net/publication/368390626
MANAJEMEN BISNIS
CITATIONS READS
0 1,908
19 authors, including:
All content following this page was uploaded by Anang Martoyo on 09 February 2023.
Penulis
Anang Martoyo, Endang Susilawati , ZH Nurul
Kusumawardhani, Aisyah Mutia Dawis, Nidya Novalia, Yuniati
Fransisca, Lathifaturahmah, I Komang Oka Permadi , Rosdita
Indah Yuniawati , Leni Susanti, Erna Hikmawati, Muhammad
Satar, Agung Supriyadi, Novi Cholisoh, Reza Kurniawan,
Qomarotun
Editor
Leonita Siwiyanti
Samuel Martono
Penerbit
TOHAR MEDIA
i
Manajemen Bisnis
Penulis :
Anang Martoyo, Endang Susilawati , ZH Nurul Kusumawardhani, Aisyah Mutia
Dawis, Nidya Novalia, Yuniati Fransisca, Lathifaturahmah, I Komang Oka
Permadi, Rosdita Indah Yuniawati, Leni Susanti, Erna Hikmawati, Muhammad
Satar, Agung Supriyadi, Novi Cholisoh, Reza Kurniawan, Qomarotun
Editor :
Leonita Siwiyanti, Samuel Martono
ISBN : 978-623-5603-86-5
Desain Sampul dan Tata Letak
Ai Siti Khairunisa
Penerbit
CV. Tohar Media
Anggota IKAPI No. 022/SSL/2019
Redaksi :
JL. Rappocini Raya Lr 11 No 13 Makassar
JL. Hamzah dg. Tompo. Perumahan Nayla Regency Blok D No.25 Gowa
Telp. 0852-9999-3635/0852-4352-7215
Email : toharmedia@yahoo.com
Website : https://toharmedia.co.id
Cetakan Pertama September 2022
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik
maupun mekanik termasuk memfotocopy, merekam atau dengan
menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari
penerbit.
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak
suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 7 (Tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima
Miliar Rupiah)
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau
hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dipidana paling lama 5 (lima
tahun) dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Depan _i
Halaman Penerbit _ii
Kata Pengantar _iii
Daftar Isi _Iv
Bab 1. Bisnis dan Lingkungannya _1
1.1 Pengantar _1
1.2 Motif dan Fungsi Bisnis _4
1.3 Lingkungan Bisnis _10
1.4 Etika Bisnis dan Tanggungjawab Sosial _11
1.5 Tantangan Bisnis Saat Ini _13
1.6 Penutup _15
Bab 2. Organisasi Bisnis _17
2.1 Pengantar _17
2.2 Budaya Kerja Organisasi _17
2.3 Organisasi Bisnis Perusahaan _19
2.4 Karyawan Sebagai Bagian Organisasi Bisnis _24
2.5 Tanggung Jawab Perusahaan Kepada Karyawan/
Pekerja _26
2.6 Manajer Sebagai Pimpinan Organisasi Bisnis _27
2.7 Penutup _31
Bab 3. Kondisi Ekonomi Dan Global _31
3.1 Pengantar _31
3.2 Globalisasi dan Liberalisme Ekonomi _33
3.3 Globalisasi Demokrasi _35
3.4 Ekonomi Global _36
3.5 Penutup _38
iv
Bab 4. Kewirausahaan _41
4.1 Sejarah Kewirausahaan _41
4.2 Pengertian Kewirausahaan _42
4.3 Konsep Kewirausahaan _45
4.4 Ciri Orang Berjiwa Kewirausahaan _45
4.5 Sifat Kewirausahaan _49
4.6 Manfaat Kewirausahaan _51
4.7 Tujuan Kewirausahaan _52
4.8 Penutup _53
Bab 5. Manajemen Pemasaran _55
5.1 Pengertian Manajemen Pemasaran _55
5.2 Konsep Pemasaran _57
5.3 Lingkup Manajemen Pemasaran _60
5.4 Fungsi Manajemen Pemasaran _61
5.5. Strategi Manajemen Pemasaran _67
Bab 6. Manajemen Bisnis Internasional _71
6.1 Pengantar Bisnis Internasional _71
6.2 Teori Bisnis Internasional _72
6.3 Lingkungan Bisnis Internasional _78
6.4 Persaingan Global _78
6.5 Cara Masuk Dalam Perdagangan Internasional _80
6.6 Struktur Organisasi _84
6.7 Penutup _90
Bab 7. Manajemen Sumber Daya Manusia _91
7.1 Pendahuluan _91
7.1.1 Memahami Manajemen Sumber Daya
Manusia _92
7.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia _93
7.1.3 Pentingnya Manajemen Sumber Daya
Manusia _94
v
7.1.4 Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia _95
7.1.5 Tantangan Manajemen Sumber Daya
Manusia _96
7.2 Kinerja _99
7.2.1 Definisi Kinerja _100
7.2.2 Tujuan Peningkatan Kinerja _101
7.2.3 Tujuan Evaluasi Kinerja _101
7.3 Human Resource Scorecard _103
7.3.1 Definisi Human Resource Scorecard _103
7.3.2 Pembuatan Human Resource Scorecard _103
7.3.3 Manfaat Human Resource Scorecard _104
7.3.4 Langkah-langkah Dalam Merancang Human
Resource Scorecard _106
Bab 8. Manajemen Koperasi _111
8.1 Pendahuluan _111
8.2 Pengertian Manajemen Koperasi _112
8.3 Karakteristik Organisasi Koperasi Indonesia _115
8.4 Prinsip-prinsip Manajemen Koperasi _119
8.5 Fungsi Manajemen Koperasi _121
8.6 Perangkat Organisasi Koperasi _123
8.7 Penutup _126
Bab 9. Manajemen Keuangan Dalam Bisnis _129
9.1 Pengantar _129
9.2 Pengertian Manajemen Keuangan Bisnis _130
9.3 Pentingnya Pengelolaan Keuangan Dalam
Bisnis _131
9.4 Fungsi Pengelolaan Keuangan Dalam Bisnis _132
9.5 Manfaat Mengelola Keuangan Bisnis Secara
Tepat _133
9.6 Prinsip Manajemen Keuangan Dalam Bisnis _134
vi
9.7 Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Dalam
Bisnis _135
9.8 Tips Manajemen Keuangan Dalam Bisnis _136
9.9 Implementasi Manajemen Keuangan Bisnis _137
9.10 Contoh Studi Kasus Manajemen Keuangan Dalam
Bisnis _140
9.11 Penutup _141
Bab 10. Motivasi Dan Kepemimpinan _143
10.1 Pengantar _143
10.2 Teori Kepemimpinan _143
10.3 Strategi Memimpin di Masa Sulit _146
10.4 Motivasi Karyawan _151
10.5 Bagaimana Memotivasi Tim Ketika Banyak
yang Berhenti _152
10.6 Strategi untuk Menjaga Motivasi Karyawan _157
Bab 11. Sistem Informasi Bisnis _163
11.1 Sistem _163
11.2 Informasi _165
11.3 Sistem Informasi _166
11.4 Sistem Informasi Bisnis _167
11.5 Sistem Informasi Berdasarkan Level
Manajemen _169
11.6 Sistem Informasi Fungsional _171
11.7 Penutup _172
Bab 12. Produktivitas Dan Kualitas _173
12.1 Pengantar _173
12.2 Produktivitas dan Sumber Daya Manusia _173
12.3 Manajemen Produktivitas _175
12.4 Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas
Kerja _178
vii
12.5 Kolaborasi _183
12.6 Penutup _187
Bab 13. Fungsi Managerial Tools _189
13.1 Pengantar _189
13.2 Unsur-unsur Manajemen _190
13.3 Fungsi Manajemen _206
13.4 Penutup _209
Bab 14. Bisnis Digital _211
14.1 Pengantar _211
14.2 Model Bisnis Digital _213
14.3 Keuntungan Bisnis Digital _220
14.4 Penutup _221
Bab 15. Business Plan _223
15.1 Pengertian Perencanaan Bisnis _223
15.2 Tujuan Perencanaan Bisnis _225
15.3 Tipe Dari Perencanaan Bisnis _230
15.4 Sembilan Komponen Penting dalam
Perencanaan Usaha _233
Bab 16. Pengembangan Bisnis _235
16.1 Pendahuluan _235
16.2 Tahapan Pengembangan Bisnis _237
16.3 Tantangan Proses Pengembangan Bisnis _238
16.4 Lingkungan-lingkungan Berpengaruh pada
Pengembangan Bisnis _240
16.5 Strategi Pengembangan Bisnis _241
16.6 Tahapan Mengembangkan Strategi Bisnis _244
16.7 Menentukan Strategi dengan Matrik SWOT _246
Daftar Pustaka _249
viii
Manajemen Bisnis
Penulis
Anang Martoyo, Endang Susilawati , ZH Nurul
Kusumawardhani, Aisyah Mutia Dawis, Nidya Novalia, Yuniati
Fransisca, Lathifaturahmah, I Komang Oka Permadi , Rosdita
Indah Yuniawati, Leni Susanti, Erna Hikmawati, Muhammad
Satar, Agung Supriyadi, Novi Cholisoh, Reza Kurniawan,
Qomarotun
ix
x
Bab 1
Bisnis dan
Lingkungannya
1.1 Pengantar
Sebuah bisnis dibangun bertujuan untuk menyediakan
produk (product) atau layanan (services) yang diperlukan oleh
konsumen. Jika organisasi mengoperasikan bisnisnya dengan
efektif, pemilik akan mendapatkan manfaat atas investasi yang
telah ditanam di organisasi bisnisnya. Bisnis juga dapat
membuka lapangan kerja bagi karyawan sehingga memiliki
penghasilan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa bisnis dapat memberikan
kemanfaatan bagi masyarakat secara ekonomi maupun sosial.
Untuk memahami bagaimana bisnis dapat beroperasi, maka
langkah utama yang perlu dilakukan adalah mengenali fungsi
dan lingkungan bisnisnya.
Bisnis dilihat berdasarkan diksinya berasal dari bahasa
Inggris ‘bussiness’ yang artinya urusan, usaha, atau perusahaan.
Sebagai contoh: It’s my Bussiness artinya ini urusanku, He is
starting a business artinya Dia sedang memulai usaha, The
Agricultural Business = Perusahaan Pertanian. Menurut referensi
lain, bisnis berasal dari kata “busy” yang berarti sibuk.
Kesimpulannya, bisnis dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan
atau aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
“Manajemen Bisnis” 1
Hughes dan Kapoor dalam (Madura, 2007) berpendapat,
bahwa bisnis merupakan aktivitas usaha individu dalam suatu
organisasi untuk menciptakan dan menyampaikan
produk/layanan kepada yang membutuhkan sehingga
memperoleh manfaat bersama. Bisnis dapat berasal dari kegiatan
peternakan, perikanan, penanaman, konstruksi, pendistribusian,
transportasi, layanan komunikasi, maupun layanan jasa lainnya.
Brown dan Petrello dalam (Madura, 2007) berpendapat bahwa
bisnis identik dengan organisasi yang menciptakan
produk/layanan yang menjadi kebutuhan pengguna/konsumen.
Secara umum, kegiatan bisnis berada dalam lingkungan industri
maupun masyarakat, di mana individu atau sekelompok orang
mengelola kekayaan, energi, dan waktunya guna mendapatkan
pengembalian serta mempertimbangkan risiko tertentu.
Bisnis dioperasikan oleh orang dan sekelompok orang
yang berupaya menghasilkan nilai (value) melalui barang dan
layanan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan mendapatkan
pengembalian berupa laba. Istilah bisnis dalam bidang ekonomi
berarti perorangan atau sekelompok orang yang menawarkan
sejumlah produk atau layanan kepada pelanggan sehingga
mendapatkan keuntungan. Bisnis menggambarkan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam
memproduksi produk/layanan dalam upaya menyediakan
kebutuhan untuk penghidupan (Laily, 2022).
Operasional dalam bisnis meliputi kegiatan
memproduksi, barter, pendistribusian, maupun penggunaan
sumberdaya lain yang bertujuan secara finansial untuk
memperoleh laba. Prospek untuk mendapatkan keuntungan
mendorong orang untuk membuka dan memperluas bisnisnya.
Keuntungan adalah imbalan yang didapat pemilik karena telah
menginvestasikan uang, tenaga, dan waktunya. Hal dalam
mengejar keuntungan akan membedakan bisnis dengan
organisasi-organisasi lain seperti sekolah, perguruan tinggi,
rumah sakit, dan lembaga pemerintah, yang operasionalnya
2 “Manajemen Bisnis”
relatif sama tetapi pada umumnya tidak bertujuan untuk mencari
keuntungan. Sebuah lembaga atau organisasi yang menetapkan
tujuannya untuk memberikan kebermanfaatan bagi sesama dan
membantu dalam memberikan kemudahan melalui pelayanan
yang umumnya bersifat publik disebut bisnis nirlaba (Ebert &
Griffin, 2020).
Dalam menjalankan kegiatan bisnis, ada sekelompok
pemilik yang berhasil mengembangkan usaha dan memperbesar
keuntungannya, namun tidak sedikit juga yang mengalami
kegagalan. Sehubungan dengan manfaat bisnis yang besar bagi
penghidupan dalam bermasyarakat dan bernegara, pemerintah
dan para stakeholders lainnya hendaknya memberikan dorongan
bagi generasi muda agar menekuni bidang bisnis melalui
kewirausahaan. Perguruan tinggi dapat menyediakan buku teks,
jurnal, artikel, atau referensi lain yang berguna untuk menggali
pengetahuan bisnis dan membantu mengatasi permasalahan
dalam hal penyediaan lapangan kerja.
Pada batasan tertentu, pemilik diberikan kebebasan untuk
mendirikan bisnis atau mengembangkan ataupun menutupnya.
Konsumen memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan dan
mengajukan permintaan. Supaya organisasi bisnis dapat terus
mendapatkan keuntungan, maka wajib memperhatikan apa yang
diinginkan atau dibutuhkan konsumen. Bisnis tidak akan dapat
bertahan jika barang atau jasanya tidak diminta atau tidak dipilih
oleh konsumen.
Untuk dapat mendirikan atau mengembangkan
usahanya, pebisnis harus dapat melihat peluang yang prospektif
dan membuat perencanaan yang tepat agar dapat memanfaatkan
peluang tersebut. Peluang bisnis melibatkan barang atau jasa
yang dibutuhkan atau diinginkan konsumen, apalagi belum ada
pemasok (supplier) yang menyediakannya. Peluang juga dapat
berasal dari pemasok yang tidak mampu menerapkan strategi
bisnis secara tepat, sehingga konsumen merasa dikecewakan
“Manajemen Bisnis” 3
terhadap pelayanannya. Peluang lain adalah dengan
meningkatkan daya guna dan daya hasil produk/jasa melalui
penerapan kreativitas dan inovasi.
Manfaat bisnis adalah menghasilkan produk/layanan
yang berkualitas, membuka lowongan pekerjaan, dan
menambah pendapatan nasional. Bisnis bermanfaat juga dalam
menciptakan inovasi dan menyediakan berbagai peluang usaha
baru bagi pemasok. Iklim bisnis yang sehat berkontribusi
terhadap kualitas hidup dan standar hidup karena dapat
meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat.
Keuntungan bisnis dapat meningkatkan pendapatan pemilik,
pemegang saham, dan pendapatan pemerintah melalui pajak.
Bisnis dapat mendukung kegiatan sosial dan memperbesar
komunitas tertentu, namun ada juga bisnis yang dapat merusak
lingkungan (Ebert & Griffin, 2020).
Jenis bisnis diantaranya: 1) Pertanian (agricultural), di
mana kegiatannya meliputi bidang pengelolaan sumberdaya
yang disediakan oleh alam berupa tanaman, hewan ternak, dan
ikan laut; 2) Pertambangan (ekstraktif), di mana kegiatannya
mengeksplorasi sumberdaya yang disediakan oleh alam secara
langsung berupa hasil tambang; 3) Layanan (jasa), di mana
kegiatannya melalui pemanfaatan pengetahuan, keterampilan,
peralatan, dan tenaga yang dimiliki sehingga mendapatkan
imbalan; 4) Pabrik (industri), di mana kegiatannya memproduksi
barang yang dibutuhkan masyarakat, seperti industri kain,
industri otomotif, industri kapal, dan sebagainya (Laily, 2022).
1.2 Motif dan Fungsi Bisnis
Dalam memulai mengoperasikan sebuah bisnis, maka
sudah dapat dipastikan bahwa akan menemui permasalahan.
Kesuksesan sebuah bisnis tergantung pada bagaimana upaya
pemilik atau pelaku bisnis dalam menyelesaikan setiap
permasalahan yang dihadapi. Ini akan memicu kebutuhan
adanya pengambilan keputusan yang cepat, tepat, efektif, dan
4 “Manajemen Bisnis”
efisien untuk memecahkan permasalahan yang sedang menerpa
bisnis. Sebuah bisnis menciptakan nilai bagi konsumen sehingga
pertimbangan terhadap preferensi pelanggan terhadap produk
barang atau jasa sangat diperlukan.
“Manajemen Bisnis” 5
bisnis secara umum meliputi berbagai aspek yaitu untuk
mendapatkan laba, menyediakan kebutuhan, meraih
kesejahteraan, membuka lowongan kerja, bertahan dalam situasi
krisis, mengembangkan perekonomian, dan memperlihatkan
eksistensi. Tujuan bisnis menurut (Alteza, 2011), meliputi:
penyediaan kebutuhan masyarakat, meraih keuntungan,
pertumbuhan, problem solving, dan tanggungjawab sosial.
Sebuah bisnis akan menerima pendapatan ketika menjual
barang atau jasanya. Pengeluaran biaya (cost) adalah untuk
membayar karyawan, membeli bahan baku, peralatan, dan
sumberdaya lainnya. Selisih antara pendapatan (omset) dan
pengeluaran disebut laba. Kesuksesan sebuah bisnis akan
bergantung pada aspek-aspek sebagai berikut:
a. Permintaan (demand), adanya permintaan sebagai langkah
pertama untuk menghasilkan penjualan dan keuntungan.
b. Pelanggan (customers), jika ditawarkan produk/jasa yang
memiliki kualitas dengan harga miring, maka pelanggan
akan tertarik untuk membelinya. Apabila pelanggan puas,
maka akan merekomendasikan kepada keluarga, handai
taulan, teman-teman, atau koleganya;
c. Menjaga pengeluaran tetap rendah, jika bisnis dijalankan
dengan efisien sehingga dapat menekan pengeluaran, maka
laba yang akan didapatkan lebih tinggi.
. Tujuan bisnis dapat dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah, pada sebagian negara besar seperti Amerika Serikat,
selain bertujuan untuk melayani preferensi dan kebutuhan
konsumen, bisnis juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan
dalam rangka membantu meminimalisir membengkaknya
angkatan kerja baru. Bisnis tidak harus bergerak secara komersil
untuk menghasilkan laba, karena ada beberapa bisnis yang lebih
menonjolkan pada kebermanfaatan bagi penggunanya secara
lebih luas (nirlaba). Meskipun organisasi nirlaba tidak
sepenuhnya terfokus membuat untung, namun operasionalnya
6 “Manajemen Bisnis”
berjalan seperti bisnis, contoh: yayasan pendidikan, yayasan
pantai asuhan, yayasan sosial, lembaga swadaya masyarakat,
rumah sakit, dan lain-lain.
Fungsi Bisnis
Bisnis berfungsi dalam a) produksi (form utility), dengan
menciptakan produk; b) distribusi (place utility) dengan
mendistribusikan barang/jasa ke masyarakat; c) penjualan
(possessive utility) dengan melakukan penawaran pada
konsumen; d) penyimpanan (time utility) dengan menyediakan
gudang dan armada (Prawiro, 2020). Lima fungsi bisnis menurut
(Madura, 2007), yaitu: 1) Manajemen (management), yang
berfokus pada pengelolaan sumberdaya bisnis; 2) Pemasaran
(marketing), sebagai upaya menyebarluaskan produk melalui
berbagai kegiatan promosi; 3) Keuangan (financial), berfungsi
dalam mengelola keuangan perusahaan; 4) Akuntansi
(accounting), berupa pelaporan keuangan perusahaan; dan 5)
Sistem Informasi (information system), sebagai alat dan media
dalam komunikasi bisnis yang lebih efektif dan efisien.
Sumber Daya Bisnis
Sumberdaya yang dibutuhkan dalam bisnis menurut
(Madura, 2007) ada 4 (empat) yaitu:
1. Alam (natural)
Yaitu mencakup semua yang berasal dari alam baik darat,
laut, maupun udara. Berasal dari darat seperti tanaman,
hewan ternak, hasil tambang, dan lainnya. Sedangkan yang
berasal dari perairan seperti: air itu sendiri, ikan dan binatang
laut lainnya serta mineral. Untuk yang berasal dari udara
dapat berupa udara, cahaya, atau gas-gas/ion-ion lainnya.
“Manajemen Bisnis” 7
2. Manusia (man)
Yaitu keberadaan orang sebagai makhluk yang memiliki
kemampuan untuk beripikir sehingga memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku atau sikap. Fungsi
manusia sangat penting sebagai pelaku, pengendali dan
pengelola bisnis. Keberhasilan bisnis sangat tergantung pada
kelihaian pengelolanya yaitu manusia.
3. Modal (capital)
Yaitu berupa segala bentuk mata uang, peralatan, gedung-
gedung, alat transportasi, maupun teknologi. Keberadaan
modal akan mendukung keberlangsungan dan operasional
bisnis lebih efektif, ditambah dengan pemanfaatan teknologi
sehingga bisnis lebih efisien. Peran teknologi semakin tak
tergantikan di era digitalisasi sekarang ini.
4. Kewirausahaan (entrepreneurship)
Yaitu kemampuan untuk menciptakan, mendistribusikan,
dan mengelola sumberdaya agar berdaya guna dan berhasil
guna. Kreativitas dan inovasi merupakan kunci daripada
kewirausahaan. Pelaku bisnis akan dapat mempertahankan
eksistensinya dan mengembangkan bisninya ketika memiliki
kreativitas, inovasi, dan kemampuan untuk beradaptasi
dengan lingkungan bisnis.
Pemangku Kepentingan Bisnis (Bussiness Stakeholders)
Orang-orang yang memiliki kepentingan dalam
menjalankan bisnis karena berminat dan memiliki kemampuan
disebut pemangku kepentingan atau stakeholders. Dalam bisnis
ada beberapa stakeholders yaitu:
1. Pemilik Bisnis (bussines owners)
Pemilik bisnis adalah orang yang menginvestasikan uang,
barang, dan sumberdayanya untuk menciptakan dan atau
8 “Manajemen Bisnis”
mengelola bisnisnya dengan mempertimbangkan segala
bentuk risikonya.
2. Pemodal (investor)
Adalah orang yang memiliki dana tetapi tidak ikut terjun
dalam bisnis. Mereka hanya menyediakan permodalan bagi
pelaku bisnis yang hendak membangun dan
mengembangkan bisnis. Pemodal dapat berasal dari
perorangan atau lembaga, seperti jasa perbankan, leasing,
dana reksa, pemilik saham, maupun jasa penyedia
keuangan lain.
3. Pekerja (employement)
Adalah orang per orang yang mengeluarkan tenaga,
pikiran, dan energinya untuk ditukar dengan imbalan.
Sebuah bisnis dapat dipastikan akan memerlukan campur
tangan pekerja, karena keberadaan pengelola maupun
pelaku bisnis menjadi penggerak dalam bisnis. Kebutuhan
pekerja atau karyawan akan mendorong keberhasilan
bisnis dalam menghasilkan produk/jasa dalam jumlah yang
besar dan berkualitas.
4. Penyuplai (supplier)
Pemasok atau supplier sebagai penyedia bahan baku
maupun barang jadi menjadi salah satu pemangku
kepentingan, karena memastikan bahwa proses produksi
maupun distribusi dapat berjalan. Tanpa adanya pemasok
akan membuat bisnis berhenti berproduksi atau beroperasi.
Pemasok menjadi penggerak dalam kegiatan produksi di
perusahaan besar maupun industri-industri kecil.
5. Konsumen (consumers)
Bisnis tidak akan dapat eksis tanpa adanya pengguna
(users) yaitu konsumen atau pelanggan atau pembeli.
Sebuah bisnis dapat beroperasi ketika ada pesanan (order)
“Manajemen Bisnis” 9
dari konsumen. Permintaan dari konsumen menjadi
penggerak kegiatan bisnis mulai dari pengadaan, produksi,
sampai ke pendistribusian.
1.3 Lingkungan Bisnis
Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil ketika dapat
beradaptasi dan menyikapi kondisi lingkungan eksternal yang
mempengaruhi bisnis. Beberapa lingkungan bisnis yang perlu
mendapatkan perhatian agar bisnis dapat beroperasi secara
normal dan dapat mempertahankan atau memperpanjang usia
bisnisnya, yaitu sebagai berikut:
1. Sosial (social)
Lingkungan ini meliputi umur, gender, kebutuhan atau
keinginan masyarakat, dan tradisi. Permintaan barang dan
jasa dapat menurun atau meningkat tergantung lingkungan
sosial yang memerlukan atau membutuhkannya.
2. Industri (industry)
Perusahaan lain dapat menjadi pesaing maupun mitra bisnis
tergantung strategi yang diterapkan. Perusahaan menjadi
pesaing ketika produk yang dihasilkan serupa atau sama
dengan konsumen yang relatif sama. Perusahaan menjadi
mitra ketika terjadi akuisisi, merger, maupun kemitraan (joint).
3. Ekonomi (economy)
Perekonomian meliputi daya beli masyarakat, penghasilan
pekerja/pegawai, stabilitas keuangan dan ketersediaan
barang-barang kebutuhan pokok. Kondisi ekonomi sangat
dipengaruhi oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah karena pemerintah sebagai penguasa
berkewajiban untuk mensejahterakan rakyat sesuai amanat
yang diberikan oleh undang-undang.
10 “Manajemen Bisnis”
4. Dunia (global)
Globalisasi berdampak pada keberadaan bisnis di suatu
negara, baik di negara miskin maupun negara kaya.
Kemajuan teknologi mendorong adanya globalisasi dalam
bisnis lintas negara maupun lintas benua. Persediaan barang
dengan berbagai bentuk dan kualitasnya dapat diakses tanpa
batas di seluruh permukaan bumi. Perkembangan pemasaran
digital memudahkan masyarakat mendapatkan barang/jasa
yang dibutuhkan dengan sangat cepat dan mudah.
1.4 Etika Bisnis dan Tanggungjawab Sosial
Kebutuhan akan etika bisnis dalam perusahaan kian hari
kian terasa, ditandai dengan berbagai macam peraturan atau
aturan main yang dikeluarkan oleh asosiasi bisnis maupun
pemerintah. Demikian juga konsumen sebagai pengguna (users),
saat ini sangat mudah untuk mengakses informasi dan
mendapatkan produk dari pebisnis serta lebih mudah
mengajukan komplain apabila pelayanan yang diberikan tidak
sesuai dengan standar. Adanya perlindungan konsumen memicu
disusunnya peraturan terkait dengan etika dalam bertransaksi.
Persaingan usaha juga menjadi alasan mengapa etika bisnis perlu
dibuat dan dilaksanakan dengan konsekwen agar tidak
menimbulkan persaingan yang tidak sehat.
Perusahaan terutama yang berskala besar dituntut untuk
memberikan pengembalian atas sumberdaya yang digunakan
atau dimanfaatkan oleh perusahaan melalui tanggungjawab
sosial atau corporate social responsibility. Tanggungjawab sosial ini
berupa pemberian sebagian keuntungannya untuk dibagikan
kepada masyarakat di sekitar perusahaan maupun kepada
pihak-pihak yang membutuhkankan berupa bahan-bahan
pangan, pendidikan, budaya masyarakat, maupun infrastruktur.
Pemberian beasiswa atau bantuan untuk membangun desa
merupakan contoh konktrit adanya tanggungjawab sosial dari
perusahaan.
“Manajemen Bisnis” 11
Gambar 1.2. Etika Bisnis Terhadap Nilai Perusahaan
Sumber: Madura, 2007
Tanggungjawab perusahaan diberikan kepada setiap orang
atau organisasi yang secara langsung maupun tidak langsung
menjadi penyebab bisnisnya berkembang, diantaranya kepada:
1) Pelanggan, meliputi penyediaan produk yang sehat, halal
serta pelayanan penjualan yang jujur dan saling
menguntungkan; 2) Pekerja, meliputi jaminan keselamatan kerja,
kesehatan, tidak diskriminasi, pencegahan tindakan asusila,
kesamaan gender ataupun peluang, dan kesejahteraan; 3)
Stakeholder , meliputi memberikan keuntungan bagi investor atu
owners, membuat keputusan yang adil bagi seorang manager, dan
kewajiban keuangan bagi kreditur; 4) Lingkungan, meliputi
analisa dampak lingkungan agar ekologis tetap terjaga, tidak
melakukan pencemaran lingkungan, mendorong adanya
lingkungan hijau, dan melakukan peremajaan sumberdaya alam
yang terancam rusak; 5) Kelompok (community), meliputi
bentuk kepedulian, empati, maupun perhatian melalui kegiatan-
kegiatan amal dan sosial lainnya.
Etika bisnis yang dapat dijalankan dengan baik dan
konsekwen serta tanggungjawab sosial yang dilakukan dengan
sepenuh hati diindikasikan dari keputusan-keputusan pelaku
bisnis di tingkat pimpinan atau manager. Hal ini akan
mendatangkan kepercayaan bagi masyarakat dengan
membelanjakan penghasilannya untuk membeli produk/jasa
yang dijual perusahaan sehingga keuntungan perusahaan
semakin meningkat. Pemasukan yang besar bagi perusahaan
berdampak pada peningkatan nilai perusahaan ditandai dengan
12 “Manajemen Bisnis”
perkembangan bisnis dan brand image yang semakin melekat di
benak masyarakat. Nilai perusahaan dapat berupa perluasan
pangsa pasar, semakin besarnya jaringan bisnis yang melibatkan
orang-orang berpengaruh, semakin meningkatnya volume
produksi, dan tingginya kepercayaan masyarakat.
1.5 Tantangan Bisnis Saat ini
Keberadaan teknologi informasi yang semakin merasuk
ke dalam setiap aspek kehidupan termasuk dunia bisnis, menjadi
tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis dalam mempertahankan
dan mengembangkan usahanya. Beberapa tantangan bisnis yang
menjadi bahan pemikiran bagi pelaku bisnis, pemerintah,
pemerhati bisnis, pendidik, maupun masyarakat pada umumnya
diantaranya adalah:
1. Digitalisasi (Digitalitation)
Bisnis saat ini tidak dapat lepas dari adanya digitalisasi atau
pemanfaatan teknologi informasi berbasis internet. Efisiensi
menjadi sebuah keniscayaan dengan adanya fungsi
teknologi sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih
cepat, lebih mudah, dan lebih murah serta jangkauan yang
semakin luas. Era digital menjadi tantangan utama bagi
pebisnis masa kini dan penggunaan digitalisasi dalam bisnis
akan semakin menguat di masa-masa mendatang.
2. Talenta Lengkap (Multi Talent)
Tuntutan bagi pelaku dan pemilik bisnis sekarang adalah
memiliki beragam pengetahuan dan keterampilan sehingga
dapat mengikuti perkembangan jaman dan memecahkan
permasalahan yang semakin komplek di era digitalisasi.
Perusahaan pun memerlukan calon-calon pekerja yang
memiliki talenta komplit untuk mengawal bisnisnya agar
tetap bertahan dan mengikuti secara beiriring kemajuan
teknologi sehingga semakin kokoh dan menguntungkan.
Generasi Z sebagai anak muda yang lahir di awal tahun 2000-
“Manajemen Bisnis” 13
an menjadi harapan bagi perusahaan untuk mendapatkan
pekerja-pekerja multi talenta.
3. Perubahan Besar (Disruptions)
Perubahan yang besar dan cepat (turbulensi) baik yang
dilakukan oleh masyarakat, pelaku bisnis lain, generasi
muda, maupun pemangku kepentingan lain, harus dapat
disikapi dengan arif dan bijak oleh pebisnis. Perubahan-
perubahan besar tidak bisa dihindari, namun harus dihadapi
dengan penuh perhitungan dan perencanaan yang matang.
Strategi bisnis yang tepat, terukur, dan matang menjadi
kunci bagi pebisnis dalam menghadapi tantangan disrupsi.
4. Persaingan Ketat (High Competition)
Kompetitor semakin hari semakin banyak dengan berbagai
kharakter, yang semuanya dapat menjadi ancaman bagi
pebisnis yang terlena dengan pencapaiannya. Keberadaan
berbagai pesaing senantiasa menjadi ancaman bagi siapapun
pelaku bisnis yang menguasai pasar. Kelengahan menjadi
pintu masuk bagi kompetitor untuk merebut pangsa pasar
tanpa ampun dan akan memporakporandakan bisnis yang
telah dibangun bertahun-tahun.
5. Pengawasan Nol (Zero-Surveillance)
Monitoring bisnis saat ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan internet dibantu oleh perangkat keras
maupun perangkat lunak berupa gadget, android, laptop,
notebook, software, maupun aplikasi-aplikasi lain. Keberadaan
social media, website, e-mail, maupun fitur chatting lainnya
akan memudahkan pemilik bisnis maupun manager untuk
mengontrol proses bisnisnya.
6. Inflasi Tinggi (High Inflation)
Peredaran mata uang dunia maupun negara tertentu yang
tinggi memicu terjadinya inflasi yang tinggi. Hal ini dapat
14 “Manajemen Bisnis”
menyebabkan kenaikan harga-harga bahan baku, tenaga
kerja, peralatan, distribusi, maupun harga sumberdaya
produksi lainnya. Kebijakan pemerintah seperti kenaikan
harga BBM, listrik, air, tol, dan kebutuhan pokok lain juga
dapat memicu adanya inflasi yang tinggi. (Desra, 2020)
1.6 Penutup
Peluang bisnis yang selalu mengikuti dinamika
kehidupan masih menjadi daya tarik tersendiri, khususnya bagi
individu yang memiliki ketertarikan dalam mengelola keuangan
dalam skala menengah dan besar. Lingkungan bisnis sebagai
faktor eksternal yang mempengaruhi eksistensi bisnis, perlu
mendapat perhatian yang serius mengingat preferensi konsumen
dan era disrupsi yang begitu dasyat dapat merubah keberadaan
bisnis yang telah dibangun bertahun-tahun menjadi hilang tidak
bersisa. Pengetahuan dan pengalaman diperlukan untuk
membuat proyeksi dan antisipasi terhadap pengaruh lingkungan
bisnis terhadap perusahaan.
Di era digitalisasi sebagai bagian dari lingkungann bisnis,
selain memberikan ancaman bagi pelaku bisnis yang status quo
atau tidak mau beradaptasi, juga mendatangkan peluang yang
sangat besar bagi mereka yang mau belajar dan mengembangkan
diri. Adanya digitalisasi di bidang pemasaran, keuangan,
produksi, maupun sumberdaya manusia dapat membantu
pelaku bisnis mengembangkan bisnisnya dengan lebih efektif
dan efisien. Jangkauan bisnis saat ini dirasa semakin luas dan
semakin cepat penyebarannya sebagai dampak dari adanya
digital marketing melalui media sosial, marketplace, maupun
website. Para pemangku bisnis harus dapat memanfaatkan
kemajuan teknologi untuk meningkatkan produktivitas
sumberdayanya sehingga bisnis tetap eksis dan berkembang.
“Manajemen Bisnis” 15
16 “Manajemen Bisnis”
Bab 2
Organisasi Bisnis
2.1 Pengantar
Apabila berbicara tentang organisasi bisnis, maka yang
pertama muncul dalam persepsi kita adalah bahwa organisasi
bisnis itu merupakan sebuah wadah untuk melaksanakan
berbagai macam kegiatan. Bahwa organisasi itu senantiasa terdiri
dari sekelompok manusia yang diharapkan bekerja sama
sedemikian rupa hingga sasaran-sasaran tertentu dapat dicapai
secara bersama. Suatu organisasi bisnis dapat bertahan lama
bukan dibentuk oleh suatu manajemen yang hebat, tidak juga
oleh orang-orang yang hebat, ataupun sistem, melainkan dibuat
dan dirancang oleh suatu nilai-nilai. Budaya Perusahaan
(Corporate Culture) selalu menitik beratkan pada bottom up,
menggali segala sesuatu mulai dari bawah, bukan dari atas ke
bawah (top down), semua orang harus tahu apa yang sebenarnya
dibutuhkan dan diinginkan.
2.2 Budaya Kerja Organisasi
Budaya kerja organisasi adalah: Keseluruhan kepercayaan
(beliefs) dan nilai-nilai (values) yang dimiliki dan tumbuh
berkembang dalam suatu organisasi atau perusahaan, menjadi
dasar cara berpikir, berperilaku dan bertindak dari seluruh insan
organisasi, dan diturunkan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya.
“Manajemen Bisnis” 17
Budaya kerja dapat digunakan sebagai motivasi yang
efektif dalam pencapaian tujuan sesuai dengan visi dan misi
perusahaan.
Adapun budaya kerja yang efektif adalah :
1. Dapat menyatukan cara berpikir, berperilaku dan bertindak
seluruh insan organisasi/korporasi
2. Mempermudah dalam penetapan dan implementasi visi,
misi, dan strategi dalam korporasi
3. Dapat menciptakan dan meningkatkan kerja sama tim dalam
perusahaan serta meminimalkan konflik-konflik internal
yang ada.
4. Memperkuat ketahanan dalam menghadapi tekanan-tekanan
faktor eksternal perusahaan.
Namun demikian, selain budaya kerja yang baik, faktor
pemimpin juga sangat penting antara lain sebagai:
1. Pencipta dan pengelola strategi perusahaan
2. Teladan, citra (image) bagi individu-individu maupun
kelompok yang ada di organisasi
3. Motivator untuk individu organisasi dalam melaksanakan
budaya kerja secara konsisten dan berkelanjutan.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka dapat dilihat bahwa
dalam pembentukan budaya korporasi yang baik, yang saling
menentukan adalah individu-individunya. Sebaik apapun
aturan-aturan ataupun sistem yang dibuat, tanpa adanya
keinginan dari individu-individu untuk berubah menjadi lebih
baik, maka semuanya akan tidak dapat memberikan manfaat
bagi perusahaan.
Budaya perusahaan ini pertama-tama dibangun atas
dasar visi atau firasat bisnis pendiri suatu perusahaan sebagai
penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik.
18 “Manajemen Bisnis”
Visi ini kemudian diberlakukan bagi perusahaannya, yang
berarti visi ini akan menjadi sikap dan perilaku organisasi
perusahaan tersebut baik untuk internal maupun eksternalnya.
Kemudian akan terbentuk suatu etos bisnis, yaitu sebuah
kebiasaan yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak
diterimanya sebagai karyawan perusahaan maupun secara
berkelanjutan dilakukaan evaluasi dalam kaitannya untuk
penyegaran perusahaan. Etos ini yang akan menjadi jiwa yang
menyatukan dan juga menjadi semangat bagi seluruh karyawan
untuk bersikap dan berpola perilaku yang kurang lebih sama
berdasarkan prinsip-prinsip yang dianut perusahaan.
Berkembang tidaknya sebuah etos bisnis ditentukan oleh gaya
kepemimpinan dalam perusahaan tersebut.
2.3 Organisasi Bisnis Perusahaan
Organisasi bisnis perusahaan adalah suatu
lembaga/organisasi/institusi yang didirikan sesuai aturan hukum
yang berlaku, dan adanya orang-orang yang usahanya
dikoordinasikan, terdiri dari subsistem yang saling
berhubungan, bekerja bersama-sama, sesuai dengan peran dan
wewenangnya dalam mencapai tujuan.
1. Badan usaha/perusahaan perseorangan atau individu
Perusahaan perseorangan adalah badan usaha
kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dalam
membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara
tertentu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa
adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya
perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta
jumlah produksi, memiliki tenaga kerja/buruh yang sedikit dan
penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh
perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso
keliling, pedagang asongan, dan lain-lain sebagainya.
“Manajemen Bisnis” 19
Ciri-ciri dan sifat perusahaan perseorangan:
Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan;
Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta
pribadi;
Tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi;
Seluruh keuntungan dinikmati sendiri;
Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri;
Keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan
penghasilan yang lebih besar;
Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup;
Sewaktu-waktu dapat dipindahtangankan.
2. Perusahaan/badan usaha persekutuan/partnership
Perusahaan persekutuan adalah badan usaha yang
dimiliki oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama bekerja
sama untuk mencapai tujuan bisnis. Dan yang termasuk dalam
badan usaha persekutuan adalah firma dan persekutuan
komanditer alias CV. Untuk mendirikan badan usaha
persekutuan membutuhkan izin khusus pada instansi
pemerintah yang terkait.
a. Firma (Fa)
Firma adalah suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri
dari dua orang atu lebih dengan nama bersama yang
tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada setiap
pemiliknya.
Ciri dan sifat firma adalah sebagai berikut:
apabila terdapat utang tak terbayar, maka setiap pemilik
wajib melunasi utang-utangnya dengan harta pribadi;
setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi
pemimpin;
20 “Manajemen Bisnis”
seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru
tanpa seizin anggota yang lainnya;
keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup;
seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan
firma;
pendiriannya tidak memerlukan akta pendirian;
mudah memperoleh kredit usaha.
b. Persekutuan Komanditer/CV (Commanditaire Vennotscchaap)
CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan
dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda
diantara anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha
secara aktif yang melibatkan harta pribadi dan pihak lainnya
hanya menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta
pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus
perusahaan CV disebut sekutu aktif, dan yang hanya
menyetor modal disebut sekutu pasif.
Ciri dan sifat dari CV adalah sebagai berikut:
sulit untuk menarik modal yang telah disetor;
modal besar karena didirikan banyak pihak;
mudah mendapatkan kredit pinjaman;
ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab terbatas
dan ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan;
relatif mudah didirikan;
kelangsungan hidup perusahaan CV tidak menentu.
c. Perseroan Terbatas/PT/Korporasi/Korporat
Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki
badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang
dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada
“Manajemen Bisnis” 21
perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau
perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT, pemilik
modal tidah harus memimpin perusahaan, karena dapat
menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi
pimpinan. Untuk mendirikan perseroan terbatas dibutuhkan
sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai
persyaratan lainnya.
Ciri dan sifat perseroan terbatas adalah:
kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta
pribadi;
modal dan ukuran perusahaan besar;
kelangsungan hidup perusahaan PT ada di tangan
pemilik saham;
dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki baagian
saham;
kepemilikan mudah berpindah tangan;
mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan/pegawai;
keuntungan dibagikan kepada pemilik modal/saham
dalam bentuk dividen;
kekuatan dewan direksi lebih besar daripaa kekuatan
pemegang saham;
sulit untuk membubarkan PT;
pajak berganda pada pajak penghasilan /PPh dan pajak
dividen.
3. Karyawan merupakan bagian dari organisasi bisnis
Karyawan atau pekerja merupakan aset perusahaan,
sehingga untuk mampu bersaing dalam sumber daya
manusianya diperlukan kualitas SDM yang baik. Kualitas SDM
yang baik tentunya SDM tersebut harus memiliki kemampuan
22 “Manajemen Bisnis”
dan keahlian yang kompeten atau sering disebut dengan Human
Resourcces Based On Compentency
Perubahan dunia berpengaruh terhadap organisasi bisnis
dan sekaligus terhadap kompetensi karyawan. Karyawan
semakin dipandang sebagai aset yang sangat penting dari suatu
perusahaan. Semakin banyak tantangan bisnis yang dihadapi
perusahaan, maka kedudukan karyawan menjadi semakin
sangat strategis. Keunggulan kompetitif suatu perusahaan
sangat bergantung pada mutu sumber daya manusia (karyawan).
Artinya ketika perusahaan akan menghadapi proses pengubahan
atau terlibat dalam menciptakan perubahan, maka karyawan
diposisikan sebagai pemain utama perusahaan.
Perusahaan akan selalu memikat, mengembangkan, dan
mempertahankan karyawan yang berketerampilan inovatif. Dan
agar karyawan tetap bertahan bekerja di perusahaannya, maka
diperlukan lingkungan pembelajaran yang berkelanjutan.
Bagaimana misalnya para karyawan secara bertahap
dikembangkan potensi dirinya untuk memiliki pemikiran
kompetitif, sinergis, dan pemikiran gobal. Dengan demikian,
perusahaan akan semakin siap dalam menghadapi setiap proses
perubahan lokal dan global. Hal demikian tampak jelas di suatu
organisasi pembelajaran (learning organization).
Perusahaan akan terus mengembangkan potensi
karyawan yang memiliki kompetensi atau standar sector
ekonomi nasional dan global.
Ciri-ciri kompetensi karyawan dimaksud adalah memiliki
pengetahuan, kapabilitas dan sikap inisiatif dan inovatif dalam
berbagai dimensi pekerjaan yaitu:
Keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang
berorientasi pada efisiensi, produktivitas, mutu, dan
kepedulian terhadap dampak lingkungan
“Manajemen Bisnis” 23
Keterampilan dan sikap dalam berkomunikasi horizontal dan
vertikal serta membangun jejaring kerja internal
Keterampilan dan sikap dalam pengendalian emosi diri,
membangun persahabatan, dan objektivitas persepsi.
Sikap mau belajar secara berkelanjutan
Keterampilan dan sikap dalam pengembangan diri untuk
mengaitkan kompetensi pekerjaan dengan kompetensi
pribadi individu
Keterampilan dan sikap maju untuk mencari cara-cara baru
dalam mengoptimalkan pelayanan mutu terhadap
pelanggan.
Keterampilan dan sikap saling memperkuat (sinergis)
antarkaryawan untuk selalu meningkatkan mutu produk dan
mutu pelayanan pada pelanggan.
Kalau perusahaan disebut sebagai organisasi
pembelajaran, manajemen puncak sudah menempatkn upaya
pengembangan kompetensi karyawan sebagai tugas rutinnya.
Karyawan diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya
melalui bursa gagasan yang diselenggarakan oleh manajemen
puncak. Dari situ pihak manajemen bisa mengamati siapa saja
karyawan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
talenta tinggi. Dan kemudian dikaitkan dengan kinerjanya. Lalu
dapat ditentukan siapa saja yang disiapkan untuk menempati
posisi jabatan yang lebih tinggi. Sementara mereka yang berada
pada kinerja yang dibawah standar diberi kesempatan untuk
mengikuti pelatihan dan pengembangan.
2.4 Karyawan Sebagai Bagian Organisasi Bisnis
Dalam mengembangkan sebuah strategi bisnisnya suatu
perusahaan harus memperkenalkan dan mensosialisasikan
strategi tersebut kepada karyawannya. Sehingga mereka dapat
mendukung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
24 “Manajemen Bisnis”
perusahaan yang akan dicapai dengan menggunakan strategi
bisnis ini. Semakin banyak karyawan yang merasa terlibat dan
diajak berperan aktif dalam pengembangan strategi ini, maka
akan semakin berhasil perusahaan dalam menanamkan prinsip-
prinsipnya. Gagasan yang berasal dari karyawan yang cukup
senior dan beberapa tahun bekerja di perusahaan, lebih dapat
diterima dan diimplementasikan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk melibatkan
karyawan dalam penyusunan rencana program serta
mengkomunikasikan secara terbuka kepada mereka mengenai
tujuan, kriteria kunci sukses, dan jangka waktu tertentu
implementasinya. Dalam memastikan apakah program tersebut
sukses, maka karyawan perlu melihat hasil secara nyata dari
pendekatan baru tersebut. Dengan mengenali bagian-bagian dari
perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan struktur dan
ukuran bisnisnya, seringkali ditunjukkan suatu contoh, yang
berguna untuk menggambarkan keberhasilan suatu program.
Selain itu, juga perlu adanya suatu situasi kontrol sebagai
pembanding (comparition) sehingga program tersebut dapat
dinilai tingkat keberhasilannya.
Para karyawan adalah sasaran pertama di perusahaan.
Jika karyawan tahu mengenai berbagai macam produk, jasa,
ataupun pelayanan yang harus diberikan kepada pelanggan
(customer) hampir dapat dipastikan bahwa mereka akan bekerja
dan memiliki kinerja yang baik sesuai dengan tujuan perusahaan
yang hendak dicapai dengan berbagai strategi bisnis yang telah
disosialisasikan kepada pelanggannya.
Adapun tugas pokok dari Manajemen Puncak (Top
Management) adalah menetapkan cara memperkenalkan produk
kepada karyawan. Pengalaman menunjukkan bahwa mendidik
manajemen terlebih dahulu akan lebih berguna daripada
memperkenalkan suatu program kepada seluruh karyawan pada
saat yang sama.
“Manajemen Bisnis” 25
Hal ini ternyata akan memudahkan dalam
penyelenggaraan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk
memperkenalkan filosofi perusahaan kepada semua karyawan.
Namun demikian, berbagai kegiatan khusus yang terpisah harus
dilaksanakan terlebih dahulu dengan para manajer untuk
menjelaskan peran mereka dan untuk mendapatkan komitmen
mereka. Pelatihan kepemimpinan organisasi (leadership training)
juga diperlukan untuk membantu jalannya perubahan.
2.5 Tanggung Jawab Perusahaan kepada Karyawan/Pekerja
Di negara-negara yang menganut sistem
kapitalis/liberalisme, maka keberadaan perusahaan dipahami,
adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomis. Namun
demikian, selain mempunyai tujuan untuk memperoleh
keuntungan, perusahaan-perusahaan ini juga dituntut untuk
memenuhi tanggung jawab sosial tertentu. Berbagai pendapat
tentang kepentingan relatif antara profitabilitas dan tanggung
jawab sosial ini. Ada pihak yang mendukung pendapat bahwa
profitabilitas adalah tujuan utama dari perusahaan dan tanggung
jawab sosial yang harus ditanggung adalah hanya yang masuk
dalam kerangka yang terkait dengan keberadaan perusahaan
tersebut.
Sedangkan pada pihak lainnya berpendapat bahwa
perusahaan tidaklah sekedar sebuah entitas ekonomi, tetapi juga
merupakan suatu institusi sosial yang berada dalam suatu
lingkungan sosial, dan membawa serta tanggung jawab sosial
yang tinggi. Dalam pendapat ini, bahwa perusahaan secara
moral mempunyai tanggung jawab terhadap semua pihak dan
profitabilitas hanyalah sarana untuk melakukan tanggung jawab
tersebut.
Bagi situasi dunia yang semakin global ini, masing-
masing pihak saling bergantung serta tidak lagi ada perusahaan
yang tertutup atau tidak mau melakukan perbaikan-perbaikan
untuk kemajuan. Adapun tanggung jawab perusahaan juga
26 “Manajemen Bisnis”
mencakup lingkungan hidup yang semakin disorot oleh dunia
internasional. Jika perusahaan tidak mematuhi atau tidak
memiliki tanggung jawab mengenai kelestarian
alam/lingkungan, maka saat ini bisa dilakukan pemboikotan atas
produknya.
Sebagai contoh, jika kita melakukan illegal logging atau
pembakaran hutan, maka kayu produksi Indonesia akan ditolak
dan tidak diterima oleh pasaran internasional. Sehingga hal ini
akan merugikan secara finansial bagi perusahaan yang
melakukan hubungan dagang dengan luar negeri dan pada
akhirnya akan berakibat pula bagi negara, yaitu pendapatan
devisa negara atas kegiatan perdagangan ini. Bahkan citra (image)
negara Indonesia menjadi buruk.
2.6 Manajer Sebagai Pemimpin Organisasi Bisnis
Dalam perusahaan yang baik para manajer memimpin
pelaksanaan strategi pelayanan, dengan memberikan penekanan
terhadap kepedulian pada pelanggan. Kunci utamanya adalah
para manajer perlu menjalin dan menghargai hubungan mereka
dengan karyawannya sebagaimana mereka melakukan terhadap
para pelanggan.
Hal ini dilakukan berdasarkan keyakinan bahwa
seseorang yang merasa dihargai akan memberikan
reward/penghargaan yang sesuai. Riset menunjukkan bahwa para
manajer yang sangat berbakat mendapat peringkat yang tinggi.
Sebagai suatu entitas ekonomi yang memiliki hubungan
formal dengan para karyawan, penyuplai, pembeli, dan
lembaga-lembaga pemerintah, maka perusahaan mempunyai
tanggung jawab legal untuk melaksanakan berbagai kesepakatan
yang tercantum dalam berbagai dokumen kontrak dari
keberadaan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan terkait
dengan hukum dalam setiap yurisdiksi di mana perusahaan itu
melakukan kegiatan.
“Manajemen Bisnis” 27
Perusahaan tidak hanya sekedar sebagai mesin pencetak
laba, yang dibuat secara legal di muka hukum. Perusahaan juga
merupakan jaringan manusia yang bekerja bersama-sama untuk
tujuan yang disepakati bersama. Manusia-manusia yang berada
di dalamnya adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi.
Salah satu kebutuhan mendasar dari komunitas sosial adalah
saling percaya di antara manusia yang berada dalam komunitas
tersebut. Oleh karena itu, seorang manusia akan berharap
kepada sesamanya dalam batas-batas sosial yang disepakati, dan
tidak menginginkan salah satu pihak terlalu mementingkan
kepentingan pribadinya tanpa batas.
Jika saling percaya di antara para karyawan perusahaa ini
dapat tercipta, maka mereka dapat menjalin hubungan dalam
sebuah kelompok yang produktif dan membangun hubungan
yang saling menguntungkan.
Tanggung jawab sosial, yaitu bertindak untuk
kepentingan pihak lain, sekaligus tanpa ikatan, karena dasar-
dasar kepercayaan. Jika ada saling percaya, karyawan akan
bersedia untuk memberikan komitmennya kepada perusahaan,
baik secara emosi maupun praktiknya. Secara emosi, mereka
akan melibatkan diri dan akan secara kuat menggabungkan diri
kepada organisasi yang dapat memunculkan perasaan
kebanggaan dan loyalitas.
Dalam praktiknya, mereka akan bersedia melakukan
proses pembelajaran terhadap pengetahuan dan kemampuan,
untuk membangun karier di perusahaan. Bertindak dalam
kerangka kepentingan karyawan adalah sebuah bentuk
tanggung jawab sosial yang terbatas yang dilakukan oleh
perusahaan selain membangun saling percaya dalam
organisasi/perusahaan.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi perusahaan untuk
memberikan penghargaan terhadap komitmen tersebut dengan
bersikap secara bertanggung jawab, bahkan ketika perusahaan
28 “Manajemen Bisnis”
mengalami kerugian usaha. Jika tidak, hubungan saling percaya
yang ada dapat rusak bahkan hilang sama sekali.
Berdasarkan ulasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa semuanya akan menghasilkaan suatu perilaku kerja yang
merupakan fungsi dari tiga karakteristik sebagai berikut:
1. Persepsi pegawai bahwa upayanya mengarah pada suatu
kinerja
2. Persepsi pegawai bahwa kinerja dihargai (misalnya dengan
gaji atau pujian)
3. Nilai yang diberikan pegawai terhadap imbalan yang
diberikan.
Perilaku yang diharapkan dalam pekerjaan akan dapat
meningkat kalau ada hubungaan positif antara kinerja yang baik
dengan imbalan yang mereka terima, terutama imbalan yang
bernilai bagi karyawannya. Sehingga perusahaan harus
melakukan evaluasi yang akurat, terus menerus dalam
memberikan imbalan dan umpan balik yang tepat.
Gambar berikut ini mencerminkan sebuah organisasi
bisnis sebagai sebuah sistem dengan subsistem-subsistem yang
berinterelasi.
“Manajemen Bisnis” 29
Gambar 2.1 Sebuah organisasi bisnis sebagai sebuah sistem
dengan Subsistem-subsistem yang berinterelasi
Sekalipun pengorganisasian (Organizing) merupakan
salah satu fungsi dari proses manajemen, ia penting dalam hal
mendeterminasi bagaimana problem-problem dicegah
timbulnya, atau diselesaikan dalam upaya mengurangi konflik-
konflik yang tidak dapat dihindari dalam situasi, dimana orang-
orang bekerja sama dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan
tertentu.
30 “Manajemen Bisnis”
2.7 Penutup
Tanpa organisasi, dunia modern masa kini tidak dapat
hidup. Disebabkan karena dunia menjadi makin kompleks maka
saling ketergantungan makin besar dan makin intensif.
Betapa ketergantungan kita pada organisasi-organisasi
akan terlihat apabila organisasi-organisasi tersebut berfungsi
tidak baik. Ingat saja situasi yang dihadapi bila terjadi
pemogokan atau aksi boikot. Maka, penting sekali kalau kita
berusaha agar organisasi berfungsi efisien serta efektif baik untuk
masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Suatu organisasi tidak akan dapat bertahan jika organisasi
itu senantiasa mengabaikan tuntutan tersebut. Tetapi, tidak baik
juga apabila organisasi yang bersangkutan secara membabi buta
menyetujui saja tuntutan. Sebaiknya, diusahakan adanya suatu
keseimbangan. Keseimbangan demikian dapat diketemukan
secara mudah apabila terdapat interaksi yang kontinyu
organisasi dengan lingkungan itu. Interaksi demikian harus
berupa interaksi pada semua tingkat.
“Manajemen Bisnis” 31
Bab 3
Kondisi Ekonomi Dan
Global
3.1 Pengantar
Globalisasi merupakan salah satu perkembangan setiap
jaman ke jaman maka dari itu setiap manusia harus
memepersiapkan apa yang perlu dilakukan dimasa sekarang dan
masa yang akan datang baik kemamapun secar aindividu dan
kelompok, dalam hal yang berkaitan dengan kompetensin serta
menguasai teknologi perkembangannya semakin cepat dalam
perubahannya dari waktu kewaktu agar ketika dihadapkan
dengan situasi ini bisa mengatasi maka kalua ada perubahan di
era globalisasi tidak panik dan tidak tergusur oleh orang lain
yang sudah siap dalam kompetensi baik secatra individu dan
kelompok, kalua bicara kelompok perlu belajar team didalam
organisasi tidak ada namanya supermen ada jug superteam
disituasi organisasi pekerjaan tentunya ada hal yang perlu saling
kordinasi satu sama lainnya karena dengan kordinasi baik serta
komunikasi yang baik juga, maka terjalin hubungna team yang
saling mendukung serta solid.
Bagi negara tentunya perlu di persiapkan infrastruktur
yang baik serat teknologi yang baikjuga, agar bisa mewadahi
warganya dalam kompetensi menghadapi era globalisasi yang
tidak mungkin di bendung perubahannya ini menjadi tantangan
bagi negara bila negara ingin bisa bersaing dalam menghadapi
32 “Manajemen Bisnis”
eraglobalisasi, agar pertumbuhan ekonomi bertahan dan
berkembang, serta negara maju peranan pemerintahnya
sangatlah penting untuk mempasilistasi warganya agar bisa dan
mamapu bersaing dengan negara lain diharpakan menjadi
pemain bukan penonton dinegrinya sendiri. produk-produk
mendominasi hasil karya anak bangsa bukan produk-produk
yang berlimpah hasil karya orang asing, indikator secara global
mungkin bisa dilihat jika suatu negara produk asing lebih banyak
dari pada produk lokal maka bisa disimpulkan kalah dalam
persaingan secara globalisasi kurang siapnya menghadapi
persaingan sebaliknya kalau lebih banyak produk lokal maka
terbukti siap menghadapi era globalisasi dalam penguasan
perekonomian secara global dan berambisi bagimana bisa
menguasai pasar lebih besar lagi karena jaman era globalisasi ini
peluang pasar sangat terbuka .
“Manajemen Bisnis” 33
Lembaga-lembaga keuangan internasional hanya fokus
membantu anggota-angotanya cendrung mengambil
keununtungan dari transasksi yang telah di lakukan oleh
Lembaga keuangan tersebut karena Lembaga keuangan
internasional seperti IMF menggunakan pengaruhnya untuk
berkuasa serta yang dilakukan terhadapa negara-negara kecil
atau berkembang mengambil keuntungan dengan
memanfaatkan kondisi semua ini demi kepentingan ekonomin
kelompoknya. Indonesia harus siap dan kuat dalam menghadapi
pangsa pasar global karena untuk menghadapi pasar global
tentunya Indonesia harus memepunyai pondasi kuat artinya
menghadapi globalisai yang disebut dengan pasar global atau
pasar bebas yang susah dikendalikan jadi kita perlu pertahanan
di setiap lini berbagai macam sektor perlu di perkuat yaitu sektor
sumber daya manusai sektor pertanian dan sektor industri serta
masayrakat indonesia harus didoktrin dan dipupuk agar
mencintai karya atau ciptaan dalam negeri jangan bila sebaliknya
warga negara lebih bangga dan senang dengan produk luar
negeri maka itu sebagai indikator ketidak siapan dalam
menghahdapi pasar bebbas serat menjadi target pasar bagi
negara-negara maju untuk menguasi pasar Indonesia yang
menjanjikan dan banyak konsumen untuk membeli produk
tersebut.
34 “Manajemen Bisnis”
3.3 Globalisasi demokrasi
Semua orang atau masayarakat disisi kehidupan tentunya
terkena dampak terhadap gelobalisasi ini terdampak langsung
terhadap kesejahteraaan masyarakat karena paktanya semakin
sulit di negara-negara berkembang disebabkan keterbatasan
kemampuan dalam dunia industri atau kalah dama kompetensi
karena semakain banyak tenaga-tenaga ahi, dengan globalisasi
tentunya akan mendorng otononomi, hal ini sudah dilakukan
oleh negara kita setiap daerah mempunyai otonomi masing-
masing dengan otonomi daerah tersebut akan menciptakan sisi
negatifnya kasenjangan antara daerah satu dengan daerah
lainnya maka denga ini terlihat mana daerah maju dan daerah
tertinggal tergantung potensi yang dimilik daerah tersebut,
kepala daerah mempunyai wewenang yang sangat kuat untuk
memajukan daerahnya sendiri denga melakukan kebijakan atau
keputusan -keputusan dalam pengembangannya, seperti:
membuat kawasan industri, kawasan wisata dan seterusnya,
yang mempunyai tujuan untuk memajukan daerah tersebut.
“Manajemen Bisnis” 35
masing-masing untuk berkreasi tanpa ada rasa takut terhadap
rejim atau kepentingan para pemimpin pada saat menjabat
sistem keterbukaan ini merupakan langkah lebih maju dari tahun
ke tahun karena akan menimbulkan masukan kepada
pemerintah sebagai informasi kondisi yang sebenarnya agar bisa
di evaluasi kedepannya untuk melakukan peubahan-perubahan
ke arah yang lebih baik dan bisa menyusun strategi keputusan
yang menguntungkan dan pokus terhadap kesejahteraan secara
umum di bidang ekonomi.
36 “Manajemen Bisnis”
Ekonomi global menimbulkan jurang pemisah yang jelas
dan nyata akibat dari perdagangan bebas di situ bahkan bisa
terbukti perbandingan yang sangat signifikan antara sikaya dan
simiskin dari hasil temuan tersebut ketimpangan ini
menimbulkan secara sosial yang kondisinya terpuruk tanpa ada
pemerataan kesejahteraan di bidang ekonomi karena dengan
ekonomi global ini menimbulkan persaingan yang sangat cukup
ke tata dimana dari globalisasi ini jika tidak siap menghadapi
persaingan bebas atau pasar global maka akan timbbul menjadi
penonton dinegerinya sendiri bukan jadi pemain dinegerinya
sendiri disitu yang dimaksud dengan ketimpangan sosial.
“Manajemen Bisnis” 37
saling berkaitan dan membutuhkan dalam pasokan pangan ke
setiap negara, salah satu contoh pemasok paling besar produk
pangan gandum yaitu dari Ukraina pada saat ini Ukraina sedang
perang dengan Rusia stok gandum Ukraina tidak bisa keluar atau
di salurkan ke negara-negara yang biasa dipasok atau
ketergantungan bahan dari impor akibatnya harga gandung
tidak bisa dibendung semakin melonjak harganya ke titik paling
mahal karena permintaan banyak dan pasar tidak bisa
memenuhi permintaan tersebut akibatnya harga gandum tidak
bisa dikendalikan dari dampak perang tersenbut bukan hanya
sektor pangan saja salah satunya sektor energi bahan bakar
minyak terjadi kenaikan secara global karena ada kenaikan
minyak dunia, maka dari itu ekonomi global sangat cepat dalam
perubahan-perubahan berbagai sektor negara yang maju bisa
menguasi semualini atau sektor produk dan mampu mensuplai
kenegara-negara lain yang membutuhkan dan mendapat
keuntungan yang lebih besar serta menjadi negara adidaya.
38 “Manajemen Bisnis”
dengan populasi manusia semakin banyak dan peluang semakin
sempit dipaksa dan di tuntut untuk bertahan hidup menghadapi
jaman sekarang maupun jaman yang akan datang pertahanan
yang kokoh yaitu dengan mempunyai keahlian secara profesinal
dan berkompetinsi secara terus-menerus dan manusia harus
selalu banyak mempelajari dari waktu ke waktu dalam
menghadapi perubahan yang tidak bisa di bendung.
“Manajemen Bisnis” 39
40 “Manajemen Bisnis”
Bab 4
Kewirausahaan
4.1 Sejarah Kewirausahaan
Beberapa istilah wirausaha seperti pada Belanda dikenal
dengan ondernemer, di Negara Jerman dikenal dengan istilah
unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis semenjak
1950-an di beberapa negara mirip Eropa, Amerika, dan Kanada.
Bahkan semenjak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan
kewirausahaan atau manajemen perjuangan kecil. di tahun 1980-
an, hampir 500 sekolah di Amerika perkumpulan memberikan
pendidikan kewirausahaan. di Indonesia, kewirausahaan
dipelajari terbatas di beberapa sekolah atau perguruan tinggi
eksklusif saja. Sejalan dengan adanya perkembangan serta
tantangan mirip adanya krisis ekonomi, pemahaman
kewirausahaan diadakan baik melalui pendidikan formal
maupun training-training di segala lapisan rakyat kewirausahaan
sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan.
Dari warta sejarah yang ada, sejak ratusan tahun telah ada
sebagian besar atau banyak didominasinya warga Indonesia
yang hidupnya itu berasal dari pertanian. Hanya mereka yang
hidup di daerah pantai tak jarang terlibat dengan perdagangan
kecil-kecilan dan belum pernah memasuki tingkat perdagangan
internasional menggunakan berukuran skala minimalis. Dari
mereka, kita tahu bahwa pada zaman dahulu para pedagang
Indonesia telah aktif berdagang rempah-rempah hingga Gujarat,
Teluk Arab, serta Madagaskar. Tetapi, bila dikaji secara teliti
“Manajemen Bisnis” 41
berdagang rempah-rempah sampai Gujarat, Teluk Arab, serta
Madagaskar. Dan jika kita kaji secara lebih teliti lagi, aktivitas
perdagangan ini lebih menunjuk pada kegiatan petualangan
tanpa kesinambungan usaha pada ukuran dagang terkini.
Aktivitas ini pun terbatas di beberapa suku tertentu penghuni
pantai laut Jawa, Bugis, pantai barat Sumatera, dan Aceh. Fakta
yang ada saat ini menunjukkan bahwa, secara awam kurang
berarti dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Lalu, negara
Indonesia didatangi oleh orang Portugis, disusul oleh Kongsi
Dagang Belanda (VOC), serta penjajahan Belanda, Inggris, dan
Jepang yang semakin melumpuhkan aktivitas dunia usaha orang
Indonesia baik yang menyangkut perdagangan lokal, antar
pulau, maupun perdagangan Internasional. Keadaan ini semakin
parah lagi dengan adanya kebijakan yang diberikan oleh Belanda
menggunakan orang Cina menjadi pedagang mediator demi
memudahkan penjajahan Belanda di Indonesia.
Pada dasarnya, menjadi seorang wirausaha atau
wiraswasta harus bisa melihat suatu peluang serta
memanfaatkannya buat mencapai laba atau manfaat bagi dirinya
serta global atau sekelilingnya serta kelanjutan usahanya.
Mereka wajib mampu mengatasi risiko dengan menggunakan
suatu usaha untuk mengadakan pembaruan. Empiris ini bukan
saja di bidang ekonomi, tapi mencakup pula bidang sosial,
pendidikan, bahkan dalam keyakinan. Mereka harus mampu
mengkoordinasi serta mendayagunakan kekuatan kapital,
teknologi, dan tenaga pakar buat mencapai tujuan itu secara
serentak.
4.2 Pengertian Kewiraushaan
Awal mula kata kewirausahaan dapat dijabarkan menjadi
berikut: kewirausahaan berasal berasal kata wira dan usaha.
Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan,
berbudi luhur, gagah berani serta berwatak agung. Usaha artinya
perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi, Wirausaha
42 “Manajemen Bisnis”
artinya pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha
secara historis telah di kenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, kata kewirausahaan
sudah dikenal semenjak abad 16, sedangkan di Indonesia baru
dikenal di akhir abad 20. Kewirausahaan merupakan suatu
bentuk di mana kita dapat meluangkan sesuatu yang bersifat
kreatif dan inovatif yang di proses dan diaplikasikan dengan
adanya usaha. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan
usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidak
pastian. Kata kewirausahaan sendiri pun ternyata memiliki
beberapa arti yang berbeda-beda menurut para ahli atau sumber
acuan karena berbeda-beda pada titik berat dan penekanannya.
Menurut Frank Knight (1921), seorang wirausahawan
harus selalu mencoba suatu hal untuk dapat memprediksi dan
menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada
peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada
dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti
pengarahan dan pengawasan.
Menurut Peter Drucker dalam bukunya yang berjudul
“Innovation and Entrepreneurship: Practice and Principles”
mendefinisikan secara singkat tentang pengertian
kewirausahaan. Ia mendefinisikan kewirausahaan serta
kewirausahaan – wirausahawan merupakan orang yang selalu
mencari perubahan, meresponnya, serta memanfaatkannya
menjadi peluang. Ia pun menuturkan bahwa kewirausahaan
artinya suatu kemampuan yang berfungsi untuk menciptakan
suatu hal yang baru serta tidak sama dengan yg lainnya.
Menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan
mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi. Menurut Harvey (1968) kewirausahaan meliputi
kegiatan yang diperlukan buat menciptakan atau melaksanakan
perusahaan ketika semua pasar belum terbentuk atau belum
“Manajemen Bisnis” 43
teridentifikasi menggunakan kentara, atau komponen fungsi
produksinya yang belum diketahui sepenuhnya.
Menurut Richard (1775), mendefinisikan kewirausahaan
sebagai kata yang ditujukan dengan keadaan seseorang yang
bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan
membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi
definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi risiko atau ketidakpastian.
Menurut Adam Smith pada karyanya yang berjudul
Wealth of Nations, dia mengungkapkan bahwa negara-negara
tumbuh melalui perubahan pada pembagian kerja. Dengan
memakai wawasan Smith, kewirausahaan bisa didefinisikan
menjadi berikut Kewirausahaan adalah studi tentang tindakan
manusia yang mengarah pada perubahan dalam pembagian
kerja.
Menurut Zimmerer menuturkan bahwa kewirausahaan
merupakan proses penerapan inovasi dan kreativitas dalam
memecahkan permasalahan dan menemukan berbagai macam
solusi agar kehidupan bisnis bisa diperbaiki dan berjalan lebih
lancar dari sebelumnya.
Jadi, kita dapat mengambil kesimpulan dari definisi
beberapa ahli, dimana kata kewirausahaan yaitu suatu perilaku
atau kemampuan buat menciptakan sesuatu yang unik dan baru
yang bernilai dan bisa berguna bagi orang lain serta bagi diri
anda sendiri. Kewirausahaan pun merupakan sikap mental dan
jiwa yang kreatif, aktif, kreatif, berdaya dalam mengembangkan
usahanya sebagai akibatnya penghasilannya menjadi semakin
tinggi dari usaha atau aktivitas yang sedang digelutinya.
44 “Manajemen Bisnis”
4.3 Konsep Kewirausahaan
Pada zaman ekonomi digital seperti saat ini,
kewirausahaan menjadi satu istilah yang seringkali kita dengar
dan menjadi sudah tidak asing lagi di telinga kita. Praktik-praktik
kewirausahaan pun kini sudah dijalankan oleh orang-orang.
Secara sederhana, kewirausahaan dapat didefinisikan menjadi
kemampuan buat membentuk visi, inovasi dan melihat suatu
peluang pada masa yang akan datang. Konsep kewirausahaan
adalah kemampuan kreatif serta inovatif yang dijadikan dasar
buat membangun sesuatu yang baru dan berbeda melalui
berpikir kreatif serta bertindak inovatif buat membangun
peluang bisnis.
4.4 Ciri Orang Berjiwa Kewirausahaan
Apakah kamu ingin menjadi seseorang pengusaha? Jika
iya, apakah anda telah mempunyai satu ciri wirausaha berikut?
Nah, Meskipun bukan tolok ukur yang pasti buat mencapai
kesuksesan bisnis, Wirausaha yang anda miliki bisa
menghasilkan lebih siap buat berbisnis. Wirausaha adalah ciri
khas, kemampuan, serta pola pikir yang terkait menggunakan
pengusaha sukses. Sebagian orang memang bisa terlahir
menggunakan sifat ini, namun orang lain yang tak memilikinya
jua mampu mengembangkannya.
Ciri – ciri:
1. Berjiwa Optimis
Sikap Optimisme dapat digambarkan menjadi penekanan di
hal-hal positif serta secara emosional tahan terhadap hal-hal
negatif. Seorang pengusaha yang mengorganisir, mengelola,
dan menjalankan usaha kemungkinan akan menghadapi
banyak kemunduran berasal ketika ke saat. Oleh karena itu,
mereka wajib memiliki jiwa optimis, sehingga bisa melewati
masa-masa sulit. Menjadi optimis bisa membantu anda dalam
mengatasi aneka macam persoalan yang mungkin terjadi
“Manajemen Bisnis” 45
dalam usaha. Perilaku optimis pada diri kamu jua akan
mencegah adanya penurunan motivasi waktu menjalankan
usaha.
2. Punya Jiwa Pemimpin yang Baik
Ciri wirausaha yang berpotensi dapat sukses salah satunya
yaitu mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik. Ini sebab
ketika membangun bisnis, seorang pengusaha harus mampu
bertanggung jawab buat memimpin karyawan dan seluruh
orang yang terdapat pada perusahaannya. Kepemimpinan
ialah kemampuan buat memimpin orang lain. Seseorang
pemimpin yang efektif dilihat berasal kemampuannya pada
memobilisasi orang buat mencapai tujuan serta dianggap
menjadi pemimpin oleh para pengikutnya. Untuk dapat
menjadi pemimpin yang baik, anda wajib memiliki sikap
tanggung jawab, berani, bijaksana, tegas, adil, serta cerdas.
3. Punya Pikiran Positif
Untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses, anda jua
perlu memiliki pikiran yang positif. Nah, hal ini karena
pengusaha dituntut buat mengambil tindakan atau
keputusan di suatu perusahaan. Jadi, pikiran positif yang
dimiliki oleh seorang pengusaha sangatlah penting untuk
menghindari kesalahan pada saat mencari solusi. Dengan
pikiran yang positif ini, pengusaha juga bisa menumbuhkan
rasa berani dan selalu optimis dalam berwirausaha. Jadi,
seorang pengusaha bebas rasa takut waktu menjalankan
suatu bisnis.
4. Punya Percaya Diri Tinggi
Selain mempunyai rasa optimis, penting juga bagi seseorang
wirausahawan buat memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Menggunakan rasa percaya diri yang ada di dalam diri,
andapun mampu mencapai kesuksesan berwirausaha yg
diinginkan. Percaya diri yang dimaksud yakni merasa yakin
46 “Manajemen Bisnis”
atas segala tindakannya pada saat menjalankan bisnis atau
saat berbisnis. Jika anda mulai kehilangan rasa percaya diri,
cobalah buat mengingat ulang daftar keberhasilan yang telah
dilakukan sebelumnya itu apa saja. Dengan cara begitu, anda
akan termotivasi untuk bangkit kembali tanpa adanya
keraguan di benak anda.
5. Terbuka Terhadap Segala Hal
Perlu anda tau, bahwa dunia ini terus berjalan, termasuk pada
industri bisnis. Akan selalu terdapat perubahan yang menanti
sehingga anda perlu bersikap terbuka terhadap apapun.
Layaknya kehidupan, bisnis tidak bisa diprediksi. anda harus
siap dengan segala hal yang terdapat di masa mendatang.
Suka atau tidak suka, mau atau tak mau, engkau wajib bisa
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnis.
Salah satu perubahan nyata yang telah terjadi ketika ini ialah
peralihan bisnis konvensional menjadi usaha online.
6. Bersemangat Dalam Berbisnis
Ciri wirausaha berikutnya yang sebaiknya anda miliki ialah
selalu bersemangat. Karena apa? Karena dengan semangat,
anda akan lebih mudah pada membentuk dan menjalankan
usaha buat mencapai kesuksesan perusahaan yang
diinginkan. Supaya anda selalu bersemangat dalam
menjalankan usaha, cobalah cintai jenis perjuangan yang
anda jalankan. Jadi, jangan hanya berorientasi dengan
keuntungannya saja. Coba juga pikirkan hal-hal positif ihwal
mengapa kamu mendirikan usaha ini. Buatlah diri anda selalu
antusias setiap harinya. Jadi, rasa semangat dalam
menjalankan bisnis tak akan pernah pudar.
7. Punya Kreativitas
Penting jua bagi seorang pengusaha untuk memiliki jiwa
kreativitas. Kreativitas akan memunculkan ilham-inspirasi
asli yg membedakan perusahaan mereka dari yang lain. Jadi,
“Manajemen Bisnis” 47
peluang buat sukses lebih besar karena kreativitas
memungkinkan mereka sebagai lebih unggul dibanding
kompetitor. Nah, selain itu, kreativitas juga akan membawa
anda untuk menemukan cara memecahkan dilema dari lebih
dari satu sisi.
8. Berani merogoh Risiko
Seorang calon wirausahawan sukses wajib berani mengambil
risiko pada menjalani bisnisnya. Karena pada saat berbisnis,
akan ada berbagai risiko yang mungin ada. Mulai asal
kerugian, penipuan, kegagalan, serta kemungkinan jelek
lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan jiwa yang andal serta
penuh kenyamanan pada saat menghadapinya. Waktu
merogoh keputusan buat risiko tersebut, pengusaha juga
wajib berhati-hati serta tidak boleh gegabah. Karena biasanya,
semakin tinggi risiko yang wajib dihadapi, akan semakin
tinggi jua potensi laba yang akan dihasilkan.
9. Rasa Ingin memahami yang besar
Ciri wirausahawan selanjutnya ialah mempunyai rasa ingin
memahami yang besar. Ketika anda mempelajari bagaimana
segala sesuatu bekerja serta bagaimana melihat sesuatu dari
perspektif yang tidak sama, anda cenderung menjadi
bertanya-tanya dan ingin memahami. Nah, Keingintahuan
serta rasa bertanya-tanya ini akan memungkinkan anda
menemukan aneka macam solusi buat masalah bisnis, bahkan
sebelum hal itu terjadi. Jadi, jangan pernah meremehkan rasa
keingintahuan yang timbul pada benakmu karena bisa jadi itu
sebagai wawasan yang berharga.
10. Semangat Belajar
Bisnis baru seringkali kali tidak mempunyai staf di setiap
departemen karena memang kurangnya dana. Maka asal itu,
seorang wirausahawan perlu mengkaji segalanya mulai dari
akuntansi sampai pemasaran semenjak awal. Inilah
48 “Manajemen Bisnis”
pentingnya mempunyai semangat buat belajar.
Menggunakan demikian, pengusaha memiliki ilmu
pengetahuan yang luas serta lebih siap dalam menjalankan
bisnis. Pada dasarnya, janganlah merasa lelah untuk terus
mengkaji hal-hal baru yang berkaitan menggunakan usaha.
Jikapun kamu sudah menguasainya, coba perbarui dengan
menambah berita terkini lainnya supaya tidak tertinggal.
4.5 Sifat Kewirausahaan
Sifat-sifat seseorang wirausahawan ialah: memiliki sifat
keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme. Selalu
berusaha buat berprestasi, berorientasi pada untung, memiliki
ketekunan serta ketabahan, memiliki tekad yang kuat, senang
bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif. Wirausaha juga
artinya kemampuan dan kesiapan buat menyebarkan, mengatur,
serta menjalankan suatu badan usaha dengan segala
ketidakpastiannya buat memperoleh laba. Wirausaha secara
awam adalah aktivitas yang dilakukan seorang (wirausahawan)
yang mempunyai kemampuan dan hasrat buat mendirikan,
mengelola, serta berhasil dalam suatu perjuangan rintisan
(startup). Wirausahawan bisa pula diartikan menjadi seseorang
yang mengembangkan perusahaan inovasi beserta identifikasi
karakteristik peluangnya.
Sifat asal Wirausaha berasal aneka macam penelitian yang ada
ditemukan ada 19 sifat krusial wirausaha yang diperoleh asal
tujuh penelitian yang pernah dilakukan. Ke sembilan belas sifat
itu dikelompokkan menjadi enam sifat unggul (research
methodology workshop, 1977), menjadi berikut ini:
1. Percaya diri
Seseorang entrepreneur haruslah memiliki sifat percaya diri.
Ia wajib yakin serta optimistis bahwa usahanya akan maju
serta berkembang, tidak mengandalkan serta bergantung
orang lain atau keluarga. Seorang wirausaha harus bisa
bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang sedang
“Manajemen Bisnis” 49
dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang.
Tanggung jawab seseorang pengusaha tidak hanya pada
material, tetapi pula moral pada banyak sekali pihak.
2. Berorientasi pada insan
Sifat suka bergaul dengan orang lain berarti anda wajib
mampu berbagi serta memelihara korelasi baik menggunakan
banyak sekali pihak, baik yang berafiliasi eksklusif
menggunakan perjuangan yang dijalankan maupun tidak.
Komitmen buat melakukan sesuatu memang adalah
kewajiban buat segera ditepati serta direalisasikan. Menduga
saran serta kritik ialah dasar buat mencapai kemajuan. Saran
serta kritik yang masuk pada respon menggunakan baik buat
memperbaiki pelayanan pada pelanggan, proses usaha dan
efesiensi perusahaan.
3. Berorientasi hasil kerja
Ingin berprestasi, kemauan buat terus maju dan menyebarkan
usaha. Berorientasi laba, semua cara dan perjuangan yang
dilakukan wajib mendatangkan profit, karena bisnis tidak
akan bisa bertahan dan berkembang jika tidak terdapat profit.
Teguh, tekun serta kerja keras buat mendorong kemajuan
usahanya. Penuh semangat, serta penuh tenaga pada
melakukan semua aktivitas dengan semangat buat
keberhasilan.
4. Berorientasi masa depan
Terdiri dari sifat pandangan ke depan, ketajaman persepsi.
Buat itu menjadikan anda wajib memiliki visi serta tujuan
yang jelas. Hal ini berfungsi buat menebak kemana langkah
dan arah yang dituju sehingga bisa diketahui apa yang akan
dilakukan oleh pengusaha tadi beorientasi pada prestasi.
50 “Manajemen Bisnis”
4.6 Manfaat Kewirausahaan
Kewirausahaan mempunyai empat manfaat sosial yaitu
memperkuat pertumbuhan ekonomi, menaikkan produktivitas,
membangun teknologi, produk dan jasa baru, serta mengubah
dan meremajakan pasar.
Manfaat pertama
Pertumbuhan Ekonomi. Dengan kewirausahaan, bisa
membangun lowongan pekerjaan baru bagi warga, contohnya
dalam bidang elektro yang berdiri kurang asal lima tahun akan
lebih membangun pekerjaan daripada perusahaan yang telah
berdiri lebih dari 20 tahun. Dengan meningkatnya penciptaan
pekuang atau lapangan pekerjaan baru akan menaikkan
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Manfaat kedua
Produktivitas yaitu kemampuan buat membentuk lebih barang
serta jasa dengan tenaga kerja serta input lain yg lebih sedikit.
Fungsi wirausaha merupakan menjalankan aset organisasi buat
mendesain, menguji dan membuat produk baru.
Manfaat ketiga
Teknologi, Produk serta Jasa baru. Kewirausahaan memainkan
peran krusial dalam memajukan perubahan teknologi, produk
dan jasa inovatif. Contoh perjuangan inovatif yang dihasilkan
dari kewirausahaan contohnya: inovasi radio FM, mesin
fotocopy, bolpen serta lain-lain. Kewirausahaan jua menciptakan
revolusi industri di abad kedelapan belas, yaitu industri
penenunan kain dari kapas pada Inggris yg awalnya di impor
asal India. Sebab kapasitas mesin terbatas, maka kuantitas kain
yang didapatkan tidak maksimal. Proses yang panjang berasal
penenunan kain tersebut pada akhirnya membentuk suatu mesin
pintal yang menaikkan kapasitas produksi.
“Manajemen Bisnis” 51
Manfaat keempat
Perubahan Pasar. Menggunakan globalisasi akan membangun
pasar baru yang sebelumnya tak menerima perhatian asal
pengusaha lain. Contohnya pasar komputer yang awalnya
dikuasai sang IBM mendapat pesaing dari microsoft serta Apple.
Manfaat kelima
Dalam kewirausahaan tentunya anda akan menjadi bosnya serta
memperoleh penghasilan yang tidak pasti, dan bisa menghadapi
berbagai risiko kerugian.
4.7 Tujuan Kewirausahaan
Salah seseorang ahli di bidang kewirausahaan, Effendy
mengungkapkan tujuan wirausaha ialah melaksanakan proses
penciptaan kesejahteraan/atau nilai tambah, melalui penoleran
atau penetasan gagasan dengan memadukan asal daya dan
merealisasikan tersebut sebagai fenomena.
Menurut Josep Schumpeter
Tujuan wirausaha artinya mendobrak sistem ekonomi yang
terdapat menggunakan memperkenalkan barang serta jasa yang
baru, dengan membentuk bentuk organisasi baru atau memasak
bahan baku baru.
Menurut Ahmad Sanusi
Tujuan wirausaha ialah suatu nilai yang diwujudkan pada sikap
yang dijadikan asal daya, energi penggerak, tujuan, siasat, kiat,
proses, serta akibat usaha.
Menurut Richard Cantillon
Tujuan wirausaha adalah dapat mempertinggi sumber daya
ekonomi asal produktivitas rendah sebagai produktivitas tinggi.
Kewirausahaan artinya proses mengidentifikasi,
mengembangkan, serta membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tadi bisa berupa suatu wangsit inovatif, peluang, cara yang lebih
52 “Manajemen Bisnis”
baik pada menjalankan sesuatu. Dan yang akan terjadi di akhir
berasal dari proses tadi artinya penciptaan usaha baru yang di
bentuk pada syarat risiko atau ketidakpastian.
4.8 Penutup
Kewirausahaan ialah proses yang membawa individu
buat mengidentifikasi kesempatan baru serta menyesuaikannya
ke dalam produk serta jasa yang bisa dipasarkan. Wirausahawan
ialah seorang yang membangun usaha baru buat memperoleh
keuntungan dengan mengidentifikasi kesempatan dan
mengumpulkan sumber-asal yang diperlukan sebagai kapital.
Kewirausahaan artinya proses menciptakan sesuatu yang lain
menggunakan memakai ketika serta kegiatan disertai modal dan
resiko serta mendapatkan balas jasa serta kepuasan dan
kebebasan eksklusif. Kewirausahaan merupakan suatu sikap
mental, pandangan, wawasan dan pola pikir serta pola tindak
seorang terhadap tugas-tugas yang sebagai tanggungjawabnya
dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga
diartikan sebagai seluruh tindakan berasal seorang yang bisa
memberi nilai terhadap tugas serta tanggungjawabnya.
Kewirausahaan sosial ialah tindakan berinovasi dan mengenali
dilema sosial menggunakan memakai prinsip kewirausahaan.
Modal dasar yang dibutuhkan untuk sebagai wirausahawan
sosial merupakan lebih kepada komitmen buat membentuk
perubahan sosial sesuai tujuan mulia. Penguaha sosial harus
mempunyai trategi berdaarkan kekuatan sosial untuk
menyebarkan. Pengaruhnya, penggunaan media umum akan
membantu organisasi juga individu buat membuatkan
permaalahan yang dialami warga, untuk itu pengusaha sosial
serius di pengalaman yang di alami warga, sehingga sangat perlu
buat menjalin komunikasi dan membangun empati melalui
peritiwa yang dialami oleh masyarakat.
“Manajemen Bisnis” 53
54 “Manajemen Bisnis”
Bab 5
Manajemen Pemasaran
5.1. Pengertian Manajemen Pemasaran
Kotler (2000), secara umum pemasaran merupakan
sebuah dasar dalam menciptakan, menyerahkan, serta
memperkenalkan barang atau jasa kepada pihak perusahaan dan
konsumen. Menurut Indriyo Gitosudarmo (1999) pemasaran
mempunya suatu proses yaitu tentang bagaimana seorang
pengusaha dapat mempengaruhi konsumennya agar konsumen
tersebut menjadi tahu tentang produk yang akan ditawarkan,
setelah mengetahui konsumen menjadi senang membeli produk
yang ditawarkan dan akhirnya akan menjadi puas sehingga
konsumen tersebut akan membeli produk secara terus menerus
kepada perusahaan itu.
Pemasaran adalah kegiatan perekonomian yang akan
membantu untuk menciptakan suat nilai perekonomian. Dalan
menciptakan niali perekonomian memiliki beberapa faktor
penting yaitu produksi, pemasaran, dan konsumsi. Nilai
ekonomi dapat menentukan harga suatu barang dan jasa.
Para ahli memberikan beberapa definisi mengenai
pemasaran ini akan tetapi definisi tersebut berbeda antar para
ahlinya. Perbedaan definisi ini disebabkan para ahli karena
berbeda mengenai cara pandang dalam meninjau pemasaran.
Kegiatan pemasaran ini yaitu kegiatan pertukaran. Pertukaran
yang dilakukan yaitu kegiatan yang dimana sebuah perusahaan
berusaha untuk menawarkan barang dan jasa kepada sekian
“Manajemen Bisnis” 55
banyak kelompok orang dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan. Menurut Kotler & Keller (2009)
pemasaran dikatakan sebagai sebuah reaksi sosial maupun
administratif yang terkandung individu dan juga kelompok di
dalamnya, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan serta
keinginannya dengan membuat, melakukan penawaran, dan
melakukan pertukaran produk yang mempunyai nilai maupun
manfaat kepada individu yang lainnya. Konsep utama yang ada
pada pemasaran yaitu kebutuhan, keinginan, dan permintaan.
Dalam melakukan pertukan produk tersebut, terdapat
syarat-syarat yang tentunya harus dipenuhi yaitu:
1. Minimal terdapat 2 pihak atau kelompok atau 2 individu.
2. Setiap pihak yang bersangkutan haruslah memiliki sesuatu
yang bernilai sehingga dapat ditukarkan dengan milik pihak
lain.
3. Pihak yang bersangkutan harus bisa berkomunikasi dengan
jelas untuk menyampaikan yang akan dipertukarkan.
4. Pihak yang bersangkutan boleh menolak atau menerima yang
akan dipertukarkan.
5. Pihak yang bersangkutan harus percaya dengan pihak yang
lain agar dapat melakukan transaksi dengan tepat.
Proses pertukaran tersebut tentunya memerlukan banyak
waktu dan juga keahlian. Proses manajemen pemasaran akan
terjadi apabila salah satu pihak yang melakukan proses
pertukaran tersebut memiliki strategi untuk memperoleh
tanggapan dari pihak lain untuk memenuhi keinginannya.
Manajemen pemasaran merupakan suatu proses dalam
perencanaan serta pelaksanaan, penetapan harga, promosi, dan
juga sebagai penyalur barang dan jasa dalam proses pertukaran
yang dapat memuaskan setiap individu yang terlibat di dalam
prosesnya (Kotler & Keller, 2009).
56 “Manajemen Bisnis”
Penerapan manajemen pemasaran dapat dilakukan pada
berbagai macam bidang usaha. Terdapat beberapa fungsi
manajemen, diantaranya adalah penganalisa, perencanaan,
penerapan, dan pengawasan. Pada tahapan perencanaan
dilakukan untuk menentukan kelangsungan dan kesuksesan
terhadap pemasaran. Perencanaan adalah sebuah proses untuk
melihat perkembangan dan kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
dari pemasaran tersebut.
5.2. Konsep Pemasaran
Konsep dari pemasaran yakni sebuah gagasan
manajemen di bidang pemasaran dengan pendekatan kebutuhan
serta keinginan dari konsumen yang didukung dengan kegiatan
dari pemasaran secara terpadu dengan tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan sebagai kunci keberhasilan
perusahaan dengan memberikan kepuasan kepada konsumen.
Terdapat empat unsur yang ada pada konsep pemasaran.
Gambar berikut merupakan empat unsur yang ada pada konsep
dari pemasaran.
“Manajemen Bisnis” 57
kelemahan dari konsep pemasaran ini adalah memerlukan
adanya perubahan perspektif dari pimpinan perusahaan.
Dengan konsep pemasaran ini, perusahaan akan menetapkan
strategi yang paling cocok untuk diterapkan yang disesuaikan
dengan keinginan pelanggan, sehingga diharapkan akan
memberikan dampak kepada kepuasan pelanggan, sehingga
dapat memberikan pengaruh baik pada keuntungan perusahaan.
(Haryanto & Azizah, 2021).
Peran konsumen pada konsep pemasaran mendapatkan
tempat yang sangat penting. Perusahaan berusaha memenuhi
kepuasan konsumen agar perusahaan mendapat keuntungan
dengan cara membuat barang sesuai denga yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh konsumen. Menurut Sofjan (2019) Langkah awal
yang dibutuhkan dalam konsep pemasaran ini yaitu menentukan
apa yang menjadi kebutuhan aktual dan kebutuhan potensial
konsumen, sehinggga konsep pemasaran ini membutuhkan:
1. Menganalisis dan menemukan keinginan dari konsumen
serta perusahaan berusaha untuk dapat memenuhi keinginan
konsumen.
2. Merubah pola pikir dengan menerapkan “produk yang akan
dijual adalah yang dibuat” bukan “produk yang dibuat
adalah yang dijual”.
3. Berusaha dapat lebih mencintai konsumen bukan pada
produknya.
Adapun prinsip dasar yang digunakan pada konsep dari
pemasaran, yaitu:
1. Konsumen dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok
segmen pasar sesuai dengan kebutuhan dan juga keinginan
konsumen.
2. Dalam salah satu segmen pasar, konsumen akan
memprioritaskan penawaran dari perusahaan yang dinilai
58 “Manajemen Bisnis”
menawarkan kepuasan yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
3. Tugas dari perusahaan ialah melakukan riset/penelitian pasar
serta menetapkan pasar agar tepat sasaran dalam upaya
mengembangkan pasar dan program pasar dengan efektif
dan efisien untuk dapat menarik dan mempertahankan
konsumen.
Terdapat beberapa alasan mengenai diberlakukannya
konsep pemasaran, yaitu:
1. Mulai menurunnya penjualan
2. Melambatnya pertumbuhan produk
3. Berubahnya pola pembelian konsumen
4. Meningkatnya persaingan
5. Meningkatnya biaya penjualan
Tujuan utama dari perusahaan yakni dapat mencapai
tingkat keuntungan, pertumbuhan perusahaan maupun
peningkatan pasar yang sesuai dengan apa yang ditetapkan
dalam perencanaan. Tujuan perusahaan dalam konsep
pemasaran ini dikatakan tercapai ketika konsumen terpuaskan.
Kepuasan dari konsumen ini didapatkan setelah keinginan dan
kebutuhan konsumen sudah terpenuhi. Adapun yang menjadi
alasan dalam penggunaan konsep dari pemasaran ini ialah upaya
merubah pandangan dari pandangan manajemen pemasaran
yang terbukti tidak berhasil dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi, yang disebabkan oleh
perubahan pasar. Perubahan tersebut terjadi karena jumlah
penduduk yang bertambah, perubahan daya beli konsumen,
berkembangnya teknologi, serta adanya perubahan faktor
lingkungan pasar lainnya.
“Manajemen Bisnis” 59
5.3. Lingkup Manajemen Pemasaran
Sofjan (2019) menyatakan bahwa manajemen pemasaran
secara umum memiliki lingkup sebagai berikut:
a. Cakupan perspektif manajemen pemasaran meliputi proses
dan konsep pemasaran serta tugas dari manajemen
pemasaran.
b. Faktor yang sulit dikendalikan oleh manajemen perusahaan
yakni faktor lingkungan dari pemasaran.
c. Karakteristik dari analisis pasar, diantaranya adalah
karakteristik dari setiap jenis pasar, analisis persaingan,
analisis produk, analisis konsumen, serta analisis dari
peluang pasar.
d. Memilih target/sasaran dari pasar, termasuk ukuran dari
pasar dari konsumen, perilaku pada konsumen, untuk
segmentasi dari pasar serta kriteria yang dipakai,
memperkirakan potensi pasar sasaran dan menentukan
cakupan pasar/wilayahnya.
e. Rencana pemasaran di perusahaan meliputi rencana
pemasaran strategis jangka panjang pemasaran perusahaan
(rencana bisnis pemasaran), rencana pemasaran operasional,
penyusunan untuk anggaran dari pemasaran dan
penyusunan proses perencanaan dari pemasaran kegiatan
perusahaan.
f. Strategi dan kebijakan dari pemasaran yang terpadu,
meliputi pemilihan berbagai strategi dari berorientasi pasar,
merumuskan strategi bauran dari pemasaran, lalu
merumuskan kebijakan dan strategi strategi dan pola strategi
pemasaran yang terpadu.
g. Strategi dalam produk, termasuk taktik dari pengembangan
serta peningkatan produk, suatu taktik produk pendatang
baru, serta taktik lini produk.
60 “Manajemen Bisnis”
h. Kebijakan serta taktik penetapan harga, meliputi taktiki
penetapan harga, taktik diskon, taktik dengan syarat
pembayaran, dan Taktik dasar untuk penentuan harga.
i. Kebijakan serta taktik distribusi, termasuk taktik saluran
distribusi dan taktik logistik.
j. Kebijakan dan taktik periklanan, termasuk taktik periklanan,
taktik promosi, taktik penjualan pribadi, dan taktik
komunikasi periklanan dan pemasaran.
k. Organisasi bidang pemasaran, yang meliputi maksud dan
tujuan perusahaan di bidang pemasaran, struktur organisasi
pemasaran, serta proses dan perilaku lingkungan organisasi
pemasaran.
l. Sistem informasi pemasaran, meliputi bidang informasi
pemasaran, riset pasar, pengelolaan dan penyusunan sistem
informasi pemasaran.
m. Manajemen pemasaran, meliputi analisis dan evaluasi
kegiatan pemasaran untuk periode (tahun) dan periode
operasi jangka pendek.
n. Manajemen penjualan, termasuk manajemen tenaga
penjualan, manajemen wilayah penjualan, dan persiapan
rencana dan anggaran penjualan.
o. Pemasaran internasional meliputi pemasaran ekspor, model
pemasaran internasional dan pemasaran multinasional.
5.4. Fungsi Manajemen Pemasaran
Pada fungsi manajemen pemasaran terdapat kegiatan
analisis yang dimana analisis tersebut digunakan untuk
mengetahui lingkungan dan pasarnya, sehingga dapat
mengetahui besarmya peluang untuk menguasai pasar dan
besarnya ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan.
“Manajemen Bisnis” 61
Gambar 5.2. Fungsi Manajemen Pemasaran
Sumber: Kottler, 2000
Deliyanti (2012) menyatakan bahwa, fungsi manajemen
pemasaran dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Fungsi Pertukaran
Dengan melakukan pemasaran pembeli mempunyai daya
tarik untuk membeli produk dari perusahaan yang menjuan
produk dengan menukar produk dengan uang atau
pertukanan menggunakan barang lagi.
2. Fungsi Disribusi Fisik
Distribusi fisik ini dilakukan dengan mengangkut dan
menyimpan produk. Produk yang diangkut dari perusahaan
mendekati kebutuhan konsumen melalui air, darat, dan
udara.
3. Fungsi Perantara
Penyampaian produk dari perusahaan kepada konsumen
melalui perantara pemasarn yang dihubungkan dengan
aktivitas pertukan dan distribusi fisik.
62 “Manajemen Bisnis”
Berdasarkan fungsinya terdapat beberapa jenis
permintaan beserta dengan tugas-tugas manajemen pemasaran
unuk menghadapi permintaan tersebut. Dibawah ini adalah jenis
permintaan beserta tugas-tugasnya.
1. Permintaan negatif
Permintaan negatif adalah pasar tidak menyukai produk
tersebut dan banyak orang yang bersedia mengeluarkan uang
untuk menghindari produk tersebut. Tugas dari pemasaran
untuk kondisi tersebut yaitu menganalisa pasar tersebut
mengapa tidak menyukai produk dan melakukan
perancangan ulang terkait dengan produk, harga, promosi,
dan perilaku pasar.
2. Permintaan tidak bermanfaat
Permintaan tidak bermanfaat adalah produk-produk yang
tidak memiliki manfaat akan mendatangkan usaha yang
terstruktur untuk mengurangi pemakaiannya. Tugas dari
pemasaran untuk kondisi tersebut yaitu merangkul orang-
orang yang menyukai produk-produk yang tidak memiliki
manfaat agar produk tersebut berkurang dan dapat
menghentikannya.
3. Permintaan penuh
Permintan penuh adalah di mana perusahaan mengalami
kepuasan dengan volume bisnis yang telah mereka tentukan.
Tugas dari pemasaran untuk kondisi tersebut yaitu
mempertahankan permintaan dan peningkatan persaingan.
4. Permintaan menurun
Permintaan menurun adalah perusahaan cepat atau lambat
pasti akan mengalami penurunan pada permintaan
produknya baik itu penurunan pada satu produk atau bahkan
lebih dari satu produk. Tugas dari pemasaran untuk kondisi
tersebut yaitu melakukan pemasaran ulang menggunakan
“Manajemen Bisnis” 63
cara yang lebih kreatif untuk mengembalikan arah
penurunan pada permintaan.
5. Permintaan persaingan
Permintaan persaingan adalah dimana perusahaan tersebut
mengalami permintaan produk yang lebih tinggi daripada
yang didapatkan. Tugas dari pemasaran untuk kondisi
tersebut yaitu mencari cara agar mengurangi produk tersebut
untuk sementara waktu atau bisa disebut dengan demarketing.
Demarketing terdapat dua jenis yaitu general demarketing dan
selective demarketing. General demarketing adalah usaha untuk
mengurangi keseluruhan permintaan seperti pengurangan
promosi, pelayanan, dan peningkatan harga, sedangkan
selective demarketing adalah usaha untuk mengirangi
permintaan berdarankan pasar yang tidak menguntungkan.
6. Permintaan nol
Permintaan nol adalah sasaran konsumen yang tidak tertarik
atau tidak sadar dengan adanya produk tersebut. Tugas dari
pemasaran untuk kondisi tersebut yaitu melakukan promosi
dengan cara mengkaitkan manfaat produk tersebut dengan
kebutuhan dan minat dari konsumen.
7. Permintaan tidak teratur
Permintaan tidak teratur adalah permintaan yang sering kali
dapat berubah-rubah atau bisa juga disebut musiman,
dimana permintaan bisa berubah setiap harinya atau bahkan
dalam hitungan bisa berubah, sehingga dapat menimbulkan
permasalah seperti kekurangan kapasitan atau kelebihan
kapasitas. Tugas dari pemasaran untuk kondisi tersebut yaitu
mengubah pola permintaan melalui penetapan harga,
promosi, dan insentif atau bisa juga disebut synchromarketing.
64 “Manajemen Bisnis”
8. Permintaan laten
Permintaan laten adalah konsumen dalam jumlah yang
banyak memiliki kebutuhan yang kuat akan tetapi tidak puas
dengan produk yang ada. Tugas dari pemasaran untuk
kondisi tersebut yaitu dengan mengembangkan produk
tersebut agar dapat memuaskan permintaan konsumen
tersebut dan menganalisis jumlah pasar potensial.
Perusahan atau organisasi nonlaba memiliki beberapa
jenjang manajerial, masing-masing jenjang memiliki peran
pemasaran yang berbeda-beda. Pemasaran membutuhkan peran
jenjang yang berbeda pada suatu perusahaan. Terdapat tiga
jenjang manajerial pemasaran, yaitu:
1. Pemasaran Korporat (Corporate Marketing)
Peran pemasaran korporat (corporate marketing) sebagai
berikut:
a. Melakukan orientasi kepada konsumen dengan
mengutamakan pandangan dari konsumen tersebut.
b. Mengestimasi daya tarik pasar dengan menganalisis
kebutuhan konsumen, memperkirakan efektivitas
kompetitif yang potensial, dan penawaran yang
kompetitif potensial untuk perusahaan.
c. Mengembangkan nilai perusahaan sebgai kebutuhan
kosnsumen dan menjabarkan seluruh perusahaan dan
pasarnya.
2. Unit Bisnis Strategis
Pemasaran ini disebut dengan pemasaran strategis, peran
jenjang ini sebagai berikut:
a. Menentukan bagaimana persaingan bisnis tertentu
dengan cara melakukan analisis pada pesaing dan
sumber perusahan dengan cermat.
“Manajemen Bisnis” 65
b. Memutuskan bagaimana dan kapan cara melakukan
jalinan kerja sama dengan perusahaan lain.
3. Jenjang Operasional atau Fungsional
Jenjang ini merupakan jenjang peringkat terbawah yang
disebut dengan manajemen pemasarn. Peran pemasaran
jenjang operasiona atau fungsional sebagai berikut:
a. Merumuskan dan melakasanakan program berdasakan
bauran pemasaran. Bauran pemasan terdiri dari produk
(product), harga (price), tempat (place), dan promosi
(promotion). Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai
bauran pemasaran.
1) Produk (product) merupakan keseluruhan rancangan
produk atau prose yang memiliki sejumlah nilai yang
diberikan kepada konsumen.
2) Harga (Price) yaitu sejumlah yang harus dibayarkan
oleh konsumen dalam memperoleh dari produk
tersebut.
3) Tempat (Place) merupakan sebuah tempat perusahaan
melakukan kegiatan pemasaran.
4) Promosi (Promotion) merupakan aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan dalam menghantarkan
manfaat produk kepada konsumen guna
mempengaruhi konsumen agar memiliki daya tarik
untuk membeli produk tersebut yang sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Pengelolaan hubungan harmonis antara konsumen
dan penyedia.
66 “Manajemen Bisnis”
5.5. Strategi Manajemen Pemasaran
Strategi manajemen pemasaran dasarnya merupakan
suatu rencana yang menyeluruh, menyatu, dan terpadu di
bidangnya yang akan memberikan pantuan mengenai kegiatan
dijalankan oleh perusahaan untuk mecapai tujuan pemasaran.
Taktik pemasaran merupakan rangkaian sasaran dan tujuan,
aturan, dan kebijakan yang memberikan arah pemsaran
perusahaan dari waktu ke waktu. Dalam menentukan taktik
pemasaran harus didasari analisis bidang lingkungan juga
internal perusahaan dengan analisis SWOT suatu perusahaan.
Dari hasil evaluasi atau penilaian digunakan analisis SWOT.
Hasil dari evaluasi ini digunakan untuk penentuan strategi yang
akan digunakan oleh perusahaan.
Dalam penetapan strategi yang akan dijalankan oleh
perusahaan, perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu
kondisi pasar beserta posisi pasar. Dengan mengetahui keaadan
di pasar serta situasi di pasar dari produknya, sementara
perusahaan baru dapat menentukan sasaran dan tujuan apa yang
diharapkan dan kegiatan apa saja dilakukan dalam mencapai
suatu tujuan serta sasaran pemasaran. Strategi manajemen
pemasaran melekat pada tahapan kelima proses dalam
pemasaran dimana strategi manajemen pemasaran ini
merupakan komponen dari perencanaan pemasaran.
Terdapat 6 tahap dari proses pemasaran (Sofjan, 2019)
yaitu:
1. Tahapan awal yang dilakukan yaitu menganalisis
peluang/kesempatan pada pasar yang akan dimanfaatkan
perusahaan agar tujuannya dapat tercapai. Pada tahap ini
juga harus diseleksi dan dipertimbangkan untuk pemilihan
yang cocok dengan suatu tujuan dari perusahaan.
2. Tahapan kedua adalah dengan melakukan
pemilihan/penetapan target pasar, juga dikendalikan
perusahaan. Perusahaan susah dalam mengendalikan
“Manajemen Bisnis” 67
seluruh pasar yang telah ada, karena keadaan dari pasar
memiliki kelompok pengguna yang berbeda-beda, baik dari
keinginan, kebutuhan, reaksi, dan kebiasaanya pun berbeda.
Untuk melayani keinginan dan kebutuhan kosumen
pasarnya harus sesuai dengang kemampuan perusahaan,
maka dari itu perusahaan harus memastikan segmen pasar
mana yang akan dilayani.
3. Tahapan ketiga adalah penetapan strategi dengan
meningkatkan posisi di dalam suatu persaingan dari target
pasar yang akan dilayani. Dari tahap ini perusahaan
hendaknya memiliki pandangan tentang produknya nanti
jiuka ditawarkan kepada terget pasar. Perusahaan harus
menentukan produk yang akan masuk kedalam product mix
dengan kemudian akan diberikan penawaran kepada target
pasar yang sesuai dari kebutuhan target pasar yang telah
ditentukan oleh perusahaan. Akan tetapi, perusahaan harus
berjaga-jaga dengan para pesaing. Setelah mengetahui posisi
produk dari pesaing, perusahaan harus mengambil dan
memilih diantaranya satu keputusan dibawah ini, yaitu:
1. Memilih suatu produk yang mirip dengan perusahaan
pesaing dan bersaing mendapatkan konsumen dengan
memiliki daya tarik dan ingin membeli produk itu.
2. Memilih suatu produk lain yang tidak ada dipasaran.
Alternatif keputusan ini, suatu perusahaan bisa menjadi
seorang leader, karena tidak ada perusahaan pesaing.
Terdapat 9 strategi yang dilakukan dalam menghadapi
perusahaan pesaing melalui diferensiasi harga/mutu, yaitu
a. Kualitas yang tinggi dan harga yang tinggi, disebut
Strategi Premium.
b. Kualitas yang tinggi dan harga yang menengah, disebut
Strategi Penetrasi.
68 “Manajemen Bisnis”
c. Kualitas yang tinggi harga yang rendah, disebut Strategi
Superbargain.
d. Kualitas yang menengah dan harga yang tinggi, disebut
Strategi Overpricing.
e. Kualitas yang menengah dan harga yang menegah,
disebut Strategi Kualitas.
f. Kualitas yang menengah dan harga yang rendah, disebut
Strategi Bargain.
g. Kualitas yang rendah dan harga yang tinggi, disebut
Strategi Pukul.
h. Kualitas yang rendah dan harga yang menengah, disebut
Strategi Barang Tiruan.
i. Kualitas yang rendah dan harga yang rendah, disebut
Strategi Barang Murah.
4. Tahapan keempat adalah mengembangkan sistem pemasaran
maksudnya adalah tugas untuk mengembangkan organisasi
pemasaran, sistem perencanaan, sistem informasi pemasaran,
dan pengendalian pemasaran yang akan membantu untuk
mencapai tujuan perusahaan.
5. Tahapan kelima adalah mengembangkan rencana
pemasaran. Pengembangan ini harus dilakukan dikarenakan
keberhasilan perusahaan ada pada kualitas rencana
pemasaran dalam jangka waktu yang panjang dan jangka
waktu yang pendek untuk mengarahkan kegiatan dalam
mencapai sasaran pasar. Rencana pasar ialah pondasi dalam
pembuatan perencanaan kegiatan suatu perusahaan dalam
bidang yang lain. Rencana pemasaran biasanya disebut
dengan alat koordinasi perusahaan.Terdapat tiga komponen
rencana pemasaran yaitu:
1. Analisis situasi pasar adalah menganalisis tren pada saat
ini yang berhubungan dengan keaadaan pasar
“Manajemen Bisnis” 69
seluruhnya, penyalur, pemasok, konsumen, dan pesaing
serta menganalisi ancaman maupun kesempatannya.
2. Tujuan dan Sasaran Pemasaran yakni menentukan
sasaran dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
yang dapat dinotasikan dalam satuan yang bisa terukur.
Tujuan dan sasaran pemasaran dibagi kedalam bagian
tujuan dan sasaran dari penentuan harga,
distribusi/penyaluran, penjualan, promosi, dan
pengembangan produk.
3. Strategi pemasaran harus disusun berdasarkan situasi
serta kondisi pasar juga lingkungan, sehingga strategi
tersebut bisa berjalan lebih efektif dan realistis dalam
mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
6. Tahapan keenam ialah penerapan dan pelaksanaan rencana
pemasaran yang telah disusun oleh perusahaan dan cara
pengendaliannya. Pelaksanaan dan penerapan rencana harus
disesuaikan dengan distuasi dan kondisi, sehingga harus
memiliki taktik yang lebih unggul, karena keberhasilan taktik
akan berbeda diantara salah satu waktu yang dibanding
dengan waktu lainnya dan berbeda juga antara wilayah yang
satu serta wilayah pemasaran yang lain.
70 “Manajemen Bisnis”
Bab 6
Manajemen Bisnis
Internasional
6.1 Pengantar Bisnis Internasional
Istilah bisnis internasional berasal dari istilah "pemasaran
internasional". Bisnis internasional melibatkan transaksi
melintasi batas-batas negara. Transaksi yang dimaksud termasuk
transfer barang, jasa, teknologi, pengetahuan manajerial dan
modal ke negara lain. Bisnis internasional telah menjadi
visibilitas dan kepentingan yang semakin besar dari tahun ke
tahun karena semakin meningkatnya dinamika perdagangan
internasional.
Perdagangan adalah konsep pertukaran barang dan jasa
antara dua atau lebih orang atau kelompok. Jika dikaitkan
dengan konsep internasional, maka konsep perdagangan yang
terjadi adalah pertukaran antara orang atau entitas di dua atau
lebih negara yang berbeda. Sedangkan perdagangan
internasional merupakan bagian dari proses pemasaran secara
keseluruhan, yang berarti mengacu pada aktivitas pemasaran
yang dilakukan oleh pemasar di lebih dari satu negara dan
aktivitas perdagangan dilakukan melintasi batas-batas negara.
Pada perdagangan internasional terjadi pembatasan yang
dikenakan pada negara dalam hal impor dan ekspor baik barang
maupun jasa dengan tujuan menjaga produk nasionalnya.
Pembatasan yang dimaksud dapat berupa:
“Manajemen Bisnis” 71
1. Pengenaan Tarif & Bea Masuk. Tarif ini dipungut atas impor
maupun ekspor barang dan atau jasa.
2. Pembatasan Kualitas. Pembatasan ini diberlakukan untuk
melindungi industri nasional dari persaingan dari komoditas
dari negara lain.
3. Pengendalian pertukaran dan pengendalian kuantitatif
biasanya dilakukan bersamaan dengan pemberian lisensi
impor.
4. Terbentuknya berbagai sistem hukum yang mengatur
aktivitas perdagangan internasional agar tetap dalam jalur
yang tidak melanggar hukum dagang yang berlaku di
sebuah negara.
5. Sistem moneter. Sistem yang mengatur nilai tukar yang
penetapannya didasarkan kepada aturan yang ditetapkan
oleh Dana Moneter Internasional. Beberapa negara
mengikuti beberapa ketentuan tarif, di mana tarif yang
berbeda berlaku untuk transaksi yang berbeda.
6. Pertimbangan Pasar. Pertimbangan pasar berkaitan dengan
dilakukannya analisis terhadap pola permintaan, saluran
distribusi, metode promosi yang akan digunakan yang
disesuaikan dengan kondisi pasar yang akan dimasuki.
7. Prosedur dan dokumentasi. Adanya kondisi dan situasi
perdagangan yang berbeda di setiap negara menyebabkan
muncul tata cara melakukan perdagangan serta persyaratan
dokumentasi perdagangan yang berbeda di setiap negara
baik untuk impor maupun ekspor barang dan atau jasa.
6.2 Teori Bisnis Internasional
Bisnis internasional memiliki empat teori pendukung,
yaitu:
1. Theories of Trade Mercantilism
2. Theories of Absolute Advantage (Adam Smith)
72 “Manajemen Bisnis”
3. Theory of comparative advantage (Ricardo)
4. Endowment Factor/Proportion Factor Theory
5. Product Life Cycle Theory
6. Porter’s National Competitive Advantage Theory
Secara singkat, teori-teori tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut.
1. Theories of Trade Mercantilism
Teori ini dikembangkan pada abad keenam belas.
Merkantilisme adalah salah satu upaya ilmiah paling awal
yang dibentuk untuk mengembangkan teori ekonomi. Teori
ini menyatakan bahwa kekayaan suatu negara ditentukan oleh
jumlah emas dan perak yang dimilikinya. Dalam pengertian
yang paling sederhana, teori merkantilis percaya bahwa suatu
negara harus meningkatkan kepemilikan emasnya dan perak
dengan lebih banyak melakukan ekspor dan mencegah
terjadinya impor. Jika orang-orang di sebuah negara membeli
lebih banyak dari (ekspor) daripada yang mereka jual (impor),
maka mereka harus membayar selisihnya emas dan perak. Hal
ini dilakukan dengan tujuan agar masing-masing negara
memiliki surplus perdagangan, atau sebuah situasi nilai
ekspor lebih besar dari nilai impor; dan untuk menghindari
defisit perdagangan, atau situasi di mana nilai nilai impor
lebih besar dari nilai ekspor.
2. Theories of Absolute Advantage (Adam Smith)
Teori ini menyatakan bahwa kemakmuran suatu negara tidak
bisa dinilai dari seberapa banyak emas dan perak yang
dimilikinya, melainkan dinilai berdasarkan standar hidup
rakyatnya.
Smith juga berpendapat bahwa perdagangan antar negara
tidak boleh diatur atau dibatasi oleh intervensi pemerintah.
Dia menyatakan bahwa perdagangan harus mengalir secara
“Manajemen Bisnis” 73
alami sesuai dengan kekuatan pasar. Selain itu, Smith berteori
bahwa spesialisasi atau kekhususan negara akan
menghasilkan efisiensi produksi. Contoh, jika Negara A dapat
menghasilkan barang yang lebih murah atau lebih cepat (atau
keduanya) daripada Negara B, maka Negara A memiliki
keuntungan dan dapat fokus pada spesialisasi dalam
memproduksi barang tersebut. Demikian pula sebaliknya, jika
Negara B lebih baik dalam memproduksi barang lain, negara
itu juga dapat fokus pada spesialisasi.
3. Theory of comparative advantage (Ricardo)
Teori ini diungkapkan oleh David Ricardo, seorang ekonom
Inggris, pada tahun 1817. Ricardo menyatakan jika Negara A
memiliki keunggulan absolut dalam produksi kedua produk,
spesialisasi dan perdagangan masih bisa terjadi antara dua
negara. Tantangan menuju keunggulan absolut
Teorinya adalah bahwa beberapa negara mungkin lebih baik
dalam memproduksi kedua barang dan, oleh karena itu,
memiliki keuntungan yang lebih besar. Sebaliknya, negara
lain mungkin tidak memiliki keunggulan absolut yang sama.
Hal ini menyebabkan timbulnya sebuah kondisi yang disebut
dengan keunggulan komparatif yitu sebuat kondisi yang
terjadi ketika suatu negara menghasilkan produk yang lebih
unggul daripada negara lain. Keunggulan komparatif
berfokus pada perbedaan produktivitas relatif, sedangkan
keunggulan absolut melihat pada produktivitas absolut.
Contoh untuk menggambarkan perbedaan antara
keunggulan absolut dan keunggulan komparatif adalah
sebagai berikut. Bonge adalah seorang penyanyi yang
mengenakan biaya Rp. 5000 per jam untuk jasanya. Bonge
juga bisa bermain gitar lebih mahir daripada Gitaris yang ada
di dalam band nya yang biasa menerima bayaran sebesar Rp.
500 per jam. Meskipun Bonge jelas memiliki keunggulan
absolut di kedua keahlian tersebut, namun haruskah dia
74 “Manajemen Bisnis”
melakukan kedua pekerjaan itu? Jawabannya Tidak. Jika
Bonge memutuskan untuk bermain keyboard, dia akan
kehilangan Rp. 4500 pendapatan per jam yang bisa dia
peroleh melalui bernyanyi. Produktivitas dan pendapatannya
akan tertinggi jika dia memutuskan
untuk bernyanyi dalam band dan menyewa gitaris yang
terampil untuk mengiringinya bernyanyi. Jika Bonge dan
gitarisnya memutuskan untuk melakukan tugas mereka
masing-masing di dalam band, maka mereka akan
mendapatkan lebih banyak sebagai sebuah tim. Ini adalah
keunggulan komparatif. Oleh karena itu, sebaiknya seseorang
atau negara bisa lebih mengkhususkan diri dalam melakukan
apa yang mereka lakukan relatif lebih baik daripada yang
lain.
4. Endowment Factor/Proportion Factor Theory
Teori Hecksher-Ohlin tentang factor endowment dalam
perdagangan internasional digunakan untuk menentukan
perbandingan keuntungan dari berbagai negara. Menurut
teori ini, suatu negara akan memiliki keunggulan komparatif
yang baik sebagai akibat negara tersebut memiliki faktor-
faktor anugerah alamiah dengan berlimpah. Faktor anugerah
pada dasarnya adalah faktor dari produksi yang digunakan
oleh perekonomian untuk menghasilkan produk. Kelimpahan
sumber daya ini sering menyebabkan sebuah negara menjadi
negara yang makmur dan kaya.
5. Product Life Cycle Theory
Teori siklus hidup produk dikembangkan oleh seorang
professor Harvard Business School yang bernama Raymond
Vernon. Teori yang berasal dari bidang pemasaran ini
menyatakan bahwa siklus hidup produk memiliki tiga
perbedaan tahapan, yaitu (1) produk baru, (2) produk yang
matang, dan (3) produk terstandarisasi. Teori ini
“Manajemen Bisnis” 75
mengasumsikan bahwa produksi produk baru akan terjadi
sepenuhnya di negara asal inovasinya.
6. Porter’s National Competitive Advantage Theory
Pada sekitar tahun 1990, dalam teori evolusi perdagangan
internasional berkelanjutan, disebutkan bahwa Michael Porter
dari Harvard Business School mengembangkan sebuah model
yang menjelaskan keunggulan bersaing nasional. Teori Porter
menyatakan bahwa daya saing bangsa dalam suatu industri
bergantung pada kapasitas industri tersebut untuk berinovasi
dan berkembang. Pendapat ini disebut juga dengan
pendekatan diamond. Pendekatan ini berfokus untuk
menjelaskan mengapa beberapa negara lebih kompetitif pada
industri tertentu. Untuk menjelaskan teorinya, Porter
mengidentifikasi empat faktor penentu yang saling berkaitan.
Empat faktor penentu tersebut adalah (1) sumber daya dan
kemampuan pasar lokal, (2) kondisi permintaan pasar lokal, (3)
pemasok lokal dan industri pelengkap, dan (4) karakteristik
perusahaan lokal.
76 “Manajemen Bisnis”
a. Sumber daya dan kemampuan pasar lokal.
Sumber daya suatu negara, seperti ketersediaan sumber
daya alam dan tenaga kerja merupakan faktor kunci
dalam menentukan pilihan produk yang akan diimpor
atau diekspor suatu negara. Porter juga menambahkan
beberapa factor baru yang dikategorikan sebagai faktor-
faktor lanjutan, yaitu tenaga kerja terampil, investasi di
bidang pendidikan, teknologi, dan infrastruktur. Porter
menganggap faktor-faktor canggih ini merupakan
faktor pendukung keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan untuk sebuah negara.
b. Kondisi permintaan pasar lokal
Porter menyakini bahwa pasar lokal yang canggih
sangat penting untuk memastikan dapat terjadinya
inovasi yang berkelanjutan, sehingga tercipta
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Perusahaan
yang memiliki pasar domestik yang canggih dan
menjadi trendsetter, akan menuntut tersedianya
kekuatan inovasi dan pengembangan produk dan
teknologi baru yang berkelanjutan.
c. Pemasok lokal dan industri pelengkap
Agar tetap kompetitif, perusahaan global besar
diuntungkan dengan memiliki industri pendukung
yang kuat dan efisien untuk menyediakan input yang
dibutuhkan oleh industri.
d. Karakteristik perusahaan lokal
Karakteristik perusahaan lokal meliputi strategi
perusahaan, struktur industri, dan persaingan industri.
Strategi lokal mempengaruhi daya saing perusahaan.
Tingkat persaingan yang sehat antara perusahaan lokal
akan memacu inovasi dan daya saing.
“Manajemen Bisnis” 77
Selain empat faktor pada pendekatan diamond yang telah
dijelaskan di atas, Porter juga mencatat bahwa
pemerintah dan kesempatan berperan dalam
meningkatkan daya saing industri nasional. Pemerintah
dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan
seluruh industri membuat kebijakan yang tepat.
6.3 Lingkungan Bisnis Internasional
Ada banyak jenis lingkungan bisnis, namun lingkungan
politik, budaya, dan lingkungan ekonomi adalah yang faktor
lingkungan bisnis yang utama. Faktor - faktor ini mempengaruhi
proses pengambilan keputusan bisnis perusahaan internasional.
Lingkungan politik suatu negara mempengaruhi aspek
hukum dan aturan pemerintah yang harus ditaati perusahaan
asing yang akan melakukan bisnis di negara itu. Ada aturan
hukum yang pasti sehingga perusahaan asing yang beroperasi di
wilayah tertentu negara harus mematuhi hukum negara selama
beroperasi di sana. Faktor ekonomi memberikan dampak besar
pada bisnis perusahaan internasional. Lingkungan ekonomi
termasuk faktor yang bisa menjadi daya tarik suatu negara untuk
memikat investor internasional.
Lingkungan budaya termasuk pendidikan, agama,
keluarga, dan sistem sosial dalam system pemasaran.
Pengetahuan tentang budaya asing penting bagi perusahaan
internasional. Pemasar yang mengabaikan perbedaan budaya
berisiko mengalami kegagalan.
6.4 Persaingan Global
Institut Internasional untuk Pengembangan Manajemen
mendefinisikan daya saing sebagai pengetahuan di bidang
ekonomi yang menganalisis fakta dan kebijakan yang
membentuk kemampuan suatu bangsa untuk menciptakan dan
memelihara lingkungan yang memberikan nilai lebih bagi
perusahaannya dan kemakmuran bagi orang-orangnya
78 “Manajemen Bisnis”
(Satyabama, 2017). Sedangkan World Economic Forum
mendefinisikan daya saing global sebagai kemampuan suatu
negara untuk mencapai keberlanjutan tingkat pertumbuhan
produk domestik bruto (PDB) per kapita yang tinggi (Wisma).
Perusahaan yang melakukan bisnis internasional wajib
mematuhi aturan dan peraturan yang dibentuk oleh pemerintah.
Pemerintah memainkan peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan daya saing. Pemerintah harus mempromosikan
perdagangan dengan menentukan sistem dan prosedur.
Pemerintah harus lebih responsif dalam, mengurangi birokrasi.
Faktor-faktor yang memengaruhi persaingan global diantaranya:
“Manajemen Bisnis” 79
Meningkatkan kapasitas UKM untuk menjadi pemasok dan
eksportir yang semakin produktif.
6.5 Cara Masuk Dalam Perdagangan Internasional
Keuntungan jangka panjang dari melakukan bisnis
internasional di negara tertentu bergantung pada hal-hal factor
ukuran pasar secara demografis, daya beli konsumen di pasar
tersebut, dan sifat persaingan. Dengan mempertimbangkan
faktor-faktor yang disebutkan di atas, perusahaan dapat
membuat urutan peringkat negara dalam hal daya tarik dan
profitabilitas. Waktu masuk ke suatu negara merupakan faktor
yang sangat penting (Ward, Fox, Grieg-Gran, & Lort-Phillips,
2004). Jika sebuah perusahaan memasuki pasar lebih awal
dibandingkan perusahaan lain, maka perusahaan pendahulu
tersebut dapat dengan cepat mengembangkan basis pelanggan
yang kuat untuk produknya.
Ada tujuh mode utama memasuki pasar internasional.
Dalam bagian ini, akan dibahas masing-masing mode serta
mendiskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap mode.
Berbagai metode masuk pasar terbuka untuk perusahaan
di negara tertentu adalah:
Turnkey Project
“Manajemen Bisnis” 81
3. Waralaba
Dalam mode ini, sebuah perusahaan independen yang disebut
franchisee melakukan bisnis dengan menggunakan nama
perusahaan lain yang disebut franchisor. Dalam waralaba,
penerima waralaba harus membayar biaya atau sebagian kecil
dari keuntungan kepada pemilik waralaba. Franchisor
menyediakan merek dagang, proses operasi, reputasi produk
dan pemasaran, SDM dan dukungan operasional kepada
franchisee.
franchisor
memahami budaya pasar, adat istiadat dan lingkungan
negara tuan rumah; franchisor belajar lebih banyak dari
pengalaman franchisee; franchisee mendapatkan R&D dan
nama merek dengan biaya rendah; franchisee tidak memiliki
risiko kegagalan produk.
82 “Manajemen Bisnis”
penguasaan perusahaan asing. M&A menawarkan akses cepat ke
manufaktur internasional fasilitas dan jaringan pemasaran.
“Manajemen Bisnis” 83
7. Anak Perusahaan yang Dimiliki Sepenuhnya
Anak Perusahaan yang dimiliki sepenuhnya adalah
perusahaan yang saham biasa-nya dimiliki sepenuhnya oleh
perusahaan lain, yang dikenal sebagai induk perusahaan.
Anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya dapat timbul
melalui akuisisi atau spin-off dari perusahaan induk Anak
perusahaan yang dimiliki sepenuhnya adalah perusahaan
yang sahamnya dimiliki seluruhnya (100%) oleh perusahaan
induk. Anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya
memungkinkan perusahaan induk untuk mendiversifikasi,
mengelola, dan mungkin mengurangi risikonya. Secara
umum, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya memiliki
kendali hukum atas operasional, produk, dan proses.
6.6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi setiap organisasi bisnis internasional
disusun berdasarkan pada persyaratan dan operasinya. Pada
bagian ini, kita akan mencoba memahami beberapa jenis utama
struktur organisasi.
A. Struktur Divisi Awal
Struktur divisi awal adalah bentuk struktur organisasi umum
di anak perusahaan, perusahaan ekspor, dan di tempat
produsen. Anak perusahaan yang mengikuti struktur
organisasi semacam ini termasuk perusahaan yang komoditi
ekspornya adalah keahlian, misalnya konsultan dan
perusahaan keuangan. Perusahaan ekspor termasuk kategori
perusahaan yang memiliki produk dan unit manufaktur
berteknologi maju. Perusahaan yang memiliki manufaktur di
tempat operasi mengikuti struktur ini untuk mengurangi
biaya mereka.
84 “Manajemen Bisnis”
Gambar 6.2 Struktur Divisi Awal.
https://sist.sathyabama.ac.in
B. Struktur Divisi Internasional
Struktur ini dibangun untuk menangani semua operasi
internasional oleh divisi yang dibuat dengan tujuan
pengendalian. Ini sering dipakai oleh perusahaan yang masih
dalam tahap pengembangan operasi bisnis internasional.
Keuntungan
Kekurangan
“Manajemen Bisnis” 85
Gambar 6.3 Struktur Divisi Internasional.
https://sist.sathyabama.ac.in
C. Divisi Produk Global
Divisi produk global termasuk divisi domestik yang diizinkan
untuk mengambil tanggung jawab global untuk kelompok
produk. Divisi ini beroperasi sebagai pusat laba.
Keuntungan
Membantu mengelola produk, teknologi, keragaman
pelanggan
Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan lokal
Pemasaran, produksi, dan keuangan mendapat pendekatan
terkoordinasi
Kekurangan
86 “Manajemen Bisnis”
banyak uang untuk
memanfaatkan pasar lokal, bukan internasional
“Manajemen Bisnis” 87
iabaikan, karena penjualan di
pasar yang matang adalah fokusnya.
88 “Manajemen Bisnis”
tantangan, karena produksi dan pemasaran tidak
terintegrasi.
“Manajemen Bisnis” 89
Gambar 6.7 Struktur Matriks Campuran.
https://sist.sathyabama.ac.in
6.7. Penutup
Organisasi menghadapi persaingan global yang
meningkat, ketidakpastian ekonomi serta perubahan pasar.
Teknologi mengubah cara kita menjalankan bisnis dan mengelola
informasi. Pengalihdayaan fungsi-fungsi penting dalam bisnis
dan organisasi memperumit jalannya bisnis. Pemasok dan mitra
vendor mungkin berlokasi di kota yang sama, wilayah atau
negara. Tetapi ada kemungkinan juga mereka berlokasi di
belahan dunia lain. Hal ini menambahkan tantangan baru bagi
manajemen bisnis.
Pertumbuhan kemitraan strategis internasional telah
meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Bersaing di pasar
global telah membuat perusahaan semakin perlu untuk
menyelaraskan taktik bisnis dengan taktik manajemen risiko.
90 “Manajemen Bisnis”
Bab 7
Manajemen Sumber Daya
Manusia
7.1 Pendahuluan
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan ilmu atau
metode secara efisien & efektif mengelola interaksi & kiprah
sumber daya (pekerjaan) yang dimiliki oleh individu & yang bisa
dimanfaatkan secara optimal sebagai akibatnya, tujuan (sasaran)
menggunakan bisnis, karyawan & rakyat dimaksimalkan.
MSDM dalam konsep menjelaskan bahwa setiap karyawan
merupakan manusia, bukan mesin & bukan asal daya bisnis.
MSDM melibatkan seluruh keputusan & praktik manajemen
yang secara pribadi menghipnotis SDM. MSDM dibutuhkan
untuk menaikkan efisiensi sumber daya manusia pada
organisasi. Sasarannya untuk menyediakan organisasi
menggunakan unit kerja yang efektif.
MSDM menggunakan kinerja manusia sebagai potensi
energi yang besar untuk kekuatan pendorong pada faktor
pendukung aktivitas manajemen yang wajib dimanfaatkan
sebaik-baiknya secara sinergis menggunakan lingkungan. Tidak
bisa dipungkiri, perkembangan teknologi yang sangat pesat,
memaksa organisasi untuk mengikuti keadaan menggunakan
lingkungan bisnisnya. Kajian MSDM menggabungkan beberapa
bidang keilmuan misalnya psikologi, sosiologi & lain-lain.
“Manajemen Bisnis” 91
Manajemen Sumber Daya Manusia melibatkan desain &
implementasi sistem perencanaan, persiapan karyawan,
pengembangan karyawan, manajemen karir, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan, karyawan & interaksi kerja yang baik.
Manajemen sumber daya manusia melibatkan seluruh
keputusan & praktik manajemen yang secara pribadi
menghipnotis sumber daya manusia.
7.1.1 Memahami manajemen sumber daya manusia
Menurut Gary Dessler, (2017: 96) Manajemen SDM
merupakan Politik & praktek untuk mengisi kebutuhan pegawai
ataupun aspek-aspek yang masih ada dalam SDM misalnya
jabatan manajemen, pengadaan, rekrutmen pegawai, seleksi,
pelatihan, kompensasi & penilaian kinerja pegawai.
Kemudian berdasarkan Robins & Coulter, (2012:8)
pengertian dari MSDM adalah “Manajemen SDM berkaitan pada
proses mengordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan-
kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan
dan melalui orang lain.
Sementara berdasarkan Wang & Noe, (2010: 5) MSDM
merupakan: “MSDM mengacu dalam kebijakan, praktik, &
sistem yang memengaruhi sikap, perilaku, & kinerja karyawan.
Banyak perusahaan mengacu dalam konsep MSDM menjadi
bentuk praktik insan. Strategi yang mendasari praktik ini wajib
dipertimbangkan agar dimaksimalkan dampaknya terhadap
kinerja perusahaan.
Mathis & Jackson, (2010: 4) pula mengusulkan definisi
MSDM Sebagai berikut: “sistem manajemen sumber daya
manusia memastikan bahwa talenta insan dimanfaatkan dengan
baik secara efisien & efektif agar mencapai tujuan organisasi.
Dari aneka macam definisi MSDM misalnya yang
dijelaskan oleh beberapa pakar teori di atas, bisa disimpulkan
bahwa MSDM merupakan desain sistem yang mengacu dalam
92 “Manajemen Bisnis”
kebijakan, praktik, & sistem untuk memastikan Sumber daya
manusia bisa dipakai secara efektif & efisien untuk memenuhi
kebutuhan pegawai atau aspek-aspek yang masih ada pada
sumber daya manusia misalnya jabatan manajemen, pengadaan
atau rekrutmen pegawai, seleksi, pelatihan, kompensasi &
review kinerja pegawai, dan memaksimalkan dampak terhadap
sikap pegawai, perilaku & kinerja.
7.1.2 Fungsi manajemen sumber daya manusia
Menurut Robbins, Judge, & Campbell, (2017: 5-6) pada
bukunya “Perilaku Organisasi” fungsi manajemen terdiri dari:
1. Perencanaan
Proses yang meliputi penentuan tujuan organisasi, memilih
tujuan strategis holistik untuk mencapai tujuan ini &
pengembangan seperangkat planning yang komprehensif
untuk menggabungkan & mengoordinasikan aneka macam
aktivitas.
2. Pengorganisasi
Proses yang mencakup penentuan tugas yang wajib
dilakukan, siapa yang melakukan tugas, bagaimana tugas
dikelompokkan, siapa melapor pada siapa, & pada siapa
keputusan diuntuk.
3. Kepemimpinan
Sebuah proses yang meliputi motivasi karyawan, manajemen
orang, pemilihan saluran komunikasi yang paling efektif &
resolusi konflik.
4. Pengendalian
Memantau aktivitas untuk memastikan bahwa aktivitas tadi
dilaksanakan sinkron planning & untuk mengoreksi defleksi
yang signifikan.
“Manajemen Bisnis” 93
7.1.3 Pentingnya manajemen sumber daya manusia
Manajemen merupakan ilmu & seni yang mengatur
proses secara efektif & efisien memakai sumber daya manusia &
sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan eksklusif melalui
aktivitas orang lain, merupakan tujuan bisa dicapai jika dicapai
oleh satu orang atau lebih. Manajemen terdiri menurut enam
elemen (6M), yaitu: orang, uang, metode, bahan, mesin, & pasar.
Manajemen menjadi ilmu & seni untuk mencapai tujuan
melalui aktivitas orang lain, yaitu bisa dicapai jika dicapai oleh
satu orang atau lebih. Dalam menggunakan hal tersebut MSDM
menjadi bidang manajemen secara spesifik menilik interaksi &
kiprah insan pada suatu usaha. Unsur manajemen merupakan
energi kerja pada suatu usaha, sedangkan pada manajemen
sumber daya manusia faktor yang dipertimbangkan merupakan
insan itu sendiri. Saat ini perusahaan yang menyadari bahwa
SDM adalah informasi usaha yang paling penting, lantaran
melalui SDM perusahaan bisa bekerja/berjalan atau
diimplementasikan. Selain itu, SDM bisa membentuk efisiensi &
efektivitas usaha. Melalui sumber daya manusia yang efektif,
manajer ataupun pemimpin wajib menemukan strategi terbaik
untuk memanfaatkan orang-orang pada lingkungan
organisasinya sebagai akibatnya tujuan yang diinginkan bisa
tercapai. (Rivai, Veithzal, 2014: 14 )
Peran SDM diakui dalam menjalankan aspek SDM yang
sangat memilih bagi pencapaian tujuan, sebagai akibatnya
kebijakan & praktik bisa berjalan sinkron impian perusahaan.
Namun mengatur unsur insan sangat sulit & rumit lantaran insan
mempunyai pikiran, perasaan, impian, status, dll yang bisa
diatur sepenuhnya oleh organisasi misalnya mesin, uang, atau
material, namun wajib diatur oleh teori manajemen yang
penekanan dalam regulasi kiprah insan dalam mencapai tujuan
yang optimal.
94 “Manajemen Bisnis”
MSDM adalah suatu sistem yang terdiri berdasarkan
aktivitas, saling bergantung (interdependen satu sama lain).
Kegiatan ini tidak berlangsung sendiri-sendiri, bahwa setiap
aktivitas menghipnotis SDM lainnya. Misalnya, keputusan yang
jelek mengenai kebutuhan staf bisa mengakibatkan kasus
menggunakan pekerjaan, penempatan kerja, kepatuhan sosial,
interaksi kerja, manajemen & kompensasi. Apabila kegiatan
sumber daya manusia dilibatkan keseluruhan, maka kegiatan
tadi membantu sistem manajemen sumber daya manusia
perusahaan. Bisnis & orang-orang merupakan sistem terbuka
lantaran mereka ditentukan oleh lingkungan mereka.
7.1.4 Konsep manajemen sumber daya manusia
Pada hakekatnya pengelolaan SDM sangat tidak sinkron
menggunakan pengelolaan sumber daya manusia dimana
pengelolaan SDM sangat dipengaruhi oleh sifat sumber daya
manusia itu sendiri, yang selalu (dinamis) berubah baik secara
kuantitas juga kualitas. Selama ini, jumlah absolut asal daya alam
nir bertambah. Dilihat berdasarkan perspektif sumber daya
manusia, negara-negara pada global bisa diklasifikasikan sebagai
2 grup:
1. Negara yang kekurangan sumber daya manusia yang
berkualitas disebabkan oleh pertumbuhan penduduk
rendah, sedangkan taraf & kemajuan ekonominya relatif
tinggi & cepat (negara industri).
2. Negara masih mempunyai sumber daya manusia yang
berkualitas melebihi laju pertumbuhan ekonomi nasionalnya
(negara berkembang).
Dengan disparitas tadi, maka akan terjadi disparitas
pengelolaan SDM pada ke dua negara tadi. Hal ini bisa diamati
pada Asia, misalnya India, Pakistan, Bangladesh, Indonesia &
negara-negara lain yang mempunyai populasi 100 juta
menggunakan pertumbuhan penduduk homogen-homogen
lebih berdasarkan 2% per tahun. Akibat berdasarkan keadaan
“Manajemen Bisnis” 95
tadi maka muncul konflik misalnya: pengangguran yang tinggi,
kurangnya loka tinggal, wahana & prasarana, pendidikan yang
lemah & tidak merata, pakaian & pangan yang kurang
berkualitas, kesempatan kerja yang terbatas, dll. Keadaan ini
akan Mengganggu pembangunan. Untuk mencapai ekuilibrium
antara sumber daya manusia yang tersedia & taraf pembangunan
ekonomi dalam termin tertentu, diharapkan pengelolaan sumber
daya manusia yang baik pada taraf nasional. Hal ini
memberitahukan betapa pentingnya manajemen sumber daya
manusia. (Rivai, Veithzal, 2014: 17)
Selain itu, pada penerapannya, konsep pengelolaan SDM
dicapai melalui langkah-langkah menjadi berikut :
1. Penerapan fungsi HRM ke makro & mikro
2. Prinsip-Prinsip Manajemen SDM
7.1.5 Tantangan MSDM
MSDM menjadi sistem menggunakan jangkauan internal
& eksternal. Faktor internal semuanya berkaitan menggunakan
aplikasi fungsi MSDM, sedangkan faktor eksternal berada pada
luar lingkup kemampuan pengendalian manajemen. Sifat
eksternal sebagian adalah ancaman sekaligus tantangan untuk
memenuhi tujuan perusahaan. Namun, beberapa pada antaranya
bisa sebagai faktor pendukung aplikasi fungsi MSDM.
Tantangan konkret bagi MSDM merupakan sifat unik menurut
asal daya yang digunakan. Sumber daya manusia tidak sama
menggunakan sumber daya lainnya lantaran insan bereaksi
terhadap lingkungannya menggunakan cara paling sensitif &
tidak selalu menggunakan cara yang mereka inginkan.
Sementara, mudah untuk mengukur produktivitas & menilai
kualitas hasil sumber daya manusia melalui teknik perencanaan
& pengendalian yang sempurna & sempurna. (Rivai, Veithzal,
2014: 23 )
96 “Manajemen Bisnis”
Kepentingan pihak eksternal (eksternal stakeholder)
misalnya kepentingan perkumpulan pekerja & tukang pos, faktor
situasional misalnya pasar energi kerja lokal bisa mensugesti
aneka macam kebijakan pengelolaan sumber daya manusia.
Kebijakan ini sebenarnya mempunyai konsekuensi bagi
organisasi itu sendiri yang dalam gilirannya beresonansi, baik
secara eksternal juga internal. Ada 2 jenis tantangan yang
terdapat pada pengelolaan SDM, yaitu tantangan lingkungan
internal & eksternal. (Rivai, Veithzal, 2014: 24)
1. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal tadi bisa dikategorikan sebagai berikut,
yaitu: (a) sektor teknologi, (b) sektor ekonomi, (c) sektor
sosial budaya, (d) sektor politik & (e) sektor internasional.
Kelima sektor ini pada praktiknya saling bergantung & saling
mempengaruhi. Contohnya pada bidang teknologi, dimana
perusahaan & karyawannya dihadapkan dalam berbagai
macam perubahan teknologi pada aneka macam bidang yang
memerlukan perhatian khusus, seperti: (a) dampak
kecanggihan teknologi kabar yang berkembang sangat pesat,
(b) penggunaan teknologi dalam industri berisiko tinggi, (c)
penggunaan teknologi untuk mengendalikan usaha/
aktivitas berdasarkan jarak jauh.
Kecanggihan teknologi sudah berdampak dalam
perusahaan, yaitu sebagai lebih produktif, efisien & efektif
pada pengelolaan perusahaan, akibatnya bisa mempertinggi
kemampuan bersaing terutama dalam memasuki era
persaingan bebas pada era globalisasi. Di bidang ekonomi
sudah terjadi perubahan yaitu perubahan gaya hidup & pola
konsumsi rakyat yang tercermin berdasarkan perubahan
perkembangan sektor ekonomi suatu negara. Di bidang
sosial budaya, terjadi perubahan mentalitas (paradigma)
berdasarkan industri ke jasa, yang berujung dalam
meningkatnya apa yang dianggap (white collar workers) yang
“Manajemen Bisnis” 97
menjunjung tinggi profesionalisme bekerja. Selanjutnya,
impak sektor politik sangat krusial terhadap pengelolaan
SDM, lantaran perubahan yang begitu cepat pada sektor
publik mengakibatkan meningkatnya jumlah sumber daya
manusia yang bersedia bekerja atau beraktivitas pada
sektor/partai politik yang lebih menjanjikan untuk
kehidupan masa depan yang cepat.
Bisnis yang berkembang pada lingkungan eksternal terdiri
berdasarkan 3 jenis perubahan, yaitu: (a) yang sepenuhnya
bisa dikendalikan, (b) yang hanya bisa dikendalikan
sebagian, & (c) yang sepenuhnya tidak bisa dikendalikan.
Perusahaan terkini beroperasi di lingkungan yang bergejolak
(guncangan) membebani organisasi, sebagai akibatnya tidak
bisa dilakukan SDM. Dan tantangan ini membangun &
memaksa organisasi/perusahaan untuk menyebarkan
kebijakan, memengaruhi kebijakan & praktik mereka. Setiap
keputusan tentang penggunaan sumber daya manusia wajib
memperhitungkan seluruh faktor lingkungan. Oleh
karenanya, tidak terdapat pilihan lain bagi manajer selain
secara agresif mengantisipasi perubahan lingkungan yang
membawa tantangan baru.
Dapat disimpulkan bahwa lingkungan eksternal yang sering
dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia meliputi: (a)
Perubahan teknologi, (b) Peraturan pemerintah, (c) Faktor
sosial budaya, (d) Pasar tenaga kerja, (e) Faktor politik, (f)
Kondisi ekonomi, (g) Faktor geografis, (h) Faktor demografi,
(i) Aktivitas mitra, & (j) Pesaing.
2. Tantangan Internal
Tantangan internal muncul karena adanya sumber daya
manusia yang mengejar pertimbangan atau trade-offs antara
lain: keuangan, penjualan, keuangan, pelayanan, produksi,
& lain-lain. Selain itu, mereka dihadapkan dalam
perkumpulan pekerja yang semakin terbuka, sistem liputan
98 “Manajemen Bisnis”
& budaya organisasi. Manajer atau pemimpin & SDM yang
profesional wajib dan sanggup menjawab tantangan
internal, menjaga ekuilibrium untuk memenuhi kebutuhan.
Selain itu, perusahaan pula membantu menghindari
perseteruan sumber daya manusia & berusaha menghindari
aneka macam perseteruan lainnya.
Perseteruan di perusahaan pada era globalisasi menjadi era
tanpa batas merupakan persaingan yang semakin ketat
tetapi wajib sanggup bertahan pada perekonomian global.
Itu semua sangat tergantung dalam kinerja usaha. Untuk
mencapai termin survival, karena masa depan semua sumber
daya manusia dalam menghadapi tantangan & ancaman,
maka setiap perusahaan dituntut untuk sanggup
membangun bentuk organisasi yang majemuk & selain itu
wajib sanggup mengelola usaha secara lebih efisien, efektif.
& secara produktif. Masa depan merupakan masa dimana
setiap perusahaan akan bergantung dalam pengelolaan
sumber daya manusia yang semakin berkualitas, tanpa
mengabaikan sumber daya lainnya. Untuk membangun
pengelolaan SDM yang berkualitas & berkinerja tinggi, perlu
diupayakan di setiap kesempatan untuk mengingatkan
semua manajemen SDM agar selalu berusaha menaikkan
kualitas pengelolaan SDM di berbagai macam bidang
keahlian guna menaikkan operasional usaha.
7.2 Kinerja
Kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap
orang menjadi prestasi kerja dalam mendeskripsikan taraf
pencapaian pada pelaksanaan suatu aktivitas, kebijakan atau
fungsi motivasi & kemampuan untuk melaksanakan tugas atau
pekerjaan untuk mencapai tujuan, sasaran, misi, & visi organisasi
yang sudah ditetapkan. pada planning strategis organisasi. Istilah
kinerja acapkali dipakai untuk menyebut pencapaian atau taraf
pencapaian individu atau gerombolan individu .
“Manajemen Bisnis” 99
7.2.1 Definisi kinerja
Menurut Rivai & Basri pada (Bintoro, 2017: 106) Kinerja
merupakan output atau taraf keberhasilan seorang secara holistik
selama periode saat eksklusif melakukan tugas terhadap banyak
sekali kemungkinan, misalnya standar kinerja, pekerjaan, tujuan
atau target atau kriteria yang sudah disepakati sebelumnya.
Menurut Moeheirino (2014: 96) “Kinerja merupakan citra
taraf pencapaian aplikasi suatu acara aktivitas atau kebijakan
mencapai tujuan, target, visi & misi organisasi yang ditetapkan
pada perencanaan strategis organisasi.”
Kemudian dari Stephen Robbins, yang diterjemahkan
oleh Paslong, (2013: 175), “Kinerja merupakan output penilaian
pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan terhadap kriteria yang
sudah ditentukan.” sedangkan dari Mathis & Jackson, (2010: 65)
kinerja merupakan: “Kinerja dalam dasarnya merupakan apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Manajemen
kinerja merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk
menaikkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja
setiap individu & grup kerja perusahaan.
Dengan demikian, kinerja adalah fungsi berdasarkan
motivasi & kemampuan untuk menuntaskan tugas atau
pekerjaan, seorang wajib mempunyai taraf kemauan & taraf
kemampuan eksklusif. Kemauan & keterampilan seorang tidak
relatif efektif untuk melakukan sesuatu tanpa pemahaman yang
jelas mengenai apa yang wajib dilakukan & bagaimana
melakukannya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang
ditampilkan setiap orang, menjadi prestasi kerja yang
didapatkan oleh karyawan sinkron menggunakan kiprahnya
pada perusahaan. Kinerja karyawan adalah hal yang sangat
krusial dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.
(Rivai, Veithzal, 2014: 406)
12.5 Kolaborasi
Beberapa penelitian terdahulu berusaha mencari
hubungan antara upaya peningkatan produktivitas dan kualitas
melalui kolaborasi. Kolaborasi merupakan kesertaan, kerja sama
atau rekayasa beberapa hal yang terkait secara langsung ataupun
tidak langsung menerima manfaat serta konsekuensi dari hal
yang dilakukan (Haryono, 2012). Menurut Cooke, setelah
program kolaborasi telah ditetapkan, dampak dari proses
kolaboratif pada kinerja perusahaan tergantung pada intensitas
upaya yang dilakukan. Intensitas kegiatan kolaboratif secara
langsung mempengaruhi performa. Hal itu juga memiliki efek
tidak langsung, karena salah satu tujuan utama dari kolaborasi
adalah untuk meningkatkan hubungan karyawan dan
manajemen, yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja atau
kualitas. Intensitas adalah fungsi dari struktur aktivitas,
persatuan kekuatan dan keamanan, kendala organisasi, dan sifat
hubungan karyawan dan manajemen yang saling kooperatif
secara keseluruhan. Kekuatan bersama, keamanan dan kendala
“Manajemen Bisnis” 183
organisasi tertentu juga memiliki efek langsung pada hubungan
karyawan dan manajemen (Cooke, 1989).