Anda di halaman 1dari 282

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/368390626

MANAJEMEN BISNIS

Book · January 2023

CITATIONS READS

0 1,908

19 authors, including:

Anang Martoyo Leonita Siwiyanti


Universitas Siber Indonesia Universitas Muhammadiyah Sukabumi
17 PUBLICATIONS 15 CITATIONS 16 PUBLICATIONS 32 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Anang Martoyo on 09 February 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MANAJEMEN BISNIS

Penulis
Anang Martoyo, Endang Susilawati , ZH Nurul
Kusumawardhani, Aisyah Mutia Dawis, Nidya Novalia, Yuniati
Fransisca, Lathifaturahmah, I Komang Oka Permadi , Rosdita
Indah Yuniawati , Leni Susanti, Erna Hikmawati, Muhammad
Satar, Agung Supriyadi, Novi Cholisoh, Reza Kurniawan,
Qomarotun

Editor
Leonita Siwiyanti
Samuel Martono

Penerbit

TOHAR MEDIA

i
Manajemen Bisnis
Penulis :
Anang Martoyo, Endang Susilawati , ZH Nurul Kusumawardhani, Aisyah Mutia
Dawis, Nidya Novalia, Yuniati Fransisca, Lathifaturahmah, I Komang Oka
Permadi, Rosdita Indah Yuniawati, Leni Susanti, Erna Hikmawati, Muhammad
Satar, Agung Supriyadi, Novi Cholisoh, Reza Kurniawan, Qomarotun
Editor :
Leonita Siwiyanti, Samuel Martono
ISBN : 978-623-5603-86-5
Desain Sampul dan Tata Letak
Ai Siti Khairunisa
Penerbit
CV. Tohar Media
Anggota IKAPI No. 022/SSL/2019
Redaksi :
JL. Rappocini Raya Lr 11 No 13 Makassar
JL. Hamzah dg. Tompo. Perumahan Nayla Regency Blok D No.25 Gowa
Telp. 0852-9999-3635/0852-4352-7215
Email : toharmedia@yahoo.com
Website : https://toharmedia.co.id
Cetakan Pertama September 2022
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik
maupun mekanik termasuk memfotocopy, merekam atau dengan
menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari
penerbit.

Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak
suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 7 (Tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima
Miliar Rupiah)
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau
hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dipidana paling lama 5 (lima
tahun) dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah buku yang berjudul “Manajemen dan Bisnis”


telah selesai ditulis. Melalui 16 bab yang ada di dalam buku ini,
besar harapan kami bahwa buku ini dapat menjadi acuan standar
untuk siapapun yang mencari sumber bacaan ataupun referensi
mengenai manajemen dan bisnis baik secara konsep maupun
dalam penerapannya.

Penyusunan buku ini terinspirasi dari semakin dinamisnya


lingkungan internal entitas bisnis baik dari segi manajerial,
keuangan, sumber daya manusia dan pengelolaan sumber daya
entitas bisnis maupun lingkungan eksternal bisnis yang
senantiasa berubah semakin cepat dan tidak dapat diprediksi
dengan mudah, sehingga berbagai strategi untuk senantiasa
bertahan dapat dilakukan pada internal perusahaan untuk selalu
dapat menyesuaikan diri dengan kondisi eksternal perusahaan
demi tercapainya tujuan perusahaan dalam memenangkan
persaingan. Harapan kami dengan terbitnya buku ini dapat
berguna untuk pembaca yang mempelajarinya.

Tentunya untuk perbaikan ke depan, kami sangat berharap


koreksi, saran dan masukannya untuk edisi selanjutnya.
Terimakasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
banyak memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini,
semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu.

Bandung, September 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Depan _i
Halaman Penerbit _ii
Kata Pengantar _iii
Daftar Isi _Iv
Bab 1. Bisnis dan Lingkungannya _1
1.1 Pengantar _1
1.2 Motif dan Fungsi Bisnis _4
1.3 Lingkungan Bisnis _10
1.4 Etika Bisnis dan Tanggungjawab Sosial _11
1.5 Tantangan Bisnis Saat Ini _13
1.6 Penutup _15
Bab 2. Organisasi Bisnis _17
2.1 Pengantar _17
2.2 Budaya Kerja Organisasi _17
2.3 Organisasi Bisnis Perusahaan _19
2.4 Karyawan Sebagai Bagian Organisasi Bisnis _24
2.5 Tanggung Jawab Perusahaan Kepada Karyawan/
Pekerja _26
2.6 Manajer Sebagai Pimpinan Organisasi Bisnis _27
2.7 Penutup _31
Bab 3. Kondisi Ekonomi Dan Global _31
3.1 Pengantar _31
3.2 Globalisasi dan Liberalisme Ekonomi _33
3.3 Globalisasi Demokrasi _35
3.4 Ekonomi Global _36
3.5 Penutup _38

iv
Bab 4. Kewirausahaan _41
4.1 Sejarah Kewirausahaan _41
4.2 Pengertian Kewirausahaan _42
4.3 Konsep Kewirausahaan _45
4.4 Ciri Orang Berjiwa Kewirausahaan _45
4.5 Sifat Kewirausahaan _49
4.6 Manfaat Kewirausahaan _51
4.7 Tujuan Kewirausahaan _52
4.8 Penutup _53
Bab 5. Manajemen Pemasaran _55
5.1 Pengertian Manajemen Pemasaran _55
5.2 Konsep Pemasaran _57
5.3 Lingkup Manajemen Pemasaran _60
5.4 Fungsi Manajemen Pemasaran _61
5.5. Strategi Manajemen Pemasaran _67
Bab 6. Manajemen Bisnis Internasional _71
6.1 Pengantar Bisnis Internasional _71
6.2 Teori Bisnis Internasional _72
6.3 Lingkungan Bisnis Internasional _78
6.4 Persaingan Global _78
6.5 Cara Masuk Dalam Perdagangan Internasional _80
6.6 Struktur Organisasi _84
6.7 Penutup _90
Bab 7. Manajemen Sumber Daya Manusia _91
7.1 Pendahuluan _91
7.1.1 Memahami Manajemen Sumber Daya
Manusia _92
7.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia _93
7.1.3 Pentingnya Manajemen Sumber Daya
Manusia _94

v
7.1.4 Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia _95
7.1.5 Tantangan Manajemen Sumber Daya
Manusia _96
7.2 Kinerja _99
7.2.1 Definisi Kinerja _100
7.2.2 Tujuan Peningkatan Kinerja _101
7.2.3 Tujuan Evaluasi Kinerja _101
7.3 Human Resource Scorecard _103
7.3.1 Definisi Human Resource Scorecard _103
7.3.2 Pembuatan Human Resource Scorecard _103
7.3.3 Manfaat Human Resource Scorecard _104
7.3.4 Langkah-langkah Dalam Merancang Human
Resource Scorecard _106
Bab 8. Manajemen Koperasi _111
8.1 Pendahuluan _111
8.2 Pengertian Manajemen Koperasi _112
8.3 Karakteristik Organisasi Koperasi Indonesia _115
8.4 Prinsip-prinsip Manajemen Koperasi _119
8.5 Fungsi Manajemen Koperasi _121
8.6 Perangkat Organisasi Koperasi _123
8.7 Penutup _126
Bab 9. Manajemen Keuangan Dalam Bisnis _129
9.1 Pengantar _129
9.2 Pengertian Manajemen Keuangan Bisnis _130
9.3 Pentingnya Pengelolaan Keuangan Dalam
Bisnis _131
9.4 Fungsi Pengelolaan Keuangan Dalam Bisnis _132
9.5 Manfaat Mengelola Keuangan Bisnis Secara
Tepat _133
9.6 Prinsip Manajemen Keuangan Dalam Bisnis _134

vi
9.7 Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Dalam
Bisnis _135
9.8 Tips Manajemen Keuangan Dalam Bisnis _136
9.9 Implementasi Manajemen Keuangan Bisnis _137
9.10 Contoh Studi Kasus Manajemen Keuangan Dalam
Bisnis _140
9.11 Penutup _141
Bab 10. Motivasi Dan Kepemimpinan _143
10.1 Pengantar _143
10.2 Teori Kepemimpinan _143
10.3 Strategi Memimpin di Masa Sulit _146
10.4 Motivasi Karyawan _151
10.5 Bagaimana Memotivasi Tim Ketika Banyak
yang Berhenti _152
10.6 Strategi untuk Menjaga Motivasi Karyawan _157
Bab 11. Sistem Informasi Bisnis _163
11.1 Sistem _163
11.2 Informasi _165
11.3 Sistem Informasi _166
11.4 Sistem Informasi Bisnis _167
11.5 Sistem Informasi Berdasarkan Level
Manajemen _169
11.6 Sistem Informasi Fungsional _171
11.7 Penutup _172
Bab 12. Produktivitas Dan Kualitas _173
12.1 Pengantar _173
12.2 Produktivitas dan Sumber Daya Manusia _173
12.3 Manajemen Produktivitas _175
12.4 Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas
Kerja _178

vii
12.5 Kolaborasi _183
12.6 Penutup _187
Bab 13. Fungsi Managerial Tools _189
13.1 Pengantar _189
13.2 Unsur-unsur Manajemen _190
13.3 Fungsi Manajemen _206
13.4 Penutup _209
Bab 14. Bisnis Digital _211
14.1 Pengantar _211
14.2 Model Bisnis Digital _213
14.3 Keuntungan Bisnis Digital _220
14.4 Penutup _221
Bab 15. Business Plan _223
15.1 Pengertian Perencanaan Bisnis _223
15.2 Tujuan Perencanaan Bisnis _225
15.3 Tipe Dari Perencanaan Bisnis _230
15.4 Sembilan Komponen Penting dalam
Perencanaan Usaha _233
Bab 16. Pengembangan Bisnis _235
16.1 Pendahuluan _235
16.2 Tahapan Pengembangan Bisnis _237
16.3 Tantangan Proses Pengembangan Bisnis _238
16.4 Lingkungan-lingkungan Berpengaruh pada
Pengembangan Bisnis _240
16.5 Strategi Pengembangan Bisnis _241
16.6 Tahapan Mengembangkan Strategi Bisnis _244
16.7 Menentukan Strategi dengan Matrik SWOT _246
Daftar Pustaka _249

viii
Manajemen Bisnis

Penulis
Anang Martoyo, Endang Susilawati , ZH Nurul
Kusumawardhani, Aisyah Mutia Dawis, Nidya Novalia, Yuniati
Fransisca, Lathifaturahmah, I Komang Oka Permadi , Rosdita
Indah Yuniawati, Leni Susanti, Erna Hikmawati, Muhammad
Satar, Agung Supriyadi, Novi Cholisoh, Reza Kurniawan,
Qomarotun

ix
x
Bab 1
Bisnis dan
Lingkungannya
1.1 Pengantar
Sebuah bisnis dibangun bertujuan untuk menyediakan
produk (product) atau layanan (services) yang diperlukan oleh
konsumen. Jika organisasi mengoperasikan bisnisnya dengan
efektif, pemilik akan mendapatkan manfaat atas investasi yang
telah ditanam di organisasi bisnisnya. Bisnis juga dapat
membuka lapangan kerja bagi karyawan sehingga memiliki
penghasilan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa bisnis dapat memberikan
kemanfaatan bagi masyarakat secara ekonomi maupun sosial.
Untuk memahami bagaimana bisnis dapat beroperasi, maka
langkah utama yang perlu dilakukan adalah mengenali fungsi
dan lingkungan bisnisnya.
Bisnis dilihat berdasarkan diksinya berasal dari bahasa
Inggris ‘bussiness’ yang artinya urusan, usaha, atau perusahaan.
Sebagai contoh: It’s my Bussiness artinya ini urusanku, He is
starting a business artinya Dia sedang memulai usaha, The
Agricultural Business = Perusahaan Pertanian. Menurut referensi
lain, bisnis berasal dari kata “busy” yang berarti sibuk.
Kesimpulannya, bisnis dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan
atau aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
“Manajemen Bisnis” 1
Hughes dan Kapoor dalam (Madura, 2007) berpendapat,
bahwa bisnis merupakan aktivitas usaha individu dalam suatu
organisasi untuk menciptakan dan menyampaikan
produk/layanan kepada yang membutuhkan sehingga
memperoleh manfaat bersama. Bisnis dapat berasal dari kegiatan
peternakan, perikanan, penanaman, konstruksi, pendistribusian,
transportasi, layanan komunikasi, maupun layanan jasa lainnya.
Brown dan Petrello dalam (Madura, 2007) berpendapat bahwa
bisnis identik dengan organisasi yang menciptakan
produk/layanan yang menjadi kebutuhan pengguna/konsumen.
Secara umum, kegiatan bisnis berada dalam lingkungan industri
maupun masyarakat, di mana individu atau sekelompok orang
mengelola kekayaan, energi, dan waktunya guna mendapatkan
pengembalian serta mempertimbangkan risiko tertentu.
Bisnis dioperasikan oleh orang dan sekelompok orang
yang berupaya menghasilkan nilai (value) melalui barang dan
layanan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan mendapatkan
pengembalian berupa laba. Istilah bisnis dalam bidang ekonomi
berarti perorangan atau sekelompok orang yang menawarkan
sejumlah produk atau layanan kepada pelanggan sehingga
mendapatkan keuntungan. Bisnis menggambarkan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam
memproduksi produk/layanan dalam upaya menyediakan
kebutuhan untuk penghidupan (Laily, 2022).
Operasional dalam bisnis meliputi kegiatan
memproduksi, barter, pendistribusian, maupun penggunaan
sumberdaya lain yang bertujuan secara finansial untuk
memperoleh laba. Prospek untuk mendapatkan keuntungan
mendorong orang untuk membuka dan memperluas bisnisnya.
Keuntungan adalah imbalan yang didapat pemilik karena telah
menginvestasikan uang, tenaga, dan waktunya. Hal dalam
mengejar keuntungan akan membedakan bisnis dengan
organisasi-organisasi lain seperti sekolah, perguruan tinggi,
rumah sakit, dan lembaga pemerintah, yang operasionalnya

2 “Manajemen Bisnis”
relatif sama tetapi pada umumnya tidak bertujuan untuk mencari
keuntungan. Sebuah lembaga atau organisasi yang menetapkan
tujuannya untuk memberikan kebermanfaatan bagi sesama dan
membantu dalam memberikan kemudahan melalui pelayanan
yang umumnya bersifat publik disebut bisnis nirlaba (Ebert &
Griffin, 2020).
Dalam menjalankan kegiatan bisnis, ada sekelompok
pemilik yang berhasil mengembangkan usaha dan memperbesar
keuntungannya, namun tidak sedikit juga yang mengalami
kegagalan. Sehubungan dengan manfaat bisnis yang besar bagi
penghidupan dalam bermasyarakat dan bernegara, pemerintah
dan para stakeholders lainnya hendaknya memberikan dorongan
bagi generasi muda agar menekuni bidang bisnis melalui
kewirausahaan. Perguruan tinggi dapat menyediakan buku teks,
jurnal, artikel, atau referensi lain yang berguna untuk menggali
pengetahuan bisnis dan membantu mengatasi permasalahan
dalam hal penyediaan lapangan kerja.
Pada batasan tertentu, pemilik diberikan kebebasan untuk
mendirikan bisnis atau mengembangkan ataupun menutupnya.
Konsumen memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan dan
mengajukan permintaan. Supaya organisasi bisnis dapat terus
mendapatkan keuntungan, maka wajib memperhatikan apa yang
diinginkan atau dibutuhkan konsumen. Bisnis tidak akan dapat
bertahan jika barang atau jasanya tidak diminta atau tidak dipilih
oleh konsumen.
Untuk dapat mendirikan atau mengembangkan
usahanya, pebisnis harus dapat melihat peluang yang prospektif
dan membuat perencanaan yang tepat agar dapat memanfaatkan
peluang tersebut. Peluang bisnis melibatkan barang atau jasa
yang dibutuhkan atau diinginkan konsumen, apalagi belum ada
pemasok (supplier) yang menyediakannya. Peluang juga dapat
berasal dari pemasok yang tidak mampu menerapkan strategi
bisnis secara tepat, sehingga konsumen merasa dikecewakan

“Manajemen Bisnis” 3
terhadap pelayanannya. Peluang lain adalah dengan
meningkatkan daya guna dan daya hasil produk/jasa melalui
penerapan kreativitas dan inovasi.
Manfaat bisnis adalah menghasilkan produk/layanan
yang berkualitas, membuka lowongan pekerjaan, dan
menambah pendapatan nasional. Bisnis bermanfaat juga dalam
menciptakan inovasi dan menyediakan berbagai peluang usaha
baru bagi pemasok. Iklim bisnis yang sehat berkontribusi
terhadap kualitas hidup dan standar hidup karena dapat
meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat.
Keuntungan bisnis dapat meningkatkan pendapatan pemilik,
pemegang saham, dan pendapatan pemerintah melalui pajak.
Bisnis dapat mendukung kegiatan sosial dan memperbesar
komunitas tertentu, namun ada juga bisnis yang dapat merusak
lingkungan (Ebert & Griffin, 2020).
Jenis bisnis diantaranya: 1) Pertanian (agricultural), di
mana kegiatannya meliputi bidang pengelolaan sumberdaya
yang disediakan oleh alam berupa tanaman, hewan ternak, dan
ikan laut; 2) Pertambangan (ekstraktif), di mana kegiatannya
mengeksplorasi sumberdaya yang disediakan oleh alam secara
langsung berupa hasil tambang; 3) Layanan (jasa), di mana
kegiatannya melalui pemanfaatan pengetahuan, keterampilan,
peralatan, dan tenaga yang dimiliki sehingga mendapatkan
imbalan; 4) Pabrik (industri), di mana kegiatannya memproduksi
barang yang dibutuhkan masyarakat, seperti industri kain,
industri otomotif, industri kapal, dan sebagainya (Laily, 2022).
1.2 Motif dan Fungsi Bisnis
Dalam memulai mengoperasikan sebuah bisnis, maka
sudah dapat dipastikan bahwa akan menemui permasalahan.
Kesuksesan sebuah bisnis tergantung pada bagaimana upaya
pemilik atau pelaku bisnis dalam menyelesaikan setiap
permasalahan yang dihadapi. Ini akan memicu kebutuhan
adanya pengambilan keputusan yang cepat, tepat, efektif, dan

4 “Manajemen Bisnis”
efisien untuk memecahkan permasalahan yang sedang menerpa
bisnis. Sebuah bisnis menciptakan nilai bagi konsumen sehingga
pertimbangan terhadap preferensi pelanggan terhadap produk
barang atau jasa sangat diperlukan.

Gambar 1.1. Motif Bisnis


Sumber: Madura J., 2007.
Apakah bermanfaat untuk menciptakan bisnis ini?
Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam bisnis ini?
Jenis pemangku kepentingan apa yang diperlukan dalam
bisnis ini?
Fungsi utama manajer dalam mengelola bisnis ini apa?
Apa karakteristik lingkungan bisnis yang harus dipantau
oleh manajer?
Motif Bisnis
Motif atau tujuan bisnis menurut (Madura, 2007), adalah
untuk memenuhi dan menyediakan layanan bagi pelanggan
yang dilakukan oleh pelaku bisnis dalam upaya menghasilkan
laba. Untuk mendapatkan kepercayaan dari pelanggan, pebisnis
dapat menciptakan barang atau jasa berkualitas yang ditawarkan
dengan price lebih ringan daripada pesaing. Melalui penyediaan
barang dan jasa yang diinginkan oleh pelanggan, maka
kemungkinan besar akan menghasilkan pendapatan dan
keuntungan yang besar pula. Menurut (Prawiro, 2020) tujuan

“Manajemen Bisnis” 5
bisnis secara umum meliputi berbagai aspek yaitu untuk
mendapatkan laba, menyediakan kebutuhan, meraih
kesejahteraan, membuka lowongan kerja, bertahan dalam situasi
krisis, mengembangkan perekonomian, dan memperlihatkan
eksistensi. Tujuan bisnis menurut (Alteza, 2011), meliputi:
penyediaan kebutuhan masyarakat, meraih keuntungan,
pertumbuhan, problem solving, dan tanggungjawab sosial.
Sebuah bisnis akan menerima pendapatan ketika menjual
barang atau jasanya. Pengeluaran biaya (cost) adalah untuk
membayar karyawan, membeli bahan baku, peralatan, dan
sumberdaya lainnya. Selisih antara pendapatan (omset) dan
pengeluaran disebut laba. Kesuksesan sebuah bisnis akan
bergantung pada aspek-aspek sebagai berikut:
a. Permintaan (demand), adanya permintaan sebagai langkah
pertama untuk menghasilkan penjualan dan keuntungan.
b. Pelanggan (customers), jika ditawarkan produk/jasa yang
memiliki kualitas dengan harga miring, maka pelanggan
akan tertarik untuk membelinya. Apabila pelanggan puas,
maka akan merekomendasikan kepada keluarga, handai
taulan, teman-teman, atau koleganya;
c. Menjaga pengeluaran tetap rendah, jika bisnis dijalankan
dengan efisien sehingga dapat menekan pengeluaran, maka
laba yang akan didapatkan lebih tinggi.
. Tujuan bisnis dapat dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah, pada sebagian negara besar seperti Amerika Serikat,
selain bertujuan untuk melayani preferensi dan kebutuhan
konsumen, bisnis juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan
dalam rangka membantu meminimalisir membengkaknya
angkatan kerja baru. Bisnis tidak harus bergerak secara komersil
untuk menghasilkan laba, karena ada beberapa bisnis yang lebih
menonjolkan pada kebermanfaatan bagi penggunanya secara
lebih luas (nirlaba). Meskipun organisasi nirlaba tidak
sepenuhnya terfokus membuat untung, namun operasionalnya

6 “Manajemen Bisnis”
berjalan seperti bisnis, contoh: yayasan pendidikan, yayasan
pantai asuhan, yayasan sosial, lembaga swadaya masyarakat,
rumah sakit, dan lain-lain.
Fungsi Bisnis
Bisnis berfungsi dalam a) produksi (form utility), dengan
menciptakan produk; b) distribusi (place utility) dengan
mendistribusikan barang/jasa ke masyarakat; c) penjualan
(possessive utility) dengan melakukan penawaran pada
konsumen; d) penyimpanan (time utility) dengan menyediakan
gudang dan armada (Prawiro, 2020). Lima fungsi bisnis menurut
(Madura, 2007), yaitu: 1) Manajemen (management), yang
berfokus pada pengelolaan sumberdaya bisnis; 2) Pemasaran
(marketing), sebagai upaya menyebarluaskan produk melalui
berbagai kegiatan promosi; 3) Keuangan (financial), berfungsi
dalam mengelola keuangan perusahaan; 4) Akuntansi
(accounting), berupa pelaporan keuangan perusahaan; dan 5)
Sistem Informasi (information system), sebagai alat dan media
dalam komunikasi bisnis yang lebih efektif dan efisien.
Sumber Daya Bisnis
Sumberdaya yang dibutuhkan dalam bisnis menurut
(Madura, 2007) ada 4 (empat) yaitu:
1. Alam (natural)
Yaitu mencakup semua yang berasal dari alam baik darat,
laut, maupun udara. Berasal dari darat seperti tanaman,
hewan ternak, hasil tambang, dan lainnya. Sedangkan yang
berasal dari perairan seperti: air itu sendiri, ikan dan binatang
laut lainnya serta mineral. Untuk yang berasal dari udara
dapat berupa udara, cahaya, atau gas-gas/ion-ion lainnya.

“Manajemen Bisnis” 7
2. Manusia (man)
Yaitu keberadaan orang sebagai makhluk yang memiliki
kemampuan untuk beripikir sehingga memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku atau sikap. Fungsi
manusia sangat penting sebagai pelaku, pengendali dan
pengelola bisnis. Keberhasilan bisnis sangat tergantung pada
kelihaian pengelolanya yaitu manusia.
3. Modal (capital)
Yaitu berupa segala bentuk mata uang, peralatan, gedung-
gedung, alat transportasi, maupun teknologi. Keberadaan
modal akan mendukung keberlangsungan dan operasional
bisnis lebih efektif, ditambah dengan pemanfaatan teknologi
sehingga bisnis lebih efisien. Peran teknologi semakin tak
tergantikan di era digitalisasi sekarang ini.
4. Kewirausahaan (entrepreneurship)
Yaitu kemampuan untuk menciptakan, mendistribusikan,
dan mengelola sumberdaya agar berdaya guna dan berhasil
guna. Kreativitas dan inovasi merupakan kunci daripada
kewirausahaan. Pelaku bisnis akan dapat mempertahankan
eksistensinya dan mengembangkan bisninya ketika memiliki
kreativitas, inovasi, dan kemampuan untuk beradaptasi
dengan lingkungan bisnis.
Pemangku Kepentingan Bisnis (Bussiness Stakeholders)
Orang-orang yang memiliki kepentingan dalam
menjalankan bisnis karena berminat dan memiliki kemampuan
disebut pemangku kepentingan atau stakeholders. Dalam bisnis
ada beberapa stakeholders yaitu:
1. Pemilik Bisnis (bussines owners)
Pemilik bisnis adalah orang yang menginvestasikan uang,
barang, dan sumberdayanya untuk menciptakan dan atau

8 “Manajemen Bisnis”
mengelola bisnisnya dengan mempertimbangkan segala
bentuk risikonya.
2. Pemodal (investor)
Adalah orang yang memiliki dana tetapi tidak ikut terjun
dalam bisnis. Mereka hanya menyediakan permodalan bagi
pelaku bisnis yang hendak membangun dan
mengembangkan bisnis. Pemodal dapat berasal dari
perorangan atau lembaga, seperti jasa perbankan, leasing,
dana reksa, pemilik saham, maupun jasa penyedia
keuangan lain.
3. Pekerja (employement)
Adalah orang per orang yang mengeluarkan tenaga,
pikiran, dan energinya untuk ditukar dengan imbalan.
Sebuah bisnis dapat dipastikan akan memerlukan campur
tangan pekerja, karena keberadaan pengelola maupun
pelaku bisnis menjadi penggerak dalam bisnis. Kebutuhan
pekerja atau karyawan akan mendorong keberhasilan
bisnis dalam menghasilkan produk/jasa dalam jumlah yang
besar dan berkualitas.
4. Penyuplai (supplier)
Pemasok atau supplier sebagai penyedia bahan baku
maupun barang jadi menjadi salah satu pemangku
kepentingan, karena memastikan bahwa proses produksi
maupun distribusi dapat berjalan. Tanpa adanya pemasok
akan membuat bisnis berhenti berproduksi atau beroperasi.
Pemasok menjadi penggerak dalam kegiatan produksi di
perusahaan besar maupun industri-industri kecil.
5. Konsumen (consumers)
Bisnis tidak akan dapat eksis tanpa adanya pengguna
(users) yaitu konsumen atau pelanggan atau pembeli.
Sebuah bisnis dapat beroperasi ketika ada pesanan (order)

“Manajemen Bisnis” 9
dari konsumen. Permintaan dari konsumen menjadi
penggerak kegiatan bisnis mulai dari pengadaan, produksi,
sampai ke pendistribusian.
1.3 Lingkungan Bisnis
Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil ketika dapat
beradaptasi dan menyikapi kondisi lingkungan eksternal yang
mempengaruhi bisnis. Beberapa lingkungan bisnis yang perlu
mendapatkan perhatian agar bisnis dapat beroperasi secara
normal dan dapat mempertahankan atau memperpanjang usia
bisnisnya, yaitu sebagai berikut:
1. Sosial (social)
Lingkungan ini meliputi umur, gender, kebutuhan atau
keinginan masyarakat, dan tradisi. Permintaan barang dan
jasa dapat menurun atau meningkat tergantung lingkungan
sosial yang memerlukan atau membutuhkannya.
2. Industri (industry)
Perusahaan lain dapat menjadi pesaing maupun mitra bisnis
tergantung strategi yang diterapkan. Perusahaan menjadi
pesaing ketika produk yang dihasilkan serupa atau sama
dengan konsumen yang relatif sama. Perusahaan menjadi
mitra ketika terjadi akuisisi, merger, maupun kemitraan (joint).
3. Ekonomi (economy)
Perekonomian meliputi daya beli masyarakat, penghasilan
pekerja/pegawai, stabilitas keuangan dan ketersediaan
barang-barang kebutuhan pokok. Kondisi ekonomi sangat
dipengaruhi oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah karena pemerintah sebagai penguasa
berkewajiban untuk mensejahterakan rakyat sesuai amanat
yang diberikan oleh undang-undang.

10 “Manajemen Bisnis”
4. Dunia (global)
Globalisasi berdampak pada keberadaan bisnis di suatu
negara, baik di negara miskin maupun negara kaya.
Kemajuan teknologi mendorong adanya globalisasi dalam
bisnis lintas negara maupun lintas benua. Persediaan barang
dengan berbagai bentuk dan kualitasnya dapat diakses tanpa
batas di seluruh permukaan bumi. Perkembangan pemasaran
digital memudahkan masyarakat mendapatkan barang/jasa
yang dibutuhkan dengan sangat cepat dan mudah.
1.4 Etika Bisnis dan Tanggungjawab Sosial
Kebutuhan akan etika bisnis dalam perusahaan kian hari
kian terasa, ditandai dengan berbagai macam peraturan atau
aturan main yang dikeluarkan oleh asosiasi bisnis maupun
pemerintah. Demikian juga konsumen sebagai pengguna (users),
saat ini sangat mudah untuk mengakses informasi dan
mendapatkan produk dari pebisnis serta lebih mudah
mengajukan komplain apabila pelayanan yang diberikan tidak
sesuai dengan standar. Adanya perlindungan konsumen memicu
disusunnya peraturan terkait dengan etika dalam bertransaksi.
Persaingan usaha juga menjadi alasan mengapa etika bisnis perlu
dibuat dan dilaksanakan dengan konsekwen agar tidak
menimbulkan persaingan yang tidak sehat.
Perusahaan terutama yang berskala besar dituntut untuk
memberikan pengembalian atas sumberdaya yang digunakan
atau dimanfaatkan oleh perusahaan melalui tanggungjawab
sosial atau corporate social responsibility. Tanggungjawab sosial ini
berupa pemberian sebagian keuntungannya untuk dibagikan
kepada masyarakat di sekitar perusahaan maupun kepada
pihak-pihak yang membutuhkankan berupa bahan-bahan
pangan, pendidikan, budaya masyarakat, maupun infrastruktur.
Pemberian beasiswa atau bantuan untuk membangun desa
merupakan contoh konktrit adanya tanggungjawab sosial dari
perusahaan.

“Manajemen Bisnis” 11
Gambar 1.2. Etika Bisnis Terhadap Nilai Perusahaan
Sumber: Madura, 2007
Tanggungjawab perusahaan diberikan kepada setiap orang
atau organisasi yang secara langsung maupun tidak langsung
menjadi penyebab bisnisnya berkembang, diantaranya kepada:
1) Pelanggan, meliputi penyediaan produk yang sehat, halal
serta pelayanan penjualan yang jujur dan saling
menguntungkan; 2) Pekerja, meliputi jaminan keselamatan kerja,
kesehatan, tidak diskriminasi, pencegahan tindakan asusila,
kesamaan gender ataupun peluang, dan kesejahteraan; 3)
Stakeholder , meliputi memberikan keuntungan bagi investor atu
owners, membuat keputusan yang adil bagi seorang manager, dan
kewajiban keuangan bagi kreditur; 4) Lingkungan, meliputi
analisa dampak lingkungan agar ekologis tetap terjaga, tidak
melakukan pencemaran lingkungan, mendorong adanya
lingkungan hijau, dan melakukan peremajaan sumberdaya alam
yang terancam rusak; 5) Kelompok (community), meliputi
bentuk kepedulian, empati, maupun perhatian melalui kegiatan-
kegiatan amal dan sosial lainnya.
Etika bisnis yang dapat dijalankan dengan baik dan
konsekwen serta tanggungjawab sosial yang dilakukan dengan
sepenuh hati diindikasikan dari keputusan-keputusan pelaku
bisnis di tingkat pimpinan atau manager. Hal ini akan
mendatangkan kepercayaan bagi masyarakat dengan
membelanjakan penghasilannya untuk membeli produk/jasa
yang dijual perusahaan sehingga keuntungan perusahaan
semakin meningkat. Pemasukan yang besar bagi perusahaan
berdampak pada peningkatan nilai perusahaan ditandai dengan

12 “Manajemen Bisnis”
perkembangan bisnis dan brand image yang semakin melekat di
benak masyarakat. Nilai perusahaan dapat berupa perluasan
pangsa pasar, semakin besarnya jaringan bisnis yang melibatkan
orang-orang berpengaruh, semakin meningkatnya volume
produksi, dan tingginya kepercayaan masyarakat.
1.5 Tantangan Bisnis Saat ini
Keberadaan teknologi informasi yang semakin merasuk
ke dalam setiap aspek kehidupan termasuk dunia bisnis, menjadi
tantangan tersendiri bagi pelaku bisnis dalam mempertahankan
dan mengembangkan usahanya. Beberapa tantangan bisnis yang
menjadi bahan pemikiran bagi pelaku bisnis, pemerintah,
pemerhati bisnis, pendidik, maupun masyarakat pada umumnya
diantaranya adalah:
1. Digitalisasi (Digitalitation)
Bisnis saat ini tidak dapat lepas dari adanya digitalisasi atau
pemanfaatan teknologi informasi berbasis internet. Efisiensi
menjadi sebuah keniscayaan dengan adanya fungsi
teknologi sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih
cepat, lebih mudah, dan lebih murah serta jangkauan yang
semakin luas. Era digital menjadi tantangan utama bagi
pebisnis masa kini dan penggunaan digitalisasi dalam bisnis
akan semakin menguat di masa-masa mendatang.
2. Talenta Lengkap (Multi Talent)
Tuntutan bagi pelaku dan pemilik bisnis sekarang adalah
memiliki beragam pengetahuan dan keterampilan sehingga
dapat mengikuti perkembangan jaman dan memecahkan
permasalahan yang semakin komplek di era digitalisasi.
Perusahaan pun memerlukan calon-calon pekerja yang
memiliki talenta komplit untuk mengawal bisnisnya agar
tetap bertahan dan mengikuti secara beiriring kemajuan
teknologi sehingga semakin kokoh dan menguntungkan.
Generasi Z sebagai anak muda yang lahir di awal tahun 2000-

“Manajemen Bisnis” 13
an menjadi harapan bagi perusahaan untuk mendapatkan
pekerja-pekerja multi talenta.
3. Perubahan Besar (Disruptions)
Perubahan yang besar dan cepat (turbulensi) baik yang
dilakukan oleh masyarakat, pelaku bisnis lain, generasi
muda, maupun pemangku kepentingan lain, harus dapat
disikapi dengan arif dan bijak oleh pebisnis. Perubahan-
perubahan besar tidak bisa dihindari, namun harus dihadapi
dengan penuh perhitungan dan perencanaan yang matang.
Strategi bisnis yang tepat, terukur, dan matang menjadi
kunci bagi pebisnis dalam menghadapi tantangan disrupsi.
4. Persaingan Ketat (High Competition)
Kompetitor semakin hari semakin banyak dengan berbagai
kharakter, yang semuanya dapat menjadi ancaman bagi
pebisnis yang terlena dengan pencapaiannya. Keberadaan
berbagai pesaing senantiasa menjadi ancaman bagi siapapun
pelaku bisnis yang menguasai pasar. Kelengahan menjadi
pintu masuk bagi kompetitor untuk merebut pangsa pasar
tanpa ampun dan akan memporakporandakan bisnis yang
telah dibangun bertahun-tahun.
5. Pengawasan Nol (Zero-Surveillance)
Monitoring bisnis saat ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan internet dibantu oleh perangkat keras
maupun perangkat lunak berupa gadget, android, laptop,
notebook, software, maupun aplikasi-aplikasi lain. Keberadaan
social media, website, e-mail, maupun fitur chatting lainnya
akan memudahkan pemilik bisnis maupun manager untuk
mengontrol proses bisnisnya.
6. Inflasi Tinggi (High Inflation)
Peredaran mata uang dunia maupun negara tertentu yang
tinggi memicu terjadinya inflasi yang tinggi. Hal ini dapat

14 “Manajemen Bisnis”
menyebabkan kenaikan harga-harga bahan baku, tenaga
kerja, peralatan, distribusi, maupun harga sumberdaya
produksi lainnya. Kebijakan pemerintah seperti kenaikan
harga BBM, listrik, air, tol, dan kebutuhan pokok lain juga
dapat memicu adanya inflasi yang tinggi. (Desra, 2020)
1.6 Penutup
Peluang bisnis yang selalu mengikuti dinamika
kehidupan masih menjadi daya tarik tersendiri, khususnya bagi
individu yang memiliki ketertarikan dalam mengelola keuangan
dalam skala menengah dan besar. Lingkungan bisnis sebagai
faktor eksternal yang mempengaruhi eksistensi bisnis, perlu
mendapat perhatian yang serius mengingat preferensi konsumen
dan era disrupsi yang begitu dasyat dapat merubah keberadaan
bisnis yang telah dibangun bertahun-tahun menjadi hilang tidak
bersisa. Pengetahuan dan pengalaman diperlukan untuk
membuat proyeksi dan antisipasi terhadap pengaruh lingkungan
bisnis terhadap perusahaan.
Di era digitalisasi sebagai bagian dari lingkungann bisnis,
selain memberikan ancaman bagi pelaku bisnis yang status quo
atau tidak mau beradaptasi, juga mendatangkan peluang yang
sangat besar bagi mereka yang mau belajar dan mengembangkan
diri. Adanya digitalisasi di bidang pemasaran, keuangan,
produksi, maupun sumberdaya manusia dapat membantu
pelaku bisnis mengembangkan bisnisnya dengan lebih efektif
dan efisien. Jangkauan bisnis saat ini dirasa semakin luas dan
semakin cepat penyebarannya sebagai dampak dari adanya
digital marketing melalui media sosial, marketplace, maupun
website. Para pemangku bisnis harus dapat memanfaatkan
kemajuan teknologi untuk meningkatkan produktivitas
sumberdayanya sehingga bisnis tetap eksis dan berkembang.

“Manajemen Bisnis” 15
16 “Manajemen Bisnis”
Bab 2
Organisasi Bisnis
2.1 Pengantar
Apabila berbicara tentang organisasi bisnis, maka yang
pertama muncul dalam persepsi kita adalah bahwa organisasi
bisnis itu merupakan sebuah wadah untuk melaksanakan
berbagai macam kegiatan. Bahwa organisasi itu senantiasa terdiri
dari sekelompok manusia yang diharapkan bekerja sama
sedemikian rupa hingga sasaran-sasaran tertentu dapat dicapai
secara bersama. Suatu organisasi bisnis dapat bertahan lama
bukan dibentuk oleh suatu manajemen yang hebat, tidak juga
oleh orang-orang yang hebat, ataupun sistem, melainkan dibuat
dan dirancang oleh suatu nilai-nilai. Budaya Perusahaan
(Corporate Culture) selalu menitik beratkan pada bottom up,
menggali segala sesuatu mulai dari bawah, bukan dari atas ke
bawah (top down), semua orang harus tahu apa yang sebenarnya
dibutuhkan dan diinginkan.
2.2 Budaya Kerja Organisasi
Budaya kerja organisasi adalah: Keseluruhan kepercayaan
(beliefs) dan nilai-nilai (values) yang dimiliki dan tumbuh
berkembang dalam suatu organisasi atau perusahaan, menjadi
dasar cara berpikir, berperilaku dan bertindak dari seluruh insan
organisasi, dan diturunkan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya.

“Manajemen Bisnis” 17
Budaya kerja dapat digunakan sebagai motivasi yang
efektif dalam pencapaian tujuan sesuai dengan visi dan misi
perusahaan.
Adapun budaya kerja yang efektif adalah :
1. Dapat menyatukan cara berpikir, berperilaku dan bertindak
seluruh insan organisasi/korporasi
2. Mempermudah dalam penetapan dan implementasi visi,
misi, dan strategi dalam korporasi
3. Dapat menciptakan dan meningkatkan kerja sama tim dalam
perusahaan serta meminimalkan konflik-konflik internal
yang ada.
4. Memperkuat ketahanan dalam menghadapi tekanan-tekanan
faktor eksternal perusahaan.
Namun demikian, selain budaya kerja yang baik, faktor
pemimpin juga sangat penting antara lain sebagai:
1. Pencipta dan pengelola strategi perusahaan
2. Teladan, citra (image) bagi individu-individu maupun
kelompok yang ada di organisasi
3. Motivator untuk individu organisasi dalam melaksanakan
budaya kerja secara konsisten dan berkelanjutan.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka dapat dilihat bahwa
dalam pembentukan budaya korporasi yang baik, yang saling
menentukan adalah individu-individunya. Sebaik apapun
aturan-aturan ataupun sistem yang dibuat, tanpa adanya
keinginan dari individu-individu untuk berubah menjadi lebih
baik, maka semuanya akan tidak dapat memberikan manfaat
bagi perusahaan.
Budaya perusahaan ini pertama-tama dibangun atas
dasar visi atau firasat bisnis pendiri suatu perusahaan sebagai
penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik.

18 “Manajemen Bisnis”
Visi ini kemudian diberlakukan bagi perusahaannya, yang
berarti visi ini akan menjadi sikap dan perilaku organisasi
perusahaan tersebut baik untuk internal maupun eksternalnya.
Kemudian akan terbentuk suatu etos bisnis, yaitu sebuah
kebiasaan yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak
diterimanya sebagai karyawan perusahaan maupun secara
berkelanjutan dilakukaan evaluasi dalam kaitannya untuk
penyegaran perusahaan. Etos ini yang akan menjadi jiwa yang
menyatukan dan juga menjadi semangat bagi seluruh karyawan
untuk bersikap dan berpola perilaku yang kurang lebih sama
berdasarkan prinsip-prinsip yang dianut perusahaan.
Berkembang tidaknya sebuah etos bisnis ditentukan oleh gaya
kepemimpinan dalam perusahaan tersebut.
2.3 Organisasi Bisnis Perusahaan
Organisasi bisnis perusahaan adalah suatu
lembaga/organisasi/institusi yang didirikan sesuai aturan hukum
yang berlaku, dan adanya orang-orang yang usahanya
dikoordinasikan, terdiri dari subsistem yang saling
berhubungan, bekerja bersama-sama, sesuai dengan peran dan
wewenangnya dalam mencapai tujuan.
1. Badan usaha/perusahaan perseorangan atau individu
Perusahaan perseorangan adalah badan usaha
kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dalam
membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara
tertentu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa
adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya
perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta
jumlah produksi, memiliki tenaga kerja/buruh yang sedikit dan
penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh
perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso
keliling, pedagang asongan, dan lain-lain sebagainya.

“Manajemen Bisnis” 19
Ciri-ciri dan sifat perusahaan perseorangan:
 Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan;
 Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta
pribadi;
 Tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi;
 Seluruh keuntungan dinikmati sendiri;
 Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri;
 Keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan
penghasilan yang lebih besar;
 Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup;
 Sewaktu-waktu dapat dipindahtangankan.
2. Perusahaan/badan usaha persekutuan/partnership
Perusahaan persekutuan adalah badan usaha yang
dimiliki oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama bekerja
sama untuk mencapai tujuan bisnis. Dan yang termasuk dalam
badan usaha persekutuan adalah firma dan persekutuan
komanditer alias CV. Untuk mendirikan badan usaha
persekutuan membutuhkan izin khusus pada instansi
pemerintah yang terkait.
a. Firma (Fa)
Firma adalah suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri
dari dua orang atu lebih dengan nama bersama yang
tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada setiap
pemiliknya.
Ciri dan sifat firma adalah sebagai berikut:
 apabila terdapat utang tak terbayar, maka setiap pemilik
wajib melunasi utang-utangnya dengan harta pribadi;
 setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi
pemimpin;

20 “Manajemen Bisnis”
 seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru
tanpa seizin anggota yang lainnya;
 keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup;
 seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan
firma;
 pendiriannya tidak memerlukan akta pendirian;
 mudah memperoleh kredit usaha.
b. Persekutuan Komanditer/CV (Commanditaire Vennotscchaap)
CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan
dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda
diantara anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha
secara aktif yang melibatkan harta pribadi dan pihak lainnya
hanya menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta
pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus
perusahaan CV disebut sekutu aktif, dan yang hanya
menyetor modal disebut sekutu pasif.
Ciri dan sifat dari CV adalah sebagai berikut:
 sulit untuk menarik modal yang telah disetor;
 modal besar karena didirikan banyak pihak;
 mudah mendapatkan kredit pinjaman;
 ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab terbatas
dan ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan;
 relatif mudah didirikan;
 kelangsungan hidup perusahaan CV tidak menentu.
c. Perseroan Terbatas/PT/Korporasi/Korporat
Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki
badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang
dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada

“Manajemen Bisnis” 21
perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau
perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT, pemilik
modal tidah harus memimpin perusahaan, karena dapat
menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi
pimpinan. Untuk mendirikan perseroan terbatas dibutuhkan
sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai
persyaratan lainnya.
Ciri dan sifat perseroan terbatas adalah:
 kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta
pribadi;
 modal dan ukuran perusahaan besar;
 kelangsungan hidup perusahaan PT ada di tangan
pemilik saham;
 dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki baagian
saham;
 kepemilikan mudah berpindah tangan;
 mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan/pegawai;
 keuntungan dibagikan kepada pemilik modal/saham
dalam bentuk dividen;
 kekuatan dewan direksi lebih besar daripaa kekuatan
pemegang saham;
 sulit untuk membubarkan PT;
 pajak berganda pada pajak penghasilan /PPh dan pajak
dividen.
3. Karyawan merupakan bagian dari organisasi bisnis
Karyawan atau pekerja merupakan aset perusahaan,
sehingga untuk mampu bersaing dalam sumber daya
manusianya diperlukan kualitas SDM yang baik. Kualitas SDM
yang baik tentunya SDM tersebut harus memiliki kemampuan

22 “Manajemen Bisnis”
dan keahlian yang kompeten atau sering disebut dengan Human
Resourcces Based On Compentency
Perubahan dunia berpengaruh terhadap organisasi bisnis
dan sekaligus terhadap kompetensi karyawan. Karyawan
semakin dipandang sebagai aset yang sangat penting dari suatu
perusahaan. Semakin banyak tantangan bisnis yang dihadapi
perusahaan, maka kedudukan karyawan menjadi semakin
sangat strategis. Keunggulan kompetitif suatu perusahaan
sangat bergantung pada mutu sumber daya manusia (karyawan).
Artinya ketika perusahaan akan menghadapi proses pengubahan
atau terlibat dalam menciptakan perubahan, maka karyawan
diposisikan sebagai pemain utama perusahaan.
Perusahaan akan selalu memikat, mengembangkan, dan
mempertahankan karyawan yang berketerampilan inovatif. Dan
agar karyawan tetap bertahan bekerja di perusahaannya, maka
diperlukan lingkungan pembelajaran yang berkelanjutan.
Bagaimana misalnya para karyawan secara bertahap
dikembangkan potensi dirinya untuk memiliki pemikiran
kompetitif, sinergis, dan pemikiran gobal. Dengan demikian,
perusahaan akan semakin siap dalam menghadapi setiap proses
perubahan lokal dan global. Hal demikian tampak jelas di suatu
organisasi pembelajaran (learning organization).
Perusahaan akan terus mengembangkan potensi
karyawan yang memiliki kompetensi atau standar sector
ekonomi nasional dan global.
Ciri-ciri kompetensi karyawan dimaksud adalah memiliki
pengetahuan, kapabilitas dan sikap inisiatif dan inovatif dalam
berbagai dimensi pekerjaan yaitu:
 Keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang
berorientasi pada efisiensi, produktivitas, mutu, dan
kepedulian terhadap dampak lingkungan

“Manajemen Bisnis” 23
 Keterampilan dan sikap dalam berkomunikasi horizontal dan
vertikal serta membangun jejaring kerja internal
 Keterampilan dan sikap dalam pengendalian emosi diri,
membangun persahabatan, dan objektivitas persepsi.
 Sikap mau belajar secara berkelanjutan
 Keterampilan dan sikap dalam pengembangan diri untuk
mengaitkan kompetensi pekerjaan dengan kompetensi
pribadi individu
 Keterampilan dan sikap maju untuk mencari cara-cara baru
dalam mengoptimalkan pelayanan mutu terhadap
pelanggan.
 Keterampilan dan sikap saling memperkuat (sinergis)
antarkaryawan untuk selalu meningkatkan mutu produk dan
mutu pelayanan pada pelanggan.
Kalau perusahaan disebut sebagai organisasi
pembelajaran, manajemen puncak sudah menempatkn upaya
pengembangan kompetensi karyawan sebagai tugas rutinnya.
Karyawan diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya
melalui bursa gagasan yang diselenggarakan oleh manajemen
puncak. Dari situ pihak manajemen bisa mengamati siapa saja
karyawan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
talenta tinggi. Dan kemudian dikaitkan dengan kinerjanya. Lalu
dapat ditentukan siapa saja yang disiapkan untuk menempati
posisi jabatan yang lebih tinggi. Sementara mereka yang berada
pada kinerja yang dibawah standar diberi kesempatan untuk
mengikuti pelatihan dan pengembangan.
2.4 Karyawan Sebagai Bagian Organisasi Bisnis
Dalam mengembangkan sebuah strategi bisnisnya suatu
perusahaan harus memperkenalkan dan mensosialisasikan
strategi tersebut kepada karyawannya. Sehingga mereka dapat
mendukung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan

24 “Manajemen Bisnis”
perusahaan yang akan dicapai dengan menggunakan strategi
bisnis ini. Semakin banyak karyawan yang merasa terlibat dan
diajak berperan aktif dalam pengembangan strategi ini, maka
akan semakin berhasil perusahaan dalam menanamkan prinsip-
prinsipnya. Gagasan yang berasal dari karyawan yang cukup
senior dan beberapa tahun bekerja di perusahaan, lebih dapat
diterima dan diimplementasikan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk melibatkan
karyawan dalam penyusunan rencana program serta
mengkomunikasikan secara terbuka kepada mereka mengenai
tujuan, kriteria kunci sukses, dan jangka waktu tertentu
implementasinya. Dalam memastikan apakah program tersebut
sukses, maka karyawan perlu melihat hasil secara nyata dari
pendekatan baru tersebut. Dengan mengenali bagian-bagian dari
perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan struktur dan
ukuran bisnisnya, seringkali ditunjukkan suatu contoh, yang
berguna untuk menggambarkan keberhasilan suatu program.
Selain itu, juga perlu adanya suatu situasi kontrol sebagai
pembanding (comparition) sehingga program tersebut dapat
dinilai tingkat keberhasilannya.
Para karyawan adalah sasaran pertama di perusahaan.
Jika karyawan tahu mengenai berbagai macam produk, jasa,
ataupun pelayanan yang harus diberikan kepada pelanggan
(customer) hampir dapat dipastikan bahwa mereka akan bekerja
dan memiliki kinerja yang baik sesuai dengan tujuan perusahaan
yang hendak dicapai dengan berbagai strategi bisnis yang telah
disosialisasikan kepada pelanggannya.
Adapun tugas pokok dari Manajemen Puncak (Top
Management) adalah menetapkan cara memperkenalkan produk
kepada karyawan. Pengalaman menunjukkan bahwa mendidik
manajemen terlebih dahulu akan lebih berguna daripada
memperkenalkan suatu program kepada seluruh karyawan pada
saat yang sama.

“Manajemen Bisnis” 25
Hal ini ternyata akan memudahkan dalam
penyelenggaraan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk
memperkenalkan filosofi perusahaan kepada semua karyawan.
Namun demikian, berbagai kegiatan khusus yang terpisah harus
dilaksanakan terlebih dahulu dengan para manajer untuk
menjelaskan peran mereka dan untuk mendapatkan komitmen
mereka. Pelatihan kepemimpinan organisasi (leadership training)
juga diperlukan untuk membantu jalannya perubahan.
2.5 Tanggung Jawab Perusahaan kepada Karyawan/Pekerja
Di negara-negara yang menganut sistem
kapitalis/liberalisme, maka keberadaan perusahaan dipahami,
adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomis. Namun
demikian, selain mempunyai tujuan untuk memperoleh
keuntungan, perusahaan-perusahaan ini juga dituntut untuk
memenuhi tanggung jawab sosial tertentu. Berbagai pendapat
tentang kepentingan relatif antara profitabilitas dan tanggung
jawab sosial ini. Ada pihak yang mendukung pendapat bahwa
profitabilitas adalah tujuan utama dari perusahaan dan tanggung
jawab sosial yang harus ditanggung adalah hanya yang masuk
dalam kerangka yang terkait dengan keberadaan perusahaan
tersebut.
Sedangkan pada pihak lainnya berpendapat bahwa
perusahaan tidaklah sekedar sebuah entitas ekonomi, tetapi juga
merupakan suatu institusi sosial yang berada dalam suatu
lingkungan sosial, dan membawa serta tanggung jawab sosial
yang tinggi. Dalam pendapat ini, bahwa perusahaan secara
moral mempunyai tanggung jawab terhadap semua pihak dan
profitabilitas hanyalah sarana untuk melakukan tanggung jawab
tersebut.
Bagi situasi dunia yang semakin global ini, masing-
masing pihak saling bergantung serta tidak lagi ada perusahaan
yang tertutup atau tidak mau melakukan perbaikan-perbaikan
untuk kemajuan. Adapun tanggung jawab perusahaan juga

26 “Manajemen Bisnis”
mencakup lingkungan hidup yang semakin disorot oleh dunia
internasional. Jika perusahaan tidak mematuhi atau tidak
memiliki tanggung jawab mengenai kelestarian
alam/lingkungan, maka saat ini bisa dilakukan pemboikotan atas
produknya.
Sebagai contoh, jika kita melakukan illegal logging atau
pembakaran hutan, maka kayu produksi Indonesia akan ditolak
dan tidak diterima oleh pasaran internasional. Sehingga hal ini
akan merugikan secara finansial bagi perusahaan yang
melakukan hubungan dagang dengan luar negeri dan pada
akhirnya akan berakibat pula bagi negara, yaitu pendapatan
devisa negara atas kegiatan perdagangan ini. Bahkan citra (image)
negara Indonesia menjadi buruk.
2.6 Manajer Sebagai Pemimpin Organisasi Bisnis
Dalam perusahaan yang baik para manajer memimpin
pelaksanaan strategi pelayanan, dengan memberikan penekanan
terhadap kepedulian pada pelanggan. Kunci utamanya adalah
para manajer perlu menjalin dan menghargai hubungan mereka
dengan karyawannya sebagaimana mereka melakukan terhadap
para pelanggan.
Hal ini dilakukan berdasarkan keyakinan bahwa
seseorang yang merasa dihargai akan memberikan
reward/penghargaan yang sesuai. Riset menunjukkan bahwa para
manajer yang sangat berbakat mendapat peringkat yang tinggi.
Sebagai suatu entitas ekonomi yang memiliki hubungan
formal dengan para karyawan, penyuplai, pembeli, dan
lembaga-lembaga pemerintah, maka perusahaan mempunyai
tanggung jawab legal untuk melaksanakan berbagai kesepakatan
yang tercantum dalam berbagai dokumen kontrak dari
keberadaan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan terkait
dengan hukum dalam setiap yurisdiksi di mana perusahaan itu
melakukan kegiatan.

“Manajemen Bisnis” 27
Perusahaan tidak hanya sekedar sebagai mesin pencetak
laba, yang dibuat secara legal di muka hukum. Perusahaan juga
merupakan jaringan manusia yang bekerja bersama-sama untuk
tujuan yang disepakati bersama. Manusia-manusia yang berada
di dalamnya adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi.
Salah satu kebutuhan mendasar dari komunitas sosial adalah
saling percaya di antara manusia yang berada dalam komunitas
tersebut. Oleh karena itu, seorang manusia akan berharap
kepada sesamanya dalam batas-batas sosial yang disepakati, dan
tidak menginginkan salah satu pihak terlalu mementingkan
kepentingan pribadinya tanpa batas.
Jika saling percaya di antara para karyawan perusahaa ini
dapat tercipta, maka mereka dapat menjalin hubungan dalam
sebuah kelompok yang produktif dan membangun hubungan
yang saling menguntungkan.
Tanggung jawab sosial, yaitu bertindak untuk
kepentingan pihak lain, sekaligus tanpa ikatan, karena dasar-
dasar kepercayaan. Jika ada saling percaya, karyawan akan
bersedia untuk memberikan komitmennya kepada perusahaan,
baik secara emosi maupun praktiknya. Secara emosi, mereka
akan melibatkan diri dan akan secara kuat menggabungkan diri
kepada organisasi yang dapat memunculkan perasaan
kebanggaan dan loyalitas.
Dalam praktiknya, mereka akan bersedia melakukan
proses pembelajaran terhadap pengetahuan dan kemampuan,
untuk membangun karier di perusahaan. Bertindak dalam
kerangka kepentingan karyawan adalah sebuah bentuk
tanggung jawab sosial yang terbatas yang dilakukan oleh
perusahaan selain membangun saling percaya dalam
organisasi/perusahaan.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi perusahaan untuk
memberikan penghargaan terhadap komitmen tersebut dengan
bersikap secara bertanggung jawab, bahkan ketika perusahaan

28 “Manajemen Bisnis”
mengalami kerugian usaha. Jika tidak, hubungan saling percaya
yang ada dapat rusak bahkan hilang sama sekali.
Berdasarkan ulasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa semuanya akan menghasilkaan suatu perilaku kerja yang
merupakan fungsi dari tiga karakteristik sebagai berikut:
1. Persepsi pegawai bahwa upayanya mengarah pada suatu
kinerja
2. Persepsi pegawai bahwa kinerja dihargai (misalnya dengan
gaji atau pujian)
3. Nilai yang diberikan pegawai terhadap imbalan yang
diberikan.
Perilaku yang diharapkan dalam pekerjaan akan dapat
meningkat kalau ada hubungaan positif antara kinerja yang baik
dengan imbalan yang mereka terima, terutama imbalan yang
bernilai bagi karyawannya. Sehingga perusahaan harus
melakukan evaluasi yang akurat, terus menerus dalam
memberikan imbalan dan umpan balik yang tepat.
Gambar berikut ini mencerminkan sebuah organisasi
bisnis sebagai sebuah sistem dengan subsistem-subsistem yang
berinterelasi.

“Manajemen Bisnis” 29
Gambar 2.1 Sebuah organisasi bisnis sebagai sebuah sistem
dengan Subsistem-subsistem yang berinterelasi
Sekalipun pengorganisasian (Organizing) merupakan
salah satu fungsi dari proses manajemen, ia penting dalam hal
mendeterminasi bagaimana problem-problem dicegah
timbulnya, atau diselesaikan dalam upaya mengurangi konflik-
konflik yang tidak dapat dihindari dalam situasi, dimana orang-
orang bekerja sama dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan
tertentu.

30 “Manajemen Bisnis”
2.7 Penutup
Tanpa organisasi, dunia modern masa kini tidak dapat
hidup. Disebabkan karena dunia menjadi makin kompleks maka
saling ketergantungan makin besar dan makin intensif.
Betapa ketergantungan kita pada organisasi-organisasi
akan terlihat apabila organisasi-organisasi tersebut berfungsi
tidak baik. Ingat saja situasi yang dihadapi bila terjadi
pemogokan atau aksi boikot. Maka, penting sekali kalau kita
berusaha agar organisasi berfungsi efisien serta efektif baik untuk
masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Suatu organisasi tidak akan dapat bertahan jika organisasi
itu senantiasa mengabaikan tuntutan tersebut. Tetapi, tidak baik
juga apabila organisasi yang bersangkutan secara membabi buta
menyetujui saja tuntutan. Sebaiknya, diusahakan adanya suatu
keseimbangan. Keseimbangan demikian dapat diketemukan
secara mudah apabila terdapat interaksi yang kontinyu
organisasi dengan lingkungan itu. Interaksi demikian harus
berupa interaksi pada semua tingkat.

“Manajemen Bisnis” 31
Bab 3
Kondisi Ekonomi Dan
Global
3.1 Pengantar
Globalisasi merupakan salah satu perkembangan setiap
jaman ke jaman maka dari itu setiap manusia harus
memepersiapkan apa yang perlu dilakukan dimasa sekarang dan
masa yang akan datang baik kemamapun secar aindividu dan
kelompok, dalam hal yang berkaitan dengan kompetensin serta
menguasai teknologi perkembangannya semakin cepat dalam
perubahannya dari waktu kewaktu agar ketika dihadapkan
dengan situasi ini bisa mengatasi maka kalua ada perubahan di
era globalisasi tidak panik dan tidak tergusur oleh orang lain
yang sudah siap dalam kompetensi baik secatra individu dan
kelompok, kalua bicara kelompok perlu belajar team didalam
organisasi tidak ada namanya supermen ada jug superteam
disituasi organisasi pekerjaan tentunya ada hal yang perlu saling
kordinasi satu sama lainnya karena dengan kordinasi baik serta
komunikasi yang baik juga, maka terjalin hubungna team yang
saling mendukung serta solid.
Bagi negara tentunya perlu di persiapkan infrastruktur
yang baik serat teknologi yang baikjuga, agar bisa mewadahi
warganya dalam kompetensi menghadapi era globalisasi yang
tidak mungkin di bendung perubahannya ini menjadi tantangan
bagi negara bila negara ingin bisa bersaing dalam menghadapi

32 “Manajemen Bisnis”
eraglobalisasi, agar pertumbuhan ekonomi bertahan dan
berkembang, serta negara maju peranan pemerintahnya
sangatlah penting untuk mempasilistasi warganya agar bisa dan
mamapu bersaing dengan negara lain diharpakan menjadi
pemain bukan penonton dinegrinya sendiri. produk-produk
mendominasi hasil karya anak bangsa bukan produk-produk
yang berlimpah hasil karya orang asing, indikator secara global
mungkin bisa dilihat jika suatu negara produk asing lebih banyak
dari pada produk lokal maka bisa disimpulkan kalah dalam
persaingan secara globalisasi kurang siapnya menghadapi
persaingan sebaliknya kalau lebih banyak produk lokal maka
terbukti siap menghadapi era globalisasi dalam penguasan
perekonomian secara global dan berambisi bagimana bisa
menguasai pasar lebih besar lagi karena jaman era globalisasi ini
peluang pasar sangat terbuka .

Gambar 3.1 ekonomi dunia


Sumber: Ekonomi.bisnis.com
3.2 Globalisasi dan Liberalisme Ekonomi
Kondisi ekonomi global menampilkan warna yang
berbeda didalam dunia industri atau perdagangan karena
dengan kondisi global ekonomi ini terus berpersaing dan
perdagangan semakin terbuka luas dan pekembangan semakin
cepat dalam perdagangan secara multinasional semakin terlihat
dampak yang nyata terhadap perbuahan secara signifikan.

“Manajemen Bisnis” 33
Lembaga-lembaga keuangan internasional hanya fokus
membantu anggota-angotanya cendrung mengambil
keununtungan dari transasksi yang telah di lakukan oleh
Lembaga keuangan tersebut karena Lembaga keuangan
internasional seperti IMF menggunakan pengaruhnya untuk
berkuasa serta yang dilakukan terhadapa negara-negara kecil
atau berkembang mengambil keuntungan dengan
memanfaatkan kondisi semua ini demi kepentingan ekonomin
kelompoknya. Indonesia harus siap dan kuat dalam menghadapi
pangsa pasar global karena untuk menghadapi pasar global
tentunya Indonesia harus memepunyai pondasi kuat artinya
menghadapi globalisai yang disebut dengan pasar global atau
pasar bebas yang susah dikendalikan jadi kita perlu pertahanan
di setiap lini berbagai macam sektor perlu di perkuat yaitu sektor
sumber daya manusai sektor pertanian dan sektor industri serta
masayrakat indonesia harus didoktrin dan dipupuk agar
mencintai karya atau ciptaan dalam negeri jangan bila sebaliknya
warga negara lebih bangga dan senang dengan produk luar
negeri maka itu sebagai indikator ketidak siapan dalam
menghahdapi pasar bebbas serat menjadi target pasar bagi
negara-negara maju untuk menguasi pasar Indonesia yang
menjanjikan dan banyak konsumen untuk membeli produk
tersebut.

Gambar 3.2 Global liberalisme


Sumber: blogspot.com

34 “Manajemen Bisnis”
3.3 Globalisasi demokrasi
Semua orang atau masayarakat disisi kehidupan tentunya
terkena dampak terhadap gelobalisasi ini terdampak langsung
terhadap kesejahteraaan masyarakat karena paktanya semakin
sulit di negara-negara berkembang disebabkan keterbatasan
kemampuan dalam dunia industri atau kalah dama kompetensi
karena semakain banyak tenaga-tenaga ahi, dengan globalisasi
tentunya akan mendorng otononomi, hal ini sudah dilakukan
oleh negara kita setiap daerah mempunyai otonomi masing-
masing dengan otonomi daerah tersebut akan menciptakan sisi
negatifnya kasenjangan antara daerah satu dengan daerah
lainnya maka denga ini terlihat mana daerah maju dan daerah
tertinggal tergantung potensi yang dimilik daerah tersebut,
kepala daerah mempunyai wewenang yang sangat kuat untuk
memajukan daerahnya sendiri denga melakukan kebijakan atau
keputusan -keputusan dalam pengembangannya, seperti:
membuat kawasan industri, kawasan wisata dan seterusnya,
yang mempunyai tujuan untuk memajukan daerah tersebut.

Gambar 3.3 Macam-macam Global


Sumber: Dosenpendidkan.co id
Globalisasi merupakan cikal bakal demokrasi karena
dengan semakin maraknya dekomkrasi di era globalisasi ini
merupakan peluang badi masyarakat melakukan aspirasi

“Manajemen Bisnis” 35
masing-masing untuk berkreasi tanpa ada rasa takut terhadap
rejim atau kepentingan para pemimpin pada saat menjabat
sistem keterbukaan ini merupakan langkah lebih maju dari tahun
ke tahun karena akan menimbulkan masukan kepada
pemerintah sebagai informasi kondisi yang sebenarnya agar bisa
di evaluasi kedepannya untuk melakukan peubahan-perubahan
ke arah yang lebih baik dan bisa menyusun strategi keputusan
yang menguntungkan dan pokus terhadap kesejahteraan secara
umum di bidang ekonomi.

Gambar 3.4 Globalisasi


Sumber: Pelajaran.co.id
3.4 Ekonomi Global

Gambar 3.5 Ekonomi Dunia


Sumber: Economy.okezone.com

36 “Manajemen Bisnis”
Ekonomi global menimbulkan jurang pemisah yang jelas
dan nyata akibat dari perdagangan bebas di situ bahkan bisa
terbukti perbandingan yang sangat signifikan antara sikaya dan
simiskin dari hasil temuan tersebut ketimpangan ini
menimbulkan secara sosial yang kondisinya terpuruk tanpa ada
pemerataan kesejahteraan di bidang ekonomi karena dengan
ekonomi global ini menimbulkan persaingan yang sangat cukup
ke tata dimana dari globalisasi ini jika tidak siap menghadapi
persaingan bebas atau pasar global maka akan timbbul menjadi
penonton dinegerinya sendiri bukan jadi pemain dinegerinya
sendiri disitu yang dimaksud dengan ketimpangan sosial.

Gambar 3.6 Ekonomi Global


Sumber: Korankaltara.com
Dalam globalisasi ekonomi yaitu proses pedagangan
internasional karena dalam perdagangan internasional
memerlukan pangsa pasar saling membutuhkan antara pasar
domestik dengan pasar internasional ketika dalam perdagangan
tersebut di mana stok produk masing-masing saling kelihatan
kekurangannya. Ketika kekurangan di salah satu pasar domestik
maka untuk memenuhi kebutuhannya mencari produk dari
pasar lain, nah disini menjadi salah satu peluang bagi pasar
internasional untuk memasok produk pasar domestic dalam
memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, perkembangan-
perkembangan semakin pesat di era globalisaai ini satu negara

“Manajemen Bisnis” 37
saling berkaitan dan membutuhkan dalam pasokan pangan ke
setiap negara, salah satu contoh pemasok paling besar produk
pangan gandum yaitu dari Ukraina pada saat ini Ukraina sedang
perang dengan Rusia stok gandum Ukraina tidak bisa keluar atau
di salurkan ke negara-negara yang biasa dipasok atau
ketergantungan bahan dari impor akibatnya harga gandung
tidak bisa dibendung semakin melonjak harganya ke titik paling
mahal karena permintaan banyak dan pasar tidak bisa
memenuhi permintaan tersebut akibatnya harga gandum tidak
bisa dikendalikan dari dampak perang tersenbut bukan hanya
sektor pangan saja salah satunya sektor energi bahan bakar
minyak terjadi kenaikan secara global karena ada kenaikan
minyak dunia, maka dari itu ekonomi global sangat cepat dalam
perubahan-perubahan berbagai sektor negara yang maju bisa
menguasi semualini atau sektor produk dan mampu mensuplai
kenegara-negara lain yang membutuhkan dan mendapat
keuntungan yang lebih besar serta menjadi negara adidaya.

Gambar 3.7 Prediksi Perekonomian Global


Sumber: Isisi.id
3.5 Penutup
Globalisasi yang berkaitan dengan ekonomi sangat erat
sekali karena perubahan waktu dari jaman ke jaman persaingan
semakin ketat dan berkompetisi baik secara rasional maupun
sebaliknya perubahan tersebut tentunya saling menguasai
pangsa pasar dalam perekonomiaan karena hal ini berkaitan

38 “Manajemen Bisnis”
dengan populasi manusia semakin banyak dan peluang semakin
sempit dipaksa dan di tuntut untuk bertahan hidup menghadapi
jaman sekarang maupun jaman yang akan datang pertahanan
yang kokoh yaitu dengan mempunyai keahlian secara profesinal
dan berkompetinsi secara terus-menerus dan manusia harus
selalu banyak mempelajari dari waktu ke waktu dalam
menghadapi perubahan yang tidak bisa di bendung.

“Manajemen Bisnis” 39
40 “Manajemen Bisnis”
Bab 4
Kewirausahaan
4.1 Sejarah Kewirausahaan
Beberapa istilah wirausaha seperti pada Belanda dikenal
dengan ondernemer, di Negara Jerman dikenal dengan istilah
unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis semenjak
1950-an di beberapa negara mirip Eropa, Amerika, dan Kanada.
Bahkan semenjak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan
kewirausahaan atau manajemen perjuangan kecil. di tahun 1980-
an, hampir 500 sekolah di Amerika perkumpulan memberikan
pendidikan kewirausahaan. di Indonesia, kewirausahaan
dipelajari terbatas di beberapa sekolah atau perguruan tinggi
eksklusif saja. Sejalan dengan adanya perkembangan serta
tantangan mirip adanya krisis ekonomi, pemahaman
kewirausahaan diadakan baik melalui pendidikan formal
maupun training-training di segala lapisan rakyat kewirausahaan
sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan.
Dari warta sejarah yang ada, sejak ratusan tahun telah ada
sebagian besar atau banyak didominasinya warga Indonesia
yang hidupnya itu berasal dari pertanian. Hanya mereka yang
hidup di daerah pantai tak jarang terlibat dengan perdagangan
kecil-kecilan dan belum pernah memasuki tingkat perdagangan
internasional menggunakan berukuran skala minimalis. Dari
mereka, kita tahu bahwa pada zaman dahulu para pedagang
Indonesia telah aktif berdagang rempah-rempah hingga Gujarat,
Teluk Arab, serta Madagaskar. Tetapi, bila dikaji secara teliti
“Manajemen Bisnis” 41
berdagang rempah-rempah sampai Gujarat, Teluk Arab, serta
Madagaskar. Dan jika kita kaji secara lebih teliti lagi, aktivitas
perdagangan ini lebih menunjuk pada kegiatan petualangan
tanpa kesinambungan usaha pada ukuran dagang terkini.
Aktivitas ini pun terbatas di beberapa suku tertentu penghuni
pantai laut Jawa, Bugis, pantai barat Sumatera, dan Aceh. Fakta
yang ada saat ini menunjukkan bahwa, secara awam kurang
berarti dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Lalu, negara
Indonesia didatangi oleh orang Portugis, disusul oleh Kongsi
Dagang Belanda (VOC), serta penjajahan Belanda, Inggris, dan
Jepang yang semakin melumpuhkan aktivitas dunia usaha orang
Indonesia baik yang menyangkut perdagangan lokal, antar
pulau, maupun perdagangan Internasional. Keadaan ini semakin
parah lagi dengan adanya kebijakan yang diberikan oleh Belanda
menggunakan orang Cina menjadi pedagang mediator demi
memudahkan penjajahan Belanda di Indonesia.
Pada dasarnya, menjadi seorang wirausaha atau
wiraswasta harus bisa melihat suatu peluang serta
memanfaatkannya buat mencapai laba atau manfaat bagi dirinya
serta global atau sekelilingnya serta kelanjutan usahanya.
Mereka wajib mampu mengatasi risiko dengan menggunakan
suatu usaha untuk mengadakan pembaruan. Empiris ini bukan
saja di bidang ekonomi, tapi mencakup pula bidang sosial,
pendidikan, bahkan dalam keyakinan. Mereka harus mampu
mengkoordinasi serta mendayagunakan kekuatan kapital,
teknologi, dan tenaga pakar buat mencapai tujuan itu secara
serentak.
4.2 Pengertian Kewiraushaan
Awal mula kata kewirausahaan dapat dijabarkan menjadi
berikut: kewirausahaan berasal berasal kata wira dan usaha.
Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan,
berbudi luhur, gagah berani serta berwatak agung. Usaha artinya
perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi, Wirausaha

42 “Manajemen Bisnis”
artinya pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha
secara historis telah di kenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, kata kewirausahaan
sudah dikenal semenjak abad 16, sedangkan di Indonesia baru
dikenal di akhir abad 20. Kewirausahaan merupakan suatu
bentuk di mana kita dapat meluangkan sesuatu yang bersifat
kreatif dan inovatif yang di proses dan diaplikasikan dengan
adanya usaha. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan
usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidak
pastian. Kata kewirausahaan sendiri pun ternyata memiliki
beberapa arti yang berbeda-beda menurut para ahli atau sumber
acuan karena berbeda-beda pada titik berat dan penekanannya.
Menurut Frank Knight (1921), seorang wirausahawan
harus selalu mencoba suatu hal untuk dapat memprediksi dan
menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada
peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada
dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti
pengarahan dan pengawasan.
Menurut Peter Drucker dalam bukunya yang berjudul
“Innovation and Entrepreneurship: Practice and Principles”
mendefinisikan secara singkat tentang pengertian
kewirausahaan. Ia mendefinisikan kewirausahaan serta
kewirausahaan – wirausahawan merupakan orang yang selalu
mencari perubahan, meresponnya, serta memanfaatkannya
menjadi peluang. Ia pun menuturkan bahwa kewirausahaan
artinya suatu kemampuan yang berfungsi untuk menciptakan
suatu hal yang baru serta tidak sama dengan yg lainnya.
Menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan
mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi. Menurut Harvey (1968) kewirausahaan meliputi
kegiatan yang diperlukan buat menciptakan atau melaksanakan
perusahaan ketika semua pasar belum terbentuk atau belum

“Manajemen Bisnis” 43
teridentifikasi menggunakan kentara, atau komponen fungsi
produksinya yang belum diketahui sepenuhnya.
Menurut Richard (1775), mendefinisikan kewirausahaan
sebagai kata yang ditujukan dengan keadaan seseorang yang
bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan
membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi
definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi risiko atau ketidakpastian.
Menurut Adam Smith pada karyanya yang berjudul
Wealth of Nations, dia mengungkapkan bahwa negara-negara
tumbuh melalui perubahan pada pembagian kerja. Dengan
memakai wawasan Smith, kewirausahaan bisa didefinisikan
menjadi berikut Kewirausahaan adalah studi tentang tindakan
manusia yang mengarah pada perubahan dalam pembagian
kerja.
Menurut Zimmerer menuturkan bahwa kewirausahaan
merupakan proses penerapan inovasi dan kreativitas dalam
memecahkan permasalahan dan menemukan berbagai macam
solusi agar kehidupan bisnis bisa diperbaiki dan berjalan lebih
lancar dari sebelumnya.
Jadi, kita dapat mengambil kesimpulan dari definisi
beberapa ahli, dimana kata kewirausahaan yaitu suatu perilaku
atau kemampuan buat menciptakan sesuatu yang unik dan baru
yang bernilai dan bisa berguna bagi orang lain serta bagi diri
anda sendiri. Kewirausahaan pun merupakan sikap mental dan
jiwa yang kreatif, aktif, kreatif, berdaya dalam mengembangkan
usahanya sebagai akibatnya penghasilannya menjadi semakin
tinggi dari usaha atau aktivitas yang sedang digelutinya.

44 “Manajemen Bisnis”
4.3 Konsep Kewirausahaan
Pada zaman ekonomi digital seperti saat ini,
kewirausahaan menjadi satu istilah yang seringkali kita dengar
dan menjadi sudah tidak asing lagi di telinga kita. Praktik-praktik
kewirausahaan pun kini sudah dijalankan oleh orang-orang.
Secara sederhana, kewirausahaan dapat didefinisikan menjadi
kemampuan buat membentuk visi, inovasi dan melihat suatu
peluang pada masa yang akan datang. Konsep kewirausahaan
adalah kemampuan kreatif serta inovatif yang dijadikan dasar
buat membangun sesuatu yang baru dan berbeda melalui
berpikir kreatif serta bertindak inovatif buat membangun
peluang bisnis.
4.4 Ciri Orang Berjiwa Kewirausahaan
Apakah kamu ingin menjadi seseorang pengusaha? Jika
iya, apakah anda telah mempunyai satu ciri wirausaha berikut?
Nah, Meskipun bukan tolok ukur yang pasti buat mencapai
kesuksesan bisnis, Wirausaha yang anda miliki bisa
menghasilkan lebih siap buat berbisnis. Wirausaha adalah ciri
khas, kemampuan, serta pola pikir yang terkait menggunakan
pengusaha sukses. Sebagian orang memang bisa terlahir
menggunakan sifat ini, namun orang lain yang tak memilikinya
jua mampu mengembangkannya.
Ciri – ciri:
1. Berjiwa Optimis
Sikap Optimisme dapat digambarkan menjadi penekanan di
hal-hal positif serta secara emosional tahan terhadap hal-hal
negatif. Seorang pengusaha yang mengorganisir, mengelola,
dan menjalankan usaha kemungkinan akan menghadapi
banyak kemunduran berasal ketika ke saat. Oleh karena itu,
mereka wajib memiliki jiwa optimis, sehingga bisa melewati
masa-masa sulit. Menjadi optimis bisa membantu anda dalam
mengatasi aneka macam persoalan yang mungkin terjadi

“Manajemen Bisnis” 45
dalam usaha. Perilaku optimis pada diri kamu jua akan
mencegah adanya penurunan motivasi waktu menjalankan
usaha.
2. Punya Jiwa Pemimpin yang Baik
Ciri wirausaha yang berpotensi dapat sukses salah satunya
yaitu mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik. Ini sebab
ketika membangun bisnis, seorang pengusaha harus mampu
bertanggung jawab buat memimpin karyawan dan seluruh
orang yang terdapat pada perusahaannya. Kepemimpinan
ialah kemampuan buat memimpin orang lain. Seseorang
pemimpin yang efektif dilihat berasal kemampuannya pada
memobilisasi orang buat mencapai tujuan serta dianggap
menjadi pemimpin oleh para pengikutnya. Untuk dapat
menjadi pemimpin yang baik, anda wajib memiliki sikap
tanggung jawab, berani, bijaksana, tegas, adil, serta cerdas.
3. Punya Pikiran Positif
Untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses, anda jua
perlu memiliki pikiran yang positif. Nah, hal ini karena
pengusaha dituntut buat mengambil tindakan atau
keputusan di suatu perusahaan. Jadi, pikiran positif yang
dimiliki oleh seorang pengusaha sangatlah penting untuk
menghindari kesalahan pada saat mencari solusi. Dengan
pikiran yang positif ini, pengusaha juga bisa menumbuhkan
rasa berani dan selalu optimis dalam berwirausaha. Jadi,
seorang pengusaha bebas rasa takut waktu menjalankan
suatu bisnis.
4. Punya Percaya Diri Tinggi
Selain mempunyai rasa optimis, penting juga bagi seseorang
wirausahawan buat memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Menggunakan rasa percaya diri yang ada di dalam diri,
andapun mampu mencapai kesuksesan berwirausaha yg
diinginkan. Percaya diri yang dimaksud yakni merasa yakin

46 “Manajemen Bisnis”
atas segala tindakannya pada saat menjalankan bisnis atau
saat berbisnis. Jika anda mulai kehilangan rasa percaya diri,
cobalah buat mengingat ulang daftar keberhasilan yang telah
dilakukan sebelumnya itu apa saja. Dengan cara begitu, anda
akan termotivasi untuk bangkit kembali tanpa adanya
keraguan di benak anda.
5. Terbuka Terhadap Segala Hal
Perlu anda tau, bahwa dunia ini terus berjalan, termasuk pada
industri bisnis. Akan selalu terdapat perubahan yang menanti
sehingga anda perlu bersikap terbuka terhadap apapun.
Layaknya kehidupan, bisnis tidak bisa diprediksi. anda harus
siap dengan segala hal yang terdapat di masa mendatang.
Suka atau tidak suka, mau atau tak mau, engkau wajib bisa
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnis.
Salah satu perubahan nyata yang telah terjadi ketika ini ialah
peralihan bisnis konvensional menjadi usaha online.
6. Bersemangat Dalam Berbisnis
Ciri wirausaha berikutnya yang sebaiknya anda miliki ialah
selalu bersemangat. Karena apa? Karena dengan semangat,
anda akan lebih mudah pada membentuk dan menjalankan
usaha buat mencapai kesuksesan perusahaan yang
diinginkan. Supaya anda selalu bersemangat dalam
menjalankan usaha, cobalah cintai jenis perjuangan yang
anda jalankan. Jadi, jangan hanya berorientasi dengan
keuntungannya saja. Coba juga pikirkan hal-hal positif ihwal
mengapa kamu mendirikan usaha ini. Buatlah diri anda selalu
antusias setiap harinya. Jadi, rasa semangat dalam
menjalankan bisnis tak akan pernah pudar.
7. Punya Kreativitas
Penting jua bagi seorang pengusaha untuk memiliki jiwa
kreativitas. Kreativitas akan memunculkan ilham-inspirasi
asli yg membedakan perusahaan mereka dari yang lain. Jadi,

“Manajemen Bisnis” 47
peluang buat sukses lebih besar karena kreativitas
memungkinkan mereka sebagai lebih unggul dibanding
kompetitor. Nah, selain itu, kreativitas juga akan membawa
anda untuk menemukan cara memecahkan dilema dari lebih
dari satu sisi.
8. Berani merogoh Risiko
Seorang calon wirausahawan sukses wajib berani mengambil
risiko pada menjalani bisnisnya. Karena pada saat berbisnis,
akan ada berbagai risiko yang mungin ada. Mulai asal
kerugian, penipuan, kegagalan, serta kemungkinan jelek
lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan jiwa yang andal serta
penuh kenyamanan pada saat menghadapinya. Waktu
merogoh keputusan buat risiko tersebut, pengusaha juga
wajib berhati-hati serta tidak boleh gegabah. Karena biasanya,
semakin tinggi risiko yang wajib dihadapi, akan semakin
tinggi jua potensi laba yang akan dihasilkan.
9. Rasa Ingin memahami yang besar
Ciri wirausahawan selanjutnya ialah mempunyai rasa ingin
memahami yang besar. Ketika anda mempelajari bagaimana
segala sesuatu bekerja serta bagaimana melihat sesuatu dari
perspektif yang tidak sama, anda cenderung menjadi
bertanya-tanya dan ingin memahami. Nah, Keingintahuan
serta rasa bertanya-tanya ini akan memungkinkan anda
menemukan aneka macam solusi buat masalah bisnis, bahkan
sebelum hal itu terjadi. Jadi, jangan pernah meremehkan rasa
keingintahuan yang timbul pada benakmu karena bisa jadi itu
sebagai wawasan yang berharga.
10. Semangat Belajar
Bisnis baru seringkali kali tidak mempunyai staf di setiap
departemen karena memang kurangnya dana. Maka asal itu,
seorang wirausahawan perlu mengkaji segalanya mulai dari
akuntansi sampai pemasaran semenjak awal. Inilah

48 “Manajemen Bisnis”
pentingnya mempunyai semangat buat belajar.
Menggunakan demikian, pengusaha memiliki ilmu
pengetahuan yang luas serta lebih siap dalam menjalankan
bisnis. Pada dasarnya, janganlah merasa lelah untuk terus
mengkaji hal-hal baru yang berkaitan menggunakan usaha.
Jikapun kamu sudah menguasainya, coba perbarui dengan
menambah berita terkini lainnya supaya tidak tertinggal.
4.5 Sifat Kewirausahaan
Sifat-sifat seseorang wirausahawan ialah: memiliki sifat
keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme. Selalu
berusaha buat berprestasi, berorientasi pada untung, memiliki
ketekunan serta ketabahan, memiliki tekad yang kuat, senang
bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif. Wirausaha juga
artinya kemampuan dan kesiapan buat menyebarkan, mengatur,
serta menjalankan suatu badan usaha dengan segala
ketidakpastiannya buat memperoleh laba. Wirausaha secara
awam adalah aktivitas yang dilakukan seorang (wirausahawan)
yang mempunyai kemampuan dan hasrat buat mendirikan,
mengelola, serta berhasil dalam suatu perjuangan rintisan
(startup). Wirausahawan bisa pula diartikan menjadi seseorang
yang mengembangkan perusahaan inovasi beserta identifikasi
karakteristik peluangnya.
Sifat asal Wirausaha berasal aneka macam penelitian yang ada
ditemukan ada 19 sifat krusial wirausaha yang diperoleh asal
tujuh penelitian yang pernah dilakukan. Ke sembilan belas sifat
itu dikelompokkan menjadi enam sifat unggul (research
methodology workshop, 1977), menjadi berikut ini:
1. Percaya diri
Seseorang entrepreneur haruslah memiliki sifat percaya diri.
Ia wajib yakin serta optimistis bahwa usahanya akan maju
serta berkembang, tidak mengandalkan serta bergantung
orang lain atau keluarga. Seorang wirausaha harus bisa
bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang sedang

“Manajemen Bisnis” 49
dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang.
Tanggung jawab seseorang pengusaha tidak hanya pada
material, tetapi pula moral pada banyak sekali pihak.
2. Berorientasi pada insan
Sifat suka bergaul dengan orang lain berarti anda wajib
mampu berbagi serta memelihara korelasi baik menggunakan
banyak sekali pihak, baik yang berafiliasi eksklusif
menggunakan perjuangan yang dijalankan maupun tidak.
Komitmen buat melakukan sesuatu memang adalah
kewajiban buat segera ditepati serta direalisasikan. Menduga
saran serta kritik ialah dasar buat mencapai kemajuan. Saran
serta kritik yang masuk pada respon menggunakan baik buat
memperbaiki pelayanan pada pelanggan, proses usaha dan
efesiensi perusahaan.
3. Berorientasi hasil kerja
Ingin berprestasi, kemauan buat terus maju dan menyebarkan
usaha. Berorientasi laba, semua cara dan perjuangan yang
dilakukan wajib mendatangkan profit, karena bisnis tidak
akan bisa bertahan dan berkembang jika tidak terdapat profit.
Teguh, tekun serta kerja keras buat mendorong kemajuan
usahanya. Penuh semangat, serta penuh tenaga pada
melakukan semua aktivitas dengan semangat buat
keberhasilan.
4. Berorientasi masa depan
Terdiri dari sifat pandangan ke depan, ketajaman persepsi.
Buat itu menjadikan anda wajib memiliki visi serta tujuan
yang jelas. Hal ini berfungsi buat menebak kemana langkah
dan arah yang dituju sehingga bisa diketahui apa yang akan
dilakukan oleh pengusaha tadi beorientasi pada prestasi.

50 “Manajemen Bisnis”
4.6 Manfaat Kewirausahaan
Kewirausahaan mempunyai empat manfaat sosial yaitu
memperkuat pertumbuhan ekonomi, menaikkan produktivitas,
membangun teknologi, produk dan jasa baru, serta mengubah
dan meremajakan pasar.
Manfaat pertama
Pertumbuhan Ekonomi. Dengan kewirausahaan, bisa
membangun lowongan pekerjaan baru bagi warga, contohnya
dalam bidang elektro yang berdiri kurang asal lima tahun akan
lebih membangun pekerjaan daripada perusahaan yang telah
berdiri lebih dari 20 tahun. Dengan meningkatnya penciptaan
pekuang atau lapangan pekerjaan baru akan menaikkan
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Manfaat kedua
Produktivitas yaitu kemampuan buat membentuk lebih barang
serta jasa dengan tenaga kerja serta input lain yg lebih sedikit.
Fungsi wirausaha merupakan menjalankan aset organisasi buat
mendesain, menguji dan membuat produk baru.
Manfaat ketiga
Teknologi, Produk serta Jasa baru. Kewirausahaan memainkan
peran krusial dalam memajukan perubahan teknologi, produk
dan jasa inovatif. Contoh perjuangan inovatif yang dihasilkan
dari kewirausahaan contohnya: inovasi radio FM, mesin
fotocopy, bolpen serta lain-lain. Kewirausahaan jua menciptakan
revolusi industri di abad kedelapan belas, yaitu industri
penenunan kain dari kapas pada Inggris yg awalnya di impor
asal India. Sebab kapasitas mesin terbatas, maka kuantitas kain
yang didapatkan tidak maksimal. Proses yang panjang berasal
penenunan kain tersebut pada akhirnya membentuk suatu mesin
pintal yang menaikkan kapasitas produksi.

“Manajemen Bisnis” 51
Manfaat keempat
Perubahan Pasar. Menggunakan globalisasi akan membangun
pasar baru yang sebelumnya tak menerima perhatian asal
pengusaha lain. Contohnya pasar komputer yang awalnya
dikuasai sang IBM mendapat pesaing dari microsoft serta Apple.
Manfaat kelima
Dalam kewirausahaan tentunya anda akan menjadi bosnya serta
memperoleh penghasilan yang tidak pasti, dan bisa menghadapi
berbagai risiko kerugian.
4.7 Tujuan Kewirausahaan
Salah seseorang ahli di bidang kewirausahaan, Effendy
mengungkapkan tujuan wirausaha ialah melaksanakan proses
penciptaan kesejahteraan/atau nilai tambah, melalui penoleran
atau penetasan gagasan dengan memadukan asal daya dan
merealisasikan tersebut sebagai fenomena.
Menurut Josep Schumpeter
Tujuan wirausaha artinya mendobrak sistem ekonomi yang
terdapat menggunakan memperkenalkan barang serta jasa yang
baru, dengan membentuk bentuk organisasi baru atau memasak
bahan baku baru.
Menurut Ahmad Sanusi
Tujuan wirausaha ialah suatu nilai yang diwujudkan pada sikap
yang dijadikan asal daya, energi penggerak, tujuan, siasat, kiat,
proses, serta akibat usaha.
Menurut Richard Cantillon
Tujuan wirausaha adalah dapat mempertinggi sumber daya
ekonomi asal produktivitas rendah sebagai produktivitas tinggi.
Kewirausahaan artinya proses mengidentifikasi,
mengembangkan, serta membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tadi bisa berupa suatu wangsit inovatif, peluang, cara yang lebih

52 “Manajemen Bisnis”
baik pada menjalankan sesuatu. Dan yang akan terjadi di akhir
berasal dari proses tadi artinya penciptaan usaha baru yang di
bentuk pada syarat risiko atau ketidakpastian.
4.8 Penutup
Kewirausahaan ialah proses yang membawa individu
buat mengidentifikasi kesempatan baru serta menyesuaikannya
ke dalam produk serta jasa yang bisa dipasarkan. Wirausahawan
ialah seorang yang membangun usaha baru buat memperoleh
keuntungan dengan mengidentifikasi kesempatan dan
mengumpulkan sumber-asal yang diperlukan sebagai kapital.
Kewirausahaan artinya proses menciptakan sesuatu yang lain
menggunakan memakai ketika serta kegiatan disertai modal dan
resiko serta mendapatkan balas jasa serta kepuasan dan
kebebasan eksklusif. Kewirausahaan merupakan suatu sikap
mental, pandangan, wawasan dan pola pikir serta pola tindak
seorang terhadap tugas-tugas yang sebagai tanggungjawabnya
dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga
diartikan sebagai seluruh tindakan berasal seorang yang bisa
memberi nilai terhadap tugas serta tanggungjawabnya.
Kewirausahaan sosial ialah tindakan berinovasi dan mengenali
dilema sosial menggunakan memakai prinsip kewirausahaan.
Modal dasar yang dibutuhkan untuk sebagai wirausahawan
sosial merupakan lebih kepada komitmen buat membentuk
perubahan sosial sesuai tujuan mulia. Penguaha sosial harus
mempunyai trategi berdaarkan kekuatan sosial untuk
menyebarkan. Pengaruhnya, penggunaan media umum akan
membantu organisasi juga individu buat membuatkan
permaalahan yang dialami warga, untuk itu pengusaha sosial
serius di pengalaman yang di alami warga, sehingga sangat perlu
buat menjalin komunikasi dan membangun empati melalui
peritiwa yang dialami oleh masyarakat.

“Manajemen Bisnis” 53
54 “Manajemen Bisnis”
Bab 5
Manajemen Pemasaran
5.1. Pengertian Manajemen Pemasaran
Kotler (2000), secara umum pemasaran merupakan
sebuah dasar dalam menciptakan, menyerahkan, serta
memperkenalkan barang atau jasa kepada pihak perusahaan dan
konsumen. Menurut Indriyo Gitosudarmo (1999) pemasaran
mempunya suatu proses yaitu tentang bagaimana seorang
pengusaha dapat mempengaruhi konsumennya agar konsumen
tersebut menjadi tahu tentang produk yang akan ditawarkan,
setelah mengetahui konsumen menjadi senang membeli produk
yang ditawarkan dan akhirnya akan menjadi puas sehingga
konsumen tersebut akan membeli produk secara terus menerus
kepada perusahaan itu.
Pemasaran adalah kegiatan perekonomian yang akan
membantu untuk menciptakan suat nilai perekonomian. Dalan
menciptakan niali perekonomian memiliki beberapa faktor
penting yaitu produksi, pemasaran, dan konsumsi. Nilai
ekonomi dapat menentukan harga suatu barang dan jasa.
Para ahli memberikan beberapa definisi mengenai
pemasaran ini akan tetapi definisi tersebut berbeda antar para
ahlinya. Perbedaan definisi ini disebabkan para ahli karena
berbeda mengenai cara pandang dalam meninjau pemasaran.
Kegiatan pemasaran ini yaitu kegiatan pertukaran. Pertukaran
yang dilakukan yaitu kegiatan yang dimana sebuah perusahaan
berusaha untuk menawarkan barang dan jasa kepada sekian

“Manajemen Bisnis” 55
banyak kelompok orang dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan. Menurut Kotler & Keller (2009)
pemasaran dikatakan sebagai sebuah reaksi sosial maupun
administratif yang terkandung individu dan juga kelompok di
dalamnya, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan serta
keinginannya dengan membuat, melakukan penawaran, dan
melakukan pertukaran produk yang mempunyai nilai maupun
manfaat kepada individu yang lainnya. Konsep utama yang ada
pada pemasaran yaitu kebutuhan, keinginan, dan permintaan.
Dalam melakukan pertukan produk tersebut, terdapat
syarat-syarat yang tentunya harus dipenuhi yaitu:
1. Minimal terdapat 2 pihak atau kelompok atau 2 individu.
2. Setiap pihak yang bersangkutan haruslah memiliki sesuatu
yang bernilai sehingga dapat ditukarkan dengan milik pihak
lain.
3. Pihak yang bersangkutan harus bisa berkomunikasi dengan
jelas untuk menyampaikan yang akan dipertukarkan.
4. Pihak yang bersangkutan boleh menolak atau menerima yang
akan dipertukarkan.
5. Pihak yang bersangkutan harus percaya dengan pihak yang
lain agar dapat melakukan transaksi dengan tepat.
Proses pertukaran tersebut tentunya memerlukan banyak
waktu dan juga keahlian. Proses manajemen pemasaran akan
terjadi apabila salah satu pihak yang melakukan proses
pertukaran tersebut memiliki strategi untuk memperoleh
tanggapan dari pihak lain untuk memenuhi keinginannya.
Manajemen pemasaran merupakan suatu proses dalam
perencanaan serta pelaksanaan, penetapan harga, promosi, dan
juga sebagai penyalur barang dan jasa dalam proses pertukaran
yang dapat memuaskan setiap individu yang terlibat di dalam
prosesnya (Kotler & Keller, 2009).

56 “Manajemen Bisnis”
Penerapan manajemen pemasaran dapat dilakukan pada
berbagai macam bidang usaha. Terdapat beberapa fungsi
manajemen, diantaranya adalah penganalisa, perencanaan,
penerapan, dan pengawasan. Pada tahapan perencanaan
dilakukan untuk menentukan kelangsungan dan kesuksesan
terhadap pemasaran. Perencanaan adalah sebuah proses untuk
melihat perkembangan dan kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
dari pemasaran tersebut.
5.2. Konsep Pemasaran
Konsep dari pemasaran yakni sebuah gagasan
manajemen di bidang pemasaran dengan pendekatan kebutuhan
serta keinginan dari konsumen yang didukung dengan kegiatan
dari pemasaran secara terpadu dengan tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan sebagai kunci keberhasilan
perusahaan dengan memberikan kepuasan kepada konsumen.
Terdapat empat unsur yang ada pada konsep pemasaran.
Gambar berikut merupakan empat unsur yang ada pada konsep
dari pemasaran.

Kebutuhan & Kegiatan


Kepuasan Tujuan Perusahaan
Keinginan Pemasaran
Konsumen Jangka Panjang
Konsumen Terpadu

Gambar 5.1. Konsep Pemasaran


Sumber: Sofjan, 2019
Konsep dalam pemasaran ini selalu berusaha untuk
memberikan pelayanan terhadap konsumen sesuai kebutuhan
dan keinginannya secara memuaskan agar tujuan jangka panjang
perusahaan dapat tercapai. Terdapat kelebihan dan kerurangan
pada konsep pemsaran tersebut. Kelebihan konsep pemasaran
adalah setiap konsumen memiliki kepuasan, namun sebaliknya

“Manajemen Bisnis” 57
kelemahan dari konsep pemasaran ini adalah memerlukan
adanya perubahan perspektif dari pimpinan perusahaan.
Dengan konsep pemasaran ini, perusahaan akan menetapkan
strategi yang paling cocok untuk diterapkan yang disesuaikan
dengan keinginan pelanggan, sehingga diharapkan akan
memberikan dampak kepada kepuasan pelanggan, sehingga
dapat memberikan pengaruh baik pada keuntungan perusahaan.
(Haryanto & Azizah, 2021).
Peran konsumen pada konsep pemasaran mendapatkan
tempat yang sangat penting. Perusahaan berusaha memenuhi
kepuasan konsumen agar perusahaan mendapat keuntungan
dengan cara membuat barang sesuai denga yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh konsumen. Menurut Sofjan (2019) Langkah awal
yang dibutuhkan dalam konsep pemasaran ini yaitu menentukan
apa yang menjadi kebutuhan aktual dan kebutuhan potensial
konsumen, sehinggga konsep pemasaran ini membutuhkan:
1. Menganalisis dan menemukan keinginan dari konsumen
serta perusahaan berusaha untuk dapat memenuhi keinginan
konsumen.
2. Merubah pola pikir dengan menerapkan “produk yang akan
dijual adalah yang dibuat” bukan “produk yang dibuat
adalah yang dijual”.
3. Berusaha dapat lebih mencintai konsumen bukan pada
produknya.
Adapun prinsip dasar yang digunakan pada konsep dari
pemasaran, yaitu:
1. Konsumen dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok
segmen pasar sesuai dengan kebutuhan dan juga keinginan
konsumen.
2. Dalam salah satu segmen pasar, konsumen akan
memprioritaskan penawaran dari perusahaan yang dinilai

58 “Manajemen Bisnis”
menawarkan kepuasan yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
3. Tugas dari perusahaan ialah melakukan riset/penelitian pasar
serta menetapkan pasar agar tepat sasaran dalam upaya
mengembangkan pasar dan program pasar dengan efektif
dan efisien untuk dapat menarik dan mempertahankan
konsumen.
Terdapat beberapa alasan mengenai diberlakukannya
konsep pemasaran, yaitu:
1. Mulai menurunnya penjualan
2. Melambatnya pertumbuhan produk
3. Berubahnya pola pembelian konsumen
4. Meningkatnya persaingan
5. Meningkatnya biaya penjualan
Tujuan utama dari perusahaan yakni dapat mencapai
tingkat keuntungan, pertumbuhan perusahaan maupun
peningkatan pasar yang sesuai dengan apa yang ditetapkan
dalam perencanaan. Tujuan perusahaan dalam konsep
pemasaran ini dikatakan tercapai ketika konsumen terpuaskan.
Kepuasan dari konsumen ini didapatkan setelah keinginan dan
kebutuhan konsumen sudah terpenuhi. Adapun yang menjadi
alasan dalam penggunaan konsep dari pemasaran ini ialah upaya
merubah pandangan dari pandangan manajemen pemasaran
yang terbukti tidak berhasil dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi, yang disebabkan oleh
perubahan pasar. Perubahan tersebut terjadi karena jumlah
penduduk yang bertambah, perubahan daya beli konsumen,
berkembangnya teknologi, serta adanya perubahan faktor
lingkungan pasar lainnya.

“Manajemen Bisnis” 59
5.3. Lingkup Manajemen Pemasaran
Sofjan (2019) menyatakan bahwa manajemen pemasaran
secara umum memiliki lingkup sebagai berikut:
a. Cakupan perspektif manajemen pemasaran meliputi proses
dan konsep pemasaran serta tugas dari manajemen
pemasaran.
b. Faktor yang sulit dikendalikan oleh manajemen perusahaan
yakni faktor lingkungan dari pemasaran.
c. Karakteristik dari analisis pasar, diantaranya adalah
karakteristik dari setiap jenis pasar, analisis persaingan,
analisis produk, analisis konsumen, serta analisis dari
peluang pasar.
d. Memilih target/sasaran dari pasar, termasuk ukuran dari
pasar dari konsumen, perilaku pada konsumen, untuk
segmentasi dari pasar serta kriteria yang dipakai,
memperkirakan potensi pasar sasaran dan menentukan
cakupan pasar/wilayahnya.
e. Rencana pemasaran di perusahaan meliputi rencana
pemasaran strategis jangka panjang pemasaran perusahaan
(rencana bisnis pemasaran), rencana pemasaran operasional,
penyusunan untuk anggaran dari pemasaran dan
penyusunan proses perencanaan dari pemasaran kegiatan
perusahaan.
f. Strategi dan kebijakan dari pemasaran yang terpadu,
meliputi pemilihan berbagai strategi dari berorientasi pasar,
merumuskan strategi bauran dari pemasaran, lalu
merumuskan kebijakan dan strategi strategi dan pola strategi
pemasaran yang terpadu.
g. Strategi dalam produk, termasuk taktik dari pengembangan
serta peningkatan produk, suatu taktik produk pendatang
baru, serta taktik lini produk.

60 “Manajemen Bisnis”
h. Kebijakan serta taktik penetapan harga, meliputi taktiki
penetapan harga, taktik diskon, taktik dengan syarat
pembayaran, dan Taktik dasar untuk penentuan harga.
i. Kebijakan serta taktik distribusi, termasuk taktik saluran
distribusi dan taktik logistik.
j. Kebijakan dan taktik periklanan, termasuk taktik periklanan,
taktik promosi, taktik penjualan pribadi, dan taktik
komunikasi periklanan dan pemasaran.
k. Organisasi bidang pemasaran, yang meliputi maksud dan
tujuan perusahaan di bidang pemasaran, struktur organisasi
pemasaran, serta proses dan perilaku lingkungan organisasi
pemasaran.
l. Sistem informasi pemasaran, meliputi bidang informasi
pemasaran, riset pasar, pengelolaan dan penyusunan sistem
informasi pemasaran.
m. Manajemen pemasaran, meliputi analisis dan evaluasi
kegiatan pemasaran untuk periode (tahun) dan periode
operasi jangka pendek.
n. Manajemen penjualan, termasuk manajemen tenaga
penjualan, manajemen wilayah penjualan, dan persiapan
rencana dan anggaran penjualan.
o. Pemasaran internasional meliputi pemasaran ekspor, model
pemasaran internasional dan pemasaran multinasional.
5.4. Fungsi Manajemen Pemasaran
Pada fungsi manajemen pemasaran terdapat kegiatan
analisis yang dimana analisis tersebut digunakan untuk
mengetahui lingkungan dan pasarnya, sehingga dapat
mengetahui besarmya peluang untuk menguasai pasar dan
besarnya ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan.

“Manajemen Bisnis” 61
Gambar 5.2. Fungsi Manajemen Pemasaran
Sumber: Kottler, 2000
Deliyanti (2012) menyatakan bahwa, fungsi manajemen
pemasaran dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Fungsi Pertukaran
Dengan melakukan pemasaran pembeli mempunyai daya
tarik untuk membeli produk dari perusahaan yang menjuan
produk dengan menukar produk dengan uang atau
pertukanan menggunakan barang lagi.
2. Fungsi Disribusi Fisik
Distribusi fisik ini dilakukan dengan mengangkut dan
menyimpan produk. Produk yang diangkut dari perusahaan
mendekati kebutuhan konsumen melalui air, darat, dan
udara.
3. Fungsi Perantara
Penyampaian produk dari perusahaan kepada konsumen
melalui perantara pemasarn yang dihubungkan dengan
aktivitas pertukan dan distribusi fisik.

62 “Manajemen Bisnis”
Berdasarkan fungsinya terdapat beberapa jenis
permintaan beserta dengan tugas-tugas manajemen pemasaran
unuk menghadapi permintaan tersebut. Dibawah ini adalah jenis
permintaan beserta tugas-tugasnya.
1. Permintaan negatif
Permintaan negatif adalah pasar tidak menyukai produk
tersebut dan banyak orang yang bersedia mengeluarkan uang
untuk menghindari produk tersebut. Tugas dari pemasaran
untuk kondisi tersebut yaitu menganalisa pasar tersebut
mengapa tidak menyukai produk dan melakukan
perancangan ulang terkait dengan produk, harga, promosi,
dan perilaku pasar.
2. Permintaan tidak bermanfaat
Permintaan tidak bermanfaat adalah produk-produk yang
tidak memiliki manfaat akan mendatangkan usaha yang
terstruktur untuk mengurangi pemakaiannya. Tugas dari
pemasaran untuk kondisi tersebut yaitu merangkul orang-
orang yang menyukai produk-produk yang tidak memiliki
manfaat agar produk tersebut berkurang dan dapat
menghentikannya.
3. Permintaan penuh
Permintan penuh adalah di mana perusahaan mengalami
kepuasan dengan volume bisnis yang telah mereka tentukan.
Tugas dari pemasaran untuk kondisi tersebut yaitu
mempertahankan permintaan dan peningkatan persaingan.
4. Permintaan menurun
Permintaan menurun adalah perusahaan cepat atau lambat
pasti akan mengalami penurunan pada permintaan
produknya baik itu penurunan pada satu produk atau bahkan
lebih dari satu produk. Tugas dari pemasaran untuk kondisi
tersebut yaitu melakukan pemasaran ulang menggunakan

“Manajemen Bisnis” 63
cara yang lebih kreatif untuk mengembalikan arah
penurunan pada permintaan.
5. Permintaan persaingan
Permintaan persaingan adalah dimana perusahaan tersebut
mengalami permintaan produk yang lebih tinggi daripada
yang didapatkan. Tugas dari pemasaran untuk kondisi
tersebut yaitu mencari cara agar mengurangi produk tersebut
untuk sementara waktu atau bisa disebut dengan demarketing.
Demarketing terdapat dua jenis yaitu general demarketing dan
selective demarketing. General demarketing adalah usaha untuk
mengurangi keseluruhan permintaan seperti pengurangan
promosi, pelayanan, dan peningkatan harga, sedangkan
selective demarketing adalah usaha untuk mengirangi
permintaan berdarankan pasar yang tidak menguntungkan.
6. Permintaan nol
Permintaan nol adalah sasaran konsumen yang tidak tertarik
atau tidak sadar dengan adanya produk tersebut. Tugas dari
pemasaran untuk kondisi tersebut yaitu melakukan promosi
dengan cara mengkaitkan manfaat produk tersebut dengan
kebutuhan dan minat dari konsumen.
7. Permintaan tidak teratur
Permintaan tidak teratur adalah permintaan yang sering kali
dapat berubah-rubah atau bisa juga disebut musiman,
dimana permintaan bisa berubah setiap harinya atau bahkan
dalam hitungan bisa berubah, sehingga dapat menimbulkan
permasalah seperti kekurangan kapasitan atau kelebihan
kapasitas. Tugas dari pemasaran untuk kondisi tersebut yaitu
mengubah pola permintaan melalui penetapan harga,
promosi, dan insentif atau bisa juga disebut synchromarketing.

64 “Manajemen Bisnis”
8. Permintaan laten
Permintaan laten adalah konsumen dalam jumlah yang
banyak memiliki kebutuhan yang kuat akan tetapi tidak puas
dengan produk yang ada. Tugas dari pemasaran untuk
kondisi tersebut yaitu dengan mengembangkan produk
tersebut agar dapat memuaskan permintaan konsumen
tersebut dan menganalisis jumlah pasar potensial.
Perusahan atau organisasi nonlaba memiliki beberapa
jenjang manajerial, masing-masing jenjang memiliki peran
pemasaran yang berbeda-beda. Pemasaran membutuhkan peran
jenjang yang berbeda pada suatu perusahaan. Terdapat tiga
jenjang manajerial pemasaran, yaitu:
1. Pemasaran Korporat (Corporate Marketing)
Peran pemasaran korporat (corporate marketing) sebagai
berikut:
a. Melakukan orientasi kepada konsumen dengan
mengutamakan pandangan dari konsumen tersebut.
b. Mengestimasi daya tarik pasar dengan menganalisis
kebutuhan konsumen, memperkirakan efektivitas
kompetitif yang potensial, dan penawaran yang
kompetitif potensial untuk perusahaan.
c. Mengembangkan nilai perusahaan sebgai kebutuhan
kosnsumen dan menjabarkan seluruh perusahaan dan
pasarnya.
2. Unit Bisnis Strategis
Pemasaran ini disebut dengan pemasaran strategis, peran
jenjang ini sebagai berikut:
a. Menentukan bagaimana persaingan bisnis tertentu
dengan cara melakukan analisis pada pesaing dan
sumber perusahan dengan cermat.

“Manajemen Bisnis” 65
b. Memutuskan bagaimana dan kapan cara melakukan
jalinan kerja sama dengan perusahaan lain.
3. Jenjang Operasional atau Fungsional
Jenjang ini merupakan jenjang peringkat terbawah yang
disebut dengan manajemen pemasarn. Peran pemasaran
jenjang operasiona atau fungsional sebagai berikut:
a. Merumuskan dan melakasanakan program berdasakan
bauran pemasaran. Bauran pemasan terdiri dari produk
(product), harga (price), tempat (place), dan promosi
(promotion). Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai
bauran pemasaran.
1) Produk (product) merupakan keseluruhan rancangan
produk atau prose yang memiliki sejumlah nilai yang
diberikan kepada konsumen.
2) Harga (Price) yaitu sejumlah yang harus dibayarkan
oleh konsumen dalam memperoleh dari produk
tersebut.
3) Tempat (Place) merupakan sebuah tempat perusahaan
melakukan kegiatan pemasaran.
4) Promosi (Promotion) merupakan aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan dalam menghantarkan
manfaat produk kepada konsumen guna
mempengaruhi konsumen agar memiliki daya tarik
untuk membeli produk tersebut yang sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Pengelolaan hubungan harmonis antara konsumen
dan penyedia.

66 “Manajemen Bisnis”
5.5. Strategi Manajemen Pemasaran
Strategi manajemen pemasaran dasarnya merupakan
suatu rencana yang menyeluruh, menyatu, dan terpadu di
bidangnya yang akan memberikan pantuan mengenai kegiatan
dijalankan oleh perusahaan untuk mecapai tujuan pemasaran.
Taktik pemasaran merupakan rangkaian sasaran dan tujuan,
aturan, dan kebijakan yang memberikan arah pemsaran
perusahaan dari waktu ke waktu. Dalam menentukan taktik
pemasaran harus didasari analisis bidang lingkungan juga
internal perusahaan dengan analisis SWOT suatu perusahaan.
Dari hasil evaluasi atau penilaian digunakan analisis SWOT.
Hasil dari evaluasi ini digunakan untuk penentuan strategi yang
akan digunakan oleh perusahaan.
Dalam penetapan strategi yang akan dijalankan oleh
perusahaan, perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu
kondisi pasar beserta posisi pasar. Dengan mengetahui keaadan
di pasar serta situasi di pasar dari produknya, sementara
perusahaan baru dapat menentukan sasaran dan tujuan apa yang
diharapkan dan kegiatan apa saja dilakukan dalam mencapai
suatu tujuan serta sasaran pemasaran. Strategi manajemen
pemasaran melekat pada tahapan kelima proses dalam
pemasaran dimana strategi manajemen pemasaran ini
merupakan komponen dari perencanaan pemasaran.
Terdapat 6 tahap dari proses pemasaran (Sofjan, 2019)
yaitu:
1. Tahapan awal yang dilakukan yaitu menganalisis
peluang/kesempatan pada pasar yang akan dimanfaatkan
perusahaan agar tujuannya dapat tercapai. Pada tahap ini
juga harus diseleksi dan dipertimbangkan untuk pemilihan
yang cocok dengan suatu tujuan dari perusahaan.
2. Tahapan kedua adalah dengan melakukan
pemilihan/penetapan target pasar, juga dikendalikan
perusahaan. Perusahaan susah dalam mengendalikan

“Manajemen Bisnis” 67
seluruh pasar yang telah ada, karena keadaan dari pasar
memiliki kelompok pengguna yang berbeda-beda, baik dari
keinginan, kebutuhan, reaksi, dan kebiasaanya pun berbeda.
Untuk melayani keinginan dan kebutuhan kosumen
pasarnya harus sesuai dengang kemampuan perusahaan,
maka dari itu perusahaan harus memastikan segmen pasar
mana yang akan dilayani.
3. Tahapan ketiga adalah penetapan strategi dengan
meningkatkan posisi di dalam suatu persaingan dari target
pasar yang akan dilayani. Dari tahap ini perusahaan
hendaknya memiliki pandangan tentang produknya nanti
jiuka ditawarkan kepada terget pasar. Perusahaan harus
menentukan produk yang akan masuk kedalam product mix
dengan kemudian akan diberikan penawaran kepada target
pasar yang sesuai dari kebutuhan target pasar yang telah
ditentukan oleh perusahaan. Akan tetapi, perusahaan harus
berjaga-jaga dengan para pesaing. Setelah mengetahui posisi
produk dari pesaing, perusahaan harus mengambil dan
memilih diantaranya satu keputusan dibawah ini, yaitu:
1. Memilih suatu produk yang mirip dengan perusahaan
pesaing dan bersaing mendapatkan konsumen dengan
memiliki daya tarik dan ingin membeli produk itu.
2. Memilih suatu produk lain yang tidak ada dipasaran.
Alternatif keputusan ini, suatu perusahaan bisa menjadi
seorang leader, karena tidak ada perusahaan pesaing.
Terdapat 9 strategi yang dilakukan dalam menghadapi
perusahaan pesaing melalui diferensiasi harga/mutu, yaitu
a. Kualitas yang tinggi dan harga yang tinggi, disebut
Strategi Premium.
b. Kualitas yang tinggi dan harga yang menengah, disebut
Strategi Penetrasi.

68 “Manajemen Bisnis”
c. Kualitas yang tinggi harga yang rendah, disebut Strategi
Superbargain.
d. Kualitas yang menengah dan harga yang tinggi, disebut
Strategi Overpricing.
e. Kualitas yang menengah dan harga yang menegah,
disebut Strategi Kualitas.
f. Kualitas yang menengah dan harga yang rendah, disebut
Strategi Bargain.
g. Kualitas yang rendah dan harga yang tinggi, disebut
Strategi Pukul.
h. Kualitas yang rendah dan harga yang menengah, disebut
Strategi Barang Tiruan.
i. Kualitas yang rendah dan harga yang rendah, disebut
Strategi Barang Murah.
4. Tahapan keempat adalah mengembangkan sistem pemasaran
maksudnya adalah tugas untuk mengembangkan organisasi
pemasaran, sistem perencanaan, sistem informasi pemasaran,
dan pengendalian pemasaran yang akan membantu untuk
mencapai tujuan perusahaan.
5. Tahapan kelima adalah mengembangkan rencana
pemasaran. Pengembangan ini harus dilakukan dikarenakan
keberhasilan perusahaan ada pada kualitas rencana
pemasaran dalam jangka waktu yang panjang dan jangka
waktu yang pendek untuk mengarahkan kegiatan dalam
mencapai sasaran pasar. Rencana pasar ialah pondasi dalam
pembuatan perencanaan kegiatan suatu perusahaan dalam
bidang yang lain. Rencana pemasaran biasanya disebut
dengan alat koordinasi perusahaan.Terdapat tiga komponen
rencana pemasaran yaitu:
1. Analisis situasi pasar adalah menganalisis tren pada saat
ini yang berhubungan dengan keaadaan pasar

“Manajemen Bisnis” 69
seluruhnya, penyalur, pemasok, konsumen, dan pesaing
serta menganalisi ancaman maupun kesempatannya.
2. Tujuan dan Sasaran Pemasaran yakni menentukan
sasaran dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
yang dapat dinotasikan dalam satuan yang bisa terukur.
Tujuan dan sasaran pemasaran dibagi kedalam bagian
tujuan dan sasaran dari penentuan harga,
distribusi/penyaluran, penjualan, promosi, dan
pengembangan produk.
3. Strategi pemasaran harus disusun berdasarkan situasi
serta kondisi pasar juga lingkungan, sehingga strategi
tersebut bisa berjalan lebih efektif dan realistis dalam
mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
6. Tahapan keenam ialah penerapan dan pelaksanaan rencana
pemasaran yang telah disusun oleh perusahaan dan cara
pengendaliannya. Pelaksanaan dan penerapan rencana harus
disesuaikan dengan distuasi dan kondisi, sehingga harus
memiliki taktik yang lebih unggul, karena keberhasilan taktik
akan berbeda diantara salah satu waktu yang dibanding
dengan waktu lainnya dan berbeda juga antara wilayah yang
satu serta wilayah pemasaran yang lain.

70 “Manajemen Bisnis”
Bab 6
Manajemen Bisnis
Internasional
6.1 Pengantar Bisnis Internasional
Istilah bisnis internasional berasal dari istilah "pemasaran
internasional". Bisnis internasional melibatkan transaksi
melintasi batas-batas negara. Transaksi yang dimaksud termasuk
transfer barang, jasa, teknologi, pengetahuan manajerial dan
modal ke negara lain. Bisnis internasional telah menjadi
visibilitas dan kepentingan yang semakin besar dari tahun ke
tahun karena semakin meningkatnya dinamika perdagangan
internasional.
Perdagangan adalah konsep pertukaran barang dan jasa
antara dua atau lebih orang atau kelompok. Jika dikaitkan
dengan konsep internasional, maka konsep perdagangan yang
terjadi adalah pertukaran antara orang atau entitas di dua atau
lebih negara yang berbeda. Sedangkan perdagangan
internasional merupakan bagian dari proses pemasaran secara
keseluruhan, yang berarti mengacu pada aktivitas pemasaran
yang dilakukan oleh pemasar di lebih dari satu negara dan
aktivitas perdagangan dilakukan melintasi batas-batas negara.
Pada perdagangan internasional terjadi pembatasan yang
dikenakan pada negara dalam hal impor dan ekspor baik barang
maupun jasa dengan tujuan menjaga produk nasionalnya.
Pembatasan yang dimaksud dapat berupa:
“Manajemen Bisnis” 71
1. Pengenaan Tarif & Bea Masuk. Tarif ini dipungut atas impor
maupun ekspor barang dan atau jasa.
2. Pembatasan Kualitas. Pembatasan ini diberlakukan untuk
melindungi industri nasional dari persaingan dari komoditas
dari negara lain.
3. Pengendalian pertukaran dan pengendalian kuantitatif
biasanya dilakukan bersamaan dengan pemberian lisensi
impor.
4. Terbentuknya berbagai sistem hukum yang mengatur
aktivitas perdagangan internasional agar tetap dalam jalur
yang tidak melanggar hukum dagang yang berlaku di
sebuah negara.
5. Sistem moneter. Sistem yang mengatur nilai tukar yang
penetapannya didasarkan kepada aturan yang ditetapkan
oleh Dana Moneter Internasional. Beberapa negara
mengikuti beberapa ketentuan tarif, di mana tarif yang
berbeda berlaku untuk transaksi yang berbeda.
6. Pertimbangan Pasar. Pertimbangan pasar berkaitan dengan
dilakukannya analisis terhadap pola permintaan, saluran
distribusi, metode promosi yang akan digunakan yang
disesuaikan dengan kondisi pasar yang akan dimasuki.
7. Prosedur dan dokumentasi. Adanya kondisi dan situasi
perdagangan yang berbeda di setiap negara menyebabkan
muncul tata cara melakukan perdagangan serta persyaratan
dokumentasi perdagangan yang berbeda di setiap negara
baik untuk impor maupun ekspor barang dan atau jasa.
6.2 Teori Bisnis Internasional
Bisnis internasional memiliki empat teori pendukung,
yaitu:
1. Theories of Trade Mercantilism
2. Theories of Absolute Advantage (Adam Smith)

72 “Manajemen Bisnis”
3. Theory of comparative advantage (Ricardo)
4. Endowment Factor/Proportion Factor Theory
5. Product Life Cycle Theory
6. Porter’s National Competitive Advantage Theory
Secara singkat, teori-teori tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut.
1. Theories of Trade Mercantilism
Teori ini dikembangkan pada abad keenam belas.
Merkantilisme adalah salah satu upaya ilmiah paling awal
yang dibentuk untuk mengembangkan teori ekonomi. Teori
ini menyatakan bahwa kekayaan suatu negara ditentukan oleh
jumlah emas dan perak yang dimilikinya. Dalam pengertian
yang paling sederhana, teori merkantilis percaya bahwa suatu
negara harus meningkatkan kepemilikan emasnya dan perak
dengan lebih banyak melakukan ekspor dan mencegah
terjadinya impor. Jika orang-orang di sebuah negara membeli
lebih banyak dari (ekspor) daripada yang mereka jual (impor),
maka mereka harus membayar selisihnya emas dan perak. Hal
ini dilakukan dengan tujuan agar masing-masing negara
memiliki surplus perdagangan, atau sebuah situasi nilai
ekspor lebih besar dari nilai impor; dan untuk menghindari
defisit perdagangan, atau situasi di mana nilai nilai impor
lebih besar dari nilai ekspor.
2. Theories of Absolute Advantage (Adam Smith)
Teori ini menyatakan bahwa kemakmuran suatu negara tidak
bisa dinilai dari seberapa banyak emas dan perak yang
dimilikinya, melainkan dinilai berdasarkan standar hidup
rakyatnya.
Smith juga berpendapat bahwa perdagangan antar negara
tidak boleh diatur atau dibatasi oleh intervensi pemerintah.
Dia menyatakan bahwa perdagangan harus mengalir secara

“Manajemen Bisnis” 73
alami sesuai dengan kekuatan pasar. Selain itu, Smith berteori
bahwa spesialisasi atau kekhususan negara akan
menghasilkan efisiensi produksi. Contoh, jika Negara A dapat
menghasilkan barang yang lebih murah atau lebih cepat (atau
keduanya) daripada Negara B, maka Negara A memiliki
keuntungan dan dapat fokus pada spesialisasi dalam
memproduksi barang tersebut. Demikian pula sebaliknya, jika
Negara B lebih baik dalam memproduksi barang lain, negara
itu juga dapat fokus pada spesialisasi.
3. Theory of comparative advantage (Ricardo)
Teori ini diungkapkan oleh David Ricardo, seorang ekonom
Inggris, pada tahun 1817. Ricardo menyatakan jika Negara A
memiliki keunggulan absolut dalam produksi kedua produk,
spesialisasi dan perdagangan masih bisa terjadi antara dua
negara. Tantangan menuju keunggulan absolut
Teorinya adalah bahwa beberapa negara mungkin lebih baik
dalam memproduksi kedua barang dan, oleh karena itu,
memiliki keuntungan yang lebih besar. Sebaliknya, negara
lain mungkin tidak memiliki keunggulan absolut yang sama.
Hal ini menyebabkan timbulnya sebuah kondisi yang disebut
dengan keunggulan komparatif yitu sebuat kondisi yang
terjadi ketika suatu negara menghasilkan produk yang lebih
unggul daripada negara lain. Keunggulan komparatif
berfokus pada perbedaan produktivitas relatif, sedangkan
keunggulan absolut melihat pada produktivitas absolut.
Contoh untuk menggambarkan perbedaan antara
keunggulan absolut dan keunggulan komparatif adalah
sebagai berikut. Bonge adalah seorang penyanyi yang
mengenakan biaya Rp. 5000 per jam untuk jasanya. Bonge
juga bisa bermain gitar lebih mahir daripada Gitaris yang ada
di dalam band nya yang biasa menerima bayaran sebesar Rp.
500 per jam. Meskipun Bonge jelas memiliki keunggulan
absolut di kedua keahlian tersebut, namun haruskah dia

74 “Manajemen Bisnis”
melakukan kedua pekerjaan itu? Jawabannya Tidak. Jika
Bonge memutuskan untuk bermain keyboard, dia akan
kehilangan Rp. 4500 pendapatan per jam yang bisa dia
peroleh melalui bernyanyi. Produktivitas dan pendapatannya
akan tertinggi jika dia memutuskan
untuk bernyanyi dalam band dan menyewa gitaris yang
terampil untuk mengiringinya bernyanyi. Jika Bonge dan
gitarisnya memutuskan untuk melakukan tugas mereka
masing-masing di dalam band, maka mereka akan
mendapatkan lebih banyak sebagai sebuah tim. Ini adalah
keunggulan komparatif. Oleh karena itu, sebaiknya seseorang
atau negara bisa lebih mengkhususkan diri dalam melakukan
apa yang mereka lakukan relatif lebih baik daripada yang
lain.
4. Endowment Factor/Proportion Factor Theory
Teori Hecksher-Ohlin tentang factor endowment dalam
perdagangan internasional digunakan untuk menentukan
perbandingan keuntungan dari berbagai negara. Menurut
teori ini, suatu negara akan memiliki keunggulan komparatif
yang baik sebagai akibat negara tersebut memiliki faktor-
faktor anugerah alamiah dengan berlimpah. Faktor anugerah
pada dasarnya adalah faktor dari produksi yang digunakan
oleh perekonomian untuk menghasilkan produk. Kelimpahan
sumber daya ini sering menyebabkan sebuah negara menjadi
negara yang makmur dan kaya.
5. Product Life Cycle Theory
Teori siklus hidup produk dikembangkan oleh seorang
professor Harvard Business School yang bernama Raymond
Vernon. Teori yang berasal dari bidang pemasaran ini
menyatakan bahwa siklus hidup produk memiliki tiga
perbedaan tahapan, yaitu (1) produk baru, (2) produk yang
matang, dan (3) produk terstandarisasi. Teori ini

“Manajemen Bisnis” 75
mengasumsikan bahwa produksi produk baru akan terjadi
sepenuhnya di negara asal inovasinya.
6. Porter’s National Competitive Advantage Theory
Pada sekitar tahun 1990, dalam teori evolusi perdagangan
internasional berkelanjutan, disebutkan bahwa Michael Porter
dari Harvard Business School mengembangkan sebuah model
yang menjelaskan keunggulan bersaing nasional. Teori Porter
menyatakan bahwa daya saing bangsa dalam suatu industri
bergantung pada kapasitas industri tersebut untuk berinovasi
dan berkembang. Pendapat ini disebut juga dengan
pendekatan diamond. Pendekatan ini berfokus untuk
menjelaskan mengapa beberapa negara lebih kompetitif pada
industri tertentu. Untuk menjelaskan teorinya, Porter
mengidentifikasi empat faktor penentu yang saling berkaitan.
Empat faktor penentu tersebut adalah (1) sumber daya dan
kemampuan pasar lokal, (2) kondisi permintaan pasar lokal, (3)
pemasok lokal dan industri pelengkap, dan (4) karakteristik
perusahaan lokal.

Gambar 6.1 Faktor Penentu Keunggulan Bersaing Menurut


Porter. https://sist.sathyabama.ac.in

76 “Manajemen Bisnis”
a. Sumber daya dan kemampuan pasar lokal.
Sumber daya suatu negara, seperti ketersediaan sumber
daya alam dan tenaga kerja merupakan faktor kunci
dalam menentukan pilihan produk yang akan diimpor
atau diekspor suatu negara. Porter juga menambahkan
beberapa factor baru yang dikategorikan sebagai faktor-
faktor lanjutan, yaitu tenaga kerja terampil, investasi di
bidang pendidikan, teknologi, dan infrastruktur. Porter
menganggap faktor-faktor canggih ini merupakan
faktor pendukung keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan untuk sebuah negara.
b. Kondisi permintaan pasar lokal
Porter menyakini bahwa pasar lokal yang canggih
sangat penting untuk memastikan dapat terjadinya
inovasi yang berkelanjutan, sehingga tercipta
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Perusahaan
yang memiliki pasar domestik yang canggih dan
menjadi trendsetter, akan menuntut tersedianya
kekuatan inovasi dan pengembangan produk dan
teknologi baru yang berkelanjutan.
c. Pemasok lokal dan industri pelengkap
Agar tetap kompetitif, perusahaan global besar
diuntungkan dengan memiliki industri pendukung
yang kuat dan efisien untuk menyediakan input yang
dibutuhkan oleh industri.
d. Karakteristik perusahaan lokal
Karakteristik perusahaan lokal meliputi strategi
perusahaan, struktur industri, dan persaingan industri.
Strategi lokal mempengaruhi daya saing perusahaan.
Tingkat persaingan yang sehat antara perusahaan lokal
akan memacu inovasi dan daya saing.

“Manajemen Bisnis” 77
Selain empat faktor pada pendekatan diamond yang telah
dijelaskan di atas, Porter juga mencatat bahwa
pemerintah dan kesempatan berperan dalam
meningkatkan daya saing industri nasional. Pemerintah
dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan
seluruh industri membuat kebijakan yang tepat.
6.3 Lingkungan Bisnis Internasional
Ada banyak jenis lingkungan bisnis, namun lingkungan
politik, budaya, dan lingkungan ekonomi adalah yang faktor
lingkungan bisnis yang utama. Faktor - faktor ini mempengaruhi
proses pengambilan keputusan bisnis perusahaan internasional.
Lingkungan politik suatu negara mempengaruhi aspek
hukum dan aturan pemerintah yang harus ditaati perusahaan
asing yang akan melakukan bisnis di negara itu. Ada aturan
hukum yang pasti sehingga perusahaan asing yang beroperasi di
wilayah tertentu negara harus mematuhi hukum negara selama
beroperasi di sana. Faktor ekonomi memberikan dampak besar
pada bisnis perusahaan internasional. Lingkungan ekonomi
termasuk faktor yang bisa menjadi daya tarik suatu negara untuk
memikat investor internasional.
Lingkungan budaya termasuk pendidikan, agama,
keluarga, dan sistem sosial dalam system pemasaran.
Pengetahuan tentang budaya asing penting bagi perusahaan
internasional. Pemasar yang mengabaikan perbedaan budaya
berisiko mengalami kegagalan.
6.4 Persaingan Global
Institut Internasional untuk Pengembangan Manajemen
mendefinisikan daya saing sebagai pengetahuan di bidang
ekonomi yang menganalisis fakta dan kebijakan yang
membentuk kemampuan suatu bangsa untuk menciptakan dan
memelihara lingkungan yang memberikan nilai lebih bagi
perusahaannya dan kemakmuran bagi orang-orangnya

78 “Manajemen Bisnis”
(Satyabama, 2017). Sedangkan World Economic Forum
mendefinisikan daya saing global sebagai kemampuan suatu
negara untuk mencapai keberlanjutan tingkat pertumbuhan
produk domestik bruto (PDB) per kapita yang tinggi (Wisma).
Perusahaan yang melakukan bisnis internasional wajib
mematuhi aturan dan peraturan yang dibentuk oleh pemerintah.
Pemerintah memainkan peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan daya saing. Pemerintah harus mempromosikan
perdagangan dengan menentukan sistem dan prosedur.
Pemerintah harus lebih responsif dalam, mengurangi birokrasi.
Faktor-faktor yang memengaruhi persaingan global diantaranya:

meningkatkan daya saing global suatu negara. Ini akan


mengarah pada pergerakan orang, produk, dan layanan
yang lebih lancar serta memfasilitasi pengiriman barang dan
jasa yang lebih cepat.

meningkatkan koordinasi di antara lembaga sektor publik.


Metode terbaik termasuk memberikan dukungan dan
insentif untuk kegiatan R&D, HRD dan pendidikan,
mendorong inovasi dan kreativitas, memfasilitasi
peningkatan industri dan peningkatan produktivitas UKM.

pertumbuhan ekonomi. Ini menunjukkan sinergi dan


efisiensi pemanfaatan modal dan SDM serta mendorong
daya saing.
Kampanye produktivitas penting karena mempromosikan
kesadaran publik dan memberikan mekanisme untuk
menggunakan alat dan teknik produktivitas.
Mengintensifkan kegiatan R&D yang berkontribusi pada
kreativitas, inovasi, dan teknologi pembangunan.

“Manajemen Bisnis” 79
Meningkatkan kapasitas UKM untuk menjadi pemasok dan
eksportir yang semakin produktif.
6.5 Cara Masuk Dalam Perdagangan Internasional
Keuntungan jangka panjang dari melakukan bisnis
internasional di negara tertentu bergantung pada hal-hal factor
ukuran pasar secara demografis, daya beli konsumen di pasar
tersebut, dan sifat persaingan. Dengan mempertimbangkan
faktor-faktor yang disebutkan di atas, perusahaan dapat
membuat urutan peringkat negara dalam hal daya tarik dan
profitabilitas. Waktu masuk ke suatu negara merupakan faktor
yang sangat penting (Ward, Fox, Grieg-Gran, & Lort-Phillips,
2004). Jika sebuah perusahaan memasuki pasar lebih awal
dibandingkan perusahaan lain, maka perusahaan pendahulu
tersebut dapat dengan cepat mengembangkan basis pelanggan
yang kuat untuk produknya.
Ada tujuh mode utama memasuki pasar internasional.
Dalam bagian ini, akan dibahas masing-masing mode serta
mendiskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap mode.
Berbagai metode masuk pasar terbuka untuk perusahaan
di negara tertentu adalah:

Turnkey Project

 Anak Perusahaan yang Dimiliki Sepenuhnya


1. Ekspor
Barang yang diproduksi di pasar domestik dapat dijual ke luar
negeri. Penyimpanan dan pemrosesan terutama dilakukan di
80 “Manajemen Bisnis”
negara asal perusahaan pemasok. Ekspor dapat meningkatkan
volume penjualan. Ketika sebuah perusahaan menerima
kanvas barang dan mengekspornya, itu disebut Ekspor Pasif.
Sebagai alternatif, jika keputusan strategis dibuat untuk
mendapatkan penjualan luar negeri disebut Ekspor Aktif.

pasar luar negeri; kurangnya informasi tentang lingkungan


luar.
2. Lisensi
Dalam mode masuk ini, produsen negara asal menyewakan
hak kekayaan intelektual berupa teknologi, hak cipta, nama
merek, dan lain-lain, kepada produsen negara asing dengan
biaya yang telah ditentukan dan disepakati.
Pabrikan yang menyewakan dikenal sebagai pemberi lisensi
dan pabrikan negara yang mendapatkan id lisensi yang
dikenal sebagai penerima lisensi.
Keuntungan: investasi pemberi lisensi yang rendah; risiko
keuangan yang rendah dari pemberi lisensi; pemberi
lisensi dapat menyelidiki pasar luar negeri; investasi
pemegang lisensi dalam R&D rendah; penerima lisensi
tidak menanggung risiko kegagalan produk; lokasi
internasional mana pun dapat dipilih untuk menikmati
keuntungannya; tidak ada kewajiban dari kepemilikan,
keputusan manajerial, investasi dan lain-lain.
Kekurangan: kesempatan terbatas bagi kedua pihak yang
terlibat; kedua belah pihak harus mengelola kualitas
produk dan promosi; ketidakjujuran satu pihak dapat
mempengaruhi pihak lain; kemungkinan terjadi salah
paham; kemungkinan terjadi kebocoran rahasia dagang
dari pemberi lisensi.

“Manajemen Bisnis” 81
3. Waralaba
Dalam mode ini, sebuah perusahaan independen yang disebut
franchisee melakukan bisnis dengan menggunakan nama
perusahaan lain yang disebut franchisor. Dalam waralaba,
penerima waralaba harus membayar biaya atau sebagian kecil
dari keuntungan kepada pemilik waralaba. Franchisor
menyediakan merek dagang, proses operasi, reputasi produk
dan pemasaran, SDM dan dukungan operasional kepada
franchisee.
franchisor
memahami budaya pasar, adat istiadat dan lingkungan
negara tuan rumah; franchisor belajar lebih banyak dari
pengalaman franchisee; franchisee mendapatkan R&D dan
nama merek dengan biaya rendah; franchisee tidak memiliki
risiko kegagalan produk.

dikendalikan; berkurang peluang pasar bagi franchisee dan


franchisor; tanggung jawab mengelola kualitas produk dan
promosi produk untuk keduanya; terjadinya kebocoran
rahasia dagang.
4. Turnkey Project
Ini adalah cara khusus dalam menjalankan bisnis
internasional. Ini adalah kontrak di mana perusahaan setuju
untuk remunerasi atau untuk sepenuhnya melaksanakan desain,
membuat, dan melengkapi fasilitas produksi dan melimpahkan
proyek ke pembeli jika berkaitan dengan fasilitas operasional.
5. Merger & Akuisisi
Dalam Merger & Akuisisi, perusahaan asal dapat
menggabungkan dirinya dengan perusahaan asing untuk
memasuki bisnis internasional. Atau, perusahaan asal dapat
membeli perusahaan asing dan mengakuisisi kepemilikan dan

82 “Manajemen Bisnis”
penguasaan perusahaan asing. M&A menawarkan akses cepat ke
manufaktur internasional fasilitas dan jaringan pemasaran.

perusahaan yang diakuisisi; probabilitas dari mendapatkan


lebih banyak pendapatan; negara tuan rumah dapat
mengambil manfaat terhindar dari tingkat kapasitas optimal
atau tingkat kelebihan kapasitas
Kekurangan: proses yang kompleks dan membutuhkan tenaga
ahli dari kedua negara; tidak ada tambahan kapasitas industri;
pembatasan pemerintah terhadap akuisisi perusahaan lokal
dapat mengganggu bisnis; transfer masalah negara tuan
rumah ke perusahaan yang diakuisisi.
6. Usaha patungan
Ketika dua atau lebih perusahaan bergabung bersama untuk
menciptakan entitas bisnis baru, itu disebut usaha patungan.
Keunikan dalam usaha patungan adalah kepemilikan
bersama. Faktor lingkungan seperti sosial, teknologi,
lingkungan ekonomi dan politik dapat mendorong usaha
patungan.

signifikan untuk proyek-proyek besar; pembagian risiko


antara atau di antara mitra; memberikan keterampilan,
teknologi, keahlian, pemasaran kepada kedua belah pihak.
Kerugian: konflik dapat berkembang; keterlambatan dalam
pengambilan keputusan salah satu mempengaruhi pihak
lain dan mungkin mahal; usaha tersebut dapat runtuh
karena masuknya pesaing dan perubahan dalam kekuatan
pasangan; pengambilan keputusan yang lambat karena
keterlibatan dua atau lebih pengambil keputusan.

“Manajemen Bisnis” 83
7. Anak Perusahaan yang Dimiliki Sepenuhnya
Anak Perusahaan yang dimiliki sepenuhnya adalah
perusahaan yang saham biasa-nya dimiliki sepenuhnya oleh
perusahaan lain, yang dikenal sebagai induk perusahaan.
Anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya dapat timbul
melalui akuisisi atau spin-off dari perusahaan induk Anak
perusahaan yang dimiliki sepenuhnya adalah perusahaan
yang sahamnya dimiliki seluruhnya (100%) oleh perusahaan
induk. Anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya
memungkinkan perusahaan induk untuk mendiversifikasi,
mengelola, dan mungkin mengurangi risikonya. Secara
umum, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya memiliki
kendali hukum atas operasional, produk, dan proses.
6.6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi setiap organisasi bisnis internasional
disusun berdasarkan pada persyaratan dan operasinya. Pada
bagian ini, kita akan mencoba memahami beberapa jenis utama
struktur organisasi.
A. Struktur Divisi Awal
Struktur divisi awal adalah bentuk struktur organisasi umum
di anak perusahaan, perusahaan ekspor, dan di tempat
produsen. Anak perusahaan yang mengikuti struktur
organisasi semacam ini termasuk perusahaan yang komoditi
ekspornya adalah keahlian, misalnya konsultan dan
perusahaan keuangan. Perusahaan ekspor termasuk kategori
perusahaan yang memiliki produk dan unit manufaktur
berteknologi maju. Perusahaan yang memiliki manufaktur di
tempat operasi mengikuti struktur ini untuk mengurangi
biaya mereka.

84 “Manajemen Bisnis”
Gambar 6.2 Struktur Divisi Awal.
https://sist.sathyabama.ac.in
B. Struktur Divisi Internasional
Struktur ini dibangun untuk menangani semua operasi
internasional oleh divisi yang dibuat dengan tujuan
pengendalian. Ini sering dipakai oleh perusahaan yang masih
dalam tahap pengembangan operasi bisnis internasional.
Keuntungan

Kekurangan

de dan bertindak secara strategis


dan dalam mengalokasikan sumber daya secara global

“Manajemen Bisnis” 85
Gambar 6.3 Struktur Divisi Internasional.
https://sist.sathyabama.ac.in
C. Divisi Produk Global
Divisi produk global termasuk divisi domestik yang diizinkan
untuk mengambil tanggung jawab global untuk kelompok
produk. Divisi ini beroperasi sebagai pusat laba.
Keuntungan
Membantu mengelola produk, teknologi, keragaman
pelanggan
Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan lokal
Pemasaran, produksi, dan keuangan mendapat pendekatan
terkoordinasi
Kekurangan

mengabaikan tujuan jangka panjang

86 “Manajemen Bisnis”
banyak uang untuk
memanfaatkan pasar lokal, bukan internasional

Gambar 6.4 Struktur Divisi Internasional.


https://sist.sathyabama.ac.in
D. Divisi Area Global
Struktur pembagian wilayah global digunakan untuk operasi
yang dikendalikan secara geografis daripada secara dasar
produk. Perusahaan dalam bisnis yang matang dengan lini
produk tertentu menggunakannya.
Keuntungan

tingkat yang sama


bal mengelola operasi bisnis di area
geografis tertentu
Kemampuan untuk mengurangi biaya per unit dan harga
secara kompetitif
Kekurangan

yang berorientasi geografis.

“Manajemen Bisnis” 87
iabaikan, karena penjualan di
pasar yang matang adalah fokusnya.

Gambar 6.5 Struktur Divisi Global.


https://sist.sathyabama.ac.in
E. Divisi Fungsional Global
Struktur ini terutama untuk mengatur operasi global
berdasarkan fungsi.
Keuntungan

dan staf manajerial yang lebih ramping

koordinasi dan kontrol yang ketat dan terpusat atas integrasi


mekanisme produksi
-perusahaan yang perlu mengangkut
produk dan bahan mentah antar wilayah geografis
Kekurangan

perusahaan minyak dan pertambangan


oses manufaktur dan
pemasaran

88 “Manajemen Bisnis”
tantangan, karena produksi dan pemasaran tidak
terintegrasi.

Gambar 6.6 Struktur Divisi Fungsional Global.


https://sist.sathyabama.ac.in
F. Matriks Campuran
Struktur ini menggabungkan produk global, area, dan
pengaturan fungsional dan memiliki struktur komite lintas
sektoral.
Keuntungan
Dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan individu
terpadu yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas lokal
Kekurangan

orang bekerja menuju tujuan bersama menjadi sulit.

“Manajemen Bisnis” 89
Gambar 6.7 Struktur Matriks Campuran.
https://sist.sathyabama.ac.in
6.7. Penutup
Organisasi menghadapi persaingan global yang
meningkat, ketidakpastian ekonomi serta perubahan pasar.
Teknologi mengubah cara kita menjalankan bisnis dan mengelola
informasi. Pengalihdayaan fungsi-fungsi penting dalam bisnis
dan organisasi memperumit jalannya bisnis. Pemasok dan mitra
vendor mungkin berlokasi di kota yang sama, wilayah atau
negara. Tetapi ada kemungkinan juga mereka berlokasi di
belahan dunia lain. Hal ini menambahkan tantangan baru bagi
manajemen bisnis.
Pertumbuhan kemitraan strategis internasional telah
meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Bersaing di pasar
global telah membuat perusahaan semakin perlu untuk
menyelaraskan taktik bisnis dengan taktik manajemen risiko.

90 “Manajemen Bisnis”
Bab 7
Manajemen Sumber Daya
Manusia
7.1 Pendahuluan
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan ilmu atau
metode secara efisien & efektif mengelola interaksi & kiprah
sumber daya (pekerjaan) yang dimiliki oleh individu & yang bisa
dimanfaatkan secara optimal sebagai akibatnya, tujuan (sasaran)
menggunakan bisnis, karyawan & rakyat dimaksimalkan.
MSDM dalam konsep menjelaskan bahwa setiap karyawan
merupakan manusia, bukan mesin & bukan asal daya bisnis.
MSDM melibatkan seluruh keputusan & praktik manajemen
yang secara pribadi menghipnotis SDM. MSDM dibutuhkan
untuk menaikkan efisiensi sumber daya manusia pada
organisasi. Sasarannya untuk menyediakan organisasi
menggunakan unit kerja yang efektif.
MSDM menggunakan kinerja manusia sebagai potensi
energi yang besar untuk kekuatan pendorong pada faktor
pendukung aktivitas manajemen yang wajib dimanfaatkan
sebaik-baiknya secara sinergis menggunakan lingkungan. Tidak
bisa dipungkiri, perkembangan teknologi yang sangat pesat,
memaksa organisasi untuk mengikuti keadaan menggunakan
lingkungan bisnisnya. Kajian MSDM menggabungkan beberapa
bidang keilmuan misalnya psikologi, sosiologi & lain-lain.

“Manajemen Bisnis” 91
Manajemen Sumber Daya Manusia melibatkan desain &
implementasi sistem perencanaan, persiapan karyawan,
pengembangan karyawan, manajemen karir, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan, karyawan & interaksi kerja yang baik.
Manajemen sumber daya manusia melibatkan seluruh
keputusan & praktik manajemen yang secara pribadi
menghipnotis sumber daya manusia.
7.1.1 Memahami manajemen sumber daya manusia
Menurut Gary Dessler, (2017: 96) Manajemen SDM
merupakan Politik & praktek untuk mengisi kebutuhan pegawai
ataupun aspek-aspek yang masih ada dalam SDM misalnya
jabatan manajemen, pengadaan, rekrutmen pegawai, seleksi,
pelatihan, kompensasi & penilaian kinerja pegawai.
Kemudian berdasarkan Robins & Coulter, (2012:8)
pengertian dari MSDM adalah “Manajemen SDM berkaitan pada
proses mengordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan-
kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan
dan melalui orang lain.
Sementara berdasarkan Wang & Noe, (2010: 5) MSDM
merupakan: “MSDM mengacu dalam kebijakan, praktik, &
sistem yang memengaruhi sikap, perilaku, & kinerja karyawan.
Banyak perusahaan mengacu dalam konsep MSDM menjadi
bentuk praktik insan. Strategi yang mendasari praktik ini wajib
dipertimbangkan agar dimaksimalkan dampaknya terhadap
kinerja perusahaan.
Mathis & Jackson, (2010: 4) pula mengusulkan definisi
MSDM Sebagai berikut: “sistem manajemen sumber daya
manusia memastikan bahwa talenta insan dimanfaatkan dengan
baik secara efisien & efektif agar mencapai tujuan organisasi.
Dari aneka macam definisi MSDM misalnya yang
dijelaskan oleh beberapa pakar teori di atas, bisa disimpulkan
bahwa MSDM merupakan desain sistem yang mengacu dalam

92 “Manajemen Bisnis”
kebijakan, praktik, & sistem untuk memastikan Sumber daya
manusia bisa dipakai secara efektif & efisien untuk memenuhi
kebutuhan pegawai atau aspek-aspek yang masih ada pada
sumber daya manusia misalnya jabatan manajemen, pengadaan
atau rekrutmen pegawai, seleksi, pelatihan, kompensasi &
review kinerja pegawai, dan memaksimalkan dampak terhadap
sikap pegawai, perilaku & kinerja.
7.1.2 Fungsi manajemen sumber daya manusia
Menurut Robbins, Judge, & Campbell, (2017: 5-6) pada
bukunya “Perilaku Organisasi” fungsi manajemen terdiri dari:
1. Perencanaan
Proses yang meliputi penentuan tujuan organisasi, memilih
tujuan strategis holistik untuk mencapai tujuan ini &
pengembangan seperangkat planning yang komprehensif
untuk menggabungkan & mengoordinasikan aneka macam
aktivitas.
2. Pengorganisasi
Proses yang mencakup penentuan tugas yang wajib
dilakukan, siapa yang melakukan tugas, bagaimana tugas
dikelompokkan, siapa melapor pada siapa, & pada siapa
keputusan diuntuk.
3. Kepemimpinan
Sebuah proses yang meliputi motivasi karyawan, manajemen
orang, pemilihan saluran komunikasi yang paling efektif &
resolusi konflik.
4. Pengendalian
Memantau aktivitas untuk memastikan bahwa aktivitas tadi
dilaksanakan sinkron planning & untuk mengoreksi defleksi
yang signifikan.

“Manajemen Bisnis” 93
7.1.3 Pentingnya manajemen sumber daya manusia
Manajemen merupakan ilmu & seni yang mengatur
proses secara efektif & efisien memakai sumber daya manusia &
sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan eksklusif melalui
aktivitas orang lain, merupakan tujuan bisa dicapai jika dicapai
oleh satu orang atau lebih. Manajemen terdiri menurut enam
elemen (6M), yaitu: orang, uang, metode, bahan, mesin, & pasar.
Manajemen menjadi ilmu & seni untuk mencapai tujuan
melalui aktivitas orang lain, yaitu bisa dicapai jika dicapai oleh
satu orang atau lebih. Dalam menggunakan hal tersebut MSDM
menjadi bidang manajemen secara spesifik menilik interaksi &
kiprah insan pada suatu usaha. Unsur manajemen merupakan
energi kerja pada suatu usaha, sedangkan pada manajemen
sumber daya manusia faktor yang dipertimbangkan merupakan
insan itu sendiri. Saat ini perusahaan yang menyadari bahwa
SDM adalah informasi usaha yang paling penting, lantaran
melalui SDM perusahaan bisa bekerja/berjalan atau
diimplementasikan. Selain itu, SDM bisa membentuk efisiensi &
efektivitas usaha. Melalui sumber daya manusia yang efektif,
manajer ataupun pemimpin wajib menemukan strategi terbaik
untuk memanfaatkan orang-orang pada lingkungan
organisasinya sebagai akibatnya tujuan yang diinginkan bisa
tercapai. (Rivai, Veithzal, 2014: 14 )
Peran SDM diakui dalam menjalankan aspek SDM yang
sangat memilih bagi pencapaian tujuan, sebagai akibatnya
kebijakan & praktik bisa berjalan sinkron impian perusahaan.
Namun mengatur unsur insan sangat sulit & rumit lantaran insan
mempunyai pikiran, perasaan, impian, status, dll yang bisa
diatur sepenuhnya oleh organisasi misalnya mesin, uang, atau
material, namun wajib diatur oleh teori manajemen yang
penekanan dalam regulasi kiprah insan dalam mencapai tujuan
yang optimal.

94 “Manajemen Bisnis”
MSDM adalah suatu sistem yang terdiri berdasarkan
aktivitas, saling bergantung (interdependen satu sama lain).
Kegiatan ini tidak berlangsung sendiri-sendiri, bahwa setiap
aktivitas menghipnotis SDM lainnya. Misalnya, keputusan yang
jelek mengenai kebutuhan staf bisa mengakibatkan kasus
menggunakan pekerjaan, penempatan kerja, kepatuhan sosial,
interaksi kerja, manajemen & kompensasi. Apabila kegiatan
sumber daya manusia dilibatkan keseluruhan, maka kegiatan
tadi membantu sistem manajemen sumber daya manusia
perusahaan. Bisnis & orang-orang merupakan sistem terbuka
lantaran mereka ditentukan oleh lingkungan mereka.
7.1.4 Konsep manajemen sumber daya manusia
Pada hakekatnya pengelolaan SDM sangat tidak sinkron
menggunakan pengelolaan sumber daya manusia dimana
pengelolaan SDM sangat dipengaruhi oleh sifat sumber daya
manusia itu sendiri, yang selalu (dinamis) berubah baik secara
kuantitas juga kualitas. Selama ini, jumlah absolut asal daya alam
nir bertambah. Dilihat berdasarkan perspektif sumber daya
manusia, negara-negara pada global bisa diklasifikasikan sebagai
2 grup:
1. Negara yang kekurangan sumber daya manusia yang
berkualitas disebabkan oleh pertumbuhan penduduk
rendah, sedangkan taraf & kemajuan ekonominya relatif
tinggi & cepat (negara industri).
2. Negara masih mempunyai sumber daya manusia yang
berkualitas melebihi laju pertumbuhan ekonomi nasionalnya
(negara berkembang).
Dengan disparitas tadi, maka akan terjadi disparitas
pengelolaan SDM pada ke dua negara tadi. Hal ini bisa diamati
pada Asia, misalnya India, Pakistan, Bangladesh, Indonesia &
negara-negara lain yang mempunyai populasi 100 juta
menggunakan pertumbuhan penduduk homogen-homogen
lebih berdasarkan 2% per tahun. Akibat berdasarkan keadaan

“Manajemen Bisnis” 95
tadi maka muncul konflik misalnya: pengangguran yang tinggi,
kurangnya loka tinggal, wahana & prasarana, pendidikan yang
lemah & tidak merata, pakaian & pangan yang kurang
berkualitas, kesempatan kerja yang terbatas, dll. Keadaan ini
akan Mengganggu pembangunan. Untuk mencapai ekuilibrium
antara sumber daya manusia yang tersedia & taraf pembangunan
ekonomi dalam termin tertentu, diharapkan pengelolaan sumber
daya manusia yang baik pada taraf nasional. Hal ini
memberitahukan betapa pentingnya manajemen sumber daya
manusia. (Rivai, Veithzal, 2014: 17)
Selain itu, pada penerapannya, konsep pengelolaan SDM
dicapai melalui langkah-langkah menjadi berikut :
1. Penerapan fungsi HRM ke makro & mikro
2. Prinsip-Prinsip Manajemen SDM
7.1.5 Tantangan MSDM
MSDM menjadi sistem menggunakan jangkauan internal
& eksternal. Faktor internal semuanya berkaitan menggunakan
aplikasi fungsi MSDM, sedangkan faktor eksternal berada pada
luar lingkup kemampuan pengendalian manajemen. Sifat
eksternal sebagian adalah ancaman sekaligus tantangan untuk
memenuhi tujuan perusahaan. Namun, beberapa pada antaranya
bisa sebagai faktor pendukung aplikasi fungsi MSDM.
Tantangan konkret bagi MSDM merupakan sifat unik menurut
asal daya yang digunakan. Sumber daya manusia tidak sama
menggunakan sumber daya lainnya lantaran insan bereaksi
terhadap lingkungannya menggunakan cara paling sensitif &
tidak selalu menggunakan cara yang mereka inginkan.
Sementara, mudah untuk mengukur produktivitas & menilai
kualitas hasil sumber daya manusia melalui teknik perencanaan
& pengendalian yang sempurna & sempurna. (Rivai, Veithzal,
2014: 23 )

96 “Manajemen Bisnis”
Kepentingan pihak eksternal (eksternal stakeholder)
misalnya kepentingan perkumpulan pekerja & tukang pos, faktor
situasional misalnya pasar energi kerja lokal bisa mensugesti
aneka macam kebijakan pengelolaan sumber daya manusia.
Kebijakan ini sebenarnya mempunyai konsekuensi bagi
organisasi itu sendiri yang dalam gilirannya beresonansi, baik
secara eksternal juga internal. Ada 2 jenis tantangan yang
terdapat pada pengelolaan SDM, yaitu tantangan lingkungan
internal & eksternal. (Rivai, Veithzal, 2014: 24)
1. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal tadi bisa dikategorikan sebagai berikut,
yaitu: (a) sektor teknologi, (b) sektor ekonomi, (c) sektor
sosial budaya, (d) sektor politik & (e) sektor internasional.
Kelima sektor ini pada praktiknya saling bergantung & saling
mempengaruhi. Contohnya pada bidang teknologi, dimana
perusahaan & karyawannya dihadapkan dalam berbagai
macam perubahan teknologi pada aneka macam bidang yang
memerlukan perhatian khusus, seperti: (a) dampak
kecanggihan teknologi kabar yang berkembang sangat pesat,
(b) penggunaan teknologi dalam industri berisiko tinggi, (c)
penggunaan teknologi untuk mengendalikan usaha/
aktivitas berdasarkan jarak jauh.
Kecanggihan teknologi sudah berdampak dalam
perusahaan, yaitu sebagai lebih produktif, efisien & efektif
pada pengelolaan perusahaan, akibatnya bisa mempertinggi
kemampuan bersaing terutama dalam memasuki era
persaingan bebas pada era globalisasi. Di bidang ekonomi
sudah terjadi perubahan yaitu perubahan gaya hidup & pola
konsumsi rakyat yang tercermin berdasarkan perubahan
perkembangan sektor ekonomi suatu negara. Di bidang
sosial budaya, terjadi perubahan mentalitas (paradigma)
berdasarkan industri ke jasa, yang berujung dalam
meningkatnya apa yang dianggap (white collar workers) yang

“Manajemen Bisnis” 97
menjunjung tinggi profesionalisme bekerja. Selanjutnya,
impak sektor politik sangat krusial terhadap pengelolaan
SDM, lantaran perubahan yang begitu cepat pada sektor
publik mengakibatkan meningkatnya jumlah sumber daya
manusia yang bersedia bekerja atau beraktivitas pada
sektor/partai politik yang lebih menjanjikan untuk
kehidupan masa depan yang cepat.
Bisnis yang berkembang pada lingkungan eksternal terdiri
berdasarkan 3 jenis perubahan, yaitu: (a) yang sepenuhnya
bisa dikendalikan, (b) yang hanya bisa dikendalikan
sebagian, & (c) yang sepenuhnya tidak bisa dikendalikan.
Perusahaan terkini beroperasi di lingkungan yang bergejolak
(guncangan) membebani organisasi, sebagai akibatnya tidak
bisa dilakukan SDM. Dan tantangan ini membangun &
memaksa organisasi/perusahaan untuk menyebarkan
kebijakan, memengaruhi kebijakan & praktik mereka. Setiap
keputusan tentang penggunaan sumber daya manusia wajib
memperhitungkan seluruh faktor lingkungan. Oleh
karenanya, tidak terdapat pilihan lain bagi manajer selain
secara agresif mengantisipasi perubahan lingkungan yang
membawa tantangan baru.
Dapat disimpulkan bahwa lingkungan eksternal yang sering
dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia meliputi: (a)
Perubahan teknologi, (b) Peraturan pemerintah, (c) Faktor
sosial budaya, (d) Pasar tenaga kerja, (e) Faktor politik, (f)
Kondisi ekonomi, (g) Faktor geografis, (h) Faktor demografi,
(i) Aktivitas mitra, & (j) Pesaing.
2. Tantangan Internal
Tantangan internal muncul karena adanya sumber daya
manusia yang mengejar pertimbangan atau trade-offs antara
lain: keuangan, penjualan, keuangan, pelayanan, produksi,
& lain-lain. Selain itu, mereka dihadapkan dalam
perkumpulan pekerja yang semakin terbuka, sistem liputan

98 “Manajemen Bisnis”
& budaya organisasi. Manajer atau pemimpin & SDM yang
profesional wajib dan sanggup menjawab tantangan
internal, menjaga ekuilibrium untuk memenuhi kebutuhan.
Selain itu, perusahaan pula membantu menghindari
perseteruan sumber daya manusia & berusaha menghindari
aneka macam perseteruan lainnya.
Perseteruan di perusahaan pada era globalisasi menjadi era
tanpa batas merupakan persaingan yang semakin ketat
tetapi wajib sanggup bertahan pada perekonomian global.
Itu semua sangat tergantung dalam kinerja usaha. Untuk
mencapai termin survival, karena masa depan semua sumber
daya manusia dalam menghadapi tantangan & ancaman,
maka setiap perusahaan dituntut untuk sanggup
membangun bentuk organisasi yang majemuk & selain itu
wajib sanggup mengelola usaha secara lebih efisien, efektif.
& secara produktif. Masa depan merupakan masa dimana
setiap perusahaan akan bergantung dalam pengelolaan
sumber daya manusia yang semakin berkualitas, tanpa
mengabaikan sumber daya lainnya. Untuk membangun
pengelolaan SDM yang berkualitas & berkinerja tinggi, perlu
diupayakan di setiap kesempatan untuk mengingatkan
semua manajemen SDM agar selalu berusaha menaikkan
kualitas pengelolaan SDM di berbagai macam bidang
keahlian guna menaikkan operasional usaha.
7.2 Kinerja
Kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan setiap
orang menjadi prestasi kerja dalam mendeskripsikan taraf
pencapaian pada pelaksanaan suatu aktivitas, kebijakan atau
fungsi motivasi & kemampuan untuk melaksanakan tugas atau
pekerjaan untuk mencapai tujuan, sasaran, misi, & visi organisasi
yang sudah ditetapkan. pada planning strategis organisasi. Istilah
kinerja acapkali dipakai untuk menyebut pencapaian atau taraf
pencapaian individu atau gerombolan individu .

“Manajemen Bisnis” 99
7.2.1 Definisi kinerja
Menurut Rivai & Basri pada (Bintoro, 2017: 106) Kinerja
merupakan output atau taraf keberhasilan seorang secara holistik
selama periode saat eksklusif melakukan tugas terhadap banyak
sekali kemungkinan, misalnya standar kinerja, pekerjaan, tujuan
atau target atau kriteria yang sudah disepakati sebelumnya.
Menurut Moeheirino (2014: 96) “Kinerja merupakan citra
taraf pencapaian aplikasi suatu acara aktivitas atau kebijakan
mencapai tujuan, target, visi & misi organisasi yang ditetapkan
pada perencanaan strategis organisasi.”
Kemudian dari Stephen Robbins, yang diterjemahkan
oleh Paslong, (2013: 175), “Kinerja merupakan output penilaian
pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan terhadap kriteria yang
sudah ditentukan.” sedangkan dari Mathis & Jackson, (2010: 65)
kinerja merupakan: “Kinerja dalam dasarnya merupakan apa
yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Manajemen
kinerja merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk
menaikkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja
setiap individu & grup kerja perusahaan.
Dengan demikian, kinerja adalah fungsi berdasarkan
motivasi & kemampuan untuk menuntaskan tugas atau
pekerjaan, seorang wajib mempunyai taraf kemauan & taraf
kemampuan eksklusif. Kemauan & keterampilan seorang tidak
relatif efektif untuk melakukan sesuatu tanpa pemahaman yang
jelas mengenai apa yang wajib dilakukan & bagaimana
melakukannya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang
ditampilkan setiap orang, menjadi prestasi kerja yang
didapatkan oleh karyawan sinkron menggunakan kiprahnya
pada perusahaan. Kinerja karyawan adalah hal yang sangat
krusial dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.
(Rivai, Veithzal, 2014: 406)

100 “Manajemen Bisnis”


7.2.2 Tujuan peningkatan kinerja
Menurut Bintoro (2017: 90), sasaran peningkatan kinerja
secara umum adalah:
1. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang menginginkan
pekerjaan yang berkualitas
2. Meningkatkan kemampuan sistem perusahaan agar efektif,
efisien dan berkualitas.
3. Untuk membantu karyawan dan mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka di tempat kerja
serta kepribadian mereka.
7.2.3 Tujuan evaluasi kinerja
Sebuah perusahaan melakukan evaluasi kinerja menurut
2 alasan utama, yaitu (1) manajer membutuhkan penilaian
obyektif kinerja karyawan pada masa kemudian yang dipakai
untuk menciptakan keputusan SDM pada masa depan & (2)
manajer membutuhkan indera yang memungkinkan untuk
membantu karyawan mereka menaikkan kinerja mereka pada
perencanaan kerja, menciptakan keterampilan & kompetensi
untuk pengembangan karir & memperkuat kualitas interaksi
antara manajer & karyawan mereka. Selain itu, penilaian kinerja
bisa dipakai untuk: (Rivai, Veithzal, 2014: 408-410).
1. Mengetahui perkembangan;
2. Pengambilan keputusan administrative;
3. Kebutuhan usaha;
4. Dokumentasi.
Pada dasarnya berdasarkan segi praktik yang biasa
dilakukan pada setiap perusahaan, tujuan evaluasi kinerja
karyawan bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:

“Manajemen Bisnis” 101


1. Tujuan evaluasi yang serius dalam masa kemudian
Dalam prakteknya masih banyak perusahaan yang
menerapkan tinjauan kinerja yang serius dalam masa
kemudian, hal ini ditimbulkan lantaran kurangnya
pemahaman mengenai manfaat tinjauan kinerja yang serius
dalam masa kemudian, yaitu:
a. Kendalikan perilaku karyawan dengan instrument untuk
memperlihatkan penghargaan, hukuman, & ancaman.
b. Menciptakan keputusan mengenai kenaikan honor &
promosi
c. Menumbuhkan adanya kebersamaan diantara masing-
masing karyawan dan penyelia sehingga tiap karyawan
memilki motivasi kerja dan merasa senang bekerja dan
sekaligus mau memberikan kontribusi sebanyak-
banyaknya pada perusaahaan.
d. Instrumen untuk membantu setiap karyawan tahu
kekuatan & kelemahan mereka sendiri terkait
menggunakan kiprah & manfaatnya
e. Menambah keakraban antara setiap karyawan
menggunakan atasan sebagai akibatnya setiap karyawan
mempunyai motivasi pada bekerja & merasa bahagia
bekerja & sekaligus ingin menaruh donasi yang sebesar-
besarnya bagi perusahaan.
f. Merupakan instrumen bagi karyawan untuk introspeksi &
memutuskan tujuan langsung sebagai akibatnya
perkembangannya direncanakan & dipantau sendiri.
g. Membantu mempersiapkan karyawan untuk posisi taraf
yang lebih tinggi menggunakan perilaku & kualitas posisi
taraf yang lebih tinggi.

102 “Manajemen Bisnis”


h. Membantu pada banyak sekali keputusan SDM
menggunakan data secara terjadwal untuk setiap
karyawan.
7.3 Human Resouces Scorecard
7.3.1 Definisi Human Resouces Scorecard
Menurut Brian E. Becker, Mark A Huselid & Dave Ulrich
(2009: 12) pengukuran kinerja memakai HR Scorecard merupakan
kemampuan untuk merancang & menerapkan sistem
pengukuran SDM strategis yang mewakili "alat pengungkit yang
penting" yang dipakai perusahaan untuk merancang &
mengembangkan taktik SDM yang lebih efisien & lebih hati-hati.
Definisi lain berdasarkan Human Resouces Scorecard pula
disampaikan oleh Gary Dessler, (2017: 16) menjadi berikut:
“Human Resouces Scorecard” dipakai untuk mengukur efektivitas
& efisiensi Human Resouces Scorecard untuk menciptakan perilaku
karyawan yang diharapkan untuk mencapai tujuan strategis
perusahaan”.
Sedangkan berdasarkan Nurman Helmi (2008: 1) metode
Human Resouces Scorecard merupakan: “Human Resouces Scorecard
merupakan alat untuk mengukur & mengelola donasi strategic
kiprah sumber daya manusia untuk membangun nilai dalam
mencapai taktik perusahaan ”.
7.3.2 Pemuntukan Human Resouces Scorecard
Human Resouces scorecard meminta seluruh pihak agar
melakukan 2 hal penting: (1) mengelola SDM menjadi aset
strategis & (2) menerangkan donasi SDM terhadap kesuksesan
bisnis. Masing-masing perusahaan menerapkan scorecard
menggunakan caranya sendiri-sendiri, tetapi permanen
penekanan dalam empat tema utama: HR deliverables yang
mensugesti kiprah SDM pada taktik perusahaan secara
keseluruhan, High Perfomance Work System ekspansi sistem yang
akan diselaraskan menggunakan bisnis. taktik & efisiensi yang

“Manajemen Bisnis” 103


akan membentuk Human Resource Deliverables. (Rivai, Veithzal,
2014: 487)
Untuk tahu kartu skor SDM pada unit ini, kita perlu tahu
kiprah SDM pada 2 dimensi ini pada peta taktik R&D. Kedua
dimensi tadi merupakan menjadi berikut: (Rivai, Veithzal, 2014:
487-488 )
1. Pertumbuhan pendapatan (Revenue Growth) terutama
didorong oleh kepuasan pelanggan berdasarkan peningkatan
penemuan produk & jadwal pengiriman yang tangguh
a. Inovasi produk tergantung dalam orang-orang berbakat
menggunakan pengalaman organisasi. Melalui metode
seleksi & acara retensi berbasis kompetensi, SDM
berkontribusi dalam pencarian personel yang sangat
berbakat untuk unit R&D.
b. Jadwal pengiriman yang tangguh merupakan bagian
berdasarkan mengoptimalkan orang-orang pada bidang
manufaktur. Kalaupun omset perusahaan wajib terus
mengisi “kekosongan” yang terjadi, yang dimaksud
menggunakan “kekosongan” diperlambat menggunakan,
mengurangi saat siklus, sumber daya manusia
mendampingi optimalisasi staf.
2. Peningkatan produktivitas (Productivity Improvement)
berkaitan menggunakan optimalisasi jadwal produksi,
yang bergantung dalam pemeliharaan staf yang sesuai.
7.3.3 Manfaat Human Resouces Scorecard
Human Resouces Scorecard mempunyai kelebihan pada
penerapannya pada perusahaan menjadi alat pengukur kinerja &
beberapa elemen di bawah ini (Brian E. Becker, 2009:12).
1. Perkuat disparitas antara hal yang bisa dilakukan sumber daya
manusia & output sumber daya manusia pengukuran SDM
wajib secara jelas membedakan antara output yang

104 “Manajemen Bisnis”


mensugesti implementasi taktik, & yang bisa dilakukan, &
yang tidak. Misalnya, implementasi suatu kebijakan tidak
akan berhasil hingga kebijakan tadi membentuk perilaku
karyawan untuk memotivasi implementasi taktik. Dalam
Sistem pengukuran SDM yang sempurna terus mendorong
para profesional SDM untuk berpikir secara strategis &
operasional.
2. Kontrol porto & ciptakan nilai SDM selalu diperlukan untuk
mengendalikan porto usaha. Di saat yang sama, kiprah
strategis berarti SDM wajib membentuk nilai. HR Scorecard
membantu MSDM secara efektif menyeimbangkan kedua
tujuan tersebut. Ini tidak hanya mendorong praktisi untuk
menghilangkan porto yang tidak pantas, namun pula
membantu mereka mempertahankan “investasi”
menggunakan potensi manfaat pada makna konkret.
3. HR Scorecard dalam mengukur indikator utama model
kontribusi strategis sumber daya manusia kami
menghubungkan keputusan & sistem SDM menggunakan
output kerja SDM menggunakan human resources deliverable.
Lantaran ada leading & lagging indicator pada sistem
pengukuran kinerja usaha yang seimbang secara keseluruhan,
pada rantai nilai SDM ada pendorong (deliver) & hasil
(outcome). Hal ini krusial dalam memantau keselarasan antara
keputusan SDM & elemen sistem yang mendorong human
resources deliverable. Dalam menilai keselarasan ini menaruh
umpan balik mengenai kemajuan SDM melalui deliverable &
meletakkan dasar bagi pengaruh taktik SDM.
4. HR scorecard memungkinkan profesional SDM secara efektif
mengelola tanggung jawab strategis mereka. HR Scorecard
mendorong HR untuk penekanan secara sempurna dalam
keputusan mereka mensugesti keberhasilan implementasi
taktik perusahaan. Sementar menekankan pentingnya
"penekanan strategis" karyawan" untuk semua perusahaan,

“Manajemen Bisnis” 105


Human Resouces Scorecard wajib memperkuat arah strategis
pemimpin SDM & para professional SDM dapat mencapai
pengaruh strategis sebagian besar dengan cara mengadopsi
perspektif sistemik dari pada dengan cara memainkan
kebijakan individual, scorecard mendorong mereka lebih jauh
agar dapat berfikir secara sistematis mengenai strategi SDM.
5. HR Scorecard mendorong fleksibilitas & perubahan. Kritik
generik berdasarkan sistem pengukuran kinerja bahwa
mereka terlembagakan dan secara aktual merintangi
perubahan. Ketika taktik berkembang, organisasi perlu
berkecimpung ke arah yang berbeda, namun tujuan kinerja
yang tertinggal mengakibatkan manajer & karyawan ingin
mempertahankan status quo. Memang, kritik terhadap
manajemen dari berukuran ini merupakan bahwa orang
sebagai mahir pada pencapaian angka-angka yang
dibutuhkan pada sistem nama & memodifikasi pendekatan
manajemennya sinkron menggunakan perubahan kondisi.
Human Resouces Scorecard memunculkan fleksibilitas &
perubahan, lantaran serius dalam implementasi taktik
perusahaan, yang akan selalu membutuhkan perubahan.
Dengan pendekatan ini, pengukuran makna baru.
Oleh karenanya bisa disimpulkan bahwa HR scorecard
memberikan manfaat, yaitu mendeskripsikan kiprah & donasi
SDM terhadap pencapaian visi perusahaan secara jelas &
terukur, sebagai akibatnya profesional SDM sanggup memantau
porto yang dimuntahkan & nilai yang diberikan & menaruh
wawasan mengenai interaksi karena sebab akibat.
7.3.4 Langkah-langkah dalam merancang Human Resouces
Scorecard
Tahapan perancangan sistem pengukuran SDM melalui
pendekatan Human Resouces Scorecard dari Sunatrio (2001:13),
merupakan:

106 “Manajemen Bisnis”


1. Identifikasi keterampilan sumber daya manusia
Keterampilan pada termin ini berupa pengetahuan,
keterampilan, kemampuan & ciri kepribadian yang secara
pribadi menghipnotis kinerja mereka, output studi mengenai
keterampilan SDM dilakukan oleh Perrin (1990).
2. Pengukuran High Performance Working System (HPWS)
Dalam pengukuran High Performance Working System
dimaksudkan untuk menempatkan basis integrasi SDM pada
aset strategis. High Performance Working System
memaksimalkan kinerja karyawan. Setiap ukuran sistem
SDM wajib meliputi serangkaian tanda yang mencerminkan
penekanan dalam kinerja setiap elemen sistem SDM. Ukuran
High Performance Working System lebih serius dalam
bagaimana organisasi bekerja melalui fungsi SDM
berdasarkan level makro & serius dalam mengarahkan
kinerja pada setiap aktivitas.
3. Mengukur keselarasan sistem SDM
Pada termin ini menilai seberapa baik sistem SDM memenuhi
kebutuhan implementasi taktik perusahaan atau dianggap
external alignmen, sedangkan yang menggunakan internal
alignment merupakan elemen, bisa bekerja sama & tidak
terdapat konflik.
4. Efektivitas SDM
Efektivitas SDM mencerminkan bagaimana fungsi sumber
daya manusia bisa membantu perusahaan memperoleh
keterampilan yang diperlukan menggunakan cara yang
ekonomis. Ini tidak berarti SDM wajib meminimalkan porto
tanpa mempertimbangkan output melainkan memikirkan
keseimbangan.
5. HR Deliverables

“Manajemen Bisnis” 107


Untuk mengintegrasikan SDM kepada sistem pengukuran
kinerja perusahaan, manajer wajib mengidentifikasi interaksi
sumber daya manusia & planning implementasi strategis
organisasi. Ini dianggap “taktik HR Deliverable” dengan
hasilnya adalah outcome berdasarkan arsitektur SDM yang
mengimplementasikan taktik bisnis. Ini paradoksal
menggunakan hal-hal yang bisa dilakukan HR yang serius
dalam efisiensi SDM & jumlah kegiatan. HR deliverables antara
lain berdasarkan:
a. HR performance driver
Kemampuan ataupun kekuatan yang berhubungan
dengan orang-orang (core people–related) contohnya
berupa produktivitas karyawan & kepuasan kerja.
b. Enables performance driver.
penguatan pendorong kinerja, contohnya pada bentuk
perubahan struktur penghargaan, membantu mencegah
daripada bereaksi. Atau apabila sebuah perusahaan
mengidentifikasi produktivitas karyawan menjadi
pendorong kinerja yang krusial, maka pembinaan ulang
bisa sebagai pendorong kinerja.
Oleh karenanya perusahaan wajib menekankan dalam 2
elemen tersebut secara seimbang. Contohnya, daripada hanya
memikirkan SDM, fokuslah dalam HR enabler yang bisa
memperkuat performance driver pada hal operasional, pelanggan,
& segmen keuangan & korporasi (non-SDM).
HR Deliverable merupakan donasi krusial berdasarkan
SDM untuk mengimplementasikan taktik perusahaan. Hal ini
secara strategis difokuskan dalam perilaku karyawan, misalnya
turnover yang rendah.
Mengukur HR Deliverable membantu mengidentifikasi
interaksi kausal yang unik pada sistem SDM membentuk nilai
pada bisnis. Memilih pengukuran human resources deliverable

108 “Manajemen Bisnis”


yang sempurna berdasarkan SDM tergantung dalam kiprah yang
akan ditampilkan SDM dalam mengimplementasikan taktik.
Hasil human resources deliverable bisa berbentuk kapabilitas
organisasi. Kemampuan ini akan menggabungkan keterampilan
individu menggunakan sistem organisasi akan menambah nilai
pada semua rantai nilai bisnis.
Pendekatan lain merupakan penekanan dalam
pemahaman kemampuan yang berkaitan dengan orang (people
related capabilities) misalnya kepemimpinan & fleksibilitas
organisasi. Lantaran mudahnya membayar dalam kemampuan
ini, maka bisa menghipnotis keberhasilan organisasi secara
umum.
Sedangkan dari Brian E. Becker (2009: 69), memakai empat
dimensi untuk membentuk sebuah scorecard merupakan:
1. Sistem kerja berkinerja tinggi
Terdapat langkah-langkah untuk memastikan bahwa
dimensi kinerja kegiatan SDM selalu menerima perhatian
utama.
2. Penyelarasan Sistem Sumber Daya Manusia (human resources
system alignment)
Untuk menentukan metrik penyelarasan yang sempurna,
fokuslah dalam elemen sistem sumber daya manusia yang
berkontribusi dalam HR Deliverable.
3. Efisiensi Sumber Daya Manusia: Indikator Inti vs. Strategis
Efisiensi kunci dibagi sebagai 2 kategori, yaitu esensial &
strategis. Efektivitas inti mengukur pengeluaran SDM yang
tidak secara pribadi berkontribusi dalam implementasi taktik
bisnis. Efektivitas strategis mengukur efektivitas, aktivitas &
proses SDM utuk membentuk Human Resources Deliverable.

“Manajemen Bisnis” 109


4. Human Resources Deliverables
SDM membantu mengidentifikasi interaksi sebab-akibat
dimana sistem SDM mendorong nilai pada bisnis. Pemilihan
berukuran Human Resources Deliverable yang sempurna
tergantung dalam kiprah yang dimainkan oleh sumber daya
manusia pada implementasi taktik. Untuk menciptakan
bagian ini, perlu penekanan dalam HR Performance Driver &
HR Performance Enabler SDM dibandingkan kemampuan
potensial organisasi.

110 “Manajemen Bisnis”


Bab 8
Manajemen Koperasi
8.1 Pendahuluan
Koperasi adalah organisasi otonom yang mengatur diri
sendiri yang membangun masyarakat melalui kegiatan bisnis
yang dimiliki dan dikendalikan secara adil. Melalui bantuan ini,
masyarakat dapat memulai usaha dengan memperoleh modal
dari kesepakatan yang dimiliki oleh masyarakat. Peran koperasi
dalam keberadaan ekonomi yang penuh persaingan diharapkan
terus tumbuh dan berkembang. Hal ini memerlukan kerangka
akuntabilitas yang baik serta data yang relevan dan dapat
diandalkan untuk pengelolaan, perencanaan, dan pengendalian
koperasi.
Pengelola sumber daya manusia (SDM) yang buruk,
kurangnya daya dukung modal, kesulitan pemasaran, praktik
rentenir, gagap teknologi, kurangnya inovasi, serta rendahnya
kuantitas dan kualitas produk merupakan beberapa contoh
masalah koperasi. Karena perannya sebagai sarana peminjaman
modal usaha guna memberikan perekonomian yang lebih baik
bagi anggota, koperasi menjadi salah satu penunjang untuk
meningkatkan nilai ekonomi masyarakat yang menjadi
anggotanya.
Dalam Pasal 5 UU No.25 Tahun 1992 disebutkan bahwa
dalam pelaksanaannya koperasi mempunyai beberapa asas,
antara lain keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela,
pengurusan dilakukan secara demokratis, pendistribusian sisa

“Manajemen Bisnis” 111


atas hasil kegiatan usaha dilakukan secara adil dalam proporsi
dalam menjalankan peran masing-masing anggota, dimana
pendistribusinnya dibatasi pada modal, dan kemandirian.
Peran koperasi dalam kehidupan ekonomi yang kompetitif
diharapkan tumbuh dan berkembang. Dengan berkembangnya
kegiatan usaha koperasi, tuntutan akan manajemen yang
profesional semakin meningkat. Hal ini membutuhkan sistem
akuntabilitas yang baik dan informasi yang relevan dan andal
untuk pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengendalian
kolaboratif.
8.2 Pengertian Manajemen Koperasi
1. Pengertian Manajemen
Manajemen yang baik akan mempermudah pencapaian
tujuan, sedangkan manajemen yang kurang terorganisir akan
mempersulit pencapaiannya. Manajemen akan meningkatkan
daya guna dan hasil guna elemen manajemen. Elemen
manajemen penting yang dimaksud adalah man, money, methode,
machines, materials, dan market, atau yang disingkat 6M.
Manajemen berdasarkan George R. Terry (1988),
merupakan suatu proses yang special berdasarkan beberapa
tindakan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
serta pengawasan. Semua ini dilakukan untuk memilih dan
mencapai tujuan atau target yang ingin dicapai menggunakan
pemanfaatan dari seluruh sumber daya yang ada, termasuk
sumber daya manusia dan lainnya.
Menurut Henry Fayol (2016), manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengawasan/pengendalian sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sementara itu, A.F
Stoner (1996) menyatakan bahwa manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, dan pemanfaatan sumber daya
organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi.

112 “Manajemen Bisnis”


Secara umum, manajemen dapat diartikan sebagai suatu
proses dimana seseorang melakukan pengaturan kegiatan baik
secara individu atau kelompok. Sistem atau manajemen tersebut
harus dilakukan agar nantinya dapat memenuhi tujuan individu
atau kelompok yang bekerja secara bersama-sama dengan
memaksimalkan sumber daya yang ada. Manajemen dapat juga
diartikan sebagai unsur-unsur perencanaan, pengaturan,
pelaksanaan, tujuan yang nantinya diinginkan, dan pelaksana
manajemen yang berbentuk individu atau kelompok. Jadi,
manajemen adalah suatu seni tentang bagaimana mengatur dan
merencanakan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Pengertian Koperasi
Kata koperasi berasal dari bahasa latin cooperatio dalam
bahasa Inggris menjadi cooperation berarti kerja sama. Co berarti
bersama dan Operation berarti bekerja atau berusaha. Oleh karena
itu, koperasi dapat diartikan sebagai suatu organisasi yang
bekerja atau berusaha bekerja sama dengan para anggotanya
untuk mencapai suatu tujuan.
Meskipun koperasi adalah perkumpulan orang-orang,
namun tidak mengacu pada perkumpulan orang-orang
berdasarkan hobi atau kegemaran seperti sepak bola, catur,
panjat tebing, dan sebagainya. Koperasi juga bukan asosiasi
modal yang memaksimalkan keuntungan. Koperasi, di sisi lain,
didefinisikan sebagai perkumpulan orang-orang yang
mengutamakan pelayanan kepada kebutuhan ekonomi
anggotanya.
Oleh karena itu, untuk lebih memahami koperasi, berikut
ini pengertian atau definisi koperasi:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 Pasal 3 tentang
Pokok-pokok Perkoperasian menyatakan bahwa koperasi
Indonesia adalah organisasi ekonomi kerakyatan yang
bersifat sosial, terdiri dari orang-orang, atau badan hukum
koperasi yang pengaturan ekonominya sebagai usaha

“Manajemen Bisnis” 113


bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Menurut
penafsiran ini, koperasi Indonesia adalah kumpulan orang,
bukan kumpulan modal, yang bekerja sama secara setara
untuk memajukan kepentingan ekonomi dan kepentingan
masyarakat.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
1992 Pasal 1 tentang Perkoperasian menyatakan bahwa
koperasi adalah badan usaha yang terdiri dari orang-orang
atau badan hukum koperasi yang kegiatannya berdasarkan
asas perkoperasian serta sebagai gerakan ekonomi
kerakyatan berdasarkan asas prinsip kekerabatan. Menurut
penjelasan tersebut, koperasi tidak hanya merupakan
organisasi ekonomi tetapi juga secara jelas dinyatakan
sebagai badan usaha, sehingga diartikan sebagai
menyamakan koperasi dengan badan usaha lain seperti CV,
Firma, dan Perseroan Terbatas (PT). Satu-satunya
perbedaan dalam operasi mereka adalah pencapaian tujuan
masing-masing.
3. Koperasi, menurut Mohammad Hatta, adalah persekutuan
kaum lemah untuk mempertahankan kepentingan
hidupnya. Mereka berangkat untuk mendapatkan
kebutuhan hidup dengan biaya serendah mungkin. Dalam
koperasi, kepentingan bersama lebih diutamakan daripada
keuntungan.
4. Menurut Munkner, koperasi adalah organisasi bantuan-
bantuan yang menjalankan 'pengaturan komersial' dalam
kelompok yang didasarkan pada konsep tolong-menolong.
Kegiatan perawatan komersial murni ekonomi, bukan
sosial dalam arti saling membantu.

114 “Manajemen Bisnis”


3. Pengertian Manajemen Koperasi
Manajemen koperasi merupakan suatu penerapan ilmu
manajemen dalam koperasi dimana sekumpulan orang yang
memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan
proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian
sumber daya koperasi untuk mencapai tujuan koperasi yaitu
meningkatkan kesejahteraan menurut nilai dan prinsip dari
koperasi.
Menurut Peter Davis (1999), manajemen koperasi
diselenggarakan oleh orang-orang yang bertugas mengelola
koperasi, nilai-nilainya, dan kekayaannya. Mereka menerapkan
masing-masing kemampuan manajemen mereka untuk
menyusun kembali prosedur perkoperasian yang didukung oleh
profesionalisme dari pelatihan yang diakui oleh koperasi.
Pengurusan koperasi adalah kegiatan profesional yang
dilakukan oleh koperasi untuk membantu seluruh anggota
koperasi dalam mencapai tujuannya.
8.3 Karakteristik Organisasi Koperasi Indonesia
1. Ciri-Ciri Umum Organisasi Koperasi
Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang menjadi
tumpuan masyarakat. Koperasi yang terdiri dari organisasi ini
berbeda dalam hak mereka sendiri. Secara umum ciri-ciri
koperasi adalah sebagai berikut:
a) Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota.
b) Koperasi sebagai wadah demokrasi ekonomi dan sosial yang
kegiatannya berdasarkan gotong royong.
c) Keberjalanan kegiatan koperasi atas kesadaran anggotanya.
d) Bersifat sukarela dan tidak memaksa. Rapat anggota adalah
kekuasaan tertinggi dalam koperasi.

“Manajemen Bisnis” 115


e) Kegiatannya berdasarkan prinsip usaha sendiri dan
kemampuan sendiri.
f) Pembagian usaha adil sesuai dengan besarnya jasa yang
dilakukan oleh anggotanya.
g) Kerugian koperasi ditanggung secara bersama-sama.
2. Unsur-Unsur Organisasi Koperasi
Menurut Sitio dan Tamba (2001), unsur-unsur organisasi
yang ada dalam koperasi pada umumnya adalah rapat anggota,
pengurus, pengawas, dan pengelola
1) Rapat Anggota
Rapat anggota adalah wadah bagi anggotahkoperasi yang
diselenggarakanh oleh pengurus koperasi untuk membahas
kepentinganhorganisasi dan usaha koperasi guna mengambil
keputusanhdengan suara terbanyak dari anggota yang hadir.
Rapat anggota merupakan pemeganghkekuasaan
tertinggihkoperasi, yang memiliki kewenanganhmengambil
keputusan dengan kewenangannya untuk menetapkan:
a) Anggaran dasar
b) Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen
dan usaha koperasi.
c) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan
pengawas
d) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan, dan
belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan.
e) Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam
pelaksanaan tugasnya.
f) Pembagian sisa hasil usaha
g) Penggabungan, peleburan, pendirian dan pembubaran
koperasi.

116 “Manajemen Bisnis”


2) Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih
melalui rapat anggota dan bertugas mengurus organisasi
dan usaha.
3) Pengawas adalah perangkat organisasi yang dipilih dari
antara anggota dan bertugas mengawasi jalannya
organisasi dan usaha koperasi.
4) Pengelola adalah orang yang diangkat dan diberhentikan
oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi
secara efisien dan profesional.
3. Bentuk dan Jenis Koperasi
Menurut undang-undang perkoperasian, koperasi dapat
berbentuk Koperasi Primer atau Koperasi Sekunder.
Koperasi primer adalah semua koperasi yang didirikan
oleh satu orang. Koperasi Sekunder adalah semua koperasi yang
didirikan oleh dan terdiri dari Badan Hukum Koperasi, baik
Badan Hukum Koperasi Primer maupun Sekunder.
Koperasi sekunder harus ditata berdasarkan kepentingan
normal dan tujuan produktivitas bisnis untuk koperasi yang
sejenis dari berbagai jenis dan tingkat, dengan tujuan definitif
untuk bekerja pada bantuan pemerintah dari individu-individu
penting yang membantu. Oleh karena itu, berdirinya koperasi
sekunder diharapkan dapat membangun kecakapan dan
kelangsungan hidup serta membina kemampuan koperasi
esensial dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya, sehingga
pengembangan koperasi sekunder pada dasarnya merupakan
penunjang koperasi esensial.
Koperasi sekunder tidak saja dapat didirikan oleh koperasi
sejenis, tetapi juga oleh koperasi dari berbagai jenis dengan
alasan bahwa kepentingan kegiatan atau kebutuhan keuangan
dapat dipenuhi dengan lebih baik dengan asumsi bahwa mereka
dikoordinasikan oleh koperasi sekunder dengan kekuatan yang
lebih besar.

“Manajemen Bisnis” 117


Pasal 16 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian mengatur tentang jenis koperasi, yang
menyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan atas kesamaan
kegiatan dan kepentingan ekonomi para anggotanya. Oleh sebab
itu, sebelum mendirikan koperasi yang bermanfaat, kita harus
dengan jelas mendeskripsikan tentang keanggotaan dan praktik
bisnisnya. Kesamaan kegiatan, kepentingan, dan kebutuhan
keuangan individu digunakan untuk menentukan jenis koperasi.
Beberapa jenis koperasi menurut ketentuan undang-
undang, adalah :
1. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang
beranggotakan masyarakat baik sebagai konsumen maupun
produsen barang. Jenis usaha yang bermanfaat ini
mengumpulkan cadangan dana dan memberikan uang
muka atau modal untuk melayani kebutuhan para
anggotanya, baik sebagai konsumen maupun produsen.
Koperasi ini juga tergolong koperasi jasa.
2. Koperasi Konsumen adalah sekelompok orang yang
membeli atau memerlukan keperluan sehari-hari. Jenis
usaha koperasi ini menyediakan kebutuhanhsehari-hari
kepada anggota dan masyarakathumum sebagai konsumen.
3. Koperasi Produsen terdiri dari orang-orang
yanghmemproduksi barang mapupun menjalankanhusaha
kecil. Jenis usaha koperasi ini menyediakan bahan/alat
produksi, pengolahan, dan pemasaranhbarang yang
dihasilkan oleh anggota sebagaihprodusen.
4. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang beranggotakan
parahpemasok barang hasilhproduksi. Jenis usaha koperasi
ini akanhmemasarkan dan mendistribusikanhbarang-barang
hasil produksi anggotanya.
5. Koperasi Jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan
fungsihpelayanan tertentu untuk kepentinganhanggotanya,

118 “Manajemen Bisnis”


seperti asuransi, transportasi, pemeriksaan, pendidikan,
pelatihan dan sebagainya.
8.4 Prinsip-Prinsip Manajemen Koperasi
Perkoperasian mengacu pada semua aspek kehidupan
koperasi. Gerakan Koperasi adalah kumpulan organisasi
koperasi dan kegiatan perkoperasian yang bekerja sama untuk
mencapai cita-cita koperasi.
Perkoperasian di Indonesia diatur oleh Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1992 yang didasarkan pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dan bertujuan untuk memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta ikut serta dalam pembangunan suatu tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, dan makmur.
Adapun prinsip-prinsip dasar manajemen koperasi adalah
sebagai berikut:
1) Keanggotaan Bersifat Sukarela Dan Terbuka
Koperasi akan secara terbuka menerima siapa saja yang ingin
bergabung, terlepas dari status sosial mereka di masyarakat.
Sehingga, setiap orang memiliki hak yang sama untuk
mendaftar, dan tidak ada paksaan atau kewajiban bagi
masyarakat untuk mendaftar sebagai anggota koperasi.
2) Pengelolaan Dilakukan Secara Demokrasi
Struktur organisasi koperasi akan dibentuk sesuai dengan
ketentuan yang ada dengan prinsip kekeluargaan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dalam
penyelenggaraan rapat anggota, penetapan pengurus,
pembentukan pengawas, dan pengangkatan pengurus
sebagai pegawai yang bekerja di koperasi yang baru
dibentuk.

“Manajemen Bisnis” 119


3) Pembagian SHU Dilakukan Secara Adil
Koperasi ada untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, setiap anggota koperasi harus
berusaha semaksimal mungkin dan mampu bersikap adil
dan merata, terutama dalam hal pembagian sisa hasil usaha
dengan mempertimbangkan aspek kepercayaan dalam
pengelolaan koperasi yang telah diberikan oleh masing-
masing anggota yang dinilai dalam pembentukan ukuran
usaha jasa..
4) Pemberian Balas Jasa yang Terbatas pada Pemodal
Koperasi harus memberikan timbal balik kepada mereka
yang telah menanam modal, serta mempercayakan koperasi
untuk mengelola modal yang diberikan dengan imbalan
sesuai dengan keseimbangan, keadilan, dan batasan. Besaran
modal juga harus dinyatakan secara transparan kepada
seluruh anggota koperasi agar mereka mengerti bahwa
pelayanan koperasi yang diberikan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
5) Kemandirian
Koperasi didirikan atas asas swasembada. Artinya koperasi
tidak berada di bawah payung organisasi, juga tidak
bersandar pada organisasi lain. Sebaliknya, koperasi akan
berdiri sendiri untuk membuat struktur organisasi sendiri
dalam rangka mengelola dan menjalankan operasional
perusahaan guna meningkatkan kesejahteraan setiap
anggota dan masyarakat sekitar.
6) Pendidikan Perkoperasian
Koperasi memiliki arah dan tujuan untuk dapat bekerjasama
dalam mengelola setiap kegiatan koperasi yang positif.
Dalam hal ini koperasi memerlukan keahlian agar dapat
berfungsi sebagai wadah yang dimana prinsip-prinsipnya
berdasarkan kekeluargaan yang bermanfaat. Dengan

120 “Manajemen Bisnis”


demikian, pendidikan koperasi sangat penting untuk
pembentukan koperasi.
7) Kerjasama Antar Koperasi
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, koperasi secara
mandiri dalam hal organisasi. Namun dalam menjalankan
setiap kegiatan usaha, koperasi harus menjaga hubungan dan
kerjasama yang baik antar koperasi melalui komunikasi dan
interaksi yang baik.
8.5 Fungsi Manajemen Koperasi
Fungsi manajemen tidak dapat diabaikan dalam koperasi
yang bereputasi baik. Fungsi pengurus koperasi harus
diperhatikan dalam beberapa hal, antara lain perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan
pengawasan.
1. Perencanaan
Perencanaan didefinisikan sebagai memutuskan
sebelumnya apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya,
dan siapa yang akan melakukannya. Terlibat dalam unsur
determinasi dalam perencanaan ini, artinya perencanaan
mengandung pengertian pengambilan keputusan.
Perencanaan adalah proses penyusunan program dan
anggaran yang harus dilakukan oleh koperasi sebagai bagian
dari strategi yang akan dilaksanakan. Ada empat langkah
penting dalam perencanaan:
 Menentukan Tujuan / Target
 Mencari alternatif
 Pilih alternatif alternatif
 Perencanaan formulasi

“Manajemen Bisnis” 121


Perencanaan memerlukan pertimbangan yang cermat,
penentuan, dan pengaturan faktor-faktor yang diperlukan untuk
menjalankan koperasi. Perencanaan menetapkan kerangka kerja
untuk melaksanakan tindakan. Perencanaan penting dalam
koperasi karena beberapa alasan: (1) Karena adanya
ketidakpastian dan pergeseran kondisi ekonomi jangka panjang.
(2) Adanya hal-hal yang tidak pasti menunjukkan kurangnya
pengetahuan kita tentang situasi yang akan datang. (3) Apabila
terjadi penyimpangan dari jalur rencana, maka segera
diberitahukan kepada pengelola.
2. Pengorganisasian
Tujuan organisasi ini adalah untuk mengelompokkan
kegiatan baik dari sumber daya manusia maupun sumber daya
lainnya dalam rangka melaksanakan suatu rencana secara efektif
dan ekonomis. Pembagian tugas dan wewenang dalam koperasi
di antara para pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
rencana kerjasama disebut pengorganisasian.
Meskipun perangkat organisasi koperasi secara umum
sudah jelas terbagi, meliputi kelengkapan organisasi koperasi,
pengurus teknis koperasi, dan dewan penasehat, pengurus
koperasi mempunyai kewajiban untuk mengembangkan
organisasi pengurus koperasi secara lebih rinci dalam
menjalankan fungsi kepengurusannya.
Pengorganisasian atau pengawasan dapat berarti
menguraikan kewajiban dan tanggung jawab pribadi,
melaksanakan rencana awal, dan membagi tugas, tanggung
jawab, dan wewenang.
3. Pengarahan
Tujuan dari pembekalan ini adalah untuk memberikan
arahan yang jelas agar karyawan dapat fokus pada diri sendiri
saat melayani. Mereka ditujukan pada tujuan kerjasama yang
telah ditetapkan. Pergi ke arah ini tidak berarti bahwa karyawan

122 “Manajemen Bisnis”


bergerak ke arah itu, tetapi mereka harus melakukan pekerjaan
yang telah ditugaskan kepada mereka sebaik mungkin.
4. Pengkoordinasian
Koordinasi adalah tindakan mengatur unsur-unsur yang
sangat kompleks sehingga dapat terintegrasi dan bekerja sama
secara efektif dan harmonis. Dalam ilmu manajemen, koordinasi
mengacu pada berbagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
mengintegrasikan tujuan dan rencana kerja yang telah
ditetapkan sebelumnya pada semua elemen.
5. Pengawasan
Menurut Robert J. Meckler, pengawasan adalah upaya
sistematis untuk menetapkan standar kinerja dengan tujuan
perencanaan, merancang sistem umpan balik informasi yang
membandingkan pencapaian aktual dengan standar yang
ditetapkan pertama kali, menentukan apakah ada
penyimpangan, mengukur penyimpangan, dan mengambil
tindakan yang tepat. Pengawasan diperlukan untuk memastikan
bahwa sumber daya perusahaan digunakan dengan cara yang
seefektif dan seefisien mungkin untuk memenuhi tujuan
perusahaan.
8.6 Perangkat Organisasi Koperasi
Struktur organisasi koperasi dibentuk sesuai dengan
idiologi dan strategi pengembangan untuk mencapai daya saing
strategis, sehingga masing-masing koperasi dapat memiliki
bentuk yang berbeda secara fungsional karena menyesuaikan
dengan strategi yang dikembangkan yaitu stalec idology,
khususnya terkait dengan perangkat organisasi koperasi akan
menunjukkan kesamaan.

“Manajemen Bisnis” 123


a. Rapat Anggota
Sebagai implementasi dari prinsip demokrasi, transparansi,
dan akuntabilitas dalam tata kelola koperasi, rapat anggota
merupakan pemegang kekuasaan pengambilan keputusan
tertinggi di koperasi.
Adapun tugas dan wewenang rapat anggota, antara lain:
a) Membahas dan mengesahkan pertanggung jawaban
Pengurus dan Pengawas untuk tahun buku yang
bersangkutan.
b) Membahas dan mengesahkan Rencana Kerja dan RAPB
tahun buku berikutnya.
c) Membahas dan menetapkan AD, ART dan atau
Pembubaran Koperasi.
d) Memilih dan memberhentikan Pengurus dan Pengawas.
e) Menetapkan Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU).
Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa
(identitas ganda anggota koperasi), yang merupakan ciri
universal badan usaha koperasi; jika pemilik dan pengguna jasa
suatu badan usaha tidak sama, maka badan usaha tersebut bukan
koperasi. Keunikan identitas anggota koperasi itulah yang
membangun kekuatan produk koperasi, sehingga yang
disatukan dalam koperasi sebenarnya adalah kepentingan atau
tujuan ekonomi yang sama dari suatu kelompok individu. Oleh
karena itu, koperasi lebih tepat disebut sebagai kumpulan orang-
orang yang mempunyai kepentingan ekonomi yang sama atau
sekelompok badan hukum koperasi.
b. Pengurus
Pengurus adalah wakil anggota yang berasal dari dan oleh
Anggota untuk menjalankan ataupun mewakili anggota dalam
hal kegiatan operasional perusahaan koperasi. Pengurus adalah
orang perseorangan yang dipilih paling lama lima tahun sesuai

124 “Manajemen Bisnis”


dengan anggaran koperasi. Sepertiga dari keanggotaan pengurus
koperasi dapat dipilih dari luar koperasi, sedangkan dua pertiga
sisanya mewajibkan untuk dipilih dari dalam atau keanggotaan
koperasi tersebut. Adapun tugas dan wewenang pengurus yaitu:
a) Mengelola koperasi dan usahanya.
b) Mengajukan rancangan kerja dan RAPBK.
c) Menyelenggarakan rapat anggota.
d) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung-jawaban
pelaksanaan tugas.
e) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris
secara tertib. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus
Kewenangan yang sudah diamanatkan oleh anggota
kepada pengurus, dalam hal ini mewakili anggota dalam
kepengurusan koperasi. Oleh karena itu, manajemen harus
mampu mengelaborasi kebijakan dan keputusan yang diambil
dalam rapat anggota, serta rencana atau langkah operasionalnya.
c. Pengawas
Pengurus dipilih serta diberhentikan oleh anggota koperasi
dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT). Oleh sebab itu, Pengawas
Koperasi bertanggunghjawab langsung kepada anggota
koperasi. Pengawasan dimaksudkan sebagai suatu proses
penentuan apa saja pekerjaan telah selesai dilakukan, melakukan
penilaian serta mengoreksi apabila pekerjaan tersebut belum
dilaksanakan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
diawal.
Adapun tugas dan wewenang pengawas sebagai berikut:
a) Bertugas melakukan Pengawasan dan Pemeriksaan
sekurang-kurangnya tiga bulan sekali atas tata kehidupan
Koperasi yang meliputi Organisasi, Manajemen, Usaha,
Keuangan, Pembukuan dan kebijaksanaan Pengurus.

“Manajemen Bisnis” 125


b) Pengawas berfungsi sebagai Pengawas dan Pemeriksa.
c) Berwenang melakukan pemeriksaan tentang catatan dan atau
harta kekayaan koperasi.
d) Bertanggungjawab kepada Rapat Anggota.
Pihak ketiga tidak boleh diberitahu tentang hasil
pengawasan yang telah dilakukan oleh badan pengawas.
Koperasi memerlukan sarana yang tepat untuk menjalankan
kegiatan badan usaha mereka. Oleh karena itu, meskipun
pemilihan perangkat dilakukan melalui Rapat Anggota, prinsip
kehati-hatian tetap diperlukan.
8.7 Penutup
Manajemen adalah suatu proses bagi seseorang untuk
melaksanakan pengaturan kegiatan baik secara individu ataupun
kelompok. Sistem atau manajemen yang sudah ditetapkan harus
dilaksanakan guna terpenuhinya tujuan individu maupun
kelompok yang bekerja secara bersama-sama dengan
mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki.
Manajemen dapat juga diartikan sebagai unsur-unsur dari suatu
perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, tujuan yang ingin
dicapai, dan pelaksana manajemen yang dapat berupa individu
atau kelompok.
Koperasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama
untuk kebaikan bersama dan untuk mencapai suatu tujuan.
Penyelenggaraan koperasi merupakan sarana atau wadah untuk
mensejahterakan masyarakat.
Manajemen koperasi pada hakikatnya adalah penggunaan
ilmu eksekutif dalam koperasi di mana individu yang memiliki
kekuasaan dan kewajiban dalam melakukan proses perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian sumber daya koperasi
untuk mencapai tujuan koperasi yaitu mengembangkan potensi
serta kesejahteraab lebih lanjut dengan mempertimbangkan
kualitas dan standar yang bermanfaat.

126 “Manajemen Bisnis”


Menurut undang-undang, beberapa jenis koperasi adalah
koperasi simpan pinjam, koperasi konsumen, koperasi produsen,
koperasi pemasaran, dan koperasi jasa. Fungsi pengurus
koperasi harus diperhatikan dalam beberapa hal, antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,
dan pengawasan. Struktur organisasi koperasi dibentuk sesuai
dengan idiologi dan strategi pengembangan untuk mencapai
daya saing strategis, sehingga masing-masing koperasi dapat
memiliki ciri khas yang berbeda secara fungsional dimana
perangkat koperasi memiliki desain hierarkis langsung dan
sederhana yang terdiri dari rapat anggota, pengurus dan
pengawas.

“Manajemen Bisnis” 127


128 “Manajemen Bisnis”
Bab 9
Manajemen Keuangan
Dalam Bisnis
9.1 Pengantar
Pada saat bisnis akan diimplementasikan atau bisnis
sedang mengalami perkembangan skala bisnisnya, diagnosis
bisnis diperlukan untuk mengetahui secara detail rencana dan
kegiatan atau kegiatan yang direncanakan dalam perusahaan.
Ada 3 evaluasi bisnis, yaitu evaluasi bisnis pertama adalah
rencana bisnis, yang biasanya dilakukan oleh pihak internal,
evaluasi bisnis kedua adalah studi kelayakan bisnis, yang
biasanya dilakukan dan dievaluasi oleh pihak eksternal, dan
bisnis ketiga. Dalam mengembangkan bisinis maka ada
beberapal hal yang perlu diperhatikan. Ada 4 bagian keuangan
bisnis yang perlu diketahui dan dipahami yaitu financial
forecasting, business accounting, financial management dan
financial report analysis.
Prakiraan keuangan merupakan alat penting untuk
perencanaan strategis karena memberikan dasar untuk prakiraan
penjualan, prakiraan arus kas dan penilaian investasi dari
rencana bisnis, yang dapat memperkirakan dan menghitung
berapa banyak produk baru yang akan tersedia yang perlu dijual
untuk mendapatkan mulai menutupi investasi. kesepakatan dan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai periode
pengembalian dari kesepakatan dan untuk menilai apakah

“Manajemen Bisnis” 129


kesepakatan itu layak atau tidak. Juga di bidang akuntansi bisnis,
ada bahasa penting dari sebuah perusahaan, di mana akuntansi
bisnis adalah proses pencatatan, pelaporan, interpretasi
keuangan dan analisis informasi tentang arus kas perusahaan.
Manajemen keuangan juga mencakup perencanaan,
pengelolaan, penyimpanan dan pengendalian dana dan aset
perusahaan. Bagian terakhir, Analisis Akun Bisnis, menganalisis
rencana strategis yang dibuat dalam kerangka keuangan bisnis
untuk menentukan apakah bisnis mencapai tujuan keuangan
jangka pendek dan jangka panjang dan juga dapat menganalisis
kinerja area bisnis dibandingkan dengan divisi lain atau
dibandingkan dengan rata-rata industri.
9.2 Pengertian Manajemen Keuangan Bisnis
Manajemen keuangan umumnya dianggap sebagai suatu
kegiatan atau kegiatan suatu bisnis yang berkaitan dengan cara
suatu perusahaan memperoleh dan mengelola dana atau asetnya.
Horne berpendapat dalam Kasmir (2016) bahwa istilah
"manajemen keuangan" mencakup berbagai tugas yang
melibatkan pengadaan, pembiayaan, dan administrasi aset untuk
berbagai tujuan. Tujuan dari proses tersebut, seperti yang
dinyatakan oleh Hartati (2013), adalah untuk memaksimalkan
keuntungan sambil meminimalkan pengeluaran. Selain
menggunakan dan mengalokasikan dana secara efisien, bisnis
seharusnya mampu mengelola keunagan. Kegiatan binis apa saja
yang termasuk dalam pengelolaan keuangan perusahaan?
1. Perencanaan adalah pembuatan rencana bisnis jangka
pendek atau jangka panjang. Tentu saja, semua rencana
tersebut diperlukan dalam kebijakan pengelolaan keuangan
perusahaan.
2. Penyusunan anggaran menjadi tahap lanjutan dari
pelaksanaan rencana, sejak kegiatan atau kegiatan yang
dilakukan diketahui.

130 “Manajemen Bisnis”


3. Pemeriksaan sebelum suatu kegiatan atau kegiatan usaha
tentunya telah dilakukan pada tahap ini.
4. Kemudian langkah selanjutnya adalah audit keuangan
perusahaan. Pengauditan adalah tingkat berikutnya dari
penilaian yang dilakukan. Pada titik ini diketahui apa saja
risiko, kerugian, dan hambatan, serta peluang, manfaat, dan
peluangnya.
5. Setelah melakukan audit maka selanjutnya adalah
pengendalian. Pengendalian adalah fase mengelola hasil dari
melakukan aktivitas bisnis. Pentingnya manajemen dalam
memastikan stabilitas keuangan perusahaan dan kelancaran
operasional.
6. Pendanaan terjadi setelah pelaksanaan rencana atau operasi
yang sedang berlangsung. Kemudian dana diperlukan untuk
memastikan semua kegiatan berjalan dengan lancar.
7. Penyetoran dana atau harta kekayaan merupakan tahapan
sisa dana dari kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.Sisa
dana di bawah
9.3 Pentingnya Pengelolaan Keuangan dalam Bisnis
Tentu menjadi dambaan setiap wirausahawan untuk
dapat memimpin perusahaannya pada manfaat sosial yang baik,
berkembang dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan
pengelolaan keuangan yang baik. Bahkan ketika memulai bisnis,
mengelola keuangan perusahaan sejak awal bisnis adalah hal
terpenting dalam rencana bisnis. Mengapa pengelolaan
keuangan perusahaan ini begitu penting? Berikut adalah
beberapa alasan mengapa penting untuk mengelola keuangan
bisnis dalam mengembangkan suatu bisnis.
1. Mengatur arus kas masuk dan keluar
Semua arus kas masuk atau keluar dalam waktu tertentu
periode itu harus diatur sesuai dengan anggaran yang

“Manajemen Bisnis” 131


diberikan.Sehingga penggunaan uang dalam perusahaan
dapat berfungsi secara optimal.
2. Penitipan Uang
Uang yang diterima oleh perusahaan tidak hanya harus
dikelola dengan baik tetapi juga disimpan dengan hati-
hati.Sehingga, itu bisa menjadi aset perusahaan jangka
pendek atau jangka panjang.
3. Memaksimalkan keuntungan
Sebagai pengatur transaksi keuangan perusahaan,
pengelolaan keuangan perusahaan harus mencapai
keuntungan perusahaan selain kekuatan pelepasan atas aset
perusahaan.
4. Menekan biaya Adalah normal bagi semua perusahaan untuk
selalu berusaha menjalankan bisnis mereka seefisien
mungkin. Untuk mencapai keadaan efisien tersebut,
pengelolaan keuangan harus dimaksimalkan.
5. Perhitungan Pajak
Perusahaan wajib membayar pajak negara atas setiap
penjualan yang dilakukan atau pendapatan yang diterima.
Pengelolaan keuangan yang baik, maka salah satu tujuannya
adalah penentuan kewajiban pajak perusahaan.
9.4 Fungsi Pengelolaan Keuangan dalam Bisnis.
Fungsi pengelolaan keuangan (financial management)
Menurut Hartati (2013), ia menyatakan bahwa fungsi
pengelolaan keuangan (financial management) adalah:
a. Kegiatan pencarian modal (penggalangan dana) yang
ditujukan untuk keputusan investasi yang menguntungkan.
b. Alokasi dana (allocation of fund) adalah fungsi yang dilakukan
dalam suatu organisasi untuk mengontrol bagaimana uang
dibelanjakan. Oleh karena itu, pemilik sebagai pimpinan

132 “Manajemen Bisnis”


perusahaan harus memiliki pemahaman yang kuat tentang
prinsip-prinsip manajemen keuangan untuk memastikan
bahwa sumber daya perusahaan digunakan secara efektif.
9.5 Manfaat Mengelola Keuangan Bisnis Secara Tepat
Pengelolaan keuangan dalam suatu bisnis atau unit usaha
sangatlah diperlukan, maka diperlukan sistem dan sumber daya
manusia untuk menjalankannya. Namun, tidak hanya perlu
tetapi juga harus dikelola dengan baik. Jadi, selain itu, berarti
pengelolaan keuangan perusahaan harus benar. Demi
tercapainya tujuan perusahaan. Pengelolaan keuangan saja tidak
cukup tetapi juga harus sesuai dengan aturan dan standar yang
berlaku atau sesuai.
1. Memberikan kepastian
Manajemen keuangan yang tepat dalam bisnis hampir selalu
akan menghasilkan serangkaian hasil yang dapat diprediksi.
Apa yang memberikan kepasstian ini? Yakni hasil usaha,
kesejahteraan karyawan, laporan keuangan yang solid dan
keuntungan bagi pemilik modal atau saham berjalan sesuai
harapan. Kalaupun dihitung anggarannya sering berubah,
baik kenaikan biaya atau target penjualan tidak terpenuhi.
Perencanaan keuangan merupakan bagian integral dari
manajemen risiko karena membantu mengurangi kerugian
finansial jika terjadi insiden.
2. Memiliki Dana Cadangan
Tidak ada yang bisa menjamin bahwa kondisi ekonomi akan
tetap stabil atau kuat. Ketika terjadi penurunan atau
goncangan dalam kondisi ekonomi, diperlukan dana
cadangan yang kokoh agar perusahaan dapat bertahan lebih
lama untuk menjaga kelangsungan operasi perusahaan.

“Manajemen Bisnis” 133


3. Berkontribusi pada ekspansi
Semua bisnis ingin terus tumbuh dan melebarkan sayapnya.
Agar ekspansi ini dapat berlangsung, diperlukan dana atau
dana yang cukup untuk mendanainya. Oleh karena itu
disinilah letak pentingnya pengelolaan keuangan dalam
perencanaan ekspansi bisnis ke depan.
9.6 Prinsip Manajemen Keuangan dalam Bisnis
Dalam mengembangkan bisnis, ada beberapa prinsip
yang harus dijalankan dalam mengelola keuangan. Adapun
prinsip-prinsip dalam mengelola keuangan:
1. Integritas
Penanganan uang harus dilakukan secara terbuka, tanpa
perlu dirahasiakan. Ketika sebuah perusahaan mengalami
kerugian, fakta itu perlu dikomunikasikan secara efektif.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas sangat penting bagi manajer keuangan karena
memungkinkan mereka untuk melihat dari mana dana
perusahaan berasal dan ke mana uang itu pergi. Selain itu,
untuk menilai kemampuan keuangan perusahaan.
3. Konsistensi
Pengelolaan anggaran dilakukan secara konsisten dengan
menggunakan sistem yang sudah ada sebelumnya. Dengan
begitu, pelaksanaannya bisa tetap rapi dari tahun ke tahun.
Jika sistem manajemen diperbarui, alasan di balik
peningkatan harus dibuat jelas. Namun, ini biasanya
merupakan tanda bahwa keuangan tidak dikelola dengan
baik.
4. Kelangsungan hidup
Manajer yang bertanggung jawab atas keuangan perusahaan
perlu menyadari bahwa keputusan mereka akan berdampak

134 “Manajemen Bisnis”


besar pada masa depan bisnis dan karyawannya. Karena ini
masalahnya, mereka harus mematuhi prosedur yang
ditetapkan.
5. Transparan
Perusahaan harus secara terbuka mengungkapkan situasi
keuangan mereka. Selain itu, suntikan modal juga diharapkan
dari investor. Situasi keuangan perusahaan yang sebenarnya
juga harus ditunjukkan.
9.7 Ruang Lingkup Manajemen Keuangan dalam Bisnis
Ada ruang lingkup yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan keuangan agar perencanaan keuangan dapat
berjalan dengan lancar. Seperti penjelasan ini.
1. Keputusan pendanaan
Pertama, ruang lingkupnya adalah pada kebijakan
pengelolaan keuangan yang relevan ketika sebuah bisnis
berusaha mengumpulkan uang. Kebijakan seperti ini sangat
penting untuk dimiliki oleh setiap perusahaan.
Misalnya, Dalam mengembangkan bisnis akhirnya perlu
meminjam modal ke pihak eksternal untuk mendapatkan
dana segar dari luar. Selain dari pihak eksternal, dana yang
dibutuhkan itu juga bisa berasal dari pribadi atau keluarga.
2. Keputusan investasi
Hal kedua yang dapat dilakukan pemilik bisnis adalah
melakukan investasi untuk meningkatkan kekayaan atau
memenuhi kebutuhannya.
Salah satu opsinya adalah meningkatkan aset tetap
perusahaan, yang dapat mencakup hal-hal seperti bangunan,
tanah, dan peralatan. Selain itu, pemilik bisnis juga bisa
melakukan strategi franchise dalam mengembangakan
bsisnisnya. Artinya, pemilik bisnis pun dapat menjadi

“Manajemen Bisnis” 135


pemodal untuk orang-orang yang akan bekerjasama dengan
kita.
3. Keputusan mengelola aset
Aset perusahaan perlu dikelola dengan baik jika ingin
merealisasikan potensi keuntungannya secara penuh. Aset-
aset ini dapat disewakan untuk menghasilkan pendapatan
tambahan, digunakan untuk tujuan penggunaannya, dan
lain-lain.
9.8 Tips Manajemen Keuangan dalam Bisnis
Siapapun yang terlibat dalam menjalankan keuangan
perusahaan harus berhati-hati. Berikut adalah beberapa panduan
yang harus diikuti untuk pengelolaan keuangan yang efektif:
1. Buat Rekening Terpisah
Menggunakan rekening bank yang sama untuk dua
kepentingan yang berbeda bukanlah ide yang baik. Inilah
sebabnya mengapa perlu memisahkan keuangan bisnis dan
pribadi. Tujuannya sangat jelas: untuk menyederhanakan
proses penilaian kesehatan keuangan perusahaan dan untuk
menghilangkan kemungkinan penyalahgunaan.
2. Buat Laporan Keuangan Rutin
Untuk mengawasi kesehatan keuangan bisnis, laporan
keuangan harus dibuat secara berkala. Laporan aktivitas
keuangan juga dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk
mengevaluasi aliran uang masuk dan keluar dari suatu
organisasi. Transparansi dalam pelaporan kegiatan keuangan
merupakan prinsip inti dari pengelolaan keuangan. Hal ini
memerlukan pencatatan yang sangat tepat dan akuntabel
mengenai kondisi dan aktivitas keuangan perusahaan.

136 “Manajemen Bisnis”


3. Buat Catatan Proyeksi Arus Kas
Untuk mengetahui kapan uang dikeluarkan perusahaan dan
kapan harus diterima, catatan proyeksi arus kas disimpan.
Selain itu, dapat digunakan sebagai alat untuk menemukan
potensi masalah dan jawaban potensial sebelum kerusakan
finansial terjadi pada perusahaan. Mungkin sulit untuk
meramalkan kondisi keuangan perusahaan tanpa akses ke
catatan historis proyeksi arus kas. Akibatnya, Anda dapat
menunda penerapan tindakan korektif yang diperlukan, yang
dapat menyebabkan kehancuran finansial.
9.9 Implementasi Manajemen Keuangan Bisnis
1. Pencatatan arus kas secara teratur
Pencatatan arus kas secara teratur memudahkan Anda untuk
memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian keuangan di
masa depan. Catatan arus kas yang terperinci juga dapat
membantu Anda melacak pergerakan uang yang digunakan.
Selain itu, pengumpulan arus kas secara rutin dapat
mengukur jumlah pendapatan dan pendapatan selama
periode tertentu (misalnya setiap bulan) dan meminimalkan
perbedaan arus kas keluar.
Misalnya, jika Anda menjalankan toko kelontong, manajemen
keuangan bisnis ritel harus diterapkan sehingga pencatatan
arus kas semua biaya yang dikeluarkan dalam pembelian
produk dari produsen dan produk yang dijual dapat
memudahkan Anda untuk meminimalkan kerugian. Hal-hal
yang harus ditinjau termasuk penjualan, kas bersih, dan
kenaikan dan penurunan kas.Melalui pos ini, Anda dapat
memperkirakan biaya yang diperlukan untuk membeli
barang, mengukur keuntungan dari setiap penjualan, dan
biaya keluar.

“Manajemen Bisnis” 137


2. Memisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis
Menurut prinsip-prinsip akuntansi dan administrasi
keuangan perusahaan, sangat penting untuk memisahkan
uang bisnis dan pribadi. Keduanya tidak boleh dicampur
karena ini akan menyebabkan kekacauan keuangan.
Meskipun dalam kondisi stabil, mencampurkan uang bisnis
dengan uang pribadi tidak terlalu berpengaruh, ada baiknya
untuk memisahkan keduanya untuk menghindari kerugian
dan kebangkrutan.
Mulailah dengan membuat dua akun atau akun yang berbeda
yaitu atas nama pribadi dan bisnis. Simpan pendapatan dari
dana bisnis untuk mengembangkan bisnis sambil berinvestasi
di rekening pribadi untuk kebutuhan sehari-hari.Cara
sederhana ini bisa memudahkan Anda untuk mengecek
pergerakan keuangan.
3. Merancang Rencana Pemanfaatan Bisnis
Membuat prakiraan keuangan dapat membantu Anda
mengelola pendapatan bisnis dengan benar. Proyeksi
keuangan biasanya dibuat untuk berbagai periode waktu
dengan membayangkan biaya-biaya yang biasa dikeluarkan
untuk keperluan bisnis. Contoh prakiraan keuangan untuk
bisnis tegakan konsesi untuk periode sepuluh bulan adalah
sebagai berikut:
 Setiap hari Anda membeli bahan mentah untuk memasak
untuk dijual.
 Bulan kedua, pembelian peralatan tambahan yang
digunakan untuk mendukung bisnis.
 Pada bulan ketiga variasi makanan meningkat.
 Bulan keenam Perpanjangan snack bar.
 Bulan ketujuh, meningkatkan pangsa pasar melalui
promosi.

138 “Manajemen Bisnis”


 Bulan kesepuluh, pembukaan toko masakan.
Mulailah dengan membuat item keuangan. Rilis awal
berfokus pada kebutuhan mingguan atau bulanan dan
kemudian dilanjutkan dengan rilis lainnya sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Untuk proyeksi keuangan,
Anda dapat menggunakan hasil penjualan, yang akan
disimpan hingga nilai nominal jika diperlukan.
4. Menjamin perhitungan keuntungan
Menghasilkan banyak uang dengan investasi yang sangat
sedikit adalah tujuan setiap pengusaha. Namun, tidak semua
orang mengerti cara menghitung keuangan bisnis, meskipun
mengetahui biaya dan manfaat bersih sangat penting.
Misalnya, Anda perlu memasukkan depresiasi, amortisasi,
pajak, bunga pinjaman, utang, dan biaya lainnya dalam
proses perhitungan.
5. Menggunakan Keuntungan untuk Mengembangkan Bisnis.
Aplikasi manajemen keuangan bisnis online memudahkan
untuk mengembangkan bisnis Anda. Alih-alih
mengambilnya untuk penggunaan pribadi, Anda dapat
menggunakan keuntungan perdagangan untuk hal-hal lain
yang lebih produktif.Misalnya, membeli saham, memperluas
toko, mempekerjakan karyawan atau membuka cabang di
kota lain.
6. Menetapkan Dana Darurat.
Mengingat sifat bisnis yang dinamis, Anda perlu
menyiapkan dana darurat agar tersedia dalam situasi apa
pun. Jika kondisi pasar melemah, Anda tidak akan kesulitan
bertahan dalam bisnis. Anda dapat menyisihkan sebagian
dari penghasilan Anda untuk membangun dana darurat.
Gunakan dana darurat hanya untuk kebutuhan mendesak.

“Manajemen Bisnis” 139


7. Rencanakan dengan baik penggunaan uang
Karena bisnis bergantung pada data dan pengujian untuk
berhasil, perencanaan yang cermat sangat penting sebelum
meluncurkan segala jenis usaha. Hindari membuang uang
untuk hal-hal yang tidak penting untuk menjalankan
perusahaan Anda. Membuat rencana bulanan sangat
penting. Buat penyesuaian yang diperlukan untuk anggaran
dan pengeluaran bulanan Anda, dan selalu lakukan analisis
keuangan untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan
perusahaan Anda.
8. Lakukan putaran pada kas secara efektif
Hindari terlalu fokus pada keuntungan finansial. Hutang,
piutang, dan manajemen persediaan adalah aspek penting
dalam menjalankan bisnis yang sukses. Meskipun laporan
keuangan mereka mungkin terlihat sehat, banyak
perusahaan sebenarnya berjuang untuk mengikuti arus kas
mereka. Perhatikan uang yang Anda miliki. Jika jangka
waktu penjualan kredit Anda lebih lama dari pedagang
grosir atau jika Anda perlu menyimpan persediaan, itu akan
memperlambat arus kas Anda. Anda harus mencoba untuk
mendapatkan syarat penjualan kredit yang sama dengan
pembelian kredit. Anda juga harus bisa mengurangi stok
sambil tetap memenuhi permintaan pelanggan, semua tanpa
menguras kantong.
9.10 Contoh Studi Kasus Manajemen Keuangan dalam Bisnis
Studi Kasus Manajemen Keuangan, Misalkan CEO sebuah
perusahaan makanan ringan ingin memperkenalkan produk
baru: makanana dalam kemasan kaleng. anda akan
menghubungi tim anda untuk memperkirakan biaya pembuatan
makanan dan kemasannya. Manajer keuangan tentu harus sigap
dan Menyusun strategi untuk mencari tahu dari mana uang itu
perlu berasal, seperti pinjaman dari bank. Manajer keuangan
mengumpulkan dana dan memastikan dana tersebut digunakan

140 “Manajemen Bisnis”


untuk produksi makanan kemasan kaleng yang paling
menguntungkan.
Dengan asumsi makanan yang dikemas dalam kaleng
terjual dengan baik, Manajer yang bertanggung jawab atas
keuangan mengumpulkan informasi untuk membantu
manajemen bisnis dalam memutuskan apakah akan
menginvestasikan kembali pendapatan dalam memperluas
produksi makanan. Selain meluncurkan makanan kaleng
seharusnya meluncurkan produk makanan dalam kemasan mini
atau kemasan yang lebih ekonomis atau tindakan lainnya.
Manajer keuangan perusahaan memastikan ada cukup uang
untuk membayar karyawan baru yang membuat makanan di
setiap tahap proses. Ini juga memeriksa apakah perusahaan
menghabiskan dan mencapai tujuan keuangan yang ditetapkan
untuk anggaran proyek. Kita bisa belajar tentang manajemen
keuangan dalam proses bisnis dengan menggunakan contoh
tersebut.
9.11 Penutup
Khususnya dalam sebuah bisnis atau organisasi,
manajemen sangatlah penting. Manajemen yang baik
memastikan bahwa proyek, produk, atau layanan direncanakan,
diterapkan, dan disampaikan dengan cara yang paling efisien
dan efektif, dan bahwa hasil yang diinginkan dapat
direalisasikan. Menganggarkan, mengaudit, mengelola,
mengendalikan, menempatkan dan menyimpan dana milik
suatu organisasi atau bisnis untuk menghasilkan keuntungan
dengan jumlah uang yang dibelanjakan untuk modal sesedikit
mungkin dan dengan cara yang seefisien mungkin.

“Manajemen Bisnis” 141


142 “Manajemen Bisnis”
Bab 10
Motivasi dan
Kepemimpinan
10.1 Pengantar
Tidak mengherankan mengetahui bahwa motivasi
karyawan sedang lesu akhir-akhir ini. Ketakutan akan ekonomi
yang melambat telah menyebabkan PHK naik 39% pada kuartal
kedua 2022, sehingga total tahun ini menjadi lebih dari 133.000.
Selain itu, pengunduran diri yang besar terus membuat
karyawan keluar dari tempat kerja yang tidak sehat ditandai
dengan pemimpin yang tidak peduli dan peluang kemajuan
yang buruk. Meningkatnya inflasi telah meningkatkan harga di
supermarket dan bahan bakar minyak. Dikombinasikan dengan
lanskap politik yang semakin terpolarisasi dan peristiwa global
yang sedang berlangsung dan meresahkan, perusahaan memiliki
alat penghancur motivasi yang sempurna (Carucci, 2022).
10.2 Teori Kepemimpinan
Model atau teori kepemimpinan memuat gagasan
bagaimana pemimpin memimpin secara efektif dan atau menjadi
pemimpin yang lebih baik berupa teori sifat, teori perilaku dan
teori kontingensi atau teori situasi kepemimpinan visioner
(Dilellecha, 2020).

“Manajemen Bisnis” 143


Teori Sifat (trait theory)
Teori ini mencoba untuk membuat daftar kualitas pribadi yang
terkait dengan kepemimpinan dan melihat jenis perilaku yang
ditunjukkan oleh individu tersebut. Kolzow (2014)
menggambarkan teori sifat sebagai salah satu pendekatan awal
untuk memahami kepemimpinan adalah identifikasi 'sifat'
tertentu yang seharusnya dimiliki oleh para pemimpin. Ciri-ciri
kepemimpinan mewakili karakteristik pribadi yang
membedakan pemimpin dari pengikut. Dalam psikologi, sifat
adalah karakteristik stabil yang berpotensi bertahan sepanjang
hidup seseorang. Fokus pada sifat ditemukan dalam penelitian
awal tentang kepemimpinan, yang dapat dicirikan sebagai
pencarian 'orang hebat.' Karakteristik pribadi pemimpin teladan
ditekankan dalam penelitian ini, dan gagasan implisitnya adalah
bahwa pemimpin dilahirkan daripada dibuat. Fokusnya adalah
pada mengidentifikasi dan mengukur ciri-ciri yang membedakan
pemimpin dari non-pemimpin atau efektif dari pemimpin yang
tidak efektif. Terlepas dari pertanyaan seputar validitas teori sifat
kepemimpinan, masuk akal untuk mengasumsikan bahwa ciri-
ciri kepribadian tertentu terkait dengan kepemimpinan,
sementara yang lain tidak. Ada kualitas dasar pemimpin yang
menggambarkan sifat-sifat perilaku seperti kejujuran dan
integritas, kematangan emosi dan motivasi, kepercayaan diri,
kemampuan kognitif dan prestasi. Ada juga sifat karisma,
kreativitas, dan fleksibilitas.
Teori Perilaku (behavioral theory)
Teori ini dikenal sejak tahun 1940an sampai dengan 1960an berisi
tentang asumsi yang sangat berbeda dari teori sifat. Jika pada
teori sifat diasumsikan jika seorang pemimpin lahir membawa
siat khusus yang membuatnya menjadi pemimpin yang baik.
Dilain pihak, teori perilaku berasumsi bahwa kita bisa belajar
menjadi pemimpin yang bagus. Apa yang kita lakukan
menentukan kemampuan kepemimpinan kita. Mulatu (2018)

144 “Manajemen Bisnis”


juga mencoba untuk menjelaskan kepemimpinan dalam hal apa
yang dilakukan/bertindak pemimpin meneliti perilaku
pemimpin yang efektif dan beralih dari menanyakan siapa
pemimpin yang efektif menjadi apa yang dilakukan oleh
pemimpin yang efektif. Perilaku berbeda dari sifat karena dapat
dipelajari dan perubahan di dalamnya dapat dirasakan.
Teori Kepemimpinan Kontingensi
Menurut Kolzow (2014) teori kontingensi adalah apa yang
berhasil bagi seorang pemimpin dalam satu situasi mungkin
tidak berhasil di situasi lain. Teori ini mencoba menjelaskan
mengapa seorang pemimpin yang sangat sukses dalam satu
situasi mungkin gagal ketika berada dalam situasi baru yang lain
atau ketika situasi berubah.
Salah satu teori kontingensi yang paling terkenal awalnya
dikembangkan oleh P. Hersey dan K. H. Blanchard pada tahun
1982 para peneliti ini mengembangkan apa yang mereka sebut
teori kepemimpinan situasional, yang menggunakan 'gaya'
kepemimpinan yang selaras dengan tugas-versus- orientasi
orang (Dilellecha, 2020). Tetapi teori kepemimpinan ini
menyatakan bahwa tindakan atau perilaku seorang pemimpin
yang paling tepat bergantung pada situasi dan pada para
pengikut. Sampai batas tertentu, efektivitas seorang pemimpin
tergantung pada apakah pengikutnya menerima atau
menolaknya, serta sejauh mana pengikut memiliki kemampuan
dan kemauan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kata
kuncinya adalah penerimaan dan kesiapan. Jadi, dalam teori ini,
bagaimana kita memimpin bukanlah sekadar pertanyaan tentang
kita dan keterampilan serta kemampuan kita; tapi juga sangat
bergantung pada kemampuan dan sikap pengikut kita.
Teori Kepemimpinan Visioner
Sebagaimana dijelaskan Mulatu (2018) teori kepemimpinan
populer dari tahun 1980-an hingga 1990-an efektif menuju
perubahan organisasi. Ini mengklasifikasikan kepemimpinan ke

“Manajemen Bisnis” 145


dalam gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional
ketika konsep ini pertama kali diusulkan oleh James McGregor
Burns pada tahun 1978 (Dilellecha, 2020). Kepemimpinan
transformasional adalah pendekatan kepemimpinan yang
menciptakan perubahan yang berharga dan positif pada
pengikut. Ini lebih sesuai dalam situasi yang berubah dengan
cepat, di mana orang memiliki tingkat keterampilan yang tinggi
di mana pun pemimpin mampu untuk terlibat dalam detail.
Gaya kepemimpinan dimana pemimpin menggunakan kekuatan
pengaruh dan antusiasmenya untuk memotivasi para
pengikutnya bekerja untuk kepentingan organisasi. Ini adalah
bentuk inspirasi dari perilaku kepemimpinan yang didasarkan
pada modifikasi keyakinan pengikut, nilai-nilai, dan akhirnya
perilaku mereka. Ini juga merupakan pendekatan kepemimpinan
yang menciptakan perubahan yang berharga dan positif pada
pengikut yang berfokus pada pencapaian visi dan pencapaian
tujuan melalui motivasi dan penghargaan intrinsik. Pemimpin
transaksional menekankan tugas, tujuan, dan kinerja melalui
kontrak eksplisit dan implisit antara pemimpin dan pengikut.
10.3 Strategi Memimpin di Masa Sulit
Sekarang ini begitu banyak pemimpin yang terjebak di
tengah keinginan untuk memberikan pesan yang jelas dan
optimis kepada karyawan, namun harus mundur dan sering
melakukan manuver karena kondisi berubah. Lebih dari
sebelumnya, para pemimpin membutuhkan strategi praktis
untuk menjaga diri sendiri dan tim mereka. Berikut adalah tiga
hal yang Hougaard, Carter dan Stembridge (2022)
rekomendasikan kepada para pemimpin untuk memimpin di
masa yang tidak pasti ini:
1. Hati-hati dengan ego
Sebagian besar dari kita suka jika memiliki peran dalam
sebuah organisasi, ego kerap menjadi kekuatan yang kuat
dan berkomitmen untuk diri kita sendiri. Saat kita naik dalam

146 “Manajemen Bisnis”


jajaran kepemimpinan, ego kita secara alami dapat
meningkat. Ketika itu terjadi, ini menempatkan kita pada
risiko yang lebih tinggi dari keputusan yang buruk dan salah
langkah. Ego yang meningkat mempersempit visi kita dan
membuat kita mencari informasi yang menegaskan apa yang
ingin kita percayai. Kita kehilangan perspektif dan berakhir
di mana kita hanya melihat dan mendengar apa yang kita
inginkan daripada gambaran penuh. Dan, dalam
menghadapi kritik, kita merasa lebih sulit untuk mengakui
dan belajar dari kesalahan kita.
Sebagai contoh: terlepas dari kemunculan dan lonjakan
varian delta Covid, James Gorman, CEO Morgan Stanley,
dengan percaya diri menegaskan bahwa karyawannya akan
kembali ke kantor pada September 2021. Dia bahkan
mengancam pemotongan gaji bagi mereka yang tidak
mengikuti rencana dan kembali ke kantor. Ketika visinya
gagal terwujud, Gorman setidaknya memiliki akal sehat
untuk mengakui secara terbuka bahwa dia salah. “Saya salah
dalam hal ini,” katanya kepada CNBC pada bulan
Desember.” “Saya pikir kami akan keluar dari itu dan
ternyata tidak. Semua orang masih menemukan jalan
mereka.”
Ego dapat membunuh kemampuan kita untuk gesit di dunia
yang tidak terduga. Menjaganya agar tetap terkendali
memberi para pemimpin kebebasan untuk salah jalan,
membuat kesalahan, mengakui sebagai manusia, dan terus
maju.
2. Pilih menjadi berani dibanding berada di zona nyaman
Sebagai manusia, kita terprogram untuk selalu berada dalam
kepastian, aman dan untuk menghindari bahaya serta
ketidaknyamanan. Faktanya, terkadang kita akan melakukan
hampir semua yang kita bisa untuk meyakinkan diri kita
sendiri bahwa tetap berada di zona nyaman kita adalah hal

“Manajemen Bisnis” 147


terbaik untuk dilakukan. Di sinilah keberanian masuk.
Keberanian berbeda dari tidak memiliki rasa takut. Kita
masih bisa mengalami ketakutan untuk membuat keputusan
yang sulit atau menyampaikan berita negatif, tetapi kita
menemukan kekuatan batin untuk mengatasi rasa takut itu,
untuk keluar dari zona nyaman kita, dan untuk bergerak
maju.
Pamela Maynard, CEO Avanade, sebuah perusahaan
teknologi global dengan 45.000 orang, berbagi
pengalamannya dengan rasa takutnya. Pada tahun 2020,
hanya enam bulan dalam perannya sebagai CEO, dia harus
menghadapi kenyataan pandemi global. Banyak organisasi
mengurangi jumlah tenaga kerja agar bisnis mereka tetap
bertahan. Tapi sejak awal, Pam berkomitmen untuk
melindungi pekerjaan, meski itu terasa seperti risiko.
“Sebagai CEO baru, rasanya sulit untuk membuat keputusan
ini karena saya ingin menjadi pemimpin, mendorong
pertumbuhan, dan mencapai target saya,” katanya. “Tetapi
dalam situasi yang benar-benar sekali seumur hidup ini,
tanggung jawab saya yang paling penting adalah menjaga
orang-orang kami. Tidak ada pilihan lain dan tidak ada
prioritas yang lebih besar.”
Pam menghapus persyaratan biaya untuk konsultan di bulan-
bulan awal pandemi. Sebagai seorang pemimpin, dia melihat
kesempatan untuk menunjukkan keberanian nyata untuk
mengarahkan kapal melewati masa-masa sulit. Dia
membagikan sebuah prinsip yang telah membimbingnya
sepanjang karirnya: “Rasakan rasa takutnya dan lakukanlah.”
Pada saat ini, dia menghadapi ketakutannya akan berdampak
negatif terhadap kinerja perusahaan dan mengecewakan
pemangku kepentingannya dan menunjukkan nilai-nilai
Avanade dalam setiap tindakan yang diambil.

148 “Manajemen Bisnis”


Memilih menjadi berani daripada kenyamanan
menempatkan kita pada posisi yang rentan karena
kemungkinan besar kita akan berada pada situasi yang panas
dan membuat kesalahan saat kita menjelajah ke wilayah
dengan kondisi dan situasi yang tidak pasti. Tetapi
kerentanan ini membuka pintu bagi orang lain untuk menjadi
rentan juga. Jika kita terkadang menghadapi ketakutan dan
kekacauan, kita membiarkan orang melihat kemanusiaan kita
dan mengundang mereka untuk berbagi juga (Hougaard,
Carter, & Stembridge, 2022).
3. Transparansi kepedulian
McKinsey telah melaporkan bahwa lebih dari tiga perempat
eksekutif C-suite yang mereka survei mengharapkan
karyawan biasa untuk kembali ke kantor di beberapa titik
selama tiga hari atau lebih dalam seminggu. Pada saat yang
sama, hampir tiga perempat dari 5.000 karyawan yang
disurvei menunjukkan bahwa mereka ingin bekerja dari
rumah selama dua hari atau lebih per minggu. Dapat
dimengerti bagaimana para pemimpin memandang kembali
ke kantor sebagai hal yang positif. Bagi sebagian orang, ini
menandakan berakhirnya kekacauan, kembalinya ke yang
diketahui dan dapat dikelola. Bagi yang lain, ini mungkin
tampak sebagai solusi terbaik untuk pengalaman nyata
terputusnya hubungan dan kelelahan yang membebani kita
semua dengan bekerja dari jarak jauh.
Tetapi terputusnya harapan dan komunikasi publik tentang
rencana yang bertentangan dengan sentimen karyawan
adalah minuman berbahaya yang dapat mengikis
kepercayaan. Jawabannya bukan agar para pemimpin
menghindari strategi dan rencana yang tidak populer tetapi
perlu; ini sering kali merupakan kerja keras kepemimpinan.
Namun pendekatan kepedulian dan kasih sayang harus
dilakukan setransparan mungkin.

“Manajemen Bisnis” 149


Peduli transparansi berarti mengeluarkan ide dan pemikiran
secara terbuka — untuk membuat terlihat apa yang sering
tidak terlihat, di bawah permukaan. Itu berarti terbuka dan
jujur tentang apa yang ada di pikiran dan hati kita. Kami tidak
menahan informasi penting karena takut bagaimana
informasi itu akan diterima atau bagaimana kami akan
dilihat. Dengan melakukan ini, kami menghilangkan
kekuatan yang datang dengan pengetahuan eksklusif dan
menyamakan kedudukan. Akibatnya, orang tahu di mana
mereka berdiri dan apa yang akan terjadi selanjutnya dan
dapat merencanakan jalan hidup mereka dengan lebih baik.
Transparansi berbeda dari keterusterangan karena Anda
dapat berterus terang dan masih menyembunyikan
informasi. Ketika Anda transparan, orang tahu apa yang ada
di pikiran Anda. Dan ketika Anda menambahkan kepedulian
pada transparansi, orang-orang juga tahu apa yang ada di
hati Anda.
Transparansi kepedulian membantu menempatkan
pemimpin pada halaman yang sama dengan karyawan
mereka yang pada gilirannya mendorong hasil positif. Dalam
penelitian oleh Proyek Potensial, kami melihat hasil ketika
baik pemimpin maupun pengikut mereka melihat pemimpin
sebagai pemimpin yang penuh kasih (dengan keberanian,
kehadiran, dan transparansi). Kepuasan kerja meningkat
sebesar 11%, komitmen organisasi tumbuh sebesar 10%, dan
kelelahan menurun sebesar 10%.
Memimpin orang lain itu sulit di saat-saat normal, tetapi
di masa-masa perubahan dan ketidakpastian yang konstan yang
belum pernah terjadi sebelumnya ini, itu sangat sulit. Perlu
menentukan jalan terbaik ke depan di tengah informasi yang
tidak sempurna, dan membuat keputusan yang tidak populer
dapat membuat seseorang merasa seperti terjebak dalam
gelembung gelap. Saran kami kepada para pemimpin adalah
membiarkan cahaya terang kemanusiaan Anda meletus dan

150 “Manajemen Bisnis”


menghubungkan kembali Anda dengan orang-orang di sekitar
Anda. Akui kesalahan ketika Anda salah, pilih keberanian
bahkan ketika itu membuat Anda merasa rentan, dan bagikan
apa yang ada di pikiran dan hati Anda. Ini bisa menakutkan pada
awalnya, tetapi itu adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan
untuk tim Anda dan untuk diri Anda sendiri.
10.4 Motivasi Karyawan
Motivasi didefinisikan sebagai tindakan atau proses
memberikan motif yang menyebabkan seseorang untuk
mengambil beberapa tindakan. Dalam kebanyakan kasus
motivasi berasal dari beberapa kebutuhan yang mengarah ke
perilaku yang menghasilkan beberapa jenis penghargaan ketika
kebutuhan terpenuhi. Definisi ini menimbulkan beberapa
pertanyaan dasar. Kinerja yang dicari pemberi kerja pada
individu bergantung pada kemampuan, motivasi, dan dukungan
yang diterima individu; namun, motivasi seringkali merupakan
variabel yang hilang. Motivasi adalah keinginan dalam diri
seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak.
Seseorang biasanya bertindak karena satu alasan: untuk
mencapai suatu tujuan, motivasi melibatkan sebagai rantai reaksi
yang dimulai dengan kebutuhan yang dirasakan, menghasilkan
keinginan/tujuan yang menimbulkan ketegangan (yaitu
keinginan yang tidak terpuaskan), kemudian menyebabkan
tindakan menuju pencapaian tujuan, dan akhirnya memuaskan
keinginan (Dilellecha, 2020).
Kata-kata seperti kebutuhan, keinginan, keinginan, dan
dorongan semuanya mirip dengan motif dimana kata motivasi
berasal. Memahami motivasi penting karena kinerja, reaksi
terhadap kompensasi, dan masalah SDM lainnya terkait dengan
motivasi (Singh, 2017). Motivasi adalah bagian penting dari
kesuksesan dan kemakmuran bisnis di pasar yang dinamis dan
kompetitif. Ini terdiri dari karakteristik internal individu dan
faktor eksternal yang mencakup faktor pekerjaan, perbedaan

“Manajemen Bisnis” 151


individu dan praktik organisasi (Gopal & Chowdhry, 2014).
Motivasi adalah kebutuhan dan harapan kerja dan berbagai
faktor di tempat kerja yang memfasilitasi motivasi tim. Penting
bagi manajer untuk muncul sebagai pemimpin sehingga mereka
memahami kebutuhan dan harapan anggota tim, yang
mendorong budaya organisasi. Dari semua fungsi yang
dilakukan seorang pemimpin, memotivasi karyawan adalah
tugas yang paling penting dan kompleks. Alasan utama untuk ini
adalah bahwa atribut motivasi tim berubah secara konstan.
Faktor utama yang memotivasi karyawan adalah pemenuhan
kebutuhan, keadilan tempat kerja, tenaga yang dikeluarkan,
program pengembangan karyawan dan kebijakan penghargaan
dan penghargaan (Hamidifar, 2009).
10.5 Bagaimana Memotivasi Tim Ketika Banyak yang Berhenti
Mempertahankan moral dan keterlibatan yang baik
adalah bagian tak terpisahkan dari kepemimpinan yang kuat.
Ketika sebuah organisasi memiliki pergantian di dalam tim,
sangat penting bahwa pemimpin perlu mengambil tindakan
untuk menjaga agar tim tetap positif dan termotivasi. Banyak
penelitian telah menunjukkan bahwa, karena penularan sosial,
ketika seorang rekan kerja berhenti, hal itu dapat menyebar
hingga memengaruhi perilaku berhenti karyawan lainnya.
Artinya, ketika satu orang meninggalkan tim, itu meningkatkan
kemungkinan bahwa orang lain akan melakukan hal yang sama.
Mengingat hal ini, berikut adalah enam strategi untuk membuat
anggota tim tetap termotivasi ketika ada yang berhenti:
1. Buat Terra firma
Otak manusia tidak dibangun untuk sejumlah ketidakpastian
yang kita hadapi di tempat kerja dan dalam hidup kita, tulis
psikolog sosial Heidi Grant dan Chief Learning Officer untuk EY
Americas Tal Goldhamer. Dengan pergeseran yang terus
berubah dalam lanskap bisnis, harapan pelanggan dan
karyawan, pengaturan kerja, dan akhir pandemi yang tidak jelas,

152 “Manajemen Bisnis”


rasanya seperti tanah terus bergeser di bawah kaki kita.
Ketidakpastian ini menghasilkan keadaan ancaman di otak, yang
dapat mengakibatkan penurunan motivasi, kerja sama,
pengendalian diri, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Omset
dalam tim hanya menambah status ancaman ini.
Untuk mengatasi ini, ciptakan kepastian untuk tim di mana pun
yang memungkinkan. Jika seorang pemimpin tidak memiliki
rencana untuk meninggalkan perusahaan, jelaskan. Mungkin
dengan berkata, “Asal tahu saja, saya tidak punya rencana untuk
pergi. Saya akan di sini untukmu.'
Atau, jika anggota tim mencari kejelasan tentang arah strategis
perusahaan dan pemimpin juga memiliki pertanyaan
tentangnya, alih-alih mengatakan sesuatu seperti “Saya yakin
kami akan segera mengetahuinya”, berikan kepastian proses
dengan memberi tahu tim tentang rencanakan untuk mencari
jawaban dan tanggal tertentu kapan pemimpin akan kembali
kepada mereka. Ini akan membantu menciptakan landasan yang
lebih kokoh dan rasa stabilitas bagi anggota tim.
2. Mintalah umpan balik untuk menilai kapasitas individu
dan kolektif
Pemimpin memeriksa anggota tim secara teratur untuk
memahami pekerjaan apa yang mereka miliki saat ini. Ini akan
memberikan gambaran tentang bagaimana pempimpin dapat
menyeimbangkan kembali beberapa pekerjaan di antara anggota
tim dan apa kapasitas kolektif tim pada waktu tertentu. Jika tim
mendekati (atau melebihi) kapasitas dan ada sesuatu yang perlu
diberikan, undang tim untuk membantu memecahkan masalah
dan memprioritaskan ulang. Orang-orang menjadi termotivasi
ketika mereka memiliki suara dalam menciptakan tujuan tim dan
apa yang dapat dan tidak dapat mereka lakukan — dan, mereka
mungkin memiliki beberapa ide hebat yang mungkin tidak
pimpinan pikirkan sendiri.

“Manajemen Bisnis” 153


Umpan balik berkelanjutan anggota tim juga dapat memberikan
peluang untuk membantu mereka membebaskan kapasitas
dengan lebih memahami apa yang mungkin mereka delegasikan
kepada orang lain, atau berhenti melakukan semuanya bersama-
sama, sehingga mereka dapat meluangkan waktu untuk
pekerjaan yang bernilai lebih tinggi. Umpan balik mereka juga
akan meningkatkan visibilitas seorang pemimpin ke dalam
beban kerja mereka, yang mungkin mengharuskan pimpinan
untuk menyesuaikan harapannya tentang apa yang dapat
dicapai secara realistis. Ini juga akan membantu pemimpin
membangun kasus yang lebih kuat untuk pemangku top level
management untuk sumber daya tambahan untuk tim dan
mengingat tujuan tim.
3. Aktifkan otonomi
Setelah pemimpin dan tim mencapai tujuan bersama, izinkan
anggota tim untuk memutuskan bagaimana, kapan, dan di mana
mereka menyelesaikan pekerjaan mereka. Dalam penelitian
terbaru terhadap 5.000 pekerja berpengetahuan, 59%
menunjukkan bahwa fleksibilitas lebih penting bagi mereka
daripada gaji atau tunjangan lainnya. Bersamaan dengan
kepastian, otonomi adalah salah satu dari lima pendorong utama
ancaman dan penghargaan di otak. Ketika orang merasa
memegang kendali dan mereka memiliki pilihan, mereka lebih
termotivasi dan mengalami kesejahteraan yang lebih tinggi.
Sebaliknya, kurangnya otonomi dapat menimbulkan reaksi
negatif yang kuat yang dapat mengurangi kemampuan untuk
fokus dan berkolaborasi.
Selain memungkinkan pengaturan kerja yang fleksibel,
pertimbangkan keputusan mana yang dapat pimpinan serahkan
kepada kebijaksanaan anggota tim. Sementara beberapa
keputusan mungkin mendapat manfaat dari bimbingan
pemimpin, yang lain mungkin tidak. Misalnya, dapatkah
pemimpin mengizinkan anggota tim untuk memilih beberapa

154 “Manajemen Bisnis”


proyek yang mereka kerjakan, atau dengan siapa mereka
bekerja? Di mana pimpinan dapat memberikan otonomi atau
pilihan kepada anggota tim, lakukan saja.
4. Berikan izin kepada tim untuk bertanya
Beri tahu anggota tim bahwa tidak apa-apa untuk mengatakan
'tidak' dan mempertanyakan tenggat waktu. Undang mereka
untuk menantang asumsi pimpinan dan beri tahu berapa banyak
pekerjaan pimpinan yang 'tampaknya sederhana' akan benar-
benar diperlukan untuk dicapai.
Pimpinan harus memberikan izin eksplisit kepada mereka untuk
melakukannya dan mengulangi pesan ini dari waktu ke waktu.
Pemimpin tim dapat dengan mudah melupakan dinamika
kekuasaan yang dapat membuat beberapa orang terintimidasi
untuk angkat bicara, apalagi mendorong balik. Ketika orang
berbicara atau menolak, pastikan untuk mendengarkan,
mengakui apa yang pemimpin dengar, dan terlibat dalam
percakapan dua arah (atau negosiasi) tentang apa yang dapat
dan tidak dapat dilakukan, tenggat waktu, dan bagaimana
pimpinan dapat membantu singkirkan hambatan yang relevan
untuk tim.
Gagal memberikan izin ini dan menciptakan keamanan
psikologis ini untuk tim hanya akan membuat mereka diam,
membiarkan moral menurun dan kelelahan meningkat, yang
pada akhirnya akan menyebabkan lebih banyak anggota tim
pergi. Dengan memberikan izin ini,pemimpin juga dapat secara
terbuka mengenali rasa kemanusiaan bersama anggota tim —
bahwa kita semua memiliki keterbatasan dan kelelahan tidak
merugikan siapa pun — memudahkan orang lain memberi tahu
pimpinan jika mereka merasa terlalu lelah atau kewalahan.

“Manajemen Bisnis” 155


5. Lindungi tim
Sementara pemimpin yang baik biasanya melindungi tim mereka
dari permintaan yang tidak realistis atau berprioritas rendah, ini
lebih penting daripada sebelumnya ketika ada lebih sedikit orang
untuk menanggung beban kerja yang sama. Terlibat dalam
prioritas yang kejam, termasuk triase cepat pekerjaan yang tidak
perlu atau bernilai rendah dan mendorong kembali tuntutan
prioritas rendah atas nama tim, adalah yang terpenting.
Selain itu, berikan kriteria pengambilan keputusan yang jelas
kepada anggota tim tentang permintaan apa yang harus
diakomodasi dan berikan wewenang kepada mereka untuk
mengatakan tidak pada permintaan yang tidak penting bila
diperlukan. Bersikaplah proaktif dalam mendukung anggota tim
dalam menangkis tuntutan yang tidak dapat dipenuhi oleh tim
secara realistis. Mungkin sulit bagi anggota tim untuk
mengatakan 'tidak', terutama kepada pemangku kepentingan
yang lebih senior atau eksternal, dan keterlibatan pemimpin akan
menunjukkan kepada anggota tim bahwa pimpinan mendukung
mereka. Pimpin, jika perlu, dalam memberikan 'tidak' atau 'tidak
sekarang' dengan alasan yang baik kepada pemangku
kepentingan yang mengajukan permintaan.
6. Ciptakan koneksi
Mengatasi tantangan besar bersama-sama dan mengetahui orang
lain mendukung pemimpinnya dapat membangun moral. Hal ini
bertujuan untuk menumbuhkan etos “kita bersama-sama” di
mana anggota tim saling membantu — yang dapat pemimpin
teladani dan berikan penghargaan kepada orang lain. Pada
akhirnya, ini dapat menciptakan esprit de corps atau persahabatan
yang menciptakan persahabatan yang langgeng di antara
anggota tim tidak hanya di tempat kerja. Menurut Gallup,
persahabatan kerja meningkatkan produktivitas dan keterlibatan
(Zucker & Smith, 2022).

156 “Manajemen Bisnis”


Selain itu, pastikan untuk meluangkan waktu untuk terhubung
sebagai tim pada tingkat yang lebih pribadi, apakah itu
melakukan check-in pribadi di awal rapat staf, merayakan ulang
tahun anggota tim, mengadakan happy hour untuk tim, atau
merencanakan kesenangan. Kegiatan membangun tim.
Menciptakan ruang di mana anggota tim dapat terhubung pada
tingkat pribadi adalah salah satu tuas untuk mencegah perasaan
terisolasi yang dapat berkontribusi pada kelelahan. Jennifer Moss
berbagi dalam bukunya, The Burnout Epidemic, bahwa
“hubungan pribadi tidak hanya baik untuk keterlibatan dan
kebahagiaan di tempat kerja; itulah yang membuat kita menjadi
manusia.” Saat rekan satu tim pergi, ini adalah kesempatan
untuk mengkalibrasi ulang dan memperkuat fondasi pemimpin
dalam tim untuk membantu mempertahankan, atau bahkan
meningkatkan, moral dan kinerja individu dan kolektif anggota
tim. Mengambil tindakan di atas dapat membantu mengurangi
gesekan lebih lanjut dan membuat semua orang tetap termotivasi
dan terlibat.
10.6. Strategi untuk Menjaga Motivasi Karyawan
Bagaimana pemimpin membantu menciptakan
lingkungan di mana orang-orang merasa terlibat dan
termotivasi? Menurut Skilbeck (2021) berikut adalah enam
strategi untuk membantu mendorong keterlibatan dan
menginspirasi karyawan:
1. Tetapkan tujuan
Penetapan tujuan memberi karyawan makna dalam peran
mereka sehari-hari: karyawan yang dibawa dalam perjalanan
penetapan tujuan 3,6 kali lebih mungkin untuk terlibat daripada
mereka yang tidak. Untuk memotivasi karyawan, pemimpin
harus:

“Manajemen Bisnis” 157


- Tetapkan apa yang diharapkan dari pimpinan
- Bantu mereka memvisualisasikan seperti apa kesuksesan
dalam peran mereka
- Jelaskan bagaimana kontribusi mereka membuat perbedaan
bagi bisnis
Menciptakan hubungan antara tujuan karyawan dan tujuan
organisasi sangat penting. Misalnya, jika misi organisasi tersebut
adalah 'Layanan pelanggan yang luar biasa', bagaimana nilai ini
tercermin pada karyawan yang bekerja di departemen
keuangan? Menyadari bahwa setiap anggota tim memiliki
sumber motivasi yang berbeda, kemudian menghubungkannya
kembali dengan tujuan keseluruhan organisasi adalah kuncinya.
Faktanya, survei menunjukkan bahwa 55% karyawan – tanpa
memandang usia, jenis kelamin, wilayah atau masa kerja – akan
lebih termotivasi jika mereka yakin bahwa mereka melakukan
pekerjaan yang berarti. Sepertiga mengatakan mereka akan lebih
bangga dengan pekerjaan mereka dan bersedia bekerja lebih
lama untuk menyelesaikan pekerjaan.
2. Rayakan pencapaian baik besar maupun kecil
Bukan hanya kemenangan besar yang harus diakui namun
menetapkan dan merayakan pencapaian kecil membuat
karyawan tetap termotivasi dalam peran mereka sehari-hari.
Selain sasaran tahunan atau triwulanan, tetapkan sasaran untuk
melacak apa yang dicapai orang-orang Anda setiap minggu atau
setiap bulan. Ini tidak harus didorong oleh kinerja. Mereka dapat
bersifat sosial atau budaya, atau mereka dapat berfokus pada
pengembangan pribadi – misalnya, menetapkan tujuan untuk
menghadapi pemangku kepentingan yang menantang.
Merayakan pencapaian juga tentang memahami tantangan yang
dihadapi karyawan. Ketika tonggak pencapaian kecil tidak
terpenuhi, ambil kesempatan untuk melihat apa yang

158 “Manajemen Bisnis”


menghalangi kemajuan tim, bagaimana hal itu dapat diatasi, dan
apakah tujuan akhir perlu dinilai ulang.
3. Berikan umpan balik yang berarti
Pujian selalu diterima, tetapi menjadi jauh lebih bermakna bila
dikaitkan dengan contoh-contoh konkret. “Presentasi yang
bagus, dilakukan dengan baik,” adalah umpan balik yang bagus
untuk diterima, tetapi “Presentasi yang bagus, penjelasan Anda
tentang bagaimana ini berdampak pada basis pelanggan kami
akan membantu kami meningkatkan loyalitas pelanggan,”
menunjukkan dengan tepat bagaimana kontribusi seseorang
menguntungkan perusahaan. Memberikan umpan balik yang
spesifik dan bertarget memberi tahu tim bahwa pimpinan juga
memperhatikan.
Hal yang sama berlaku untuk memberikan umpan balik
konstruktif pada bidang perbaikan: jaga agar umpan balik ini
tetap pribadi dan dapat ditindaklanjuti. Pertimbangkan rasio
emas 5:1 – jika pimpinan memberikan lima hal positif untuk satu
umpan balik negatif, orang tidak akan merasa kewalahan dengan
kritik. Tujuannya adalah untuk membantu karyawan tumbuh
dan berkembang, jadi memberikan umpan balik yang
berkelanjutan dan tepat waktu sangat penting.
4. Berdayakan pemecahan masalah dan pembelajaran
Ciptakan ruang bagi karyawan untuk memecahkan masalah
mereka sendiri. Pimpinan dapat memberikan dukungan dan
bimbingan, tetapi penting untuk membiarkan karyawan
memimpin dengan ide dan solusi mereka sendiri. Dengan begitu,
mereka akan tahu bahwa keterampilan dan perspektif mereka
dihargai. Dari 560 karyawan yang disurvei dalam laporan
Deloitte's Talent 2020, 42% responden yang mencari peran baru
percaya bahwa pekerjaan mereka saat ini tidak memanfaatkan
keterampilan dan kemampuan mereka dengan baik. Memelihara
budaya di mana pemecahan masalah dan pembelajaran didorong
berarti pimpinan telah:

“Manajemen Bisnis” 159


- Mendengarkan ide tim
- Merangkul keterampilan unik mereka
- Mendorong pembelajaran mandiri
- Mengizinkan mereka mengambil alih pekerjaan mereka
- Menciptakan ruang aman di mana kegagalan dibingkai
sebagai kesempatan belajar
5. Menepati janji
Buat karyawan tetap termotivasi dengan membangun suasana
kepercayaan dan konsistensi yang dipertahankan dari atas ke
bawah. Berhati-hatilah dengan janji yang Anda buat, karena ini
dapat berdampak langsung pada keterlibatan karyawan karena
manajer mewakili organisasi. Seringkali, karyawan tidak
membedakan antara janji yang dibuat oleh manajer dan yang
dibuat oleh perusahaan, yang berarti kehilangan kepercayaan
pada manajer dapat berarti kehilangan kepercayaan pada
seluruh organisasi.
Mengembalikan janji melanggar kontrak psikologis karyawan:
ini adalah harapan tidak tertulis – tetapi tidak kurang nyata – dari
hubungan kerja. Kontrak implisit ini ada sebagai pertukaran dua
arah: sebagai imbalan atas kerja keras, seorang karyawan
mendapat promosi, kesempatan belajar, perjalanan konferensi,
atau kesempatan untuk berpartisipasi dalam proyek yang
menarik. Jika kerja keras seorang karyawan dipenuhi tanpa
imbalan yang dijanjikan, bukan hanya motivasi yang menderita.
Ini juga dapat menyebabkan perasaan dendam dan
pengkhianatan, yang tak terhindarkan mengarah pada
peningkatan pergantian karyawan.
6. Bereksperimen dan belajar
Tidak ada formula ajaib untuk membuat karyawan tetap
termotivasi. Mempertahankan motivasi pada karyawan adalah
tugas berkelanjutan yang diisi dengan peluang untuk

160 “Manajemen Bisnis”


bereksperimen dan mempelajari apa yang berhasil (dan apa yang
tidak berhasil) untuk tim. Ini hanya beberapa pendekatan yang
perlu diingat saat pimpinan mencari cara yang lebih baik untuk
membuat karyawan bahagia, terlibat, dan berenergi.

“Manajemen Bisnis” 161


162 “Manajemen Bisnis”
Bab 11
Sistem Informasi Bisnis
11.1 Sistem
Sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem
memiliki ruang lingkup yang luas dan tidak terbatas pada suatu
bidang tertentu. Contoh sistem diantaranya sistem Pendidikan,
sistem pencernaan, sistem pernapasan dan lain-lain.
Sangat banyak contoh sistem, tetapi tidak semua elemen yang
berinteraksi mencapai suatu tujuan dapat dikatakan sistem,
karena sistem memiliki 8 (delapan) karakteristik yang perlu
dimiliki, diantaranya:
a. Goals
Setiap sistem harus memiliki tujuan, baik itu tujuan utama
sistem maupun tujuan dari komponen sistem yang bisa
berupa sub-sistem. Tujuan yang ruang lingkupnya lebih kecil
bisa disebut dengan objective.
b. Komponen
Komponen merupakan elemen penyusun sistem. Komponen
dalam sebuah sistem dapat berupa sebuah sistem juga yang
biasanya disebut sub-sistem. Sistem yang lebih besar disebut
dengan supra-sistem.

“Manajemen Bisnis” 163


c. Input
Setiap sistem wajib memiliki masukan yang disebut dengan
input, baik berupa data, material, ataupun bentuk lainnya.
Dalam sistem pernapasan contohnya yang menjadi input
adalah oksigen, pada sistem Pendidikan tinggi yang menjadi
input adalah calon mahasiswa.
d. Proses
Setiap sistem pasti memiliki proses untuk mencapai
tujuannya, memproses input untuk dapat menjadi output
yang diinginkan. Proses dalam sistem bisa saja terdiri dari
berbagai aktivitas atau prosedur penyusunnya.
e. Output
Hasil dari proses disebut dengan output atau keluaran.
Adanya output menjadi indikator keberhasilan suatu sistem.
Sistem pernapasan memiliki output karbondioksida, sistem
Pendidikan Tinggi memiliki output ahli madya, sarjana,
magister, dan seterusnya.
f. Boundary
Boundary merupakan batasan sistem, sistem yang baik
memiliki batasan yang jelas.
g. Interface
Karena sistem memiliki batasan, maka diperlukan adanya
penghubung (interface) untuk berinteraksi dengan sistem
yang lainnya.
h. Environment
Dengan batasan yang jelas, terlihat adanya lingkungan luar
sistem yang disebut dengan environment. Lingkungan luar
ini ada yang berpengaruh positif dan negatif terhadap sistem.
Sebagai contoh, listrik merupakan lingkungan luar dari
sistem computer.

164 “Manajemen Bisnis”


Karakteristik sistem secara jelas dapat dilihat pada gambar 11.1.

Gambar 11.1. Karakteristik Sistem


11.2 Informasi
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, tetapi
tidak hanya sebatas itu, informasi perlu memenuhi beberapa
poin diantaranya:
a. Informasi harus bermanfaat bagi penerimanya
Sesuatu yang disampaikan kepada orang yang tidak
membutuhkannya tidak dapat disebut sebagai informasi,
selain itu informasi juga perlu disampaikan pada waktu yang
tepat.
b. Informasi dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan
Data yang telah diolah harus dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Proses pengolahan data menjadi informasi dapat berupa:
a. Sorting (pengurutan data dari yang terbesar ke yang terkecil
ataupun sebaliknya)

“Manajemen Bisnis” 165


b. Filter (data yang ada di filter berdasarkan kriteria atau
periode tertentu)
c. Accumulate (data yang ada dibuatkan statistika deskriptifnya
sehingga dapat menyimpulkan kondisi dan karakteristik
data)
d. Formatting (data yang ada dirubah kedalam format yang lebih
dapat dimengerti seperti format tabel, grafik, dan lain-lain)
11.3 Sistem Informasi
Sistem Informasi singkatnya dapat diartikan sebagai
sistem yang outputnya berupa informasi. Secara lengkapnya
sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling
bekerjasama dan berinteraksi untuk menghasilkan informasi
yang berupa hasil pengolahan data, bermanfaat untuk
penerimanya dan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan. Adapun komponen dari sistem informasi dapat
dilihat pada gambar 11.2.

Gambar 11.2. Komponen Sistem Informasi

166 “Manajemen Bisnis”


Terdapat 6 (enam) komponen pada sistem informasi yaitu:
1. Hardware, merupakan perangkat keras yang digunakan untuk
menjalankan Sistem Informasi. Contohnya adalah kompoter,
laptop, tab atau device yang lainnya.
2. Software, merupakan perangkat lunak yang diperlukan untuk
menjalankan Sistem Informasi. Sebagai contoh, SI berbasis
web perlu dibuka melalui browser.
3. Procedure, merupakan tata cara dalam menjalankan Sistem
Informasi baik itu berupa manual prosedur ataupun aturan
dalam pembatasan hak akses.
4. People, merupakan user (pengguna) dalam Sistem Informasi
yang memiliki hak akses dan autentifikasi masing-masing.
5. Database, merupakan tempat penyimpanan data secara
permanen. Database diperlukan untuk SI yang mengelola
dan menyimpan data transaksi.
6. Computer Networking & Data Communication, merupakan
komponen opsional pada SI, bagi SI yang ingin diakses
darimana saja dan kapan saja maka perlu dihosting pada
cloud dan membutuhkan computer networking juga data
communication untuk mengkaksesnya.
11.4 Sistem Informasi Bisnis
Saat ini, sistem informasi dibutuhkan dalam berbagai
bidang salah satunya adalah bisnis. Mengapa sistem informasi
dibutuhkan dan apa keunggulannya? Hal ini dapat dilihat pada
gambar 11.3.

“Manajemen Bisnis” 167


Gambar 11.3. Keunggulan menggunakan Sistem Informasi
Berdasarkan gambar 3, dengan menerapkan Sistem
Informasi dapat mempengaruhi beberapa hal diantaranya:
a. Service cost
Berkaitan dengan biaya pelayanan, dengan adanya sistem
informasi, semakin lama akan menurunkan biaya pelayanan
sehingga akan semakin murah.
b. Delivery Time
Dengan adanya sistem informasi dapat mempercepat waktu
delivery.
c. IT Risks
Dengan adanya sistem informasi yang diterapkan, maka tidak
bisa dipungkiri akan munculnya Risiko TI. Tetapi semakin
lama Risiko IT ini harus semakin terkontrol.
d. Support Business
Sistem informasi yang diimplementasikan semakin lama akan
semakin support terhadap proses bisnis utama suatu instansi,
bukan hanya sebagai supporting atau help desk saja.

168 “Manajemen Bisnis”


e. Service Quality
Kualitas pelayanan merupakan salah satu indikator kepuasan
pelanggan, dengan adanya sistem informasi maka semakin
lama akan semkin meningkatkan kualitas pelayanan yang
diberikan.
11.5 Sistem Informasi berdasarkan level Manajemen
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa manajemen
terdiri dari tiga level yaitu low, middle dan top. Setiap level
manajemen memiliki tugas dan karakteristik masing-masing
sehingga sistem informasi yang digunakan juga berbeda-beda di
setiap level manajemen. Gambaran jenis-jenis sistem informasi
yang digunakan di setiap level manajemen dapat dilihat pada
gambar 11.4.

Gambar 11.4. Jenis Sistem Informasi berdasarkan level


manajemen
Sistem Informasi untuk setiap level manajemen dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Transaction Processing System (OSS)
Sistem Pemrosesan Transaksi digunakan oleh manajemen
tingkat bawah. Low manajemen ini berkutat dengan data
transaksi yang jumlahnya banyak dan prosesnya cepat. Oleh
karena itu, TPS ini memerlukan kehandalan sistem yang

“Manajemen Bisnis” 169


tinggi dan dapat memproses data dengan cepat. TPS ini
merupakan pintu masuknya data untuk sistem-sistem lain
yang diatasnya. Contoh TPS diantaranya Point of Sales
(Sistem Kasir), Sistem Informasi Absensi, Sistem Informasi
Barang Masuk dan Keluar, dan lain sebagainya.
2. Office Support Systems (OSS)
OSS merupakan sistem yang digunakan oleh Middle
Management level pertama. Terdapat dua jenis OSS
diantaranya:
a. Office Automation System (OAS), merupakan sistem yang
data membantu otomatisasi pekerjaan perkantoran dan
memudahkan komunikasi dalam pekerjaan. Contoh OAS
diantaranya: aplikasi perkantoran (Microsoft office), email,
video conference, dan lain sebagainya.
b. Knowledge Work System (KWS)
KWS digunakan oleh para pekerja yang memiliki
kemampuan atau keahlian tertentu yang biasa disebut
dengan knowledge worker. KWS ini tidak digunakan oleh
semua orang, membutuhkan skill khusus yang dipelajari
untuk menggunakannya dan pada akhirnya akan
menghasilkan knowledge untuk perusahaan. Contoh dari
KWS yaitu Computer Aided Design, Coreldraw, Photoshop,
dan lain sebagainya.
3. Management Information System
MIS digunakan oleh Middle Management pada level atas
seperti manager bagian ataupun general manager. MIS
mengumpulkan dan memformat data-data dari TPS untuk
dijadikan sebuah laporan secara keseluruhan untuk
perusahaan seperti laporan keuangan, ataupun laporan
lainnya. MIS tidak menangani sebuah proses tertentu tetapi
membuat laporan atas data-data yang ada.

170 “Manajemen Bisnis”


4. Decision Support System
DSS atau sering disebut sebagai sistem pendukung
pengambilan keputusan merupakan sistem informasi yang
dapat memberikan opsi pengambilan keputusan berdasarkan
data dan model yang telah dibangun. Selain aplikasi dan
database, komponen pada DSS salah satunya yaitu model.
Model yang dimaksud berupa formula, aturan atau rumus
tertentu yang dijadikan pedoman dalam menampilkan opsi
pengambilan keputusan. DSS sebaiknya memiliki sifat
fleksibel, yaitu dapat mengulang proses dengan input yang
berbeda-beda dan menampilkan opsi yang berbeda pula. Hal
ini perlu dilakukan untuk mencari opsi terbaik dalam
pengambilan keputusan dengan menyesuaikan variable atau
parameternya.
5. Executive Information System (EIS)
EIS digunakan oleh top management yaitu direktur atau
owner perusahaan. Saat ini EIS dikenal juga dengan sebutan
dashboard. Pada EIS dapat menampilkan informasi berupa
summary atau ringkasan, data yang ditampilkan berasal dari
internal dan eksternal, dan EIS sebaiknya memiliki
kemampuan drill down yaitu dapat mendetailkan data sesuai
dengan keinginan. Sebagai contoh, di tampilan awal terdapat
grafik penjualan per tahun, ketika salah satu tahun di klik
maka muncul grafik per bulan pada tahun tersebut, ketika
salah satu bulan di klik maka muncuk grafik per hari, dan
seterusnya. EIS juga sebaiknya dapat diakses dengan mudah,
cepat, kapanpun dan dimanapun sehingga memudahkan
para eksekutif untuk melakukan monitoring dan controlling.
11.6 Sistem Informasi Fungsional
Selain dibagi berdasarkan level manajemen, Sistem
Informasi juga dapat dilihat secara vertical yaitu dibagi
berdasarkan fungsionalnya. Sebagai contoh di perusahaan pada
umumnya terdapat bagian Manufaktur, Human Resource, Sales

“Manajemen Bisnis” 171


& Marketing dan Fincane & Accounting. Setiap bagian tersebut
pasti memiliki tugas masing-masing yang secara otomatis
memiliki sistem informasi yang digunakan masing-masing.
Gambaran pembagian sistem informasi secara fungsional dapat
dilihat pada gambar 11.5.

Gambar 11.5. Sistem Informasi Fungsional


11.7 Penutup
Sistem Informasi sangat dibutuhkan pada dunia bisnis,
terutama pada zaman digitalisasi seperti saat ini. Keunggulan
kompetitif sebuah perusahaan salah satunya didukung dengan
adanya sistem informasi. Sistem infromasi yang baik dapat
mengotomatisasi dan mengefisiensikan semua pekerjaan dalam
perusahaan, tetapi dalam hal pengambilan keputusan poin
terpenting tetap ada pada manusia itu sendiri. Sistem informasi
hanya sebagai pendukung yang dapat memberikan data dan
perhitungan dengan akurat. (O’Brien and Marakas, 2011; Wirtz,
2019)

172 “Manajemen Bisnis”


Bab 12
Produktivitas Dan
Kualitas
12.1 Pengantar
Produktivitas adalah efisiensi dalam produksi, yakni
berapa banyak output yang diperoleh dari satu set input tertentu.
Dengan demikian, produktivitas juga biasa dinyatakan dalam
perbandingan antara input dan output (Syverson, 2011).
Sedangkan kualitas merupakan pembahasan yang
multidimensional (Ebrahimi and Sadeghi, 2013). Salah satu
pendapatnya adalah kualitas merupakan kesesuaian dengan
persyaratan (Crosby, 1979). Selain itu, kualitas merupakan
kemampuan yang dapat digunakan dalam kesesuaian,
ketersediaan, keamanan, dan penggunaan di lapangan (Juran,
1986).
12.2 Produktivitas dan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah seluruh komponen manusia
dalam organisasi atau perusahaan yang mendukung
terwujudnya tujuan dari organisasi atau perusahaan tersebut.
Sumber daya manusia yang baik dapat meningkatkan
produktivitas dari perusahaan atau organisasi, sehingga
membutuhkan manajemen yang baik dan matang. Manajemen
sumber daya manusia yang efektif melibatkan usaha

“Manajemen Bisnis” 173


pemeliharaan dan upaya meningkatkan semua aspek praktik
perusahaan atau organisasi yang memengaruhi karyawannya
dari hari perekrutannya hingga akhir (Okoye and Ezejiofor,
2013). Perencanaan sumber daya manusia yang memadai
memiliki dampak yang besar dalam organisasi dan atau
perusahaan, hal itu akan mengakibatkan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan juga kinerja yang baik, serta produktivitas
yang tinggi dalam sebuah organisasi dan atau perusahaan.
Menurut sumber yang sama, perencanaan sumber daya
manusia yang buruk memiliki dampak yang besar terhadap
organisasi dan atau perusahaan. Sumber daya manusia
memainkan peran penting dan tak ternilai dalam fungsi
administrasi dalam organisasi. Sumber daya manusia mengelola
penggajian, tunjangan, merekrut dan memkaryawankan
karyawan dan bertindak sebagai penghubung antara karyawan
dan manajemen sumber daya manusia dalam mengelola dan
melakukan penilaian tanggung jawab. Menjaga agar karyawan
tetap mendapat informasi, memiliki kemampuan dan efektif
dalam bekerja membutuhkan perencanaan sumber daya manusia
yang baik dan efektif. Produktivitas adalah salah satu komponen
terpenting dari sebuah organisasi atau perusahaan yang sukses,
namun ini hanya dapat dicapai dengan memiliki karyawan atau
anggota berkualitas yang terlibat dan antusias dengan pekerjaan
yang mereka lakukan. Beberapa seleksi yang dilakukan dalam
manajemen sumber daya manusia antara lain:
1. Karyawan tidak produktif yang tidak ada atau tidak terlibat
dalam profesinya;
2. Kurangnya motivasi yang pada akhirnya mengakibatkan
penurunan produktivitas;
3. Perekrutan karyawan yang tidak terorganisir dan tidak
terencana dengan baik;
4. Perputaran karyawan yang tinggi dapat disebabkan oleh
perencanaan yang buruk dari SDM;

174 “Manajemen Bisnis”


5. Peraturan ketenagakerjaan dapat terkena dampak negatif
dari perencanaan yang buruk. Ini adalah peran sumber daya
manusia yang sangat penting memastikan untuk menjaga
keamanan yang dipatuhi perusahaan hukum dan peraturan;
6. Tanpa penyaringan karyawan yang tepat, hal itu membuka
kemungkinan perekrutan yang tidak memenuhi syarat
karyawan.
12.3 Manajemen Produktivitas
Menurut Asian Productivity Organization, terdapat lima
langkah model pengembangan atau peningkatan produktivitas,
yaitu langkah awal atau starting yang merupakan gerakan awal
adanya produktivitas. Kedua, melakukan manajemen terhadap
partisipasi karyawan. Pada langkah ini, terdapat proses
pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan atau metode
dalam pencapaian produktivitas. Ketiga, yaitu tujuan antara atau
tengah yang merupakan tujuan dari peningkatan produktivitas,
dimana pada langkah ini diharapkan sudah ada produktivitas
maksimum (kualitas) yang diperoleh. Keempat, melakukan
manajemen pada kerjasama antar karyawan dan tim. Pada tahap
ini, diharapkan adanya pemerataan keuntungan yang berasal
dari produktivitas kepada manajemen, tenaga kerja, dan
konsumen. Terakhir, yaitu tujuan akhir dimana pada tahap ini,
diharapkan telah diperoleh peningkatan produktivitas untuk
masa depan yang lebih baik bagi semua pihak (Waraich, 1994).
Gambar dari model produktivitas yang dikemukakan oleh Asian
Productivity Organization dapat dilihat pada Gambar 12.1.

“Manajemen Bisnis” 175


Gambar 12.1 Model Produktivitas Menurut APO
(Waraich, 1994)
Produktivitas tidak selalu berada pada kondisi yang pasti.
Produktivitas yang sangat terpengaruh oleh kondisi intrinsic
pribadi seseorang membuatnya dinamis. Terdapat empat faktor
yang mempengaruhi rendahnya tingkat produktivitas dalam
perusahaan dan atau organisasi yaitu (Nwachukwu et al., 2007) :

176 “Manajemen Bisnis”


1. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi ternyata memiliki dampak yang cukup
penting dalam menentukan tingkat produktivitas pada
perusahaan atau organisasi. Tidak adanya hubungan yang
positif antara upaya yang dikeluarkan oleh seorang
karyawan dan penghargaan yang dia terima dalam
perusahaan atau organisasi dapat menyebabkan rendahnya
tingkat produktivitasnya. Maka, perusahaan atau organisasi
perlu mendorong produktivitas yang lebih tinggi, dengan
memperhatikan kerja keras yang dilakukan oleh karyawan
dengan penghargaan yang berhak dia terima.
2. Faktor sosiologis
Faktor ini memiliki kaitan dengan perasaan yang dimiliki
oleh karyawan atau anggota, yaitu “rasa memiliki” dari
sebuah organisasi dan atau perusahaan tersebut dan perasaan
dari adanya upaya pihak manajemen untuk memahami dan
memperlakukan karyawan mereka hanya sebagai biaya
produksi.
3. Faktor manajemen
Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi dan atau
perusahaan cukup bergantung pada manajemen. Seorang
supervisor yang tidak produktif dan tidak disiplin hampir
tidak dapat memotivasi para karyawan. Beberapa studi atau
penelitian menunjukkan bahwa di salah satu sektor, yaitu
sektor publik produktivitas yang rendah muncul karena
keengganan manajer untuk mengelola secara efektif.
4. Faktor teknologi
Pada faktor ini, keterlibatan penggunaan ide-ide baru, teknik,
inovasi, metode dan bahan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi atau perusahaan sangat mempengaruhi.
Kurangnya informasi yang tepat untuk membantu
perusahaan atau organisasi memilih teknologi tepat guna

“Manajemen Bisnis” 177


merupakan salah satu penyebab utama rendahnya
produktivitas.
12.4 Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja
Roda Motivasi dan Keterlibatan Siswa adalah model
motivasi multidimensi yang menyatukan teori dan menyediakan
ruang lingkup untuk intervensi dan dukungan yang ditargetkan
untuk siswa. Saat ini, sebuah penelitian berusaha mengadaptasi
model tersebut ke dalam perusahaan atau organisasi yang
lainnya. Dalam hal kognisi adaptif (penguat), self-efficacy
mengacu pada keyakinan karyawan dalam kapasitas mereka
untuk melakukan pekerjaan mereka dengan sukses. Orientasi
penguasaan mengacu pada fokus mereka pada kepuasan kerja
dan melakukan pekerjaan dengan benar lebih dari pada
mengungguli orang lain atau dihargai. Menilai pekerjaan
mengacu pada keyakinan karyawan bahwa apa yang mereka
lakukan berguna dan/atau penting. Dalam hal perilaku adaptif
(penguat), perencanaan mengacu pada sejauh mana karyawan
menjelaskan dengan jelas apa yang harus mereka lakukan,
bagaimana melakukannya, dan kemudian memantau kemajuan
mereka saat mereka melakukannya.
Manajemen kerja mengacu pada manajemen waktu
mereka, memprioritaskan, dan mengatur kondisi yang sesuai
untuk bekerja. Ketekunan mengacu pada sejauh mana karyawan
gigih bahkan dalam menghadapi pekerjaan yang menantang
atau sulit. Dalam hal dimensi penghambat (muffler), kecemasan
mengacu pada kekhawatiran dan kegugupan yang terkait
dengan kinerja di tempat kerja. Penghindaran kegagalan
mengacu pada motivasi karyawan untuk melaksanakan
pekerjaan mereka dengan motivasi utama untuk menghindari
kegagalan, membuat kesalahan, mengecewakan manajemen atau
karyawan lain, atau terlihat berkinerja buruk. Kontrol yang tidak
pasti mengacu pada ketidakpastian karyawan tentang kapasitas
mereka untuk mempengaruhi hasil di tempat kerja (misalnya,

178 “Manajemen Bisnis”


untuk menghindari kegagalan atau untuk mencapai atau
mengulangi kesuksesan). Dalam hal dimensi maladaptif
(guzzlers), self-handicapping mengacu pada kecenderungan
karyawan untuk menempatkan hambatan di jalan menuju
kesuksesan atau produktivitas seperti penundaan, membuang-
buang waktu, tidak berusaha terlalu keras, dan sebagainya dan
pelepasan mengacu pada kecenderungan karyawan untuk
mengundurkan diri atau berhenti dari tempat kerja (Martin,
2004).

Gambar 12.2 Model Roda Motivasi dan Keterlibatan


Karyawan (Martin, 2004)

“Manajemen Bisnis” 179


Berikut ini adalah beberapa pendekatan yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan perluasan dan pembangunan secara multi-
level kepuasan, motivasi, dan produktivitas di tempat kerja:
Tabel 12.1 Pendekatan Multi-Level Memperluas dan
Membangun untuk Meningkatkan Kepuasan, Motivasi, dan
Produktivitas di Tempat Kerja (Martin, 2004)
TINGKATAN DIMENSI STRATEGI UNTUK
TEMPAT PERLUASAN DAN PERLUASAN DAN
BEKERJA PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
Tingkat Organisasi Iklim dalam Mengembangkan dan
Memotivasi mempertahankan:
- Fokus pada
pembelajaran/perbaika
n
- Harapan tinggi
- Visi bersama
- Pengakuan individu
- Teladan yang tepat
- Kerja kooperatif dan
kolaboratif
Moral atau Mengembangkan dan
semangat bekerja mempertahankan:
karyawan
- Kepemimpinan yang
baik
- Manajemen orang
yang efektif
- Pengambilan
keputusan yang efektif
- Kejelasan peran
- Proses penilaian dan

180 “Manajemen Bisnis”


TINGKATAN DIMENSI STRATEGI UNTUK
TEMPAT PERLUASAN DAN PERLUASAN DAN
BEKERJA PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
pengakuan yang
mendukung

Konteks relasional Mengembangkan dan


yang mendukung mempertahankan:
- Rasa kebersamaan di
antara para pekerja
- Iklim
kooperatif/kolaboratif
- Optimisme untuk
karyawan
- Menegaskan dan
mengenal karyawan
Tingkat Gaya Mengembangkan dan
Manajer/Pimpinan kepemimpinan mempertahankan:
- Keterlibatan nilai
tambah dari
pemimpin/manajer
- Fokus peningkatan
untuk pekerja
- Disiplin yang
konstruktif dan
suportif
- Menghormati otonomi
karyawan
- Responsif terhadap
pekerja
- Harapan dan

“Manajemen Bisnis” 181


TINGKATAN DIMENSI STRATEGI UNTUK
TEMPAT PERLUASAN DAN PERLUASAN DAN
BEKERJA PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
dukungan yang tinggi
untuk menjangkau
mereka
- Standar yang jelas
- Kehangatan dalam
kepemimpinan
Tingkat Karyawan Motivasi Mengembangkan dan
mempertahankan:
-Self-efficacy, fokus
pembelajaran/perbaik
an, penilaian
pekerjaan,
perencanaan,
organisasi kerja,
ketekunan, kontrol
Ketahanan di Mengembangkan dan
tempat bekerja mempertahankan:
- Self-efficacy,
ketekunan, kontrol,
dan pengurangan
kecemasan
Flow dalam bekerja Mengembangkan dan
mempertahankan:
- Keseimbangan antara
tantangan dan
keterampilan
Personal Bests Mengembangkan dan
(PBs) mempertahankan:

182 “Manajemen Bisnis”


TINGKATAN DIMENSI STRATEGI UNTUK
TEMPAT PERLUASAN DAN PERLUASAN DAN
BEKERJA PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
- - Tujuan referensi diri
yang kompetitif
- - Tujuan yang
menantang
- - Tujuan yang jelas dan
spesifik
Nilai dalam bekerja Mengembangkan dan
mempertahankan:
- - Nilai pencapaian
- - Nilai utilitas
- - Nilai intrinsik

12.5 Kolaborasi
Beberapa penelitian terdahulu berusaha mencari
hubungan antara upaya peningkatan produktivitas dan kualitas
melalui kolaborasi. Kolaborasi merupakan kesertaan, kerja sama
atau rekayasa beberapa hal yang terkait secara langsung ataupun
tidak langsung menerima manfaat serta konsekuensi dari hal
yang dilakukan (Haryono, 2012). Menurut Cooke, setelah
program kolaborasi telah ditetapkan, dampak dari proses
kolaboratif pada kinerja perusahaan tergantung pada intensitas
upaya yang dilakukan. Intensitas kegiatan kolaboratif secara
langsung mempengaruhi performa. Hal itu juga memiliki efek
tidak langsung, karena salah satu tujuan utama dari kolaborasi
adalah untuk meningkatkan hubungan karyawan dan
manajemen, yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja atau
kualitas. Intensitas adalah fungsi dari struktur aktivitas,
persatuan kekuatan dan keamanan, kendala organisasi, dan sifat
hubungan karyawan dan manajemen yang saling kooperatif
secara keseluruhan. Kekuatan bersama, keamanan dan kendala
“Manajemen Bisnis” 183
organisasi tertentu juga memiliki efek langsung pada hubungan
karyawan dan manajemen (Cooke, 1989).

Gambar 12.3 Model Kolaborasi


(Cooke, 1989)
Penelitian lain menunjukkan, semakin kooperatif atau
semakin baiknya hubungan karyawan dan manajemen secara
keseluruhan, semakin baik kinerja perusahaan (Katz et al., 1985).
Oleh karena itu, hubungan karyawan dan manajemen
diharapkan memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja
perusahaan. Hubungan karyawan dan manajemen juga
diharapkan memiliki dampak tidak langsung pada kinerja
perusahaan karena hubungan mempengaruhi intensitas kegiatan
kolaboratif (ditunjukkan oleh panah umpan balik garis putus-
putus). Penerapan opsi kekuasaan relatif oleh manajemen

184 “Manajemen Bisnis”


memiliki efek langsung dan efek tidak langsung pada kinerja
perusahaan melalui dampaknya pada sifat kooperatif secara
keseluruhan antara hubungan karyawan dan manajemen.
Sebaliknya, estimasi perubahan kinerja perusahaan dimodelkan
menjadi fungsi dari variabel yang mengukur atau mewakili
struktur kolaboratif, kekuatan, keamanan, kendala organisasi,
dan penerapan opsi kekuatan relatif oleh manajemen.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan
teknologi, industri 4.0 memungkinkan semakin mudah dan
meningkatnya kolaborasi produktivitas. Terdapat empat faktor
untuk menciptakan pemahaman yang lebih baik untuk prasyarat
produktivitas kolaborasi dalam konteks Industri 4.0 (Schuh et al.,
2014):
1. Globalisasi teknologi informasi
Salah satu kunci yang memiliki kaitan dalam peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan investasi baik sejak beberapa
waktu ke belakang dan bahkan akan terus meningkat ke
depannya adalah globalisasi teknologi informasi. Oleh karena
itu, kekuatan komputerisasi dan globalisasi teknologi
informasi perlu dipertimbangkan dan dipromosikan secara
baik oleh perusahaan atau organisasi. Di masa depan,
perusahaan perlu mengembangkan penyimpanan data akan
mungkin untuk menyimpan data dalam sistem cloud global
yang cepat dan mandiri serta dapat diakses di mana pun.
2. One source of truth
One source of truth perlu diwujudkan secara menyeluruh
untuk menghindari ambiguitas dan memastikan bahwa
setiap perubahan informasi produk dan relevansi produk
dapat dilihat dan diakses. Hal ini diperlukan untuk
memungkinkan pelaporan dan mendukung pengambilan
keputusan secara lebih valid dan konsisten di perusahaan
atau organisasi.

“Manajemen Bisnis” 185


3. Otomatisasi
Hal ini penting dalam kolaborasi produktivitas pada era
industry 4.0 untuk dapat mengintegrasikan dengan baik
karyawan ke dalam sistem otomatisasi terutama dengan
kualitas yang mumpuni dan memiliki keterampilan selaras
yang tinggi pula. Bahkan, akan lebih baik jika jarak antara
kemajuan pada hal-hal yang bersifat teknologi dan hal-hal
yang bersifat organisasional harus diperkecil dengan
berinvestasi pada pemberian latihan dan pengetahuan yang
biasanya pendekatan ini membutuhkan waktu yang cukup
panjang.
4. Kerja sama
Terakhir, faktor atau komponen yang penting pada
kolaborasi produktivitas industri 4.0 adalah soft component
pendukung dalam melaksanakan berbagai kecanggihan dan
kemajuan yang dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya.
Maka dari itu, pada dasarnya keempat faktor akan saling
berkaitan dan bergantung satu sama lain. Sehingga,
perusahaan atau organisasi yang ingin melakukan kolaborasi
dalam peningkatan produktivitas maupun kualitas
perusahaan dengan memanfaatkan perkembangan yang
muncul pada era industi 4.0 perlu mempersiapkan secara
matang dan simultan untuk keempat faktor tersebut.

186 “Manajemen Bisnis”


Gambar 12.4 Kolaborasi dalam Peningkatan Produktivitas
Industri 4.0 (Schuh et al., 2014)
12.6 Penutup
Produktivitas adalah efisiensi dalam produksi, yakni
berapa banyak output yang diperoleh dari satu set input tertentu.
Sedangkan kualitas merupakan kemampuan yang dapat
digunakan dalam kesesuaian, ketersediaan, keamanan, dan
penggunaan di lapangan. Baik produktivitas maupun kualitas
cukup bersifat dinamis, sehingga membutuhkan upaya untuk
meningkatkannya. Upaya-upaya ini termasuk ke dalam
manajemen produktivitas dan kualitas. Upaya yang dapat
dilakukan cukup beragam, mulai dari mengembangkan unsur
intrinsik pada individu maupun kelompok karyawan, hingga
memanfaatkan perkembangan pada era industry 4.0. Dalam
beberapa penelitian, produktivitas cukup terbukti berkaitan
dengan bagaimana kualitas perusahaan atau organisasi akan
terbentuk dan kualitas dari bagian tertentu di perusahaan atau
organisasi akan mempengaruhi produktivitas. Keduanya pada
akhirnya menentukan bagaimana kinerja baik itu karyawan
maupun perusahaan dan atau organisasi itu sendiri. Meskipun,
penelitian-penelitian yang telah dilakukan memiliki keterbatasan
dalam menentukan hubungan-hubungan tersebut, namun
informasi ini tetap bermanfaat bagi manajemen di perusahaan

“Manajemen Bisnis” 187


atau organisasi serta bahan untuk mendapatkan informasi yang
lebih valid dan spesifik.

188 “Manajemen Bisnis”


Bab 13
Fungsi Manajerial Tools
13.1 Pengantar
Entitas dalam melakukan berbagai aktivitas ekonomi
perlu memiliki manajemen yang baik. Telah kita ketahui bersama
bahwa manajemen merupakan suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, pengambilan keputusan,
tentang memotivasi dan mengendalikan sumber daya manusia,
financial, bahan, dan sumber daya informasi untuk mencapai
tujuan organisasi. Oleh karena itu demi tercapainya tujuan
perusahaan diperlukan alat-alat manajemen yang cukup
mumpuni dalam mendukung proses bisnis perusahaan. Alat-alat
manajemen merupakan instrumen entitas untuk mendukung
implementasi konsep dan ide di semua tingkatan organisasi,
yang pada akhirnya bertujuan untuk mendukung proses
organisasi. Alat-alat manajemen juga bisa dikatakan sebagai
komponen-komponen yang harus dimiliki perusahaan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan aktivitas proses bisnis untuk
menperoleh tujuan perusahaan.
Alat-alat manajemen diklasifikasikan ke dalam 6 unsur
manajemen atau yang biasa kita rumuskan sebagai 6M (Man,
Money, Material, Machine, Method, Markets) dan 4P (Product, Price,
Placement, Promotions). Pada tiap unsur tersebut mempunyai
peran serta fungsi yang berbeda-beda. Namun ke 10 unsur
tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu agar terlaksananya
siklus bisnis perusahaan secara berkelanjutan (continue).

“Manajemen Bisnis” 189


Sehingga entitas memperoleh target yang hendak dicapai. Selain
itu alat-alat manajemen juga merupakan faktor penentu
keberhasilan organisasi dalam menghasilkan output berupa visi
dan misi perusahaan. Pertama sub bab 1.2 akan menjelaskan
definisi, peran serta fungsi yang terdapat pada unsur-unsur
manajemen. Kedua, sub bab 1.3 dalam buku ini membahas fungsi
manajemen. Terakhir pada sub bab penutup 1.4 kami akan
menjelaskan kesimpulan materi fungsi manajerial tools.
13.2 Unsur-unsur Manajemen
Berbagai macam aktivitas perusahaan dalam proses
pengembangan bisnisnya tidak terlepas dari unsur-unsur
manajemen. Tujuan perusahaan memiliki manajemen yang baik
adalah agar proses bisnis yang dijalankan terus berkelanjutan
sehingga tercapainya tujuan (goals) yang diinginkan perusahaan
baik dari sisi laba perusahaan (profit), nama perusahaan (brand)
maupun nilai perusahaan (value) itu sendiri. Oleh karena itu
perusahaan perlu memiliki alat manajemen yang selaras dengan
tujuan perusahaan. Alat-alat manajemen tersebut diantaranya
adalah 6M (Man, Money, Material, Machine, Method, Markets) dan
4P (Product, Price, Placement, Promotions).
Manusia (Man)
Manusia dan manajemen merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Bentuk kecil manajemen yang dilakukan
manusia adalah perencanaan. Sederhananya manusia terbiasa
melakukan rencana dalam berbagai hal, contohnya adalah
menabung, dengan menabung manusia akan memperoleh
investasi jangka panjang berupa uang yang disimpan. Lingkup
kecil lainnya seperti organisasi sekolah (OSIS) juga memiliki
rencana yang akan diterapkan pada organisasi sekolah tersebut.
Oleh karena itu manusia sangat berperan dalam menentukan
manajemen yang seperti apa yang akan kita buat.
Dalam proses bisnis, manusia merupakan faktor utama
berdirinya suatu perusahaan, jika tidak ada manusia dalam

190 “Manajemen Bisnis”


sebuah aktivitas manajemen seperti perencanaan, penganggaran,
pengarahan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan
evaluasi maka aktivitas tersebut tidak dapat berjalan.
Sebagaimana mobil tanpa mesin, begitu pula dengan sebuah
perusahaan tanpa manusia, mereka akan mati. Selain itu,
manusia juga yang menentukan perusahaan ingin dibuat seperti
apa. Perusahaan jasa, dagang atau manufaktur yang ingin dibuat
? Produk atau jasa apa yang ingin dibuat ? Sasaran pelanggannya
siapa ? Lokasi perusahaannya dimana ? dan berbagai macam
persoalan bisnis lainnya. Oleh karena itu perusahaan harus
mempunyai sumber daya manusia terbaiknya yang sesuai
dengan tujuan serta visi misi perusahaan.

Gambar 13.1 Manusia


sumber : http://dunia-blajar.blogspot.com
Berikut ini merupakan peran manusia sebagai alat manajemen
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam
sebuah perusahaan :
 Mengelola Kepegawaian
 Pengembangan Kebijakan Perusahaan
 Administrasi Kompensasi dan Manfaat
 Retensi

“Manajemen Bisnis” 191


 Pelatihan dan Pengembangan
 Mengetahui hukum ketenagakerjaan
 Perlindungan Pekerja
 Komunikasi
 Kesadaran Faktor Eksternal
Uang (Money)
Uang dapat dikatakan sebagai alat (tools) manajemen
yang sangat penting dalam kegiatan bisnis modern. Pada jaman
dahulu sebelum ada uang, manusia melakukan aktivitas
kegiatan ekonomi dengan cara bertukar barang / barter. Namun
hal tersebut tidak efisien karena dengan sistem barter, barang
atau jasa yang kita butuhkan belum tentu sesuai dengan yang
diharapkan. Sebagai contoh ada seorang petani memiliki banyak
persediaan makanan di rumah, kemudian petani tersebut
membutuhkan bantuan untuk membersihkan ladangnya, disisi
lain buruh yang dipekerjakan membutuhkan makanan untuk
keluarganya. Terjadilah kegiatan barter antara petani dan buruh.
Namun kegiatan barter ini tidak efisien manakala buruh
membutuhkan tidak hanya makanan saja melainkan obat-obatan
untuk keluarganya, sedangkan petani tidak mempunyai obat-
obatan tersebut. Sehingga pada ekonomi modern ini, uang sangat
efektif sebagai alat pertukaran ekonomi karena memiliki nilai
tukar serta dapat disimpan dalam jangka waktu yang panjang.
Baru-baru ini uang tidak hanya sebatas dalam bentuk
fisik saja, melainkan berupa elektronik atau yang biasa disebut e-
money. E-money dapat digunakan di berbagai aktivitas jual beli
barang atau jasa. Penyimpanan e-money tidak hanya di Bank saja
melainkan aplikasi keuangan (fintecth) seperti dana, gopay, ovo,
doku wallet dan lain-lain.

192 “Manajemen Bisnis”


Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan karena sangat membantu memudahkan entitas dalam
melakukan kegiatan ekonomi modern. Disamping itu, uang juga
memiliki beberapa fungsi sebagai alat manajemen dalam
kegiatan ekonomi modern. Fungsi uang dalam perusahaan
dijelaskan sebagai berikut :
 Alat Pertukaran
Uang berfungsi sebagai alat tukar ketika digunakan
sebagai alat perantara pertukaran barang dan jasa. Entitas yang
sudah bekerja sama dengan berbagai macam financial technologi
menandakan bahwa bisnis pada perusahaan tersebut sudah
sangat maju. Terutama bagi entitas yang berinteraksi langsung
dengan konsumen. Semakin mudah dan bermanfaat sebuah
layanan financial technologi pada sebuah perusahaan maka
semakin puas respon masyarakat.
 Ukuran Nilai
Uang dapat digunakan sebagai unit hitung yang
menyeluruh (universal) untuk mengukur nilai produk dan jasa
yang dipertukarkan dalam suatu bisnis. Dalam ekonomi berbasis
uang, harga suatu produk atau jasa dapat ditunjukkan hanya
dengan menggunakan satu ukuran nilai. Artinya uang dapat
menyederhanakan transaksi serta pemahaman orang tentang
seberapa berharga nilai suatu produk atau jasa. Entitas dalam
menghasilkan besar kecilnya hasil kegiatan ekonomi dapat
diukur dari jumlah uang yang beredar.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa uang merupakan alat
(tools) yang sangat penting bagi perusahaan. Hal ini
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan
perusahaan untuk menggaji karyawan, membeli material atau
bahan, membeli mesin, biaya promosi dan kegiatan perusahaan
lainnya. Jika peredaran uang di suatu entitas tidak memenuhi
kebutuhan perusahaan maka risiko untuk gulung tikar lebih
besar.

“Manajemen Bisnis” 193


Gambar 13.2 Uang
Sumber : https://www.cnnindonesia.com
 Penyimpan Nilai
Uang berfungsi sebagai penyimpan nilai karena uang
dapat disimpan dan diambil secara andal. Selain itu, uang juga
dapat diprediksi dan cukup stabil dari waktu ke waktu ketika
diambil. Sederhananya, uang yang bertindak sebagai penyimpan
nilai adalah uang memungkinkan pemiliknya mentransfer daya
beli riil dari masa kini ke masa depan. Maksudnya adalah nilai
yang tersimpan dalam uang akan berlaku dimasa depan.
Beberapa pendapat bahwa inflasi yang terjadi merupakan
pengurang nilai uang. Uang juga berfungsi sebagai “standar
pembayaran yang ditangguhkan”, yang berarti bahwa
identitasnya sebagai alat pembayaran yang sah dan
memungkinkan berfungsi untuk pelunasan utang perusahaan.
Material atau Bahan
Material atau bahan merupakan salah satu komponen
alat (tools) yang sangat penting dalam aktivitas manajemen
perusahan. Perusahaan tidak dapat mengolah sesuatu untuk
dijual tanpa adanya bahan/material. Bahan/material dan
manusia berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.
Entitas dalam membuat produk dengan kualitas terbaik tentunya
194 “Manajemen Bisnis”
harus menggunakan material yang baik pula. Sebagai contoh,
produk jam dengan kualitas terbaik seperti rolex merupakan
produk dengan menggunakan bahan platinum terbaik.
Inventory merupakan nama lain dari material/bahan.
Inventory merupakan semua barang, produk, ataupun bahan
baku yang dimiliki perusahaan yang akan diolah dan/atau dijual
untuk memperoleh laba. Perusahaan di bidang jasa juga memiliki
inventory, akan tetapi berbeda dari perusahaan dagang maupun
manufaktur. Inventory pada perusahaan jasa bukan berupa
produk ataupun bahan baku produksi, namun berupa jasa atau
langkah-langkah yang berkaitan dengan penyaluran jasa klien.
Sebagai contoh sebuah kantor akuntan publik yang menawarkan
jasa konsultasi di bidang akuntan memiliki informasi-informasi
dari pengetahuan akuntansi dan peraturan yang berkaitan
dengan pengelolaan keuangan perusahaan yang berguna untuk
melayani konsultasi klien.
Manajemen material adalah fungsi rantai pasokan inti
dan mencakup perencanaan rantai pasokan dan kemampuan
eksekusi rantai pasokan. Manajemen material didefinisikan
sebagai “fungsi yang bertanggungjawab untuk koordinasi
perencanaan, pengadaan, pembelian, pemindahan,
penyimpanan, dan pengendalian bahan secara optimal sehingga
dapat memberikan layanan yang telah ditentukan sebelumnya
kepada pelanggan dengan efektif dan efisien”.
Mesin (Machine)
Alat (tools) yang tidak kalah penting untuk
terlaksananya sebuah aktivitas manajemen perusahaan adalah
dengan adanya mesin. Mesin memberi kemudahan kepada
perusahaan untuk menghasilkan laba yang lebih besar serta
penggunaannya lebih efektif dan efisien. Namun penggunaan
mesin sangat tergantung pada manusia saat mengoperasikannya.
Berikut ini merupakan peran mesin sebagai alat manajemen :

“Manajemen Bisnis” 195


 Meningkatkan kinerja produksi
 Meningkatkan efisiensi waktu
 Mengurangi risiko tingkat kecelakaan kerja
 Meningkatkan kualitas produk
 Meningkatkan laba perusahaan karena mengganti cara
kerja konvensional

Gambar 13.3 Mesin Konveksi


Sumber : https://www.antarafoto.com
Metode (Method)
Entitas dalam melakukan berbagai aktivitas manajemen
diperlukan metode yang tepat dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pengendalian hingga pada tahap
evaluasi perusahaan. Jika entitas melakukan sebuah metode yang
tepat maka pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan efektif dan
efisien. Masing-masing metode memiliki kegunaan dan hasil
yang berbeda. Perlu diingat bahwa meskipun perusahaan
menggunakan metode yang baik, sedangkan orang yang
melakukan tidak paham atau tidak kompeten dalam
196 “Manajemen Bisnis”
penggunaan metode tersebut maka hasilnya tidak akan
memuaskan.
Berikut ini merupakan fungsi metode sebagai alat manajemen:
 Mengetahui langkah-langkah yang ingin dicapai perusahaan
 Mendapatkan laba yang besar jika menggunakan metode yang
tepat
 Meningkatkan efesiensi waktu jika menggunakan metode
yang tepat
 Mencegah agar perusahaan tidak mendapatkan kerugian
yang besar
 Sebagai bahan evaluasi manajemen
Pasar (Market)
Pasar adalah tempat di mana perusahaan memasarkan
produk dan jasanya. Memasarkan produk dan jasa merupakan
proses yang sangat penting karena jika produk atau jasa yang
dipasarkan tidak laku maka akan membuat rugi perusahaan.
Entitas harus menguasai pangsa pasar yang berbanding lurus
dengan produk atau jasa perusahaan. Oleh karena itu pasar
merupakan salah satu unsur manajemen (tools) yang tidak bisa
diabaikan oleh perusahaan. Sebagai contoh perusahaan yang
memproduksi daging babi dipasarkan ke Indonesia yang
mayoritas memeluk agama Islam. Dalam kasus ini maka
perusahaan tersebut salah sasaran karena mayoritas penduduk
Indonesia adalah muslim, sehingga produk tersebut
kemungkinan besar tidak laku di Negara Indonesia. Oleh karena
itu perusahaan yang baik harus menempatkan produk atau jasa
yang dipasarkan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Berikut ini merupakan fungsi pasar sebagai alat manajemen :
 Sebagai sarana distribusi barang/jasa
 Sebagai pembentuk harga

“Manajemen Bisnis” 197


 Sebagai sarana promosi
 Sebagai sarana interaksi baik formal maupun informal

Gambar 13.4 Pasar Modern


Sumber : https://sarjanaekonomi.co.id
Selain 6M (Man, Money, Material, Machine, Method,
Markets) diatas, alat manajemen yang selalu digunakan
khususnya dalam strategi pemasaran adalah 4P (Product, Price,
Placement, Promotions). Berikut ini merupakan penjelasan alat
(tools) manajemen pemasaran.
Produk (Product)
Produk merupakan barang yang ditawarkan untuk
dijual. Produk bisa berupa barang ataupun jasa. Produk juga bisa
berupa fisik atau virtual/cyber. Setiap produk dibuat dengan
masing-masing biaya dan dijual dengan harga tertentu. Harga
suatu produk tergantung pasar, kualitas, pemasaran dan segmen
yang dibidik. Setiap produk memiliki masa manfaat tersendiri
dan setelah itu perlu diganti dan diciptakan kembali produk
baru.

198 “Manajemen Bisnis”


Cara yang paling sederhana menciptakan produk adalah
dengan membandingkan produk sejenis serta melakukan
penelitian kecil terhadap target pasar mengenai kelebihan dan
kekurangan dari produk tersebut. Hasil penelitian tersebut
diharapkan dapat memberikan informasi terhadap pengusaha
mengenai produk yang akan dimasukan ke pasar dan produk
seperti apa yang diinginkan oleh konsumen.

Gambar 13.5 Macam-macam Produk Fisik


Sumber : http://bussinesmart123.blogspot.com
Harga (Price)
Harga adalah nilai yang diberikan kepada produk atau
jasa yang merupakan hasil dari serangkaian perhitungan,
penelitian dan pemahaman yang kompleks, serta kemapuan
mengambil risiko. Entitas dalam menetapkan harga dapat
mempertimbangkan segmen akun, kondisi pasar, perilaku
pesaing, kemampuan membayar, biaya yang dikeluarkan serta
keuntungan yang diharapkan.

“Manajemen Bisnis” 199


Harga dianggap sebagai suatu perbandingan antara
kuantitas uang yang dikeluarkan dengan jumlah produk yang
diperoleh. Oleh karena itu, penetapan harga pada suatu produk
sangat diperlukan dalam strategi pemasaran. Menurut Kotler
dan Armstrong terdapat empat strategi penetapan harga yang
dilakukan oleh perusahaan. Berikut ini merupakan penjelasan
lengkapnya :
a. Strategi Penetapan Harga Produk Baru
Strategi penetapan harga produk baru dibagi menjadi
2 yakni penetapan harga tinggi (market skimming pricing) dan
penetapan harga rendah (penetration pricing). Market skimming
pricing biasa dilakukan pada produk-produk yang memiliki
teknologi tinggi. Contohnya adalah perusahaan yang
memproduksi mobil dengan inovasi digital teknologi dan
kenyamanan serta keselamatan yang tinggi seperti BMW,
Volvo, Mercedez Bez. Hal itu dilakukan karena untuk
menutupi biaya penelitian dan pengembangan yang tinggi
disertai keinginan perputaran investasi kembali. Penetration
pricing biasa dilakukan untuk mencapai pangsa pasar yang
sangat luas. Tujuannya adalah untuk penetrasi pasar yang
cepat dan membangun brand merk produk. Contohnya
adalah produk dari wings seperti floridina, golda coffee,
milku dan sebagainya.
b. Strategi Penetapan Harga Psikologis
Strategi penetapan harga ini didasarkan pada asumsi
konsumen memiliki motif pembelian yang lebih
mempertimbangkan kepada faktor emosional dibandingkan
faktor rasionalnya.
1. Prestige Pricing
Strategi penetapan harga tinggi untuk memberi citra
positif yang tinggi pada produk yang dijual.

200 “Manajemen Bisnis”


2. Odd-Even Pricing
Strategi penetapan harga dengan menggunakan angka
ganjil atau sedikit di bawah dari jumlah genap uang yang
beredar, contohnya Rp 7.995 atau Rp 49.999.
3. Multiple-Unit Pricing
Strategi penentuan harga dengan memberikan harga lebih
murah pada konsumen dengan syarat konsumen tersebut
membeli produk atau jasa perusahaan dalam jumlah yang
lebih banyak. Contohnya produk apel jika membeli 1 pcs
seharga Rp 4.000, namun jika membeli 2 apel hanya Rp
6.000.
4. Price Lining
Strategi penetuan harga dengan cara perusahaan menjual
produk menggunakan harga yang berbeda pada model
yang berbeda dalam lini produk tertentu. Contohnya
adalah produk mobil kijang innova dengan terdiri dari
beberapa produk sama dengan type dan harga yang
bervariatif seperti Kijang Innova 2.0 G M/T dengan harga
RP 302 juta, Kijang Innova 2.0 G A/T dengan harga Rp
322,2 juta, Kijang Innova 2.0 Q A/T dengan harga Rp 407,5
juta.
5. Leader Lining
Strategi penentuan harga dengan cara perusahaan
menjual harga lebih rendah dibanding dengan harga
normal. Hal ini bertujuan agar daya tarik konsumen
terhadap produk tersebut meningkat.
c. Strategi Penetapan Harga Kompetitif
1. Relative Pricing
Penetapan harga relatif adalah strategi penentuan harga
suatu produk atau jasa yang diukur dengan
membandingkan harga produk lain. Penetapan harga

“Manajemen Bisnis” 201


relatif membantu perusahaan menyesuaikan produksi
mereka dan mengalokasikan sumber daya dengan cara
yang benar.
2. Follow-The Leader Pricing
Penetapan harga mengikuti pemimpin adalah strategi
penetapan harga yang kompetitif di mana suatu bisnis
mencocokkan harga dan layanan pemimpin pasar.
Artinya, sebuah perusahaan akan mengikuti harga
pemain terbesar di industri tersebut. Misalnya, ketika
pemimpin pasar menurunkan harga barangnya,
perusahaan akan menurunkan harganya ke tingkat yang
sama.
d. Strategi Penetapan Harga Tambahan
1. Diskon
Diskon adalah pengurangan baik dari jumlah moneter
atau presentasi dari harga jual normal suatu produk
ataupun jasa. Misalnya, harga apel di suatu supermarket
sedang dalam masa diskon 10% dari harga normal
dengan periode tertentu.
2. Obral
Obral adalah menjual barang secara besar-besaran
dengan harga lebih murah dari biasanya bertujuan untuk
menghabiskan barang yang ada di gudang. Bisa jadi
produk tersebut akan kadaluarsa dalam beberapa bulan
kedepan, bisa juga produk yang akan dihabiskan tidak
akan diproduksi lagi dengan alasan tertentu dan
sebagainya.
3. Jangka Waktu Kredit
Perusahaan pemasok utama umumnya adalah
memperbolehkan perusahaan distributor dibawahnya
untuk membeli barang secara kredit. Tujuannya untuk

202 “Manajemen Bisnis”


menarik beberapa distributor yang tidak mempunyai
uang tunai yang cukup pada saat pembelian barang. Agar
mendorong para pelanggan melunasi kredit tersebut,
maka perusahaan pemasok utama menawarkan diskon
misalnya 7% apabila pelunasan kredit dibayar kurang
dari 7 hari serta dengan maksimal pelunasan kredit 30
hari.
Saluran Distribusi (Placement)
Saluran distribusi merupakan salah satu alat (tools)
manajemen strategis yang sangat penting pada perusahaan.
Saluran distribusi adalah serangkaian kegiatan produsen dalam
memenuhi semua fungsi yang dibutuhkan dan saling
berhubungan satu sama lain hingga pada akhirnya produk
tersebut sampai ke tangan konsumen. Saluran distribusi sangat
diperlukan karena adanya perbedaan yang menimbulkan
tumpang tindih antara produksi dan konsumsi.
Strategi distribusi harus dipastikan sejak permulaan,
bahkan sebelum produk atau jasa siap untuk dipasarkan.
Pendistribusian produk/jasa menetapkan metode dan rute yang
akan dilaksanakan agar produk/jasa yang dihasilkan dapat
mencapai pasar. Saluran distribusi dalam entitas memiliki fungsi
pemasaran yang digambarkan sebagai bentuk penyaluran suatu
produk dari produsen ke konsumen baik melalui agen, retailer,
dan toko grosir.
Menurut Kotler (2002) saluran distribusi mempunyai
beberapa fungsi diantaranya :
a. Fungsi Informasi
Saluran distribusi dikatakan sebagai fungsi informasi karena
saluran distribusi ialah suatu kumpulan dan sebaran
informasi pemasaran mengenai pelanggan, pesaing serta
pelaku. Saluran distribusi dikatakan sebagai fungsi informasi

“Manajemen Bisnis” 203


juga karena merupakan kekuatan yang berpengaruh
potensial dalam lingkungan pemasaran.
b. Fungsi Promosi
Saluran distribusi dikatakan sebagai fungsi promosi karena
saluran distribusi ialah upaya pengembangan dan
penyebaran suatu komunikasi persuasif yang dilakukan
untuk menarik pembeli agar dapat membeli produk entitas
bisnis.
c. Fungsi Negoisasi
Saluran distribusi dikatakan sebagai fungsi negoisasi karena
dalam saluran distribusi terdapat upaya untuk membentuk
suatu kesepakatan antara harga dan produk yang dijual
perusahaan, serta syarat-syarat lainnya yang telah disepakati.
d. Fungsi Pemesanan
Saluran distribusi dikatakan sebagai fungsi pemesanan
karena dalam saluran distribusi terdapat permintaan
pelanggan kepada pihak pemasok terhadap suatu produk
baik barang maupun jasa.
e. Fungsi Pembiayaan
Saluran distribusi dikatakan sebagai fungsi pemesanan
karena pada saat transaksi pembelian terdapat proses
pendanaan yang telah disetujui oleh pelanggan untuk
melakukan pembayaran tagihan kepada pihak penjual.
Promosi (Promotion)
Promosi mengacu pada aktivitas perusahaan dalam
mengomunikasikan produk, merek, atau jasa terhadap
konsumen. Promosi bermula membuat orang tertarik dengan
produk/jasa kita dan membujuk mereka untuk membeli produk
perusahaan agar diminati oleh konsumen. Fungsi dan tujuan
utama dari promosi adalah memberikan informasi mengenai
produk dan jasa, membujuk, mengingatkan dan meyakinkan.

204 “Manajemen Bisnis”


Promosi memiliki peran penting dalam memperkenalkan pada
konsumen mengenai produk/jasa perusahaan serta dapat
memotivasi konsumen untuk membelinya.
Secara umum tujuan dan fungsi promosi sebagai alat
(tools) manajemen dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Informasi
Tujuan dan fungsi utama dari promosi adalah membuat arus
informasi tentang barang dan jasa. Produsen perlu
menginformasikan mengenai barang atau jasa perusahaan
kepada tengkulak, konsumen akhir maupun pengguna
industri. Demikian pula, pedagang grosir perlu
menginformasikan kepada pengecer dan konsumen akhir.
Biasanya masalah komunikasi pasar terus meningkat karena
peningkatan calon pelanggan serta keragaman geografis
perluasan pasar. Bahkan produk/jasa yang sangat bermanfaat
tidak laku di pasar jika tidak ada informasi mengenai
produk/jasa tersebut. Oleh karena itu, memberikan informasi
mengenai produk dan jasa kepada konsumen merupakan
salah satu tujuan dan fungsi informasi terhadap promosi yang
dilakukan perusahaan.
b. Membujuk
Fungsi penting lainnya dari promosi adalah membujuk.
Membujuk merupakan cara perusahaan dalam memotivasi
konsumen untuk membeli produk mereka. Hal ini menjadi
penting bagi produsen karena persaingan yang ketat antara
industri. Jika hanya informasi tentang barang atau jasa saja
tanpa promosi maka tidak mampu memotivasi konsumen.
Oleh karena itu, penjual harus memberikan informasi
mengenai manfaat, kualitas, kegunaan, harga dan sebagainya
mengenai produk yang ditawarkan. Sehingga konsumen
melihat bahwa tujuannya akan tercapai serta merasa puas jika
mereka membeli produk/jasa tersebut.

“Manajemen Bisnis” 205


c. Pengingat
Banyak produsen menyebarkan ribuan pesan dan informasi
mengenai produk perusahaan. Namun konsumen harus tetap
diingatkan dari waktu ke waktu mengenai ketersediaan
produk/jasa, kepuasan terhadap produk/jasa, manfaat
produk/jasa dan lain-lain Hal ini bermaksud untuk menarik
pelanggan baru, memperluas serta mengembangkan pasar
dengan produk baru perusahaan. Bahkan perusahaan
manufaktur yang sudah menguasai pasar tetap
mengingatkan pelanggan akan ketersediaan produk , manfaat
produk dan kelebihan produk lainnya.
d. Meyakinkan
Setelah membeli produk/jasa, konsumen memungkinkan
tidak yakin dengan keputusan pembeliannya. Konsumen
menjadi ragu apakah keputusan yang mereka ambil adalah
benar atau salah. Oleh karena itu, promosi memegang
peranan penting untuk membuat mereka yakin akan kualitas,
kegunaan dan manfaat dari barang yang mereka beli. Hal ini
membuat mereka bebas dari kekhawatiran tentang merek
produk, meningkatkan loyalitas merek di dalamnya dan
meningkatkan citra perusahaan. Fungsi ini disebut
meyakinkan.
13.3 Fungsi Manajemen
Menurut Koontz dan O’Donnel (2010), ada lima fungsi
dasar manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
kepegawaian, pengarahan dan pengendalian.
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen. Hal ini
berkaitan dengan melakukan aktivitas di masa depan serta
memberikan keputusan awal atas aktivitas yang paling tepat
untuk mencapai tujuan serta visi misi perusahaan.

206 “Manajemen Bisnis”


Menurut Koontz, perencanaan adalah memutuskan terlebih
dahulu apa yang harus dilakukan, kapan harus dilakukan
dan bagaimana melakukannya. Rencana adalah arah
tindakan di masa depan. Hal ini seperti latihan dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Perencanaan adalah penentuan tindakan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, perencanaan
adalah pemikiran sistematis tentang cara dan sarana untuk
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Perencanaan diperlukan untuk memastikan pemanfaatan
yang tepat dari sumber daya manusia maupun sumber daya
lainnya. Sering juga dikatakan sebagai aktivitas intelektual
yang membantu entitas dalam menghindari kebingungan,
ketidakpastian, risiko, pemborosan biaya dan sebagainya.
b. Pengoraganisasian
Pengorganisasian merupakan proses menyatukan sumber
daya fisik, keuangan dan manusia serta mengembangkan
hubungan produktif di antara mereka untuk pencapaian
tujuan organisasi.
Menurut Henry Fayol, untuk mengatur bisnis adalah
menyediakan segala sesuatu yang berguna atau fungsinya,
yaitu bahan baku, peralatan, modal, dan personel. Entitas
dalam mengatur bisnisnya menentukan dan menyediakan
sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya untuk
struktur organisasi.
c. Kepegawaian
Kepegawaian telah dianggap sangat penting dalam beberapa
tahun terakhir dikarenakan beberapa faktor. Faktor tersebut
diantaranya kemajuan teknologi, kompleksitas perilaku
manusia, peningkatan ukuran bisnis, dan lain-lain.
Tujuan utama kepegawaian adalah untuk menempatkan
orang-orang yang tepat pada pekerjaan mereka. Menurut

“Manajemen Bisnis” 207


Kootz & O'Donell, fungsi manajerial kepegawaian melibatkan
beberapa elemen. Elemen tersebut diantaranya:
- Perencanaan Kekuatan SDM
- Rekrutmen, Tes & Penempatan.
- Training.
- Remunerasi.
- Penilaian Kinerja Karyawan.
- Kenaikan Jabatan & Mutasi antar Pegawai.
d. Pengarahan
Pengarahan merupakan bagian dari fungsi manajerial yang
bertujuan untuk menggerakkan metode yang ditetapkan
perusahaan sejalan denagn peningkatan efektifitas dan
efisien perusahaan. Pengarahan dianggap sebagai suatu
kehidupan perusahaan karena pengarahan merupakan yang
menggerakkan semua tindakan orang-orang. Tanpa
pengarahan yang jelas perencanaan, pengorganisasian, dan
kepegawaian hanyalah persiapan saja dalam sebuah
perusahaan.
Pengarahan dalam organisasi memiliki elemen berikut:
- Pengawasan
Pengawasan merupakan aktivitas monitoring antara
atasan dan bawahan. Pengawasan merupakan aktivitas
pemantauan serta pengarahan antara atasan dan
bawahan agar pegawai bekerja sesuai dengan standar
prosedur perusahaan dengan baik.
- Motivasi
Motivasi merupakan keinginan intrinsik dalam diri agar
dapat mendorong bawahan untuk bersemangat
melakukan pekerjaannya. Motivasi dapat berupa insentif
positif seperti bonus, naik gaji, mendapatkan promosi
208 “Manajemen Bisnis”
dan sebagainya. Motivasi dapat juga berupa negatif
seperti pemberian sanksi, PHK dan sebagainya. Motivasi
dapat juga berupa ucapan apresisasi secara verbal
maupun non verbal atasan terhadap bawahan untuk
dapat mengarahkan pegawai agar menjadi lebih baik
lagi.
- Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses dimana
manajer membimbing serta memengaruhi pekerjaan
bawahan ke arah yang diinginkan perusahaan.
- Komunikasi
Komunikasi adalah proses menyampaikan informasi,
pengalaman, pendapat dan lain-lain dari satu pegawai ke
pegawai lainnya baik antar pegawai maupun pegawai
dengan atasan. Komunikasi merupakan jembatan
pemahaman antar pegawai perusahaan.
e. Pengendalian
Pengendalian merupakan pengukuran antara pencapaian
terhadap standar dan koreksi penyimpangan aktivitas
perusahaan. Tujuan pengendalian adalah untuk memastikan
bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan standar yang
ditetapkan perusahaan. Sistem pengendalian manajemen
membantu memprediksi aktivitas penyimpangan sebelum
aktivitas tersebut terjadi.
13.4 Penutup
Entitas dalam melakukan aktifitas manajemen tidak
terlepas dari berbagai macam alat manajerial. Ala-alat (tools)
manajerial terdiri dari (Man, Money, Material, Machine, Method,
Markets) serta 4P (Product, Price, Placement, Promotions). 5 fungsi
dasar manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian,
kepegawaian, pengarahan dan pengendalian. Hubungan antara

“Manajemen Bisnis” 209


alat-alat manajemen serta fungsi manajemen itu sendiri sangat
erat dimana dalam suatu perencanaan, pengorganisasian,
kepegawaian, pengarahan dan pengendalian dibutuhkan
manusia, uang, bahan/material, mesin, metode dan pasar untuk
melakukan tindakan tersebut. Sebagai tambahan alat manajemen
pemasaran digunakan untuk memperkuat entitas dalam
melakukan kegiatan keberlangsungan usahanya. Selain itu
fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,
kepegawaian, pengarahan dan pengendalian sangat terkait
dengan alat (tools) manajemen pemasaran 4P Product, Price,
Placement, Promotions) dalam meningkatkan strategi kinerja
perusahaan

210 “Manajemen Bisnis”


Bab 14
Bisnis Digital
14.1 Pengantar
Keberadaan bisnis digital saat ini meruapakan hal penting
dan wajib dikuasai, karena suatu bisnis yang enggan terjun ke
dunia digital, akan sulit bertahan mengikuti persaingan dangan
arus teknologi yang sedemikian pesat. Banyak perusahaan –
perusahaan besar pada akhirnya harus gulung tikar, sebab telat
berevolusi dengan dunia baru. Bagi entrepreneur yang baru,
tidak terlalu khawatir, karena hampir rata-rata bisnis baru yang
lahir saat ini tentunay talah menggunakan platform digital.
Perubahan ini menyentuh semua aspek kehidupan,
seperti layanan kedokteran, pendidikan, layanan pemerintahan,
bahkan dunia musik sudah mulai beralih ke digital yang
sebelumnya konvesional, hal ini menjadi bukti bahwa
mempelajari bidang ini sangat penting. Bisnis digital merupakan
bisnis yang memanfaatkan teknologi atau bisa dikatakan bentuk
bisnis yang sudah digitalisasi. Secara luas pengertian bisnis
digital merupakan bisnis dengan memanfaatkan kecanggihan
teknologi baik dalam proses penciptaan produk maupun dalam
pemasaran produk. Pada umumnya penjualan suatu produk
bagi usaha digital dilaksanakan secara online dan memanfaatkan
media digital juga internet, bisnis digital tidak terbatas pada
menjual produk saja, namun bisa juga menjual jasa dan
sejenisnya. Sepanjang dalam proses bisnis memanfaatkan
teknologi, maka dapat diaktakan sebagai bentuk bisnis digital.
“Manajemen Bisnis” 211
Bisnis digital merupakan sebuah bentuk pemanfaatan
teknologi ke dalam proses bisnis yang dilakukan pelaku usaha,
dalam menciptakan model bisnis dan inovasi, sehingga mampu
meningkatkan pengalaman customer (user experience). Dapat
kita rasakan bersama, bahwa bisnis yang mampu berevolusi
secara cepat menjadi media online atau dilaksanakan secara
digital, mampu bertahan ditengah persaingan dan dahsyatnya
gelombang teknologi, dilain sisi perusahaan besar yang tidak
mampu beradaptasi, mulai terganggu bahkan sampai gulung
tikar.
Fenomena ini mengisyaratkan pentingnya membangun
bisnis digital dari bisis konvesional. Persaingan bisnis di dunia
digital akan semakin ketat, mulai dari bisnis yang baru dibangun
hingga perusahaan besar berlomba layanan terbaik, karena bisnis
yang tidak berevolusi dan terus mempertahankan cara yang
konvensional, hampir rata-rata hanya mampu bertahan kurang
dari 1 (satu) tahun. Setiap entrepreneur muda, dituntut untuk
kreatif, tajam dalam melihat peluang, sehingga mampu
memberikan pelayanan digital untuk menarik pelanggan, agar
mampu bersaing dengan perusahaan pwesaing. Saat ini,
melibatkan teknologi untuk menjadikan perusahaan berbasis
digital merupakan sebuah keharusan, bukan lagi menjadi
pilihan.
Sebagai contoh sederhana, bagaimana perusahaan
mampu mendongkrak penjualan dengan sangat cepat, adalah
dengan memanfaatkan teknologi digital, yang mampu
menembus pasar nasional bahkan internasional, juga mampu
menembus semua kalangan. Misalkan saja jika memiliki toko
konvensional, maka tentunya yang menjadi customer adalah
mereka yang kebetulan secara jarak tidak jauh dari lokasi toko,
tetapi dengan pemanfaatan digital, maka siapapun bisa minjadi
customer, tentunya pemasaran dengan cara digital juga. Pada
prinsipnya, pelaku usaha menciptakan suatu bentuk model
bisnis yang bisa dengan cepat mendatangkan keuntungan,

212 “Manajemen Bisnis”


sekaligus bisa pelanggan terkesan. Itu sebabnya bermunculan
berbagai bentuk model bisnis digital yang bisa diadopsi menjadi
berbagai bentuk jenis bisnis digital dengan prospek sangat
menjanjikan. Oleh sebab itu, penting memahami berbagai model
dari bisnis digital sebelum mulai memahami berbagai bisnis yang
bsia dikembangkan dengan teknologi.
14.2 Model Bisnis Digital
Terdapat beberapa model dalam bisnis digital, setiap
model bisa dikembangkan lebih spesifik ke dalam jenis bisnis
digital. Beberapa model yang dimaksud ialah model bisnis free,
model bisnis freemium, model bisnis e-commerce, model bisnis
marketplace, model bisnis on-demand, model bisnis sharing, model
bisnis ecosystem, model bisnis subscription atau berlangganan,
model bisnis open-source, model bisnis experience.
14.2.1 Model Bisnis Free
Model bisnis ini akan menawarkan suatu produk yang
bisa digunakan dengan gratis tanpa harus upgrade paket
premium. Pada model ini, pengguna dijadikan sebagai objek
yang akan dijual. Implementasi dalam model ini, data user
beserta historinya akan dijadikan data untuk menyesuaikan iklan
yang akan dimunculkan berbasis minat dan geografis. Pada
model ini, keuntukan akan diperoleh dari pendapatan iklan.
Contoh dari model ini seperti berbagai media sosial facebook,
twitter, instagram atau berbagai media mesin pencari seperti
google dan firefox, berbagai portal berita, berbagai portal artikel
referensi, youtube dan masih banyak lagi.
14.2.2 Model Bisnis Freemium
Model bisnis ini menggunakan model free (gratis) dan
juga model premium (berbayar), sesuai namanya freemium
merupakan gabungan dari kata free dan premium. Pada
dasarnya model ini masih menganut model bisnis free, namun
untuk meningkatkan pengalaman pengguna disediakan juga

“Manajemen Bisnis” 213


paket premium, dimana paket premium bisa berupa peningkatan
fitur, atau bisa juga kenyamanan pengguna dengan menawarkan
kecepatan atau bebas iklan. Implementasi model ini biasanya
aplikasi atau produk, tetap bisa dimanfaatkan secara gratis,
namun terdapat jeda iklan dalam pemanfaatannya, atau bisa juga
terdapat fitur tertentu yang tidak disediakan secara gratis. Untuk
menambah fitur yang tidak tersedia atau menghilangkan iklan
yang muncul, pengguna dapat membeli paket premium. Contoh
yang menggunakan model bisnis ini adalah spotify, aplikasi
game, member premium youtube, dan sejenisnya.
14.2.3 Model Bisnis e-Commerce
E-commerce merupakan salah satu model bisnis yang
memungkinkan individu atau perusahaan dapat menjual atau
membeli barang melalui online (internet). E-commerce
merupakan pembelian, penjualan, penyebaran juga pemasaran
jasa atau barang menggunakan sistem elektronik, seperti
internet, TV, radio atau jaringan teknologi yang lain. Hampir
seluruh produk, juga termasuk jasa, tersedia di online (internet)
mulai dari buku, makanan, produk rumah tangga, musik,
investasi, tiket pesawat dapat dibeli melalui e-commerce. Hal ini
yang menyebabkan perkembangan teknologi perdagangan
melalui elektronik diasumsikan sebagai disrupsi ekonomi. Media
e-commerce ini sangat beranekaragam, mulai dari internet,
telepon dan televisi. Penggunaan media sosial merupakan salah
contoh yang sedang tren dalam e-commerce. E-commerce
mempunyai pendekatan satu sisi, maksudnya perusahaan hanya
menjual stok sendiri, tidak ada unsur pihak ketiga yang ikut
menjual barang dengan menggunakan platform tersebut.
Secara umum terdapat 4 (empat) jenis e-commerce, yang
pertama business to business (B2B) merupakan transaksi
elektronik jasa atau barang yang jalankan antar perusahaan, yang
kedua business to consumer (B2C) yaitu jenis perdagangan
elektronik dengan melibatkan para pelaku bisnis dengan

214 “Manajemen Bisnis”


konsumen, ketiga consumer to consumer (C2C) merupakan
bentuk transaksi yang dilakukan antar konsumen dan
konsumen, jenis ini dapat meliputi semua transaksi elektronik
baik jasa maupun barang, keempat consumer to business (C2B)
merupakan jenis perdagangan dengan elektronik yang
melibatkan konsumen (end-use) dan menyediakan layanan atau
produk untuk perusahaan.
14.2.4 Model Bisnis Marketplace
Model bisnis ini melibatkan banyak pihak yang dapat
meramaikan bisnis penjualan di platformnya. Bisnis model
marketplace menggunakan pendekatan two-sided atau peer-to-
peer. Marketplace pastinya melibatkan berbagai pihak, swelain
perusahaan penyedia aplikasi atau platform, tetapi juga
melibatkan perusahaan sejenis jasa ekspedisi juga perusahaan
sejenis penyedia pembayaran, misalnya dompet digital dan
perbankan untuk memfasilitasi transaksi uang secara online.
Marketplace dapat diibaratkan pasar tradisional secara konsep,
akan tetapi yang membedakannya bahwa marketplace dilakukan
melalui media online atau melalui internet saja. Dengan platform
marketplace, proses jual beli bisa berjalan dengan efisien dan
mudah, karena ditunjang perusahaan marketplace untuk
mempromosikan produk yang ditawarkan. Marketplace
berbentuk aplikasi atau website dengan menyediakan tempat
bagi pelaku bisnis online untuk menjual produk yang
ditawarkan. Melalui marketplace tentunya para pembeli bisa
menemukan bermacam jenis barang sesuai keinginan dari
beberapa online shop. Kuntungan perusahaan marketplace
didapat dari setiap transaksi penjulan yang terjadi, selain itu
juga, peerusahaan marketplace bisa saja menyediakan berbagai
macam fasilitas untuk memudahkan pelaku bisnis yang
bergabung di marketplace, seperti promosi produk dan
sejenisnya. Marketplace juga bisa mendapatkan kuntukan dari
transaksi pengiriman yang dilakuakn kerjasama dengan deliveri.

“Manajemen Bisnis” 215


14.2.5 Model Bisnis On-Demand
On-demand merupakan model bisnis yang menawarkan
bentuk produk virtual yang bisa dimanfaatkan oleh
penggunanya dalam jarak waktu tertentu. Contoh dari model
bisnis ini adalah Amazon Video, Apple TV+, Movies and TV,
Google Play dan lain-lain. Tidak mudah menjalankan business on
demand, karena konsumen tingkat fluktuatif yang tinggi dan
sulit dalam memprediksi. Karenanya ada beberapa hal yang
perlu menjadi fokus dalam business on demand yaitu:
Jasa atau produk kebutuhan sehari-hari, dalam bisnis ini
hendaknya kebutuhan sehari-hari menjadi pilihan, hal ini
penting mengingat kebutuhan sehari-hari tetap akan dibutuhkan
setiap harinya, tidak seperti bisnis yang sifatnya musiman.
Ketepatan waktu dan kecepatan, memperhatikan
manajemen waktu harus benar-benar menjadi hal penting
dengan memperhitungkan semua tahapan yang dilakukan.
Contohnya mulai dari proses pemesanan, proses persiapan
produk, dan perhitungan waktu tempuh ke konsumen. Kunci
penting dalam business on demand adalah optimalisasi waktu,
karena ini mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Akses layanan, kemudahan dalam akses layanan bagi
konsumen sesuatu yang harus dibuat, dan harus sesuai dengan
target pasar. Hal ini penting, karena jika pelanggan dinyamankan
ketika mengakses layanan tanpa adanya kendala, maka secara
otomatis konsumen akan kembali menggunakan, sehingga
tingkat kesetiaan (loyalitas) pelanggan dapat dibangun dengan
sangat baik.
Inovasi dan investor, bisnis ini sangat bergantung dengan
demand konsumen, itu sebabnya pelaku bisnis diharapkan
jangan terlalu cepat merasa puas ketika business sedang di atas.
Kreatif ketika membuat inovasi sangat diperlukan agar
konsumen tidak cepat merasa bosan atau mampu bersaing
dengan yang alinnya. Pelanggan cenderung akan memilih

216 “Manajemen Bisnis”


memenuhi kebutuhan dan paling menarik. Pelanggan yang
memiliki daya kritis biasanya akan selalu membandingkan
dengan yang lainnya, apalagi ketika mengimplementasikan
strategi promosi dengan subsidi harga (discount) diawal agar
dapat menarik perhatian konsumen. Selain itu juga, berbagai
strategi lainnya harus terus disiapkan untuk dapat menarik
kembali konsumen yang hilang ketika harga kembali seperti
semula (tanpa subsidi / discount). Dukungan investor yang kuat
dan strategi inovasi juga dibutuhkan untuk membuat business on
demand tetap bertahan ketika mengalami penurunan.
14.2.6 Model Bisnis Sharing
Model sharing merupakan bisnis dengan layanan atau
menyediakan layanan dengan tujuan agar sebuah produk dapat
dipakai secara bersama. Ini dari model bisnis ini adalah sebuah
produk yang tidak habis pakai, produk yang ditawarkan kepada
pelanggan adalah produk yang sama yang dapat digunakan
secara berulang, namun dalam proses penggunaanya memiliki
batasan waktu sesuai dengan paket yang disediakan, harga pun
cenderung menyesuaikan lamanya penggunaan, dan fasilitas
yang didapat. Contoh bisnis ini misalnya bisnis penyewaan atau
airbnb yang dapat dipesan lewat aplikasi, rental kendaraan,
rental alat dan sejenisnya.
14.2.7. Model Bisnis Super Ecosystem
Model ecosystem yang menyediakan bentuk layanan agar
dapat digunakan oleh pengguna yang saling terhubung sehingga
mampu membangun sebuah ekosistem bisnis yang hebat.
Perkembangan teknologi yang begitu cepat memudahkan
manusia dalam melakukan berbagai kegiatan seperti jual beli
yang mudah sehingga tidak perlu mengeluarkan energi atau
biaya lebih. Pelanggan tidak perlu lagi mendatangi pasar atau
toko untuk memenuhi kebutuhan atau membeli keinginan.
Demikian pula dengan para pelaku bisnis, yang akan memajukan
atau meningkatkan bisnisnya. Dengan program business super

“Manajemen Bisnis” 217


ecosystem, para pelaku pengusaha dan pebisnis dapat
meningkatkan usahanya melalui smartphone, tablet dan
sejenisnya, transaksi pembelian bisa dilakukan kapan saja dan
dimana saja. Tidak hanya sampai disitu, transaksi pembayaran
dapat dengan mudah dilakukan melalui mobile banking, e-
banking, dan bisa juga diselesaikan tanpa harus ke mesin ATM.
Business ecosystem adalah bentuk sebuah sistem dengan
menghadirkan sebuah layanan sektor jasa yang terlengkap
dalam memenuhi kebutuhan bisnis, mulai dari UKM atau
UMKM (usaha mikro kecil menengah) sampai dengan enterprise
(perusahaan). Salah satu e-commerce yang menerapkan business
super ecosystem di Indonesia adalah bhineka.com, atau
perusahaan lainnya seperti Google, Amazon, Tesla, Xiaomi Apple
dan lain-lain.
Layanan jasa dari business super ecosystem diantaranya
memperluas exposure dan branding, meningkatkan sisi
marketing dan strategi bisnis, melakukan pelayanan pajak dan
konsultasi untuk bisnis, melakukan riset pasar untuk
mendapatkan market insight yang bermanfaat sebagai masukan
dalam menyusun berbagai strategi bisnis.
14.2.8 Model Bisnis Subscription
Model bisnis subscription menawarkan layanan biaya
langganan agar dapat menikmati seluruh konten beserta fitur
tertentu dalam kurun waktu yang telah ditetapkan. Model
subscription business merupakan bisnis dimana para konsumen
diminta melakukan pembayaran di depan agar bisa mengakses
suatu layanan atau produk. Metode langganan (subscription) ini
meruapakan salah satu cara agar membuat konsumen tetap setia
pada produk, pembayaran biaya di awal, mampu membuat
konsumen tidak akan beralih ke layanan atau produk lainnya.
Telah banyak perusahaan menerapkan bisnis subscription
(pelanggan) ini. Contoh penerapan model bisnis subscription

218 “Manajemen Bisnis”


(berlangganan) salah satunya adalah microsoft, netflix, spotify,
amazon prime dan perusahaan software lainnya.
14.2.9 Model Bisnis Open Source
Model bisnis digital dengan open source tentunya
menyediakan produk yang dapat digunakan secara gratis (free),
selain itu juga biasanya dibangun bersama oleh komunitas secara
bebas. Pemasukan utama dari model bisnis ini didapat melalui
royalti, sponsorship dan partnership. Contoh nyata dari
penerapan model ini adalah firefox dan linux.
Model bisnis open source cukup berbeda dengan bisnis
konvensional. Dalam bisnis konvensional pembeli membayar
sesuai nilai yang dijual. Dalam dunia perangkat lunak
proprietary, sebiah nilai barang adalah harga lisensi software
(perangkat lunak). Sementara software (perangkat lunak) open
source bebas digunakan tanpa menjual harga lisensi software
(perangkat lunak), salah satu mentuk implementasi model
bisnisnya ialah dengan memberi dukungan (support) secara
komersil kepada pengguna. Beberapa model yang ada di
antaranya cocok diimplementasikan di Indonesia, dan ada pula
yang bisa secara langsung diterapkan, ada juga yang perlu
disesuaikan dalam penerapannya dengan kondisi di Indonesia.
free software dan open source dilakukan dengan memberikan
software secara gratis (free) dan open source, hal ini bertujuan
supaya pengguna mau “mencoba dan mencicipi”, supaya
software tersebut semakin populer. Model free software & open
source tentunya memiliki tujuan lainnya, seperti membentuk
komunitas developer, hal ini dilakukan supaya bisa
mendapatkan sumber daya yang berpengalaman, danmau
melakukan sharing (berbagi) atau berkontribusi untuk
pengembangan software.

“Manajemen Bisnis” 219


14.2.10. Model Bisnis Customer Experience
Model binis ini memproduksi barang dengan tujuan
menghadirkan pengalaman yang baru pada industri yang
sebelumnya tidak memasukkan unsur tech yang merupakan
bagian dari user experience.
14.2.11 Model Ad Supported
Bisnis digital model ini beroperasi secara Ad-supported
atau Ad based, hal ini berarti mereka dapat meraih keuntungan
melalui promosi, promosi, atau sponsor. Contoh bisnis yang
beroperasi melalui cara seperti ini misalnya perusahaan dengan
aplikasi komik gratis, aplikasi berita dan aplikasi tempat berbagi
video singkat. Beberapa coontoh lainnya seperti Instagram,
Facebook atau WhatsApp.
14.3 Keuntungan Bisnis Digital
Memutuskan membawa bisnis kedalam dunia digital
bukanlah merupakan pilihan tapi suatu keharusan. ini bukan
berarti tidak ada satupun keuntungan yang dapat rasakan
dengan evolusi bisnis konvensional ke bisnis digital. Sebaliknya
bisnis digital dapat melilihat peluang dengan jeli, seperti
kemampuan mempercepat pertumbuhan sebuah brand sampai
ratusan kali lipat. Beberapa contoh keuntungan dengan
membawa bisnis metode lama ke metode dunia digital.
Mampu menjangkau konsumen dengan lebih luas. Ketika
beroperasi secara digital, perusahahan tentunya bisa menjangkau
pelanggan yang lebih luas lagi. Dari yang semula hanya
menjangkau wilayah dalam kota saja, dengan dunia digital
mampu menjangkau pelanggan di seluruh Indonesia. Fasilitas
pengiriman tidak menjadi sebuah halangan lagi agar dapat
mengirim produk ke seberang pulau, karena ada banyak jasa
pengiriman tersedia yang bisa diajak kerjasama dalam mengatasi
masalah transportasi. Potensi penjualan akan semakin luas jika
jangkauan konsumen semakin luas. Keuntungan dengan bisnis

220 “Manajemen Bisnis”


melalui dunia digital tentunya sangat membantu untuk
meningkatkan perkembangan bisnis.
Dapat membuka pintu untuk berinovasi. Bisnis dunia
digital mampu membuka kesempatan bagi banyak brand supaya
bisa berinovasi lebih luas dan dapat menjual produk dengan cara
yang sebelumnya belum bisa dilakukan. Contohnya, perusahaan
dibidang produksi alat-alat olah raga (gym), sekarang juga dapat
menjual video exercise dengan menyertakan alat yang yang
dibuat. Perusahaan dengan produk penjualan smartphone,
gadget dan mobile WiFi, saat ini juga mampu menjual produk
yang dipaketkan dengan kuota internet, serta produk tambahan
(asseories) pendukung gadget tersebut.
Ada lebih banyak hal lagi yang bisa dilakukan perusahaan
ketika beroperasi melalui digital dibandingkan dengan cara
konvensional. Hal ini mampu membuat customer lebih tertarik
dengan produk yang disediakan, karena apa yang pelanggan
dapatkan bukan sekedar yang diinginkan, tetapi juga apa yang
dibutuhkan.
14.4 Penutup
Hal pertama kali yang ditentukan adalah ide bisnis. Ide
bisnis biasanya muncul ketika melihat sesuatu hal yang pasti
atau sedang dibutuhkan oleh pelanggan. Bentuk sistem bisnis
bisa dipilih yang paling sesuai dengan ide bisnis. Keberadaan
bisnis digital saat ini meruapakan hal penting dan wajib dikuasai,
karena suatu bisnis yang enggan terjun ke dunia digital, akan
sulit bertahan mengikuti persaingan dangan arus teknologi yang
sedemikian pesat. Banyak perusahaan – perusahaan besar pada
akhirnya harus gulung tikar, sebab telat berevolusi dengan dunia
baru. Terdapat beberapa model dalam bisnis digital, setiap model
bisa dikembangkan lebih spesifik ke dalam jenis bisnis digital.
Beberapa model yang dimaksud ialah model bisnis free, model
bisnis freemium, model bisnis e-commerce, model bisnis
marketplace, model bisnis on-demand, model bisnis sharing,

“Manajemen Bisnis” 221


model bisnis ecosystem, model bisnis subscription atau
berlangganan, model bisnis open-source, model bisnis
experience.

222 “Manajemen Bisnis”


Bab 15
Business Plan
15.1 Pengertian Perencanaan Bisnis
Business plan menurut Megginson adalah suatu
perencanaan secara tertulis yang memuat ringkasan dari
tujuan bisnis, yang dimulai dari aspek teknisnya, pola
kegiatan dan kebutuhan keuangan atau modal serta struktur
para pemilik dan susunan manajemen dan bagaimana strategi
agar tujuan dari perencanaa bisnisnya dapat tercapai.
Business plan atau perencanan bisnis merupakan suatu
pernyataan yang formal dan dengan atas tujuan didirikannya
suatu bisnis yang baru, dengan alasan yang jelas dengan
pendirinya menunjukkan bahwa akan memperoleh suatu
hasil yang akan ditargetkan serta apa strategi atau
perencanaan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan
tentang dari suatu latar belakang tersebut. Dalam
perencanaan bisnis juga bakal terdapat informasi dari
organisasi atau dari para tim yang bertanggung jawab dalam
memenuhi suatu tujuan itu dalam pelaksanaannya di dalam
perencanaan bisnis.
Dalam sebuah rencana bisnis dibuat kedalam
dokumen yang secara resmi ditulis tentang proyeksi bisnis di
masa yang akan datang dan sebuah dokumen tersebut akan
menyampaikan bahwa apa saja yang direncanakan dan
dilakukan dan bagaimana setiap perencanaan itu harus

“Manajemen Bisnis” 223


dilakukan serta secara terstruktur dan menggunakan strategi-
strategi yang baik.
Dengan melakukan perencanaan bisnis ini akan sangat
membantu sekali dalam melakukan berbagai macam kegiatan
ataupun tugas karena dengan melakukan perencanaan bisnis
terutama di pihak pengusaha atau investasi dalam mencapai
dari visi dan misi yang bisa memberikan kegiatan terbaik
ataupun yang feasible. Terutama dalam penyusunan untuk
melakukan bisnis yang baru diusahakan agar perencanaan
bisnis disajikan informasi yang lengkap baik dari sisi teknis
maupun dari sisi kelayakan secara ekonomi dan
keuangan. Hal ini apabila kita bisa dengan menggunakan
modal sendiri kita pun bisa memberikan penawarann disini
untuk menarik para calon investor untuk memberikan
sejumlah modalnya agar pelaksanaan dalam perencanaan
bisnis ini dapat berjalan lancar dan baik serta menguntungkan
semua pihak.
Selain itu di dalam perencanaan bisnis tertuang
dengan jelas setiap informasi yang dimulai dari suatu
perencanaan baik dari sisi fisik atau dari sisi permodalan bagi
itu dari sisi bahan baku maupun berapa potensi yang akan
diperoleh setiap periode nya dan juga apa yang akan menjadi
mitigasi risiko yang akan muncul di dalam suatu kegiatan
perencanaan bisnis tersebut. Karena dengan sebuah
perencanaan akan tertuang apa saja yang akan dilakukan
setiap tahap ataupun periode dari kegiatan-kegiatan yang
sudah direncanakan sebelumnya hingga akan memperoleh
suatu keuntungan yang dinilai layak dan secara nyata bisa
diuji dan dibuktikan dengan hasil yang sesuai.

224 “Manajemen Bisnis”


15.2 Tujuan Perencanaan Bisnis
Dalam perencanaan bisnis diperlukan tujuan yang
harus jelas, karena perencanaan bisnis dinilai adalah sejauh
mana kita bisa melaksanakan disini sesuai visi dan misi yang
ditentukan di awal dan pentingnya perencanaan ini adalah
menguntungkan dan selain itu adalah bisnis ini akan berjalan
dalam jangka waktu secara terus menerus atau dalam jangka
waktu selama dan dari waktu ke waktu semakin menambah
maju dan semakin sukses dalam perjalanan bisnis yang
direncanakan sesuai tujuannya.
Berikut adalah beberapa tujuan dari perencanaan bisnis yang
setidaknya dipenuhi agar tujuan dari perencanaan bisnis
sesuai dengan harapan:
1. Kesesuaian Visi dan misi dari Perencanaan Bisnis
Dalam Pelaksanaannya
Adapun tujuan utama dalam perencanaan bisnis itu
penerapan visi dan misi dalam pelaksanaan bisnis
tersebut dan yang utamanya adalah Dalam perjalanan
bisnisnya kita memiliki pedoman berupa visi dan misi
dari apa yang kita tentukan tujuan dari awal supaya di
sini berjalan sesuai dengan harapan yang ada dalam visi
dan misi. Selain itu kita harus banyak menganalisa dari
setiap perjalanan bisnis Apakah sesuai dengan
perencanaan yang ditentukan diawal atau tidak dan terus
melakukan evaluasi dari berbagai kondisi baik itu kondisi
yang baik ataupun kondisi yang mungkin akan
menyebabkan kerugian atau penyimpangan lainnya.
Untuk mengevaluasi nya hendaknya berkala dalam
jangka waktu yang sudah ditentukan sehingga akan
memudahkan untuk mengantisipasi dalam analisa
perencanaan bisnis agar tetap sesuai dengan visi dan misi
yang sudah ditentukan di awal.

“Manajemen Bisnis” 225


2. Kebutuhan Akan Sumber Daya
Dalam perencanaan bisnis kita harus bisa menghitung
seberapa banyak akan kebutuhan dari sumber daya yang
dibutuhkan karena mengingat bahwa dalam perencanaan
di sini setiap sumber daya akan menjadi biaya yang harus
diperhitungkan lebih terperinci dan akan menjadi beban
dalam setiap periodenya. Selain itu sumber daya yang
dibutuhkan adalah mengenai keahlian yang kita
butuhkan hanya dengan kompetensi tertentu ini menjadi
kunci sebuah penghasilan dalam perencanaan bisnis
pertama dalam perekrutan sumber daya yang ingin kita
miliki dengan tujuan bahwa rencana bisnis ini telah
terpenuhi dari visi kompetensi sumber daya yang
dimiliki, apa apabila di dimiliki masih merasa
kurang hendaknya kita tetap menghayat orang tersebut
untuk bisa menjalankan bisnis kita berjalan dengan baik
dan lancar. Memang kebutuhan akan sumber daya tidak
mudah namun tetap Minimal kita bisa memenuhi dari sisi
kompetensi yang dingin dicapai ataupun sesuai dengan
harapan. Dalam memperoleh sumber daya tentunya kita
ingin memiliki sumber daya yang bisa bekerjasama
dengan kita dan tentunya loyalitas lah yang kita
butuhkan.
3. Membuat Suatu Proyeksi dari Bisnis yang
Menguntungkan
Suatu proyeksi dari bisnis yang menguntungkan percaya ini
sangat dibutuhkan mengingat kondisi proyeksi yang bisa
mendekati Ril pada saat pelaksanaan kegiatan yang akan
dilakukan dan mulai dari Berapa biaya dari investasi yang
dibutuhkan kemudian apa saja yang akan muncul atau akan
menjadi potensi dari setiap biaya atau pedoman dan yang
terakhir adalah kita akan membandingkan seberapa besar
yang akan kita peroleh dari segi pendapatan dan selain itu

226 “Manajemen Bisnis”


apa juga pendapatan yang akan menjadi sumber utamanya
dan menjadi yang bagian dari yang akan kita terima atau
yang kita peroleh pendapatan itu dalam jangka waktu atau
periode tertentu. Selain membuat proyeksi menjadi suatu
Keharusan dari setiap kegiatan mengingat perencanaan
atau bisa disebut seperti rencana anggaran biaya pada saat
pertama misalkan untuk membangun dari sisi konstruksi
ataupun bangunan gedung, memang dibutuhkan seperti
apakah itu dari sisi bagian produksi ataupun dari sisi
administrasi berupa konstruksi perkantoran. Ini merupakan
bagian dari pengembangan ataupun kebutuhan dari berapa
jumlah investasi yang dibutuhkan. Dalam perencanaan
bisnis apakah kita akan sekaligus melakukan investasinya
atau memang akan dilakukan dari beberapa kali investasi
dalam jangka waktu tertentu misalkan dalam satu tahun
investasi dengan nilai tertentu dan tahun berikutnya akan
menambah jumlah investasi dan atau seterusnya. Hal ini
mengingatkan bahwa setiap investasi yang ditanamkan
baik itu dalam satu kali atau pun beberapa kali harus
mengingat proyeksi dari investasi yang dibutuhkan dalam
perencanaan bisnis ini sangat menentukan dari apa yang
akan diperoleh dalam menjalankan bisnis termasuk yang
paling utama adalah seberapa lama nilai investasi ini akan
kembali dalam jumlah waktu tertentu atau yang telah
ditentukan, sehingga para ini kita akan mengetahui berapa
lama investasi ini akan kembali. Terutama apabila investasi
ini kita melibatkan para investor sehingga kita akan mudah
memberikan informasi kepada para investor tersebut
mengenai seberapa lama kita akan mengembalikan
sejumlah nilai investasi yang nantinya jika berjalan lancar
ataupun mulus dan sesuai harapan maka investor pun akan
percaya pada kita dan tentunya apakah mungkin akan
menambahkan lagi sejumlah dananya untuk
pengembangan bisnis selanjutnya yang diyakinkan akan
menguntungkan semua pihak. Adapun beberapa potensi
“Manajemen Bisnis” 227
yang akan mengakibatkan dari sisi potensi pendapatan atau
penghasilan ini yang menjadikan bahwa kunci utama dalam
keberhasilan adalah seberapa besar kita bisa memperoleh
dari pendapatan dan penghasilan dari bisnis ini. Sehingga
dari potensi pendapatan yang kita miliki akan dengan
sangat mudah kita bisa memperhatikan apakah misalkan
kita akan menaikkan dari harga jual setiap barang atau jasa
dan apakah kita akan bertahan dengan harga yang sama
dengan kemungkinan akan menambah jumlah atau
quantity dari produk maupun jasa yang akan dijual
sehingga akan meningkatkan dari pendapatan setiap
tahunnya, dan tentunya harapannya adalah setiap tahun
atau periode peningkatan pendapatan atau penghasilan ini
yang merupakan titik tolok ukur dari setiap proyeksi yang
akan menentukan dari sisi seberapa besar keuntungan yang
akan kita peroleh dan apabila kita evaluasi ternyata
menguntungkan dan memang pada saat nanti kita akan
membandingkan antara berapa besar pendapatan dan atau
berapa besar dari beban yang akan dikeluarkan sehingga
nanti akan muncul bahwa itu merupakan laba kotor dan
sebelum dikurangi yang nantinya misalkan seperti pajak
dan atau beban bunga lainnya maka itu adalah laba bersih
yang akan kita peroleh. Setelah itu kita akan menggunakan
instrumen keuangan misalkan dari sisi Seberapa lama
tingkat pengembalian dana ataupun investasi kemudian
apakah dari sisi berapa tingkat pengembalian bunga
ataupun tingkat pengembalian investasinya ataupun
tingkat pengembalian dari sisi laba yang akan diperoleh.
Tentunya ini sangat berpengaruh terhadap proyeksi
keuangan yang direncanakan dan diharapkan akan
menguntungkan terutama berapa laba yang akan dihasilkan
dari setiap periodenya.

228 “Manajemen Bisnis”


4. Melakukan Evaluasi dari Setiap Perencanaan Bisnis
Hal yang penting dalam melakukan perencanaan bisnis
yaitu evaluasi, dengan melakukan evaluasi maka setiap
kegiatan akan kita jadikan suatu pedoman bahwa apa saja
yang akan muncul atau yang mengakibatkan dari sisi
kendala hambatan, karena ini merupakan suatu hal yang
harus kita antisipasi sedini mungkin agar hambatan ini
tidak secara terus-menerus terjadi dan yang paling penting
adalah bagaimana solusinya dan apa yang harus kita
lakukan dalam mengantisipasi Setiap kegiatan yang
mungkin akan muncul suatu hambatan dari setiap
perencanaan bisnis ataupun bisnis yang telah dilakukan.
Kemungkinan akan terjadinya setiap hambatan bisa
dilakukan dari tahap awal yaitu kita mengidentifikasi apa
saja risiko yang akan muncul di setiap kegiatan
pelaksanaannya secara teknis dan yang paling penting
setiap kegiatan ini adalah apa mitigasi risiko yang akan
dilakukan. Dengan melakukan mitigasi risiko, kita dapat
setidaknya mengurangi risiko dan melakukan mitigasinya
bahkan kalau bisa yaitu dengan cara menghilangkan setiap
risiko yang akan muncul atau ada yang akan dilakukan
setiap kegiatan ataupun bisnis berjalan secara
normal. Karena itu pasti akan selalu muncul setiap di
kegiatan yang mungkin akan dilakukan, Sehingga
kemungkinan untuk menghilangkan yang namanya risiko
kita tekan seminimal mungkin bahkan kalau bisa hilang
risiko ini karena risiko yang akan muncul kita akan
mengakibatkan dari satu hal yang pertama adalah biaya
atau beban yang mungkin nantinya akan muncul atau
bahkan potensi pendapatan yang harus kita miliki agar kita
peroleh akan mengurangi bahkan menghilangkan dari sisi
potensi pendapatan tersebut. Satu hal yang harus kita
perhatikan dalam menjalankan bisnis ini adalah misalkan
apakah kita tidak melanggar hukum atau melabrak yang

“Manajemen Bisnis” 229


namanya peraturan secara hukum baik itu undang-undang
maupun peraturan yang berlaku mengingat setiap kegiatan
perencanaan bisnis hendaknya dilakukan juga yang
namanya nya hukum agar setiap kegiatan kita tidak
melanggar hukum dan peraturan yang berlaku. Seiring
dengan pengakuan secara hukum kita akan nyaman dalam
pelaksanaan untuk melakukan sesuai perencanaan bisnis
secara berkala dan secara terus menerus dengan sukses.
Untuk jaman sekarang dengan era digital dalam
mengevaluasi Setiap kegiatan tentunya apabila kita ingin
dimudahkan banyak sekali aplikasi maupun software yang
akan membantu kita dalam mengevaluasi Setiap kegiatan
yang sedang dilakukan. Contohnya misalnya adalah
software yang memudahkan kita melihat dari struktur
laporan keuangan baik itu dari sisi laba rugi neraca arus kas
dan catatan atas laporan keuangan. Selain itu bisa saja kita
bisa melihat dari sisi perpajakan dengan menggunakan
aplikasi pajak online, dan tentunya beberapa software atau
aplikasi yang membantu kita dalam melakukan suatu
tindakan atau keputusan yang strategis dalam menjalankan
bisnis ini cara lain.
15.3 Tipe Dari Perencanaan Bisnis
1. Perencanaan secara Operasional
Dalam melakukan perencanaan secara operasional
merupakan tipe perencanaan bisnis yang dalam prosesnya
adalah kita bisa melihat Setiap kegiatan secara operasional yang
terjadinya pengelolaannya yang secara profesional agar
perjalanan bisnisnya bisa kita lihat bisa kita analisis dan tentunya
apapun yang akan muncul bisa menggambarkan secara jelas
kondisi apakah sesuai rencana ataupun memang diluar
perencanaan. Apabila perencanaan secara parsial ini dinilai
kurang efektif dan efisien, maka hendaknya apakah kita masih
memungkinkan untuk merubah atau mengganti perencanaan

230 “Manajemen Bisnis”


secara operasional ini kearah yang lebih efektif dan efisien
mengingat apakah bisa memberikan sesuatu potensi keuntungan
di kemudian hari dengan strategi dan capaian yang lebih terarah.
Tentunya perubahan ini tidak semudah kita mengeluarkan kata-
kata hal ini apabila sudah kita analisa secara tepat maka jika
kemungkinan untuk merubah atau mengganti perencanaan
secara operasional yang ditentukan di awal yang mungkin akan
kita ubah di kemudian hari justru itu akan memberikan suatu
keuntungan secara operasional yang lebih ke arah yang lebih
baik lagi.
2. Perencanaan secara strategis
Dalam perencanaan Bisnis yang dilakukan mengenai
perencanaan strategis adalah sejauh mana kita sudah melakukan
berbagai upaya ataupun Strategi apa yang akan kita lakukan
dalam menjalankan bisnis tersebut. Kemudian apa saja langkah-
langkah ataupun setiap tahapan dari perencanaan strategis ini
yang harus dilalui sehingga setiap tahapannya ataupun langkah-
langkah tersebut bisa mencapai suatu tujuan dari perencanaan
bisnis dan bisnis yang dilakukan secara terus menerus. Tentu saja
dalam rencana strategis ini diharuskan membuat suatu
perencanaan strategis yang jangka pendek atau menengah serta
jangka panjangnya. Mengingat strategi bisnis yang kita miliki
mungkin berbeda dengan strategi bisnis yang pernah ada
makanya kita dibutuhkan suatu kejelian ataupun kecerdikan
dalam mempermudah ataupun kita menggunakan percepatan
dari setiap transaksi bisnis yang akan dilakukan dan akan
memberikan suatu keuntungan yang lebih dibanding dengan
perusahaan lain yang sudah menerapkan strategi tersebut.
Perencanaan strategis ini sangat penting karena setiap strategi
yang diterapkan akan menentukan hasil dari setiap perencanaan
yang tadi sudah disampaikan apakah secara jangka pendek
jangka menengah ataupun jangka panjang, sehingga setiap
rencana strategis dari tahapan-tahapan yang akan dan atau
dilalui nantinya diharapkan akan secara mulus atau mudah

“Manajemen Bisnis” 231


dilalui sehingga perencanaan strategis ini merupakan suatu
kunci keberhasilan dari setiap kegiatan dari perencanaan bisnis.
3. Perencanaan secara taktis
Perencanaan pelaksanaan secara taktis sangat dibutuhkan
karena perencanaan strategis adalah hal teknis yang akan
dilakukan setiap kegiatan dari suatu perencanaan bisnis.
Misalkan kita akan melakukan suatu perencanaan secara taktis
dari sisi marketing ataupun periklanan ataupun dari bagaimana
cara kita meningkatkan penjualan setiap periodenya. Tentunya
hal ini sangat dibutuhkan kepiawaian dari seorang sumber daya
dari kompetensinya yang kita miliki untuk dapat mewujudkan
visi dan misi serta harapan dari pelaksanaan perjalanan bisnis
yang kita mulai dari awal hingga hari yang ditentukan ataupun
periode selanjutnya. Secara teknis hal-hal yang akan dilakukan
hendaknya direncanakan secara bertahap dan rinci mengingat
setiap tahapannya dengan melakukan kegiatan secara taktis
mempermudah untuk menggambarkan ataupun
mendeskripsikan setiap kegiatan dari rinciannya dan dengan
mudah dalam mengaplikasikannya.
4. Perencanaan dalam Jangka Panjang
Yang dimaksud perencanaan jangka panjang ini adalah
perencanaan yang biasanya dilakukan dalam waktu yang lebih
dari 1 tahun. Dalam perencanaan jangka panjang ini diharapkan
perusahaan ataupun perencanaan bisnis dalam pengolahannya
secara jangka panjang mungkin bisa ke arah yang diawali dengan
lokal, regional bahkan secara nasional atau kita menembus
secara multinasional dan go internasional atau go public. Dengan
peningkatan anne-marie setiap skala peningkatan perusahaan
tentunya selain dari pencapaian yaitu tidak kalah penting adalah
bagaimana kita bisa mempertahankan perjalanan dari setiap
bisnis yang hendaknya ingin kita raih setiap tahunnya dalam
jangka waktu yang panjang serta kita sangat jelas dalam
pencapaian nya mudah-mudahan kita bisa secara cepat

232 “Manajemen Bisnis”


mencapai ke arah yang paling tinggi ataupun pada puncak
posisinya. Perencanaan jangka panjang biasanya dibuat ke dalam
road map atau peta jalan yang disana termuat dalam beberapa apa
kegiatan ataupun apa saja capaian di setiap periode atau setiap
tahun, sehingga capaian tersebut akan menjadi pedoman dari
perencanaan bisnis secara jangka panjang untuk mencapai ke
arah yang berupa go internasional atau go public.
15.4 Sembilan Komponen Penting dalam Perencanaan Usaha
Dalam perencanaan bisnis ada beberapa hal yang harus
dimasukkan ke dalam inputan di dalam proses perencanaan
bisnis tersebut. Berikut adalah beberapa komponen yang harus
diinput ke dalam pelaksanaan ataupun proses dari perencanaan
bisnis ini supaya lebih baik lagi. Adapun beberapa garis besar
yang harus diperhatikan adalah seperti identitas perusahaan
yang secara hukum dilindungi.
Secara keseluruhan itu merupakan bagaimana kita bisa
memulai usaha ataupun bisnis yang akan kita persiapkan, agar
perencanaan dapat berjalan dengan baik dan pada koridor yang
telah ditentukan, serta tidak kalah pentingnya adalah usaha yang
akan kita jalani dapat berjalan dengan baik dan maju serta
memperoleh laba atau keuntungan yang layak.

“Manajemen Bisnis” 233


234 “Manajemen Bisnis”
Bab 16
Pengembangan
Bisnis
16.1. Pendahuluan
Suatu bisnis dijalankan untuk mendapatkan keuntungan
dan diharapkan keuntungan tersebut akan selalu meningkat
ditengah persaingan bisnis. Untuk meningkatkan keuntungan
atau minimal untuk mempertahankan keuntungan, pengusaha
perlu melakukan aktivitas-aktivitas dalam rangka
mengembangkan bisnis. Pengembangan bisnis mencakup dari
seluruh aspek, baik internal maupun eksternal perusahaan.
Sehingga pengusaha perlu memahami tentang secara detail dan
terperincing terkait aktivitas pengembangan bisnis.
Pengembangan adalah suatu proses atau cara
pembuatan. Pengembangan merupakan usaha pendidikan
(formal dan non formal) yang dilakukan secara teratur, terarah,
sadar, berencana dan bertanggung jawab. Tujuan dari
pengembangan adalah untuk mengembangkan, menumbuhkan,
memperkenalkan dan membimbing dasar kepribadian yang
utuh, selaras dan seimbang. Hasil dari pengembangan antara
lain:

“Manajemen Bisnis” 235


1. Keterampilan dan pengetahuan sesuai kemampuan,
keinginan dan bakat,
2. Mengembangkan dan meningkatkan dirinya, lingkungan
dan sesama kearah;
3. Tercapainya kemampuan, mutu, dan martabat yang optimal
serta pribadi mandiri. (Istiqomah & Andriyanto, 2017)
Pengembangan bisnis adalah konsep yang berfokus
pada produk baru, pasar baru atau keduanya (produk dan pasar
baru). Pengembangan bisnis dilakukan dengan perizinan,
akuisisi, usaha patungan, pengembangan internal dan investasi
kerjasama modal minoritas. Dalam kerangka pengembangan
bisnis, ada beberapa produk yang dapat dikembangkan antara
lain:
1. Produk berwujud fisik atau barang yaitu antara lain
minuman, makanan, pakaian, perumahan, perkakas, produk
kecantikan dan sebagainya.
2. Produk tidak berwujud atau jasa yaitu antara lain
penerbangan, hotel, penginapan, penyewaan kendaraan,
tukang cukur, salon, tukang jahit, tukang perawatan taman,
dan sebagainya. (Sulasmono & Tehupeiory, 2021)
Beberapa pengertian dari pengembangan bisnis antara
lain:
1. Aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan
produksi, keuntungan, atau potensi pelayanan perusahaan.
2. Penanaman modal dan waktu yang berdampak pada
perluasan dan pertumbuhan perusahaan.
3. Suatu proses memajukan bisnis sehingga perusahaan dapat
menyediakan jasa atau barang pada pihak membutuhkannya.
4. Proses promosi untuk mempertahankan dan membangun
hubungan kerja terkait dengan tujuan bisnis.

236 “Manajemen Bisnis”


Beberapa tujuan dari pengembangan bisnis antara lain:
1. menciptakan nilai dan potensi pemasukan bagi perusahaan;
2. mengembangkan produk dan teknologi yang bisa
dikomersialkan;
3. membangun relasi dengan rekanan, konsumen, dan
pemangku kepentingan potensial, demi kepentingan
perusahaan.
4. menciptakan keuntungan melalui penciptaan bisnis dalam
rangka memanfaatkan pasar dan kesempatan bisnis, serta
untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
16.2. Tahapan Pengembangan Bisnis
Tahapan pengembangan bisnis:
1. Memiliki ide bisnis
Ide bisnis merupakan dasar dalam melakukan usaha untuk
mengembangkan bisnis. Ide bisa muncul dari luar dan dalam
organisasi bisnis. Ide bisnis bisa muncul ketika melihat
keberhasilan orang lain, ketika melihat fenomena pasar,
ketika melihat permasalahan disekitar, dan lain sebagainya.
2. Penyaringan ide bisnis.
Ide bisnis masih merupakan gambaran kasar mengenai bisnis
yang perlu untuk dikembangkan. Berdasarkan ide bisnis
tersebut, perlu diterjemahkan ke konsep bisnis yang lebih
spesifik. Ide-ide bisnis yang ada perlu untuk diseleksi
sehingga didapatkan ide bisnis yang bisa diwujudkan
3. Pengembangan usaha
Seorang pengusaha dalam melakukan pengembangan usaha
perlu untuk memperhitungkan keuntungan dari bisnis yang
dikembangkan. Dalam hal tersebut perlu
mempertimbangkan kecenderungan pasar saat ini dan saat
mendatang. Rencana yang dibuat untuk mengembangkan

“Manajemen Bisnis” 237


usaha dengan berbagai pertimbangan matang, akan menjadi
panduan dalam melaksanakan pengembangan usaha.
4. Penerapan rencana usaha pda pengendalian usaha
Pada tahap ini, pengusaha akan mengarahkan seluruh
sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha,
seperti SDM (sumber daya manusia), modal, material, dan
lain sebagainya. (Malik, 2020)
16.3. Tantangan Proses Pengembangan Bisnis
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam proses
pengembangna bisnis antara lain tantangan dalam:
1. Produktivitas
Untuk menghadapai pasar yang semakin berkembang,
produktivitas dari dunia bisnis harus ditingkatkan. Beberapa
langkah untuk meningkatkan produktivitas:
a. Pembaharuan proses produksi seperti mesin yang lebih
canggih, sehingga hasil produksi akan bisa mengikuti
trend an proses produksi akan lebih efisien.
b. Melakukan pembaharuan pada produk yang dilakukan
dengan menyedia dana untuk kegiatan R & D (Research
and Develompment).
2. Kualitas
Peningkatan kualitas dimana produk dibuat menjadi lebih
baik dan mencakup seluruh bagian dalam perusahaan.
Perbaikan kualitas berfokus pada kepuasan pelanggan.
3. Pasar Global
Peningkatan produktivitas dan kualitas diharapkan bisa
meningkatkan daya saing perusahaan pada pasar global.

238 “Manajemen Bisnis”


4. Demografi dan Budaya
Pertambahan penduduk dan usia penduduk pada saai ini dan
akan dating harus dijadikan sebagai pertimbangan dalam
meentukan kebijakan bisnis. Karena setiap generasi akan
mempunyai pandangan yang berbeda dengan generasi
sebelumnya.
5. Lingkungan
Lingkungan, dalam hal ini mencakup air dan udara serta
polusi-polusi yang telah terjadi menjadi tantangan tersendiri
dalam mengembangkan bisnis. Perusahaan dituntut
mempuanyai kebijakan untuk melestarikan lingkungan.
Pelanggan yang sudah sadar akan pentingnya melestarikan
lingkungan, maka akan meninggalkan pengusaha yang lalai
terhadap kelestarian lingkungan.
6. Masalah Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Dalam hubungannya dengan semua pihak terkait,
perusahaan harus menjaga etika. Etika bisnis ini dilakuakn
tidak hanya pada pelanggan dan karyawan tetapi juga
termasuk kepada pesaing dan stake holder. Selain itu,
perusahaan juga mempunyai tanggung jawab sosial terkait
dengan kewajiban menjaga kelestarian lingkungan dalam
proses produksi dan memastikan bahwa produk yang
dihasilkan bermanfaat untuk pelanggan serta tidak
membahayakan pelanggan.
7. Teknologi
Teknologi dan ilmu pengetahuan semakin berkembang,
perkembangan pesat teknologi dapat dilihat dari
bermunculannya enovasi-enovasi baru terutama pada
produk elektronik. Sehingga teknologi merupakan hal yang
perlu mendapatkan perhatian besar ketika pengusaha
melakukan pengembangan bisnis. (Margie et al., 2020)

“Manajemen Bisnis” 239


Pengusaha skala kecil (UMKM) menghadapi beberapa
permasalahan mendasar terkait dengan pengembangan bisnis,
antara lain:
1. Kurangnya kepedulian dan kepercayaanmasyarakat
terhadap usaha kecil;
2. Pembinaan kurang terpadu;
3. Iklim usaha kurang kondusif, persaingan saling mematikan;
4. Keterbatasan sistem informasi pemasaran
5. Keterbatasan jaringan kerjasama antar pengusaha kecil;
6. Kelemahan pada manajmene sumber daya manusia dan
organisasi;
7. Kelemahan dalam struktur permodalan;
8. Keterbatasan mendapatkan jalur sumber permodalan;
9. Kelemahan memperbesar pangsa pasar;
10. Kelemahan mendapatan peluang pasar. (Istiqomah &
Andriyanto, 2017)
16.4. Lingkungan-lingkungan Berpengaruh Pada
Pengembangan Bisnis
Untuk mengembangkan bisnis, perlu mempertimbangkan
lingkungan-lingkungan yang ada disekitar dunis bisnis yaitu:
1. Ekonomi
Lingkungan ekonomi dapat digunakan untuk membuat
perkiraan permintaan produk, kondisi perekonomian
menentukan pasar bisnis. Kekuatan dan lingkungan ekonomi
mempengaruhi permintaan pasar dan kelayakan bisnis.
2. Industri
Lingkungan industri dalam hal ini terkait dengan pesaing
yang memproduksi produk serupa. Pengusaha dalam

240 “Manajemen Bisnis”


mengembangkan bisnisnya agar bisa mendapatkan pangsa
pasar, sehingga perlu untuk memproduksi produk yang
dapat bersaing dalam harga dan kualitas. Tentu pengusaha
harus tetap mempertimbangkan biaya produksi dan target
keuntungan yang diharapkan. Sebagai tantangan, apakah
dapat diproduksi suatu produk berkualitas tinggi. Dengan
mempertimbangkan bahwa suatu ide bisnis baru akan
cenderung berhasil ketika mempunyai keunggulan harga dan
kualitas disbanding pesaingnya. (Istiqomah & Andriyanto,
2017)
3. Global
Lingkungan global perlu diprediksi, apa saja yang akan
mempengaruhi permintaan pasar. Untuk pasar global,
pesaing tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari luar
negeri. Dimana pesaing luar negeri perlu mendapatkan
perhatian lebih karena ada faktor-faktor yang mendukung
mereka antara lain kurs uang, peraturan perdagangan
internasional dan lain sebagainya. (Margie et al., 2020)
16.5. Strategi Pengembangan Bisnis
Strategi pengembangan bisnis merupakan sekumpulan
kebijakan, tujuan, aktivitas dan perencanaan perusahaan untuk
mencapai kesuksesan, mempertahankan kelangsungan dan
mengidentifikasi kesempatan bisnis di tengah pasar. Strategi
pengembangan bisnis merupakan bagian dari strategi bisnis dan
tidak dapat dipisahkan dari model bisnis. Untuk melakukan
proses pengembangan bisnis, perlu untuk memperhatikan
aspek-aspek pada seluruh elemen model bisnis dan
menyandingkannya dengan perencanaan bisnis. (Tan & Munir,
2021)
Perusahaan harus secara terus menerus melakukan
penilaian terhadap stratgei bisnis yang sedang dijalankan,
sehingga pengembangan bisnis dilakukan secara berkelanjutan.
Analisis strategi bisnis menjadi langkah penting dalam

“Manajemen Bisnis” 241


merancang model bisnis, sehingga perusahaan akan bisa terus
berjalan. Strategi pengembangan bisnis harus memiliki 4 aspek
berikut: feasibility, advantage, consonance dan consistency. Feasibility
(kelayakan), strategi bisnis didukung oleh sumber daya (SDM,
keuangan, organisasi, budaya, sistem) dan kemampuan
perusahaan untuk menyesuaikan diri dan berubah. Pada aspek
kelayakan, strategi tidak boleh menghabiskan seluruh sumber
daya keuangan, manusia dan fisik. Stratgei juga tidak boleh
menimbulkan masalah baru yang sulit diselesaikan. Advantage
(keunggulan), kemampuan strategi dalam meminimalisasi
kelemahan dan memanfaatkan keunggulan perusahaan. Pada
aspek keunggulan, strategi mampu memfasilitasi usaha/cara
mempertahankan dan menciptakan keunggulan dalam posisi,
keterampilan dan sumber daya superior.Consonance
(kesesuaian), kemampuan strategi dalam mengatasi ancaman
dan memanfaatkan peluang bisnis yang kemungkinan muncul
dimasa mendatang. Pada aspek kesesuaian, strategi bisa
memberikan respon adaptif atau penyesuaian terhadap
persaingan dengan perusahaan lain dan lingkungan eksternal.
Consistency (konsistensi), strategi bisnis dijabarkan ke program
implementasi dengan baik, sasaran perusahaan diturunkan
sampai ke masing-masing individu. Pada aspek konsistensi,
strategi harus konsisten dengan tujuan, kebijakan yang
ditetapkan dan nilai yang dikembangkan oleh perusahaan.
(Sulasmono & Tehupeiory, 2021)
Strategi merupakan sekumpulan tindakan dan keputusan
dalam meakukan perumusan dan penerapan rencana dalam
usaha mencapai sasaran perusahaan. Strategi perusahaan
merupakan cara perusahaan menciptakan nilai koordinasi dan
konfigurasi aktivitas-aktivitas pemasaran. Strategi organisasi
bisnis mengarahkan organisasi memanfaatkan lingkungan dan
mengatur kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan dan
sasaran perusahaan. (Margie et al., 2020)

242 “Manajemen Bisnis”


Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan. Konsep
manajemen strategi merupakan proses pengambilan keputusan
dalam memanfaatkan sumber saya perusahaan secara efisien dan
efektif dalam kondisi lingkungan perusahaan yang tidak tetap.
Suksesnya strategi yang telah disusun ditentukan oleh tingkat
pemahaman dari pengusaha tentang konsep strategi dan konsep-
konsep lainnya yang terkait. Salah satu konsep mengarahkan
perusahaan untuk melakukan tindakan sehingga memiliki
kekuatan yang tidak mudah ditiru pesaingnya, perusahaan
mempunyai kemapuan khusus. Pada akhirnya, perusahaan bisa
melakukan kegiatan yang lebih baik ketika dibandingkan dengan
pesaingnya. (Malik, 2020)
Tipe-tipe strategi antara lain:
1. Strategi manajemen
Dilakukan oleh manajemen untuk orientasi makro, seperti:
strategi penerapan harga, akuisis, pengembangan pasar,
mengenai keuangan, produk, dan lain-lain.
2. Strategi investasi
Strategi yang menjadikan investasi sebagai orientasi
utamanya, sebagai contoh strategi bertahan, pembangunan
divisi baru, strategi untuk melakukan penetrasi pasar atau
strategi pertumbuhan agresif.
3. Strategi Bisnis
Strategi berorientasi pada fungsi- fungsi kegiatan
manajemen, seperti strategi operasional, pemasaran,
operasioanal, dan keuangan. (Malik, 2020)
Strategi pemasaran merupakan logika dalam
pemasaran, yang digunakan sebagai dasar dari unit bisnis untuk
mencapai sasaran-sasaran pemasaran. Strategi pemasaran terdiri
dari pengambilan keputusan tentang biaya, alokasi dan bauran
pemasaran. Penentuan strategi pemasaran menunjukkan daya

“Manajemen Bisnis” 243


saing perusahaan. Daya saing perusahaan pada pasar, akan
menentukan kelangsungan bisnis dari perusahaan tersebut.
Beberapa strategi pemasaran yang diterapkan antara lain :
mempertahankan harga, ketersediaan produk, menambah jenis
produk, meningkatkan pelayanan, mengembangkan promosi
dengan memanfaatkan teknologi. (Ismanto, 2020)
Pengembangan bisnis dapat dilakukan dengan
meningkatkan pemasaran ke tempat wisata dan menggunakan
teknologi untuk meningkatkan jumlah produksi. Strategi bisa
dikembangkan dengan konsep Marketing Mix P7, yaitu: Product,
Price, Promotion, Place, People, Phisical Evidence dan Process.
Product (produk), produk mempunyai daya saing, dimana ada
pengembangan inovasi produk-produk baru untuk rasa dan
kemasan. Price (harga), menawarkan harga yang terjangkau dan
sesuai dengan kualitas produk. Promotion (promosi), dilakukan
dengan media sosial dan dipajang pada toko yang sesuai. Place
(tempat), tempat untuk memproduksi dan menjual produk perlu
untuk dipertimbangkan dan jika memungkinkan perlu
dikembangkan sehingga konsumen akan lebih mudah
menjangkau. People (orang), orang-orang yang terlibat langsung
dan tidak langsung dalam membuat produk sudah mempunyai
keahlian sehingga bisa meminimalkan kerusakan produk.
Physical Evidence (analisa lingkungan fisik), konsumen diberikan
kesempatan untuk memilih produk-produk sesuai kebutuhan &
keinginannya, semua produk ditampilkan semenarik mungkin.
Process (proses), dalam proses jual-beli konsumen dibebaskan
untuk memilih sendiri produk yang akan dibeli. (Adhani, 2017)
16.6. Tahapan Mengembangkan Strategi Bisnis
Untuk mengembangkan strategi bisnis, ada beberapa
tahapan yang perlu untuk dilakukan antara lain:
1. Analisis lingkungan perusahaan (internal dan eksternal).
Perusahaan harus memahami sumber daya dan kompetensi
yang dimiliki dari sisi internal, mencakup sumber daya

244 “Manajemen Bisnis”


keuangan, kedudukan, kekuatan atau kemapuan dalam
kualitas dan pengiriman produk. Untuk sisi eksternal,
perusahaan harus memahami peluang dan ancaman dari
lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal mencakup
kemampuan dan tindakan pesaing serta kebutuhan dan
harapan konsumen.
2. Sintesis dan evaluasi.
Pada tahap sintesis, perusahaan mengumpulkan data dari
hasil analisis dan merumuskan beberapa alternative strategi
yang dapat dilakukan. Kemudian dilanjutkan tahap evaluasi
dengan kriteria keuangan dan kualitatif. Strategi terpilih
kemudian dijabarkan menjadi sub-sub strategi untuk setiap
bidang fungsional.
3. Mengembangkan strategi fungsional
Merefleksikan strategi perusahaan kedalam strategi bidang-
bidang fungsional, dimana tujuan pencapaiannya lebih jelas,
padat, singkat serta diberikan pembatasan kerangka waktu.
Bidang-bidang fungsional yang digunakan antara lain:
pengembangan produk, pemasaran, keuangan dan
operasional. Perusahaan juga harus memperhatikan strategi-
stratgei fungsional yang sedang digunakan, karena antar
bidang fungsional mempunyai hubungan keterkaitan.
4. Implementasi strategi
Pelaksanaan strategi bisa berbeda dari perencanaan awal.
Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain keputusan
pesaing, sistem kendali, kepemimpinan, motivasi orang-
orang yang terlibat didalam perusahaan dan pembiayaan.

“Manajemen Bisnis” 245


16.7. Menentukan Strategi dengan Matrik SWOT
Matrik SWOT merupakan alat penyusun faktor-faktor
strategis perusahaan sehingga akan tergambar secara jelas
peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan
internal.
1. Strength (Kekuatan), merupakan sumberdaya/kemampuan
/potensi yang dimiliki oleh perusahaan. Bisa digunakan
untuk menangani ancaman dan meraih peluang dari luar.
2. Weakness (Kelemahan), merupakan sumberdaya/
kemampuan/ potensi yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi
tidak bisa digunakan untuk menangani ancaman dan meraih
peluang dari luar. Perlu dicarikan solusi dan upaya sehingga
kelemahan akan bisa berubah menjadi kekuatan perusahaan.
3. Opportunity (Peluang), situasi/kondisi eksternal yang
berpontensi untuk memberikan kesempatan pada
perusahaan untuk mencapai tujuan bisnisnya.
4. Threat (Ancaman), situasi / kondisi eksternal yang dapat
menghalangi perusahaan untuk meraih target atau
menjalankan rencananya. Ancaman merupakan susuatu
yang tidak bisa dihindari dan dikontrol, tetapi bisa dilawan
dan diminimalisir.

246 “Manajemen Bisnis”


Gambar 16.1. Matrik SWOT
Matrik SWOT digunakan untuk menunjukkan secara
jelas peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki. Matriks SWOT adalah alat untuk
mengembangkan strategi SO , WO, ST & WT:
1. Strategi SO, strategi yang memanfaatkan seluruh
kekuatan/potensi (Strengths) untuk meraih peluang-peluang
(Opportunities) yang ada. Strategi WO merupakan strategi
agresif positif, dimana menyerang secara terencana dan
penuh inisiatif. Organisasi mempertimbangkan kekuatannya
untuk mengejar peluang-peluang yang ada diluar.
2. Strategi WO, strategi yang mengatasi kelemahan (Weakness)
untuk meraih peluang-peluang (Opportunities) yang ada.
Strategi WO merupakan strategi merubah haluan. Untuk
meraih peluang eksternal, perusahaan perlu untuk
memperbaiki dan mencari solusi untuk kelemahan-
kelemahannya terlebih dahulu. Seiring dengan masalah
internal yang sudah dapat diatasi, maka peluang eksternal
akan diraih secara bertahap.

“Manajemen Bisnis” 247


3. Strategi ST, strategi yang memanfaatkan kekuatan/potensi
(Strengths) untuk menghadapi ancaman-ancaman (Threats)
dari luar. Strategi ST dikenal sebagai strategi perbedaan.
Perusahaan perlu untuk mengidentifikasi kekuatan-
kekuatannya, sehingga bisa untuk mengurangi ancaman-
ancaman dari luar.
4. Strategi WT, strategi yang meminimalkan kelemahan
(Weakness) untuk menghadapi ancaman-ancaman (Threats).
Strategi WT diterapkan sebagai kegiatan defensif. Hal ini
karena perusahaan sedang dalam kondisi berbahaya.
Didalam perusahaan ditemukan kelemahan dan disaat
bersamaan ada ancaman yang menyerang dari luar. Sehingga
perlu adanya kerjasama seluruh elemen perusahaan untuk
mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada dan
menghindari ancaman-ancaman dari luar yang menyerang.
(Istiqomah & Andriyanto, 2017)

248 “Manajemen Bisnis”


DAFTAR PUSTAKA
A.F. Stoner James, dkk. 1996. Manajemen, Edisi Indonesia. Jakarta:
PT. Prenhallindo.
Adhani, F. (2017). Strategi Pengembangan Usaha Makanan
Ringan Dalam Rangka Meningkatkan Omzet Penjualan
Berbasis Matriks SWOT (Studi Kasus Pada “UD. Sejahtera
Food” Di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung).
Simki-Economic, 01(08), 1–13.
Alteza, M. (2011). Pengantar Bisnis: Teori dan Aplikasi di Indonesia
(I). Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi.
Aripin ZNegara M,2021, Perilaku Organisasi, CV. Budi
Utama,Jakarta
Artikelsiana. (2021). Unsur-unsur Manajemen dan Penjelasannya.
https://artikelsiana.com/unsur-unsur-manajemen/, diakses
pada 05 Agustus 2022
Benson, Robert J., Bugnitz, Thomas L., Walton, William B. 2004.
From Business Strategy to IT Action. John Wiley & Sons,
Inc. United States of America.
Bintoro, M. &. (2017). Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan, Cet
I. Yogyakarta: Gava Media.
Bornstein,D, 2004, How to Change the World: Social
Entrepreneur and the Power of New Idea. Oxford; Oxford
University Press
Brian E. Becker, M. A. (2009). The HR Scorecar Mengaitkan Manusia,
Strategi, dan Kinerja. Edisi Terjemahan Dian Rahadyanto
Basuki. Jakarta: Erlangga.
Cahyani, B. E. (2019 ). Analisis Pengelolaan Keuangan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (Studi Kasus Pada Paguyuban
Keramik Dinoyo Malang). JIM FEB UB .

“Manajemen Bisnis” 249


Carucci, R. (2022). Keeping Your Team Motivated When the Company
Is Struggling. Boston: Harvard Business Review.
Cooke, W.N., 1989. Improving Productivity and Quality Through
Collaboration. Ind. Relations A J. Econ. Soc. 28, 299–319.
https://doi.org/10.1111/j.1468-232X.1989.tb00870.x
Crosby, P.., 1979. Quality is Free: The Art of Making Quality
Certain. McGraw-Hill Book Company, New York.
Dees, J. G , 2001, The Meaning of Social Entrepreneurship
Deliyanti Oentoro. 2012. Manajemen Pemasaran Modern.
LaksBang PRESSindo. Yogyakarta.
Desra. (2020, January 11). Kenali Peluang & Tantangan Bisnis Di Era
Digital Saat Ini. Mekari Jurnal.
https://www.jurnal.id/id/blog/kenali-peluang-dan-
tantangan-bisnis-di-era-digital/
Dessler, G. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. In
Pelatihan dan Pengembangan.
https://doi.org/10.1145/2505515.2507827
Dian Cita. 2021. Manajemen Pemasaran. Media Sains Indonesia.
Bandung.
Dilellecha, N. E. (2020). Impact Of Leadership Style On Employee's
Motivation In Public Sectors: The Case Of Adea Berga Woreda
West Shoa Zone Oromia Regional State. Batu: Oromia State
University.
Drs. M. Mursid, 2003. Manajemen Pemasaram. Bumi Aksara,
Jakarta.
Drucker, P.F , 1994, Innovation and Entrepreneurhip, New York:
Harpercollins Publisher
Ebert, R. J., & Griffin, R. W. (2020). Business Essentials (I. Sinha
(ed.); 12th ed.). Pearson.
Ebrahimi, M., Sadeghi, M., 2013. Quality management and

250 “Manajemen Bisnis”


performance: An annotated review. Int. J. Prod. Res. 51,
5625–5643. https://doi.org/10.1080/00207543.2013.793426
Fayol, H. (2016). General and Industrial Management (diterjemah).
Ravenoi Books.
Fayol, Henry. 2016. General and Industrial Management.
Diterjemahkan: Constance Storrs. London: Ravenoi Books.
George R. Terry, dan Leslie W. Rue. 1988. Dasar-Dasar Manajemen.
Diterjemahkan: G.A. Ticoalu. Jakarta: Bina Aksara.
Giddens 2000, Anthony. Politicy press
Gie. (2022, Agustus 10). Accurate . From Manajemen Keuangan:
Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, dan Tips
Pengelolannya: https://accurate.id/marketing-
manajemen/manajemen-keuangan/
Gitosudarmo, Indriyo. 1999. Manajemen Pemasaran, Edisi
Pertama. BPEE. Yogyakarta.
Gopal, R., & Chowdhry, R. (2014). eadership Styles and Employee
Motivation: An Empirical Investigation in Leading Oil
Company. International Journal of Research in Business
Management, 2 (5), 1-10.
Hamidifar, F. (2009). A Study of the Relationship between Leadership
Styles and Employee Job Satisfaction at Islamic Azad University
Branches in Tehran. Tehran: Iran.
Harvey, R. A. dan Champe, P.C., 2013, Farmakologi Ulasan
Bergambar, Edisi 4, C. Ramadhani, Dian [et al], Tjahyanto,
Adhi, Salim, ed., Jakarta, Buku Kedokteran EGC
Haryanto,T.,Azizah, S.N.,2021. Pengantar praktis Pemasaran.
UM Puerwokerto Press. Purwokerto.
Haryono, N., 2012. Jejaring Untuk Membangun Kolaborasi Sektor
Publik. J. Jejaring Adm. Publik 1, 48–53.

“Manajemen Bisnis” 251


Held 1995, David . Democracy and the global order, california
Stanford univercity
Helltrom, T, 2004, Innovation as Social Action., Denmark:
Copenhagen Bussiness School
Helmi, N. (2008, Desember Kamis). Konsep Human Resources
Scorecard. Retrieved from
http://usepmulyana.files.wordpress.com/2008/09/hrsm.pdf
Hendrojogi. 1998. Koperasi Asas-Asas, Teori, dan Praktik. Edisi
Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hougaard, R., Carter, J., & Stembridge, R. (2022). 3 Strategies for
Leading Through Difficult Times. Boston: Harvard Business
Review.
Husnan, S., & Muhammad, S. 2014. Studi Kelayakan Proyek
Bisnis (Edisi Kelima). Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN.
Ichsan, R. N., Nasution, L., & Sinaga, S. 2019. Studi Kelayakan
Bisnis. CV. Manhaji Medan.
Ismanto, J. (2020). Manajemen Pemasaran (W. Hidayati (ed.); 1st
ed., Issue 1). UNPAM Press.
Istiqomah, & Andriyanto, I. (2017). Analisis SWOT dalam
Pengembangan Bisnis (Studi pada Sentra Jenang di Desa
Kaliputu Kudus). BISNIS : Jurnal Bisnis Dan Manajemen
Islam, 5(2), 363–382.
https://doi.org/10.21043/bisnis.v5i2.3019
Jain, Monika, 2012, Social Entrepreneurship – Using Business
Methods to Solve Sosial Problems: The Case of Kotwara,
Decision, Vol.39, No.3, Desember 2012
Jogiyanto , H. (2018). Strategi Penelitian Bisnis . Yogyakarta : Andi
Publisher.
Juran, J.., 1986. Quality Control Handbook. McGraw-Hill, New

252 “Manajemen Bisnis”


York.
Kashmir, & Jakfar. (2013). Studi Kelayakan Bisnis (Edisi Revi).
Kencana Prenada Media Grup.
Kasmir. (2016). Pengantar Manajemen Keuangan . Jakarta :
Pranadamedia Group .
Katz, H.C., Kochan, T.A., Weber, M.R., 1985. Assessing the Effects
of Industrial Relations Systems and Efforts to Improve the
Quality of Working Life on Organizational Effectiveness.
Acad. Manag. J. 28, 509–526. https://doi.org/10.5465/256111
Knight, Frank H. 1921. Risk, Uncertainty, and Profit. Boston: Hart
Schaffner Marx.
Kolzow, D. R. (2014). from within: Building Organizational
Leadership.
Koontz, H., & O’Donnell, C. (2010). Essential of Management,
Fourth Edition. McGraw Hill Book.
Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran (Edisi Mill). PT
Prenhallindo.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2016). Principles of Marketing Sixteenth
Edition Global Edition. Pearson Education Limited.
Kotler, Philip (2000). Prinsip – Prinsip Pemasaran Manajemen.
Prenhalindo. Jakarta.
Kotler,P., Keller,K.L. 2009. Manajemen Pemasaran. PT Indeks.
Jakarta.
Laily, I. N. (2022, February 17). Pengertian Bisnis Beserta Jenis dan
Tujuannya.
Katadata.Co.Id.https://katadata.co.id/safrezi/berita/620dbf
d107784/pengertian-bisnis-beserta-jenis-dan-tujuannya
Latumaerissa, J. (2015). Perekonomian Indonesia Dan Dinamika
Ekonomi Global. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Madura, J. (2007). Introduction to Business (J. W. Calhoun (ed.); 4th
“Manajemen Bisnis” 253
ed.). Thomson South-Western.
Mahendra , D. (2022, Januari 29). Business Tech Hasmicro . From
Pentingnya Manajemen Keuangan dan Manfaatnya untuk
Bisnis Anda:
https://www.hashmicro.com/id/blog/manajemen-
keuangan/
Malik, I. (2020). Strategi Perencanaan Dan Pengembangan Bisnis
Dalam Menghadapi Perdagangan Bebas Masyarakat
Ekonomi ASEAN. NEGOTIUM: Ilmu Administrasi Bisnis,
3(1), 39–61.
Mankiw, N. (2007). Makroekonomi / N. Gregory Mankiw;
Penerjemah: Fitria Liza, Imam Nurmawan. Jakarta : Erlangga .
Margie, L., Yulianto, Triputra, D., & Darmansyah, M. (2020).
Pengantar Bisnis Konsep (P. . Hidayati (ed.); 1st ed., Issue 1).
UNPAM Press.
Martin, A.J., 2004. The role of positive psychology in enhancing
satisfaction, motivation, and productivity in the workplace.
J. Organ. Behav. Manage. 24, 113–133.
https://doi.org/10.1300/J075v24n01_07
Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2010). Human resource
management: Manajemen sumber daya manusia. In
Terjemahan Dian Angelia. Jakarta: Salemba Empat.
Miftah Thoha, 2014. Perilaku Organisasi. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Moeheirino. (2014). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Edisis
Refisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Moss, J. (2021). The Burnout Epidemic: The Rise of Chronic Stress and
How We Can Fix It. Boston: Harvard Business Press.
Mulatu, T. (2018). Module and philosophy of leadership. Oromia State
University.

254 “Manajemen Bisnis”


Mulgan, G., Tucker, S., Ali, R., and Sanders,B, 2007, Social
Innovation: What It Is, Why It Matters and How It Can Be
Accelerated. Oxford; Skoll Centre for Social
Entrepreneurship, Said Business Scholl- University of
Oxford
Noruzi, M.R,Westover, J.H. dan Gholam,R.R, 2010, An
Exploration of Social
Nwachukwu, Ifeanyi, N., Chris, O., 2007. Economic efficiency of
Fadama Telfairia production in Imo State Nigeria: A
translog profit function approach, MPRA Paper.
O’Brien, J.A., Marakas, G.M., 2010. Introduction to information
systems, 15th ed. ed. McGraw-Hill/Irwin, New York.
O’Brien, J.A., Marakas, G.M., 2011. Management information
systems, 10th ed. ed. McGraw-Hill/Irwin, New York.
Okoye, P.V.C., Ezejiofor, R.A., 2013. The Effect of Human
Resources Development on Organizational Productivity.
Int. J. Acad. Res. Bus. Soc. Sci. 3, 250–268.
https://doi.org/10.6007/ijarbss/v3-i10/295
Paslong, H. (2013). Kepemimpinan Birokrasi. Bandung: Alfabeta.
Penrose. (1963). Gravitational Collapse and Spacetime
Singularities. Physics Review Letter Vol. 14, Number
Prawiro, M. (2020, September 10). Konsep, Tujuan, Fungsi, dan Jenis
Bisnis. Maxmanroe.Com.
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-
bisnis.html
Prof. Dr. Sofjan Assauri, M.B.A, 1987. Manajemen Pemasaran. PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rivai, Veithzal, D. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari
Teori Ke Praktik. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

“Manajemen Bisnis” 255


Robbins, S. P., Judge, T. A., & Campbell, T. T. (2017).
Organizational Behavior: Second Edition. In Pearson.
Robins, S. P., & Coulter, M. (2012). Management. In Angewandte
Chemie International Edition. https://doi.org/10.1002/1521-
3773(20010316)40:6<9823::AID-ANIE9823>3.3.CO;2-C
Sadono Sukirmo, 2011. Pengantar Bisnis. Jakarta.
Satyabama. (2017). Retrieved Agustus 23, 2022, from
https://sist.sathyabama.ac.in: https://sist.sathyabama.ac.in
Schuh, G., Potente, T., Wesch-Potente, C., Weber, A.R., Prote, J.P.,
2014. Collaboration mechanisms to increase productivity in
the context of industrie 4.0. Procedia CIRP 19, 51–56.
https://doi.org/10.1016/j.procir.2014.05.016
Singh, A. (2017). Employee motivation: A Study on Modern Work
place Motivation. International Journal of Engineering Sciences
& Management Research, 4 (4), 68-77.
Skilbeck, R. (12. February 2021). www.forbes.com. Von
https://www.forbes.com/sites/rebeccaskilbeck/2019/02/12/s
ix-strategies-to-maintain-employee-
otivation/?sh=629dbd061d35 abgerufen
Sobana, D. (2018). Studi Kelayakan Bisnis . Bandung : CV. Pustaka
Setia .
Sofjan Assauri. 2019. Manajemen Pemasaran. PT RajaGrafindo.
Depok.
Sulasmono, B., & Tehupeiory, E. (2021). Evaluasi Strategi
Bersaing SMA Kristen 1 Salatiga. Jurnal Kelola, 2(1), 71–86.
Sumardiono. 1992. Pengurus Koperasi. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bina Lembaga Koperasi Departemen Koperasi.
Sunatrio, S. D. (2001). Human Resources Scorecard: Suatu Model
Pengukuran Kinerja SDM. Jurnal Manajemen , Vol. 1. No 11.
Syahniar, A. T. (2021). Pengaruh Persepsi Kemudahan dan Persepsi

256 “Manajemen Bisnis”


Manfaat Terhadap Kepuasan Nasabah dalan Menggunakan
Mobile Banking Bank Syariah Indonesia. Universitas
Muhammadyah Jember.
Syverson, C., 2011. What determines productivity. J. Econ. Lit. 49,
326–365. https://doi.org/10.1257/jel.49.2.326
Tan, S., & Munir, N. (2021). Pengembangan Bisnis PT Anagile
Kharisma Utama. Journal of Emerging Business Management
and Entrepreneurship Studies, 1(1), 58–78.
https://doi.org/10.34149/jebmes.v1i1.8
The Economics Times. (2022). Definition Pricing-Strategies.
https://economictimes.indiatimes.com, diakses pada 11
Agustus 2022
Wang, S., & Noe, R. A. (2010). Human Resource Management
Review Knowledge sharing : A review and directions for
future research. Human Resource Management Review.
https://doi.org/10.1016/j.hrmr.2009.10.001
Waraich, C.H.M.A., 1994. Management of productivity. Pakistan
Text. J. 43, 76–79.
Ward, H., Fox, T., Grieg-Gran, M., & Lort-Phillips, L. (2004).
Defining Global Business Principles: Options and
Challanges. Discussion Paper for Insight Investment (p. 7).
London: International Institute for Environment and
Development. Retrieved August 23, 2022, from
https://pubs.iied.org/sites/default/files/pdfs/migrate/G0020
2.pdf
Winardi, 1989. Pengantar Ilmu Manajemen, Suatu Pendekatan
Sistem. Nova.
Wirtz, B.W., 2019. Digital Business Models: Concepts, Models,
and the Alphabet Case Study, Progress in IS. Springer
International Publishing, Cham.
https://doi.org/10.1007/978-3-030-13005-3

“Manajemen Bisnis” 257


Wisma, M. (2010). Global Business Management: Current Trends
and Practices. Journal of Applied Business and Economics, 7.
Retrieved from
https://www.vanschaik.com/book/5a039114af378/
Wuisan, P. A. (2021, Agustus 09). Modal Rakyat . From Mengenal
Peran Penting Manajemen Keuangan dalam Bisnis:
https://www.modalrakyat.id/blog/manajemen-keuangan
Zucker, R., & Smith, D. (2022). How to Motivate Your Team When
People Keep Quitting. Harvard Business Review.
___________1992. Pedoman Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab
Badan Pemeriksa Koperasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina
Lembaga Koperasi Departemen Koperasi.
___________1992. Undang-undang Republik Indonesia no.25 tahun
1992 tentang Perkoperasian. Jakarta: Biro Hukum dan
Organisasi Departemen Koperasi.

258 “Manajemen Bisnis”


BIOGRAFI PENULIS
Anang Martoyo, SP., MM. lahir di Klaten,
22 Maret 1972. Penulis berhasil
menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1)
Jurusan Agronomi di Fakultas Pertanian
Universitas Jember pada tahun 1997 dan
menempuh pendidikan Magister
Manajemen (S2) konsentrasi Manajemen
Pemasaran di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Winaya Mukti Bandung, lulus pada tahun
2017. Pada tahun 1998 s/d 2000 bekerja sebagai Tenaga Pengawas
Lapangan di PT Perkebunan Nusantara (persero) tbk. Kebun
Sumberjambe Banyuwangi, pada kurun 2000 s/d 2018 bekerja di
PT Tiga Serangkai International pada bagian operasional dengan
jabatan terakhir sebagai Deputy Branch Manager, dan pada
tahun 2018 hingga saat ini bekerja sebagai Dosen Tetap Yayasan
di Institut Teknologi dan Bisnis Bank Rakyat Indonesia (BRI
Institute) pada Program Studi Kewirausahaan.
Hasil karya tulis belum terpublikasi berupa modul kuliah terdiri
dari:
1. Modul Kuliah Kewirausahaan
2. Modul Kuliah Pengantar Manajemen & Bisnis
3. Modul Kuliah Studi Kelayakan Bisnis
4. Modul Kuliah Penemuan Peluang & Ide Bisnis
Pelatihan profesional yang pernah diikuti penulis diantaranya:
1. ToT Pendidikan Anti Korupsi, KPK-LLDIKTI IV tahun 2019
2. Penyusunan modul UMKM Rumah Kreatif BUMN Bank BRI
tahun 2019
3. ToT Penyusunan Modul UMKM, IPB & YBIG tahun 2021

“Manajemen Bisnis” 259


4. Pelatihan Menjadi Top Peneliti Mixed Methods ERKU tahun
2022

Endang Susilawati, S.E., M.Ak. PIA.,C.FR


lahir di Kota Jombang, menamatkan S1 dan
S2 Jurusan Akuntansi di Universitas Sangga
Buana YPKP Bandung. Pada saat ini menjadi
dosen tetap jurusan Akuntansi di
Universitas Nurtanio Bandung. Selain aktif
mengajar juga aktif dalam bidang penelitian

ZH.Nurul Kusumawardhani, S.A.P,


M.Tr.Ap lahir di Kota Watansoppeng pada
tanggal 27 Maret 1994. Anak dari Drs.
Zainuddin, M.Si., dan Dra. Hj Harmoni
A.Bakri, M.Si., Ia Lulus di Sekolah dasar SD
5 Mattiropole Soppeng pada tahun 2006, dan
Sekolah menengah pertama di SMPN 1
Soppeng pada tahun 2009,dan Sekolah
menengah atas di SMAN 3 Soppeng pada tahun 2012, kemudian
melanjutkan kuliah S1 di Politeknik STIA LAN Makassar sampai
S2 dan mendapat gelar Magister Terapan Administrasi publik di
Politeknik STIA LAN Makassar. Saat ini ia tercatat sebagai dosen
tetap di STMIK Amika Soppeng Selain mengajar ia juga aktif
dalam kegiatan tridarma lainnya diantaranya adalah di bidang
penelitian dan pengabdian masyarakat dan Pembina unit
kegiatan mahasiswa di bagian keagaamaan Dan juga aktif di
kegiatan social di beberapa Organisasi, Saat ini ia pun diamanahi
sebagai Kepala Lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat
di STMIK Amika Soppeng.

260 “Manajemen Bisnis”


Aisyah Mutia Dawis, S.Kom., M.Kom.
lahir di Kota Surakarta pada tanggal 3 Juni
1991. Ia Lulus S1 pada tahun 2013 hingga
mendapat gelar Sarjana Komputer di
Universitas Muhammadiyah Surakarta
serta mendapatkan penghargaan sebagai
lulusan terbaik Se Fakultas Komunikasi
dan Informatika, selanjutnya ia lulus S2
pada tahun 2019 hingga mendapat gelar
Magister Komputer di Universitas Amikom Yogyakarta. Saat ini
ia tercatat sebagai dosen tetap di Program Studi Sarjana Sistem
dan Teknologi Informasi di Universitas ‘Aisyiyah Surakarta.
Selain mengajar ia aktif dalam kegiatan tridharma lainnya
diantaranya ialah penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Kegiatan penelitian internal dan eksternal pernah
dilakukannya. Beberapa penelitian berjudul : ”Evaluation of The
Website ‘Aisyiyah Surakarta of University Performance Based on
Search Engine Optimization Using Automated Software Testing
Gtmetrix” dan “Utilization of Virtual Reality Technology in Knowing
the Symptoms of Acrophobia and Nyctophobia”. Ia sering menjadi
invited speaker diantaranya menjadi tenaga pengajar BPPTIK
Kementerian Kominfo. Serta sebagai bentuk pengabdian kepada
masyarakat, ia pun pernah terlibat aktif sebagai trainer
bimbingan teknis bantuan TIK SMP, SMA, Mahasiswa, Tenaga
Pendidik, Guru dan Dosen dari tahun 2010 hingga saat ini.

“Manajemen Bisnis” 261


Nidya Novalia,S.E.,M.M. lahir di Kota
Bandung pada 9 November 1986. Lulus Strata-1
Program Study Manajemen di Universitas
Kristen Maranatha pada tahun 2010, dan
mendapat gelar Magister dalam bidang ilmu
Manajemen di STIE Pasundan pada tahun 2015.
Saat ini ia tercatat sebagai dosen tetap dengan
tugas tambahan sebagai Ketua Program Studi
Manajemen di Universitas Nurtanio Bandung. Selain mengajar
ia juga aktif dalam berbagai kegiatan penelitian maupun
pengabdian kepada masyarakat. Tahun 2022 telah menulis buku
bunga rampai yang berjudul Strategi Pemasaran di Era Digital
dengan Penerbit Haura Utama dengan ISBN 978-623-5368-283.

Yuniati Fransisca, S.E., M.M. lahir di Kota


Bandung pada tanggal 5 Juli. Lulus pada
tahun 2010 dan mendapat gelar Magister
Manajemen dari Universitas Kristen
Maranatha Bandung. Saat ini ia tercatat
sebagai dosen tetap untuk mata kuliah
Manajemen Pemasaran di Universitas
Nurtanio Bandung. Selain mengajar ia aktif
dalam kegiatan tridarma lainnya diantaranya
ialah penelitian dan pengabdian. Saat ini penulis diamanahi
sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaa di
Fakultas Ekonomi Universitas Nurtanio Bandung. Penulis juga
sempat beberapa kali bertugas sebagai reviewer pada Jurnal
Administrasi Bisnis Universitas Katolik Parahyangan Bandung.
Management Review. https://doi.org/10.1016/j.hrmr.2009.10.001

262 “Manajemen Bisnis”


Lathifaturahmah, S.H., M.M lahir di
Cirebon pada 06 April 1995, pendidikannya
Sarjana Hukum di STAIMA Cirebon, lulus
pada tahun 2016, Magister di Universitas
Pasundan Bandung Fakultas Manajemen
Bisnis Konsentrasi Sumber Daya Manusia
lulus pada tahun 2020. Memulai karir sebagai
guru pada tahun 2021 dan saat ini menjadi
dosen di STKIP Program Studi Ekonomi Pangeran Dharma
Kusuma Indramayu.

I Komang Oka Permadi, SE., MM. lahir di


Kota Jembrana pada 30 Maret 1988. Lulus
pada tahun 2019 dengan mendapatkan gelar
Magister Manajemen di Universitas
Mahasaraswati Denpasar. Memiliki latar
belakang seorang praktisi, berpengalaman
bekerja pada beberapa perusahaan
accounting software dan general contractor di
Bali. Saat ini tercatat sebagai dosen tetap pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar. Selain aktif
mengajar, dia juga aktif dalam melaksanakan tridarma
perguruan tinggi lainnya seperti penelitian dan pengabdian. Saat
ini diapun masih diberikan kepercayaan menjadi staff ahli
disalah satu perusahaan jasa konsultan manajemen di Kabupaten
Badung.

“Manajemen Bisnis” 263


Rosdita Indah Yuniawati , M.Ak lahir di
Majalengka pada 13 Juni 1996. Indah
merupakan anak ke-4 dari 4 bersaudara.
Indah menyelesaikan pendidikan dasarnya
di SD Negeri 2 Garawangi, melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 1 Jatiwangi dan
SMA Negeri 1 Palimanan. Indah telah
mengambil program Sarjana di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto dan
melanjutkan program Magister Akuntansi konsentrasi
Akuntansi Syariah di Universitas Jendral Soedirman.
Karir Pertama dimulai di LandBank Of Philippines pada tahun
2017-2018 dengan mengikuti program Asian Student Exchange.
Setelah lulus dari Strata 1, Indah kemudian melanjutkan
pengembangan karirnya di sebuah Perusahaan di Purwokerto.
Indah pernah mengajar di berbagai lembaga kursus. Saat ini
Indah sudah memiliki CV. Sempoa Global Indonesia dan
sekarang Indah sedang menekuni karir di dunia Pendidikan
sebagai Dosen Akuntansi.

Leni Susanti, BIBM. Hons., M.Si


lahir di Kabupaten Purbalingga pada
tanggal 26 Desember 1984.
Lulus pada tahun 2015 dengan gelar
Magister of Science di Universitas
Jenderal Soedirman setelah
sebelumnya menempuh pendidikan
strata 1 dengan gelar Bachelor of
International Business and
Management with Honors dari Northern University of Malaysia
pada tahun 2010. Saat ini ia tercatat sebagai dosen tetap prodi S1
Manajemen di Universitas Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan (UMPP). Selain mengajar ia juga berperan sebagai

264 “Manajemen Bisnis”


editor di Jurnal Neraca yang bernaung di bawah bendera FEB
UMPP. Penelitian yang didanai oleh Ristekdikti yaitu Analisis
Persepsi Pengembangan Tpi Kota Pekalongan Menjadi Wisata
Pendidikan (Prototype Program Go Fish Education) tahun 2017 dan
Perancangan Sistem Motivasi Karyawan yang Efektif Berbasis
Model ABCD tahun 2018 serta hibah dari RisetMu dengan judul
Openness Muhammadiyah to Women Leader in Amal Usaha
Muhammadiyah Kota Pekalongan tahun 2019. Adapun karya
buku yang telah ditulisnya yaitu (1) Manajemen Sumber Daya
Manusia, (2) Transformasi Indonesia Menuju Cashless Society,
(3) Obat Herbal: Sebuah Pengantar Fitoterapi, (4) Perilaku
Organisasi.

Erna Hikmawati, S. Kom., M. Kom,


OCA, OCP, MOS lahir di Kota Bandung
pada tanggal 21 Agustus 1992. Ia Lulus
pada tahun 2017 hingga mendapat gelar
Magister Komputer dari program studi
Sistem Infromasi di STMIK LIKMI. Saat
ini ia tercatat sebagai dosen tetap dan
ketua program studi D3 Manajemen
Informatika, Fakultas Ilmu Komputer di Universitas Nasional
PASIM Bandung.

“Manajemen Bisnis” 265


Muhammad Satar, SE.,MM lahir di
Simalungun Sumatera Utara pada
tanggal 10 Maret 1963, Lulus Magister
pada tahun 2014 dengan gelar Magister
Manajemen dari Universitas Sangga
Buana. Sejak gtahun 1998 saya sudah
tercatat sebagai dosen tetap pada ASM
Ariyanti Bandung dan sejak tahun 2006
pindah homebase di Program studi
Teknik dan Manajemen Pembekalan Universitas Nurtanio
Bandung. Tentunya sebagai dosen tetap dengan jabatan
fungsional Lektor dan sebagai dosen tetap dengan tugas
tambahan sebagai Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan sejak
tahun 2019 sampai saat ini.
Mengawali karir sebagai karyawan Bank Pembangunan Daerah
Timor Timur sejak tahun 1984 s.d 1992 di Propinsi termuda
Republik Indonesia kala itu yaitu Timor Timur, dan selanjutnya
mndapat tugas belajar untuk menyelesaikan pendidikan D-3 di
STIE YPKP tahun 1995 dan setelahnya dilanjutkan
menyelesaikan program strata-1 selesai tahun 1997, ternyata
Timor Timur terjadi pergolakan yang membawa referendum dan
akhirnya memisahkan diri dari NKRI, maka sejak itulah saya
melanjutkan karir saya sebagai tenaga dosen pada ASM Ariyanti
Bandung. Dan terus berlanjut sampai saat ini.

266 “Manajemen Bisnis”


Agung Supriyadi, S.E., M.Ak lahir di
Kota Cirebon pada tanggal 24 Mei. Ia
lulus pada tahun 2022 hingga mendapat
gelar Magister Ilmu Akuntansi di
Universitas Jenderal Soedirman. Saat ini
ia tercatat sebagai dosen tetap di
Universitas Catur Insan Cendekia. Selain
mengajar ia aktif dalam kegiatan
tridarma lainnya diantaranya ialah
penelitian dan pengabdian. Saat ini ia
pun diamanahi sebagai asisstant wakil rektor bidang
pengembangan Universitas Catur Insan Cendekia, menjadi
Auditor Internal Universitas Catur Insan Cendekia serta menjadi
bendahara DKM Jami Al-Ikhlas RW 03 Karang Dawa Barat
Cirebon.

Novi Cholisoh, S.Sos., M.Kom seorang


wanita terlahir kembar pada tahun 1985.
Menyelesaikan jenjang sarjana tahun 2009
bidang ilmu administrasi niaga dan
jenjang magister tahun 2016 bidang
manajemen dengan konsentrasi
manajemen sumber daya manusia. Aktif
sebagai dosen sejak tahun 2017 hingga
sekarang. Fokus penelitian dalam bidang
pendidikan, bidang manajemen, bidang
administrasi niaga atau bisnis, serta
bidang lainnya yang sejalan dengan latar belakang pendidikan
jenjang sarjana dan magister. Saat ini aktif dalam rangka
menerbitkan beberapa publikasi jurnal, dan aktif dalam rangka
menulis dan menyiapkan berbagai bahan ajar yang sesuai
kompetensi.

“Manajemen Bisnis” 267


Reza Kurniawan, S.E., M.M.
Kelahiran Kota Bandung pada
tanggal 08 Oktober 1980. Lulus
Magister Manajemen pada tahun 2009
di Universitas Widyatama. Saat ini
tercatat sebagai dosen tetap untuk
mata kuliah Manajemen Keuangan di
Universitas Nurtanio Bandung. Selain
aktif mengajar dalam kegiatan
tridarma lainnya diantaranya ialah
penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Terlibat aktif sebagai konsultan baik di instansi
pemerintahan maupun swasta dan menjadi tenaga ahli sampai
saat ini. Adapun karya buku yang pernah ditulis pada tahun
2011 yang berjudul Pengantar Akuntansi yang diterbitkan oleh
CV Wahana Karya Grafika dengan ISBN 978-602-8609-21-0. Buku
bunga rampai dengan judul Strategi Pemasaran di Era Digital
2022 yang diterbitkan oleh Penertbit Haura Utama dengan ISBN
978-623-5368-283.

Qomarotun Nurlaila, ST., MT. Lahir di


Kota Sukoharjo pada tanggal 7 Desember
1978. Ia Lulus pada tahun 2014 sehingga
mendapat gelar Magister Teknik Industri
di Universitas Mercu Buana. Saat ini ia
tercatat sebagai dosen tetap di Prodi
Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Riau Kepulauan Batam. Aktif
mengajar dan membimbing mahasiswa
dalam menyusun laporan Kerja Praktek
dan laporan Skripsi. Selain mengajar ia aktif dalam kegiatan
tridarma lainnya diantaranya ialah penelitian dan pengabdian.
Kegiatan penelitian internal dan eksternal pernah dilakukannya.
Penelitian eksternal bekerjasama dengan dosen dari kampus

268 “Manajemen Bisnis”


Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, pada skema
penelitian dosen pemula. Untuk penelitian internal dilakukan
pada perusahaan manufaktur di kawasan industri Kota Batam,
Kepulauan Riau. Sebagai bentuk pengabdian kepada
masyarakat, aktif membimbing mahasiswa dalam kegiatan PKM
(Program Kreativitas Mahasiswa) & KKN (Kuliah Kerja Nyata).

“Manajemen Bisnis” 269


View publication stats

Anda mungkin juga menyukai