Saya akan mempresentasikan sebuah laporan kasus berjudul “ Kasus pertama infeksi
virus zika dalam perjalanan pulang seorang wisatawan kanada. Ditulis oleh Kevin Fonseca
dkk, penulis asal Kanada dan tulisan ini dipublish di The American Society of Tropical
medicine and hygiene tahun 2014.
SLIDE 5 :
Pada pasien ini juga dilakukan analisis serologis IgM dan IgG Dengue menggunakan kit
produk dari Focus Diagnostics (Cypress, CA) sebagaimana dispesifikasi oleh protocol pabrik.
Sejumlah sampel darah diambil pada bulan Februari dan Maret untuk menentukan apakah
orang ini menderita infeksi Dengue akut; sampel ini kemudian menunjukkan serokonversi
dengue.
Tabel 1 menunjukkan ringkasan sampel yang diambill dan pengujian dilakukan terhadap
timbulnya penyakit.
Hasil IgM dengue positif dan darah yang dikumpulkan pada hari ke 10 penyakitnya dianggap
sebagai indikasi infeksi akut, yang konsisten dengan gejala lainnya dan secara kolektif
compatible alias selaras dengan gambaran klinis DBD Akut (Tabel 1).
Namun, darah yang diperoleh pada hari ke 41, tidak menunjukkan serokonversi IgG, dan nilai
IgM untuk sampel serum sebelumnya (diperoleh pada hari ke 10) dan sampel ini cukup mirip
(Tabel 1). Ketidak konsistenan ini mendorong dokter untuk menyelidiki kemungkinan infeksi
flavivirus lain.
SLIDE 6 : HASIL RT-PCR dari Spesimen Darah, Urine, dan Swab nasofaring
Oleh karena ketidak konsistenan hasil IgM IgG tadi, keputusan untuk menggunakan RT-PCR
dilakukan berdasarkan pada onset penyakitnya dan ketersediaan sampel arsip serum dari
periode ini . PCR berbasis gel ini menargetkan wilayah gen protein NS 5 yang
dikonservasikan di banyak spesies genus ini, tetapii memungkinkan perbedaan berikutnya
diantara mereka karena variasi ciri sekuens dalam amplicon.
Hasil RT-PCR ditunjukkan pada gambar 1 untuk sampel darah, urin dan nasofaring.
Spesimen urin dan swab Nasofaring dimasukkan karena ekstrak asam nukleat tersedia dari uji
RT-PCR campak sebelumnya, yang menunjukkan hasil negative. Pita yang signidikan dapat
dilihat pada kisaran 800-800 pasang basa (bp) yang diharapkan untuk flavivirus untuk sampel
yang dikumpulkan pada fase akut penyakitnya. Amplikon dari amsing-masing pita ini
diurutkan dan ditemukan identik antara berbagai jenis specimen, dan sangat homolog dengan
virus Zika garis keturunan / galur Asia.
Hasilnya, pengujian serologi virus Zika dirujuk ke CDC di Colorado, dimana pengujian IgM
menggunakan enzim immunoassay in house dan uji PRNT dilakukan; hasil ini ditunjukkan
pada table 1. Serokonversi virus Zika ditunjukkan oleh enzim immunoassay CDC (dari
samar-samar menjadi positif) dan peningkatan titer PRNT dalam sampel fase akut dan fase
pemulihan, melengkapi temuan molekuler.
Kasus ini memiliki sejumlah fitur menarik, meskipun ini adalah deteksi virus zika pertama
yang dilaporkan di Kanada, dan laporan kedua, deteksi zika di Thailand. Selanjutnya kami
mengisolasi virus dalam kultur dan menentukan urutan genom lengkap.
SLIDE 8: PART DISKUSI
SLIDE 9: Introduction
-Virus zika merupakan virus yang ditularkan oleh antropoda/serangga (arbovirus)
- Anggota dari genus Flavivirus dalam Famili Flaviviridae.
- Virus ini memiliki hubungan filogenetik yang sangat erat dengan arbovirus lainnya seperti
Yellow fever, dengue, Japanese encephalitis virus, dan west nile virus
- Rekor wabah Dengue yang belum pernah terjadi sebelumnya terjadi di Amerika pada
dekade 2000-2010, dengan keempat serotipe yang beredar, dan variabel CFR dari 2%
hingga 5%.
- Meningoensefalitis West Nile terbesar pertama yang pernah tercatat sebelumnya di
Amerika Serikat terjadi pada tahun 2002, dengan CFR berkisar antara 4% sampai
15%.
- SARS 2002-2003, yang disebabkan oleh SARS-CoV, berasal dari Cina, dengan CFR
~ 10%.
- Wabah demam berdarah besar pertama di Afrika Barat (Angola), yang disebabkan
oleh MARV, terjadi pada tahun 2004-2005, dengan CFR 90%.
- Pada 2005-2006, wabah demam Chikungunya melanda Kepulauan Samudera Hindia,
mempengaruhi Pulau Mauritius, dengan CFR ~ 4,5%.
- Influenza A H1N1 2009-2010 berasal dari Meksiko, dengan CFR berkisar antara
2,9% dan 9,1%.
- MERS 2012-2019, yang disebabkan oleh MERS-CoV, berasal dari Arab Saudi,
dengan CFR 34,4%
- 2013-2016 Penyakit virus Ebola Afrika Barat, severe hemoragik fever (DBD Parah),
yang disebabkan oleh strain Zaire, dimulai di Guinea, dengan CFR 75%.
- Penyakit virus Zika pertama kali muncul di Amerika Selatan (Brasil) pada 2015-
2016, dengan perkiraan variabel CFR mikrosefali dari 3,4% menjadi 19,0%.
- Wabah hemoragik yellow fever 2016-2017, yang disebabkan oleh YFV, terjadi di
Brasil, dengan CFR 35%.
- Wabah Lassa hemoragik fever terbesar yang tercatat disebabkan oleh LASV di
Nigeria terjadi pada tahun 2018, dengan CFR sebesar 25,1%.
- Penyakit Coronavirus 2019 yang sedang berlangsung, pneumonia SARS-CoV-2,
terjadi di Cina, dengan CFR 0,1% -15,2%.
3 Aedes aegypti
Ket:
Area dengan wabah Zika (area merah):India
Area dengan transmisi saat ini atau masa lalu tetapi tidak ada wabah Zika (area
ungu): American Samoa, Angola, Anguilla, Antigua and Barbuda, Argentina, Aruba,
Bahamas, Bangladesh, Barbados, Belize, Bolivia, Bonaire, Brazil, British Virgin
Islands, Burkina Faso, Burma, Burundi, Cambodia, Cameroon, Cape Verde, Cayman
Islands, Central African Republic, Colombia, Cook Islands, Costa Rica, Cuba,
Curacao, Dominica, Dominican Republic, Easter Island, Ecuador, El Salvador,
Ethiopia, Federated States of Micronesia, Fiji, France, French Guiana, French
Polynesia, Gabon, Grenada, Guadeloupe, Guatemala, Guinea-Bissau, Guyana, Haiti,
Honduras, Indonesia, Ivory Coast, Jamaica, Kenya, Kiribati, Laos, Malaysia,
Maldives, Marshall Islands, Martinique, Mexico, Montserrat, New Caledonia,
Nicaragua, Nigeria, Palau, Panama, Papua New Guinea, Paraguay, Peru, Philippines,
Puerto Rico, Saba, Saint Barthelemy, Saint Kitts and Nevis, Saint Lucia, Saint Martin,
Saint Vincent and the Grenadines, Samoa, Senegal, Singapore, Sint Eustatius, Sint
Maarten, Solomon Islands, Suriname, Thailand, Tonga, Trinidad and Tobago, Turks
and Caicos, Uganda, United States (Continental US), United States Virgin Islands,
Vanuatu, Venezuela, Vietnam
Area dengan nyamuk tetapi tidak ada kasus Zika yang dilaporkan (daerah
kuning): Australia, Benin, Bhutan, Botswana, Brunei, Chad, China, Christmas Island,
Congo, Democratic Republic of Congo, Djibouti, East Timor, Egypt, Equatorial
Guinea, Eritrea, Georgia, Ghana, Guam, Guinea, Liberia, Madagascar, Madeira
Islands, Malawi, Mali, Mozambique, Namibia, Nauru, Nepal, Niger, Niue, Northern
Mariana Islands, Oman, Pakistan, Russia, Rwanda, Saudi Arabia, Sierra Leone,
Somalia, South Africa, South Sudan, Sri Lanka, Sudan, Taiwan, Tanzania, The
Gambia, Togo, Tokelau, Turkey, Tuvalu, Uruguay, Wallis and Futuna, Yemen,
Zambia, Zimbabwe
Area yang tidak ada nyamuk yang menyebarkan Zika (daerah hijau):
Afghanistan, Albania, Algeria, Andorra, Armenia, Austria, Azerbaijan, Azores,
Bahrain, Belarus, Belgium, Bermuda, Bosnia and Herzegovina, British Indian Ocean
Territory, Bulgaria, Canada, Canary Islands, Chile, Cocos Islands, Comoros, Corsica,
Croatia, Crozet Islands, Cyprus, Czech Republic, Denmark, Estonia, Eswatini,
Falkland Islands, Faroe Islands, Finland, Germany, Gibraltar, Greece, Greenland,
Guernsey, Hong Kong, Hungary, Iceland, Iran, Iraq, Ireland, Isle of Man, Israel, Italy,
Japan, Jersey, Jordan, Kazakhstan, Kerguelen Islands, Kosovo, Kuwait, Kyrgyzstan,
Latvia, Lebanon, Lesotho, Libya, Liechtenstein, Lithuania, Luxembourg, Macau,
Malta, Mauritania, Mauritius, Mayotte, Moldova, Monaco, Mongolia, Montenegro,
Morocco, Netherlands, New Zealand, Norfolk Island, North Korea, North Macedonia,
Norway, Pitcairn Islands, Poland, Portugal, Qatar, Reunion, Romania, Saint Helena,
Saint Paul and New Amsterdam Islands, Saint Pierre and Miquelon, San Marino, São
Tomé and Principe, Serbia, Seychelles, Slovakia, Slovenia, South Georgia and the
South Sandwich Islands, South Korea, Spain, Sweden, Switzerland, Syria, Tajikistan,
Tunisia, Turkmenistan, Ukraine, United Arab Emirates, United Kingdom, Uzbekistan,
Vatican City, Wake Island, Western Sahara.
Tabel: Penyebaran virus Zika dan cara penularan menurut negara, 1947–2015
Menurut penelitian Olson, et al. Survei antibodi arboviral dalam serum manusia dan hewan
di Lombok, Republik Indonesia. Ann Trop Med Parasitol. 1983. Apr;77(2):131–7.
1969–1983 : Virus Zika terdeteksi pada nyamuk. Kasus sporadis manusia terjadi
tetapi tidak ada wabah. Info tambahan : Studi seroprevalensi di Indonesia menunjukkan
paparan populasi yang luas.
Menurut penelitian Kwong, et al. Infeksi virus Zika didapat selama perjalanan singkat ke
Indonesia. Am J Trop Med Hyg. 2013 Sep;89(3):516–7. Dan Perkasa dkk. Isolasi virus Zika
dari pasien demam, Indonesia. Emerg Infect Dis. 2016 Mei;22(5):924–5.
2010–2015 : Kasus sporadis infeksi virus Zika dilaporkan oleh para pelancong yang
kembali ke negara asalnya dari mengunjungi negara ini. Info tambahan: Penularan
virus Zika yang ditularkan nyamuk sedang berlangsung di tempat-tempat yang telah
dikunjungi para pelancong.
SLIDE 13 : Sixteen Zika virus infections reported in humans before the first outbreak
on a Pacific island in 2007
Berikut tabel yang menunjukkan 16 infeksi virus Zika dilaporkan pada manusia sebelum
wabah pertama di pulau Pasifik pada tahun 2007. Salah satunya ditemukan di Indonesia , dari
hasil penelitian Olson et al. Virus Zika, penyebab demam di Jawa Tengah, Indonesia. Trans
R Soc Trop Med Hyg. 1981;75(3):389–93.
Jumlah kasus 10-16 kasus, dimana Kasus terjadi pada tahun 1977 dan 1978; diterbitkan
1981.Tujuh kasus pada pasien rawat inap, laki-laki dan perempuan antara usia 12 dan 32
tahun. Semua kasus mengalami demam; tidak ada yang mengalami ruam.
Virus ini tergolong virus Grup IV berdasarkan klasifikasi Baltimore, dimana komposisi
genom virus ini yaitu positif sense single-stranded RNA, famili Flaviviridae, dgn genus
Flavivirus, Spesies virus zika.
- Juga ditunjukkan bahwa ekspresi Axl dalam glia radial dipertahankan dalam
korteks tikus dan musang yang sedang berkembang, dan dalam organoid serebral
yang diturunkan dari sel punca manusia. Dalam kesepakatan, Axl terbukti memediasi
infeksi produktif sel endotel manusia (Liu et al., 2016).
SLIDE 18: Siklus hidup ZIKV antara nyamuk Aedes dan inang manusia
Patogenesis infeksi ZIKV sebagian besar masih belum diketahui, tetapi kebanyakan
arbovirus diperkirakan bereplikasi di dalam dendrit kulit di tempat inokulasi primer
sebelum menyebar ke kelenjar getah bening regional dan kemudian ke aliran darah
[8].
Virus ini diklaim menghabiskan masa inkubasi intrinsik 4 hingga 5 hari di dalam
inang manusia, menginfeksi vektor lain selama pemberian darah di mana ia
menghabiskan masa inkubasi ekstrinsik 8 hingga 12 hari dan menyebar ke air liur
vektor untuk menginfeksi inang lain.
1. Virus awalnya diserap oleh betina dewasa dari inang/ host yg viremia.
2. Rintangan utama yang dihadapi virus adalah penghalang infeksi usus tengah (Midgut
Infection Barrier), di mana virus menginfeksi sel-sel epitel usus tengah, setelah
mengatasi enzim proteolitik pencernaan, interferensi RNA (RNAi), efek mikrobiota
luminal dan terkadang microbiota internal, pembentukan matriks peritrofik, serta
barrier fisik yang diwakili oleh epitel usus tengah itu sendiri.
3. Virus lalu bereplikasi di sel epitel usus tengah, dikeluarkan dari aspek basolateralnya,
dan melintasi lamina basal ke hemolimfa dalam hemocoel untuk menyebarkan
infeksi.
4. Virus menyebar ke jaringan sekunder seperti lemak tubuh, hemosit, saraf dan otot.
5. Virus menginfeksi sel acinar kelenjar ludah dan sel acinar melepaskan virus ke rongga
apical (SIB)
6. Virus di transmisi ke host lainnya melalui air liur yang disuntikkan nyamuk saat
menghisap darah dari host tsb. (SEB)
2. Gambar ini m/ Mekanisme yang terlibat dalam interaksi sel inang virus Zika.
SLIDE 23: Efek samping dari infeksi ZIKV kongenital dan postnatal.
Kongenital
Paparan ZIKV intrauterin dapat menyebabkan infeksi kongenital yang menyebabkan
mikrosefali janin, di antara efek terkait CZS lainnya. Pada kasus mikrosefali berat,
perkembangan klinis bayi terutama terdiri dari episode kejang berulang, perkembangan
neuropsikomotor yang tertunda, disfagia, gangguan penglihatan, dan hemiplegia spastik
ganda.
Bahkan pada bayi yang belum mengalami mikrosefali, infeksi ZIKV kongenital
dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan lokomotor dan kognitif, hambatan
pertumbuhan pasca kelahiran, keterlambatan adaptif dan motorik halus, serta keterlambatan
Bahasa.
Post natal
Infeksi ZIKV pada anak dapat sembuh sendiri dan biasanya menyebabkan penyakit
ringan dan bahkan tanpa gejala yang mirip dengan infeksi pada orang dewasa. *Kasus langka
Guillain-Barré terkait ZIKV.
Sebuah studi kohort dari 351 anak di bawah usia 18 tahun dengan infeksi ZIKV yang
dikonfirmasi menunjukkan bahwa selain demam, gejala lain yang sering adalah ruam
(79,8%), eritema wajah atau leher (69,2%), kelelahan (66,7%), sakit kepala (63,5). %),
menggigil (60,4%), pruritus (58,7%), dan hiperemia konjungtiva (58,1%) (172).
Sebagian besar studi kasus infeksi ZIKV pediatrik simtomatik telah menunjukkan
penyakit yang biasanya ringan (172-174), mirip dengan yang diamati pada infeksi orang
dewasa. Namun, komplikasi yang terkait dengan infeksi pada bayi baru lahir jarang
dilaporkan (18), serta sindrom Guillain-Barré terkait ZIKV pada remaja (175).
Karena manifestasi klinis infeksi ZIKV akut tidak spesifik, diagnosis definitif bergantung
pada pengujian asam nukleat atau pengujian serologis.
- Tes asam nukleat harus dilakukan pada sampel darah utuh atau serum yang diperoleh
selama hari-hari pertama sakit. Namun, pengujian sampel darah dan urin berpasangan
yang diperoleh dalam waktu 2 minggu setelah timbulnya penyakit direkomendasikan
mengingat durasi RNA ZIKV yang berpotensi berkepanjangan dalam cairan ini.
Meskipun deteksi RNA ZIKV memberikan bukti konklusif dari infeksi, hasil negatif
tidak mengesampingkan diagnosis. Tes asam nukleat positif menunjukkan adanya
RNA ZIKV tetapi tidak selalu menunjukkan adanya virus menular
- Serodiagnosis diperumit oleh hasil positif palsu karena reaktivitas silang pada orang
yang telah terpapar flavivirus lain. Skrining dengan deteksi ZIKV IgM dilakukan pada
sampel serum yang diperoleh 2 sampai 12 minggu setelah timbulnya penyakit.
Konfirmasi hasil IgM yang tidak meyakinkan dan positif memerlukan pengujian lebih
lanjut dengan plaque reduction neutralization test (PRNT), yang hanya dapat
dilakukan di laboratorium rujukan yang sangat khusus dan juga bergantung pada hasil
positif palsu. Oleh karena itu penting ketika menginterpretasikan hasil serologis untuk
mempertimbangkan pajanan flavivirus di masa lalu, termasuk pajanan yang dihasilkan
dari perjalanan di daerah di mana virus tersebut endemik dan dari vaksinasi.
- Diagnosis infeksi ZIKV pada ibu hamil dan bayi menimbulkan beberapa tantangan.
RNA zikv sering terdeteksi sementara pada ibu dan janin yang terinfeksi meskipun
pengamatan viremia berkepanjangan selama kehamilan. ZIKV RNA dapat dideteksi
dalam cairan ketuban, tetapi hasil negatif tidak mengesampingkan diagnosis. Dengan
demikian, amniosentesis tidak direkomendasikan secara rutin dan harus digunakan
terutama untuk menyingkirkan diagnosis lain pada janin dengan temuan prenatal yang
konsisten dengan infeksi ZIKV kongenital. Tujuan diagnostik adalah untuk
menentukan waktu infeksi asimtomatik maupun simtomatik, karena keduanya
menimbulkan risiko penularan vertikal. Namun, serodiagnosis terhambat oleh
persistensi IgM ZIKV hingga 12 minggu setelah timbulnya penyakit dan
ketidakmampuan PRNT untuk membedakan antara infeksi baru dan infeksi
sebelumnya.
- Mengingat keterbatasan diagnosis laboratorium, pemantauan ultrasonografi serial
janin selama kehamilan adalah kuncinya, tetapi efektivitasnya tergantung pada akses
dan keahlian ultrasonografer. Pencitraan resonansi magnetik janin dapat berkontribusi
untuk penilaian. Konfirmasi laboratorium infeksi ZIKV kongenital pada bayi baru
lahir sangat tidak sensitif. Ketika sindrom Zika kongenital dicurigai, penyebab lain
dari anomali janin (penyebab infeksi, seperti TORCHS [toksoplasmosis, rubella,
cytomegalovirus, herpes simpleks, dan sifilis], dan kelainan genetik, toksik, dan
metabolisme) juga harus diselidiki. Di daerah dengan transmisi ZIKV aktif atau masa
lalu, pemantauan ketat pertumbuhan bayi dan tonggak perkembangan sangat penting,
karena sebagian besar bayi mungkin telah terpapar ZIKV di dalam rahim tanpa
dokumentasi paparan pada ibu.
SLIDE 26:Storage
- Untuk pengujian isolasi virusdibekukan sesegera mungkin -≤20oC
- Untuk pengujian antibodi dan RNA NATtetap dingin (2–8 °C) atau beku (-≤ 20
°C).
- Simpan sisa sampel pada suhu -70 °C untuk penyimpanan jangka Panjang.
m/ vaksin yang mengandung partikel virus zika yang telah diinaktivasi dan
dipurifikasi, sehingga virus tidak dapat bereplikasi dan tidak dapat menyebabkan
penyakit pada manusia. Vaksin dibuat dari virus yang telah ditumbuhkan di media
kultur dan kemudian diinaktifkan dengan paparan agen kimia ataupun agek fisik ke
virus yang virulen, seperti formalin atau propiolakton (untuk menghancurkan
inefektivitas sambal mempertahankan imunogenisitas).
Ket:
-Formalin berfungsi menginduksi perubahan ireversibel pada banyak antigen virus
-Propiolakton berfungsi menjaga agar protein tidak rusak dan sebagai agen inaktivasi
yang terhidrolisis sempurna dalam beberapa jam menjadi produk yang tidak toksik
bagi tubuh.
Keuntungan:
- Vaksin sepenuhnya disintesis oleh sintesis kimia dan dapat diperlakukan
sebagai entitas kimia.
- Dengan sintesis peptida fase padat (SPPS) yang lebih maju menggunakan
teknik otomatisasi dan gelombang mikro, produksi peptida menjadi lebih
efisien.
- Vaksin tidak memiliki kontaminasi biologis karena disintesis secara kimia.
- Vaksin larut dalam air dan dapat disimpan stabil dalam kondisi sederhana.
- Peptida dapat dirancang khusus untuk kekhususan. Vaksin peptida tunggal
dapat dirancang untuk memiliki beberapa epitop untuk menghasilkan respons
imun untuk beberapa penyakit.
- Vaksin hanya mengandung rantai peptida pendek, sehingga tidak
menyebabkan reaksi alergi atau auto-imun.
Kekurangan:
- Imunogenisitas yang buruk.
- Tidak stabil dalam sel.
- Kurangnya konformasi asli.
- Hanya efektif untuk populasi terbatas.
Sebaiknya memperhatikan:
- Memilih epitope yang no dominan
- Pertimbangkan epitope yang tidak merangsang hipersensitivitas (IgE)
- Epitop peptide pendekmudah distabilkan utk mempertahankan konformasi
yg tepat.
- Gunakan adjuvant yang terkait dgn epitope utk menginduksi respon imun.