Anda di halaman 1dari 1

Tugas 1.

4 : Argumentasi Kritis

Pada tahun 1922 Ki Hajar Dewantara memiliki cita-cita yang sangat mulia, beliau
menghendaki perubahan radikal dalam lapangan pendidikan dan pengajaran. Cita-cita baru tadi
merupakan gabungan kesadaran kultural dan kebangkitan politik Gerakan Transformasi, dimana
Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai tokoh nasionalis yang memperjuangkan bangsa Indonesia,
khususnya dalam bidang pendidikan. Taman Siswa ialah sebuah perguruan. Istilah perguruan ini
sengaja dipakai untuk membedakannya dari kata sekolah yang pada masa itu merupakan pabrik
yang tak berjiwa dimana sekolah yang hanya menghasilkan orang-orang yang pintar tetapi tidak
memiliki karakter sebagai bangsa Indonesia. Perguruan ialah tempat tinggal guru dan juga
tempat guru mendidik murid-muridnya. Dalam perguruan, murid dan murid, murid dan
guru merasa satukeluarga. Hubungan batin antara murid dengan murid, antara guru dengan
murid selalu eratmeskipun murid-murid itu sudah lama meninggalkan perguruan.
Seorang pendidik juga diharapkan mampu mendidik peserta didik dengan memegang
semboyan dari Ki Hajar Dewantara yakni, ing ngarso sung tuladha (dimuka memberi contoh),ing
madya mangun karsa (di tengah membangun cita-cita), tut wuri handayani (mengikuti dan
mendukungnya). Selain itu, beliau mencetuskan lima asas pendidikan yang disebut panca darma
merupakan dasar segala usaha taman siswa baik dalam bentuk pendidikan dan pengajaran
maupun yang berhubungan dengan organisasi ataupun adat istiadat dalam hidup
ketamansiswaan. Terdapat lima syarat mutlak yang terkandung dalam pancadharma yaitu
Kemerdekaan, Kodrat Alam, Kebudayaan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan. Konsep
memerdekaan ini diadaptasi sebagai Kurikulum Merdeka yang memberikan keleluasaan pada
guru untuk mendesain pembelajaran di kelas dengan menyesuaikan kebutuhan peserta didik.
Dapat disimpulkan bahwa perjuangan oleh ki hajar dewantara adalah bentuk investasi
kepada generasi bangsa, dimana beliau ingin bangsa ini memiliki karakternya sendiri yang
sejalandengan nilai positif leluhur dan norma-norma yang berlaku, jika dikaitkan dengan
konteks pendidikan sekarang maka sangat layak dan tepat saat ini menggunakan konsep
pendidikankarakter dalam merdeka belajar, bisa kita amati arus perkembangan zaman yang
dimana budaya jati diri anak bangsa mulai tergerus oleh budaya barat, dan tentu jika dibiarkan
halteersebut akan berakibat menghilangkan ciri atau nilai asli dari bangsa ini, maka dari itu
sudah sangat tepat digunakan era sekarang ini pendidikan karakter.

Daftar rujukan:
Khumairok, D. (2022, Desember 20). Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam
Perkembangan Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekan.

Anda mungkin juga menyukai