Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

KANKER SERVIKS
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Martenitas Oleh Dosen Pengampu :
Ns. Amella Gusty, M.Kep

Disusun Oleh :
Nama : Winda Purwati
Nim : 4338114201220115
Tingkat 2C S1 Keperawatan

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KESEHATAN-UNIVERSITAS HORIZON INDONESIA JL PANGKAL
PERJUANGAN KM. I BYPASS KARAWANG
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat
kesehatan, iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Stas dasar nikmat tersebut
itulah kami dapat menyelesaikan makalah Ini tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami dalam kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulisan makalah ini sehingga kami mempresentasikannya.
Khususnya kepada dosen martenitas, Ibu Ns. Amella Gusty, M.Kep yang telah memberikan
berbagai arahan dan pelajaran dalam arti penting mengaktualisasikan diri yang merupakan
cikal bakal terbentuknya makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat
mengjharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun dari dosen, rekan
mahasiswa, dan para pembaca sekalian. Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Karawang, 16 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................7
A. Definisi..................................................................................................................................7
B. Etiologi..................................................................................................................................7
C. Manifestasi klinis..................................................................................................................8
D. Faktor Risiko........................................................................................................................9
E. Patofisiologi.........................................................................................................................10
F. Pencegahan Kanker...........................................................................................................12
BAB III............................................................................................................................................14
ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................................14
A. Pengkajian Keperawatan...................................................................................................14
B. Data Khusus........................................................................................................................15
C. Pemeriksaan fisik...............................................................................................................16
D. Diagnosa Keperawatan......................................................................................................17
E. Perencanaan Keperawatan Penyusunan perencanaan keperawatan.............................17
F. Intervensi Keperawatan.....................................................................................................18
G. Evaluasi...........................................................................................................................25
BAB IV............................................................................................................................................26
KESIMPULAN...............................................................................................................................26
A. Kesimpulan.........................................................................................................................26
B. Saran...................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker serviks merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dapat
menyebabkan kematian di dunia. Penyakit ini menempati urutan ke empat dari
seluruh kanker yang sering terjadi pada perempuan di dunia. Kanker servik adalah
proses keganasan dimana sel-sel normal di daerah serviks mengalami pertumbuhan
yang abnormal dan menyebabkan jaringan di tubuh tidak bisa berfungsi dengan baik
(Herlana et al., 2017). Hal ini disebabkan oleh virus bernama Human Papilloma
Virus (HPV) yang berada di area leher rahim (Meihartati, 2019). Kanker leher
rahim atau lebih dikenal dengan kanker serviks merupakan penyebab kematian
akibat kanker yang terbesar bagi wanita di negara-negara berkembang. (Redowati et
al., 2021)
Pengobatan kemoterapi memiliki berbagai efek antara lain anemia. Anemia adalah
turunannya hemogloblin (HB) dibawah nilai terendah. Sebagaimana diketahui
hemoglobin orang normal 13 – 16 g%. Terjadinya anemia pada kanker serviks
dikarenakan tidak cukupnya tempat di dalam sumsum tulang untuk membentuk
eritrosit, karena rongga sumsum-sumsum tulang diisi oleh sel-sel karsinoma.
Akibatnya, produksi eritrosit akan berkurang. (Sholeh, 2014).. Adapun masalah
keperawatan yang muncul pada pasien dengan diagnosa medis Kanker Serviks +
Anemia + CKD, diantaranya nyeri kronis, perfusi perifer tidak efektif, hipovolemi,
resiko infeksi dan intoleransi aktivitas. Kanker serviks termasuk masalah kesehatan
yang sangat serius dan menjadi perhatian dunia. Setiap tahun, lebih dari 300.000
wanita meninggal dunia. Lebih dari setengah juta wanita di diagnosis dan tiap menit
seorang wanita di diagnosis. Kanker ini menempati urutan keempat yang paling
banyak diderita wanita di dunia. Diperkirakan 570.000 kasus baru pada tahun 2018,
mewakili 6,6 % dari semua kanker yang dialami wanita (WHO, 2019 ) Di
Indonesia, kanker serviks menduduki urutan ke-2 dari 10 kanker terbanyak
berdasarkan data dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan insidens sebesar 12,7%.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi kanker di
Indonesia naik mencapai 1,79 per 1000 penduduk bila dibandingkan data Riskesdas
tahun 2013 sebesar 1,4 per 1000 penduduk. Di Indonesia, kanker serviks menduduki
urutan ke-2 dari 10 kanker terbanyak berdasarkan data dari Patologi Anatomi tahun
2010 dengan insidens sebesar 12,7%. kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000
penduduk dengan rata-rata kematian13,9 per 100.000 penduduk (Kemenkes
RI,2018). (Liasari Armaijn, 2020) Faktor dominan terjadinya kanker serviks seperti
Infeksi HPV (Human Papilloma Virus), Usia Perkawinan, umur, Pil Kontrasepsi
dan Penyebab yang pasti kanker serviks belum diketahui, tetapi penelitian akhir dari
luar negri mengatakan bahwa virus yang disebut HPV(Human Papilloma Virus)
menyebabkan faktor risiko seorang wanita untuk terkena kanker serviks meningkat
tajam. Dikatakan, para wanita dengan HPV tinggi, paling sedikit 30 kali lebih
cenderung berisiko mengidap penyakit kanker serviks dibanding dengan wanita
dengan HPV(Human Papilloma Virus). Dampak kanker serviks bisa terjadi akibat
kanker yang semakin berkembang atau akibat pengobatan kanker serviks, seperti
pendarahan akibat kanker yang menyebar kevagina, usus, dan kandung kemih, nyeri
hebat akibat kanker yag menyebar ke tulang, otot, dan ujung saraf dan penumpukan
urine di ginjal (hidronefrosis) yang bisa memicu gagal ginjal (Siti Meilan
Simbolon1., 2019)
Berdasarkan uraian diatas sebagai upaya pencegahan kanker leher rahim, dapat
dilakukan pemeriksaan skrining untuk deteksi dini dan pemberian vaksin HPV..
Menjalani tes kanker atau pra-kanker dianjurkan bagi semua perempuan berusia 30-
50 tahun khususnya yang sudah melakukan hubungan seksual. Wanita yang
termasuk dalam kelompok resiko tinggi yaitu mereka yang pertama kali melakukan
hubungan seksual di usia muda (<20 tahun), (Wasita1 et al., 2021). upaya
penanganan pendarahan pada penderita CA servik di lakuakan penanganan Curet
untuk membersihankan rahim agar pendarahan berhenti dan Kolaborasi pemberian
obat anti pendarahan seperti Vit.K dan Kalnex.(Triana et al., 2018)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah ada hubungan persepsi tentang vaksinasi kanker serviks dengan
motivasi untuk melakukan vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV)?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan
a. Mengetahui Apa itu Kanker Serviks
b. Memahami gejala, etiologi, manifestasi klinis, factor resiko ,
stadium ,pencegehan
c. Menyususn rencana asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks
d. Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks
e. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Kanker serviks adalah kanker dengan angka kejadian nomor empat terbanyak yang
terjadi pada wanita diseluruh dunia dan kanker yang paling sering pada negara
berpenghasilan rendah (Mustafa dkk, 2016). Kanker serviks merupakan suatu
keganasan yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan sel-sel epitel serviks yang
tidak terkontrol (Mirayashi, 2013). Menurut Setiawati (2014) kanker serviks 99,7%
disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) onkogenik yang menyerang rahim.
Kanker serviks merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim
(serviks), yaitu bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina
(Hartati dkk., 2014). Berdasarkan pemaparan tersebut kanker serviks atau yang
dikenal juga dengan sebutan kanker leher rahim merupakan kanker ganas yang
tumbuh dileher rahim yang disebabkan oleh Human Papiloma Virus.

B. Etiologi
Penyebab utama kanker serviks adalah Human Papilloma Virus (HPV). Lebih dari
90% kanker leher rahim adalah jenis skuamosa yang mengandung DNA virus
Human Papilloma Virus (HPV) dan 50% kanker servik berhubungan dengan
Human Papilloma Virus tipe 16. Virus HPV dapat menyebar melalui hubungan
seksual terutama pada hubungan seksual yang tidak aman. Virus HPV menyerang
selaput pada mulut dan kerongkongan serta anus dan akan menyebabkan
terbentunya sel-sel pra-kanker dalam jangka waktu yang panjang (Ridayani, 2016).
Virus HPV akan menempel pada reseptor permukaan sel dengan perantara virus
attachment yang tersebar pada permukaan virus. HPV yang menempel pada reseptor
permukaan sel akan melakukan penetrasi, adanya luka mempermudah virus
memasuki sel. Virus masuk dan mengeluarkan genom setelah itu kapsid
dihancurkan. Setelah virus masuk ke dalam inti sel, virus melakukan transkripsi
dengan DNA-nya berubah menjadi MRNA (Yanti, 2013). Mekanisme terjadinya
kanker serviks berhubungan dengan siklus sel yang diekspresikan oleh HPV.
Protein utama yang terkait dengan karsinogen adalah E6 dan E7. Bentuk genom
HPV sirkuler jika terintegrasi akan menjadi linier dan terpotong diantara gen E2 dan
E1. Integrasi antara genom HPV dengan DNA manusia menyebabkan gen E2 tidak
berfungsi sehingga akan merangsang E6 berikatan dengan p53 dan E7 berikatan
dengan pRb (Yanti, 2013). Ikatan antara protein E6 dan gen p53 akan menyebabkan
p53 tidak berfungsi sebagai gen supresi tumor yang bekerja di fase G1. Gen p53
akan menghentikan siklus sel di fase G1 dengan tujuan penghentian siklus sel yaitu
agar sel dapat memperbaiki kerusakan sebelum berlanjut ke fase S. Mekanisme
kerja p53 adalah dengan menghambat kompleks cdk-cyclin yang akan merangsang
sel memasuki fase selanjutnya jika E6 berikatan dengan p53 maka sel terus bekerja
sehingga sel akan terus membelah dan menjadi abnormal (Yanti, 2013)

C. Manifestasi klinis
Pada tahap awal dan pra kanker biasanya tidak akan mengalami gejala. Gejala akan
muncul setelah kanker menjadi kanker invasif. Secara umum gejala kanker serviks
yang sering timbul (Malehere, 2019) adalah:
Perdarahan pervagina abnormal Perdarahan dapat terjadi setelah berhubungan seks,
perdarahan setelah menopause, perdarahan dan bercak diantara periode menstruasi,
dan periode menstruasi yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya serta
perdarahan setelah douching atau setelah pemeriksaan panggul.
Keputihan Cairan yang keluar mungkin mengandung darah, berbau busuk dan
mungkin terjadi antara periode menstruasi atau setelah menopause.
Nyeri panggul Nyeri panggul saat berhubungan seks atau saat pemeriksaan panggul.
Trias Berupa back pain, oedema tungkai dan gagal ginjal merupakan tanda kanker
serviks tahap lanjut dengan keterlibatan dinding panggul yang luas.
D. Faktor Risiko
Predisposisi adalah kondisi yang memicu munculnya kanker. Faktor- faktor yang
bisa memicu terjadinya kanker serviks antara lain:
1. Perilaku seksual
Risiko terkena kanker serviks akan meningkat apabila seorang perempuan
memiliki mitra seksual multipel atau sama saja ketika pasangannya memiliki
mitra seksual multipel. Selain itu akan sangat berisiko apabila pasangan
mengidap kondiloma akuminata (Kurniawati, 2018) .
2. Aktivitas seksual
dini Umur pertama kali hubungan seksual merupakan salah satu faktor yang
cukup penting. Perempuan yang melakukan hubungan seksual sebelum usia 16
tahun mempunyai risiko lebih tinggi karena pada usia itu epitel atau lapisan
dinding vagina dan serviks belum terbentuk sempurna jika melakukan hubungan
seksual pada usia tersebut maka akan sangat mudah terjadi lesi atau luka mikro
yang akan menyebabkan terjadi infeksi salah satunya oleh virus HPV yang
merupakan penyebab kanker serviks (Meihartati, 2017)
3. Smegma Smegma
adalah substansi berlemak. Smegma biasanya terdapat pada lekukan kepala
kemaluan laki-laki yang tidak disunat. Sebenarnya smegma adalah secret alami
yang dihasilkan kelenjar sabeceous pada kulit penis. Namun ternyata hal ini
berkaitan dengan meningkatnya resiko seorang laki-laki sebagai pembawa dan
penular virus HPV (Kurniawati, 2018).
4. Perempuan yang merokok
Rokok terbuat dari tembakau dan seperti yang kita ketahui bahwa didalam
tembakau terdapat zat-zat yang bersifat sebagai pemicu kanker baik yang dihisap
maupun dikunyah. Asap rokok menghasilkan Polycyclic aromatic hydrocarbons
heterocyclic amine yang mutagen dan sangat karsinogen, sedangkan jika
dikunyah.
5. Tingkat sosial ekonomi
6. Tingkat sosial ekonomi yang rendah berkaitan dengan dengan asupan gizi serta
status imunitas (Kurniawati, 2018).
7. Pengguna obat imunosupresan atau penekan kekebalan tubuh HIV (Human
Immunodeficiensy Virus)
merupakan virus penyebab Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)
yang menyebabkan sistem imun tubuh menurun dan membuat perempuan
berisiko tinggi terinfeksi HPV. Pada wanita dengan HIV, pra-kanker serviks
mungkin akan berkembang menginvasi dengan cepat untuk menjadi kanker dari
pada normalnya. Pengguna obat imunosupresan atau penekan kekebalan tubuh
atau pasca transplantasi organ merupakan faktor risiko juga (Yanti, 2013).

E. Patofisiologi
Perjalanan secara singkat kanker serviks dapat dilihat pada gambar berikut.

Perkembangan kanker serviks dimulai dari neoplasia intraepitel serviks (NIS) 1,


NIS 2, NIS 3 atau karsinoma in situ (KIS) pada lapisan epitel serviks dan setelah
menembus membran basalis akan menjadi karsinoma mikroinvasif dan invasif
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Stadium Stadium
kanker serviks yang digunakan adalah menurut The International Federation Of
Gynecology and Obstetrics (FIGO) (Malehere, 2019) dapat dilihat pada berikut.
F. Pencegahan Kanker
serviks 100% dapat dicegah dengan vaksinasi HPV, menggunakan kondom,
menghindari konsumsi tembakau, serta deteksi dini dan pengobatan lesi pra kanker
(Malehere, 2019). Upaya pencegahan kanker serviks dibagi atas pencegahan primer,
sekunder dan tersier yang meliputi:
1. Pencegahan primer Pencegahan primer yang dilakukan melalui vaksinasi Human
Papilloma Virus (HPV) untuk mencegah infeksi HPV dan pengendalian faktor
resiko. Pengendalian faktor resiko dengan menghindari rokok, tidak melakukan
hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan, tidak menggunakan kontrasepsi
oral jangka panjang >5 tahun, serta menjalani diet sehat (Malehere, 2019).
2. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan tes DNA HPV, Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA), tes pap smear, pemeriksaan sitology, colposcopy dan
biopsy. Pemeriksaan IVA direkomendasikan untuk daerah dengan sumber daya
rendah dan diikuti dengan cryotherapy untuk hasil IVA positif (Malehere, 2019).
3. Pencegahan tersier Pencegahan tersier dilakukan melalui perawatan paliatif dan
rehabilitatif di unit pelayanan kesehatan yang menangani kanker serta
pembentukan kelompok survival kanker di masyarakat (Kemenkes, 2016)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, usia, status
perkawinan, pekerjaan, jumlah anak, agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, asal suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, nomor rekam medik,
nama orangtua dan pekerjaan orangtua. Identitas penanggung jawab Meliputi
nama, umur, alamat, pekerjaan, hubungan dengan pasien.
2. Riwayat kesehatan Keluhan utama Biasanya pasien datang kerumah sakit dengan
keluhan seperti pendarahan intra servikal dan disertai keputihan yang menyerupai
air dan berbau (Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi
biasanya datang dengan keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu
makan, dan anemia.
3. Riwayat kesehatan sekarang Menurut (Diananda, 2008) biasanya pasien pada
stadium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium
akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan yang berbau busuk,
perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, rasa nyeri disekitar vagina,
nyeri pada panggul. Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya
mengalami keluhan mual muntah berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia.
4. Riwayat kesehatan dahulu Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki
riwayat kesehatan dahulu seperti riwayat penyakit keputihan, riwayat penyakit
HIV/AIDS (Ariani, 2015).
5. Riwayat kesehatan keluarga Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor
yang paling mempengaruhi karena kanker bisa dipengaruhi oleh kelainan
genetika. Keluarga yang memiliki riwayat kanker didalam keluarganya lebih
berisiko tinggi terkena kanker dari pada keluarga yang tidak ada riwayat di dalam
keluarganya (Diananda, 2008)
B. Data Khusus
1. Riwayat Obstetri dan Ginekologi Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien
dengan kanker serviks yang perlu diketahui adalah:
a. Keluhan haid Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab
kanker serviks tidak pernah ditemukan sebelum menarche dan mengalami
atropi pada masa menopose. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi
pendarahan diantara siklus haid adalah salah satu tanda gejala kanker
serviks.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan Jumlah kehamilan dan anak yang hidup
karna kanker serviks terbanyak pada wanita yang sering partus, semakin
sering partus semakin besar resiko mendapatkan karsinoma serviks (Aspiani,
2017).
2. Aktivitas dan Istirahat Gejala :
a. Kelemahan atau keletihan akibat anemia.
b. Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari.
c. Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas dan
keringat malam. 25 4) Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen
lingkungan dan tingkat stress yang tinggi (Mitayani, 2009).
3. Integritas ego Gejala: faktor stress, menolak diri atau menunda mencari
pengobatan, keyakinan religious atau spiritual, masalah tentang lesi cacat,
pembedahan, menyangkal atau tidak mempercayai diagnosis dan perasaan putus
asa (Mitayani, 2009).
4. Eliminasi Perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi, urinalis, misalnya
nyeri (Mitayani, 2009).
5. Makan dan minum Kebiasaan diet yang buruk, misalnya rendah serat, tinggi
lemak, adiktif, bahan pengawet (Mitayani, 2009).
6. Neurosensori Gejala : pusing, sinkope (Mitayani, 2009).
7. Nyeri dan kenyamanan Gejala : adanya nyeri dengan derajat bervariasi, misalnya
ketidaknyamanan ringan sampai nyeri hebat sesuai dengan proses penyakit
(Mitayani, 2009).
8. Keamanan Gejala : pemajanan zat kimia toksik, karsinogen. Tanda : demam,
ruam kulit, ulserasi. (Mitayani, 2009).
9. Seksualitas Perubahan pola seksual, keputihan(jumlah, karakteristik, bau),
perdarahan sehabis senggama (Mitayani, 2009).
10. Integritas sosial Ketidaknyamanan dalam bersosialisasi, perasaan malu dengan
lingkungan, perasaan acuh (Mitayani, 2009).
11. Pemeriksaan penunjang Sitologi dengan cara pemeriksaan pap smear, koloskopi,
servikografi, pemeriksaan visual langsung, gineskopi (Padila, 2015).
Selain itu bisa juga dilakukan pemeriksaan hematologi karna biasanya pada
pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami anemia karna penurunan
hemaglobin. Nilai normalnya hemoglobin wanita 12-16 gr/dl (Brunner, 2013).

C. Pemeriksaan fisik
a. Kepala Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami rambut
rontok dan mudah tercabut
b. Wajah Konjungtiva anemis akibat perdarahan.
c. Leher Adanya pembesaran kelenjar getah bening pada stadium lanjut.
d. Abdomen Adanya nyeri abdomen atau nyeri pada punggung bawah akibat tumor
menekan saraf lumbosakralis (Padila, 2015).
e. Ekstermitas Nyeri dan terjadi pembengkakan pada anggota gerak (kaki).
f. Genitalia Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami sekret berlebihan,
keputihan, peradangan, pendarahan dan lesi (Brunner, 2013). Pada pasien kanker
serviks post kemoterapi biasanya mengalami perdarahan pervaginam.
D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul menurut SDKI, kemungkinan
masalah yang muncul adalah sebagai berikut : (PPNI, 2017)
1. D.0078 Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan saraf
2. D.0019 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
3. D.0009 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
4. D.0069 Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
5. D.0012 Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi
(trombositopenia)

E. Perencanaan Keperawatan Penyusunan perencanaan keperawatan


Diawali dengan melakukan pembuatan tujuan dari asuhan keperawatan. Tujuan
yang dibuat dari tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan juga
memuat kriteria hasil. Pedoman dalam penulisan tujuan kriteria hasil keperawatan
berdasarkan SMART,yaitu:
S : Spesific (tidak menimbulkan arti ganda).
M : Measurable (dapat diukur, dilihat, didengar, diraba, dirasakan ataupun dibau).
A : Achievable (dapat dicapai).
R : Reasonable (dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah).
T : Time (punya batasan waktu yang jelas). Karakteristik rencana asuhan
keperawatan adalah:
 Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah (rasional).
 Berdasarkan kondisi klien.
 Digunakan untuk menciptakan situasi yang aman dan terapeutik.
F. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1 Nyeri kronis b.d Setelah dilakukan asuhan SIKI : Manajemen nyeri
penekanan sara keperawatan selama 6x24 I.08238
jam diharapkan pasien  Identifikasi lokasi,
mampu untuk mengontrol karakteristik, durasi,
dan menunjukkan tingkat frekuensi, kualitas,
nyeri dengan kriteria hasil : dan intensitas nyeri
 Mengenal faktorfaktor
penyebab nyeri  Identifikasi skala
 Melakukan tindakan nyeri
manajemen nyeri  Identifikasi respons
dengan teknik nyeri nonverbal
nonfarmakologis  Kontrol lingkungan
 Melaporkan nyeri, yang memperberat
frekuensi, dan rasa nyeri
lamanya  Fasilitasi istirahat
 Tanda-tanda vital dan tidur
Dalam rentang normal  Jelaskan penyebab,
 Klien melaporkan periode, pemicu
nyeri berkurang nyeri
dengan skala 1-2 dari  Ajarkan teknik
10 atau nyeri ringan nonfarmakologis
 Ekspresi wajah tenang untuk mengurangi
 Klien dapat istirahat nyeri
dan tidur  Kolaborasi
pemberian analgetik
2 Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan asuhan SIKI Manajemen
ketidakmampuan keperawatan selama 6x24 Nutrisi I.03119
menelan makanan jam diharapkan kebutuhan
nutrisi terpenuhi dengan  Identifikasi
kriteria hasil : status nutrisi
 Tidak ada penurunan  Identifikasi
berat badan adanya alergi
 Mampu atau adanya
mengidentifikasi intoleransi
kebutuhan nutrisi makanan
 Tidak ada tandatanda  Monitor asupan
malnutrisi makanan
Menunjukkan  Monitor berat
peningkatan fungsi badan
pengecapan dari  Monitor hasil
menelan dari pemeriksaan
 Asupan cairan secara laboratorium
oral/intravena/pe  Berikan
renteral sepenuhnya makanan tinggi
adekuat protein dan
tinggi kalori
 Anjurkan pasien
makan sedikit
tapi sering
 Anjurkan posisi
duduk saat
makan, jika
mampu
 Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis nutrien
yang
dibutuhkan, jika
perlu
3 Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan asuhan SIKI : Perawatan
efektif b.d penurunan keperawatan selama 6x24 Sirkulasi I.02079
konsentrasi hemoglobin jam diharapkan perfusi  Periksa sirkulasi
perifer efektif dengan perifer
kriteria hasil :  Identifikasi
 Tekanan systole dan faktor resiko
diastole dalam gangguan pada
rentang normal sirkulasi
 Tidak ada ortostatik  Monitor adanya
hipertensi panas,
 Kapilarirefil < 2 detik kemerahan nyeri
atau bengkak
ekstermitas
 Catat hasil lab
Hb
 Lakukan hidrasi
 Jelaskan kepada
pasien dan
keluarga tentang
tindakan
pemberian
tranfusi darah

 Kolaborasi
pemberian
tranfusi darah
4 Disfungsi seksual b.d Setelah dilakukan asuhan SIKI: Konseling
perubahan struktur tubuh keperawatan selama 6x24 Seksualitas I.07214
jam diharapkan gangguan  Identifikasi
disfungsi seksual teratasi tingkat
dengan kriteria hasil : pengetahuan,
 Pengenalan dan masalah sistem
penerimaan identitas reproduksi,
seksual pribadi masalah
 Mengetahui masalah seksualitas, dan
reproduksi penyakit
 Fungsi seksual : menular seksual
integrasi aspek fisik,  Identifikasi
sosio emosi dan waktu disfungsi
intelektual ekspresi seksual dan
dan performa seksual kemungkinan
 Mampu mengontrol penyebab
kecemasan  Monitor stress,
 Menunjukkan kecemasan,
keinginan untuk depresi, dan
mendiskusikan penyebab
 perubahan fungsi disfungsi seksual
seksual  Fasilitasi
 Mengungkapkan komunikasi
pemahaman tentang antara pasien dan
perubahan fungsi pasangan
seksual  Berikan
 Pengenalan dan kesempatan
penerimaan identitas kepada pasangan
seksual pribadi untuk
 Mengetahui masalah menceritakan
reproduksi permasalahan
 Fungsi seksual : seksual
integrasi aspek fisik,  Berikan pujian
sosio emosi dan terhadap
intelektual ekspresi perilaku yang
dan performa seksual benar
 Mampu mengontrol  Berikan saran
kecemasan yang sesuai
 Menunjukkan kebutuhan
keinginan untuk pasangan dengan
mendiskusikan menggunakan

 perubahan fungsi bahasa yang

seksual mudah diterima,

 Mengungkapkan dipahami dan

pemahaman tentang tidak

perubahan fungsi menghakimi.

seksua  Jelaskan efek


pengobatan,
kesehatan, dan
penyakit
terhadap
disfungsi
seksual.
 Informasikan
pentingnya
modifikasi pada
aktivitas seksual
 Kolaborasi
dengan spesialis
seksologi, jika
perlu
5 Resiko perdarahan b.d Setelah dilakukan asuhan SIKI : Pencegahan
gangguan koagulasi keperawatan selama 6x24 Perdaahan I.02067
(trombositopenia) jam diharapkan tidak  Monitor tanda
terjadi perdarahan dengan dan gejala
kriteria hasil : perdaahan
 Tekanan darah dalam  Monitor nilai
batas normal hematokrit/
 Tidak ada perdarahan hemoglobin
pervagina sebelum dan
 Hemoglobin dan setelah
hematokrit dalam kehilangan darah
batas normal  Monitor
tandatanda vital
ortostatik
 Monitor
koagulasi

 Pertahankan
bedest selama
perdarahan
 Jelaskan tanda
dan gejala
perdarahan
 Anjurkan
menghindari
aspirin atau
antikoagulan
 Anjurkan
meningkatkan
asupan makanan
dan vitamin K
 Anjurkan segera
melapor dokter
jika terjadi
perdarahan
 Kolaborasi
pemberian obat
G. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan dengan cara menilai sejauh
mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam mengevaluasi,
perawat harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memahami respon
terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang
tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan
pada kriteria hasil. Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan
tahapan dengan sumatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan) dan formatif
yaitu dengan proses dan evaluasi akhir. Evaluasi dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu
evaluasi berjalan (sumatif) dan evaluasi akhir (formatif).
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kanker serviks merupakan bagian dari salah satu jenis kanker yang memiliki sama
mengerikan dan mematikan dengan penyakit lainnya. Kanker serviks pada
umumnya tejadi pada wanita usia subur. Pengetahuan yang terbatas dapat
meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Video Pengetahua kesehatan ini
disusun sebagai media untuk meningkatkan Pengetahuan tentang kanker serviks
pada wanita usia subur. Pemilihan media video mempertimbangkan akses yang
mudah dilakukan dimanapun dan kapanpun serta tidak terbatas, selain itu pesan
yang ingin disampaikan lebih mudah untuk dimengerti karena video dapat diputar
ulang.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
materi ini diharapkan dapat menambah Pengetahuan masyarakat umum
khususnya wanita usia subur tentang pentingnya mengetahui dan memahami
kanker serviks sehingga dapat mencegah terjadinya peningkatan wanita yang
menderita kanker serviks.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Pada peneliti sebelumnya yang mengalami keterbatasan, diharapkan peneliti
selanjutnya untuk lebih mengembangkan lagi informasi yang berkaitan dengan
kanker serviks sehingga menghasilkan video pembelajaran yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai