KEPERAWATAN KELUARGA
Dosen Pengampu:
Siti Fatonah,S.Kp.,M.Kes.
Pembimbing Lahan:
Ns. Windayani,S.kep.
Disusun Oleh :
Gustia Mega Nanda
(2314901028)
A. Latar Belakang
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan mengidentifikasian diri mereka sebagai bagian
dari keluarga (Zakaria, 2017). Sedangkan menurut Depkes RI tahun 2000, keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling kebergantungan. Duval dan Logan 1986 (dalam Zakaria, 2017) mengatakan
keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi
yang bertujuan menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
pertumbuhan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarganya.Dari
hasil analisa Walls, 1986 (dalam Zakaria, 2017) keluarga sebagai unit yang perlu
dirawat, boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tetapi berfungsi
sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai suatu keluarga.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang
disatukan oleh ikatan perkawinan, kelahiran, adopsi dan boleh jadi tidak diikat oleh
hubungan darah dan hukum yang tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dengan
keadaan saling ketergantungan dan memiliki kedekatan emosional yang memiliki
tujuan mempertahankan budaya, meingkatkan pertumbuhan fisik, mental, emosional
serta sosial sehingga menganggap diri mereka sebagai suatu keluarga.
Kesanggupan keluarga melaksanakan kesehatan terhadap anggota keluarganya
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas kesehatan
keluarga tersebut adalah mengenal masalah kesehatan,mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang
sakit,mempertahankan suasana rumah yang sehat dan menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat.
Hipertensi atau sering disebut tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang
berhubungan dengan tekanan darah yang dimiliki oleh seseorang. Tekanan darah
seseorang dikatakan normal yaitu 120/80 mmHg, artinya angka 120 menunjukkan
tekanan darah pada pembuluh darah arteri saat jantung berkontraksi (sistole) dan
angka 80 menunjukkan tekanan darah saat jantung berelaksasi (diastolik). Ketika
tekanan darah seseorang telah mencapai 140 mmHg (sistolik) atau lebih dan tekanan
darah (diastolik) mencapai 90 mmHg atau lebih, maka seseorang tersebut bisa di
katakana menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi (Ridwan, 2019). Kondisi ini
dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa
sekaligus meningkatkan risiko terjadinya peningkatan kadar asam urat, stroke, bahkan
kematian.
2. Etiologi/Faktor Resiko
Memang faktor risiko untuk alami hipertensi berbanding lurus dengan usia.
Seseorang yang memiliki usia lebih tua memiliki kemungkinan lebih besar untuk
alami hipertensi. Beberapa faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan
terjadinya hipertensi adalah:
1) Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama
2) Memiliki usia di atas 65 tahun
3) Sering mengonsumsi makanan tinggi garam berlebihan
4) Banyak mengonsumsi minuman beralkohol
5) Jenis kelamin, pria lebih banyak mengidap darah tinggi akibat faktor hormon
6) Alami kelebihan berat badan atau obesitas
7) Kurang mengonsumsi buah dan sayuran
8) Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga
9) Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung
kafein
10) Stres, tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah untuk
sementara
11) Merokok
4. Patofisiologi
Wati (2019) menyimpulkan bahwa peningkatan tekanan darah diarteri
merupakan produknya dari resistensinya diperifer dan dicurah jantungnya.
Dipeningkatan denyut jantungnya disebabkan oleh kondisi yang dapat
meningkatkannya, divolume sekuncupnya, atau keduanya. Diresistensi perifernya
jugadapat ditingkatkan oleh berbagai faktor yang dapat meningkatkan
diviskositas darahnya dan mengurangi ukuran dilumen pembuluh darahnya,
terutama diperubahan arteriolnya. Teori – teori yang bisa menjabarkan terjadinya
hipertensi seperti:
a. Pada dinding dipenyangga pembuluh arteriolnya dapat menyebabkan
peningkatan resistensinya dipembuluh darah perifernya.
b. Bertambahnya dinada simpatiknya. Ini tidak normal dandisebabkan oleh
sistem divasomotor sentralnya. Peningkatanketegangan ini juga dapat
mengakibatkan peningkatannya diresistensi pembuluh darah perifernya.
c. Peningkatan divolume darahnya yang disebabkan oleh fungsi diginjal yang
tidak teratur atau abnormal.
d. Peningkatan dipenebalan dinding arteriolnya disebabkan oleh faktor
genetiknya yang dapat menyebabkan peningkatan diresistensi pembuluh
darah perifernya.
e. Pemenuhan direnin yang tidak normal, yang mengarah pada pembentukan
diangiotensi, dapat mempersempit diarteri dan meningkatkan divolume
darahnya. Penyakit hipertensi jika terjadi dalam waktu yang cukup lama
maka beban kerja dari jantung akan meningkat yang mengakibatkan
meningkatnya resistensi diinjeksi ventrikel kirinya. Disaat kontraksi
kekuatannya terjadi peningkatan itu, ventrikel dibagian kiri akan jadi
hipertrofi sehingga keperluan jantung terhadap oksigen dankerja pada beban
jantung pun akan menjadi meningkat pula. Suatu keadaan terjadinya
pelebaran dan kegagalan di jantung dapat terjadi karena adanya hipertropik
yang tidak lagi bisa dipertahankannya kondisi curah jantungnya yang
memadai. Penyakit tekanan darah tinggi ini akan merangsang terjadinya
proses aterosklerosis diarteri koronernya, sehingga jantung menjadi
gangguan karena darah menjadi terganggu alirannya turun keotot jantung.
Hal inimengakibatkan angina pectoris atau infark miokard yang selanjutnya
keadaan hipertensi ini juga bisa menyebabkan rusaknya dipembuluh darah
sehingga banyak organ-organ yang terkait seperti kegagalan diginjal, terjadi
stroke, aneurisme juga adanya diseksi aortanya.
5. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang
berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri,
serta ginjal. Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup
penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya
kematian pada penderita akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab
kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan
tekanan darah pada 19 organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya
autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II, stress oksidatif, down regulation,
dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan
sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ
target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi
transforming growth factor-β (TGF-β). Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan
kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan
organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
1) Jantung
a. Hipertrofi ventrikel kiri
b. Angina atau infark miokardium
c. Gagal jantung
2) Otak - stroke atau transient ishemic attack
3) Penyakit ginjal kronis
4) Penyakit arteri perifer
5) Retinopati
1. Pengkajian
Pada pengkajian asuhan keperawatan keluarga dimana kajian ini adalah dasar
untuk memikirkan apa yang bisa diberikan untuk asuhan kepada klien agar
kebutuhannya terpenuhi dimana dipengkajian ini harus lengkap serta sistematis
sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan yang hal inibertujuan untuk
dirumuskannya suatu diagnosis agar dalam pelaksanaannya menjadi sesuai
dengan kebutuhan yang diinginkan kliennya. Data-data yang dikaji tersebut
meliputi:
1) Data Umum
Nama Keluarga (KK) :
Umur :
Alamat :
Komposisi Keluarga :
Genogram :
Tipe Keluarga :
Suku :
Agama :
Status Sosek Keluarga :
Aktivitas Rekreasi :
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini dan tugas perkembangannya
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti dan sebelumnya
3) Lingkungan
Mengkaji lingkungan rumah meliputi karakteristik rumah, mobilitas geografi
keluarga, perkumpulan dan interaksi dengan masyarakat.
4) Struktur keluarga
Melakukan pengkajian mengenai pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan
keluarga, struktur peran, nilai dan norma budaya.
5) Fungsi Keluarga
Terdapat fungsi keluarga yang dapat dikaji yaitu fungsi afekif, fungsi
ekonomi, fungsi sosialisasi, fungsi reproduks dan fungsi perawatan keluarga.
Pada fungsi perawatan keluarga terdapat lima tugas kesehatan keluarga yang
harus dikaji.
6) Stres dan Koping Keluarga
Melakukan pengkajian mengenai stres yang dialami jangka panjang dan
pendek, kemampuan keluarga berespon terhadap masalah dan strategi apa
yang digunakan.
7) Harapan Keluarga
Berisi mengenai keinginan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dialami
oleh keluarga.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap
masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur
keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping keluarga, baik yang bersifat aktual,
resiko, maupun potensial.
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita Hipertensi
menurut SDKI tahun 2017 yaitu:
2. Keluarga 2.1 keluarga 2.1 keluarga dapat 1. kaji kemampuan 1. Untuk mengetahui
mampu mampu menjelaskan 2 keluarga mengabil tingkat kemempuan
mengambil menjelaskan dari 4 akibat/ keputusan tentang keluarga mengambil
keputusan akibat/dampak dampak Hipertensi. keputusan tentang
yang tepat lanjut/komlikasi lanjut/komplikasi Hipertensi.
mengenai yang terjadi apabila Hipertensi
Hipertensi apabila tidak ditangani 2. jelaskan akibat / 2. Agar keluarga
Hipertensi tidak dengan tepat. dampak lanjut memehami
di tangani /komplikasi yang akibat/dampak lanjut/
dengan tepat. terjadi bila komplikasi yang
Hipertensi tidak terjadi bila Hipertensi
ditangani dengan tidak ditangani.
tepat.
3. Keluarga 3.1 Keluarga 3.1 keluarga dapat 1. kaji kemampuan 1. Untuk mengetahui
mampu mampu menyebutkan 3 keluarga merawat tingkat kemempuan
merawat menyebutkan dari 6 cara keluarga yang keluarga merawat
anggota cara pencegahan sakit. keluarga yang sakit.
keluarga pengcegahan Hipertensi.
yang sakit Hipertensi. 2. jelaskan cara 2. Agar keluarga
pencegahan memehami cara
3.2 Keluarga 3.2 keluarga dapat Hipertensi. pencegahan
mampu menyebutkan 3 Hipertensi.
menyebutkan dari 5 cara
cara mengatasi mengatasi 3. jelaskan bagaimana 3. Agar keluarga
Hipertensi. Hipertensi. cara mengatasi memahami cara
Hipertensi. mengatasi Hipertensi.
1. Untuk mengetahui
4. Keluarga 4.1keluarga mampu 4.1 keluarga dapat 1. kaji kemampuan tingkat kemampuan
mampu memodifikasi menyebutkan 2 keluarga keluarga
memodifika lingkungan fisik, dari 4 lingkungan memodifikasi memodifikasi
si emosi, sosoal dan fisik, emosi, lingkungan yang lingkungan yang
lingkungan spiritual. social dan aman. aman.
yang aman, spiritual
2. jelaskan bagimana 2. Agar keluarga
memodifikasi memahami cara
lingkungan fisik. memodifikasi fisik.
2. Keluarga 2.1 keluarga 2.1 keluarga dapat 1. kaji kemampuan 1. Untuk mengetahui
mampu mampu menjelaskan keluarga mengabil tingkat kemempuan
mengambil menjelaskan dampak keputusan masalah keluarga
keputusan akibat/dampak lanjut/komplikasi nyeri kepala pada mengambil
yang tepat lanjut/komlikasi apabila nyeri Hipertensi. keputusan masalah
mengenai yang terjadi kepala pada nyeri kepala pada
pada nyeri apabila nyeri Hipertensi tidak Hipertensi.
kepala kepala pada ditangani
Hipertensi Hipertensi tidak dengan tepat. 2. jelaskan akibat / 2. Agar keluarga
di tangani dampak lanjut memehami
dengan tepat. /komplikasi yang akibat/dampak
terjadi bila byeri lanjut/ komplikasi
kepala pada yang terjadi bila
Hipertensi tidak nyeri kepala pada
ditangani dengan Hipertensi tidak
tepat. ditangani.
3. Beri kesempatan 3. Agar keluarga lebih
keluarga untuk memahami dalam
bertanya bila ada mengambil keputusan
yang belum yang tepat mengenai
dimengerti. masalah nyeri kepala
pada Hipertensi.
Aspiani Yuli Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jilid 2. Jakarta: CV
TRANS INFO MEDIA.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia dan Indikator
Diagnostik Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI