Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN OBSERVASI

PENGARUH PENJUALAN LALAMPA TERHADAP


PEREKONOMIAN DI DESA TOBOLI
Mata Kuliah : Seajarah Sosial
Dosen Pengampuh : Dr. Idrus Rore, S.Pd., S.H., M.Pd.

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Raudhatul Jannah_A31122067
Vani Afriyani_A31122086
Nazwa Salsabila_A31122081

KELAS C PRODI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT., dzat Yang Maha Mengetahui segala
sesuatu yang tidak pernah diketahui oleh manusia. Kami harus bersimpuh
menghaturkan syukur hanya karena pertolongan dan karunia-Nya, karena laporan
hasil penelitian kelompok yang berjudul “Pengaruh Penjualan Lalampa Terhadap
Perekonomian di Desa Toboli” dapat diselesaikan dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini tidak mungkin


dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu sudah
sepantasnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya
kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan penelitian ini.

Terakhir peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu sumbangsih kritik dan saran dari pembaca selalu kami
nantikan demi perbaikan laporan penelitian ini. Meskipun banyak kelemahan disana-
sini tetapi kami berharap laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaat.

Palu, 28 oktober 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................................5
D. Manfaat..........................................................................................................................5
BAB ll........................................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................6
A. Pengertian Rest Area......................................................................................................6
B. Fungsi Rest Area............................................................................................................6
BAB lll.......................................................................................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................7
A. Deskripsi Lokasi Penelitian...........................................................................................7
B. Lalampa Di Desa Toboli................................................................................................8
C. Kondisi ekonomi di toboli setelah banyaknya warung yang berjualan lalampa..........10
D. Kondisi ekonomi warga yang berjualan lalampa di toboli..........................................11
BAB lV....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..................................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................................12
HASIL WAWANCARA...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
DOKUMENTASI.....................................................................................................................15

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, tampak di daerah lalu lintas Palu-Parigi,


banyak pusat-pusat perekonomian yang berkaitan dengan jasa bermunculan, mulai
dari perhotelan, warung-warung makan, dan lain sebagainya. Penampakan yang sama
juga berlaku di Toboli. Toboli yang merupakan jalur lalu lintas yang menghubungkan
beberapa kabupaten dan provinsi yang ada di Pulau Sulawesi, membuatnya selalu
ramai dilalui pengguna jalan dan menjadi salah satu pilihan untuk tempat
persinggahan. (Wahyudi,I.,2022,hlm.3).

Djani (76 tahun) mengatakan bahwa pembuatan lalampa di Toboli sudah ada
sejak kakek nenek mereka dulunya (wawancara dengan Djani tanggal 13 Januari
2022 di Desa Toboli). Senada dengan hal tersebut, Hj. Norma (80 tahun) mengatakan
bahwa neneknya merupakan seorang pembuat sekaligus penjual lalampa di Toboli
sekitar tahun 1930-an (wawancara dengan Norma tanggal 15 Januari 2022 di Desa
Toboli Barat).

Lalampa di Toboli telah ada sebelum tahun 1930-an, dan terus mengalami
perkembangan. Bermula dari kuliner yang termarjinalkan dalam dunia ekonomi, yang
mana dianggap hanya sebagai kuliner bernilai ekonomi rendah. Kini Lalampa telah
menjadi kuliner khas (identitas) Toboli yang memiliki daya tarik tersendiri bagi
pengguna jalan untuk singgah di Toboli, serta menjadi komoditas ekonomi baru bagi
penduduk Toboli. (Wahyudi,I.,2022,hlm.3).

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana deskripsi Lokasi Penelitian?
2. Bagaimana Deskripsi mengenai lalampa dan penjualan lalampa di desa toboli?
3. Bagaimana Kondisi ekonomi di toboli setelah banyaknya warung makan yang
berjualan lalampa di sepanjang jalan toboli?
4. Bagaimana Kondisi ekonomi warga yang berjualan lalampa di sepanjang jalan
toboli?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui deskripsi lokasi penelitian


2. Untuk Mengetahui mengenai makanan kuliner (lalampa) di desa toboli dan
penjualan lalampanya

D. Manfaat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat


dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca khusunya mengenai kondisi
ekonomi di desa toboli. Selain itu juga untuk merangsang di lakukanya penelitian
yang lebih mendalam dan menyeluruh terhadap permasalahan dalam penelitian ini.
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi kami sendiri, karena dengan adanya
penelitian ini kami bisa menambah wawasan kami mengenai kondisi ekonomi di
toboli, serta menambah pengetahuan kami mengenai makanan kuliner yang berada di
desa toboli.

5
BAB ll
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Rest Area

 Rest Area atau tempat istirahat adalah suatu tempat dan fasilitas yang
disediakan bagi pemakai jalan sehingga baik pengemudi, penumpang maupun
kendaraannya dapat beristirahat untuk sementara karena alasan lelah (PU,
2009).
 Rest Area merupakan sebuah fasilitas yang memberikan kesempatan kepada
pengemudi, awak, penumpang maupun kendaraannya untuk berhenti dan
beristirahat. Sedangkan untuk kendaraannya, di rest area dapat mengisi bahan
bakar, cek kendaraan, cuci kendaraan dan mengistirahatkan mesin
(Purnamasari, 2012).

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan rest area merupakan tempat
istirahat bagi pengendara, dan penumpang untuk melepas lelah dan juga dapat
berfungsi sebagai tempat untuk mengistirahatkan kendaraan setelah perjalanan jauh
agar dapat bekerja kembali dengan maksimal. Sehingga selain diperlukan tempat
istirahat, diperlukan juga tempat pelayanan bagi pengendara, penumpang maupun
kendaraan itu sendiri. Pengertian dari tempat pelayanan/service area itu sendiri adalah
bagian dari lokasi Rest Area / tempat istirahat yang digunakan untuk melayani para
pemakai jalan yang sedang beristirahat, dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas
umum (PU, 2009).

B. Fungsi Rest Area


Rest Area atau tempat istirahat memiliki fungsi utama yakni sebagai tempat
beristirahatnya pengendara dan penumpang agar terjaganya kebugaran fisik dan
psikologis yang berdampak pada kenyamanan dan kebugaran pikiran. Selain itu
sebagai tempat beristirahatnya kendaraan setelah menempuh jarak jauh

6
BAB lll
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


Penelitian ini di lakukan di desa toboli, Kecamatan Parigi utara. Desa Toboli
merupakan desa tertua yang ada di Kecamatan Parigi Utara, sebab beberapa desa
lainnya merupakan hasil pemekaran dari desa ini. Sebelum menjadi sebuah desa dan
ibu kota kecamatan, Toboli dulunya merupakan sebuah perkampungan yang didiami
oleh suku yang bernama To Bulu Ngkalaki yang berada di bawah wilayah kekuasaan
Kerajaan Parigi. (Wahyudi,I.,2022,hlm 111).
Kondisi geografis Toboli yang terletak di antara pegunungan di sebelah Barat
dan laut di sebelah Timur membuat penduduk desa ini mayoritas bermata pencaharian
sebagai petani dan nelayan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan letak
Toboli yang berada di persimpangan jalan penghubung antara beberapa kota dan
provinsi yang ada di Pulau Sulawesi, menjadikan sektor jasa (service) muncul sebagai
komoditi ekonomi baru bagi desa ini, terutama setelah dibangunnya Terminal
Penumpang Umum Toboli di tahun 1998. Kehadiran terminal dan meningkatnya
jumlah pengguna kendaraan yang melintas di Desa Toboli berdampak pada
kemunculan beberapa pekerjaan baru bagi penduduk desa ini, di antaranya mulai
bermunculan beberapa toko-toko kelontong di tepi jalan, kemunculan calo angkutan
umum, berdirinya beberapa penginapan, dan munculnya warung-warung makan di
sepanjang jalan poros Toboli. Khusus untuk yang disebutkan terakhir, pada tahun
2021 berjumlah 53 buah warung dan kesemuanya menjual lalampa sebagai salah satu
barang dagangannya. Bertambahnya jumlah warung yang menjual lalampa di
sepanjang jalan poros Toboli mengubah wajah desa ini, yang sebelumnya hanya
deretan rumah-rumah di tepi jalan, kini menjadi deretan warung-warung makan.
(Wahyudi,I.,2022,hlm 112).

7
B. Lalampa Di Desa Toboli
Lalampa merupakan makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan,
dengan isian daging ikan suir yang di campuri dengan bumbu khas dan di balut
dengan daun pisang. Lalampa biasanya berbentuk Panjang, setelah di bungkus daun
pisang lalampa kemudian di kukus dan di bakar hingga matang.

Lalampa merupakan salah satu makanan kuliner yang sering di temui di pasar
dan di warung-warung makan dan menjadi salah satu makanan popular kabupaten
Parigi moutong, tepatnya di desa toboli yang sering di sajikan sebagai makanan
pendamping.

Untuk bahan-bahan yang di gunakan dalam pembuatan lalampa biasanya di


beli di pasar dan untuk daun pisangnya sendiri ada yg milik sendiri dan ada yg
membeli dari petani sekitar dan juga di beli dari kecamatan lain yaitu kecamatan
kasimbar, tinombo dan tomini. Karena banyaknya warung yang membeli daun pisang
sehingga ada yg membuat Perusahaan daun pisang sendiri.

Untuk penjualan lalampa sendiri setiap warung berbeda beda. Ada yang
menjual lalampa dengan harga 10.000 (4) dan ada juga yang menjual lalampa dengan
harga 10.000 (5).

1. Sejarah lalampa

Penjual lalampa pertama di sekitaran jalan toboli adalah penjual Bernama Cik
Sungi yang berusia 76 tahun yang memiliki warung yaitu warung raja lalampa.
Warung raja lalampa berdiri pada tahun 1963 sampai dengan sekarang ini, dan
menjadi warung yang paling populer dan banyak pelangganya di banding warung-
warung lain yang berjualan lalampa di sekitaran jalan toboli.

8
2. Bentuk lalampa

Bentuk lalampa yang Panjang dan di balut daun pisang terinspirasi dari
makanan khas manado tetapi yang membedakanya adalah lalampa yang dijual di desa
toboli kebanyakan di bakar. Sedangkan untuk lalampa di manado sendiri di kukus.

3. Perubahan Harga

Menurut salah satu karyawan yang menjual lalampa, adanya perubahan harga
lalampa sendiri, yaitu pada tahun 2018 karena adanya tsunami yang terjadi di kota
palu yang menyebabkan BBM naik sehingga harga lalampa pun mulai naik. Harga
yang biasanya 5.000 (3) menjadi 5.000 (4). Dan juga perubahan harga terjadi pada
sekarang ini dari harga lalampa yg 5.000 (4) menjadi 10.000 (4) dan juga ada yang
menjual menjadi 10.000 (5). Terjadinya perubahan harga tersebut karena bahan-bahan
untuk pembuatan lalampa banyak kenaikan harga seperti beras ketan yang dulu
harganya senilah Rp 380.000 sekarang naik menjadi Rp 450.000.

4. Pendapatan

Pendapatan dari penjualan lalampa salah satu warung yaitu warung ratu
lalampa menjual lalampanya dengan harga 10.000 (4) dan pendapatan untuk
seharinya berjumlah sekitaran Rp 1.255.000. Penjualan lalampa di warung ratu
lalampa membuat lalampanya sendiri, dengan modal berkisaran 1 juta.

Kemudian keuntungan dari penjualan lalampa di salah satu warung lalampa


yaitu berkisaran 25 kilo perhari dan jika ada acara seperti hari raya akan naik menjadi
75 kilo. Juga disebutkan jika di warung raja lalampa itu biasanya berkisaran 100 kilo
sampai dengan 150 kilo karena memang di warung raja lalampa banyak pelanggan.

5. Cara Tarik pelanggan

9
Cara Tarik pelanggan para penjual lalampa yang berada di sekitar jalan Toboli
yaitu dengan memanggil dgn sebutan “lalampa” jika ada yang singgah. Kemudian
para pelanggan yang singgah juga biasanya tertarik untuk makan disitu karena
penjualnya kebanyakan Perempuan dan juga mereka singgah karena toiletnya yang
bagus dan bersih. Trik pemasaranya juga yaitu dengan memajang spanduk atau
baliho di atas warung dan juga lalampanya dihiasi di atas piring disusun dengan rapi.

Namun, biasanya setiap yang singgah tidak untuk makan lalampa melainkan
Cuma untuk beli minum atau ngopi di tempat sebentar kemudian melanjutkan
perjalanan. Setiap yang singgah untuk membeli lalampa juga kebanyakan tidak
makan di tempat tetapi membungkusnya untuk di bawa pulang.

C. Kondisi ekonomi di toboli setelah banyaknya warung yang


berjualan lalampa
Pendapatan di wilayah toboli kecamatan Parigi utara awalnya di sebabkan karena
adanya terminal toboli yang menjadi pemberhentian utama antarkota dan
antarprovinsi. Karena adanya terminal ini banyak bermunculan usaha kuliner yang
menjadi komoditas ekonomi baru di toboli. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya
warung -warung yang menjual lalampa di toboli. Pada periode tahun 1998-2010,
jumlah warung yang menjual lalampa sebanyak 12 warung; pada periode berikutnya,
yakni tahun 2010-2021 jumlah warung bertambah sebanyak 41 warung, yang berarti
di tahun 2021 jumlah warung yang menjual lalampa sebanyak 53 warung. Jumlah
tersebut belum dihitung dengan pembuat lalampa yang tidak memiliki warung. Jika
dihitung total keseluruhan orang-orang yang bekerja di sektor kuliner lalampa ini,
maka dapat diperkirakan bahwa pekerja di sektor ini berjumlah kurang lebih 200-an
orang di Desa Toboli. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha kuliner ini cukup
menjanjikan bagi perekonomian masyarakat Desa Toboli. (Wahyudi,I.,2022,hlm 117).
Di era sekarang lalampa telah menjadi indentitas dari toboli.Hal itu dapat dilihat
dari pembentukan imajinasi atau khayalan berdasarkan memori kolektif orang-orang

10
yang melintas maupun yang singgah di Toboli. Orang-orang tersebut mengidentikkan
Toboli dengan kuliner ini, karena di sepanjang jalan poros yang ada di Desa Toboli
hampir seluruhnya berjejer warung-warung yang menjajakan lalampa. Selain itu,
pelaksanaan Festival Hari Raya Lalampa (2019-2021) yang dibuat oleh penduduk
desa dan pemerintah Kabupaten Parigi Moutong merupakan salah satu indikator
pembentuk identitas kuliner ini dengan Desa Toboli. (Wahyudi,I.,2022,hlm 118).

D. Kondisi ekonomi warga yang berjualan lalampa di toboli


Usaha kuliner lalampa di Toboli merupakan salah satu perdagangan utama bagi
perekonomian di desa ini, terkhusus bagi warganya. Karena merupakan tempat
persinggahan dan banyaknya pengendara yang melintas serta berada di tepi jalan,
membuat banyak warga yang membangun rumah makan dan berjualan lalampa di
tempat ini. Khusunya Perempuan yang selalu dekat dengan urusan dapur, tempat ini
menjadi salahsatu peluang bagi Perempuan untuk mendapatkan penghasilan. Karena
Perempuan berperan penting dalam proses produksi lalampa, mulai dari pemilihan
bahan yang baik untuk produksi, proses memasak beras ketan dan menggoreng ikan
sebagai isian lalampa, proses membentuk dan membungkus lalampa dengan daun
pisang (masyarakat Toboli menyebutnya sebagai ba toyo), hingga proses penjualan.
Semua proses tersebut dilakukan oleh perempuan, kecuali dalam proses pembakaran
lalampa yang didominasi oleh kaum laki-laki sebagai pembakar, walaupun ada juga
perempuan yang melakukannya. Dengan adanya penjualan lalampa ini juga dapat
mengurangi resiko pengangguran yang ada di desat desa toboli (Wahyudi,I.,2022,hlm
114).

11
BAB lV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi kesimpulanya, Kondisi perekonomian di desa toboli semakin meningkat
karena kehadiran terminal dan meningkatnya jumlah pengguna kendaraan yang
melintas di Desa Toboli. Ini berdampak pada kemunculan beberapa pekerjaan baru
bagi penduduk desa ini khususnya penjualan lalampa, pada tahun 2021 berjumlah 53
buah warung dan kesemuanya menjual lalampa sebagai salah satu barang
dagangannya. Bertambahnya jumlah warung yang menjual lalampa di sepanjang jalan
poros Toboli mengubah wajah desa ini, yang sebelumnya hanya deretan rumah-rumah
di tepi jalan, kini menjadi deretan warung-warung makan. Jika dihitung total
keseluruhan orang-orang yang bekerja di sektor kuliner lalampa ini, maka dapat
diperkirakan bahwa pekerja di sektor ini berjumlah kurang lebih 200-an orang di
Desa Toboli. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha kuliner ini cukup menjanjikan
bagi perekonomian masyarakat Desa Toboli.

B. Saran
Para penjual lalampa sebaiknya menigkatkan kreatifitasnya agar mampu
bersaing dengan warung warung lain. Juga untuk bahan-bahan yang digunakan
sebaiknya membeli dari Masyarakat setempat bukan membeli dari kecamatan lain
agar perekonomian Masyarakat seetempat bisa terbantu.

12
HASIL WAWANCARA

Nama : Lia Amelia

Umur : 29 tahun

Alamat : Sukabumi

No.Hp : 082255372320

Pada tanggal 28 oktober 2023, kami mewawancarai salah satu karyawan yang
Bernama lia amelia yang merupakan salah satu pendatang dari suka bumi yang
berjualan lalampa di desa toboli. Ibu lia amelia telah bejualan lalampa di Toboli sudah
sekitas 28 bulan, dia bekerja sebagai karyawan, ibu Lia Amelia dalam menjual
lalampa sehari digaji sekitaran Rp. 400.000,00. Ibu Lia Amelia membuka warung dari
jam 10 sampai jam 2 malam, ibu Lia Amelia mengambil lokasi toboli untuk berjualan
karena berada di persimpangan jalan dan menjadi salah satu tempat persinggahan atau
tempat peristirahatan bagi para pengendara yang lewat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hendrawan, H., dan H. Pangihutan. (2016). Pengelolaan Tempat Istirahat Pada Jalan
Umum Dengan Konsep Anjungan Pelayanan Jalan. 3rd Indo Trec.

Setyabudi, B. (2011). Kajian Peran Tempat Istirahat (Rest Area) Kendaraan Guna
Menurunkan Tingkat Kecelakaan dan Kelelahan Pengemudi Pada Jalan Tol
Ruas Jakarta-Cikampek. Peneliti Badan Litbang Perhubungan, 23(4): 371-
387.

Dima, C., Citya. (2020). Potensi Wisata Kuliner Di Rest Area Dengan Strategi Analisi
Menu di KUKM Rest Area 379A, 389B dan 391A. Media Wisata, 10(2): 223-
230,. https://amptajurnal.ac.id/index.php/MWS.

Hendrawan, H. (2020). Penyediaan Tempat Istirahat Pada Jalan Umum Melalui


Corporate Social Responsibiliy. Politeknologi, 19(1): 1-16.

Wahyudi, I. (2022). Perempuan dan Lalampa: Perkembangan Kehidupan Sosial


Ekonomi Penjual Lalampa di Toboli. Manaqib, 1(1): 105-133.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/28/14440121/menteri-pppa-
stigma-perempuan-lebih-rendah-dari-laki-laki-merupakan-akar.

14
DOKUMENTASI

15
16

Anda mungkin juga menyukai