Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN BEST PRACTICE

PENGUATAN LITERASI NUMERASI MELALUI


PERMAINAN ULTRASINUM RAKSASA
DI SDN PURBASARI KOTA BOGOR
TAHUN AJARAN 2021/2022

Nama Peserta : Dini Rahmawati, S.Pd


NIP/NUPTK : 19880823 202012 2 009
Sekolah : SDN Purbasari

PROGRAM ORGANISASI PENGGERAK


SEKOLAH GURU INDONESIA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

PENGUATAN LITERASI NUMERASI MELALUI


PERMAINAN ULTRASINUM RAKSASA
DI SDN PURBASARI KOTA BOGOR
TAHUN AJARAN 2021/2022

Mengetahui, Bogor, November 2021


Kepala SDN Purbasari Penulis

Toto Sumanto, S.Pd. M.Si Dini Rahmawati, S.Pd


NIP. 19631224 198410 1 002 NIP. 19880823 202012 2 009

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Best Practices dengan
judul “Penguatan Literasi Numerasi Melalui Permainan Ultrasinum Raksasa Di SDN
Purbasari Kota Bogor Tahun Ajaran 2021/2022”.

Laporan ini berisi deskripsi mengenai penerapan metode permainan yang diberinama
” Ultrasinum Raksasa ” dalam proses pembelajaran tematik sebagai salah satu
alternatif pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam
aspek literasi dan numerasi.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih terdapat berbagai
kelemahan, baik dari segi isi maupun penggunaan kebahasaannya, sehingga masih
begitu jauh dari kesempurnaan.

Akhirnya, apapun yang penulis sajikan dalam makalah sederhana ini, semoga dapat
bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri, umumnya bagi siapa saja yang
berkepentingan.

Semoga Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan petunjuk yang terbaik bagi kita
semua. Aamiin.

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................ ii

ABSTRAK ........................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Jenis Kegiatan ....................................................................................... 3
C. Manfaat Kegiatan ....................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah ................................................... 5
B. Hasil Yang Dicapai Dari Strategi Yang Dipilih ................................................... 7
C. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Strategi Yang Dipilih ......... 10
D. Faktor Pendukung .............................................................................................. 11
E. Alternatif Pengembangan .......................................................................................... 11

BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13

iii
ABSTRAK

PENGUATAN LITERASI NUMERASI MELALUI


PERMAINAN ULTRASINUM RAKSASA
DI SDN PURBASARI KOTA BOGOR

Dini Rahmawati, S.Pd

Literasi dalam hal ini tidak hanya kemampuan membaca, tetapi kemampuan menganalisis
suatu bacaan, dan memahami konsep di balik tulisan tersebut. Sedangkan kompetensi
numerasi berarti kemampuan menganalisis menggunakan angka. Kualitas literasi dan
numerasi siswa Indonesia harus terus ditingkatkan dengan berbagai cara. Akses pendidikan
harus ditingkatkan, begitu juga tata kelola, dan mutu pendidikan siswa Indonesia. Salah satu
cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi adalah melalui
permainan tradisional seperti ular tangga raksasa. Ular tangga merupakan permainan yang
banyak dikenal khususnya lingkungan anak sekolah dasar. Media ular tangga ini bertujuan
agar dapat meningkatkan keaktifan siswa, belajar siswa yang menyenagkan sehingga
hasilnyapun memuaskan. Hasil dari percobaan media Ular tangga ini menunjukan siswa lebih
terfokus dan berkonsentrasi pada media yang digunakan saat Kegiatan Belajar Mengajar
dengan menggunakan permainan Ultrasinum Raksasa dapat menarik perhatian siswa akan
lebih terfokus dalam permainanan tersebut dibandingkan dengan hal yang lainnya.

Kaca Kunci : Literasi, Numerasi, Ular tangga

iv
ABSTRACT

STRENGTHENING NUMERATION LITERACY THROUGH


GIANT ULTRASINUM GAME
AT PURBASARI SDN BOGOR CITY

Dini Rahmawati, S.Pd

Literacy in this case is not only the ability to read, but the ability to analyze a reading, and
understand the concept of the writing. While numeracy competence means the ability to
analyze using numbers. The quality of literacy and numeracy of Indonesian students must
continue to be improved in various ways. Access to education must be improved, as well as
governance, and the quality of education for Indonesian students. One way that can be applied
to improve numeracy literacy skills is through traditional games such as giant snakes and
ladders. Snakes and ladders is a game that is widely known, especially in elementary school
children. This snake and ladder media aims to increase student activity, fun student learning
so that the results are satisfying. The results of this Snake and Ladder media experiment
showed that students were more focused and concentrated on the media used during Teaching
and Learning Activities using the Giant Ultrasine game, which could attract students' attention
to be more focused in the game compared to other things.

Key Glass: Literacy, Numerical, Snakes and ladders

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam konteks Abad XXI, literasi tidak sekadar kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung (numerasi), tetapi juga melek ilmu pengetahuan (sains)
dan teknologi (digital), keuangan (finansial), budaya dan kewargaan. Keenam hal
itu merupakan literasi dasar dan disebut sebagai dimensi literasi dalam “Peta Jalan
Gerakan Literasi Nasional” (Kemendikbud, 2017). Menyiapkan generasi yang
literat untuk menghadapi tantangan abad ke-21 menjadi tujuan akhir dari gerakan
literasi sekolah. Konteks Literasi dalam hal ini tidak hanya kemampuan membaca,
tetapi kemampuan menganalisis suatu bacaan, dan memahami konsep di balik
tulisan tersebut. Sedangkan kompetensi numerasi berarti kemampuan
menganalisis menggunakan angka. Dua hal ini yang akan menyederhanakan
asesmen kompetensi minimum yang akan dimulai tahun 2021. Jadi bukan
berdasarkan mata pelajaran dan penguasaan materi. Ini kompetensi minimum atau
kompetensi dasar yang dibutuhkanpeserta didik untuk bisa belajar dalam
lingkungan kaya teks, lingkungan sosial efektif, dan lingkungan akademik.
Kecakapan literasi saat ini menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa.
Hingga saat ini, Indonesia berpartisipasi dalam survei yang mengukur kecakapan
literasi peserta didik dalam tiga ranah, yaitu kemampuan memahami bacaan,
kecakapan numerasi, dan kecakapan literasi sains.
Indikator Programme for International Student Assessment (PISA), yakni
metode penilaian internasional sebagai indikator untuk mengukur kompetensi
siswa Indonesia di tingkat global, menempatkan siswa Indonesia pada angka yang
membutuhkan perhatian serius. Sepanjang 2000-2018, pencapaian PISA
Indonesia untuk literasi membaca, sains, dan matematika, dapat dilihat sebagai
berikut.

1
Tabel 1.1 Pencapaian PISA Indonesia 2000-2018

Studi yang dilakukan Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa pada


tahun 2018 menunjukkan hasil yang masih membutuhkan banyak perhatian untuk
meningkatkan kecakapan literasi numerasi siswa. Kecakapan literasi peserta didik
dipengaruhi oleh kecakapan literasi guru dan tenaga kependidikan. Karena itu,
penguatan fasilitator literasi, dalam hal ini kepala sekolah, guru, dan tenaga
kependidikan, perlu menjadi prioritas dalam gerakan literasi sekolah.
Berdasarkan uraian data dan temuan di atas, kualitas literasi dan numerasi
siswa Indonesia harus terus ditingkatkan dengan berbagai cara. Akses pendidikan
harus ditingkatkan, begitu juga tata kelola, dan mutu pendidikan siswa Indonesia.
Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan literasi
numerasi adalah melalui permainan tradisional seperti ular tangga raksasa.
Permainan ular tangga raksasa sama seperti ular tangga pada umumnya dengan
ukuran yang lebih besar, sehingga manusia dapat bermain langsung, melangkahi
setiap poin untuk sampai ke nilai seratus.
Kaitan permainan ini dengan literasi numerasi. Jika meninjau ular tangga
biasa, konsep hitung menghitung hanya sebatas mencocokan poin dari dadu
dengan langkah yang diambil pemain. Namun dalam artikel kali ini, ular tangga
yang digunakan telah disesuaikan untuk mendukung evaluasi literasi numerasi
yang diharapkan dapat meningkatkan literasi numerasi di kalangan peserta didik.
Oleh karena itu program penguatan literasi numerasi ini penulis tuangkan dalam

2
best practice (praktik baik) dengan judul “Penguatan Literasi Numerasi
melalui Permainan Ultrasinum Raksasa di SDN Purbasari Kota Bogor”.

B. Jenis Kegiatan
Ular tangga merupakan permainan yang banyak dikenal khususnya
lingkungan anak sekolah dasar. Media ular tangga ini bertujuan agar dapat
meningkatkan keaktifan siswa, belajar siswa yang menyenagkan sehingga
hasilnyapun memuaskan. Media pembelajaran dapat memberikan pengaruh
pengaruh positif dan signifikan terhadap mutu pembelajaran. Dengan media
pembelajaran diharapkan meningkatkan hasil belajar siswa. Yang pada
hakikatnya, siswa dapat melakukan kegiatan rutinitasnya dengan belajar dan
bermain. Dalam hal ini perlu adanya sisipan dalam anak melakukan setiap
rutinitasnya, agar suasana belajar juga terlibat di dalamnya. Salah satunya adalah
dengan menerapkan literasi numerasi pada permainan ular tangga.
Ultrasinum si Ular Tangga Literasi Numerasi Raksasa dibuat seperti ular
tangga pada umumnya. Tetapi dalam hal ini tidak perlu menyiapkan dadu untuk
mengetahui poin langkah yang ditempuh peserta. Siapkan sejumlah pertanyaan
dengan poin tertentu. Pertanyaan tersebut memuat berbagai permasalahan yang
berhubungan erat dengan literasi numerasi. Poin yang didapat peserta dari hasil
menjawab pertanyaan ibaratnya seperti nilai dadu yang akan memandu langkah
peserta. Soal yang telah dipersiapkan disesuaikan dengan tema yang sedang
diajarkan oleh siswa saat itu sehingga soal yang dapat diubah-ubah sesuai
kebutuhan dan juga dapat disesuaikan dengan level kelas lainnya.
Ketika mencapai angka 100 atau finish dalam ular tangga, peserta didik
dapat diberikan reward khusus. Permainan dapat dilakukan selama beberapa kali
dalam satu tahun ajaran peserta. Permainan ini dapat meningkatkan minat siswa
dalam literasi numerasi.

C. Manfaat Kegiatan
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran

3
b. Menumbuhkan minat siswa dalam literasi numerasi
c. Terkontrolnya tingkah laku siswa
d. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, dinamis, dan
menyenangkan
e. Meningkatkan hasil belajar siswa
2. Manfaat Bagi Guru
a. Menambah wawasan dalam menguatkan literasi numerasi
b. Meningkatkan professional kerja guru
c. Meningkatkan peran guru sebagai fasilitator
d. Memberi motivasi untuk guru-guru lainnya
e. Memperbaiki kinerja guru dalam menyusun soal literasi numerasi
3. Manfaat Bagi Sekolah
a. Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap mata pelajaran yang
lain
b. Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin
c. Pengembangan dan penguatan aktivitas literasi numerasi
d. Membangun lingkungan sosial-afektif positif yang mendukung growth
mindse

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah


Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan suatu proses kegiatan
yang dilakukan oleh siswa dalam proses belajar, dimana siswa melakukan
proses belajar untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Menurut Fitrah
(2017:334) belajar adalah proses proses perubahan perilaku sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya. Sehingga dalam pembelajaran ini
mendapatkan suatu hasil perubahan yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Berdasarkan rumusan masalah yang muncul pada saat melaksanakan
penelitian, salah satu alternatif yang digunakan dalam memecahkan masalah
tersebut adalah dengan menggunakan metode permainan Ultrasinum Raksasa
yang dianggap mampu merubah hasil belajar, keaktifan siswa, dan menarik
perhatian siswa dalam pembelajaran yang berlangsung.
Adapun langkah-langkah melakukan permainan Ultrasinum Raksasa
ini tidak jauh berbeda ketika kita sedang melakukan permainan ular tangga
pada umumnya. Hanya saja pada Ultrasinum Raksasa ini dalam
pelaksanaannya tidak menggunakan dadu, melainkan menggunakan sebuah
kotak yang berisi kartu pertanyaan dan pertanyaan-pertanyaan di dalam kartu
pertanyaan tersebut.
Langkah-langkah permainan Ultrasinum Raksasa sebagai berikut:
1. Menyiapkan media Ultrasinum raksasa dengan kotak berisipertanyaan
yang akan diberikan.
2. Membuat kelompok dalam permainannya.
3. Siswa bersiap untuk melakukan permainan Ultrasinum Raksasa dengan
mengambil 1 kartu pertanyaan dari salah seorang bagian anggota
kelompoknya.
4. Siswa menjawab pertanyaan yang mereka dapatkan dari dalam kartu
pertanyaan, ketika siswa dapat menjawab pertanyaan yang didapatkan,
maka mereka akan melaju sesuai dengan jumlah kotak

5
yang ada pada kertas pertanyaan. Dan jika tidak dapat menjawab
maka mereka akan tetap diam di kotak yang sudah mereka injak.

Gambar 2.1 Media Ultrasinum Raksasa

Gambar 2.2 Siswa Memilih Kartu pertanyaan Pertanyaan Untuk


Menentukan Langkah Permainan

Gambar 2.3 Posisi Siswa pada saat melakukan permainan

Gambar 2.4 Pembagian reward

6
Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan suatu
kegiatan yang disukai anak-anak maupun orang dewasa. Permainan dapat
menumbuhkan kreatifitas anak, menghilangkan kejemuan, berkekspresi,
meningkatkan semangat dan motivasi. Biaya pembuatan media tergolong
murah, pembuatannya yang tidak menghabiskan waktu guru, dan media
permainan Ular Tangga bisa diterapkan pada kegiatan pembelajaran yang lain
dapat dikatakan sangat efektif digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hal di atas maka diambil strategi pemecahan masalah pada
pembelajaran Literasi dan Numesari ini adalah permainan Ular Tangga dengan
memodifikasi dadu menjadi kartu pertanyaan yang berisikan sebuah
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Pembagian tugas dalam kegiatan
permainan ditujukan agar semua peserta didik dapat terlibat lansung dan
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Semua peserta didik dapat
termotivasi dalam kegiatan pembelajaran yang akan berdampak pada
peningkatan hasil belajar.

B. Hasil Yang Dicapai Dari Strategi Yang Dipilih


Berdasarkan hasil temuan dalam pembelajaran dengan menggunakan
metode permainan Ular Tangga Literasi dan Numerasi Raksasa (Ultrasinum
Raksasa) ini, siswa lebih terfokus dan berkonsentrasi pada media yang
digunakan saat Kegiatan Belajar Mengajar dengan menggunakan permainan
Ultrasinum Raksasa dapat menarik perhatian siswa akan lebih terfokus dalam
permainanan tersebut dibandingkan dengan hal yang lainnya.
Namun dalam pelaksanaannya guru tidak selalu berhasil dalam
mengarahkan siswanya agar terfokus dalam pembelajaran dikarenakan pada
hakekatnya setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Sehingga dalam
setiap kegiatan belajar mengajar guru selalu dituntut agar menggunakan
beberapa metode dalam menyampaikan materi yang diberikan. Hal ini sesuai
dengan yang disebutkan oleh Fatriyah Putri E, dkk (2019:84) Yang
mengatakan bahwa ”pada dasarnya setiap orang memiliki gaya belajar

7
yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam mencapaitarget
pembelajaran. Seseorang dapat belajar dengan mudah jika menemukan gaya
belajar yang cocok untuk dirinya.”
Dalam penelitian ini perhatian siswa terhadap penjelasan yang
diberikan oleh guru 5 orang siswa (50%) dari jumlah siswa 10 orang dalam
kelas dari kegiatan belajar mengajar sebelumnya dan menjadi 9 orang siswa
(90%) dalam pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode permainan
Ultrasinum Raksasa yang perhatian dan tingkat keaktifannya dalam kegiatan
belajar mengajar terfokuskan. Adapun dalam permainan Ultrasinum ini siswa
juga dapat mengembangkan diri dalam bekerja sama dengan kelompok,
bertanggungjawab, memecahkan permasalahan dengan menjawab soal-soal
yang diberikan dalam permainan Ultrasinum Raksasa, dan juga dispilin.

1. Bekerja Sama Dalam kelompok


Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
metode pembelajaran Ultrasinum Raksasa ini dapat membangun kerjasama
dalam melaksanakan permainannya. Sehingga setiap siswa dalam
kelompok ini aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun tujuan dari
pembentukan kelompok dalam permainan Ultrasinum Raksasa ini adalah
untuk meningkatkan partisipasi keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok,
yang selama ini banyak sekali dimana tidak semua anggota kelompok yang
ikut serta berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajarnya.

2. Bertanggungjawab
Hasil temuan dari penelitian ini adalah hamper 90% siswa yang
mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode
Ultrasinum Rasksasa ini memiliki rasa tanggungjawab yang cukup besar.
Hal tersebut dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dimana setiap siswa berusaha untuk
dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikan

8
sehingga siswa tersebut dapat melangkah ke kotak selanjutnya dalam
permainan Ultrasinum Raksasa. Dan juga dalam setiap anggota
kelompoknya terlihat rasa tanggung jawab siswa dalam bekerja kelompok
agar kelompok siswa tersebut dapat menjadi juara dalam permainan
Ultrasinum Raksasa.

3. Melatih Diri Dalam Memecahakan Permasalahan Yang Ditemukan


Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
metode permainan Ultrasinum Raksasa di kelas, siswa dihadapkan dengan
masalah dan persoalan yang ada dalam permainan Ultrasinum Raksasa
tersebut. Adapun pemecahan masalah siswa yaitu suatu usaha siswa yang
harus mencari jalan dari suatu kesulitan yang sedang mereka hadapi guna
mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Setelah diterapkannya kegiatan belajar mengajar dengan metode
permainan Ultrasinum Raksasa ini merupakan salah satu langkah yang
dapat dilakukan oleh guru sebagai pembimbing siswa yaitu memilih,
dimana dalam menerapkan dan memadukan berbagai model atau metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada di dalam kelas
untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan pemecahan
masalah yang ada pada diri siswa sendiri.
Model pembelajaran berbasiskan permainan merupakan model
pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk dapat mengasah, menggali,
menguji, dan juga mengembangkan kemampuan siswa agar dapat berpikir
secara aktif dan kritis dalam belajar dengan menggunakan metode
permainan Ultrasinum Raksasa. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan metode permainan ini para siswa harus memecahkan
masalah dan mereka mendapatkan pengalaman konkret atau nyata dalam
kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya.
Dalam pembelajaran sebelumnya siswa yang dapat memecahkan
permasalahan didalam kelas ini sebanyak 4 orang siswa (40%) dan pada
pembelajaran dengan menggunakan metode permainan Ultrasinum

9
Raksasa ini siswa yang dapat memecahkan permasalah dalam
pembelajaran ini sebanyak 8 orang siswa (80%).

4. Disiplin
Disiplin merupakan sikap ketaatan atau kepatuhan seseorang dalam
peraturan. Adapun dalam kegiatan belajar mengajar disiplin sendiri
merupakan suatu sikap kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang
diterapkan di dalam kelas. Dari hasil penelitian dengan menggunakan
metode permainan Ultrasinum Raksasa ini ditemukan banyak siswa yang
dalam kegiatan belajar mengajarnya ini disiplin atau mematuhi peraturan
yang diberikan guru didalam kelas pada saat proses pembelajaran berjalan.
Sehingga dengan menggunakan metode permainan ini juga dapat
digunakan untuk melatih kedisiplinan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas.

C. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Strategi Yang


Dipilih
Dalam pelaksanaannya banyak sekali kendala-kendala yang ditemukan
dalam melaksanakan strategi yang dipilih oleh peneliti. Adapun kendala-
kendala tersebut sebagai berikut:
1. Karena kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dalam kegiatan
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di masa pandemi, tidak semua
siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
metode permainan Ultrasinum Raksasa.
2. Aktifitas siswa di dalam kelas kurang optimal dikarenakan harus menjaga
jarak dan juga mematuhi protocol kesehatan di masa pandemi.
3. Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pelaksanaannya apabila
peserta melebihi dari 10 – 12 orang siswa.

10
D. Faktor Pendukung
Banyak sekali faktor pendukung dalam melaksanakan penelitian ini,
yaitu salah satunya adalah media pembelajaran yang digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan ini dapat
menarik perhatian fokus siswa terhadap pembelajaran. Sehingga siswa pun
sangat bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran yang sedang
berlangsung.

E. Alternatif Pengembangan
Berdasarkan pengalaman dari kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan, agar hasil yang dicapai lebih optimal, selanjutnya akan dilakukan
pengembangan terhadap strategi yang telah diterapakan pada kegiatan
pembelajaran yang lain dengan membuat kartu pertanyaan soal yang ditempel
pada tiap petak ular tangga sebanyak petak yang terdapat pada permainan Ular
tangga. Peserta didik yang menepati petak harus menjawab pertanyaan pada
kartu pertanyaan soal yang sudah disediakan. Penilaian dilakukan oleh
kelompok lain, guru hanya sebagai penguat, korektor jawaban, dan fasilitator.

11
BAB III
KESIMPULAN

Literasi dalam hal ini tidak hanya kemampuan membaca, tetapi kemampuan
menganalisis suatu bacaan, dan memahami konsep di balik tulisan tersebut. Sedangkan
kompetensi numerasi berarti kemampuan menganalisis menggunakan angka. Kualitas
literasi dan numerasi siswa Indonesia harus terus ditingkatkan dengan berbagai cara.
Akses pendidikan harus ditingkatkan, begitu juga tata kelola, dan mutu pendidikan
siswa Indonesia. Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
kemampuan literasi numerasi adalah melalui permainan tradisional seperti ular tangga
raksasa.
Ular tangga merupakan permainan yang banyak dikenal khususnya lingkungan
anak sekolah dasar. Media ular tangga ini bertujuan agar dapat meningkatkan keaktifan
siswa, belajar siswa yang menyenagkan sehingga hasilnyapun memuaskan. Hasil dari
percobaan media Ular tangga ini menunjukan siswa lebih terfokus dan berkonsentrasi
pada media yang digunakan saat Kegiatan Belajar Mengajar dengan menggunakan
permainan Ultrasinum Raksasa dapat menarik perhatian siswa akan lebih terfokus
dalam permainanan tersebut dibandingkan dengan hal yang lainnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Putri Eka F, dkk. 2019. Hubungan Antara Gaya Belajar dan Keaktifan Belajar
Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa. Edumatika: Jurnal Riset Pendidikan
Matematika. 2 (2, Artcles) 84.
http://ejournal.iainkerinci.ac.id/index.php/edumatika/article/view/406/297
Pane Aprida, Dasopang Darwis Muhammad. 2017. Belajar dan Pembelajaran. 3 (2).
http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/F

13
BIODATA PENULIS

Nama : Dini Rahmawati, S.Pd


NIP/NUPTK : 19880823 202012 2 009
Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 23 Agustus 1988
Alamat : Jl. Gunung Batu RT 04 RW 14
Agama : Islam
Status Pernikahan : Kawin
Pendidikan Terakhir : S1
Program/Jurusan : PGSD
Universitas : Universitas Terbuka
Unit Kerja : SDN Purbasari
Jabatan : Guru Kelas

14

Anda mungkin juga menyukai