktor resiko utama yang menimbulkan
tumor buli. Perokok mrmiliki dua kali risiko besar untuk mengalami
tumor buli (Lemone, Burke & Bauldoff, 2016). Rokok mengandung
bahan karsinogen amin aromatik dan nitrosamin.

b. Pekerjaan yang melibatkan bahan industri kimia

4
Paparan bahan industri kimia yang berasal dari kain, cat,
plastik, dan industri lainnya merupakan faktor resiko kedua terbanyak
yang menjadi penyebab terjadinya tumor buli-buli (Farling, 2017).

c. Inflamasi
Pasien dengan chronic urinary tract infection, penggunaan
kateter jangka waktu lama, serta pasien dengan batu kandung kemih
memiliki resiko tinggi mengalami tumor buli-buli, sedangkan pasien
dengan infeksi Schistosoma haematobium yang meningkatkan resiko
perkembangan sel kanker buli-buli (Farling, 2017)..
d. Radiasi
Pasien dengan riwayat radiasi area punggung beresiko
mengalami tumor buli-buli.
e. Kemoterapi
Penggunaan cyclophosphamide dengan dosis tinggi dan
pemakaian yang lama pada pasien kanker dan penyakit imun
meningkatkan risiko terkena tumor buli-buli (Farling, 2017).
f. Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan
Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang
mengandung sakarin dan siklamat, serta pemakaian obat-obatan
siklofosfamid yang diberikan intravesika, fenasetin, opium, dan obat
anti tuberkulosa INH dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan
resiko timbulnya karsinoma buli-buli.
3. Manifestasi Klinis
a. Darah pada urin yang disertai tanpa nyeri (painless),(intermitten),
terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total)
b. Nyeri saat mengeluarkan urine (disuria), meskipun seringkali
karsinoma buli-buli tanpa disertai gejala disuria, tetapi pada
karsinoma in situ atau karsinoma yang sudah infiltrasi luas tidak
jarang menunjukkan gejala iritasi buli-buli.

5
c. Nyeri pada pelvis atau pinggang
d. Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah ehingga pasien
biasanya datang dengan keluhan tidak dapat miksi.
e. Panas badan dan merasa lemah
f. Nyeri pinggang karena tekanan saraf
g. Nyeri pada satu sisi karena hydronefrosis
h. Keluhan akibat penyakit yang lebih lanjut berupa : gejala obstruksi
saluran kemih bagian atas atau adanya edema tungkai. Edema tungkai
ini disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe oleh massa
tumor atau oleh kelenjar limfe yang membesar di daerah pelvis.

4. Pathway Tumor Buli

6
5. Komplikasi Tumor Buli
Komplikasi yang dapat terjadi akibat tumor buli-buli menurut
Muttaqin (2008), antara lain :
a. Apabila terjadi penyumbatan atau obstruksi,maka akan menyebabkan
terjadinya refluks vesiko-ureter dan hidronefrosis.
b. Jika terjadi infeksi, akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada
ginjal, yang lama kelamaan mengakibatkan gagal ginjal.
c. Hematuria yang terus menerus akan menyebabkan terjadinya anemia
pada pasien.
d. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi.
e. Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck.
f. Hydronefrosis oleh karena ureter mengalami oklusi.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada seseorang yang
mengalamitumor buli-buli antara lain (Umbas et al., 2014) :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik mencakup pemeriksaan colok dubur,
palpasi bimanual ginjal, dan palpasi kandung kemih.
Pemeriksaan palpasi bimanual kandung kemih dilakukan saat
pasien dalam narkose sebelum dan sesudah reseksi transuretra
dari tumor.
b. Pemeriksaan sitologi/penanda molekuler
Pasien dengan keluhan utama hematuria tanpa nyeri
perlu dilakukan pemeriksaan sitologi urin untuk mencari
adanya sel ganas pada urin. Pemeriksaan ini memiliki
sensitivitas yang tinggi pada kanker kandung kemih derajat
tinggi. Untuk meningkatkan sensitivitas diagnostik dapat
dilakukan pemeriksaan penanda molekuler seperti Bladder
Tumor Antigen (BTA) stat, Nuclear Matrix Protein (NMP) 22,
sitokeratin,dan lain-lain.

7
c. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk melihat massa
intravesika, mendeteksi adanya bekuan darah, dan melihat
adanya obstruksi pada traktus urinarius bagian atas.
d. Pemeriksaan Intravenous Urography (IVU)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi tumor
kandung kemih berupa spaceoccupying lession (SOL),
menentukan fungsi ginjal, dan adanya bendungan saluran
kemih bagian atas.
e. Pemeriksaan CT scan dan MRI
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui derajat
invasi tumor dan melihat adanya pembesaran kelenjar getah
bening regional serta dapat mendeteksi adanya metastasis
kehati.
f. Sistoskopi
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui lokasi,
ukuran, jumlah, dan bentuk tumor.Sistoskopi dilakukan
bersamaan dengan biopsi. Sistoskopi juga dikerjakan untuk
evakuasi bekuan darah jika terjadi retensi urin akibat bekuan
darah.
g. Reseksi tumor kandung kemih transuretra (TUR-BT)
Tujuan TUR-BT adalah untuk menegakan diagnosis
dan tatalaksana kuratif yaitu dengan menghilangkan seluruh
tumor yang terlihat. Selain itu, TUR-BT juga bertujuan untuk
penegakan diagnostik histopatologi dan staging yang harus
melibatkan lapisanotot pada saat pengambilan jaringan.
h. Patologi anatomi
Untuk menentukan diagnosis pasti, jenis, derajat
deferensiasi dan invasi (keterlibatan lapisan otot kandung

8
kemih), adanya carsinoma insitu (CIS) dan invasi
lomfovaskuler.

7. Penatalaksanaan Tumor Buli


Penatalaksaan yang dilakukan bergantung pada derajat tumornya
(yang didasarkan pada derajar diferensiasi sel), stadium pertumbuhan tumor
(derajat invasi lokal serta adatidaknya metastase) dan multisentrilitas tumor
tersebut (apakah tumor tersebut memiliki banyak pusat). Usia pasien dan
status fisik, mental serta emosional harus dipertimbangkan dalam
menentukan bentuk terapinya.
a. Operasi
1) TUR BT (Trans Urethral Resection of Bladder Tumor)
Tindakan ini tidak membutuhkan insisi jadi sangat
efisien untuk meminimalisir infeksi. Kelebihan dari
tindakan ini adalah tidak terganggunya fungsi vesika
urinari adan seksual klien. Tindakan ini
memungkinkan jika insisi tumor sederhana (non
radical).
2) Cystectomy dan urine diversion
Prosedur pilihan untuk tumor stage B yangtidak bisa
diatasi melalui tindakanreseksi transurethra atau
kemoterapi intravesika.
3) Cystectomy partial
Dilakukan jika klien tidak dapat mentoleransi prosedur
cystectomy radical atau jika ada tumor yang tidak
dapat diangkat melalui transurethral cystectomy.
b. Radioterapi
1) Diberikan pada tumor yang radio sensitive seperti
undifferentiated pada grade III-IVdan stage B2-C.

9
2) Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu ,
dosis 3000-4000 Rads.Penderita dievaluasi selama 2-4
minggu dengan interval cystoscopy, foto toraks, dan
IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan
operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads
selama 2-3 minggu.
c. Kemoterapi
Obat-obat anti kanker
1) Citral, 5 fluoro urasil
2) Topical chemotherapy yaitu thic-TEPA,
Chemoteraphy merupakan paliatif. 5- fluorouracil (5-
FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan
yang paling sering dipakai. Thiotepa dapat dimasukkan
ke dalam buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien
dibiarkan menderita dehidrasi 8-12 jam sebelum
pengobatan dengan theotipa dan obat dibiarkan dalam
buli-buli selama 2 jam.

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

a. Data Biografi

Identitas pasien seperti umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan


status perkawinan.

b. Riwayat kesehatana.

1) Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan


pengkajian. Keluhan utama membantu menyusun prioritas
untuk intervensi medis maupun keperawatan.
10
2) Riwayat kesehatan

a) Riwayat penyakit sekarang

b) Riwayat penyakit terdahulu

c) Riwayat sosial

d) Riwayat alergi

e) Riwayat keluarga

f) Riwayat pengobatan

g) Riwayat pembedahan

c. Status aktivitas

1) Kaji mengenai perasaan pasien ketika beraktivitas maupun


beristirahat.

2) Tanyakan apakah pasien merasa sesak atau tidak.

d. Status pernafasana.

1) Pantau batuk apakah pasien mengalami batuk persisten atau


hemoptisis (batuk berdarah), produksi sputum (warna dan
apakah bercampur dengan darah), adanya nyeri dada, serta
perubahan pola pernafasan seperti dispnea dan adanya
wheezing.

2) Kaji hasil pemeriksaan diagnostik yang terkait dengan sistem


pernafasan

e. Status Sirkulasi

1) Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital6.Status


eliminasia.Kaji mengenai perasaan pasien ketika melakukan
BAB dan BAK.

11
2) Kaji mengenai warna feses dan urine pasien

f. Status nutrisi

1) Dapatkan riwayat diet

2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan


makan pasien seperti disfagia, anoreksia, dan mual muntah.

3) Kaji kemampuan pasien untuk mempersiapkan atau membeli


makanan d.Ukur status nutrisi pasien

g. Status neurosensorik

1) Kaji apakah pasien mengalami pusing, sakit kepala.

2) Kaji mengenai kekuatan otot pasien, begitu pula dengan


ekstremitasnya

3) Kaji adanya perubahan status mental, kerusakan mental, dan


perubahan sensori

h. Tingkat pengetahuan

1) Evaluasi pengetahuan pasien mengenai penyakit dan


penyebarannya.

2) Kaji tingkat pengetahuan keluarga dan teman.

3) Gali bagaimana pasien menghadapi penyakit dan stressor


kehidupan mayor di masalalu dan identifikasi sumber-sumber
dukungan pasien.

i. Penggunaan terapi alternative

1) Tanyakan pasien mengenai penggunaan terapi alternative.

2) Anjurkan pasien untuk melaporkan setiap penggunaan terapi


alternative ke penyedialayanan kesehatan primer.

12
3) Kenali kemungkinan efek samping dari terapi alternatif jika
efek samping didugaterjadi akibat terapi alternatif, diskusikan
bersama pasien dan penyedia layanankesehatan primer dan
alternatif.

4) Pandang terapi alternative dengan pikiran terbuka, dan coba


pahami pentingnya terapitersebut bagi pasien.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang dapat di angkat berdasarkan NANDA 2018-2020


(Herdman & Kamitsuru, 2018) adalah :

a. Pre operasi

1) Hambatan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi


anatomi

2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera bilogis

3) Mual

b. Post operasi

1) Nyeri akut berhubungan dengan prosedur invasif

2) Risiko infeksi

3. Intervensi Keperawatan
Post Operasi

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan

1. Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan Dukungan Nyeri Akut:

berhubungan keperawatan selama 3 kali Manajemen Nyeri


dengan
24 jam, maka diharapkan Observasi
prosedur

13
invasif tingkat nyeri menurun dan  Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
kontrol nyeri meningkat
frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil: intensitas nyeri

1. Tidak mengeluh nyeri  Identifikasi skala


2. Tidak meringis nyeri
3. Tidak bersikap protektif  Identifikasi respons
4. Tidak gelisah nyeri non verbal

5. Tidak mengalami  Identifikasi faktor


kesulitan tidur yang memperberat

6. Frekuensi nadi membaik dan memperingan

7. Tekanan darah membaik nyeri

8. Melaporkan nyeri Terapeutik


terkontrol
 Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
(mis.TENS, hypnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
 Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis.suhu

14
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan
tidur

Edukasi

 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri

Kolaborasi

 Kolaborasi
pemberian Analgetik

2. Resiko Setelah dilakukan asuhan Observasi


Infeksi keperawatan selama 3 x 2 jam
 Pantau tanda-tanda
diharapkan resiko infeksi dapat
vital
berkurang. Dengan kriteria
 Kaji tanda-tanda
hasil sebagai berikut :
infeksi ; suhu tubuh,
1. Mengenali tanda dan nyeri dan perdarahan
gejala yang  Monitor tanda dan

15
mengindikasikan gejala infeksi
risiko dalam sistemik dan lokal
penyebaran infeksi
Terapeutik
2. Mengetahui cara
mengurangi  Cuci tangan sebelum

penularan infeksi dan sesudah setiap

3. Mengetahui aktivitas melakukan kegiatan

yang dapat perawatan pasien.

meningkatkan Edukasi
infeksi
 Ajarkan pasien dan
keluarga tentang
tanda dan gejala
infeksi
 Ajarkan pasien dan
keluarga bagaimana
menghindari infeksi.
 Rawat luka (inspeksi
kondisi luka)
 Ajarkan pasien
merawat luka.

16
4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat


melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah dilaksanakan sebelumnya.
Berdasarkan terminologi SIKI, implementasi terdiri atas melakukan dan
mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus yang digunakan untuk
melaksanakan intervensi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan


untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan
klien ke arah pencapaian tujuan (Potter & Perry, 2010). Evaluasi dapat berupa
evaluasi struktur, proses dan hasil.

Evaluasi asuhan keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP


yaitu S (Subjektif) dimana perawat menemui keluhan pasien yang masih
dirasakan setelahdiakukan tindakan keperawatan, O (Objektif) adalah data
yang berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung
pada pasien dan yang dirasakan pasien setelah tindakan keperawatan, A
(Assesment) yaitu interpretasi makna data subjektif dan objektif untuk
menilai sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana keperawatan
tercapai. (P) merupakan rencana tindakan berdasarkan analisis. Jika tujuan
telah dicapai, maka perawat akan menghentikan rencana dan apabila belum
tercapai, perawat akan melakukan modifikasi rencana untuk melanjutkan
rencana keperawatan pasien. Evaluasi ini disebut juga evaluasi proses
(Dinarti, Aryani, Nurhaeni, Chairani, & Utiany., 2013).

17
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian dilakukan pada hari Rabu, 28 November 2023 pukul 0900 WIB.
Penulis mengelola kasus pada pasien dengan diagnosa medisTumor Buli diruang
Paviliun Eri Soedewo lantai 5 RSPAD Gatot Soebroto. Didapatkan gambaran kasus
pasien dengan inisial Ny.L dengan usia 41 tahun, jenis kelamin permpuan, agama
islam da pendidikan terakhir SMA. Ny. L berstatus menikah, bekerja sebagai ibu
rumah tangga dan berasal dari suku sunda. Ny.l tinggal dengan suami dan anaknya
diPerumahan Taman Walet GWC, No.16 RT/RW 06/013. Tanggal masuk 26
November 2023 puku 07.43 WIB. Sumber biaya perawatan pribadi/ mandiri. Sumber
informasi didapat dari pasien dan rekam medis.
1. Resume
Pada saat pengkajian pasien mengatakan datang dari Poli bedah
dengan rencana operasi pada tanggal 27 November 2023, pasien
datang ke poli bedah keluhan sejak 4 bulan yang lalu BAK sering tapi
keluar sedikit-sedikit dan terasa nyeri, mengatakan skala 3 dan terus
meneru saat BAK. Pasien mengatakan BAK berwarna merah. Pasien
mengatakan demam dimalam hari (+), Pasien sering menahan pipis.
Pasien mengatakan memiki riwayat operasi batu ginjal sudah lama
(saat SD), pada bulan maret 2023 pasien riwayat operasi miom, dan
memiliki riwayat penyakit hipertensi, obat ruti yang dimimum
Amlodipine 5mg dipagi hari setelah makan.
Pada tanggal 27 November 2023 pasien dilakukan operasi
TURBT. Selesai operasi keadaan pasien baik, kesadaran compos
mentis, tanda-tanda vital pasien TD: 132/ 78 mmHg, N:83x/menit, Rr:
18x/menit, Spo: 99%. Terpasang infus Nacl 0,9% 20 tpm ditangan
kiri, terpasang kateter foley three way untuk spooling/ irigasi dengan
cairan RL, Terpasang selang drain dipinggang kiri.

18
2. Riwayat Kesehatan
a. Riawayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan nyeri sehabis opeasi dan dibagian
pinggang kiri yang terpasang drain, nyeri terasa tertusuk-tusuk dengan
skala 3 dan hilang timbul. Pasien mengatakan ingin mandi tapi masih
lemas, ]keadaan pasien baik, kesadaran compos mentis, tanda-tanda
vital pasien TD: 132/ 78 mmHg, N:83x/menit, Rr: 18x/menit, Spo:
99%.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan memiki riwayat operasi batu ginjal sudah
lama (saat SD), pada bulan maret 2023 pasien riwayat operasi miom,
dan memiliki riwayat penyakit hipertensi, obat ruti yang dimimum
Amlodipine 5mg dipagi hari setelah makan.
c. Riwayat Kesehatan keluarga
pasien mengatakan keluarganya ( ayah dan nenek) Hipertensi.

19
d. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Pasien mengatakan komunikasi dengan keluarga dan
masyarakat baik. Pasien mengatakan selalu menbuat keputusan
dengan cara berdiskusi dengan suami. Pasien mengatakan dia dekat
dengan anak dan suami. Dampak dari penyakitnya jadi tidak bisa
mengurus kelurga karna dirawat dan beraktivitas sehari-hari dahulu.
Cara pasien mengatasi coping stress dengan berdiskusi dan
mendengarkan musik. Pasien mengatakan aktivitas agama yang
dilakukan beribadah (sholat dan mengaji), kondisi lingkungan pasien
bersih dan baik.
3. Pola Kesehatan
a. Pola Persepsi Kesehatan
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan beraktivitas
kembali.
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit pasien mengatakan makan 3x1/ hari,
menghabiskan 1 porsi makanan lauk dan nasi. Pasien mengatakan
tidak ada alergi makanan ataupun obat, obat yang dikonsumsi setelah
makan amlodipine 5mg, tidak ada diit.
Sesudah sakit pasien mengatakan porsi makan tetap sama dan
tidak ada gangguan atau penurunan nafsu makan, tidak ada mual
muantal (-), tidak adakesulitan menelan(-), pasien mengatakan tidak
ada penurunan berat badan sebelum sakit ataupun sesudah. Berat
badan pasien 69 kg, Tinggi badan 155 cm, IMT pasien 28,7 kg/m
(overweight). Pasien mengatakan rajin minum air putih sehari 1Lan.
c. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan sebelum sakit BAK lancar dan sering 4-5x/hari,
jumlah sekitar 500cc, berwarna kuning, bau khas urine dan tidak ada
keluhan (-). Sesudah sakit pasien mengatakan sering BAK tapi
sedikit-sedikit dan terasa nyeri. Warna urine kuning kemerahan.

20
Setelah operasi terpasang kateter three way, jumlah urine 1500cc,
berwarna kuning kecoklatan.
Pasien mentakan sebelum sakit BAB lancar 1-2x/hari,
konsitensi lunak, warna kecoklatan,bau khas tidak ada keluhan (-).
Sestelah sakit pasien mengatakan selama dirawat BAB baru 1x,
konsitensi lunak, berwarna kecoklatan dan tidak ada keluhan.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Pasien mengatakan sebelum sakit melakukan aktivitas secara
mandiri tanpa bantuan, tidak ada keluhan saat aktivitas. Sesudah sakit
dan dirawat aktivitas pasien dibantu sebagian karna pasien masih
lemas.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan sebelum sakit pola tidurnya kurangnya saat
siang, ketika malam tidur 7-8 jam dan tidak ada keluhan, sesudah
sakit pasien mengetakan saat dirawat tidur siang 1 jam dan tidur
malam 8 jam.
f. Pola Kebiasaan yang mempengaruhi
Pasien mengatakan tidak ada kebiasaan yang mempengaruhi.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien baik, kesadaran composmentis, GCS:
15 E4V5M6, TTV pasien TD: 132/ 78 mmHg, N:83x/menit, Rr:
18x/menit, Sh: 36 C, Spo: 99%, Berat bada 69 kg, Tinggi badan 150
cm, terpasang infus Nacl 0,9% 20 tpm, terpasang drain dengan
produksi 300cc, terpasang kateter three way cairan RL untuk irigasi/
spooling.
a. Sistem Penglihatan
Pasien mengatakan memakai kacamata + 1,5 kiri dan kanan,
bentuk mata simetris, lelopak mata normal, konjungtiva ananemis,
kornea mata normal, sklera anikterik, pupil isokor,.tidak ada tanda-
tanda peningkatan TIK(-).

21
b. Sistem Pendengaran
Pasien mengatakan pendengaran baik dan jelas, telinga
simetris, bentuk telinga normal, tidak ada kotoran/spasmen, tidak
berbau, fungsi pendengaran normal
c. Sistem Pernafasan
Pasien mengatakan tidak ada sesak nafas, bentuk dada normal,
tidak ada retraksi dinding dada, nafas spontan, suara nafas vesikuler,
irama reguler, bunyi perkusi dada redup, tidak ada batuk(-), tidak ada
bunyi nafas tambahan(-), Rr : 18x/menit, Spo: 99%, kemampuan
pernafasan bebas, tidak ada benjolan(-).
d. Sistem Kardiovaskuler
Pasien mengatakn mempunyai riwayat Hipertensi. TD:132/78
mmHg, N:83x/menit, irama teratur, denyut kuat, temperatur kulit
hangat, Sh: 36C, CRT< 2 detik, inspeksi tidak tampak ictus cordis,
palpasi teraba ictus cordis di ICS 5 sinistra, perkusi pekak, bunyi
reguler lup dup. tidak ada edema, tidak ada sakit dada(-), tidak ada
nyeri dada(-).
e. Sistem Persyarafan
Pasien mengatakan tidak ada sakit kepala (-), kesadaran
composmentis, GCS: 15 E4V5M6, tidak ada peningkata TIK (-),
semua reflek normal.
f. Sistem Pencernaan
Pasien mengatakan nafsu makan baik, keadaan mulut normal
dan bersih, gigi tidak ada 4, tidak ada cries, tidak ada mual muntah(-),
kesulitan menelan(-), tidak ada pembesaran abdomen(-), tidak ada
pembesaran hepar(-), bising usus 15x/menit, perkusi bunyi tympani.
g. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen
Kulit tampak bersih, warna kulit sawo matang, turgor kulit
elastis, CRT<2 detik, tidak ada lesi, tidak ada keluhan bergerak,tidak
ada fraktur,keadaan tonus otot baik, nilai motorik otot

22
4444 4444

4444 4444

h. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid (-), tidak ada luka
ganggren (-), bau nafas normal.
i. Sistem reproduksi
Alat kelamin bersih, tidak ada lesi, terpasang kateter three way
spooling, warna kuning keruh, produksi 1500cc.
5. Data Penunjang
Pemerikasaan Laboratorium 26 November 2023, yaitu hb: 13,4 g/dL,
Ht: 39%, erit: 4,6 Ribu/uL, leu: 9690 Juta/uL, trombo: 297000, SGOT: 15 ,
SGPT: 12 , Ureum: 24 , kreatinin: 1.01 , Na: 144 , K: 4,6 , Cl: 99.
Pemeriksaan Radiologi 23 November 2023, kesan :tidak tampak
kelainan radiologi pada Jantung dan Paru,Detrocoruex thoracalis.
6. Penatalaksanaan
Katerolac inj 3x30mg, Cefoprazone vial 2x1mg, Ranitidine inj
2x5mg, Asam Tranexamat 3x 5ml, Ondasentron 3x 4mg, Amlodipine 1x5mg.

B. Analisa Data

Berdasarkan hasil data pengkajian yang penulis dapatkan pada tanggal 28


November 2023, yaitu :

Data subjektif, pasien megatakan nyeri pada luka post op yang terpasang
drain, terasa tertusuk dengan skala 3, hilang timbul. Pasien mengatakan ingin mandi
tapi terasa lemas, pasien mengatakan badannya terasa lengket dan tidak segar. Data
objektif, yaitu pasien sedikit meringis saat selesai operasi, pasien tampak tidak
nyaman dan tidak segar, pasien terpasang drain dan balutan luka, pasien terapasang
infus ditangan kiri, pasien terpasang kateter three way spooling, TD: 132/ 78 mmHg,
N:83x/menit, Rr: 18x/menit, Sh: 36 C, Spo: 99%, leu: 9690 Juta/uL.

23
C. Diagnosa Keperawatan

Pada tanggal 28 November 2023, telah didapatkan data untuk menegakkan


diagnosa pada kasus ini, yaitu :
Data fokus yange pertama , data subjektif : pasien megatakan nyeri pada luka
post op yang terpasang drain, terasa tertusuk dengan skala 3, hilang timbul, pasien
mengatakan lemas. Data objektif : pasien tamapak sedikit meringis, terdapat luka
yang terpasang drain, TD: 132/ 78 mmHg, N:83x/menit, Rr: 18x/menit, Sh: 36 C,
Spo: 99%. Berdasarkan data yang didapatkan penulis menegakkan diagnosa
keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan prosedur invasif.
Data fokus yang kedua, data subjektif yaitu Pasien mengatakan ingin mandi
tapi terasa lemas, pasien mengatakan badannya terasa lengket dan tidak segar. Data
objektif, yaitu pasien tampak tidak nyaman dan tidak segar. Berdasarkan data yang
didapatkan penulis menegakkan diagnosa keperawatan yaitu defisit perawatan diri
(mandi dan berpakaian) berhubungan dengan kelemahan.

Data fokus yang ketiga, data subjektif: pasien mengatakan lemas. Data
obketif: pasien terpasang drain dan balutan luka, pasien terapasang infus ditangan
kiri, pasien terpasang kateter three way spooling, TD: 132/ 78 mmHg, N:83x/menit,
Rr: 18x/menit, Sh: 36 C, Spo: 99%, leu: 9690 Juta/uL. Berdasarkan data yang
didapatkan penulis menegakkan diagnosa keperawatan yaitu resiko infeksi
berhubungan dengan prosedur invasif.

Berdasarkan data diatas pada tanggal 28 November 2023, penulis


menegakkan 3 diagnosa prioritas pada kasus ini, yaitu : nyeri akut berhubungan
dengan prosedur invasif, defisit perawatan diri (mandi dan berpakaian) berhubungan
dengan kelemahan, resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.

D. Intervensi Keperawatan

Pada tanggal 28 November 2023, penulis meyusun intervensi keperawatan


berdasarkan masing-masing diagnosa yang telah ditegakkan.

Diaganosa keperawatan yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan denga

24
prosedur invasif. Tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan yaitu setelah dilakukan
tindakan keperawatan selam 2 x 24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun dan
kontrol nyeri meningkat , tidak mengeluh nyeri, tidak meringis. Intervensi yang
dapat dilakukan yaitu Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri, Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri, monitor tanda-tanda vital, Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri. Kolaborasi pemberian Analgetik.

Diagnosa keperawatan kedua yaitu, defisit perawata diri (mandi dan


berpakaian) berhubungan dengan kelemahan. Tujuan dan kriteria hasil yang
ditetapkan yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 2 x 24 jam
diharapkan perawatan diri terpenuhi. Intervensi yang dapat dilakukan observasi
tingakat kebersihan, siapkan keperluan pribadi pasien, banttu ADL pasien dan
libatkan keluarga.

Diagnosa keperawatan ketiga yaitu, resiko infeksi berhubungan demgan


prosedur invasif. Tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan yaitu setelah dilakukan
tindakan keperawatan selam 2 x 24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi. Intervensi
yang dapat dilakukan pantau tanda-tanda vital, kaji tanda-tanda infeksi ; suhu tubuh,
nyeri dan perdarahan, monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal, cuci
tangan sebelum dan sesudah setiap melakukan kegiatan perawatan pasien,anjurkan
meningkatkan asupan cairan, rawat luka (inspeksi kondisi luka), ajarkan merawat
luka, kolaborasi pemberian antibiotik.

E. Implementasi Keperawatan

pada tanggal 28 November 2023 pukul 11.45 pada diagnosa pertama yaitu
nyeri akut berhubungan dengan prosedur invasif dilakukan intervensi
mengidentifikasi, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dengan hasil p =
nyeri saat bergerak q = tertusuk-tusuk nyeri pada bagian pinggang kiri yang
terpasang drain s = 3 t = hilang timbul, memonitor faktor yang memperberat dan

25
memperinga nyeri dengan hasil kain yang mengatakan nyeri terasa saat bergerak dan
nyeri berkurang saat istirahat tanda-tanda vital dengan hasil TD = 148/96 mmHg n =
79 x/menit S= 36,6°C, Rr = 18 x/menit Spo²= 99%, menganjarkan teknik non
farmakologi untuk meredakan nyeri dengan hasil pasien diajarkan tarik nafas dalam
dan dianjurkan mendengarkan musik saat nyeri, pasien diberikan obat analgetik
dengan hasil pasien diberikan obat ketorolac 30 mg inj.
Pada diagnosa kedua yaitu, defisit perawatan diri (mandi dan berpakaian)
berhubungan dengan kelemahan dilakukan tindakan intervensi memonitor tingkat
kebersihan dengan hasil pasien mengatakan ingin mandi dan badan terasa lengket,
mengatakan lemas, keluarga tidak mengerti memandikan pasien karena terpasang
infus, menyiapkan keperluan pribadi pasien dengan hasil perawat membantu
menyiapkan baju ganti dan handuk pasien, melibatkan keluarga dalam membantu
memandikan pasien dan berganti baju pasien dibantu oleh keluarganya dengan hasil
pasien mengatakan sudah nyaman dan terasa segar.
Pada diagnosa ketiga yaitu, resiko infeksi berhubungan dengan prosedur
inflasi dilakukan tindakan intervensi memonitor tanda gejala infeksi lokal dan
sistemik dengan hasil adalah tidak ada tanda-tanda infeksi balutan tertutup dan masih
terlihat bersih dan kurang lebih 10 cc menganjurkan meningkatkan asupan cairan
dengan hasil pasien mengerti anjuran dari perawat dan ahli gizi, mengkaji tanda
infeksi suhu tubuh 36°C,nyeri pada luka operasi tidak ada perdarahan, mencuci
tangan sebelum dan sesudah setiap melakukan kegiatan perawatan pada pasien
dengan hasil perawat selalu menjaga kebersihan tangan, luka masih terlihat bersih
dan balutan bersih rencana ganti balutan tanggal 29 November 2023, pasien
diberikan obat cefoperazine 1mg iv, asam tranexamat 5ml iv.

Pada tanggal 29 November 2023 pukul 11.30 WIB dilakukan tindakan


keperawatan pada diagnosa pertama yaitu mengidentifikasi skala nyeri dengan hasil
skala nyeri 2, memonitor tanda-tanda vital TD: 131/79mHg, N: 78x/menit, S: 36°C,
Rr: 20x/ menit, Spo²: 98%, pasien diberikan obat analgetik diberikan keterlac 30 mg
saat obat masuk pasien sedikit meringis.

26
Pada diagnosa kedua yaitu, defisit perawatan diri ( mandi dan berpakaian)
berhubungan dengan kelemahan dilakukan tindakan intervensi komunitas tingkat
kebersihan dengan hasil kain yang mengatakan sudah mulai dibantu keluarga untuk
membasuh tubuhnya dan pasien tampak segar.
Pada diagnosa ketiga yaitu resiko infeksi berhubungan dengan prosedur
inflasi dilakukan tindakan intervensi memonitor tanda-gejala infeksi lokal atau
sistemik dengan hasil luka kering, jahitan bagus dan diganti balutan kering dan
bersih, drain dilepas saat dipoli, produksi drain terakhir kurang lebih 30 cc, kateter
three way dilepas dan infus lepas pasien boleh pulang dan menunggu obat dari
farmasi klien sebelum pulang diberikan obat koperasi 1 mg dan asam traneksamat 5
ml.

F. Evaluasi Keperawatan

pada tanggal 28 November 2023 evaluasi pada hari pertama pukul 13.00 WIB
dengan diagnosa keperawatan yaitu :

Nyeri akut berhubungan dengan prosedur invasif dengan catatan


perkembangan pasien S: pasien mengeluh nyeri, p: saat bergerak q: tertusuk r:
dibagian operasi pinggang kiri yang terpasang drain, s: skala nyeri 3, t: hilang timbul.
O: pasien tampak mendengarkan musik dan menarik nafas dalam saat nyeri, ttv
pasien td: 148/96 mmHg, n: 79 x/menit, rr: 18 x/menit, s: 36,6°C Spo²; 99%. pasien
diberikan obat katerolac 30 mg IV. A: masalah teratasi sebagian. P: intervensi
dilanjutkan.

Defisit perawatan diri (mandi dan berpakaian) berhubungan dengan


kelemahan dengan catatan perkembangan S: pasien mengatakan badan terasa segar
saat sudah mandi dan berganti pakaian. O: pasien tampak lebih nyaman dan perawat
mengajarkan cara memandikan kepada keluarga. A: masalah teratasi sebagian. P:
intervensi dilanjutkan.

27
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif dengan catatan
perkembangan S: pasien mengatakan mengerti tentang anjuran asupan cairan O:
tidak tampak terjadi infeksi pada luka operasi, area sekitar drain bersih suhu 36,6°C,
pasien diberikan obat cefoperazon 3mg dan asam tranexamat. A: masalah teratasi
sebagian. P: intervensi dilanjutkan.

pada tanggal 29 November 2023 evaluasi pada hari kedua pukul 16.30 WIB
pada diagnosa keperawatan yaitu

nyeri akut berhubungan dengan prosedur invasif dengan catatan


perkembangan S: pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala2. O: pasien
pasien tampak sudah mobilisasi secara perlahan, ttv pasien td: 131/79mHg, n:
78x/menit, s: 36°C, rr: 20x/ menit, Spo²: 98%, pasien diberikan obat ketorolac 30 mg
iv. A: masalah teratasi pasien pulang. P: intervensi dihentikan pasien pulang acc
dpjp.

Defisit perawatan diri (mandi dan berpakaian) berhubungan dengan


kelemahan dengan catatan perkembangan S: pasien mengatakan sudah mandi dibantu
oleh keluarga secara mandiri dan pasien mengatakan nyaman. O: pasien tampak
lebih nyaman dan segar. A: masalah teratasi. P: intervensi dihentikan.

Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif dengan catatan


perkembangan, S: pasien mengatakan mengerti tentang anjuran cairan dan
memperhatikan kondisi sekitar drain sama dengan tidak terjadi infeksi pada luka
operasi. O: pasien tampak meringis saat dilakukan perawatan luka, luka tampak
kering, area sekitar drain bersih, balutan diganti bersih dan kering, dilakukan
pelepasan infus dan kateter. A: masalah teratasi. P: intervensi dihentikan ACC
pulang.

28
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini yang akan menjelaskan kesenjangan antara teori dan kasus secara lengkap
pada pasien nyonya l dengan diagnosa medis tumor buli di ruangan paviliun eri sudewo
lantai 5 RSPAD Gatot Subroto Jakarta meliputi pengkajian, diagnosa. Perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.

A. Pengkajian Keperawatan

Pada tahap pengumpulan data penulis tidak mengalami kesulitan karena


karena penulis telah melakukan perkenalan diri dan menjelaskan tujuan kepada
pasien yaitu untuk melaksanakan asuhan keperawatan secara terbuka dan kooperatif
pada pasien dan keluarga setuju. pasien sangat kooperatif dalam memberikan
informasi ataupun selama tindakan berlangsung.

Pada pengkajian antara teori dan kasus tidak ditemukan kesenjangan yaitu,
terdapat keluhan nyeri saat bak, dan saat post operasi nyeri pada pinggang yang
terpasang drain, nyeri saat pergerkan, kesadaran composmentis.

B. Diagnosa Keperawatan

Pada tahap ini penulis menemukan kesenjangan antara terori dan kasus. Pada
teori diagnosa pada post operasi ada 2 diagnosa keperawatan yang ditegakkan
sementara pada kasus penulis menemukan 3 diagnosa keperawatan yang ditegakkan,
yaitu :

1. Diagnosa keperawatan pada terori (Post Operasi):

a. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur invasif

b. Resiko infeksi

2. Diagnosa keperawatan pada kasus ( Post Operasi):

a. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur invasif


29
b. Defisit perawatan diri (mandi dan berpakaian) berhubungan dengan
kelemahan

c. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif

C. Intervensi Keperawatan

Dalam tahap perencanaan disesuaikan dengan prioritas masalah dan kondisi


pada pasien. Prioritas antara teori dan kasus sama. Prioritas keperawatan pada kasus
disesuaikan dengan kondisi pasien diruangan, prioritas pertama, yaitu Nyeri akut
berhubungan dengan prosedur invasif, priorita kedua, yaitu Defisit perawatan diri
(mandi dan berpakaian) berhubungan dengan kelemahan, prioritas ketiga, yaitu
resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.

Diaganosa keperawatan yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan denga


prosedur invasif. Intervensi yang dapat dilakukan yaitu Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri,
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, monitor tanda-tanda
vital, Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. Kolaborasi
pemberian Analgetik.

Diagnosa keperawatan kedua yaitu, defisit perawata diri (mandi dan


berpakaian) berhubungan dengan kelemahan. Intervensi yang dapat dilakukan
observasi tingakat kebersihan, siapkan keperluan pribadi pasien, banttu ADL pasien
dan libatkan keluarga.

Diagnosa keperawatan ketiga yaitu, resiko infeksi berhubungan demgan


prosedur invasif. Intervensi yang dapat dilakukan pantau tanda-tanda vital, kaji
tanda-tanda infeksi ; suhu tubuh, nyeri dan perdarahan, monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal, cuci tangan sebelum dan sesudah setiap melakukan
kegiatan perawatan pasien,anjurkan meningkatkan asupan cairan, rawat luka
(inspeksi kondisi luka), ajarkan merawat luka, kolaborasi pemberian antibiotik.

Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan atara teori dan kasus.

30
D. Implementasi Keperawatan

Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus,
penulis melakukan tindakan dengan mengacu pada rencana keperawatan yang telah
disesuaikan dengan prioritas masalah yang ditentukan pada kasus. Faktor penunjang
dalam pelaksanaan adalah tindakan keperawatan yang telah dilaksanankan,
didokumentasikan dalam catatan perawatan untuk setiap shift selama 2x 24 jam dan
peralatan yang digunakan untuk melakukan tindakan semua tersedia diruangan.

E. Evaluasi Keperawatan

Berdasarkan data evaluasi yang telah dilakukan kepada pasien Ny. L dapat
diketahui bahwa pelaksanaan yang dilakukan selama 2 x 24 jam yaitu, tujuan
tercapai dan masalah teratasi seta pasien pulang. Penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan kasus.

31
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Karsinoma buli-buli merupakan tumor superficial. Tumor ini lama kelamaan


dapat mengadakan infiltrasi ke lamina phoripa, otot, dan lemak perivesika yang
kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitar. Faktor resiko yang memicu
terjadinya tumor buli antara lain; usia yang > 50 tahun, perokok, sering
mengkonsumsi kopi dan pemanis buatan, pekerjaan di pabrik kimia, dan infeksi
saluran kemih.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan secara langsung kepada Ny. L


dengan post TUR Buli yang dirawat diruang paviliun eri soedewo lantai 5 RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta, diawali dengan pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.

B. Saran

Setelah membandingkan tinjauan teori dengan pengalaman yang penulis


peroleh selama melakukan perawatan pada Ny. L dengan post TUR Buli yang
dirawat diruang paviliun eri soedewo lantai 5 RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, maka
saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut ini :

1. Bagi Penulis Selanjutnya

Diharapkan dalam upaya pemberian asuhan keperawatan pada pasien


pre dan post TUR Buli secara tepat. Mahasiswa harus benar- benar
menguasai konsep tentang Tumor Buli dan TUR Buli itu sendiri.

2. Bagi Masyarakat

Supaya bisa dijadikan sumber informasi dalam upaya menambah


pengetahuan, khususnya mengenai penerapan keperawatan pada pasien.

32
DAFTAR ISI

(2015). Dalam N. d. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan
aplikasi Nanda, Aspani, R. Y. Jakarta Timur: Trans Info Media.

Farling, K. (2017). BladderCancer, Risk Factors, Diagnosis, and Management, The Nurse Practitioner,
42(3)., 26-33.

Pandu Putra Anugrah, P. I. (2019). Insidensi Penyakit Kanker Buli-buli di RSUD, 1.

PPNI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. DPP
PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.
DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1.
DPP PPNI.

prabowo, E. &. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan . Yogyakarta: Muha Media.

Sakina. (2019). LAPORAN PENDAHULUANTUMOR BULI-BULIRUANG PERAWATAN L2BD (BEDAH


UROLOGI)RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR.

33

Anda mungkin juga menyukai